04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
KINERJA KUAT LENTUR PADA BALOK BETON DENGAN PENGEKANGAN JARING- JARING NYLON
DAN EXPANDED METAL
Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1)
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata
Oleh:
ANDRI LELONO IDA BAGUS W.D NIM: 07.12.0038 NIM : 04.12.0032
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG 2009
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon danExpanded Metal Daftar isi
Andri lelono 07.12.0019 Ida Bagus W.D 04.12.0032 viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR ASISTENSI ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Keutamaan Penelitian ............................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.5 Pembatasan Masalah ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 4
2.2 Serat Nylon ............................................................................... 5
2.3 Landasan Teori .......................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................. 18
3.2 Rancangan Benda Uji ................................................................ 19
3.3 Jalannya Penelitian .................................................................... 26
3.4 Rancangan Pengaturan Tata Letak Pengujian .......................... 31
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon danExpanded Metal Daftar isi
Andri lelono 07.12.0019 Ida Bagus W.D 04.12.0032 viii
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian ......................................................................... 34
4.2 Analisa dan Pembahasan ........................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 56
5.2 Saran ........................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
GAMBAR DOKUMEN
LAMPIRAN
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini pembangunan maju dengan pesat.
Beberapa tahun terakhir ini Indonesia sering dilanda gempa bumi. Hampir
semua bangunan sekarang ini menggunakan beton sebagai bahan konstruksi,
tetapi bila gempa yang cukup besar terjadi, beton yang menopang bangunan-
bangunan tersebut akan mengalami kerusakan. Apabila sudah mengalami
kerusakan, beton akan sulit untuk diperbaiki.
Beton sangat banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Luasnya
pemakaian beton ini disebabkan antara lain karena beton terbuat dari bahan-
bahan yang umumnya mudah dibentuk, awet, bebas perawatan. Selain itu
beton juga mempunyai beberapa kelemahan salah satunya ialah beton rentan
terhadap gempa, apabila telah terjadi kerusakan maka kemungkinan besar
beton akan dihancurkan.
Beban luar yang bekerja pada beton, seperti beban mati, beban hidup
dan gempa. mengakibatkan adanya suatu reaksi untuk melawan beban
tersebut. Reaksi-reaksi tersebut berupa tegangan tekan, tegangan lentur,
tegangan retak, modulus elastisitas dan lain-lain. Tegangan tersebut bila
dilewati, maka elemen struktur akan mengalami kehancuran. Salah satu upaya
untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pengekangan pada massa beton
(Park dan Paulay, 1975; Susilorini, 1999).
Pengujian bahan beton di laboratorium memberikan keterangan
mengenai ketahanan suatu bahan atau perubahan bentuk yang terjadi akibat
gaya-gaya yang diberikan. Pada beton, perubahan bentuk yang terjadi akibat
beban luar sangat dipengaruhi oleh kuat tekannya. Oleh sebab itu, tolok ukur
yang umum dari suatu beton adalah kuat tekan dan kuat lenturnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kuat tekan maupun kuat lentur beton adalah
ukuran aggregat halus (pasir), semen, ukuran aggregat kasar (kerikil).
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 2
Aggregat kasar (kerikil) merupakan hal yang paling berpengaruh dalam kuat
tekan maupun kuat lentur dari beton tersebut.
Penelitian terdahulu tentang pengekangan balok dengan jala nylon
telah dilakukan oleh Setyanegara dan Aditya Sagita (2008) dengan
pengekangan balok beton tanpa tulangan (system pembungkusan “wrapping”)
dan pemodelan Komputer dengan Visual Basic oleh Adhi TY dan Nugraha
(2008). Untuk mengetahui pengaruh cara pengekangan yang lain dengan jala
nylon maupun jala dengan material lain, maka diperlukan suatu penelitian
lanjutan.
Tugas Akhir ini dilakukan untuk mengetahui perilaku pengekangan
dengan jaring nylon berdiameter 1,1 mm dan metal pada balok beton tanpa
tulangan dan beton dengan tulangan yang menerima beban lentur. Alasan
menggunakan nylon berdiameter 1,1 mm, karena nylon memiliki tegangan
tarik yng cukup kuat. Sedangkan alasan menggunakan expanded metal karena
bahan ini sudah diaplikasikan untuk pembangunan konstruksi gedung di kota-
kota besar di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Pemasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini berkaitan dengan
pengekangan beton dengan jaring-jaring nylon dan expanded metal yaitu:
1. Bagaimana kinerja balok beton bertulang dengan pengekangan jaring
nylon dan expanded metal yang mengalami lentur.
2. Bagaimana kapasitas tegangan lentur balok beton bertulang dengan
pengekangan jaring nylon dan expanded metal.
3. Bagaimana kinerja balok beton dengan pengekangan expanded metal
dibandingkan dengan balok beton dengan pengekangan jala nylon
(Setyanegara dan Aditya S, 2008).
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 3
1.3 Keutamaan penelitian
Penelitian ini mengimplementasikan pengekangan dengan jaring nylon dan
expanded metal dan cara pengekangan di luar balok dan di luar tulangan,
penelitian ini tidak sama oleh peneliti lain.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kinerja balok beton bertulang dengan menggunakan pengekangan jaring
nylon dan expanded metal yang mengalami lentur.
2. Kinerja balok beton tanpa tulangan dengan pengekang jaring expanded
metal dibanding dengan jaring nylon (Setyanegara dan Aditya S,2008).
3. Kapasitas kuat lentur balok beton tanpa tulangan dan balok beton
bertulang pengekangan jaring nylon dan expanded metal.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini diterapkan beberapa batasan:
1. Campuran beton dianggap homogen
2. Campuran pertama dan kedua dianggap sama pada mixing machine.
3. Standar campuran yang dipakai berdasarkan metode perhitungan SK-
SNI-15-1990-03.
4. Jaring nylon yang digunakan adalah bermerk Golden fish dan berdiameter
1,1 mm. Jaring nylon tersebut berupa anyaman yang berbentuk persegi
dengan ukuran 5cm × 5cm di masing-masing kotaknya.
5. Expanded Metal yang digunakan berupa anyaman yang berukuran 10mm
x 21mm dengan spesifikasi jenis T 0510, bahan steel dan berdiameter 1
mm .
6. Menganalisa uji kuat tekan, uji kuat lentur dan pola retak balok uji.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang balok beton bertulang yang diberi pengekangan telah
banyak dilakukan, antara lain oleh Susilorini (1999). Susilorini melakukan
penelitian yang mengamati perilaku daktilitas kurvatur pada balok beton mutu
tinggi yang terkekang. Dari penelitian Base dan Read (1965) (dalam Susilorini
1999), Pengekangan dengan tulangan transversal dapat meningkatkan
karakteristik tegangan-regangan beton pada regangan tinggi. Hasil tes yang telah
dilakukan ini menunjukkan bahwa pengekangan dengan penulangan transversal
secara kualitif memberi keuntungan dalam hal daktilitas elemen beton bertulang.
