analisis kinerja pelayanan jasa pest control pada pt. agriconputracitraoptima

Upload: jauhary-marsoeoed

Post on 29-Oct-2015

723 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PT. Agricon Putra Citra Optima (APCO) merupakan salah satu perusahaan jasa pengendalian hama terbesar diIndonesia .Untuk menghadapi persaingan diantara perusahaan sejenis yang sangat ketat, perusahaan perlu membenahi beberapa aspek untuk dapat menjadi market leader, salah satunya adalah dengan cara pengukuran kinerja dengan pendekatan konsep Balanced Score card. Melalui pengukuran kinerja dengan pendekatan konsep Balanced Score card diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada ,menghadapi persaingan yang semakin ketat, meningkatkan jumlah pelanggan, dan akhirnya dapat meningkatkan share holder atau tingkat pengembalian saham perusahaan yang tinggi.

TRANSCRIPT

  • ANALISIS KINERJA PELAYANAN JASA PEST CONTROL PADAPT AGRICON PUTRA CITRA OPTIMA APLIKASI KONSEP

    BALANCED SCORECARD

    Oleh :

    SRI SUSLAINI KURNIATI

    A14104621

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • ANALISIS KINERJA PELAYANAN JASA PEST CONTROL PADAPT AGRICON PUTRA CITRA OPTIMA APLIKASI KONSEP

    BALANCED SCORECARD

    Oleh :

    SRI SUSLAINI KURNIATIA14104621

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pertanian

    PadaFakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • RINGKASAN

    SRI SUSLAINI K. Analisis Kinerja Pelayanan Jasa Pest Control Pada PTAgricon Putra Citra Optima Aplikasi Konsep Balanced Scorecard. Di bawahbimbingan D. IWAN RISWANDI.

    PT Agricon Putra Citra Optima (APCO) merupakan salah satu perusahaanjasa pengendalian hama terbesar di Indonesia. Untuk menghadapi persaingandiantara perusahaan sejenis yang sangat ketat, perusahaan perlu membenahibeberapa aspek untuk dapat menjadi market leader, salah satunya adalah dengancara pengukuran kinerja dengan pendekatan konsep Balanced Scorecard. Melaluipengukuran kinerja dengan pendekatan konsep Balanced Scorecard diharapkanperusahaan dapat mengoptimalkan sumberdaya yang ada, menghadapi persainganyang semakin ketat, meningkatkan jumlah pelanggan, dan akhirnya dapatmeningkatkan shareholder atau tingkat pengembalian saham perusahaan yangtinggi.

    Penelitian ini bertujuan : (1) melakukan identifikasi untuk mengetahuisistem pengukuran kinerja yang digunakan PT APCO selama ini, (2) merumuskandan menggambarkan peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi,misi, dan komitmen PT APCO, (3) menganalisis evaluasi kinerja PT APCOmenggunakan pendekatan Balanced Scorecard, (4) merekomendasikan tindakanpeningkatan kinerja PT APCO.

    Konsep Balanced Scorecard yang memiliki empat perspektif, dianalisisdengan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi. Padaperspektif keuangan, dilakukan dengan melihat pertumbuhan profitabilitas danpertumbuhan penjualan perusahaan. Perspektif pelanggan diukur melalui surveykepuasan pelanggan dan dibahas dalam bentuk deskriptif. Perspektif proses bisnisinternal menggunakan analisis deskripktif evaluatif. Metode ini bertujuan untukmemperoleh deskripsi secara mendalam dan objektif pada objek penelitian.Metode ini juga digunakan untuk menganalisis lingkungan industri perusahaan.Sedangkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur melalui surveykepuasan karyawan dan hasilnya dianalisis menggunakan nilai yang paling seringmuncul (modus). Sasaran strategis akhir yang ingin dicapai perusahaan petaBalanced Scorecard PT Agricon Putra Citra Optima adalah pertumbuhanprofitabilitas melalui pertumbuhan penjualan.

    Lag Indicator yang dipilih adalah ROI dan tingkat pertumbuhan penjualanuntuk perspektif keuangan; tingkat kepuasan pelanggan untuk perspektifpelanggan; kecepatan dan waktu teknis pelaksanaan, tingkat penyelesaianmasalah, penjualan pelayanan baru dan waktu penyelesaian klaim untukperspektif proses bisnis internal; prestasi karyawan, perputaran karyawan danindeks kepuasan dan motivasi karyawan untuk perspektif pembelajaran danpertumbuhan. Sedangkan Lead Indicator yang digunakan adalah marjin lababersih dan total asset turnover untuk perspektif keuangan; survei kepuasanpelanggan untuk perspektif pelanggan; kerjasama dengan pihak ketiga dan inovasiproduk baru untuk perspektif bisnis internal; jumlah karyawan yang mengikuti

  • pelatihan, konferensi dan workshop untuk perspektif pembelajaran danpertumbuhan. Dalam penelitian ini hanya mengukur Lag Indicator saja.

    Secara keseluruhan, hasil pencapaian kinerja perusahaan dalam empatperspektif balaced scorecard memuaskan. Hal ini terlihat dari skor akhirpencapaian target sebesar 94,25 persen. Kinerja perusahaan yang baik ini tidaklepas dari pengaruh Terminix sebagai franchisor yang memberikan pedomankebijakan. Pencapaian target pada perspektif keuangan, proses bisnis internal danpembelajaran dan pertumbuhan masing-masing adalah 89,5 persen, 91,67 persendan 90,36 persen. Angka ini menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yangsangat baik karena di tiga perspektif tersebut karena telah melewati target.Namun untuk perspektif pelanggan hasil yang diperoleh belum mencapai targetyang diharapkan yaitu 94 persen. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sepertikurang tidaktepatnya penjadwalan, pasca pelayanan seperti hasil akhir daripelayanan.

    PT APCO direkomendasikan untuk menggunakan konsep BalancedScorecard sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan. Balanced Scorecardselain tetap mempertahankan ukuran finansial sebagai suatu ringkasan pentingkinerja perusahaan, ukuran pada perspektif-perspektif yang lain juga merupakanukuran kinerja perusahaan yang penting untuk diperhatikan. Pada perspektifpelanggan dengan tujuan strategis perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan,perusahaan perlu lebih detail untuk melihat ulang teknis pelayanan kepadapelanggan untuk dilakukan perbaikan dan pengembangan.

  • PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS KINERJA PELAYANAN JASA PEST CONTROL PADA PT

    AGRICON PUTRA CITRA OPTIMA APLIKASI KONSEP BALANCED

    SCORECARD BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI

    YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

    SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK

    MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA

    MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA

    SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH

    DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI RUJUKAN

    YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH

    Bogor, Desember 2009

    Sri Suslaini KurniatiA14104621

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Februari 1983 dari Ayah

    Sandirman dan Ibu Sri Nursiati. Penulis merupakan anak keempat dari empat

    bersaudara.

    Tahun 2000 penulis lulus dari SMU Plus YPHB Bogor dan pada tahun

    2004 lulus dari Program Diploma III Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran

    Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi S1

    di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

    Bogor.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

    dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

    judul Analisis Kinerja Pelayanan Jasa Pest Control Pada PT Agricon Putra Citra

    Optima Aplikasi Konsep Balanced Scorecard.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan PT Agricon

    Putra Citra Optima yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternalnya.

    Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan, penulis dan seluruh

    pihak yang berkepentingan.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

    sehingga saran dan kritik sangat diperlukan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis

    berharap penelitian yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh

    pihak yang berkepentingan.

    Bogor, Desember 2009

    Sri Suslaini KurniatiA14104621

  • UCAPAN TERIMA KASIH

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan sumbangan

    pikiran, bimbingan, dukungan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab

    itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Kedua orang tua, kakak-kakak tercinta dan Taufan Setia Nusantara yang

    senantiasa memberikan kasih sayang, doa dan dukungan baik moril

    maupun materil serta bantuan teknis maupun non teknis tanpa henti-henti

    pada penulis.

    2. Bapak Dr. D. Iwan Riswandi, Msi selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu, menuntun, mengarahkan dan membimbing penulis

    dengan penuh kesabaran.

    3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MM, M.Sc selaku dosen evaluator kolokium

    yang telah memberikan koreksi, masukan dan saran bagi penulis.

    4. Hudori yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar.

    5. Segenap manajemen PT Agricon Putra Citra Optima (APCO) yang telah

    meluangkan waktu untuk memberikan informasi bagi kepentingan

    penulisan skripsi ini.

    6. Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun sangat

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • DAFTAR ISI

    HalamanDAFTAR ISI............................................................................................... xDAFTAR TABEL....................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiiiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiv

    I. PENDAHULUAN ................................................................................... 11.1. Latar Belakang................................................................................. 11.2. Perumusan Masalah......................................................................... 51.3. Tujuan Penelitian............................................................................. 71.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 71.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian........................................... 8

    II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 92.1. Konsep Pengukuran Kinerja............................................................ 92.2. Konsep Manajemen Strategis .......................................................... 10

    2.2.1. Strategi .................................................................................. 102.2.2. Manajemen Strategis ............................................................ 11

    2.3. Konsep Balanced Scorecard ........................................................... 122.4. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 22

    III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 25

    IV. METODE PENELITIAN .................................................................... 294.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 294.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 294.3. Metode Pengambilan Sample ......................................................... 304.4. Metode Pengumpulan Data............................................................. 304.5. Metode Analisis dan Pengolahan Data ........................................... 31

    4.5.1. Perspektif Keuangan ............................................................ 344.5.2. Perspektif Pelanggan............................................................ 344.5.3. Perspektif Proses Bisnis Internal ......................................... 354.5.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.......................... 36

    V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................................. 385.1. Sejarah Singkat Perusahaan............................................................ 385.2. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................... 405.3. Struktur dan Fungsi Organisasi ...................................................... 41

    VI HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 456.1. Identifikasi Sistem Pengukuran Kinerja PT Agricon Putra Citra

    Optima Saat Ini.............................................................................. 456.2. Peta Strategi Balanced Scorecard.................................................. 49

    6.2.1. Hubungan Sebab Akibat pada Tujuan Strategi .................. 526.2.2. Penentuan Tolok Ukur ....................................................... 60

  • xi

    6.2.3. Penentuan Bobot................................................................. 826.2.4. Penentuan Target dan Inisiatif............................................ 85

