bio pest is ida

24
BIOPESTISIDA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT FADLI RAHMAN T. RIZKI HARDIANSYAH PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN

Upload: rizki-hardiansyah

Post on 03-Jul-2015

255 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bio Pest is Ida

BIOPESTISIDA

PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

FADLI RAHMAN

T. RIZKI HARDIANSYAH

PROGRAM STUDI

BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

AGRIBISNIS PERKEBUNAN

MEDAN 2011

Page 2: Bio Pest is Ida

KATA PENGANTAR

Page 3: Bio Pest is Ida

DAFTAR ISI

Page 4: Bio Pest is Ida

PENDAHULUAN

Meningkatnya konsumsi makanan organik telah menciptakan tuntutan akan

kebutuhan herbisida dan insektisida alami yang dapat digunakan untuk merawat tanaman

yang berlabel organik.

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah

OPT. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian OPT terpadu, dan

hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat OPT yang merusak

tanaman)..

Biopestisida adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari bahan hidup..

Biopestisida sekarang mulai diminati karena harga pestisida kimia yang mahal. Selain itu

pestisida kimia dapat menyebabkan kekebalan terhadap hama dan menimbulkan

pencemaran lingkungan.

Page 5: Bio Pest is Ida

BIOPESTISIDA

Pengertian Biopestisida

Biopestisida dapat diartikan sebagaimana semua bahan hayati, baik berupa tanaman,

hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan

penyakit pada tanaman.

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah

OPT.Pestisida nabati bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di

alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga

tidak akan mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat

menyelamatkan musuh musuh alami.

Biopestisida adalah pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri

patogen, virus dan jamur. Pestisida biologi yang saat ini banyak dipakai adalah jenis

insektisida biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi

(mikroorganisme pengendali jamur). Jenis-jenis lain seperti bakterisida, nematisida dan

herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi belum banyak dipakai.

Biopestisida didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, mikroba, atau material alami

lainnya yang terbukti lebih aman bagi manusia dan lingkungan.

Page 6: Bio Pest is Ida

Sumber Biopestisida

Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida

nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari

tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan

memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya

digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat

bakterisidal).

Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah,

biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif

(Anonim, 1994). Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang

dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan

racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu

siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga.

Sedangkan Pestisida hayati adalah pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan

serangga hama atau penggunaan agens antagonis untuk mengendalikan patogen tanaman.

Pengendalian hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan secara sengaja dengan

memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan

populasi hama. Pengendalian hayati pada dasarnya adalah usaha untuk memanfaatkan dan

menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi hama yang merugikan. Pengendalian

hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang

Page 7: Bio Pest is Ida

pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Musuh alami dalam

fungsinya sebagai pengendali hama bekerja secara tergantung kepadatan, sehingga keefektifannya

ditentukan pula oleh kehidupan dan perkembangan hama yang bersangkutan. Ketersediaan

lingkungan yang cocok bagi perkembangan musuh alami merupakan prasarat akan keberhasilan

pengendalian hayati.

Jenis-jenis Biopestisida

Jenis-jenis biopestisida, antara lain :

1. Insektisida biologi (Bioinsektisida)

Berasal dari mikroba atau ekstrak tumbuhan yang digunakan sebagai insektisida.

Mikroorganisme ataupun ekstrak tumbuhan yang menyebabkan penyakit pada serangga

tidak dapat menimbulkan gangguan terhadap hewan-hewan lainnya maupun tumbuhan.

Jenis mikroba ataupun ekstrak tumbuhan yang akan digunakan sebagai insektisida harus

mempunyai sifat yang spesifik artinya harus menyerang serangga yang menjadi sasaran dan

tidak pada jenis-jenis lainnya

Jenis insektisida biologi yang lainnya adalah yang berasal

dari protozoa, Nosema locustae, yang telah dikembangkan untuk

membasmi belalang dan jengkerik. Nama dagangnya ialah NOLOC,

Hopper Stopper.