Karena bila daerah tekan pada elemen dikekang dengan tulangan tranversal yang
rapat seperti sengkang (hoops), pengikat (ties), atau spiral, daktilitas beton
bertulang akan ditingkatkan secara cepat dan akan terjadi kinerja (performance)
yang lebih daktail pada beban ultimit.
Penelitian pengaruh pengekangan pada perilaku beton sudah ada yang
dilakukan oleh Setyanegara dan Aditya Sagita (2008) pada kolom dan balok
beton tanpa tulangan dengan sistem pembungkusan. Walaupun demikian belum
ada penelitian yang mengamati perilaku balok beton normal yang dikekang
dengan menggunakan jaring-jaring nylon dan metal yang dikekang di dalam dan
di luar beton. Pengekangan pada balok telah dilakukan pada balok beton normal
oleh Ziarra dkk (1995), namun belum dilakukan dengan menggunakan jaring-
jaring nylon dan metal. Penelitian pengekangan pada balok beton juga pernah
dilakukan oleh Susilorini (1999), tetapi penelitian yang telah dilakukan adalah
untuk menguji daktilitas kurvatur pada balok beton bertulang. Penelitian ini
menggunakan beton dengan mutu tinggi.
Penelitian terdahulu dari Setyanegara dan Aditya Sagita (2008),
menegaskan bahwa kuat lentur balok beton tanpa tulangan yang diberi
pengekang jala nylon akan meningkat hingga mencapai 50 % dibanding balok
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 5
yang tidak berpengekang. Pada penelitian tersebut, pengekangan dilakukan di
luar balok, sehingga balok diperlakukan ”dibungkus” (wrapped) oleh jala
nylon.
Penelitian ” Pemodelan Balok Dikekang dengan Jala Nylon Berbasis Visual
Basic 6.0 ” yang telah dilakukan Eka adhi TY dan Denis Resta nugraha (2008),
menyatakan bahwa perhitungan balok dikekang dengan jala nylon menggunakan
software (perangkat lunak) ini mempunyai maksud agar formula-formula yang
ada dapat diterapkan dalam bentuk input data komputer yang diproses dengan cara
menggunakan bahasa komputer (syntax), tujuan aplikasi ini untuk memberikan
kemudahan dalam perhitungan balok dikekang dengan jala nylon.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini
dilakukan dengan mengimplementasikan pengekangan balok beton normal dengan
menggunakan jaring-jaring nylon dan expanded metal.
2.2 Serat Nylon
Nylon merupakan nama generik dari polyamide (Hummel, 1998),
termasuk jenis material polimer thermoplastis. Polimer adalah rantai berulang dari
atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang
disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai
karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah
plastik dan DNA.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 6
Kuat Tarik
σ Kuat Deformas leleh Elastic non-linier Pembelokan deformasi plastis (necking) deformasi elastis linier ε
Gambar 2.1 Relasi tegangan-regangan untuk material polimer thermoplastis
(sumber : Hummel, 1998; Susilorini, 2007)
Menurut Hummel (1998), nylon termasuk jenis polimer thermoplastic
yang mempunyai kinerja tegangan maupun regangan (gambar 2.1). Berbentuk
”bathup” (bak mandi) Polimer mempunyai srtuktur yang kokoh dan saling
berhubungan biasanya 10 hingga 50% dari satuan polymer ini saling mengikat dan
menyilang. Ikatan polimer ini menjadi semakin kuat dan tidak rapuh. Pemanasan
dengan suhu tingi dapat menyebabkan patahnya ikatan serta kerusakan dari
material. Pada temperatur yang cukup, material ini dapat menjadi lunak dan
mudah untuk dibentuk, dan dapat didaur ulang dengan cara dipanaskan kembali
sehingga dapat dibuat menjadi produk baru.
Serat Polymer sintesis (synthetic polymeric fiber), ditujukan sebagai
perkuatan dalam struktur beton. Serat sintesis merupakan hasil penelitian dan
pengembangan di bidang petrokimia industri tekstil. Biasanya yang dipakai adalah
serat nylon karena mempunyai kekuatan yang sangat tinggi, serta mempunyai
tahan tekukan dan gesekan yang tinggi dan tahan panas. Pada beton normal
penambahan serat nylon akan meningkatkan kuat lentur.
Menurut Susilorini (2007), hasil uji tarik serat nylon memberikan kurva
relasi σ−ε (tegangan-regangan) seperti yang disajikan gambar 2.2
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 7
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
REGANGAN
TEG
ANG
AN
(MPa
) 515
517
480
REGRESI
Gambar 2.2 Relasi σ−ε (tegangan-regangan) serat nylon (sumber : Susilorini, 2007)
Hasil uji tarik serat nylon (Susilorini, 2007) menunjukkan sifat linier pada
tahap awal dengan adanya peningkatan beban hingga mendekati 400 N yang
disertai regangan serat nylon yang relatif kecil, yaitu ε = 0.01. Setelah beban
kurang lebih 400 N tercapai, serat nylon mulai memperlihatkan sifat non-
linearitasnya dengan adanya fenomena ‘bergerigi’ saat terjadi peningkatan
regangan yang signifikan yang bersamaan dengan adanya peningkatan dan
penurunan beban sampai dengan putusnya serat nylon akibat beban tarik.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Bahan Beton
2.3.1.1 Semen
Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan
dengan cara menggiling terak besi (klinker) yang mengandung kalsium
silikat yang bersifat hidrolis, digiling bersama-sama dengan bahan tambahan
berupa satu atau lebih kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah
dengan bahan lain (Susilorini dan Suwarno,2009). Semen adalah bahan yang
mempunyai sifat adesif maupun kohesif yang digunakan sebagai bahan
DETAIL 1
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 8
perekat pada susunan beton, pada proses hidrasi, semen akan mengeras dan
mengikat bahan penyusun beton dengan bantuan air yang berlangsung
secara kimiawi sehingga membentuk massa yang padat. Dalam penelitian
ini, Semen yang akan digunakan adalah pozzoland portland cement (PPC).
Gambar 2.3 Semen PPC Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.3.1.2 Agregat
Agregat ialah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton. Karakteristik agregat yang penting berhubungan
dengan teknologi beton adalah porositas, distribusi gradasi dan ukuran,
serapan kelembaban, bentuk dan tekstur permukaan, kekuatan pecah,
modulus elastisitas dan adanya zat-zat yang merusak beton (Susilorini dan
Suwarno, 2009 ). Agregat yang baik seharusnya memiliki bentuk beragam
(bulat atau mendekati kubus) selain itu agregat yang dipakai harus bersih
dari kotoran, kuat, keras dan gradasinya baik, agregat juga mempunyai
kestabilan kimiawi yang tahan aus dan tahan cuaca selain itu kekuatannya
harus melebihi pasta semen.yang mengeras.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 9
Agregat pada umumnya dibagi menjadi 3 kelompok ( Susilorini dan
Suwarno , 2009), yaitu:
1. Batu, untuk butiran lebih dari 40 mm
2. Kerikil untuk butiran antara 5 mm dan 40 mm.
3. Pasir, untuk butiran antara 0,15 mm dan 5 mm.
Agregat juga diperlukan dalam pembuatan beton, digolongkan menjadi 2
jenis, berdasarkan ukuran butirannya, yaitu:
1. Agregat kasar
Agregat yang mempunyai ukuran butir lebih besar daripada 4,75 mm
yaitu berupa kerikil dan batu pecah.