    6.3. Hasil Capaian Kinerja PT Agricon Putra Citra Optima................. 936.3.1. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Keuangan..................... 946.3.2. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Pelanggan .................... 956.3.3. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal ............. 956.3.4. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Pertumnuhan dan

    Pembelajaran ..................................................................... 976.4. Evaluasi Kinerja PT Agricon Putra Citra Optima dengan Konsep

    Balanced Scorecard ....................................................................... 996.5. Rekomendasi Kegiatan Peningkatan Kinerja PT. Agricon Putra

    Citra Optima................................................................................... 103

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 1067.1. Kesimpulan..................................................................................... 1067.2. Saran............................................................................................... 107

    VIII. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 109

    LAMPIRAN................................................................................................ 111

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Pengukuran Strategis dari tema Finansial ....................................... 14

    2. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 24

    3. Alamat Cabang PT Agricon Putra Citra Optima............................. 44

    4. Karakteristik Umum Responden PT Agricon Putra Citra Optima(APCO) Tahun 2008 ....................................................................... 64

    5. Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Kualitas Jasa padaResponden ....................................................................................... 67

    6. Tingkat Perputaran Karyawan PT Agricon Putra Citra Optimapada tahun 2008 ............................................................................. 71

    7. Komposisi Usia Responden ............................................................ 73

    8. Komposisi Jenis Kelamin Responden............................................. 73

    9. Tingkat Pendidikan Responden....................................................... 74

    10. Pengalaman Kerja Responden di PT Agricon Putra Citra Optima . 74

    11. Modus Inisiatif Individual Responden ............................................ 75

    12. Modus Toleransi terhadap Resiko pada Responden ....................... 76

    13. Modus Pengarahan pada Responden............................................... 77

    14. Modus Integrasi pada Responden ................................................... 78

    15. Modus pengawasan pada Rersponden ............................................ 79

    16. Modus Identitas pada Responden.................................................... 79

    17. Modus Sistem Penghargaan pada Responden................................. 81

    18. Modus Motivasi pada Responden ................................................... 82

    19. Penentuan Bobot pada Masing-masing Tujuan dan UkuranStrategis PT Agricon Putra Citra Optima........................................ 85

    20. Rancangan Balanced Scorecard PT Agricon Putra Citra Optima .. 90

    21. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Keuangan................................... 94

    22. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Pelanggan .................................. 95

    23. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal ................ 97

    24. Modus Keputusan dan Motivasi Responden................................... 98

    25. Hasil Capaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 98

    26. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard........................... 101

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Model Proses Manajemen Strategi ................................................. 12

    2. Pengukuran Inti perspektif pelanggan ............................................. 16

    3. Perspektif Bisnis Internal ................................................................ 19

    4. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan............... 22

    5. Kerangka Pemikiran Operasional PT Agricon Putra Citra Optima. 28

    6. Diagram Anak Perusahaan PT Agricon Putra Citra Optima........... 39

    7. Struktur Organisasi PT Agricon Putra Citra Optima....................... 41

    8. Struktur Organisasi Cabang PT Agricon Putra Citra Optima ......... 42

    9. Skema Pengukuran Kinerja PT Agricon Putra Citra Optima.......... 46

    10. Peta Strategi PT Agricon Putra Citra Optima ................................. 51

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Neraca Keuangan PT Agricon Putra Citra Optima Tahun 2007-2008 .. 112

    2. Neraca Keuangan PT Agricon Putra Citra Optima Tahun 2007-2008(Lanjutan)............................................................................................... 113

    3. Laporan Rugi Laba PT Agricon Putra Citra Optima Tahun 2007-2008 114

    4. Pertanyaan-Pertanyaan Wawancara Kepada Pihak ManajemenPerusahaan.............................................................................................. 115

    5. Kuesioner yang Diberikan Kepada Pihak Pelanggan............................. 116

    6. Kuesioner yang Diberikan Kepada Karyawan PT Agricon PutraCitra Optima........................................................................................... 118

    7. Contoh Form Laporan Inspeksi dan Pengendalian PT Agricon PutraCitra Optima........................................................................................... 121

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Hama sebagai salah satu organisme pengganggu saat ini tidak hanya

    menjadi masalah pada sektor pertanian, melainkan telah merambah kepada

    berbagai sektor lain diantaranya sektor pemukiman, industri pengolahan

    makanan/minuman dan sektor komersial. Persoalan hama juga masih menjadi

    masalah yang penting dalam hubungannya dengan kualitas ekspor impor komoditi

    hasil pertanian.

    Permasalahan hama dalam kehidupan manusia dan semakin meningkatnya

    kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan, serta pentingnya

    pest control yang merupakan salah satu cara menjaga kesehatan lingkungan dan

    sanitasi, mendorong semakin berkembangnya industri pest control di Indonesia.

    Industri-industri yang bergerak di bidang pest control sudah cukup banyak,

    bahkan mencapai ratusan mulai dari skala kecil hingga skala besar. Industri

    tersebut telah dapat ditemui diberbagai kota besar di Indonesia yang wilayah

    kerjanya meliputi hampir seluruh kota-kota wilayah nusantara. Pasar bisnis pest

    control di Indonesia masih sangat besar, mengingat pasarnya mencakup segmen

    industri pengolahan, perhotelan, restoran, perumahan, apartemen, pertokoan,

    perkantoran dan pergudangan. Pada awal tahun 90-an semakin banyak

    pembangunan perumahan-perumahan baru yang membutuhkan jasa pest control.

    Namun, tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia untuk menggunakan jasa ini

    masih relatif rendah, kecuali di kelompok menengah-atas. Meski belum ada data

    pasti, diprediksi baru sekitar 10% dari pasar potensial, yang memperhatikan

    pentingnya pest control (Darandono, 2004).

  • 2Perusahaan-perusahaan jasa pest control saat ini dihadapkan pada situasi

    dimana masyarakat masih belum menilai jasa pest control sebagai kebutuhan yang

    mendesak, selain itu pengetahuan tentang produk pest control dan manfaatnya

    masih tersegmentasi pada masyarakat kelas atas. Dilihat dari populasi masyarakat

    Bogor potensi pasar masih besar namun belum banyak masyarakat yang

    menyadari pentingnya penggunaan jasa pest control. Hal ini menyebabkan

    perusahaan-perusahaan jasa pest control memerlukan kerja keras untuk

    mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mencari pelanggan baru.

    Keadaan ini memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan

    ataupun mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu

    bertahan dan berkembang dalam persaingan. Oleh karena itu perusahaan dalam

    hal ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama ini

    digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang semakin

    ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.

    Tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan jasa pest control tidak

    hanya berasal dari dalam perusahaan seperti tantangan sumberdaya manusia,

    terbatasnya modal dan menurunnya produktivitas tapi juga tantangan yang berasal

    dari luar yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Perubahan lingkungan

    eksternal akan memberi peluang sekaligus tantangan yang baru bagi perusahaan.

    Era keterbukaan pasar dan keadaan yang tidak menguntungkan dengan adanya

    bermacam krisis, membuat perusahaan-perusahaan di Indonesia terpaksa harus

    mengkaji kemampunanya untuk dapat memberikan nilai tambah (Added value)

    bagi stakeholder-nya. Perusahaan harus dapat mengembangkan kompetensi

    dasarnya agar mampu bertahan dan tetap dapat mengembangkan pertumbuhan

  • 3perusahaannya. Menjadi unik dan memberikan nilai tambah yang sesuai bagi

    konsumen adalah tujuan baru dalam pengembangan strategi perusahaan.

    Perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap strategi yang dilaksanakan saat ini

    dan melakukan tindakan mendasar dalam memformulasikan strategi yang tepat

    untuk diimplementasikan dimasa yang akan datang. Kendala terbesar dari ketidak

    berhasilan suatu strategi umumnya adalah identifikasi lingkungan yang tidak tepat

    dan kegagalan implementasi dari strategi itu sendiri. Bila kesalahan identifikasi

    lingkungan terjadi, hal ini lebih mudah diketahui dan diperbaiki dengan

    melakukan identifikasi internal dan eksternal perusahaan, baik dilakukan oleh

    pihak manajemen perusahaan atau dilakukan dengan cara outsourching

    menggunakan jasa konsultan eksternal. Permasalahan akan lebih kompleks bila

    yang terjadi adalah kegagalan implementasi strategi, artinya konsep strategi telah

    tepat namun tidak mampu diterapkan dalam tindakan nyata. Kegagalan tersebut

    dapat disebabkan karena kurang dipahaminya strategi, kurangnya komunikasi

    internal, kelemahan eksekutif puncak, dan faktor-faktor lainnya. Namun,

    kesalahan yang paling umum dilakukan perusahaan adalah tidak melakukan

    manajemen dan pengendalian strategi yang tepat (Rinaldi, 2005).

    Evaluasi strategi perusahaan secara terus-menerus akan berdampak pada

    peningkatan kinerja perusahaan. Salah satu tahapan dalam mengevaluasi strategi

    yang digunakan perusahaan adalah melakukan pengukuran terhadap kinerja yang

    dihasilkan pada suatu periode terhadap target yang ingin dicapai perusahaan pada

    periode yang bersangkutan. Alat dalam melakukan pengukuran kinerja yang tidak

    tepat akan berakibat bias terhadap capaian kinerja dan fokus dari keberlangsungan

    operasi perusahaan berakibat pada tidak tercapainya visi dan misi perusahaan.

  • 4Banyak manajemen perusahaan tidak menyadari pentingnya suatu sistem

    manajemen sebagai suatu alat atau bagian di dalam pengukuran kinerja

    perusahaan, baik itu kinerja keuangan maupun non-keuangan (Mulyadi, 2001).

    Perusahaan memerlukan perubahan sistem manajemen yang dapat

    mengikuti perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi dengan

    mengupayakan perbaikan sistem manajemen berbasis kinerja secara

    komprehensif. Sistem kinerja ini berguna untuk seluruh elemen perusahaan

    dengan tujuan menyelaraskan visi dan misi kedalam suatu program yang jelas

    sehingga dapat dilakukan secara efektif. Suatu sistem kinerja harus dapat diukur

    untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan

    dipandang dari berbagai perspektif.