Page 8: Bio Pest is Ida

Cacing yang pertama kali didaftarkan sebagai insektisida ialah Neoplectana

carpocapsae, yang diperdagangkan dengan nama Spear, Saf-T-Shield. Insektisida ini

digunakan untuk membunuh semua bentuk rayap (Sastroutomo, 1992).

Ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain:

dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama

kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga

Ekstak tembakau memiliki khasiat untuk mengendalikan segala jenis ulat pemakan

daun. Penelitian mengatakan kandungan minyak dalam nikotin sangat

beracun untuk segala jenis ulat pemakan daun. Minyak nikotin yang

berasal dari tembakau didapatkan setelah tembakau tersebut direbus

dalam tungku dengan suhu 900 F. Namun, pengaplikasian terakhir

mengatakan bahwa ekstrak tembakau tanpa perebusan untuk mendapatkan minyak nikotin

tersebut juga dapat mengendalikan hama ulat pemakan daun.

Mimba, terutama dalam biji dan daunnya

mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit

sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang

pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan

obat-obatan) Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan

nimbidin (Ruskin, 1993). Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu

hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).

Page 9: Bio Pest is Ida

Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat

kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa

serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan

dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi

dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Chiu,

1988).

Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan

daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh

karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati

seketika setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati,

biasanya 4-5 hari. Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya

sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993).

Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga

hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca

gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali

satu jenis tanaman, yaitu mimba (Sudarmadji, 1999). Mimbapun dapat merubah tingkah

laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang tadinya bersifat migrasi,

bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang bersifat tidak merusak (informasi

lisan Prof. K. Untung).

Page 10: Bio Pest is Ida

Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,

bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit

tanaman (Ruskin, 1993). Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan

dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis

penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).

2. Herbisida biologi (Bioherbisida)

Masih belum ditemukan virus, bakteri atau mikroorganisme lain

yang dapat mengendalikan gulma secara efektif. Hingga saat ini,

pengendalian hayati yang dilakukan untuk menekan pertumbuhan

gulma di perkebunan kelapa sawit masih menggunakan tanaman

kacangan yang berfungsi tidak hanya menekan pertumbuhan gulma

namun juga menjaga kelembaban tanah serta fiksasi-N yang

bermanfaat untuk tanaman utama. Adapun jenis tanaman kacangan

yang marak digunakan pada saat ini adalah jenis Mucuna Bracteata.

3. Fungisida biologi (Biofungisida)

Biofungisida menyediakan alternatif yang dipakai untuk mengendalikan penyakit

jamur. Beberapa biofungisida yang telah digunakan adalah MARFU-P merupakan

biofungisida berbentuk tepung berwarna hijau yang mengandung bahan aktif konidioa dan

Page 11: Bio Pest is Ida

klamidospora Trichoderma koningii. MARFU-P ™ berfungsi untuk mengendalikan

penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma boninense pada

tanaman kelapa sawit dan juga dianjurkan untuk tindakan preventif.

Cara kerja marfu-p

Trichoderma koningii merupakan agens antagonis Ganoderma

boninense yang bersifak saprofitik kosmopolitan. Selain sebagai

kompetitor ruang dan bahan makanan organik, T. koningii juga mampu

menghancurkan miselium Ganoderma dengan melilit miselium G.

boninense (mikro-parasitik) diikuti dengan mengeluarkan enzim kitinase dan glukanase.

Trichoderma koningii juga memproduksi antibiotik sehingga memperkuat daya saingnya

terhadap Ganoderma. Selanjutnya, T. koningii akan tumbuh dan berkembang pada sisa-sisa

akar kelapa sawit terinfeksi G. boninense yang pada akhirnya akan melindungi akar kelapa

sawit baru.

Selain Marfu-p, Biofungisida lain yang dapat digunakan untuk pencegahan

penyakit ganoderma ada trichoderma sp.

Manfaat Biopestisida

Page 12: Bio Pest is Ida

Sesuai dengan namanya, biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan

penyakit pada tanaman. Namun, manfaat biopestisida berbagai macam sesuai dengan

bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan biopestisida yang

diinginkan.