2. Agregat halus
Agregat yang mempunyai butir lebih kecil daripada 4,75 mm yaitu
berupa pasir alami dan buatan.
Syarat agregat kasar (Susilorini dan Suwarno,2009) adalah:
1. Agregat kasar pada umumnya lebih dari 5 mm.
2. Harus berbutir keras dan tidak berpori
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering.
4. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton seperti alkali.
5. Butirnya harus bervariasi, dan lain sebagainya.
Gambar 2.4 Agregat Kasar Sumber : Dokumentasi Pribadi
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 10
Syarat agregat halus (Susilorini dan Suwarno,2009) adalah: Berupa pasir
yang berfungsi sebagai bahan pengisi, harus bebas dari bahan organik dan
lempung. Tersaring dalam ukuran 4-100. gradasi berukuran n<100 dapat
merusak campuran beton.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap berat
kering (Susilorini dan Suwarno,2009).
Gambar 2.5 Agregat Halus Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.4.2 Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton dinyatakan dengan tegangan tekan maksimum f'c dengan
satuan N/m² atau MPa (Mega Pascal). Kuat tekan beton pada umur 28 hari
berkisar antara nilai ± 10-65 MPa. Untuk struktur beton beton bertulang pada
umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan 17-30 MPa (Dipohusodo,1990).
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan
kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (diameter 150
mm, tinggi 300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai
adalah standar ASTM (American Society for Testing Material) C39-86. kuat tekan
masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (f'c) yang
dicapai benda uji pada umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 11
Umumnya kuat tekan maksimum tercapai pada saat nilai satuan regangan
tekan ε' mencapai ± 0,002. selanjutnya nilai tegangan f'c akan turun dengan
bertambahnya nilai regangan sampai benda uji hancur pada nilai ε' mencapai
0,003-0,005 (Susilorini, 2007). Beton dengan kuat tekan tinggi lebih getas dan
akan hancur pada nilai regangan maksimum yang lebih rendah dibandingkan
dengan beton dengan kuat tekan rendah.
Pada umumnya nilai kuat tekan maksimum untuk mutu beton tertentu akan
berkurang pada tingkat pembebanan yang lebih lamban atau slower rates of
strain. Nilai kuat tekan beton beragam sesuai dengan umurnya dan biasanya nilai
kuat tekan beton ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari setelah
pengecoran. Umumnya pada umur 7 hari kuat tekan beton mencapai 70% dan
pada umur 14 hari mencapai 85%-90% dari kuat tekan beton umur 28 hari.
Rumus untuk kuat tekan adalah sebagai berikut( ASTM C39-86):
σ=AP ........................................................................................( 2.1 )
dengan:
σ = kuat tekan beton
P = beban yang diterima
A = luas penampang benda uji
Gambar 2.6 Alat Uji Kuat Tekan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 12
2.4.3 Kuat Lentur Beton
Lenturan murni adalah suatu lenturan yang berhubungan dengan lenturan
sebuah balok di bawah suatu momen lentur (bending moment) konstan yang
berarti bahwa gaya lintangnya sama dengan nol (karena V=dXdM ). Sebaliknya
lenturan tidak merata berhubungan dengan lenturan dalam kehadiran gaya-gaya
lintang, yang berarti bahwa momen lenturnya akan bergerak sepanjang balok.
(Timoshenko dan Gere, 1996).
Untuk memberikan gambaran tentang definisi tersebut, akan ditinjau sebuah
balok sederhana yang dibebani secara simetris oleh dua buah gaya P/2yang dapat
dilihat pada gambar 2.8. Gaya lintang (V) yang bersangkutan dan diagram momen
lentur diperlihatkan gambar 2.9 dan 2.10.
P
2P
2P
a L - 2a a
L
Gambar 2.7 Balok sederhana yang dibebani 2 buah gaya P/2
V= P/2 + __ V = P/2
Gambar 2.8 Diagram Gaya Lintang
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 13
+
Gambar 2.9 Diagram Momen Lentur
Daerah di antara beban P/2 tidak memiliki gaya lintang dan hanya
dikenakan suatu momen lentur yang besarnya M = ×2P a, karena itu daerah pusat
dari balok ini berada dalam keadaan lentur murni (Timoshenko dan Gere, 1996).
Daerah-daerah yang memiliki panjang a di dekat ujung-ujung balok berada dalam
keadaan lentur tak merata karena momen M tidaklah konstan dan terdapat gaya-
gaya lintang.
Menurut ASTM C78-94 rumus kuat lentur beton dinyatakan dalam modulus
Rupture (R). Rumus kuat lentur beton 1/3 bentang (1/3 L) yaitu:
P
P/2 P/2
1/3 L 1/3 L 1/3 L
L
Gambar 2.10 Pembebanan 1/3 Bentang (1/3 L)
R = ddb
PL..
……………………………………………… ( 2.2 )
Keterangan: R = Kuat lentur beton dinyatakan dalam modulus rupture (MPa)
P = Maksimum beban yang diterima balok (N)
L = Panjang bentang (mm)
d = tinggi balok (mm)
b = lebar balok (mm)
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 14
Rumus modulus rupture (R) atau kuat lentur 1/3 L berasal dari persamaan
rumus Timoshenko dan Gere (1996), penjabarannya sebagai berikut :
σ = WM , dimana W = momen tahanan (mm3)…………....( 2.3 )
= ddb
LP...6/1
3/..2/1
R = σ = ddb
LP..
. (sama dengan persamaan 2.1)
sehingga R sama dengan σ.
Maka untuk pembebanan dengan L = 2a + (L – 2a)
P
2P
2P
a L - 2a a
L
Gambar 2.11 Pembebanan dengan L = 2a + (L – 2a)
Rumus kuat lentur dengan L = 2a + (L – 2a), sebagai berikut :
R = σ = WM
= ddb
aP...6/1
..2/1
= ddbaP
....3 ………………………………………… ( 2.4 )
kalau a = 1/3 L, maka
R = σ = ddb
LP..
