(aljah darma saputri) serangga hama komoditas pangan pada gudang penyimpanan di kotamobagu

43
SERANGGA HAMA KOMODITAS PANGAN PADA GUDANG PENYIMPANAN DI KOTAMOBAGU Oleh : ALJAH DARMA SAPUTRI 071012001 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2011

Upload: bio07unsrat

Post on 29-Jul-2015

915 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

SERANGGA HAMA KOMODITAS PANGAN PADA GUDANG PENYIMPANAN DI KOTAMOBAGU

Oleh :

ALJAH DARMA SAPUTRI

071012001

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 2: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

SERANGGA HAMA KOMODITAS PANGAN PADA GUDANG PENYIMPANAN DI KOTAMOBAGU

ALJAH DARMA SAPUTRI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada

Program Studi Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 3: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

Judul : Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang

Penyimpanan di Kotamobagu

Nama : Aljah Darma Saputri

NIM : 071012001

Program Studi : Biologi

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof.Dr. Sartje Rondonuwu-Lumanauw, M.Sc Ketua

Dr. Roni Koneri, M.Si Anggota 1

Ketua Program Studi

Ir. Feky Mantiri, Ph.D NIP. 19670201 199203 1 003

Dr. Trina Tallei, M.Si Anggota 2

Dekan F-MIPA UNSRAT

Prof.dr.Edwin de Queljoe,M.Sc.,Sp.And NIP. 19510612 198103 1 006

Page 4: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

RINGKASAN

ALJAH DARMA SAPUTRI. 071012001. Serangga Hama Komoditas Pangan Pada

Gudang Penyimpanan di Kotamobagu. Di bawah bimbingan Prof. Sartje

Rondonuwu-Lumanauw, M.Sc (Ketua), Dr. Roni Koneri, M.Si (Anggota I), dan Dr.

Trina Tallei, M.Si (Anggota II).

Serangga memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Serangga tersebut ada

yang bersifat menguntungkan dan ada yang merugikan (hama). Serangan hama

merupakan salah satu masalah dalam sistem produksi pertanian. Masalah hama tidak

saja terjadi pada saat tanaman masih di lapangan, tetapi juga pada tahapan

pascapanen. Hama pascapanen terutama menyerang di tempat atau gudang

penyimpanan, sehingga hama ini lebih umum dikenal sebagai hama gudang.

Gudang-gudang penyimpanan di toko yang ada di Kotamobagu pun mulai terkena

hama serangga gudang. Hasil panen yang dipasok di toko komoditas pangan tidaklah

luput dari hama gudang yang terdapat di karung-karung penyimpanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangga hama pada komoditas pangan di

gudang penyimpanan di Kotamobagu. Lokasi penelitian ini pada empat lokasi

gudang penyimpanan di toko yang ada di Kotamobagu. Selama penelitian ditemukan

empat spesies serangga gudang, yaitu Sitophilus oryzae, Callosobruchus analis,

Callosobruchus chinensis dan Sitophilus zeamays.

Hasil analisis data didapatkan bahwa, semakin besar kadar air dari komoditas

simpanan serta faktor lingkungan gudang berupa suhu, keadaan sekitar gudang yang

mendukung maka akan semakin meningkat pertumbuhan populasi serangga gudang.

Semakin banyak populasi serangga gudang maka akan semakin besar tingkat

kerusakan komoditas pangan yang disimpan.

Page 5: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kawangkoan pada tanggal 30 Juni 1990 sebagai anak

pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Pirngadi dan Femmy Kuhu. Tahun 2001

penulis lulus dari SDN 2 Tungoi dan melanjutkan ke SMP Negeri 4 Kotamobagu.

Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kotamobagu dan diterima di

Universitas Sam Ratulangi sebagai mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam pada Jurusan Biologi lewat jalur Tumou Tou (T2).

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis juga turut serta dalam kegiatan

organisasi. Pada tahun 2009-2011 penulis menjadi pengurus Himaju Biologi serta

pada tahun yang sama pula oleh kepercayaan Bapa penulis termasuk salah satu

pengurus dalam Biro Kerohanian Kristen Mahasiswa FMIPA UNSRAT.

Page 6: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

v

KATA PENGANTAR

Segala puji hormat serta syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, karena Dia yang

memberikan kekuatan, hikmat dan pengetahuan serta telah menyertai penulis

sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan judul

“Serangga Hama Komoditas Pangan pada Gudang Penyimpanan di Kotamobagu”.

Banyak tantangan dan pergumulan yang dihadapi penulis saat melakukan

penelitian maupun dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat dorongan

dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, membuat penulis dapat melewati

dan menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat

dan kasih penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, didi dan

ina yang selalu memberikan motivasi, arahan dan doa. Penulis pun

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu.

Prof. Sartje Rondonuwu-Lumanauw, M.Sc sebagai Ketua Pembimbing,

Bapak Dr. Roni Koneri, M.Si sebagai pembimbing kedua dan

Ibu Dr. Trina Tallei, M.Si sebagai pembimbing ketiga yang telah banyak

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih juga untuk:

1. Bapak Prof. Dr. Edwin De Queljoe, M.Sc., Sp.And, sebagai Dekan

FMIPA UNSRAT.

2. Dr. Saroyo, M.Si, Ir. Lalu Wahyudi, M.Si dan Drs. Marnix Langoy, M.Si

sebagai dosen penguji yang telah memberikan informasi, saran dan koreksi

selama penelitian dan penulisan skripsi.

Page 7: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

vi

3. Ir. Feky Mantiri, Ph.D sebagai Ketua Jurusan Biologi serta Febby Kandou,

M.Kes sebagai Sekretaris Jurusan Biologi yang sangat membantu dalam

pengurusan kelengkapan administrasi, serta seluruh staf dosen dan

pegawai jurusan Biologi

4. Sahabat-sahabat terbaikku Biologi angkatan 2007: Joice Hape, Dimitra

Suruan, Wa Ode Hasnawati, Lisa Pantilu, Eka Julianti, Fitriyanti

Monoarfa, Maria Ballo, Billy Rompis, Akbar Embo, Ridwan Nurdin dan

juga kak April (2006), kak Ija (2006), kak Ana (2006) serta kak Erni

(2005) yang senasib seperjuangan dalam sama-sama menyelesaikan studi.

Terima kasih buat persahabatan, dukungan doa, semangat, kritikan dan

kebersamaan yang telah diberikan.

5. Teman-teman pengurus BKK (Natha, Eun, Wiwik, Gybert, Stany, Arter,

Juwi, Ika, Cheryl, Tika, Yuni, Lindsay, Meyke, Novi, Sepry, Brenda),

kakak kelompok kecil kak Nancy, adik-adik kelompok kecilku (Lifie,

Fanny dan Sally) serta kakak-kakak motivator yang telah membantu dalam

doa, saran, informasi dan semangat.

