perbaikan internal control pada sdm terhadap jasa perbankan bni

31
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2014/2015 SEMINAR PERBANKAN DAN JASA KEUANGAN PERBAIKAN INTERNAL CONTROL PADA SDM TERHADAP JASA PERBANKAN BNI Johannes Richard Liamri 3121004 FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA 2014/2015

Upload: liauwjorichard

Post on 05-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Perbaikan Internal Control pada SDM terhadap Jasa Perbankan BNI

TRANSCRIPT

  • MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2014/2015

    SEMINAR PERBANKAN DAN JASA KEUANGAN

    PERBAIKAN INTERNAL CONTROL PADA SDM

    TERHADAP JASA PERBANKAN BNI

    Johannes Richard Liamri

    3121004

    FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA

    UNIVERSITAS SURABAYA

    2014/2015

  • 2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perbankan merupakan sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya

    didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

    dan lain-lain. Perbankan berdiri atas asas kepercayaan, yang berarti sistem perbankan

    bisa berjalan hanya jika masyarakat percaya kepada perbankan tersebut. Perbankan

    berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan

    kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

    Perbankan yang seharusnya adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang

    bagi masyarakat akhir-akhir ini mengalami perubahan. Keamanan dunia perbankan

    sedang dipertanyakan oleh dunia, secara khusus di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

    banyaknya kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Jos Luhukay,

    seorang pengamat Perbankan Strategic Indonesia, mengatakan modus kejahatan

    perbankan bukan hanya soal penipuan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan internal

    control bank terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan

    perbankan.

    Jadi, menurut pernyataan di atas, permasalahan bukan hanya terletak pada

    lingkungan eksternal, melainkan lingkungan internal perbankan sendiri yang terkadang

    menjadi masalah. Pada makalah ini, saya ingin membahas mengenai pengaruh dan

    perbaikan internal control pada SDM terhadap jasa perbankan secara khusus pada

    kasus pembobolan BNI sebesar Rp 1,7 Triliun.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah yang dimaksud dengan internal control?

    2. Apakah internal control pada SDM berpengaruh pada penyelesaian masalah

    perbankan dan dapat memperbaiki sistem perbankan?

  • 4

    BAB 2

    TINJAUAN TEORITIS

    2.1 Definisi Perbankan

    Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan

    usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

    menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

    lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

    Sedangkan menurut Hasibuan (2005 : 2), pengertian bank adalah badan usaha yang

    kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (Financial Assets) serta

    bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.

    Selain itu Kasmir (2008 : 2) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga keuangan

    yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

    kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

    lainnya.

    Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah usaha

    yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang

    memiliki kelebihan dana (surplus of fund) dan menyalurkannya kembali kepada

    masyarakat yang kekurangan dana (lack of fund), serta memberikan jasa-jasa bank

    lainnya untuk motif profit juga sosial demi meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  • 5

    2.2 Fungsi Perbankan

    Menurut Budisantoso (2006 : 9) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai

    agent of trust, agent of development, dan agent of services.

    1. Agent of Trust

    Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

    menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan

    dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat

    percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan

    dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut , dan pada saat yang telah

    dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri

    akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau

    masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya

    bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan

    mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik

    untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh

    tempo.

    2. Agent of Development

    Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak

    dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling

    mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila

    sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan

    dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian

    di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan

  • 6

    kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa,

    mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan

    dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan

    konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu

    masyarakat.

    3. Agent of Service

    Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga

    memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa

    ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas.

    Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang

    berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

    Dan dari definisi-definisi yang telah tertulis diatas, maka dapat kita garis bawahi

    bahwa yang dimaksud dengan bank adalah suatu badan usaha yang memilik i

    wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk

    disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.

    2.3 Otoritas Jasa Keuangan

    2.3.1 Definisi Otoritas Jasa Keuangan

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk

    berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungs i

    menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegras i

    terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK

    adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak

  • 7

    lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,

    pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk

    menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan

    pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan

    peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta

    untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.