. (sama dengan persamaan 2.2)
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 15
Gambar 2.12 Alat Loading Test
Sumber : Dokumen Pribadi
2.4.4 Permodelan Pengekangan Balok Beton
f’c
B Tan 0
f’c f’c
0,5f’c Confined concrete
ε50h C
0,2f’c D
Unconfined concrete
0,002 ε50u ε50c ε70c εc
Gambar 2.13 Kurva Tegangan – Regangan untuk Beton Terkekang dengan Sengkang Persegi
(sumber : Park dan Paulay, 1975)
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 16
Menurut Park dan Paulay (1975) Hubungan tegangan – regangan untuk
beton terkekang dapat diasumsikan untuk menetukan distribusi tegangan tekan
pada daerah tekan pada elemen dengan beton yang terkekang. Untuk regangan
tertentu pada serat tekan ekstrim dan kurva εσ − (tegangan – regangan), maka
dapat ditentukan parameter blok tegangan tekan.
Model pengekangan balok dari Kent- park (gambar 2.9) memiliki
karakteristik berdasarkan rumus εσ − beton dikekang sengkang persegi sebagai
berikut ( Susilorini, 1999) :
1. Wilayah AB : εcm ≤ 0,002
fc = f’c⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛2
002,0002,02 εε c ................................(2.5)
2. Wilayah BC : 0,002εc ≤ εcm ≤ ε20c
fc = f’’c ( ){ }002,01 c −− εZ ……………………..…(2.6)
3. Wilayah CD : εc ≥ ε20c
fc = 0,2 f’c…………………………………………(2.7)
Susilorini (1999) menegaskan bahwa pengekangan beton dipengaruhi oleh
nilai Z. Nilai Z menunjukan kemiringan kurva pada wilayah BC. Menurut Park
dan Paulay (1975), pengekangan dimulai baik bila nilai Z semakin kecil sehingga
nilai μo akan semakin baik pula. Dari kurva tegangan – regangan beton terkekang
Kent – Park tersebut diatas, (gambar 2.7) diperoleh tiga bentuk blok tegangan
tekan (gambar 2.7). Blok tekan tersebut tergantung pada regangan beton yang
terjadi. Blok tegangan 1 terjadi apabila εcm ≤ εc, blok tegangan 2 terjadi apabila
εo ≤ εcm ≤ ε20c, dan blok tegangan tegangan terjadi bila εcm ≥ ε20cm.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 17
εcm
kd f’c f’c Neutral Axis
Strain εcm ≤ εo εo ≤ εcm ≤ ε20c εcm ≤ ε20cm Stess block 1 Stess block 2 Stess block 3
Gambar 2.14 Blok Tegangan Tekan Beton yang Mungkin Terjadi
(sumber : Park dan Paulay, 1975)
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 18
Mulai
Studi Pustaka
Rancangan Benda Uji
Pembuatan Benda Uji
Perawatan Benda Uji
Pengujian Kuat Lentur
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Slump balok beton,
Mak=15cm,Min=7,5 cm
Penetapan rencana campuran beton. Kuat tekan rencana f’c =30 MPa,(Sd = 12MPa),
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 19
3.2 Rancangan Benda Uji
Gambar 3.1 Benda Uji dengan pengekangan di luar tulangan beton
10cm
60cm
20cm
5cm
5cm
20cm
10cm
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 20
Gambar 3.2 Benda Uji dengan pengekangan sistim pembungkus
Gambar 3.3 Jaring Nylon Pengekang Benda Uji
10cm
20cm
60cm
5cm
5cm
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 21
Gambar 3.4 Expanded Metal Pengekang Benda Uji
Dalam penelitian ini, jumlah dan macam benda uji disajikan oleh Tabel 3.1
Tabel 3.1 Jumlah dan Macam Benda Uji
No
Macam
Benda uji
Jumlah
Benda uji
Jumlah benda uji
Jenis pengekangan
Total
jumlah Nylon Expanded metal
1. Silinder beton 5 - - 5
2. Balok tanpa tulangan - - 3 3
3. Balok dengan tulangan - 3 3 6
Benda uji yang berupa balok beton berukuran 10 cm × 20 cm × 60 cm di beri
kekangan berupa jaring nylon dan expanded metal, diselimutkan pada tulangan di
dalam balok dan permukaan balok. Jaring-jaring nylon tersebut berupa anyaman yang
berbentuk persegi dengan ukuran 5cm × 5cm di masing-masing kotaknya. Jaring
nylon yang digunakan adalah bermerk Golden fish dan berdiameter 1,1 mm.
Expanded Metal yang digunakan berupa anyaman yang berukuran 10mm x 21mm.
Expanded metal yang digunakan adalah dengan spesifikasi jenis T 0510, bahan steel
dan berdiameter 1 mm . Anyaman jaring dirancang secara memanjang, kemudian
masing-masing sisinya diikatkan dan untuk expanded metal overlap minimum 25 mm
supaya dapat mengekang balok dengan sempurna, sehingga diharapkan dapat
menambah kuat lentur pada balok tersebut.
1 cm
2,1cm
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 22
3.2.1 Perencanaan Balok Beton Bertulang
3.2.1.1 Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan balok anak yang dipasang arah memanjang dan
melintang dengan dimensi balok yang diperkirakan. Sedangkan
perhitungan kombinasi beban menggunakan program microfeap sehingga
diketahui momen yang digunakan untuk perhitungan penulangan balok
anak. Perhitungan balok anak berdasarkan SKSNI-T15-1991-03 dan
Peraturan Pembebanan Untuk Gedung 1987.