    PT Agricon Putra Citra Optima (APCO) merupakan salah satu perusahaan

    jasa pest control terbesar di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan diantara

    perusahaan sejenis, perusahaan perlu membenahi kinerja agar perusahaan lebih

    unggul diantara perusahaan sejenis tersebut dan memiliki posisi sebagai market

    leader. Salah satu pengukuran kinerja pada sistem manajemen berbasis kinerja

    adalah dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pengukuran kinerja ini

    merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan usaha untuk mencapai

    keberhasilan. Sistem pengukuran kinerja yang efektif dapat mendorong seluruh

    karyawan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Tanpa pengukuran yang

    efektif, perusahaan tidak dapat mengevaluasi seberapa baik kinerja perusahaan

    dan merekomendasikan tindakan korektif yang bersifat visioner. Balanced

    Scorecard merupakan usulan sistem pengembangan manajemen modern baru

  • 5yang tidak mengukur kinerja perusahaan melalui aspek keuangan saja tetapi juga

    mengukur dari aspek non keuangan. Pengukuran tersebut dilihat dari :

    1. Perspektif Finansial yaitu mengukur dalam ukuran ekonomis hasil dari

    tindakan yang telah dilakukan.

    2. Perspektif Pelanggan yaitu mengukur performance usaha menurut segmen

    pelanggan yang ditargetkan.

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal yaitu identifikasi proses internal kritikal yang

    dikontrol oleh perusahaan.

    4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran yaitu identifikasi infrastrutur yang

    dibangun oleh perusahaan untuk menciptakan peningkatan dan pertumbuhan

    jangka panjang.

    1.2. Perumusan Masalah

    PT APCO merupakan perusahaan yang memiliki produk jasa yang sangat

    dipengaruhi oleh kepuasan konsumen. Masih adanya komplain dari pelanggan PT

    APCO mengenai pelayanan yang kurang memuaskan perlu menjadi perhatian

    perusahaan. Pelayanan terhadap keluhan pelanggan telah dilakukan oleh PT

    APCO, namun perusahaan masih belum melakukan pencatatan data komplain

    sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure) sehingga sulit untuk

    diidentifikasikannya presentasi jumlah komplain setiap tahunnya. Hal ini

    disebabkan oleh masalah dari individu karyawannya yang kurang disiplin

    terhadap SOP perusahaan. Sarana dan prasarana yang masih kurang juga

    menyebabkan adanya sedikit hambatan dalam pelaksanaan teknis pelayanan jasa.

    PT APCO selama ini menggunakan anggaran tahunan yang berfokus pada

  • 6pengukuran finansial untuk mengevaluasi kinerjanya, padahal ukuran finansial

    saja tidak cukup untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan

    melalui lingkungan yang kompetitif karena ketidakmampuannya dalam

    menangkap nilai yang baik atau nilai yang kurang baik selama kegiatan

    operasional berlangsung. Ukuran ini hanya menceritakan sebagai tindakan masa

    lalu dan kurang memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai

    finansial masa depan yang dilaksanakan saat ini dan kemudian. Perusahaan perlu

    melakukan pengukuran non finansial. Melalui pengukuran kinerja dengan

    pendekatan Balanced Scorecard diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan

    sumberdaya yang ada, menghadapi persaingan yang semakin ketat, meningkatkan

    jumlah pelanggan, dan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan profitabilitas

    dan shareholder.

    Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana pengukuran kinerja yang digunakan PT APCO selama ini?

    2. Bagaimana peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi,misi dan

    komitmen PT APCO?

    3. Bagaimana evaluasi kinerja PT APCO yang sesuai dengan konsep Balanced

    Scorecard?

    4. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja PT APCO

    melalui konsep Balanced Scorecard?

  • 71.3. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Mengidentifikasi sistem pengukuran kinerja yang digunakan PT APCO

    selama ini.

    2. Merumuskan peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi, misi,

    dan komitmen PT APCO.

    3. Menganalisis evaluasi kinerja PT APCO menggunakan pendekatan Balanced

    Scorecard.

    4. Merekomendasikan tindakan peningkatan kinerja PT APCO.

    1.4. Kegunaan Penelitian

    1. Memberikan masukan yang bermanfaat sebagai pertimbangan evaluasi

    manajemen strategis yang diterapkan PT APCO saat ini.

    2. Melatih kemampuan penulis dalam menganalisa masalah berdasarkan fakta

    dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh

    selama kuliah.

    3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian lebih lanjut serta untuk

    menambah pengetahuan.

  • 81.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

    Penelitian ini di fokuskan pada bagaimana perusahaan melakukan

    penilaian kinerja perusahaan, dengan mengimplementasikan Balanced scorecard

    sebagai bentuk tolok ukur kinerja perusahaan, bagaimana kinerja manajemen

    perusahaan, dan tahap rekomendasi alternatif strategi yang tepat bagi

    keberlangsungan perusahaan jangka panjang. Sedangkan tahap pengambilan

    keputusan strategi merupakan wewenang penuh perusahaan.

    Penelitian yang dilakukan di PT APCO dibatasi hanya pada wilayah

    Bogor. BSC dirancang sesuai dengan yang dijabarkan dari visi, misi, dan strategi

    yang telah dibuat oleh PT APCO.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Konsep Pengukuran Kinerja

    Tanda-tanda yang vital bagi perkembangan kemajuan perusahaan terdapat

    dalam pengukuran kinerja. Tanda-tanda vital tersebut menunjukkan pada individu

    mengenai apa dan bagaimana individu tersebut telah mengerjakan bagiannya

    sebagai satu kesatuan. Tanda-tanda tersebut juga mengkomunikasikan atau

    menyampaikan apa yang penting bagi perusahaan, yaitu strategi dari top

    manajemen ke tingkat bawahnya, hasil proses dari tingkat yang lebih rendah

    keatas serta kontrol dan perbaikan proses (Tunggal, 2000).

    Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas

    operasional suatu organisasi dan pegawainya berdasarkan sasaran standar dan

    kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001). Susilo (2002)

    menyebutkan pengukuran kinerja adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara

    akurat dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan yang telah

    terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan.

    Menurut Yuwono et al. (2003), pengukuran kinerja adalah tindakan

    pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas di dalam rantai nilai yang

    ada pada organisasi. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai

    umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu

    rencana dan hal-hal yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas

    rencana dan pengendalian.

  • 10

    2.2. Konsep Manajemen Strategi

    2.2.1. Strategi

    Mulyadi (2001) mendefinisikan strategi sebagai pola tindakan utama yang

    dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Untuk mewujudkan visi,

    misi, dan tujuan perusahaan, strategi diterjemahkan dalam bentuk sasaran-sasaran

    masa depan yang dituju oleh perusahaan. Selanjutnya untuk mewujudkan sasaran

    strategik disusun suatu program tindakan yang akan dilaksanakan, yang disebut

    dengan inisiatif.

    Gaspersz (2003) mengemukakan strategi sebagai suatu pernyataan tentang

    apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk bertindak dari satu titik referensi

    ke titik referensi yang lain. Strategi merupakan suatu tindakan terintegrasi yang

    konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai kepada

    pelanggan dengan suatu struktur biaya yang memungkinkan pencapaian

    keunggulan hasil yang berkelanjutan. Strategi biasanya dikembangkan pada

    tingkat atas organisasi tetapi dilaksanakan oleh tingkat bawah organisasi.

    Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan

    merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

    keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang

    untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui

    pelaksanaan strategi yang tepat oleh perusahaan. Strategi mencerminkan

    kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan dimana ia harus bersaing;

    melawan siapa; dan untuk maksud apa (Pierce dan Robinson, 1997).

  • 11

    2.2.2. Manajemen Strategi

    Manajemen strategi didefinisikan sebagai suatu proses yang digunakan

    oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan

    strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi

    organisasi (Mulyadi, 2001).

    Menurut David (2002), manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan

    untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas

    fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Seperti yang

    tersirat dalam obyektifnya, fokus manajemen strategi terletak pada memadukan

    manajemen, pemasaran, keuangan dan akunting, produksi dan operasi, penelitian

    dan pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan

    organisasi.

    Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap : perumusan strategi,

    implementasi, dan evaluasi strategi. Perumusan strategi termasuk

    mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal

    perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan objektif

    jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu

    untuk dilaksanakan. Implementasi strategi menurut perusahaan untuk menetapkan

    objektif tahunan, dilengkapi dengan kebijakan, motivasi karyawan dan

    mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat

    dilaksanakan. Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi.

    Tahap ini untuk mengetahui apakah suatu strategi berfungsi dengan baik atau

    tidak. Tiga macam aktivitas untuk mengevaluasi strategi adalah : 1. Meninjau

  • 12

    faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang; 2.

    Mengukur prestasi; dan 3. Mengambil tindakan korektif.

    Gambar 1. Model Proses Manajemen StrategiSumber : David, 2002

    2.3. Konsep Balanced Scorecard

    Balanced Scorecard (BSC) pada tahap awal penerapannya, merupakan

    kartu skor yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui

    kartu skor, kinerja yang hendak diwujudkan oleh eksekutif di masa depan

    dibandingkan dengan hasil evaluasi kinerja sesungguhnya. Kata berimbang

    dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja eksekutif diukur secara

    berimbang dari dua perspektif: keuangan dan nonkeuangan; jangka pendek dan

    jangka panjang; serta intern dan ekstern.

    Balanced Scorecard digunakan untuk mendongkrak kemampuan

    organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara

    berkesinambungan (sustainable outstanding financial performance). Oleh karena

    organisasi pada dasarnya adalah institusi pencipta kekayaan, penggunaan BSC

    dalam pengelolaan menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan organisasi

    dalam menciptakan kekayaan (Mulyadi, 2005).

    Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategis yang

    dinamakan Strategic Based Responsibility Accounting System yang

    Menetapkanarah dan Misi

    MemahamiLingkungan

    MemformulasikanStrategi

    Mengevaluasi danMengawasi Strategi

    Mengimplementasikanstrategi

  • 13

    menerjemahkan visi, misi, dan strategi unit bisnis ke dalam tujuan operasional dan

    tolok ukur kinerja untuk empat perspektif yang diperkenalkan Robert Kaplan pada

    tahun 1992, sebagai pengembangan dari konsep pengukuran kinerja (performance

    measurement) perusahaan.

    1. Perspektif Finansial

    Menurut Kaplan dan Norton (2000), BSC tetap mempergunakan perspektif

    finansial karena ukuran keuangan dapat memberikan petunjuk mengenai strategi

    perusahaan, implementasi, dan pelaksanaanya dalam kontribusi peningkatan laba

    perusahaan jangka panjang. Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di

    perspektif scorecard lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari

    hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja

    keuangan.