6. Teman-teman KKNT angkatan 89 Posko Seretan Timu: April, Chan,

Rahmat, Dedy, Dedot, Angki, Clau, Edys, Angel, Fitri dan Ana.

7. Buat teman-teman kost: Vity, Amel, Dede, kak Ade, Kak Sur, Ichi, Lidya,

Rima. Terima kasih atas semua yang kalian berikan semangat serta doa.

8. Buat pemilik toko yang sudah memperkenankan untuk mengadakan

penelitian.

Page 8: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gudang dan Kehidupan Hama Gudang........................................................................... 4

2.2 Morfologi dan Klasifikasi Serangga Hama Pascapanen ................................................ 5

2.3 Ekologi Serangga Hama Gudang ................................................................................... 7

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Serangga Hama Gudang .................................................... 7

2.5 Kerusakan dan Kerugian Akibat Hama Gudang ............................................................. 8

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................................ 10

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 10

3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................................................... 10

3.3.1 Pengambilan Sampel ............................................................................................... 11

3.3.2 Pengamatan ............................................................................................................ 11

3.4 Analsis Data ................................................................................................................... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................................... 12

4.2 Jenis dan Jumlah Serangga Hama Gudang .................................................................... 13

4.3 Lama Penyimpanan dan Kadar Air Komoditas Pangan .................................................. 15

Page 9: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

viii

4.4 Klasifikasi dan Deskripsi Serangga Hama Gudang ....................................................... 17

4.5 Usaha-usaha Pemberantasan Serangga Gudang ............................................................. 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 24

5.2 Saran ............................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 25

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 28

Page 10: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Morfologi Eksternal Serangga Gudang ............................................................................ 5

2. Siklus Hidup Serangga Gudang ........................................................................................ 5

3. Sitophilus oryzae ............................................................................................................... 17

4. Larva Sitophilus oryzae .................................................................................................... 18

5. Callosobruchus analis ....................................................................................................... 19

6. Callosobruchus chinensis. ................................................................................................ 20

7. Sitophilus zeamays ............................................................................................................ 21

8. Larva Sitophilus zeamays .................................................................................................. 21

Page 11: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

x

DAFTAR TABEL

1. Data Serangga Hama Di Lokasi Penelitian ...................................................................... 13

2. Jumlah Sampel Serangga Gudang yang Ditemukan ......................................................... 14

3. Lama Penyimpanan dan Kadar air Bahan Komoditi Pangan di Gudang .......................... 16

Page 12: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Kadar Air Dari Masing-masing Komoditas ................................................. 28

2. Foto-foto Penelitian ........................................................................................................... 30

Page 13: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Serangga tersebut ada

yang bersifat menguntungkan dan ada yang merugikan (hama). Serangga yang

bermanfaat bagi manusia diantaranya sebagai penghasil madu, penggembur tanah,

menghasilkan sutera, penghasil shellac (lak) dan masih banyak lagi lainnya,

sedangkan serangga yang bersifat merugikan, merusak kayu-kayuan, pakaian,

tanaman dan salah satunya merusak bahan-bahan simpanan (Ruslan, 2007).

Serangan hama merupakan salah satu masalah dalam sistem produksi pertanian.

Masalah hama tidak saja terjadi pada saat tanaman masih di lapangan, tetapi juga

pada tahapan pascapanen. Kehilangan hasil pada tahapan pascapanen sebenarnya

dapat disebabkan oleh banyak faktor, tetapi serangan hama adalah faktor yang

utama. Hama pascapanen terutama menyerang di tempat atau gudang

penyimpanan, sehingga hama ini lebih umum dikenal sebagai hama gudang

(Pracaya, 1995).

Kotamobagu merupakan salah satu Kotamadya dari Kabupaten Bolaang

Mongondow. Bolaang Mongondow Raya merupakan daerah sentra hasil-hasil

pangan dari beberapa daerah di bagian Sulawesi Utara, di antaranya pemasok

beras, kedelai, jagung, kopra, kacang tanah, kacang hijau dan masih banyak lagi

hasil pertanian yang lain. Hasil-hasil pertanian dari berbagai wilayah yang ada di

Bolaang Mongondow Raya dipasok di toko-toko yang ada di Kotamobagu dan

Page 14: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

2

kemudian dijual kembali untuk keperluan masyarakat setempat di antaranya

merupakan bahan makanan pokok (Anonim, 2011a).

Gudang-gudang penyimpanan di toko yang ada di Kotamobagu pun mulai terkena

hama serangga gudang. Hasil panen yang dipasok di toko komoditas pangan

tidaklah luput dari hama gudang yang terdapat di karung-karung penyimpanan.

Hal ini disebabkan karena serangga gudang sangat menyukai tempat-tempat

penyimpanan dalam berkembang biak (Anonim, 2011b). Serangga gudang

mempunyai kontribusi yang besar terhadap kerusakan bahan makanan baik

kerusakan fisik maupun kehilangan kandungan zat makanan akibat aktivitasnya

(Rees, 1996).

Serangan hama gudang dapat menimbulkan berbagai macam susut (loss) pada

komoditas. Susut berat/jumlah terjadi kalau serangga menggunakan komoditas

tersebut sebagai makanannya. Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang

berlainan dengan hama-hama yang menyerang di lapangan, hal ini sangat

berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya

memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang ini

hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas (Anonim, 2011c).

Pada saat ini informasi mengenai identifikasi hama gudang di toko yang ada di

Kotamobagu belum ada, padahal informasi tersebut sangatlah penting, karena

hama gudang merugikan para pedagang yang ada secara ekonomi dan penurunan

kualitas komoditas pangan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

Page 15: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

3

mengenai identifikasi serangga gudang di toko tempat penjualan komoditas

pangan yang ada di Kotamobagu, agar dapat memberikan informasi mengenai

spesies-spesies hama gudang.

1.2 Rumusan Masalah

Jenis-jenis serangga hama apa saja yang terdapat di toko gudang penyimpanan

komoditas pangan (jagung, beras, kacang hijau dan kedelai) wilayah Kotamobagu

dan kadar air dari masing-masing komoditas tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi jenis serangga hama yang ada di gudang penyimpanan toko

komoditas pangan (jagung, beras, kacang hijau, dan kedelai) wilayah Kotamobagu

dan menghitung kadar air dari masing-masing komoditas.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai jenis-jenis serangga hama pada gudang

penyimpanan toko komoditas pangan di Kotamobagu, serta upaya penanganan

serangga hama gudang.