    2.3.2 Tujuan dari OJK

    Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan

    kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

    1. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

    2. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara

    berkelanjutan dan stabil; dan

    3. mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

    2.3.3 Tugas dan Wewenang

    OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

    1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

    2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan

    3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,

    lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

    Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:

    1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

  • 8

    2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

    3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

    4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa

    keuangan;

    5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

    6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah

    tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

    7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola

    statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;

    8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelo la,

    memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

    9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa

    keuangan.

    Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:

    1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan

    jasa keuangan;

    2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh

    Kepala Eksekutif;

    3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan

    Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan,

    pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana

    dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa

    keuangan;

  • 9

    4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan

    dan/atau pihak tertentu;

    5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;

    6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;

    7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan

    pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa

    keuangan; dan

    8. Memberikan dan/atau mencabut:

    1. Izin usaha;

    2. Izin orang perseorangan;

    3. Efektifnya pernyataan pendaftaran;

    4. Surat tanda terdaftar;

    5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha;

    6. Pengesahan;

    7. Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan

    8. Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan

    perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

    2.4 Pengendalian Intern (Internal Control)

    2.4.1 Definisi Pengendalian Intern (Internal Control)

    Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol

    intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi sumber daya

    manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk

    membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.

  • 10

    Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,

    mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan

    penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan

    melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak

    berwujud.

    Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan

    perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap

    tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan

    para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar

    pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh

    manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi

    perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan

    secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin

    atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin

    ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut

    Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern

    terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi

    perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta

    menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.

    Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan

    keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap

    pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan

    pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik,

  • 11

    pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai

    suatu tujuan tertentu (misalnya memastikan pembayaran terhadap pihak

    ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan).

    Prosedur pengendalian intern mengurangi variasi proses dan pada

    gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan.

    2.4.2 Tujuan Pengendalian Intern

    Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen

    perusahaan/organisasi/entitas agar:

    1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.

    2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya

    3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang

    berlaku.

    Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan

    pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat

    menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan

    dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan

    digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

    2.4.3 Elemen-Elemen Pengendalian Intern

    Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway

    Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen

    pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control

    Environment), Penilaian Risiko (Risk Assesment), Aktivitas

  • 12

    Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta

    Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).

    1. Lingkungan Pengendalian

    Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para

    manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang

    ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh

    terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen

    (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama

    dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang

    progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau

    ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan

    pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan

    unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

    Pengendalian Internal vs Pengendalian Manajemen:

    1. Pengendalian Internal

    A. Pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern

    dan ekstern

    B. Lebih menekankan pd tujuan perusahaan dan

    menghubungkan pengendallian manajemen untuk

    mencapai tujuan

    C. Meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.

  • 13

    2. Pengendalian Manajemen

    A. Mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan

    pengendalian akuntansi

    B. Menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan

    aktiva perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi

    memadai

    C. Meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiens i

    dan taat pd hukum yang berlaku.

    COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern

    sebagai pembaharuan dari pengendalian manajemen,

    pengendalian manajemen lebih menekankan terhadap

    prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan

    peran manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.

    2. Penilaian Risiko

    Semua organisasi memiliki risiko. Dalam kondisi apapun yang

    namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang

    berkaitan dengan bisnis (profit dan non-profit) maupun non bisnis.

    Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan di

    evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang

    dapat meminimalkannya.

  • 14

    3. Prosedur Pengendalian

    Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses

    kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan

    mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.

    Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

    1. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.

    2. Pelimpahan tanggung jawab.

    3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.

    4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

    4. Pemantauan

    Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan

    kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.

    Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara

    penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha

    pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati

    perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan

    oleh sistem akuntansi.

    Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat

    terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior,

    struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan

    besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas

    pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga

  • 15

    sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian

    dari audit atas laporan keuangan.

    5. Informasi dan Komunikasi

    Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting

    dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan

    pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan

    monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman

    operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan

    peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

    Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen

    dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar

    eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada

    pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

    2.5 Sumber Daya Manusia

    Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan

    dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM

    menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Lalu sumber daya

    yang bagaimana yang perlu dikembangkan agar tujuan organisasi bisa tercapai

    dengan baik? Berikut adalah pendapat para ahli mengenai sumber daya manusia

    (SDM) :

  • 16

    1. Sonny Sumarsono (2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human

    recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa

    yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM

    mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu

    tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM

    menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha

    kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

    mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan

    barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.