    Tujuan finansial sangat berbeda untuk setiap siklus hidup perusahaan.

    Secara sederhana, siklus hidup perusahaan dibagi menjadi tiga tahap yaitu growth

    (bertumbuh), sustain (bertahan), dan harvest (menuai). Perusahaan yang berada

    pada tahap growth, memiliki produk dan pangsa pasar yang tumbuh secara

    signifikan, sehingga strategi dan pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif

    finansial difokuskan pada pertumbuhan penerimaan, penghasilan/laba positif,

    serta peningkatan penjualan dan pangsa pasar. Perusahaan yang berada pada

    tahap sustain memiliki produk dan pangsa pasar yang bertumbuh stabil, sehingga

    strategi dan pengukuran dalam perspektif finansial yang dilakukan dapat

    difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat

    pengembalian investasi, dan peningkatan laba kotor. Perusahaan yang berada pada

    tahap harvest, memiliki produk dan pangsa pasar yang bertumbuh secara lambat,

  • 14

    sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif finansial dapat difokuskan

    pada pengelolaan arus kas, nilai tambah ekonomis dan nilai tambah kas.

    Menurut Gaspersz (2005), tema-tema strategis pada ketiga tahap siklus

    hidup bisnis adalah: (1) pertumbuhan dan keberagaman sumber

    penerimaan/peningkatan penerimaan, (2) reduksi biaya/peningkatan produktivitas,

    dan (3) utilisasi aset dan/atau strategi investasi. Pengukuran dari setiap tema

    finansial ditunjukkan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Pengukuran Strategis dari Tema FinansialTema Strategis

    Peningkatan

    PenerimaanPeningkatan Produktivitas

    Peningkatan Utilisasi

    Aset

    Growth

    Tingkat peningkatan

    pendapatan per segmen

    pasar.

    Persentase penerimaan

    dari produk baru dan

    pelanggan baru.

    Tingkat penjualan per

    karyawan

    Persentase investasi

    terhadap penjualan.

    Persentase R&D terhadap

    penjualan.

    Sustain

    Pangsa pasar dari target

    pelanggan.

    Profitabilitas dari lini

    produk dan pelanggan.

    Persentase penerimaan

    dari pelanggan baru.

    Perbandingan biaya

    produksi dengan pesaing.

    Tingkat reduksi biaya.

    Pengeluaran/biaya tidak

    langsung dibandingkan

    terhadap penjualan.

    Rasio modal kerja.

    Tingkat kerja.

    Tingkat pengembalian

    investasi.

    Tingkat utilisasi aset.

    Harvest

    Profitabilitas lini

    produk dan pelanggan.

    Persentase pelanggan

    yang tidak

    menguntungkan.

    Biaya per unit produk.

    Biaya per unit transaksi.

    Jangka waktu

    pengembalian investasi.

    Sumber : Gaspersz, 2005

  • 15

    2. Perspektif Pelanggan

    Pelanggan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang termasuk salah

    satu komponen dari sasaran keuangan perusahaan. Pada masa lalu, perusahaan

    lebih fokus pada kapabilitas internal, dengan mengandalkan kinerja produk dan

    inovasi teknologi. Akan tetapi saat ini banyak perusahaan berpindah fokus secara

    eksternal kepada pelanggan. Suatu produk akan semakin bernilai apabila

    kinerjanya semakin mendekati bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan

    dipersiapkan oleh konsumen.

    Dalam perspektif pelanggan BSC, selain keinginan untuk memuaskan dan

    menyenangkan pelanggan, para manajer unit bisnis juga harus menerjemahkan

    pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan

    pelanggan yang spesifik. Perusahaan harus mengidentifikasi berbagai segmen

    pasar, baik dalam populasi pelanggan yang ada saat ini maupun pelanggan

    potensial dan kemudian memilih segmen mana yang akan mereka masuki.

    Terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu

    pengukuran inti (core measurement group) dan customer value proposition. Pada

    pengukuran inti, terdapat lima hal yang saling berhubungan, yakni pangsa pasar

    (market share), retensi pelanggan (customer retention), akuisisi pelanggan

    (customer acquisition), kepuasan pelanggan (customer satisfaction), dan

    profitabilitas pelanggan (customer profitability). Hubungan ini dapat dilihat pada

    Gambar 1., yang menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu

    komponen penting untuk menciptakan retensi serta akuisisi pelanggan yang pada

    akhirnya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar suatu perusahaan.

  • 16

    a. Pangsa pasar : mengukur jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume

    unit penjualan yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada.

    b. Retensi pelanggan : mengukur tingkat dimana perusahaan dapat

    mempertahankan hubungan dengan konsumen.

    c. Akuisisi pelanggan : mengukur dalam bentuk relatif atau absolut. Tingkat

    keberhasilan suatu unit bisnis untuk menarik pelanggan baru atau

    memenangkan bisnis baru.

    d. Kepuasan pelanggan : menilai tingkat kepuasan pelanggan dengan kriteria

    kinerja spesifik di dalam proposisi nilai.

    e. Profitabilitas pelanggan : mengukur laba bersih yang diperoleh dari

    pelanggan atau segmen tertentu setelah dikurangi berbagai biaya yang

    dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

    Gambar 2. Pengukuran inti perspektif pelanggan

    Sumber : Kaplan dan Norton, 2000

    Pengukuran kedua adalah customer value proposition yang merupakan

    pemicu kinerja (performance driver), menggambarkan atribut yang disajikan

    perusahaan dalam produk atau jasa, dijual untuk menciptakan loyalitas dan

    Pangsa Pasar

    ProfitabilitasPelanggan

    RetensiPelanggan

    AkuisisiPelanggan

    KepuasanPelanggan

  • 17

    kepuasan pelanggan. Value proposition adalah konsep kunci untuk memahami

    penentu-penentu dari core measurement.

    Atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori,

    yaitu:

    a. Atribut produk/jasa; mencakup fungsi produk/jasa, harga, dan kualitas

    (mutu). Dalam hal ini, preferensi pelanggan bisa berbeda-beda, sebagian

    mengutamakan fungsi daripada harga. Namun sebagian lain mengutamakan

    ketepatan waktu dan harga murah.

    b. Hubungan pelanggan; menyangkut perasaan pelanggan setelah membeli

    produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan. Perasaan pelanggan ini dapat

    dipengaruhi oleh tingkat responsibilitas dan komitmen perusahaan terhadap

    pelanggan.

    c. Citra dan reputasi; menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang membuat

    pelanggan tertarik pada suatu perusahaan. Membangun citra dan reputasi

    perusahaan dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang

    telah dijanjikan kepada pelanggan.

    Mempertahankan pelanggan agar terus-menerus dan berulang membeli

    suatu produk tertentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya, setiap

    perusahaan harus selalu berinovasi dalam memperbaiki dan menciptakan suatu

    produk baru.

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal

    Perspektif proses bisnis internal mendorong kepada proses tercapainya

    tujuan yang ditetapkan untuk pelanggan dan pemegang saham. Dalam perspektif

    ini para eksekutif mengidentifikasikan berbagai proses bisnis internal penting

  • 18

    yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan sehingga memungkinkan

    perusahaan untuk :

    a. Memberi proporsi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan

    pelanggan dalam segmen pasar sasaran.

    b. Memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi para pemegang saham.

    Menurut Balanced Scorecard, setiap bisnis memiliki rangkaian proses

    tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial

    yang baik. Model rantai nilai generik menurut Kaplan dan Norton (2000)

    mencakup tiga proses usaha utama, yaitu :

    Inovasi

    Dalam proses inovasi, unit bisnis mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang

    sedang berkembang atau yang masih tersembunyi dan kemudian merancang dan

    mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Inovasi

    merupakan proses internal yang sangat penting.

    Operasi

    Proses operasi dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri

    dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini

    menitikberatkan pada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang ada

    secara efisien, konsisten, dan tepat waktu.

    Layanan Purna Jual

    Tahap ini merupakan tahap akhir dalam nilai rantai internal. Layanan purna jual

    mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk rusak dan

    yang dikembalikan serta proses pembayaran, seperti administrasi kartu kredit.

  • 19

    Perusahaan berupaya untuk memenuhi harapan pelanggan sasaran dalam hal

    layanan purna jual yang tinggi.

    Rantai nilai eksternal tampak pada gambar 2 sebagai berikut :

    Gambar 3. Perspektif proses bisnis internal

    Sumber : Kaplan dan Norton, 2000

    4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Perspektif keempat pada BSC adalah mengembangkan tujuan dan ukuran

    yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi infrastruktur yang harus

    dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja

    jangka panjang. Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan

    adalah : (1) manusia, (2) sistem, dan (3) prosedur perusahaan.

    Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan dan proses

    bisnis internal adalah mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan

    untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan tiga

    perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa

    dalam tiga perspektif yang lain (Sulistyowati, 2004).

    Kebutuhanpelanggan

    diidentifikasi

    KenaliPasar

    CiptakanProduk

    BangunProduk

    Luncurkanproduk Kebutuhan

    pelangganterpuaskan

    LayaniPelanggan

    Proses Inovasi Proses OperasiProses Layanan

    Purna Jual

  • 20

    Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan

    menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan sumberdaya manusia,

    sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan perusahaan untuk

    mencapai kinerja yang diinginkan. Untuk menutup kesenjangan ini, perusahaan

    harus melakukan investasi dengan melatih ulang para pekerja, meningkatkan

    teknologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan

    kegiatan sehari-hari perusahaan. BSC menekankan pentingnya menanamkan

    investasi untuk masa depan, bukan hanya dalam bidang investasi tradisional saja,

    seperti peralatan baru, riset dan pengembangan produk baru, serta investasi

    peralatan, akan tetapi juga investasi infrastruktur, pekerja, sistem, dan prosedur

    kerja perusahaan.

    Menurut Kaplan dan Norton (2000), terdapat tiga kategori utama untuk

    perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu :

    1. Kapabilitas pekerja.

    2. Kapabilitas sistem informasi.

    3. Motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan.

    Ide untuk memperbaiki suatu proses dengan tujuan untuk kepuasan

    pelanggan harus ditingkatkan melalui karyawan yang berhubungan langsung

    dengan pelanggan. Adapun pengukuran inti karyawan adalah sebagai berikut:

    a. Kepuasan karyawan (employee satisfaction), merupakan prasyarat untuk

    meningkatkan produktivitas, kualitas, dan layanan pelanggan. Faktor-faktor

    yang tercakup di dalamnya yaitu : keterlibatan karyawan dalam pengambilan

    keputusan, pengakuan terhadap hasil kerja, dukungan informasi dari atasan,

    serta memiliki kepuasan tersendiri terhadap perusahaan.