Page 16: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gudang dan Kehidupan Hama Gudang

Hama tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen saja melainkan juga

produk hasil pertanian yang disimpan (Jumar, 2000). Pengertian gudang tidak

hanya terbatas pada wujud suatu bangunan, melainkan meliputi setiap tempat

penyimpanan yang dapat digunakan untuk menyimpan produk-produk pertanian

yang biasanya tertutup rapat (Natawigena, 1990).

Menurut Syarief dan Halid (1993), gudang pada umumnya terbagi atas gudang

terbuka dan gudang tertutup. Pada gudang terbuka biasanya ditempatkan bahan-

bahan komoditas yang baru dipanen sebelum dilakukan proses pemilihan atau

sebelum dijual kepada para pedagang dan konsumen. Gudang tertutup adalah

suatu tempat tertutup yang keadaan didalamnya lebih terpelihara, bahan-bahan

yang disimpan ditempat ini biasanya yang telah disortir dan memperoleh

pengolahan-pengolahan, seperti pengeringan, pembersihan dari berbagai kotoran

dan biasanya ditempatkan dalam tempat-tempat yang khusus (bakul, karung,

kaleng dan sebagainya) (Harahap, 2010).

2.2 Morfologi dan Klasifikasi Serangga Hama Pascapanen

Serangga hama gudang terdiri dari caput, antena, toraks, abdomen, tungkai depan,

tungkai tengah dan tungkai belakang (Gambar 1). Tubuhnya tertutup kulit luar,

dan pada serangga dewasa mempunyai 3 pasang kaki serta mengalami perubahan

bentuk (metamorfosis) (Mochamad et al., 2009).

Page 17: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

5

Gambar 1. Morfologi eksternal serangga gudang

(Http://www.infovisual.info/02/064 en.html)

Siklus hidup serangga gudang melalui beberapa tahapan perubahan bentuk

(Gambar 2). Proses perubahan bentuk pada serangga gudang yaitu dengan

metamorfosis sempurna, melalui tahapan: telur, larva, pupa dan imago

(Natawigena, 1990).

Telur

Imago Larva

Pupa

Gambar 2. Siklus hidup sempurna serangga gudang

(Http://www.infovisual.info/02/064 en.html)

Caput

Toraks

Antena

Abdomen

Tungkai Depan

Tungkai Tengah

Tungkai Belakang

Page 18: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

6

Menurut Wilbur dalam Kartasapoetra (1991) klasifikasi hama pascapanen Ordo

Coleoptera dan Ordo Lepidoptera adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera, Lepidoptera

Family : Tenebrionidae, Curculionidae, Claridae, Silvanidae, Cucujidae,

Bruchidae, Cryptophagidae (Coleoptera), Oecophoridae,

Phycitidae, Gelechiidae (Lepidoptera)

Beberapa contoh spesies yang termasuk dalam Ordo Coleoptera, Family

Tenebrionidae : Tribolium audax, Tribolium castaneum, Tribolium confusum,

Tribolium destructor, Tribolium madens. Family Curculionidae dengan

spesies : Sitophilus oryzae, Sitophilus zeamais. Family Claridae dengan

spesies : Necrobia rufipes. Family Silvanidae dengan spesies : Ahasverus advena,

Oryzaephilus mercator, Oryzaephilus surinamensis. Family Cucujidae dengan

spesies : Cryptolestes ferrugineus, Cryptolestes pusillus, Cryptolestes turcicus.

Family Bruchidae dengan spesies : Acanthoscelides obtectus, Bruchus pisorum,

Bruchus rufimanus, Callosobruchus maculates. Family Cryptophagidae dengan

spesies : Cryptophagus acutangulus (Kartasapoetra, 1991).

Beberapa contoh spesies Ordo Lepidoptera dengan family Oecophoridae:

Hofmannophila pseudospretella. Family Phycitidae dengan spesies: Plodia

Page 19: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

7

interpunctella. Family Gelechiidae dengan spesies: Sitotroga cerealella

(Kartasapoetra, 1991).

2.3 Ekologi Serangga Hama Gudang

Hama gudang dapat ditemukan secara meluas di daerah tropik dan subtropik.

Suhu lingkungan, kelembaban, ketersediaan makanan, kebersihan dan keteraturan

lingkungan penyimpanan merupakan beberapa faktor pemicu keberadaan hama

gudang (Schowalter, 1996). Masa perkembangan, ketahanan hidup dan produksi

telur serangga hama pascapanen tergantung pada kesesuaian lingkungan dan

makanan. Laju populasi serangga dapat meningkat sebagai hasil dari masa

perkembangan yang singkat, ketahanan hidup yang meningkat atau produksi telur

yang lebih banyak. Suhu lingkungan dan kelembaban bahan pangan simpanan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi masa perkembangan hama gudang.

(Ruslan, 2007).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Serangan Serangga Hama Gudang

Kejadian dan perkembangan serangan serangga tergantung pada beberapa faktor

seperti ketersediaan makanan, suhu, air, udara, dan kondisi bahan pangan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi sebagian besar spesies serangga

adalah suhu, kelembaban relatif dan kadar air bahan pangan. Kandungan nutrisi

dan sifat fisik bahan pakan turut serta menentukan tingkat serangan oleh serangga.

Kandungan air yang tinggi (di atas 16%) menyebabkan bahan pakan menjadi

mudah diserang oleh serangga gudang (Natawigena, 1990).

Page 20: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

8

Serangga yang menyerang bahan pakan mempunyai suhu optimum dimana

populasi dapat berkembang dengan cepat. Sebagian besar spesies serangga hama

tropis mempunyai suhu optimum sekitar 250C. Kelembaban mempengaruhi laju

peningkatan populasi serangga. Kadar air bahan pakan berhubungan erat dengan

kelembaban. Kadar air yang rendah dengan kelembaban yang rendah memberikan

proteksi terhadap serangan serangga (Ruslan, 2007).

2.5 Kerusakan dan Kerugian Akibat Hama Gudang

Menurut Tjahjadi (2002), semakin bertambah waktu penyimpanan komoditi

pangan maka akan semakin besar pula tingkat kerusakan bahan simpanan, karena

mengalami perubahan suhu dan kelembaban yang memungkinkan hama gudang

melakukan pengrusakan. Pada prinsipnya kerusakan komoditas dalam

penyimpanan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu bahan yang disimpan,

gudang tempat penyimpanan dan lingkungan sekitar gudang. Peningkatan

populasi hama gudang yang tidak disertai dengan pengendalian hama oleh

manusia, maka akan mengakibatkan komoditas pangan akan semakin menurun

(Desmukh, 1992).

Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh hama gudang yang menyerang

komoditas simpanan ditentukan oleh kapasitas kemampuan reproduksinya. Hal ini

memungkinkan bahwa infestasi serangan yang ringan dalam beberapa periode

dapat menimbulkan kerusakan yang hebat pada gudang penyimpanan. Kerusakan

yang ditimbulkan oleh hama gudang berupa kerusakan fisik yang terjadi akibat

kontaminasi bahan komoditi pangan oleh kotoran dan bau kotoran. Hama

Page 21: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

9

gudang memakan dan merusak struktur fisik bahan komoditas pangan, seperti

berlubang dan hancur (Syarief dan Halid, 1993).

Kerugian yang terjadi akibat hama gudang berupa pengurangan berat komoditas,

pengurangan kandungan nutrisi dari komoditas, dan penurunan harga pasar. Hal

inilah yang sering kali dikeluhkan oleh para pedagang karena penghasilan mereka

menurun seiring dengan banyaknya hama gudang yang ditemukan dalam

komoditas pangan (Anonim, 2011c).

Page 22: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

10

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2011. Tempat penelitian

yaitu, gudang penyimpanan toko komoditas bahan pangan yang terdapat di

Kotamobagu dan kemudian sampel serangga diidentifikasi di Laboratorium

Konservasi, Jurusan Biologi UNSRAT.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama penelitian yaitu: botol film, alat tulis menulis, kertas

label, plastik sampel, pinset, mikroskop stereo merk Olympus, kamera digital

(10 mega pixel), oven, cawan petri, timbangan analitik (merk Adam), termometer

ruangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alkohol 70 %.

3.3 Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu dilihat kondisi gudang

yang ada, cara penyimpanan serta kondisi waktu pengambilan sampel. Penelitian

menggunakan metode survey dan metode purposive random sampling, pada

pengambilan sampel disesuaikan dengan kebutuhan dan melihat tempat atau

wadah pengambilan sampel di gudang penyimpanan toko komoditas pangan

(berupa beras, jagung, kacang hijau, dan kedelai) di Kotamobagu.

Page 23: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

11

3.3.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada 4 gudang di toko yang ada di Kotamobagu.

Sampel serangga diambil pada bagian paling bawah komoditas pangan (beras,

jagung, kacang hijau, dan kedelai) sebanyak satu liter, kemudian sampel serangga

dikoleksi dan dimasukkan ke dalam botol film yang telah diisi alkohol sebelum

diidentifikasi di Laboratorium Konservasi.

3.3.2 Pengamatan

Sampel serangga yang dikoleksi dibawa ke Laboratorium Konservasi Jurusan

Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado untuk diidentifikasi.

Identifikasi sampel menggunakan buku identifikasi Pengenalan Pelajaran

Serangga edisi keenam (Borror et al.,1997), Hama Hasil Tanaman dalam Gudang

(Kartasapoetra, 1991). Sampel komoditas pangan diambil untuk mengetahui kadar

air dari masing-masing komoditas di 4 gudang yang didapatkan dengan

melakukan proses pengeringan dalam oven ± 144 jam (6 hari) dengan suhu 800 C

sampai berat akhir konstan.

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dan kuantitatif dengan menghitung

kadar air dari masing-masing komoditas sebanyak 50 gr dengan menggunakan

rumus (Kartasapoetra, 1991) sebagai berikut:

�1 − �2

�1�100% = %

Keterangan :

V1 = berat awal

V2 = berat akhir

Page 24: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel yaitu 4 gudang pada toko di Kotamobagu. Titik

pengambilan sampel pertama yaitu di gudang toko A, pengambilan sampel

dilakukan pada siang hari dengan keadaan cuaca yang berawan/tidak sedang hujan

serta suhu ruangan 260C. Kondisi ruangan dari gudang tersebut yaitu intensitas

cahaya matahari yang masuk dalam ruangan baik, sedangkan cara peletakan hasil-

hasil komoditas pangan (kacang hijau, kedelai, beras dan jagung) dengan

menggunakan pengalas seperti papan. Ukuran dari gudang penyimpanan ± 192 m3

dengan kontruksi bangunan terbuat dari beton.

Titik pengambilan sampel yang kedua yaitu gudang toko B, pengambilan sampel

sama dilakukan pada siang hari dengan keadaan cuaca yang tidak sedang hujan

dengan suhu ruangan 250C. Kondisi ruangan tempat penyimpanan yaitu

dindingnya terbuat dari beton dengan ukuran gudang ± 300 m3, terjadi sirkulasi

udara karena adanya ventilasi dalam ruangan tersebut dengan intensitas cahaya

matahari yang masuk dalam ruangan baik serta cara penyimpanan hasil komoditas

pangan tidak dibiarkan begitu saja diatas lantai melainkan dengan menggunakan

pengalas berupa papan.

Titik pengambilan sampel ketiga, di gudang toko C dilakukan pada siang hari

dengan keadaan cuaca yang sama yaitu sedang tidak hujan dengan suhu ruangan

250C. Kondisi ruangan terbuat dari beton dengan ukuran gudang ± 360 m3 dengan

Page 25: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

13

intensitas cahaya dalam ruangan sangat baik serta cara penyimpanan dengan

menggunakan pengalas berupa tripleks.

Titik pengambilan sampel terakhir di gudang toko D, dan dilakukan pada siang

hari dengan keadaan cuaca yang sama dengan pengambilan sampel di tiga lokasi

yaitu tidak hujan dengan suhu ruangan yaitu 250C. Ukuran gudang di toko D

± 224 m3, intensitas cahaya yang kurang serta cara peletakan hasil komoditas

tanpa menggunakan pengalas yang berupa papan.

4.2 Jenis dan Jumlah Serangga Hama Gudang

Hasil penelitian pada Tabel 1 yaitu, ditemukan serangga hama gudang yang terdiri

dari satu ordo yaitu Coleoptera, dengan dua family: Curculionidae dan Bruchidae,

dua genus: Sitophilus dan Callosobruchus, serta empat spesies: Sitophilus oryzae

terdapat pada beras, Sitophilus zeamays pada jagung, Callosobruchus analis pada

kedelai dan Callosobruchus chinensis pada kacang hijau.

Tabel 1. Data serangga hama gudang yang ditemukan di lokasi penelitian

No. Ordo Family Genus Spesies

1 Coleoptera Curculionidae Sitophilus S. oryzae

2 Coleoptera Curculionidae Sitophilus S. zeamays

3 Coleoptera Bruchidae Callosobruchus C. analis

4 Coleoptera Bruchidae Callosobruchus C. chinensis

Dilihat dari jenis dan jumlah serangga gudang yang ditemukan di gudang

penyimpanan pada toko yang ada di Kotamobagu (Tabel 2), menunjukkan telah

Page 26: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

14

terjadi kontaminasi serangga hama gudang pada komoditas pangan (beras, jagung,

kedelai dan kacang hijau).