3.2.1.2 Spesifikasi
Dalam perencanaan balok anak arah memanjang dan melintang
menggunakan ketentuan sebagai berikut:
• Mutu beton (f’c) = 30 Mpa
• Mutu baja (fy) = 240 Mpa untuk tulangan
3.2.1.3 Perhitungan Pembebanan
Menentukan Ukuran Balok Anak :
h =101 L -
161 L
h = 200 mm
b = 100 mm
Pembebanan :
a) Pada Tumpuan
• Beban Mati
Berat sendiri = 0,1×0,2×24 = 0,48 KN/m
Berat dinding = 1 x 0,6 x 2,5 = 1,5 KN/m
qd = 1,98 KN/m
• Beban Hidup
qL = 3 KN/m
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 23
• Beban Ultimite
qu = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2. 1,98 + 1,6 .3
= 7,18 KN/m
3.2.1.4 Perhitungan Gaya Dalam
a) Momen Tumpuan
Momen Tumpuan Luar
161 qu . l2 =
161 7,18 x 0,62 = 0,16 kNm
Momen Lapangan
141 qu . l2 =
141 7,18 x 0,62 = 0,18 kNm
Tumpuan Dalam
101 qu . l2 =
101 7,18 x 0,62 = 0,25 kNm
Gaya geser terbesar terjadi pada tumpuan
Vu = 21 qu . l =
21 7,18 x 0,6 = 2,15 KN
3.2.1.5 Perhitungan tulangan lentur
Data : dimensi balok = 100×200 mm
Tulangan utama = Ø 8 mm
Tulangan geser / sengkang = Ø 6 mm
Decking (p) = 20 mm
Tinggi efektif (d) = sengkangutamatulph φ−−− .21
= 682120200 −×−−
= 170 mm
mutu beton (f’c) = 30 MPa
mutu baja (fy) = 240 MPa → untuk tulangan
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 24
Batasan ρ→ ρmin = 0058,0240
4,14,1==
yf
ρmaks = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
+×
××
yy
c
fff
630630'85,075,0 1β
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+×
××
240630630
2403085,085,075,0
= 0,0489
a) Tumpuan
Tumpuan Luar
Mu = 0,16 KNm = 0,16×106 Nmm
Rn = 074,01701008,0
1016,02
6
2 =××
×=
×× dbM u
ϕ 2mmN
M = 412,93085,0
240'85,0
=×
=× c
y
ff
ρada = ⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ××−−
yfmRn
m2111
= ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ××
−−240
412,9074,0211686,151
= 0,00032
Harga ρada < ρmin , sehingga diambil ρ = ρmin = 0,0058
Asperlu = ρ×b×d = 26,981701000058,0 mm=××
Maka dipilih tulangan 2 Ø 8 → Asada = 101 mm2
Lapangan
Mu = 0,18 KNm = 0,18×106 Nmm
Rn = 078,01701008,0
1018,02
6
2 =××
×=
×× dbM u
ϕ 2mmN
m = 412,93085,0
240'85,0
=×
=× c
y
ff
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 25
ρada = ⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ××−−
yfmRn
m2111
= ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ××
−−240
412,9078,0211686,151
= 0,00038
Harga ρada < ρmin , sehingga diambil ρ = ρmin = 0,0058
Asperlu = ρ×b×d = 26,981701000058,0 mm=××
Maka dipilih tulangan 2 Ø 8 → Asada = 101 mm2
Tumpuan Dalam
Mu = 0,25 kNm = 0,25×106 Nmm
Rn = 054,01702008,0
1025,02
6
2 =××
×=
×× dbM u
ϕ 2mmN
M = 412,93085,0
240'85,0
=×
=× c
y
ff
ρada = ⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ××−−
yfmRn
m2111
= ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ××
−−240
412,9054,0211686,151
= 0,000189
Harga ρada < ρmin , sehingga diambil ρ = ρmin = 0,0054
Asperlu = ρ×b×d = 26,981701000058,0 mm=××
Maka dipilih tulangan 2 Ø 8 → Asada = 101 mm2
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 26
3.2.1.6 Perhitungan tulangan geser
Ø Vc = Ø 61 'fc bw.d
= 0,6 61 30 100.170
= 9311,28 N = 9,31 KN
Vu = 2,15 KN
Vu < Ø Vc Tidak Perlu perencanaan tulangan geser
Dipakai tulangan sengkang Ø 6 – 200
20cm
10cm
2Ø8
2Ø8
Ø6-200
Gambar 3.5 Penulangan beton
3.2.2 Bahan Penyusun Beton
Bahan yang digunakan sebagai penyusun beton dalam penelitian ini adalah:
1. Agregat halus menggunakan pasir muntilan
2. Agregat kasar menggunakan batu pecah split 1 × 2
3. Semen PPC (Pozzolan Portland Cement) dengan merk semen “Gresik”
dalam kemasan 40 kg.
3.3 Jalannya Penelitian
1. Pengujian material
Uji material yang harus dilakukan antara lain:
a. Pengujian berat jenis semen
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 27
b. Pengujian konsistensi normal semen
c. Pengujian pengikatan awal semen
d. Pengujian berat volume agregat kasar dan halus
e. Pengujian agregat kasar dan halus
f. Analisa specific gravity dan penyerapan agregat kasar
g. Analisa specific gravity dan penyerapan agregat halus
h. Analisa saringan agregat halus
Setelah perbandingan campuran didapatkan, maka selanjutnya
dilakukan pengujian slump beton yang bertujuan untuk mengetahui slump
beton segar, sehingga dapat diketahui tingkat kemudahan pengerjaannya
(workability).
2. Pembuatan silinder beton
a. Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
b. Isikan cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapisan, tiap-tiap lapisan
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata, pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh
mengenai dasar cetakan, pada saat pemadatan lapisan kedua serta
ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam
lapisan dibawahnya.
c. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-
lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup, ratakan permukaan beton
dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta tahan karat,
kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan
pada tempat yang bebas dari getaran;
d. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, untuk
perencanaan beton, rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi
air pada temperature 250c disebutkan untuk pematangan (curing),
selama waktu yang dikehendaki, untuk pengendalian mutu beton pada
pelaksanaan pembetonan, pematangan (curing) disesuaikan dengan
persyaratan.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 28
3. Pembuatan jaring nylon dan expanded metal
Jaring-jaring nylon tersebut berupa anyaman yang berbentuk persegi
dengan ukuran 5cm × 5cm di masing-masing kotaknya. Expanded Metal
yang digunakan berupa anyaman yang berukuran 10mm x 21mm.
Expanded metal yang digunakan adalah spesifikasi jenis T 0510, bahan
steel dan berdiameter 1 mm
4. Pembuatan balok beton bertulang
a. Pertama bahan penyusun ditimbang sesuai dengan perbandingan yang
telah direncanakan;
a. Masing-masing bahan penyusun dicampur dan diaduk didalam
concrete mixer sesuai dengan urutannya;
b. Concrete mixer bekerja selama minimal 1,5 menit, sementara itu
dipersiapkan cetakan untuk sampel balok beton berukuran lebar 10
cm, tinggi 20 cm, dan panjang 60 cm;
c. Untuk 9 buah balok beton yang akan dicor, 3 buah diantaranya
dikekang dengan menggunakan jaring nylon yang mempunyai ukuran
kotak kecil 5 cm × 5 cm pada tulangan balok;
d. Untuk 9 buah balok beton yang akan dicor, 3 buah diantaranya
dikekang dengan menggunakan expanded metal pada tulangan balok;
e. Selanjutnya 9 buah balok beton yang telah cukup umur, 3 buah
diantaranya dikekang dengan menggunakan expanded metal pada
permukaan beton.
5. Perawatan benda uji
Tujuan dari perawatan benda uji antara lain:
1. Untuk melindungi meningkatnya temperatur pada beton pada reaksi
hidrasi yang berkembang selama proses pengerasan beton.
2. Untuk melindungi pengeringan beton yang mungkin akan ,berakibat
atau menyebabkan retak-retak pada beton.
Perawatan beton yang baik akan memperbaiki beberapa segi dari
kualitasnya. Untuk silinder beton direndam dan kondisi perawatan beton
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 29
pada penelitian ini yaitu dengan membasahi permukaan beton dengan air
terus-menerus dan menutupinya dengan karung basah selama 28 hari.