  • 21

    b. Retensi karyawan (employee retention), menggambarkan usaha untuk

    mempertahankan karyawan dalam jangka panjang. Artinya perusahaan

    melakukan penanaman investasi kepada karyawan untuk menghindari

    perputaran karyawan yang tinggi.

    c. Produktivitas karyawan (employee productivity), merupakan dampak

    peningkatan keterampilan karyawan, inovasi, perbaikan serta kepuasan

    pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan antara output yang

    dihasilkan dengan jumlah karyawan output tersebut.

    Kemampuan sistem informasi (information system capabilities)

    merupakan tolok ukur yang diperlukan dalam perusahaan. Jika perusahaan

    memiliki sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan dalam

    manajemen dan karyawan atas informasi yang tepat dan akurat akan terpenuhi

    secara baik dan efisien. Sedangkan motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan

    hendaknya dapat dilakukan perusahaan. Pemberdayaan karyawan berarti

    bagaimana perusahaan agar dapat membuat karyawan melakukan usaha-usaha

    yang optimal dalam mencapai tujuan perusahaan. Upaya pemberdayaan tersebut

    berkaitan dengan motivasi yang dimiliki karyawan untuk mengembangkan

    kemampuan kerjanya dan harus mendapat dukungan dari pihak perusahaan.

    Kewenangan yang diberikan kepada karyawan harus mendapat tanggapan positif

    agar sistem kerja yang dilakukan tidak hanya bersandar pada perintah atasan.

  • 22

    Ukuran Inti

    Faktor Pengaruh

    Gambar 4. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Sumber : Kaplan dan Norton, 2000

    2.4. Hasil Penelitian Terdahulu

    Penelitian mengenai perusahaan jasa pest control belum pernah dilakukan

    sebelumnya. Tetapi penelitian mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan

    menggunakan Balanced Scorecard telah banyak dilakukan sebelumnya. Berikut

    adalah beberapa penelitian terdahulu mengenai pengukuran kinerja perusahaan

    dengan menggunakan Balanced Scorecard :

    RetensiKaryawan

    ProduktivitasKaryawan

    HASIL

    KepuasanKaryawan

    Kompetensistaff

    InfrastrukturTeknologi

    Iklim untukbertindak

  • 23

    Penelitian yang dilakukan pada PT. Fastfood Indonesia oleh Sulistyowati

    (2004) menghasilkan analisa tentang sistem pengukuran kinerja dan hasil

    pencapaian kinerja perusahaan berdasarkan target yang ditetapkan dalam

    kerangka BSC. Selain berhasil merumuskan Key Performance Indicator (KPI)

    untuk perusahaan tersebut, penelitian ini juga dilengkapi dengan survei kepuasan

    pelanggan, serta survei kepuasan dan motivasi karyawan.

    Rinaldi (2005), melakukan penelitian dengan topik penerapan konsep

    Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja taman aquarium air tawar Taman

    Impian Indonesia Indah. Bertujuan untuk mendeskripsikan, merumuskan dan

    menfokuskan dalam penerapan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja

    perusahaan dan berusaha membandingkan dengan hasil pengukuran kinerja

    perusahaan yang dilakukan sebelumnya oleh perusahaan. Dari hasil penelitian

    tersebut kinerja TAAT TMII secara keseluruhan sangat baik dengan total skor

    sebesar 4,57 dari total skor 5,00.

    Berdasarkan referensi penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa

    referensi tersebut pada perusahaan jasa pest control dengan menggunakan metode

    Balanced Scorecard dapat memberikan suatu penilaian kinerja perusahaan dengan

    komprehensif dan mengintegrasikan semua aspek dalam menunjang pencapaian

    tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan secara jangka panjang maupun

    jangka pendek, oleh karena itu tema pengukuran kinerja perusahaan dengan

    menerapkan konsep Balanced Scorecard dalam persiapan implementasi strategi

    perusahaan di PT APCO. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk dianalisis.

  • 24

    Tabel 2. Hasil Penelitian Terdahulu

    Sumber Judul Hasil Penelitian

    Damayanti, 2002 Pengukuran KinerjaPerusahaan Ban denganPendekatan BalancedScorecard

    Analisis yang digunakandeskriptif evaluatif, rasio danpendekatan BalancedScorecard. Kinerjaperusahaan menurut BalancedScorecard cukup memuaskan.

    Reza, 2003 Perancangan SistemPengukuran KinerjaPerusahaan dengan KonsepBalanced Scorecard pada PT.Sea World Indonesia, Jakarta

    Analisis yang digunakanpendekatan BalancedScorecard dalam empatperspektif.

    Saputra, 2004 Analisis Kinerja DinasPertanian Kabupaten Bogordengan Konsep Kartu NilaiBerimbang (BSC)

    Hasil peninjauan di empatperspektif BalancedScorecard menunjukkankinerja Dinas PertanianKabupaten Bogor di bawahmaksimal.

    Ratri, 2004 Analisis Kinerja Koperasimelalui Penerapan BalancedScorecard

    Studi kasus KPBSPangalengan, Jawa Baratmenunjukkan bahwapengukuran kinerja finansialberdasarkan Laporan Tahunandan Rencana Anggaran danPendapatan untuk tahunberikutnya.

  • III. KERANGKA PEMIKIRAN

    PT APCO sebagai perusahaan berorientasi pada profit meletakkan tujuan

    dan langkah global dari perusahaan secara mendasar ke dalam Visi dan Misi

    perusahaan. Melalui visi dan misi perusahaan, langkah-langkah teknis bisnis

    dituangkan lebih detail melalui serangkaian strategi perusahaan. strategi

    perusahaan yang tepat dan terencana akan mampu mempertahankan kinerja

    purusahaan dengan baik. PT APCO sebagai unit bisnis yang bergerak di bidang

    jasa pest control sedang menghadapi perubahan-perubahan baik dari sisi internal

    maupun eksternal, di mana perubahan-perubahan tersebut akan sangat

    mempengaruhi eksistensi PT APCO sebagai perusahaan dengan tujuan

    menghasilkan profit. Secara internal PT APCO akan menghadapi hambatan-

    hambatan meliputi dari hambatan visi, hambatan pelaku bisnis, hambatan

    manajemen dan sumberdaya. Untuk menyesuaikan perubahan-perubahan yang

    terjadi pada kedua lingkungan tersebut, PT APCO memerlukan strategi

    perusahaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang sedang terjadi untuk

    bertahan hingga mampu memenangi persaingan bisnis. Penyesuaian strategi

    perusahaan ini dilakukan secara kontinyu melalui pengukuran atas kinerja

    perusahaan untuk melakukan perbaikan atas strategi perusahaan agar tepat dan

    sesuai. Salah satu alat untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan adalah

    dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Konsep Balanced Scorecard

    melakukan pengukuran kinerja melalui 4 perspektif, yaitu antara lain: Finansial,

    pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Perspektif Finansial dalam konsep Balanced Scorecard mengukur perencanaan

    dan pelaksanaan strategi terhadap pengaruh kontribusi dan perbaikan yang

  • 26

    mendasar bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Tujuan finansial menjadi

    fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Tujuan finansial

    diukur melalui pendekatan dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan

    pertumbuhan penjualan.

    Perspektif pelanggan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar

    yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi

    komponen tujuan finansial perusahaan. Perspektif ini biasanya terdiri atas

    beberapa ukuran utama atau ukuran generic keberhasilan perusahaan dari strategi

    yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Kelompok ukuran utama

    pelanggan terdiri dari komponen: kepuasan pelanggan dan profitabilitas

    pelanggan. Selain itu, perspektif pelanggan juga memungkinkan perusahaan

    melakukan identifikasi dan pengukuran secara eksplisit proposi nilai yang akan

    perusahaan berikan kepada pelanggan dan pasar sasaran.

    Pada perspektif proses bisnis internal, dilakukan identifikasi sebagai proses

    internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan untuk mencapai

    tujuan pelanggan dan pemegang saham. Pendekatan ini mengidentifikasi proses

    bisnis internal yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan. Dalam perspektif

    ini, perusahaan menentukan nilai internal lengkap yang diawali dengan proses

    inovasi-mengenali kebutuhan pelanggan saat ini dan yang akan datang serta

    mengembangkan pemecahan kebutuhan tersebut dilanjutkan dengan proses

    operasi-menyampaikan produk dan jasa saat ini kepada pelanggan saat ini dan

    diakhiri dengan kemampuan purna jual serta memberi nilai tambah kepada produk

    dan jasa yang diterima pelanggan.

  • 27

    Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pengendali untuk

    mencapai keunggulan outcome ketiga perspektif keuangan, pelanggan dan proses

    bisnis internal. Terdapat tiga katagori yang sangat penting dalam perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu: kompentensi karyawan, infrastruktur

    teknologi dan kultur perusahaan. Dalam ketiga katagori tersebut mampu

    mencapai tingkat kepuasan karyawan, sehingga perusahaan mempertahankan

    orang-orang yang berkredibilitas yang tinggi dan meningkatkan produktifitas

    karyawan yang memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan

    (Gaspersz, 2002).

    Melalui pengukuran empat perspektif dalam konsep Balanced Scorecard

    akan diketahui secara keseluruhan peta kinerja perusahaan, mengukur sejauh

    mana keselarasan pencapaian visi dan misi perusahaan menggunakan strategi

    bisnis yang sedang berjalan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat

    dibangun sebuah peta strategi yang akan memperlihatkan saling keterkaitan dan

    hubungan sebab akibat antara tujuan strategik dan faktor keberhasilan kritikal

    suatu perspektif dengan perspektif lainnya. Selanjutnya para pembuat keputusan

    harus menentukan faktor keberhasilan kritikal untuk mencapai tiap tujuan

    strategik. Setiap faktor keberhasilan kritikal diberikan alat ukur kritikal yang

    menunjukkan arah strategik perusahaan. Sehingga terbentuklah alat ukur kinerja

    dengan pendekatan Balanced Scorecard yang digunakan untuk melakukan

    pengukuran terhadap aspek-aspek kinerja perusahaan. Hasil pengukuran

    kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi aspek mana yang kurang mendukung

    pencapaian visi dan perlu dilakukan perbaikan. Melalui hasil analisis tersebut

    maka dapat memberikan rekomendasi pengembangan strategi bagi perusahaan.