Tabel 2. Jumlah sampel serangga gudang yang ditemukan di masing-masing took

No. Gudang Komoditas

Pangan Spesies

Jumlah

Individu/liter

Jumlah

Larva

1. Toko A

Beras S. oryzae 12 3

Kedelai C. analis 10 -

Jagung S. zeamays 15 2

Kacang Hijau C. chinensis 8 -

Total individu 45 ekor/liter

2. Toko B

Beras S. oryzae 19 2

Kedelai C. analis 10 -

Jagung S. zeamays 10 2

Kacang Hijau C. chinensis 7 -

Total individu 46 ekor/liter

3. Toko C

Beras S. oryzae 6 -

Kedelai C. analis 22 -

Jagung S. zeamays 11 -

Kacang Hijau C. chinensis 5 -

Total individu 44 ekor/liter

4. Toko D

Beras S. oryzae 9 -

Kedelai C. analis 26 -

Jagung S. zeamays 15 -

Kacang Hijau C. chinensis 7 -

Total individu 57 ekor/liter

Gudang toko D banyak terdapat serangga gudang, hal ini disebabkan karena

keadaan gudang dari toko D sangat tidak memadai. Pada lokasi ini intensitas

Page 27: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

15

cahaya matahari yang masuk sangat kurang serta bahan komoditas diletakkan

begitu saja dengan tidak menggunakan pengalas yang berupa papan atau tripleks

sehingga mengakibatkan kondisi karung menjadi lembab.

Spesies yang ditemukan dalam penelitian tersebut disebabkan karena pengaruh

dari lingkungan sekitar gudang serta siklus hidup dari serangga gudang yang

berkembang biak pada suhu seperti pada gudang yang ada di masing-masing toko,

seperti S. oryzae dan S. zeamays dapat berkembang biak pada suhu 26-270C

sedangkan C. analis dan C. chinensis berkembang biak pada suhu ruangan

25-260C, karena serangga gudang membutuhkan kisaran suhu optimum untuk

perkembangannya (Rimbing dan Memah, 2002). Hidayat (2006) menyatakan

bahwa, pada kondisi yang menguntungkan yaitu tersedianya makanan dan faktor

lingkungan yang mendukung, populasi serangga hama gudang akan segera

meningkat dengan cepat.

4.3 Lama Penyimpanan dan Kadar Air Komoditas Pangan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan analisis data yang didapatkan

(Tabel 3), dari kadar air di masing-masing komoditas pangan pada gudang, yang

terdapat di beberapa toko di Kotamobagu, pada gudang toko C dan toko D di

komoditas kedelai memiliki kadar air yang tinggi yakni 16,9% sehingga,

mengakibatkan pertumbuhan populasi spesies serangga gudang Callosobruchus

analis meningkat. Hal ini dikarenakan bahan komoditas pangan tidak mengalami

proses pengeringan yang baik, dan hal ini pun dinyatakan oleh Lahue (1959)

Page 28: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

16

bahwa, perkembangan populasi serangga gudang akan berlangsung cepat jika

kadar air bahan simpan ± 12%.

Tabel 3. Lama penyimpanan dan kadar air komoditas pangan

No. Gudang Komoditas

Pangan Waktu Penyimpanan Kadar Air

1. Toko A

Beras ± 3 bulan 9,92%

Kedelai ± 3 bulan 11,52%

Jagung ± 3 bulan 14,72 %

Kacang Hijau ± 1,5 bulan 12,86%

2. Toko B

Beras ± 3 bulan 10,72%

Kedelai ± 3 bulan 12,24%

Jagung ± 3 bulan 14,6%

Kacang Hijau ± 1 bulan 12,8%

3. Toko C

Beras ± 2 bulan 9,66%

Kedelai ± 2,5 bulan 16,94%

Jagung ± 2,5 bulan 13,22%

Kacang Hijau ± 1,5 bulan 10,6%

4. Toko D

Beras ± 2 bulan 10,9%

Kedelai ± 2,6 bulan 16,9%

Jagung ± 2 bulan 12,3%

Kacang Hijau ± 1,5 bulan 11,24%

Seiring peningkatan waktu penyimpanan, maka aktivitas serangga di dalam bahan

simpan juga akan semakin besar, karena bila komoditas pangan disimpan dalam

jangka waktu yang relatif lama maka populasi serangga gudang akan semakin

bertambah (Tandiabang, 2008). Hal ini akan mempengaruhi perubahan kadar air

di dalam dalam bahan simpan. Kadar air biji berkorelasi positif dengan ketahanan

hidup. Kadar air meningkat, kondisi lingkungan makin baik untuk serangga

Page 29: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

sehingga ketahanan hidupnya pun meningkat.

masing komoditas sangat besar maka semakin besar pula kemampuan serangga

hama gudang untuk dapat hidup dan berkembang biak

4.4 Klasifikasi dan deskripsi serangga hama gudang yang diperoleh dari

lokasi penelitian

1. Sitophilus oryzae

S. oryzae merupakan serangga pascapanen yang termasuk dalam ordo Coleoptera.

Tubuh S. oryzae berwarna coklat sampai coklat gelap, berukuran ± 4 mm.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop terdapat antena,

terdapat tonjolan berbentuk moncong pada bagian depan caput, abdomen, tungkai

depan, tungkai tengah dan tungkai belakang.

S. zeamays, pada jagung ukurannya lebih besar dibandingkan dengan pada beras

(Sunjaya dan Widayanti, 2006).

Menurut Linnaeus

klasifikasi Sitophilus oryzae

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Curculionidae

Genus : Sitophilus

Species : S. oryzae

sehingga ketahanan hidupnya pun meningkat. Apabila kadar air dari masing

masing komoditas sangat besar maka semakin besar pula kemampuan serangga

hama gudang untuk dapat hidup dan berkembang biak (Hidayat, 2006).

Klasifikasi dan deskripsi serangga hama gudang yang diperoleh dari

lokasi penelitian

hilus oryzae

merupakan serangga pascapanen yang termasuk dalam ordo Coleoptera.

berwarna coklat sampai coklat gelap, berukuran ± 4 mm.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop terdapat antena,

terdapat tonjolan berbentuk moncong pada bagian depan caput, abdomen, tungkai

depan, tungkai tengah dan tungkai belakang. S. oryzae berbeda dengan

, pada jagung ukurannya lebih besar dibandingkan dengan pada beras

(Sunjaya dan Widayanti, 2006).