6. pengujian kuat tekan silinder beton
a. Cetakan diletakkan di atas permukaan yang datar dan keras, bebas
dari getaran
b. Beton diisi secara berlapis tergantung pada metode pemadatan yang
digunakan
c. Bila penurunan slump >75 mm, maka beton diperkuat dengan cara
dirojok
d. Bila penutunan slump >25 mm, maka beton diperkuat dengan cara
getaran
e. Bila penurunan slump antara 25 mm dan 75 mm, maka beton
diperkuat dengan salah satu cara tersebut
f. Meratakan permukaan silinder dengan menutup ujung silinder dengan
bahan yang cocok. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoleskan
lapisan tipis yang terbuat dari campuran semen yang pekat yang
menjadikannya kaku atau keras. Atau pada silinder yang terawat
keras, baik yang memiliki daya rekat tinggi pada batu kapur atau pada
bahan mortar yang mengandung belerang. Proses perataan tersebut
dikenal dengan proses capping.
g. Setelah proses capping, silinder disimpan dalam ruang lembab hingga
waktu pengujian.
h. Menentukan kuat tekan dengan mesin uji yang tepat
i. Dua blok plat terbuat dari baja penahan digunakan, sebuah blok padat
yang kuat digunakan sebagai alas model yang ditempatkan di atasnya
dan sebuah lagi berbentuk bola memanjang sebagai penahan bagian
atasnya. Kemudian model diberi beban dengan perbandingan yang
terkontrol, hingga beban jatuhyang berarti bahwa hingga batas
maksimum muatan benda uji dipikulnya. Beban maksimum dan jenis
kehancuran, dicatat.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 30
7. pengujian lentur balok beton
a. Pelaksanaan uji kuat lentur mengacu pada pedoman pengujian manual
book MBT. Benda uji diletakkan di atas dua buah tumpuan (flexure)
dengan jarak antar tumpuan 60 cm. diantara tumpuan diletakkan plat
pembagi beban, sehingga balok seolah-olah dibagi menjadi 3 bagian.
Di tengah benda uji dipasang dial gauge untuk membaca lendutan
yang terjadi.
b. Proses selanjutnya dilakukan dengan jalan mengayun tuas pada
hydraulic jack secara konstan dengan kecepatan satu putaran dial
gauge, kemudian dicatat lenduatan yang terjadi pada setiap titik,
dilakukan terus menerus hingga balok hancur.
c. Baca dan catat beban maksimum pada saat balok uji hancur.
Gambar 3.6 Benda Uji Siap di Tes Sumber : Dokumentasi Pribadi
8. Analisa dan pembahasan
Perhitungan Kuat Lentur dapat dilihat kembali pada persamaan (2.2)
sebagai berikut
R = σ =ddb
LP..
. …………………………………………………….. (2.2)
Keterangan :
R = Kuat lentur beton dinyatakan dalam modulus rupture (MPa)
P = Maksimum beban yang diterima balok (N)
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 31
L = Panjang bentang (mm)
d = tinggi balok (mm)
b = lebar balok (mm)
3.4 Rancangan Tata Letak Pengujian
1 2 8 6 3 7 5 4 KETERANGAN GAMBAR
1. Rangka
2. Dial Gauge
3. Tumpuan Kiri
4. Hydraulic Jack
5. Tumpuan Kanan
6. Penunjuk Beban
7. Plat Pembagi Beban
8. Benda Uji
Gambar 3.7 Rancangan Tata Letak Pengujian
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 32
Cara pengoperasian mesin;
1. Mesin ditempatkan pada ruangan yang cukup dan aman dari alat lainya
2. Rangkaian mesin dipasang sesuai dengan kebutuhan
3. Menentukan titik tumpuan pada benda uji. Kemudian diberi tanda dengan
kapur atau spidol untuk memudahkan titik pusatnya
4. Benda uji dipasang diatas tumpuan secara sistematis sesuai dengan titik-
titik tumpuan yang telah ditentukan
Gambar 3.8 Tata Letak Pengujian Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Dial gauge dipasang ditengah-tengah benda uji dan sesuai dengan titik-
titik tumpuan secara simetris.
6. Plat pembagi beban diletakan diatas hydraulic jack, kemudian diatur
hingga ukurannya sesuai dengan keinginan
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 33
Gambar 3.9 Plat Pembagi Beban
Sumber : Dokumentasi Pribadi
7. Penekanan dilakukan dengan jalan ayun tuas pada hydraulic jack secara
konstan sampai benda uji mengalami tekanan dan kemudian patah. Lalu
baca penunjuk beban pada hydraulic jack dan dial gauge angka
maksimum yang dicapai oleh kekuatan benda uji tersebut.
Gambar 3.10 Hydraulic Jack
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 58
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Eka. Dan Nugraha, Denis Resta. (2008), T.A. Permodelan Balok Dikekang
Dengan Jala Nylon Berbasis Visual Basic 6.0, Tugas Akhir Tidak dipublikasikan, Semarang : Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Katholik Soegijapranata.
Broek, D. (1982). Elementary Engineering Fracture Mechanics, Martinus Nijhoff Publishers, The Hague, Boston, London.
Dipohusodo, I. (1994) Struktur Beton Bertulang, Penerbit Gramedia, Jakarta
Gere, M. dan Timoshenko, P. (1987), Mekanika Bahan, Penerbit Erlangga, Jakarta
Nadai, A. (1950). Theory of Flow and Fracture of Solids, Volume I, McGraw-Hill Company. Inc, New York, USA.
Park, R Dan Paulay, T. (1975), Reinforced Concrete Structure, New York : John Wiley & Sons Inc.
Sabariman, Bambang. (2001). “Efek Pengekangan Kolom Berlubang Beton Mutu Normal Terhadap Ketahanan Beban Gempa”, Tesis, Program Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Bidang Keahlian Teknik Struktur,ITS,Surabaya.
Setyanegara, Evan dan Adhitya S, Stefanus. (2008). “ Kinerja Kuat Lentur Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring-Jaring Nylon”. Tugas Akhir Tidak dipublikasikan, Semarang : Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Katholik Soegijapranata.
Shehata, IAEM, dan Shehata, LCD. (1996), “Ductility of High Strength Concrete Beams in Flexure”, Proceeding of Fourth International Symposium on the Utilization of High Strength / Hihg Performance Concrete, Paris, pp. 945 - 53
Susilorini, Retno, M.I. (1999). “Perilaku Daktilitas Kurvatur Pada Balok Beton Mutu Tinggi yang Terkekang”, Tesis, Program Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Bidang Keahlian Teknik Struktur,ITS,Surabaya.
Susilorini, Retno, M.I. (2007). “Model Masalah Cabut-Serat Nylon 600 Tertanam dalam Matriks Sementitis yang Mengalami Fraktur”, Disertasi, Unika Parahyangan, Bandung.