  • 28

    Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional PT Agricon Putra CitraOptima (APCO)

    PT. APCO

    Visi - Misi - Tujuan

    Strategi Perusahaan

    Peta Strategi Perusahaan(Menggunakan Konsep Balanced Scorecard)

    Perspektif Keuangan:1. Pertumbuhan

    Profitabilitas2. Pertumbuhan

    Penjualan

    PerspektifPelanggan:1. Kepuasan

    Pelanggan

    PerspektifBisnis Internal:1. Meningkatkan Kecepatan

    Layanan2. Minimalisasi Masalah3. Pengembangan Sistem

    Pelayanan Baru4. Menyediakan Tanggapan

    yang Cepat

    PerspektifPertumbuhan danpembelajaran:1. KapabilitasPekerja2. Motivasi dan

    InisiatifKaryawan

    Pengukuran Kinerja Perusahaan MenurutBalanced Scorecard

    Hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan

    Rekomendasi Peningkatan KinerjaPerusahaan

    Pengukuran kinerja PT APCO yang berjalansaat ini

  • IV. METODE PENELITIAN

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT APCO yang berlokasi di Jl.

    Siliwangi No. 68, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan dilakukan secara sengaja

    dengan pertimbangan PT APCO merupakan salah satu perusahaan jasa pest

    control terbesar di Indonesia. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2007.

    4.2. Jenis dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder baik data

    kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan

    pengamatan secara langsung di PT APCO dengan obyek yang diteliti yaitu aspek-

    aspek yang berkaitan dengan konsep Balanced Scorecard dalam proses

    manajemen perusahaan, wawancara dengan berbagai nara sumber dari pihak

    perusahaan dan pengisian kuesioner untuk survei kepuasan pelanggan serta survei

    kepuasan dan motivasi karyawan. Pemilihan nara sumber dilakukan secara

    sengaja dengan pertimbangan bahwa nara sumber adalah orang yang ahli di

    bidangnya, yaitu beberapa manager dari PT APCO. Hal ini dilakukan untuk

    memperoleh gambaran mengenai keadaan perusahaan yang berkaitan dengan

    topik penelitian.

    Data sekunder diperoleh dari laporan dan dokumen perusahaan yang

    berkaitan dengan topik penelitian. Selain itu data sekunder diperoleh dari bahan-

    bahan rujukan seperti: literatur, jurnal, artikel dan buku-buku yang berhubungan

    dengan penelitian. Data-data sekunder penunjang diperoleh dari internet.

  • 30

    4.3. Metode Pengambilan Sampel

    Untuk ukuran sasaran strategis kepuasan pelanggan dilakukan survei

    kepuasan pelanggan kepada konsumen PT APCO cabang Bogor. Pengambilan

    sampel responden dilakukan dengan menggunakan metode stratified random

    sampling yaitu pengambilan sample yang distratifikasi terlebih dahulu karena

    unsur populasi yang berkarakteristik heterogen. Jumlah sampel yang diambil

    dalam penelitian ini adalah 50, karena jumlah sampel tersebut telah syarat

    minimal jumlah pengambilan sampel yaitu 30 sample (Nasution, 2003).

    Untuk ukuran sasaran strategis kepuasan dan motivasi karyawan dilakukan

    survei kepuasan dan motivasi karyawan PT APCO cabang Bogor. Jumlah

    kuesioner yang disebar adalah sebanyak 23 kuesioner sesuai dengan jumlah

    karyawan PT APCO.

    4.4. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang relevan digunakan dalam perspektif

    keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan untuk menunjang analisis penelitian adalah :

    1. Wawancara : dilakukan dengan nara sumber dari pihak perusahaan, yaitu

    manajer senior PT APCO untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

    informasi perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian, serta informasi

    mengenai penentuan target serta pembobotan sasaran strategis dan ukuran

    strategis untuk rancangan Balanced Scorecard.

  • 31

    2. Studi Kepustakaan : data dan informasi diperoleh dengan cara membaca,

    mempelajari, dan mengutip pendapat dari berbagai buku, skripsi, dan arsip-

    arsip laporan perusahaan.

    3. Kuisioner : Kuisioner pertama diberikan pada manajer senior PT APCO yang

    dijadikan nara sumber. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan konsep

    Balanced Scorecard dan pengembangannya. Untuk survei kepuasan

    pelanggan, diberikan kepada 50 pelanggan PT APCO cabang Bogor. Untuk

    survei kepuasan dan motivasi karyawan, kuesioner diberikan kepada seluruh

    karyawan PT APCO cabang Bogor yaitu 23 kuesioner.

    4.5. Metode Analisis dan Pengolahan Data

    Analisis data adalah porses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

    lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Sesuai dengan permasalahn dan tujuan

    yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu: data primer

    dan sekunder serta informasi pendukung lainnya yang diolah secara manual dan

    dianalisa dengan menggunakan analisis:

    1. Deskriptif Evaluatif

    Analisis deskriptif evaluatif merupakan suatu metode analisis yang digunakan

    dengan tujuan memperoleh deskripsi secara mendalam dan objektif serta

    mengevaluasi data-data dan informasi mengenai objek penelitian. Analisis ini

    digunakan untuk data-data kualitatif dari hasil wawancara dengan pihak

    manajemen dan informasi kualitatif lain yang relevan. Penggunaan analisis ini

    disebabkan oleh tidak semua data yang diperoleh bersifat kuantitatif. Selain

    itu, penggambaran secara deskriptif sangat bermanfaat untuk melihat lebih

  • 32

    jelas tentang kondisi perusahaan. Hasil dari analisis data dan wawancara

    dengan para manajer senior akan disajikan dalam bentuk uraian, gambaran

    atau bagan berdasarkan konsep Balanced Scorecard.

    2. Rasio

    Rasio digunakan untuk menilai baik atau buruk kinerja suatu perusahaan dan

    mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya perusahaan. Rasio

    yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat-alat ukur yang dipilih

    oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai sasaran strategiknya dalam

    perspektif Balanced Scorecard seperti profit margin.

    3. Alat analisis yang digunakan untuk survei kepuasan dan motivasi pekerja

    yaitu:

    a. Memberikan nilai pada masing-masing jawaban responden (karyawan)

    yaitu: a=3, b=2, dan c=1.

    b. Memindahkan data berupa data nilai dari kuesioner ke lembar tabulasi.

    c. Menentukan modus masing-masing variabel yang diteliti secara

    keseluruhan.

    d. Memindahkan data ke lembar kerja untuk siap diolah dan dianalisis. Alat

    analisis yang digunakan adalah berdasarkan nilai yang sering muncul dari

    data (modus). Pemilihan Modus sebagai alat analisis karena memudahkan

    untuk memperoleh nilai yang akan digunakan sebagai indeks kepuasan dan

    motivasi karyawan.

  • 33

    4. Rumus untuk menghitung score Balanced Scorecard:

    a. Pencapaian target untuk lag indicator = target untuk lag indicator pada

    periode tertentu dibagi hasil yang telah dicapai pada periode tersebut.

    b. Score untuk lag indicator = pencapaian target lag indicator dikali bobot

    lag indicator.

    c. Score untuk setiap perspektif = penjumalahan score lag indicator yang

    terdapat pada perspektif tersebut.

    d. Pencapaian target pada setiap perspektif = score perspektif dibagi bobot

    perspektif.

    e. Score Balanced Scorecard = penjumlahan score seluruh perspektif

    Balanced Scorecard.

    Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian

    manajemen yang mencakup tindakan implikasi keputusan perencanaan maupun

    penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Penilaian kinerja merupakan sarana

    bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai,

    menilai prestasi bisnis, manajer, divisi, dan individu dalam perusahaan serta

    memprediksi harapan-harapan perusahaan dimasa mendatang. Dengan

    menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian

    indikator sebab-akibat yang penting bagi perusahaan, para pengambil keputusan

    akan mendapat gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas

    perusahaan namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu

    sama lain.

  • 34

    4.5.1. Perspektif Keuangan

    Dalam usaha mengaitkan tujuan keuangan dengan strategi unit bisnis,

    strategi di tiap tahapan siklus hidup produk berbeda, mengingat tujuan keuangan

    di tiap tahapan yang berbeda-beda. Menurut Kaplan dan Norton (2000), siklus

    hidup produk dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

    1. Bertumbuh (Growth)

    2. Bertahan (Sustain)

    3. Menuai (Harvest)

    Dalam setiap tahapan terdapat tiga tema keuangan yang dapat mendorong

    penetapan strategi bisnis yaitu bauran dan pertumbuhan pendapatan, penghematan

    biaya/peningkatan produktivitas dan pemanfaatan biaya.

    Ukuran pertumbuhan pendapatan yang biasanya digunakan adalah tingkat

    pertumbuhan penjualan dan besarnya pangsa pasar untuk wilayah, pasar dan

    pelanggan sasaran. Usaha peningkatan kinerja biaya produktivitas dapat diukur

    dengan peningkatan pendapatan, rasio profitabilitas dan tingkat pengembalian

    investasi, presentase penjualan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, tolok

    ukur yang digunakan dalam perspektif finansial adalah pertumbuhan profitabilitas

    dan pertumbuhan penjualan.

    4.5.2. Perspektif Pelanggan

    Perspektif pelanggan menjelaskan cara-cara bagaimana nilai akan

    diciptakan untuk pelanggan, bagaimana pelanggan menuntut nilai tersebut harus

    dipenuhi oleh perusahaan dan mengapa pelanggan mau membayarnya. Oleh

    karena itu, berbagai proses internal dan upaya pengembangan perusahaan harus

  • 35

    diarahkan berdasarkan perspektif pelanggan. Pengukuran utama dilakukan pada

    pelanggan secara langsung, yaitu dengan survey kepuasan pelanggan.

    Tolok ukur yang merupakan akibat alamiah dari pilihan strategi harus

    memberi pandangan komprehensif dari perspektif pelanggan. Tolok ukur yang

    digunakan untuk perspektif pelanggan adalah kepuasan Pelanggan terhadap

    Produk/Jasa.