Menurut Linnaeus dalam Kartasapoetra (1991) dan Borror

Sitophilus oryzae (Gambar 3) adalah sebagai berikut :

: Animalia

: Arthropoda

: Insecta

: Coleoptera

: Curculionidae

Sitophilus

S. oryzae

a Gambar 3. Sitophilus oryzae

a). Sumber: http://www.google.co.id/imgresb). Foto hasil penelitian

17

ar air dari masing-

masing komoditas sangat besar maka semakin besar pula kemampuan serangga

(Hidayat, 2006).

Klasifikasi dan deskripsi serangga hama gudang yang diperoleh dari

merupakan serangga pascapanen yang termasuk dalam ordo Coleoptera.

berwarna coklat sampai coklat gelap, berukuran ± 4 mm.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop terdapat antena,

terdapat tonjolan berbentuk moncong pada bagian depan caput, abdomen, tungkai

berbeda dengan

, pada jagung ukurannya lebih besar dibandingkan dengan pada beras

Borror et al., (1996)

b

Sitophilus oryzae. http://www.google.co.id/imgres Foto hasil penelitian

Page 30: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

Pada saat pengambilan sampel ditemukan lima larva

beras yang disimpan dalam kurun waktu tiga bulan. Pada Gudang A sebanyak tiga

ekor dan gudang B dua ekor. Larva

dengan panjang ukuran ± 13 mm dengan perbesaran 40x.

Gambar 4. Larva

S. oryzae berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah

menjadi hitam. Panjang tubuh

mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300

Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu

(Naynienay, 2008). Imago dapat bertahan hidup 4

(Rimbing dan Memah, 2002)

2. Callosobruchus analis

C. analis berwarna merah kecoklatan, memiliki bintik

pada bagian abdomennya. Siklus hidup

bertelur hingga 150 butir (Kalhsoven, 1981).

Pada saat pengambilan sampel ditemukan lima larva S. oryzae yang ditemukan di

beras yang disimpan dalam kurun waktu tiga bulan. Pada Gudang A sebanyak tiga

ekor dan gudang B dua ekor. Larva S. oryzae berwarna putih dan berkerut

dengan panjang ukuran ± 13 mm dengan perbesaran 40x.

Gambar 4. Larva S. oryzae (perbesaran 40x)

berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah

menjadi hitam. Panjang tubuh S. oryzae ± 3,5-5 mm. S. oryzae

5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300

Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu

(Naynienay, 2008). Imago dapat bertahan hidup 4-5 bulan di daerah tropis

g dan Memah, 2002)

Callosobruchus analis

berwarna merah kecoklatan, memiliki bintik-bintik putih kekuningan

pada bagian abdomennya. Siklus hidup C. analis ± 30-35 hari. Imago betina dapat

bertelur hingga 150 butir (Kalhsoven, 1981).

18

yang ditemukan di

beras yang disimpan dalam kurun waktu tiga bulan. Pada Gudang A sebanyak tiga

berwarna putih dan berkerut-kerut

berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah

S. oryzae betina dapat

5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir.

Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu

5 bulan di daerah tropis

bintik putih kekuningan

35 hari. Imago betina dapat

Page 31: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

Menurut Linnaeus dalam

(Gambar 5) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Bruchidae

Genus : Callosobruchus

Species : C. analis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop

bentuk tubuh lonjong, berwarna merah kecoklatan. Elytra tidak menutupi bagian

ujung abdomen dan berwarna coklat tua. Abdomen yang tidak ditutupi oleh elytra

berwarna coklat kehitaman dengan bintik putih kekuningan yang lebih luas,

ukuran sampel yang ditemukan ± 4 mm, dengan perbesaran 40x.

3. Callosobruchus chinensis

C. chinensis mempunyai moncong yang pendek. Bentuk tubuh

telur dengan bagian kepalanya yang agak runcing. Tubuh kumbang berwarna

cokelat kekuningan (oranye). Tubuh berukuran panjang 2

betina dapat menghasilkan telur sebanyak 150 butir (Rioardi,2009).

Berdasarkan pengamatan

memiliki ciri morfologi yaitu antena, caput, abdomen, tungkai tengah, tungkai

dalam Kartasapoetra (1991), klasifikasi Callosobruchus analis

(Gambar 5) adalah sebagai berikut :

: Animalia

: Arthropoda

: Insecta

: Coleoptera

Bruchidae

Callosobruchus

C. analis

Gambar 5. Callosobruchus analis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop C. analis

bentuk tubuh lonjong, berwarna merah kecoklatan. Elytra tidak menutupi bagian

ujung abdomen dan berwarna coklat tua. Abdomen yang tidak ditutupi oleh elytra

berwarna coklat kehitaman dengan bintik putih kekuningan yang lebih luas,

ang ditemukan ± 4 mm, dengan perbesaran 40x.

Callosobruchus chinensis

mempunyai moncong yang pendek. Bentuk tubuh C. chinensis

telur dengan bagian kepalanya yang agak runcing. Tubuh kumbang berwarna

cokelat kekuningan (oranye). Tubuh berukuran panjang 2-2,5 mm.

betina dapat menghasilkan telur sebanyak 150 butir (Rioardi,2009).

Berdasarkan pengamatan, Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis

memiliki ciri morfologi yaitu antena, caput, abdomen, tungkai tengah, tungkai

19

Callosobruchus analis

Callosobruchus analis (perbesaran 40x)

C. analis memiliki

bentuk tubuh lonjong, berwarna merah kecoklatan. Elytra tidak menutupi bagian

ujung abdomen dan berwarna coklat tua. Abdomen yang tidak ditutupi oleh elytra

berwarna coklat kehitaman dengan bintik putih kekuningan yang lebih luas,

C. chinensis bulat

telur dengan bagian kepalanya yang agak runcing. Tubuh kumbang berwarna

2,5 mm. C. chinensis

betina dapat menghasilkan telur sebanyak 150 butir (Rioardi,2009).

Callosobruchus chinensis)

memiliki ciri morfologi yaitu antena, caput, abdomen, tungkai tengah, tungkai

Page 32: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

depan dan tungkai belakang. Kumbang

lonjong, dengan ukuran tubuh yang didapatkan dalam sampel penelit

dan bagian tubuhnya berwarna coklat dan memiliki sayap coklat kekuning

kuningan.

Menurut Linnaeus

chinensis (Gambar 6) adalah sebagai berikut

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Bruchidae

Genus : Callosobruchus

Species : C. chinensis

4. Sitophilus zeamays

Bagian morfologi yang tampak secara umum adalah caput, toraks, dan abdomen.