    2. Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk

    mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

    melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak

    melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

    Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti

    bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan

    orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlakukan,

    atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

    Manajemen memang dapat mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu,

    tetapi definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa kita terutama

    mengelola sumber daya manusia bukan material atau finansial.

  • 17

    Di lain pihak manajemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa

    yang akan dilakukan), pengorganisasian (perencanaan dan penugasan kelompok

    kerja), penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian

    kompensasi, dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan,

    integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.

    3. M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu

    faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain

    seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

    4. Mathis dan Jackson (2006, h.3) SDM adalah rancangan sistem-sistem formal

    dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara

    efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

    Demikian pula menurut The Chartered Institute of Personnel and Development

    (CIPD) dalam Mullins (2005). Sumber daya manusia dinyatakan sebagai

    strategi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia

    untuk kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan

    proses untuk mendukung strategi.

    5. Hasibuan (2003, h 244) Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan

    terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan

    sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi

    kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

  • 18

    SDM terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya

    kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya pikir dan daya fisiknya. SDM

    atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

    Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-

    apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar)

    sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan

    tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).

  • 19

    BAB 3

    PENYAJIAN DATA

    Tabel 3.1

    Data Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca Januari 2015

    PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

    Pos-pos Bank

    Januari 2015

    ASET

    1. Kas 8,858,633

    2. Penempatan pada Bank Indonesia 29,774,905

    3. Penempatan pada bank lain 19,727,676

    4. Tagihan spot dan derivatif 207,691

    5. Surat berharga 46,783,816

    a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 171,082

    b. Tersedia untuk dijual 39,801,508

    c. Dimiliki hingga jatuh tempo 6,651,226

    d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 160,000

    6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) 3,234,373

    7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

    0

    8. Tagihan akseptasi 11,786,509

    9. Kredit 256,599,981

    a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 0

    b. Tersedia untuk dijual 0

    c. Dimiliki hingga jatuh tempo 0

    d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 256,599,981

    10. Pembiayaan syariah 0

    11. Penyertaan 2,153,994

    12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/- 7,432,640

    a. Surat berharga 1,860

    b. Kredit 7,344,769

  • 20

    c. Lainnya 86,011

    13. Aset tidak berwujud 0

    Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- 0

    14. Aset tetap dan inventaris 10,208,591

    Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- 6,123,953

    15. Aset Non Produktif 48,388

    a. Properti terbengkalai 29,241

    b. Aset yang diambil alih 7,239

    c. Rekening tunda 11,908

    d. Aset antarkantor 2) 0

    i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 0

    ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 0

    16. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan -/- 27,054

    17. Sewa pembiayaan 0

    18. Aset pajak tangguhan 660,146

    19. Aset Lainnya 12,109,195

    TOTAL ASET 388,570,251

    LIABILITAS DAN EKUITAS

    LIABILITAS

    1. Giro 84,245,153

    2. Tabungan 108,411,901

    3. Simpanan berjangka 98,733,979

    4. Dana investasi revenue sharing 0

    5. Pinjaman dari Bank Indonesia 854,395

    6. Pinjaman dari bank lain 2,638,777

    7. Liabilitas to dan derivatif 713,790

    8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali

    (repo)

    2,552,005

    9. Utang akseptasi 5,583,849

    10. Surat berharga yang diterbitkan 6,299,785

    11. Pinjaman yang diterima 9,693,670

    12. Setoran jaminan 940,838

    13. Liabilitas antar kantor 2) 5,399

    a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 5,399

    b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 0

    14. Liabilitas pajak tangguhan 15,175

  • 21

    15. Liabilitas lainnya 7,950,085

    16. Dana investasi profit sharing 0

    TOTAL LIABILITAS 328,638,801

    EKUITAS

    17. Modal disetor 9,054,807

    a. Modal dasar 15,000,000

    b. Modal yang belum disetor -/- 5,945,193

    c. Saham yang dibeli kembali (Treasury stock) -/- 0

    18. Tambahan modal disetor 14,568,469

    a. Agio 14,568,469

    b. Disagio -/- 0

    c. Modal sumbangan 0

    d. Dana setoran modal 0

    e. Lainnya 0

    19. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya (1,216,317)

    a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

    48,894

    b. Selisih penilaian kembali aset tetap 0

    c. Lainnya (1,265,211)