    Mempelajari tentang berbagai kecenderungan perubahan sikap pelanggan

    di tahap awal merupakan suatu hal yang penting. Selanjutnya perusahaan harus

    bersiaga terhadap perubahan dan kecenderungan minor dan kemampuan merespon

    secara tepat sebelum terjadi kehilangan loyalitas pelanggan dan kemudian dapat

    membahayakan keadaan perusahaan.

    4.5.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

    Pada perspektif proses bisnis internal, dilakukan identifikasi terhadap

    berbagai proses internal penting yang harus dikuasai oleh perusahaan untuk

    mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Perusahaan biasanya

    mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah

    merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan. Ukuran

    ini memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan pengukuran proses bisnis

    internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang ditetapkan

    untuk pelanggan dan pemegang saham. Proses ini memungkinkan perusahaan

    untuk memberikan proporsi nilai yang akan menarik perhatian dan

    mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan memenuhi harapan

    keuntungan finansial yang tinggi bagi para pemegang saham.

  • 36

    Pada umumnya proses bisnis internal perusahaan ada tiga, yaitu :

    1. Proses Inovasi

    2. Operasi

    3. Layanan purna jual yang masing-masing memiliki alat ukur sendiri-sendiri.

    Tolok ukur yang digunakan untuk perspektif proses bisnis internal adalah:

    1. Kecepatan Layanan/pengurusan administrasi

    2. Minimalisasi Masalah

    3. Inovasi

    4. Kecepatan Tanggapan

    4.5.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Perspektif keempat pada BSC adalah mengembangkan tujuan dan ukuran

    yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Perspektif ini

    memfokuskan pengukuran terhadap tiga kategori utama, yaitu kapabilitas pekerja,

    kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan.

    Secara umum ada tiga ukuran utama untuk pekerja, yaitu mengukur kepuasan

    pekerja, retensi pekerja, dan produktivitas pekerja, yang ketiganya saling terkait

    dan akan mempengaruhi hasil.

    Setelah memilih ukuran utama untuk kelompok pengukuran utama

    pekerja, perusahaan selanjutnya harus mengidentifikasi faktor pendorong khusus

    untuk situasi tertentu dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu :

    kompetensi staf, infrastruktur teknologi dan iklim untuk bertindak. Tolok ukur

    yang digunakan perusahaan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

    adalah :

  • 37

    a. Prestasi Karyawan

    b. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

    c. Perputaran Karyawan

    d. Tingkat Kepuasan dan Motivasi Karyawan

  • V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Terminix berdiri sejak tahun 1927 oleh E.L Bruce dengan

    mengembangkan metoda pengendalian rayap (termite control). Pada tahun 1969,

    Terminix dibeli oleh Ned Cook dengan memperluas bisnis pelayanan ke industri

    pengendalian serangga (pest contol). Tahun 1986 Terminix diakuisisi oleh

    Service Master Company, salah satu perusahaan jasa terbesar di Amerika Serikat.

    Sesuai dengan kebijakan Service Master untuk mengembangkan pangsa pasar,

    maka Service Master Co menawarkan lisensi waralaba (franchise) bagi

    perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis pest control dengan brand name

    Terminix di luar Amerika Serikat. Saat ini Brand Name Terminix telah

    merambah pada lebih 38 Negara di seluruh dunia.

    Pada tanggal 27 Oktober 1995, PT Agricon membeli waralaba (franchise)

    Terminix untuk wilayah hukum Republik Indonesia. Berawal dari 2 (dua) cabang

    di Bogor & Jakarta hingga tahun 2005 PT Agricon telah memiliki 13 (tiga belas)

    cabang di 12 (dua belas) kota di Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 300

    orang.

    PT Agricon merupakan salah satu perusahaan PMDN yang bergerak dalam

    bidang pestisida. PT Agricon berdiri sejak tahun 1969 dengan para pendiri

    (Founding Member) Bpk. Hj Mustafa Majidi, Bpk. Tatang Bengardi, Bpk Zainal

    Tandramihardja (Alm), Bpk Budiono (Alm) dan Bpk Warman Sadhana (Alm).

    Mengawali bisnis sebagai distributor dari ICI Agrochemical Plc (UK) dan

    meningkatkan kerjasama dengan membentuk perusahaan kerjasama (joint

  • 39

    venture) PT.ICI Pestisida. Saat ini PT Agricon telah memisahkan diri dengan ICI

    Agrochemical Plc dan mendirikan pabrik formulasi pestisida di Wanaherang Jawa

    Barat, serta memiliki 6 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh wilayah

    Indonesia. Dilain pihak untuk mengembangkan usaha, PT Agricon membentuk

    anak perusahaan antara lain;

    1. PT. Agricon Putra Citra Optima (APCO) bergerak dalam bidang Pest control

    (Pest control)

    2. PT. Agricon Sentra Agribisnis Indonesia (ASABI) bergerak dalam bidang

    pengembangan sistem cocok tanam dengan curah tetes berlokasi di Sentul-

    Jawa Barat.

    3. PT. Asia Gala Kemindo bergerak dalam bidang pengembangan dan

    pembuatan Herbisida berlokasi di Bogor-Jawa Barat.

    Gambar 6. Diagram Anak Perusahaan PT Agricon

    Setelah mengalami pasang surut perekonomian, PT APCO melakukan

    perbaikan dan pengembangan sistem manajemen perusahaan. Pada tahun 2000

    PT APCO melakukan ekspansi dan mencari peluang pasar pest control pada kota-

    kota besar di Indonesia dengan membuka cabang di kota Surabaya, Bandung,

    Denpasar, Lampung dan Medan. Berlanjut pada tahun 2001 dengan membuka

    cabang Jakarta Timur, tahun 2002 membuka cabang Makassar, tahun 2003

  • 40

    membuka cabang Tangerang dan Pekanbaru, tahun 2005 membuka cabang

    Semarang dan Timika.

    Pada tanggal 16 Desember 2002, PT APCO yang berawal dari satu divisi

    di PT Agricon diberi kepercayaan oleh manajemen PT Agricon untuk berkembang

    menjadi suatu badan hukum baru dan berkantor pusat di Jl. Siliwangi No.68,

    Bogor 16134, telp (0251) 313070 fax (0251) 353508 email

    [email protected]. Saat ini PT APCO dipimpin oleh Bpk.Harlan B.

    Bengardi sebagai direktur dan merangkap sebagai General Manager PT APCO

    yang membawahi 4 (empat) departemen yang masing-masing dipimpin oleh

    seorang manager dan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu

    General Manager dalam mengatur dan mengawasi operasional PT APCO di

    seluruh Indonesia.

    Dalam usia yang relatif muda, eksistensi PT APCO dalam dunia pest

    control telah diakui dan mendapat kepercayaan dari perusahaan-perusahaan besar

    di Indonesia. Hingga saat ini PT APCO telah memiliki lebih dari 5000 customer

    yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan karakteristik customer yang beragam

    dari hunian sampai dengan industri antara lain; Nestl, Cargill, Indofood, Ceres,

    Simplot, Amanusa Bali Hotel, Total Finaelf (Residential Housing), Dunkin

    Donuts, Anugerah Argon Medika (AAM), Effem, dll.

    5.2. Visi dan Misi Perusahaan

    Visi PT APCO adalah menjadi perusahaan jasa yang dapat memenuhi

    kebutuhan dan keinginan dari tiap pelanggan pada tiap segmen pasar yang ada,

  • 41

    dengan standard kualitas terbaik yang didukung oleh sumber daya terlatih dan

    terpercaya.

    Misi PT APCO adalah memberikan kepada masyarakat jasa yang unggul,

    inovasi dan solusi yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan mutu,

    memberikan kepada karyawan pekerjaan yang berarti dan kesempatan untuk

    maju, memberikan kepada investor/pemegang saham tingkat pengembalian yang

    tinggi.

    Tujuan PT APCO adalah menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi

    yang terus-menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan, meningkatkan

    pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha

    dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar, mengembangkan

    budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra

    kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.

    5.3. Struktur dan Fungsi Organisasi

    Gambar 7. Struktur Organisasi PT Agricon Putra Citra Optima

  • 42

    1. Finance & Accounting Department

    Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi arus masuk/keluar

    keuangan PT APCO, serta pembuatan laporan keuangan dan pajak.

    2. Service & Technical Department

    Bertanggung jawab atas standarisasi pelaksanaan pekerjaan dan tehnik pest

    control PT APCO, serta membuat strategi untuk pencapaian target pendapatan

    atas pekerjaan PT APCO.

    3. Sales & Marketing Department

    Bertanggung jawab atas kebijakan yang menyangkut penjualan beserta segala

    strategi yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian target penjualan PT APCO.

    4. General Affairs & People Department

    Bertanggung jawab mengatur hubungan ketenaga kerjaan antara karyawan dan

    perusahaan, serta operasional cabang dalam hal pengadaan barang, perijinan

    dan pembukaan cabang PT APCO.

    Gambar 8. Struktur Organisasi Cabang PT Agricon Putra Citra Optima

  • 43

    Setiap cabang PT APCO dipimpin oleh seorang Branch Manager yang

    bertanggung jawab atas segala kegiatan operasional cabang baik secara internal

    maupun eksternal untuk mencapai target penjualan, produksi dan pemasukan uang

    bagi perusahaan berdasarkan budget cabang. Dalam menjalankan tanggung jawab

    tersebut, Branch Manager membawahi tiga department dengan ruang lingkup

    tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

    1. Service Department

    Melaksanakan pekerjaan jasa pest control pada setiap customer PT APCO

    sesuai dengan standart & target perusahaan. Service department dipimpin oleh

    service supervisor dengan membawahi service technician dan service

    administrator.

    2. Sales Department

    Melaksanakan penjualan atas jasa pest control sesuai dengan standart & target

    perusahaan. Sales department dipimpin oleh Branch Manager atau Sales

    Manager/Supervisor dengan membawahi Pest & Termite Consultant.

    3. Finance Department

    Bertanggung jawab atas arus uang keluar dan masuk, termasuk penagihan dan

    administrasi laporan keuangan cabang sesuai standart perusahaan. Finance

    department dipimpin oleh Finance Administrator dengan membawahi

    Collector dan Office Boy.