Panjang tubuh S. zeamays

kecil dan panjang, mempunyai antena, terdapat bercak kuning agak kemerah

merahan pada bagian sayap. Pada saat pengambilan sampel ditemukan larva di

gudang toko A dan toko B sebanyak dua ekor di masing

larvanya putih dan tidak berkaki dengan ukuran 8 mm.

depan dan tungkai belakang. Kumbang C. chinensis memiliki tubuh berbentuk

lonjong, dengan ukuran tubuh yang didapatkan dalam sampel penelit

dan bagian tubuhnya berwarna coklat dan memiliki sayap coklat kekuning

Menurut Linnaeus dalam Kartasapoetra (1991), klasifikasi

ambar 6) adalah sebagai berikut:

: Animalia

: Arthropoda

: Insecta

: Coleoptera

: Bruchidae

Callosobruchus

C. chinensis

a Gambar 5. Callosobruchus chinensis

a). Sumber: http://www.google.co.id/imgresb). Sumber: Foto hasil penelitian

Sitophilus zeamays

Bagian morfologi yang tampak secara umum adalah caput, toraks, dan abdomen.

S. zeamays yang ditemukan ± 5 mm, berwarna coklat, moncong

kecil dan panjang, mempunyai antena, terdapat bercak kuning agak kemerah

merahan pada bagian sayap. Pada saat pengambilan sampel ditemukan larva di

gudang toko A dan toko B sebanyak dua ekor di masing-masing gudang, bentuk

rvanya putih dan tidak berkaki dengan ukuran 8 mm.

20

memiliki tubuh berbentuk

lonjong, dengan ukuran tubuh yang didapatkan dalam sampel penelitian ± 3 mm

dan bagian tubuhnya berwarna coklat dan memiliki sayap coklat kekuning-

, klasifikasi Callosobruchus

b

Callosobruchus chinensis http://www.google.co.id/imgres

b). Sumber: Foto hasil penelitian

Bagian morfologi yang tampak secara umum adalah caput, toraks, dan abdomen.

5 mm, berwarna coklat, moncong

kecil dan panjang, mempunyai antena, terdapat bercak kuning agak kemerah-

merahan pada bagian sayap. Pada saat pengambilan sampel ditemukan larva di

masing gudang, bentuk

Page 33: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

Menurut Motschulsky

(Gambar 6) adalah sebagai berikut

Kingdom : Animal

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Curculionidae

Genus : Sitophilus

Species : S. zeamays

Pada bagian caput S. zeamays

butiran jagung. Larva

muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat ber

kuning agak kemerah

kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh

tergantung dari tempat hidup larvanya . Menurut Kalshoven (1981), telur yang

Motschulsky dalam Kartasapoetra (1991), klasifikasi Sitophilus zeamays

ambar 6) adalah sebagai berikut:

: Animalia

: Arthropoda

: Insecta

: Coleoptera

: Curculionidae

Sitophilus

S. zeamays

a Gambar 6. Sitophilus zeamays

a). Sumber: http://www.google.co.id/imgresb). Foto hasil penelitian

Gambar 7. Larva S. zeamays

S. zeamays terdapat moncong yang berfungsi untuk menggerek

butiran jagung. Larva S. zeamays berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang

muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat ber

kuning agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan

kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh S. zeamays sekitar 3,5

tergantung dari tempat hidup larvanya . Menurut Kalshoven (1981), telur yang

21

Sitophilus zeamays

b

Sitophilus zeamays http://www.google.co.id/imgres

b). Foto hasil penelitian

terdapat moncong yang berfungsi untuk menggerek

berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang

muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak

merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan

sekitar 3,5-5 mm,

tergantung dari tempat hidup larvanya . Menurut Kalshoven (1981), telur yang

Page 34: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

22

dihasilkan dapat mencapai 575 butir, jumlah telur disebabkan oleh faktor

makanannya.

4.5 Usaha-usaha Pemberantasan Hama

Dari hasil penelitian yang dilakukan di gudang yang ada di Kotamobagu, rata-rata

para pemilik toko mulai mengeluhkan dengan keadaan serangga gudang yang ada,

yang mengakibatkan komoditas yang di simpan mulai mengalami penurunan

secara kualitas dan kuantitas.

Tingkat kerusakan yang di alami pada komoditas simpanan, terutama di toko D

sangat besar, yang mengakibatkan butir-butir komoditas yang diserang oleh

serangga gudang menjadi berlubang-lubang, sehingga menyebabkan

berkurangnya bobot komoditas. Hal ini dikarenakan, komoditas yang dibeli dari

para penjual langsung di simpan dalam gudang yang di isi dalam karung

penyimpanan, dan karena tidak adanya alat pengeringan dan lahan untuk

menjemur kembali komoditas tersebut, sehingga mengakibatkan kadar air dari

komoditas ada yang semakin tinggi.

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan dengan para

pemilik toko dalam cara penyimpanan komoditas pangan di gudang, tidak

digunakan cara penanggulangan serangga gudang secara kimiawi (fumigasi),

karena menurut mereka biaya yang diperlukan akan lebih besar dan nantinya juga

akan berdampak pada bahan komoditas yang disimpan yang akan dibeli oleh para

konsumen. Upaya yang dilakukan oleh para pemilik toko dalam penanggulangan

Page 35: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

23

serangga gudang adalah dengan melakukan proses pembersihan gudang yang rata-

rata di masing-masing gudang dilakukan dua bulan satu kali.

Salah satu cara yang digunakan adalah dengan membersihkan semua tempat

penyimpanan komoditas pangan (Tandiabang, 2008). Selain itu, cara alternatif

yang dapat digunakan antara lain yaitu dengan proses pengeringan komoditas

pangan (jagung, beras, kacang hijau dan kedelai) agar terjadi penurunan kadar air

pada biji komoditas pangan tersebut serta cara penyimpanan komoditas yang

sebaiknya harus menggunakan pengalas berupa papan atau tripleks agar supaya

karung-karung yang digunakan sebagai wadah penyimpanan tidak menjadi

lembab (Syarief dan Halid, 1993).

Menurut Desmukh (1992), definisi pengendalian terpadu adalah suatu sistem

pengelolaan populasi hama dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan

tujuan mengurangi populasi hama, dan mempertahankannya pada suatu tingkat

yang tidak dapat menyebabkan kerugian ekonomi atau melakukan usaha, sehingga

populasi hama tidak menyebabkan tingkat kerugian tersebut.

Page 36: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

24

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa :

1. Serangga-serangga hama pascapanen yang ditemukan pada 4 lokasi

gudang pada toko komoditas pangan yang ada di Kotamobagu yaitu dari

ordo Coleoptera dengan dua Famili yaitu Curculionidae dan Bruchidae,

dua genus Sitophilus dan Callosobruchus serta empat spesies yaitu

Sitophilus oryzae, Callosobruchus analis, Callosobruchus chinensis dan

Sitophilus zeamays.