Ziara, M,. Haldane,H ., dan Kuttab, Atallah S. (1995). “Flexural Behaviour of Beams With Conefinement”. Journal of Structural Engineering, ACI. Vol 92. No 1. pp.103-114
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN
Suhu Awal : 25°C Semen : 64 gram Piknometer I
A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 0,2 ml C. Volume II zat cair : 18,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm3
Berat jenis Semen = DBC
A×
−
= 12,05,18
64×
−
= 3,49 gr/cm3 Piknometer I
A. Berat semen : 64 gram B. Volume I zat cair : 1,1 ml C. Volume II zat cair : 19,5 ml D. Berat isi air : 1 gr/cm3
Berat jenis Semen = DBC
A×
−
= 11,15,19
64×
−
= 3,47 gr/cm3
Berat jenis rata-rata : 2
47,349,3 + = 3,48 gr/cm3
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN
PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN
Berat Semen : 300 gram Ø Jarum Vicat : 10 mm Suhu : 27°C Air (%)
PENURUNAN TIAP 30 DETIK (mm)
25 17 26 22 27 30 28 42 29 45 30 48
Perhitungan prosentase air :
a. 25 % → ccgrgr 757530010025
≈=×
b. 26 % → ccgrgr 787830010026
≈=×
c. 27 % → ccgrgr 818130010027
≈=×
d. 28 % → ccgrgr 848430010028
≈=×
e. 29 % → ccgrgr 878730010029
≈=×
f. 30 % → ccgrgr 909030010030
≈=×
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN
PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN
Berat Semen : 300 gram Ø Jarum Vicat : 1 mm Prosentase Air : 27 %
Jumlah Air : ccgrgr 818130010027
≈=×
WAKTU PENURUNAN AIR (Menit)
PENURUNAN TIAP 15 MENIT (mm)
0 42 15 32 30 28 45 24 60 21
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN
PENGUJIAN BERAT VOLUME AGREGAT KASAR dan HALUS
Agregat Kasar
A. Volume Wadah = 3,00063 liter B. Berat Wadah = 4,3 kg C. Berat Wadah + Benda uji = 8,5 kg D. Berat Benda Uji (C-B) = 8,5 – 4,3 = 4,2 kg
Berat Volume (D/A) = 3,42,4 = 0,976 kg/liter
Agregat Halus A. Volume Wadah = 3,00263 liter B. Berat Wadah = 4,3 kg C. Berat Wadah + Benda uji = 8,7 kg D. Berat Benda Uji (C-B) = 8,7 – 4,3 = 4,4 kg
Berat Volume (D/A) = 3,44,4 = 1,023 kg/liter
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT KASAR dan HALUS
Agregat Kasar
A. Berat Wadah = 0,150 kg B. Berat Wadah + Benda uji = 3,15 kg C. Berat Benda Uji (B-A) = 3 kg D. Berat Benda Uji Kering = 2,95 kg
E. Kadar Air %100×−D
DC = %69,1%10095,2
95,23=×
−
Agregat Halus
A. Berat Wadah = 0,150 kg B. Berat Wadah + Benda uji = 0,650 kg C. Berat Benda Uji = 0,5 kg D. Berat Benda Uji Kering = 0,43 kg
E. Kadar Air %100×−D
DC = %28,16%10043,0
43,05,0=×
−
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN
PENGUJIAN ANALISA SPECIFIC GRAFITY
dan PENYERAPAN AGREGAT KASAR
A. Berat contoh SSD = 1200 gram B. Berat contoh dalam air = 653 gram C. Berat contoh kering udara = 1015 gram
Apparent Specific Grafity = BC
C−
= 84,26531015
1015=
−
Bulk Specific Grafity kondisi kering = BA
C−
= 87,16531200
1015=
−
Bulk Specific Grafity kondisi SSD = BA
A−
= 19,26531200
1200=
−
% Penyerapan Air = %100×−A
CA = %20,18%1001015
10151200=×
−
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN ANALISA SPECIFIC GRAFITY
dan PENYERAPAN AGREGAT HALUS
A. Berat Piknometer = 172 gram B. Berat contoh SSD = 500 gram C. Berat contoh dalam air = 980 gram D. Berat contoh kering udara = 708 gram E. Berat contoh kering = 493,2gram
Apparent Specific Grafity =CDE
E−+
= 22,29807082,493
2,493=
−+
Bulk Specific Grafity kondisi kering =CDB
E−+
= 16,2980708500
2,493=
−+
Bulk Specific Grafity kondisi SSD =CDB
B−+
= 19,2980708500
500=
−+
% Penyerapan Air = %100×−E
EB = %38,1%1002,493
2,493500=×
−
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
HASIL PERHITUNGAN ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
1. Nomor saringan = 3/8
Ukuran saringan = 9,5 mm Berat tertahan = 0 gram
% tertahan = %0%100500
0=×
% tertahan komulatif = 0 % % lolos komulatif = 100 % - 0% = 100 %
2. Nomor saringan = 4 Ukuran saringan = 4,75 mm Berat tertahan = 0 gram
% tertahan = %0%100500
0=×
% tertahan komulatif = 0 % % lolos komulatif = 100 % - 0% = 100 %
3. Nomor saringan = 8 Ukuran saringan = 2,36 mm Berat tertahan =26,1 gram
% tertahan = %22,5%100500
1,26=×
% tertahan komulatif = 5,22 % % lolos komulatif = 100 % - 5,22 % = 94,78 %
4. Nomor saringan = 16 Ukuran saringan = 1,18 mm Berat tertahan = 10,04 gram
% tertahan = %26,15%100500
04,10=×
% tertahan komulatif = 5,22 % + 15,26 % = 20,48 % % lolos komulatif = 100 % - 20,48 % = 79,52 %
5. Nomor saringan = 30 Ukuran saringan = 0,6 mm Berat tertahan = 107,7 gram
% tertahan = %54,21%100500
7,107=×
% tertahan komulatif = 20,48 % + 21,54 % = 42,02 % % lolos komulatif = 100 % - 42,02% = 57,98 %
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-9
6. Nomor saringan = 50 Ukuran saringan = 0,3 mm Berat tertahan = 95,3 gram
% tertahan = %06,19%100500
3,95=×
% tertahan komulatif = 42,02 % + 19,06 % = 61,08 % % lolos komulatif = 100 % - 61,08 % = 38,92 %
7. Nomor saringan =100 Ukuran saringan = 0,15 mm Berat tertahan = 102,4 gram
% tertahan = %48,20%100500
4,102=×
% tertahan komulatif = 61,08 % + 20,48 % = 81,56 % % lolos komulatif = 100 % - 81,56 % = 18,44 %
8. Pan Berat tertahan = 118,4 gram
% tertahan = %66,23%100500
3,118=×
% tertahan komulatif = 81,56 % + 18,44 % = 100 % % lolos komulatif = 100 % - 100% = 0 %
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-10
DAFTAR ISIAN (FORMULIR) PERENCANAAN CAMPURAN BETON
No URAIAN TABEL/GRAFIK/ NILAI PERHITUNGAN
1 Kuat tekan yang diisyaratkan Ditetapkan 30 N/mm² pada 28 hari
Bagian tak memenuhi syarat 5 persen