  • 44

    Tabel 3. Alamat cabang PT APCOPT APCO cabang Bogor (est April 1996) PT APCO cabang Medan (est Nopember 2000)Jl.Siliwangi No.68, Bogor 16134 Jl. Perniagaan Baru No.38C, Medan 20153Ph (0251) 378043, Fax (0251) 353508 Ph (061) 4521793 Fax (061) 4521794Branch Manager: Ign Sugeng Wijaya Branch Manager: Samuel R Siregar

    PT APCO cabang Pejaten (est April 1996) PT APCO cabang Pulomas (est Oktober 2001)Villa Pejaten Mas Blok E-1, Jakarta 12520 Jl.Kayu Mas Raya No.401, Jakarta 13260Ph (021) 7892828, Fax (021) 7804877 Ph (021) 4738313 Fax (021) 4702407Branch Manager: Guntur Widianta Branch Manager: Dewi Hidayati

    PT APCO cabang Surabaya (est Agustus2000)

    PT APCO cabang Makassar (est Pebruari2002)

    Jl. Tunjungan No.53 G, Surabaya 60275 Jl.Serigala No.97 Makassar 90135Ph (031) 5476868, Fax (031) 5456562 Ph/Fax (0411) 876903Branch Manager: Tristi Isriana Branch Manager: Muhammad Iqbal

    PT APCO cabang Bandung (est September2000)

    PT APCO cabang Tangerang (est April 2003)

    Jl.Baladewa No.39, Bandung 40173 Jl. Kelapa Gading Barat Blok AJ XI No.11,Tangerang 15810

    Ph (022) 6030506, Fax (022 6045502 Ph (021) 5465959 Fax (021) 5420537Branch Manager: Lenny M Sastika Branch Manager: Yosaphat Adriyanto

    PT APCO cabang Denpasar (est Nopember2000)

    PT APCO cabang Pekanbaru (est Juli 2003)

    Jl.Bypass Ngurah Rai, Tuban Plaza No.50,Bali 80361

    Jl. Bandeng N0. 41 A, Pekanbaru 28282

    Ph (0361) 762666, Fax (0361) 757848 Ph/Fax (0761) 36494Branch Manager: Dian Anggraeni Branch Manager: Stevie Annie Pasaribu

    PT APCO cabang Lampung (est Nopember2000)

    PT APCO cabang Semarang (est Juni 2005)

    Jl.Diponegoro No.72, Bandar Lampung35214

    Jl. Cakrawala Raya No.15 Semarang 50140

    Ph (0721) 486710, Fax (0721) 481742 Ph (024) 7613391 Fx (024) 7613392Branch Manager: Ferry Iskandar Branch Manager : Sulkifly

    PT APCO cabang Timika (est Nopember2005)

    PT APCO cabang Slipi, Jakarta (est Januari2007)

    Jl. Cendrawasih SP II, Komoro Tame Hotel- Timika

    Jl. Anggrek Cendrawasih XI/2 Slipi JakartaBarat

    Ph (0901) 322206, Fax (0901) 322206 Ph (021) 5483800, Fax (021) 53640223Branch Manager: Sholahuddin Branch Manager: Guyanto Lasmana

    PT APCO cabang Cikarang (est Januari2007)Taman Sentosa Blok B IV / 3 Cikarang -BekasiPh (021) 89908462, Fax (021) 89908462Branch Manager: Atang

  • VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1. Identifikasi Sistem Pengukuran Kinerja pada PT Agricon Putra CitraOptima Saat Ini

    Pengukuran kinerja perusahaan menjadi critical point yang krusial dalam

    peningkatan keefektifan dan kemajuan dalam langkah-langkah strategi

    perusahaan. Efektifitas sebuah perusahaan merupakan pengukuran terhadap fakta-

    fakta yang akan menghasilkan data, kemudian apabila data tersebut dianalisis

    secara tepat akan memberikan informasi yang akurat serta informasi tersebut akan

    berguna bagi pemegang kebijakan dalam pengambilan keputusan serta sebagai

    bahan perbaikan dari kinerja pada masa yang akan datang. Penilaian atas kinerja

    perusahaan secara menyeluruh terhadap kinerja dapat menjadi acuan perusahaan

    dalam operasinya, sehingga perusahaan memiliki kerangka kerja yang jelas dalam

    usaha pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

    Penilaian kinerja yang dilakukan PT APCO selama ini adalah

    menggunakan pengukuran secara konvensional, yaitu berfokus pada pengukuran

    aspek keuangan yang mengacu pada penjualan dan profitabilitas (lihat Gambar 7).

    Indikator-indikator pengukuran kinerja yang digunakan sebagai acauan pada

    kedua aspek dinilai dari laporan keuangan laba-rugi dan laporan neraca tahunan.

    Melalui kedua laporan tersebut indikator-indikator kinerja perusahaan yang diukur

    antara lain harta perusahaan, arus kas, rasio lancar yang dilihat pada laporan

    neraca. Sedangkan dari laporan laba-rugi antar lain jumlah penjualan, nilai

    penjualan untuk aspek penjualan, sedangkan beban usaha, persentase beban

    terhadap penjualan dan laba/rugi bersih merupakan ukuran dari aspek profitalitas

    perusahaan.

  • 46

    Gambar 7. Skema Pengukuran kinerja PT Agricon Putra CitraOptima

    Pokok-pokok pengukuran kinerja dan indikatornya yang digunakan oleh PT

    APCO antara lain:

    Pengukuran dari Laporan Keuangan Neraca:

    1. Harta perusahaan adalah investasi yang ditanamkan di bidang operasi dalam

    perluasan jaringan usaha untuk pertumbuhan pembangunan perusahaan. Harta

    perusahaan meningkat menjadi 13,954 milliar rupiah pada tahun 2008 dari

    10,076 milliar rupiah pada tahun 2007.

    Aktiva Lancaro Kaso Piutango Persediaano Biaya dibayar dimuka

    Aktiba Tetapo Bangunano Aktiva pajak tangguhan

    Neraca

    Kewajiban:1. Kewajiban jangka pendek

    o Hutang banko Hutang usahao Hutang pajako Biaya yang harus

    dibayar2. Kewajiban jangka panjang

    o Kewajiban pesangano Hutang banko Hutang pembiayaano Hutang cadanga

    pembiayaan3. Ekuitas

    o Modal dasaro Selisih Penilaian

    kembalio Saldo laba

    Laporan laba/rugi:o Penjualano Beban pokok penjualanLaba kotoro Beban usahaLaba usahao Pendapatan/beban lain-lainLaba sebelum pajako Beban pajakLaba bersih

    Pengukuran Kinerja:1. Hasil penjualan2. Laba bersih sebelum pajak3. Harga pokok penjualan4. Laba kotor5. Pengeluaran dan biaya

    overhead kantor

    Pengukuran kinerja:1. Harta perusahaan2. Rasio lancar3. Cash flow (arus kas)

    Laporan Keuangan

  • 47

    2. Rasio lancar. Rasio lancar pada tahun 2007 sebesar 1,15 dan pada tahun 2008

    meningkat menjadi 2,70. Rasio perusahaan 2,70 memiliki arti bahwa

    perusahaan memiliki 2,70 rupiah aktiva lancar untuk setiap satu rupiah hutang

    lancar.

    3. Arus kas (cash flow). Arus kas digunakan untuk mengetahui tingkat

    kelancaran arus kas dan arus keluar perusahaan. Penghasilan arus kas

    perusahaan pada tahun 2008 meningkat sebesar 270 persen menjadi 1, 260

    milliar rupiah dibandingkan pada tahun 2007 yang hanya sebesar 340 juta

    rupiah (Lampiran.)

    Pengukuran dari Laporan laba rugi:

    1. Hasil Penjualan, yaitu harga jual dikalikan dengan jumlah penjualan yang

    terjadi dalam setahun. Pada tahun 2007 nilai penjualan PT APCO sebesar 17,5

    milliar rupiah dan pada tahun 2008 menjadi 24,7 milliar rupiah atau terjadi

    peningkatan sebesar 41 persen dari nilai penjualan pada tahun 2007.

    2. Laba bersih sebelum pajak. Pada tahun 2007 laba bersih sebelum pajak adalah

    sebesar 723 juta rupiah dan pada tahun 2008 laba bersih sebelum pajak

    meningkat 183 persen menjadi sebesar 2, 052 milliar rupiah

    3. Harga Pokok Penjualan (HPP) sebagai persentase dari penjualan adalah

    besarnya HPP terhadap nilai penjualan. Pada tahun 2007 besarnya HPP

    terhadap penjualan adalah 50,7 persen dan untuk tahun 2008 membaik menjadi

    47,7 persen. Hal ini mencerminkan usaha perusahaan dalam melakukan

    pengawasan terhadap pengeluaran dan lebih menfisienkan supply chain

    manajemen yang ada. Hasilnya adalah laba kotor yang diperoleh menjadi lebih

    tinggi

  • 48

    4. Laba kotor. Pada tahun 2007 laba kotor sebesar 8,611 milliar rupiah dan pada

    tahun 2008 meningkat menjadi 12,943 milliar rupiah.

    5. Pengeluaran dan biaya overhead kantor. Beban usaha nominal meningkat

    sebesar 38 persen dari 7,855 milliar rupiah pada tahun 2007 menjadi 10,861

    milliar pada tahun 2008 dan sebagai persentase terhadap total penjualan

    terhadap tahun 2007 sebesar 45 persen dan pada 2008 sebesar 43 persen.

    Pengukuran kinerja perusahaan di atas masih menggunakan sistem

    tradisional, dengan menggunakan anggaran tahunan sebagai alat ukur. Sistem

    akuntansi yang mencatat biaya historis sangat mempengaruhi pengukuran kinerja

    seluruh entitas perusahaan. Hasil pengukuran keuangan akan menjadi tolok ukur

    penilaian akan kinerja karyawan dan manajemen serta menjadi pertimbangan

    apakah mereka layak untuk diberi bonus, dipromosikan atau justru dimutasikan.

    Hal ini sedikit bebeda dengan konsep pengukuran Balanced Scorecard yang

    menganggap karyawan dan manajer sebagai pemacu kinerja keuangan yang patut

    diukur secara terpisah, sehingga kesimpulan dari penilaian terhadap kinerja

    perusahaan secara seperti pelanggan dan proses bisnis internal juga belum secara

    rutin dilakukan. Padahal untuk perusahaan yang berorientasi pada kepuasan

    pelanggan, pengukuran terhadap pelanggan sangat diperlukan.

  • 49

    6.2. Peta Strategi Balanced Scorecard

    Peta strategi Balanced Scorecard merupakan suatu perencanaan strategi

    untuk mengintegrasikan dan mengkomunikasikan seluruh aspek keuangan