2. Kadar air dan kondisi gudang sangat menentukan terhadap pertumbuhan

populasi serangga hama pascapanen.

3. Kadar air yang tertinggi terdapat pada komoditas kedelai di gudang toko C

dan toko D yaitu 16,9% sehingga populasi dari C.analis semakin

meningkat.

5.2 Saran

Dengan melihat kondisi dan cara penyimpanan bahan komoditas (beras, jagung,

kacang hijau dan kedelai) pada gudang di toko yang ada di Kotamobagu maka

perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai cara untuk menanggulangi

pertumbuhan populasi serangga hama pascapanen.

Page 37: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2011. Insecta. http:///serangga/Insecta.htm. Diakses pada tanggal 2

Februari 2011

Anonim b. 2011. Laboratorium Pascapanen Hortikulturan.

http://staf.unud.ac.id/madeut a/wp-content/uploads/2011/03/laboratorium-

pascapanen-hortikultura.pdf. Diakses pada tanggal 14 Maret 2011.

Anonim c. 2011. Penyimpanan Pasca Panen. http://staf.unud.ac.id/madeut a/ wp-

content/uploads/2011/03/laboratorium-pascapanen-hortikultura.pdf.

Diakses pada tanggal 14 Maret 2011

Anonim d. 2011. http://www.google.co.id/imgres. Diakses pada tanggal 6 Juli

2011

Borror, D.J.,C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran

Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta.

Harahap, L.H., 2010. Mengenal Lingkungan dan Perkembangan Hama Pasca

Panen. Balai Besar Karantina Pertanian, Belawan.

Hidayat, P. 2006. Sampling dan monitoring serangga pada gudang

penyimpanan. Pengendalian Hama Gudang di Tempat Penyimpanan

Bahan Pangan, Pakan, dan Tembakau. Pusat Kajian Pengendalian Hama

Terpadu Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB.

Page 38: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

26

Imdad, H.P dan A.A. Nawangsih, 1995. Menyimpan Bahan Pangan. Penerbit

Penebar Swadaya, Jakarta.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Bina Aksara.

Jakarta.

Kalshoven. L.G. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. P.T Ichtiar Baru-Van

Hoeve. Jakarta

Lauhe, D.W. 1959. Insect damage to Southern Cornin Storage as Affected by

Initial Field Infestation. New York.

Mochamad; Tarwotjo dan Rahadian. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Natawigena, H. 1990. Entomologi Pertanian. Orba Shakti. Bandung.

Pracaya. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rees, D. P. 1996. Coleoptera. Dalam Subramanyam Management of insects

in stored product. New York - Basel -Hongkong.

Rimbing, J. dan V.V. Memah, 2002. Morfologi dan Klasifikasi Hama Gudang.

Fakultas Pertanian Unsrat, Manado. Makalah Disajikan Pada Pelatihan

Teknologi Pengendalian Hama Gudang. Kerjasama ECFED Texas A&M

Univ. System Dengan UNSRAT Manado, tanggal 2-5 April 2002.

Ruslan, H. 2007. Entomologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.

Page 39: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

27

Schowalter, T. 1996. Insect Ecology: An Ecosystem Approch. Academic

Press, New York.

Sunjaya dan Widayanti. 2006. Pengenalan Serangga Hama Gudang.

KLH,UNIDO, SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Syarief, R. dan Halid, H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. PT. Arcan,

Bogor, kerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB,

Bogor.

Tandiabang. 2008. Pengelolaan Hama Pascapanen. LIPI. Jakarta.

Tjahjadi N. 2002. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanusius. Yogyakarta.

Page 40: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

28

Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air dari masing-masing komoditi

Kadar air = ��

��100%

Gudang toko A

a). Komoditi Jagung

Dik : V1 = 50gr

V2 = 42,64gr

Peny : ����–��,����

�����100%

= 14,72%

b). Komoditi Beras

Dik : V1 = 50gr

V2 = 45,04gr

Peny : ����–��,����

�����100%

= 9,92%

c). Komoditi Kedelai

Dik : V1 = 50gr

V2 = 44,24gr

Peny : 50��–44,24��

50���100%

= 11,52%

d). Komoditi Kacang Hijau

Dik : V1 = 50gr

V2 = 43,57gr

Peny : 50��–43,57��

50���100%

= 12,86%

Gudang Toko B

a). Komoditi Jagung

Dik : V1 = 50gr

V2 = 42,70gr

Peny : 50��–42,70��

50���100%

= 14,6%

b). Komoditi Beras

Dik : V1 = 50gr

V2 = 44,64gr

Peny : 50��–44,64��

50���100%

= 10,72%

c). Komoditi Kedelai

Dik : V1 = 50gr

V2 = 43,88gr

Peny : 50��–43,88��

50���100%

= 12,24%

d). Komoditi Kacang Hijau

Dik : V1 = 50gr

V2 = 43,60gr

Peny : 50��–43,60��

50���100%

= 12,8%

Page 41: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

29

Lanjutan Lampiran 1

Gudang Toko C

a). Komoditi Jagung

Dik : V1 = 50gr

V2 = 43,39gr

Peny : �������,����

�����100%

= 13,22%

b). Komoditi Beras

Dik : V1 = 50gr

V2 = 45,17gr

Peny : �������,����

�����100%

= 9,66%

c). Komoditi Kedelai

Dik : V1 = 50gr

V2 = 41,53gr

Peny : �������,����

�����100%

= 16,94%

d). Komoditi Kacang Hijau

Dik : V1 = 50gr

V2 = 44,70gr

Peny : �������,����

�����100%

= 10,6%

Gudang Toko D

a). Komoditi Jagung

Dik : V1 = 50gr

V2 = 43,85gr

Peny : �������,����

�����100%

= 12,3%

b). Komoditi Beras

Dik : V1 = 50gr

V2 = 44,55gr

Peny : �������,����

�����100%

= 10,9%

c). Komoditi Kedelai

Dik : V1 = 50gr

V2 = 41,55gr

Peny : �������,����

�����100%

= 16,9%

d). Komoditi Kacang Hijau

Dik : V1 = 50gr

V2 = 44,38gr

Peny : �������,����

�����100%

= 11,24%

Page 42: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

30

Lampiran 2. Foto-foto Penelitian

Lokasi Gudang A

Lokasi Gudang B

Lokasi Gudang C

Lokasi Gudang D

Page 43: (Aljah Darma Saputri) Serangga Hama Komoditas Pangan Pada Gudang Penyimpanan Di Kotamobagu

31

Lanjutan Lampiran 2

Pengamatan di laboratorium

Koleksi sampel penelitian