2 Deviasi standar Diketahui 12 N/mm² karena tidak ada catatan sebelumnya
3 Nilai tambah (margin) Sudah diambil 12 N/mm², maka tidak perlu nilai
margin
4 Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 1+3 30 + 12 = 42 N/mm²
5 Jenis semen Ditetapkan Jenis semen PPC
6 Jenis agregat : kasar Ditetapkan Batu pecah dari Stone Cruser SENENG CUKUP
Jenis agregat : halus Ditetapkan Pasir alami dari Muntilan 7 Faktor air semen bebas Tabel 2,grafik 1 0,4 (ambil nilai yang terendah)
8 Faktor air semen bebas maksimum Ditetapkan 0.6
9 Slump Ditetapkan slump 30 - 60 mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar air bebas Tabel 6 185 kg/m³ 12 Kadar semen 11:07 185 : 0,4 = 462,5 kg/m3 13 Kadar semen maksimum Ditetapkan 500 kg/m³
14 Kadar semen minimum Ditetapkan 275 kg/m² (pakai bila lebih besar dari 12 lalu
hitung 15)
15 Faktor air semen yang disesuaikan
16 Susunan besar butir agregat halus Grafik 3 s/d 6 Daerah gradasi susunan butir 2
17 Persen bahan lebih halus Grafik 10 s/d 12 40% dari 4,8 mm
18 Berat jenis relatif, agregat 2,76 kg/m³ (kering permukaan)
19 Berat jenis beton Grafik 13 2490 kg/m³ 20 Kadar agregat gabungan 19-12-11 2490-500-185 = 1805 kg/m³ 21 Kadar agregat halus 17 x 20 1805 x 40 % = 722 kg/m³ 22 Kadar agregat kasar 20-21 1805 - 722 = 1083 kg/m³
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-10
BANYAKNYA BAHAN SEMEN (kg) AIR (kg) AGREGAT AGREGAT
(TEORITIS) atau (Liter) HALUS(kg) KASAR(kg)
Tiap m³ dengan 462.5 185 722 1083 Ketel 5 kg
campuran 40 16 62.44324324 93.66486486
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-12
CONTOH PERHITUNGAN KUAT LENTUR dan KUAT TEKAN BETON
(PEMBEBANAN P/2 PADA 2 TITIK DENGAN L = 2a + (L-2a)
KUAT LENTUR
Misal didapatkan data hasil pengujian kuat lentur sebagai berikut;
L = 600 mm = 60 cm
b = 100 mm = 10 cm
d = 200 mm = 20 cm
P = 145 kg/cm2
Didapatkan kuat lentur
R = σ = ddb
LP..
.
= 20.20.10
60.200
= 3 kg/cm2
= 30 Mpa
KUAT TEKAN
Misal didapatkan data hasil pengujian kuat tekan sebagai berikut;
A = 176,7145868 cm2
T = 15 cm
P = 660 kg/cm2
Didapatkan kuat tekan
σ = AP
= 7145868,176660
= 37,34 MPa
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-13
No KODE GAMBAR KETERANGAN
1
BL-EML-01
Terjadi failure pada tengah balok beton
tanpa tulangan dengan terkekang
Expanded Metal pada permukaan balok.
2
BL-EML-02
Terjadi failure pada tengah balok beton
tanpa tulangan dengan terkekang
Expanded Metal pada permukaan balok.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-13
No KODE GAMBAR KETERANGAN
3
BL-EML-03
Terjadi failure pada daerah kanan 22 cm
dari tepi balok beton tanpa tulangan
dengan terkekang Expanded Metal pada
permukaan balok.
4
BL-EMD-01
Terjadi retakan pada daerah kanan 20 cm
dari tepi balok beton bertulang dengan
terkekang Expanded Metal pada tulangan
balok.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-13
No KODE GAMBAR KETERANGAN
5
BL-EMD-02
Terjadi retakan pada daerah kiri atas 10
cm dari tepi balok dan daerah bawah 20
cm dari tepi balok beton bertulang dengan
terkekang Expanded Metal pada tulangan
balok.
6
BL-EMD-03
Terjadi retakan pada daerah kiri 22 cm
dari tepi balok beton bertulang dengan
terkekang Expanded Metal pada tulangan
balok.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-13
No KODE GAMBAR KETERANGAN
7
BL-ND-01
Terjadi retakan pada daerah kanan 22 cm
dari tepi balok beton bertulang dengan
terkekang Jaring Nylon pada tulangan
balok.
8
BL-ND-02
Terjadi retakan pada tengah balok beton
bertulang dengan terkekang Jaring Nylon
pada tulangan balok.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-13
No KODE GAMBAR KETERANGAN
9
BL-ND-03
Terjadi retakan pada tengah balok beton
bertulang dengan terkekang Jaring Nylon
pada tulangan balok.
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-18
Seketsa Pola Retak
No
Kode Benda
Uji
Sketsa Pola Retak
1.
BL-EML-01
2.
BL-EML-02
3.
BL-EML-03
No
Sketsa Pola Retak
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-18
No
Kode benda uji
Sketsa Pola Retak
4.
BL-EMD-01
5.
BL-EMD-02
6.
BL-EMD-03
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-18
No
Kode Benda Uji
Seketsa Pola Retak
7.
BL-ND-01
8.
BL-ND-02
9.
BL-ND-03
Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal Lampiran
Andri lelono 07.12.0038 Ida Bagus W.D 04.12.0032 L-21
Spesifikasi XPMM ( EXPANDED METAL )
Ukuran Mesh Ukuran Standard
Type Bahan SWMXLWM LWMXSWM
LEBARXPANJANG
METALLATH
T0510 Steel 10x21 1200x2600
T0715 Steel 10x21 1200x2400
FR0511 Steel 6x12.5 1200x25000
FR0511 Galvanis 6x12.5 1200x25000
FR0711 Steel 6x12.5 1200x25000
FR0711 Galvanis 6x12.5 1200x25000
ORNAMESH
C1015 Steel 10x29 1200x2400
D1020 Steel 16x38 1200x2400
D1620 Steel 16x38 1200x2400
F1628 Steel 22x57 1200x2400
F2028 Steel 22x57 1200x2400
F3035 Steel 22x57 1200x2400
G2030 Steel 35x76 1200x2400
G3045 Steel 35x76 1200x2400
BALUSTRADE
B3032 Steel 25x40 1200x2400
GRIDMESH
GM30080 Steel 30x75 1200x2400
GM50075 Steel 25x75 1200x2400
GM50105 Steel 30x75 1200x2400
GR50080 Steel 42x135 1200x2400
GR50110 Steel 45x135 1200x2400
MERAPIMESH
TMA3030 Steel 50x187.6 1200x2400
TMA3050 Steel 50x187.6 1200x2400
TMA5050 Steel 50x187.6 1200x2400
TMB3030 Steel 75x203.2 1200x2400
TMB3050 Steel 75x203.2 1200x2400
TMB5050 Steel 75x203.2 1200x2400
TMC3030 Steel 85x200 1200x2400
TMC3050 Steel 85x200 1200x2400
TMC5050 Steel 85x200 1200x2400
TMD3030 Steel 100x200 1200x2400
TMD3050 Steel 100x200 1200x2400
TMD5050 Steel 100x200 1200x2400
TME5050 Steel 100x125 1200x2400