Penggunaannya memberikan banyak manfaat. Selain efektif mengendalikan hama

dan penyakit, ternyata terbukti dapat meningkatkan hasil panen, Penggunaan Biopestisida

pun umumnya lebih efektif pada dosis rendah dan cepat terurai sehingga pemaparannya

lebih rendah dan terhindar dari masalah pencemaran. Lain hanya pestisida kimia yang

sering kali menimbulkan dampak residu.

Selain dapat mencegah hama dan penyakit pada tanaman, biopestisida juga dapat

memberi manfaat pada lingkungan, sehingga lingkungan dapat menjadi lebih sehat dengan

adanya pemanfaatan lingkungan secara maksimal tanpa bahan kimia.

Kelebihan dan Kekurangan Biopestisida

Secara umum, adapun beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain:

· Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan

lingkungan (ramah lingkungan).

· Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.

Page 13: Bio Pest is Ida

· Dapat membunuh atau mengendalikan hama / penyakit

- Lebih mudah dan murah diterapkan karena tidak memerlukan peralatan aplikasi yang

mahal seperti halnya aplikasi pestisida kimia.

· Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai.

· Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan

penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan,

dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis

yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya.

Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka

sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada

hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering

disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi

dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal

tumbuh untuk tanamannya.

Adapun kekurangan dari biopestisida adalah:

1. Daya kerjanya relative lambat.

2. Tidak langsung membunuh hama sasaran sehingga perlu berkali-kali penyemprotan.

3. Tidak tahan sinar matahari.

Page 14: Bio Pest is Ida

4. Tidak tahan simpan.

5. Keterbatasan produksi, mode of action yang lambat dan inang yang relatif spesifik.

Kendala dalam Membuat Biopestisida

Sebagai bahan alami yang ramah lingkungan, biopestisida juga memiliki kendala dalam

pembuatannya seperti:

1. Kurangnya pemahaman tentang biopestisida

Sosialisasi mengenai pertanian organik relatif minim

Page 15: Bio Pest is Ida

Kesimpulan

1. Biopestisida dapat diartikan sebagaimana semua bahan hayati, baik berupa tanaman,

hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama

dan penyakit pada tanaman

2. Biopestisida didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, mikroba, atau material alami

lainnya yang terbukti lebih aman bagi manusia dan lingkungan

3. Jenis-jenis biopestisida, antara lain, Bioinsektisida, Bioherbisida, Biofungisida

4. Secara umum, adapun beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain:

· Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak

mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).

· Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.

· Dapat membunuh atau mengendalikan hama / penyakit

- Lebih mudah dan murah diterapkan karena tidak memerlukan peralatan aplikasi

yang mahal seperti halnya aplikasi pestisida kimia

5. Adapun kekurangan dari biopestisida adalah:

Page 16: Bio Pest is Ida

1. Daya kerjanya relative lambat.

2. Tidak langsung membunuh hama sasaran sehingga perlu berkali-kali

penyemprotan.

3. Tidak tahan sinar matahari.

4. Tidak tahan simpan.

5. Keterbatasan produksi, mode of action yang lambat dan inang yang relatif

spesifik.

6. Sebagai bahan alami yang ramah lingkungan, biopestisida juga memiliki kendala

dalam pembuatannya seperti:

1. Kurangnya pemahaman tentang biopestisida

Sosialisasi mengenai pertanian organik relatif minim

Page 17: Bio Pest is Ida

DAFTAR PUSTAKA

http://bptsitubondo.wordpress.com/2008/06/05/mimba-azadirachta-indica-ajuss-

bag-i/

http://goorganic-2010.blogspot.com/2009/12/pestisida-hayati.html

http://nelsonsimanjuntak.blogspot.com/2010/06/meningkatnya-konsumsi-makanan-

organik.html

Kumpulan Materi Departmen Litbang Senat Mahasiswa STIPAP