    20. Selisih kuasi reorganisasi 0

    21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali 0

    22. Modal pinjaman 0

    23. Cadangan 6,688,568

    a. Cadangan umum 2,778,412

    b. Cadangan tujuan 3,910,156

    24. Laba/rugi 30,835,923

    a. Tahun-tahun lalu 30,105,325

    b. Tahun berjalan 730,598

    TOTAL EKUITAS 59,931,450

    TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 388,570,251

    Sumber : http://www.ojk.go.id/apps.php?i=cfs

  • 22

    Tabel 3.2

    Data Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontijensi Januari 2015

    PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

    Pos-pos Bank

    Januari 2015

    I. TAGIHAN KOMITMEN 17,332,330

    1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik 0

    a. Rupiah 0

    b. Valuta Asing 0

    2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 17,013,467

    3. Lainnya 318,863

    II. KEWAJIBAN KOMITMEN 67,524,557

    1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 41,271,303

    a. BUMN 3,422,579

    i. Committed 0

    - Rupiah 0

    - Valuta Asing 0

    ii. Uncommitted 3,422,579

    - Rupiah 3,422,579

    - Valuta Asing 0

    b. Lainnya 37,848,724

    i. Committed 656,233

    ii. Uncommitted 37,192,491

    2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 1,161

    a. Committed 0

    - Rupiah 0

    - Valuta Asing 0

    b. Uncommitted 1,161

    - Rupiah 1,161

    - Valuta Asing 0

    3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 8,625,239

    a. L/C luar negeri 7,123,136

    b. L/C dalam negeri 1,502,103

    4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 17,626,854

  • 23

    5. Lainnya 0

    III. TAGIHAN KONTINJENSI 15,933,261

    1. Garansi yang diterima 12,837,057

    a. Rupiah 1,719,003

    b. Valuta Asing 11,118,054

    2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian 2,992,474

    a. Bunga kredit yang diberikan 2,949,020

    b. Bunga lainnya 43,454

    3. Lainnya 103,730

    IV. KEWAJIBAN KONTINJENSI 33,954,822

    1. Garansi yang diberikan 33,954,822

    a. Rupiah 11,545,862

    b. Valuta Asing 22,408,960

    2. Lainnya 0

    Sumber : http://www.ojk.go.id/apps.php?i=cfs

  • 24

    BAB 4

    PEMBAHASAN

    4.1 Kasus Pembobolan BNI

    4.1.A Ringkasan Kasus

    Bank Negara Indonesia atau disingkat BNI adalah sebuah institusi bank

    milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN. Bank

    Negara Indonesia adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik

    Indonesia, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa BNI akan lepas dari

    yang namanya masalah. Satu contoh kasus yang terjadi adalah seorang

    pengusaha diduga terlibat kasus pembobolan dana Bank Negara

    Indonesia (Bank BNI) senilai Rp 1,7 triliun dengan menggunakan surat

    kredit (L/C) fiktif ditahan di Markas Besar Kepolisian RI. Pada akhir

    tahun 2003, polisi berhasil menangkap dan menahan tiga pengusaha

    yang diduga membobol Bank BNI. Jumat (14/11), Badan Reserse

    Kriminal Mabes Polri secara resmi menahan dr Titik Pristiwanti

    (Direktur PT. Bhinekatama Pacific).

    Jumat pagi kami mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Titik

    Pristiwanti. Surat penahanan ini kami buat segera karena peraturannya

    tidak boleh lebih dari 24 jam dari waktu penangkapan, kata Kepala

    Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal (Pol) Erwin

    Mappaseng. Menurut Mappaseng, pihaknya terus memeriksa Titik sejak

    Kamis malam. Namun, ia tidak mau mengungkapkan hasil pemeriksaan

  • 25

    tersebut. Mappaseng juga menolak mengungkapkan kendala polisi

    dalam menangkap Titik, sehingga terkesan lama.

    Mappaseng menyatakan, setelah dihimbau serta diajak menyelesa ikan

    masalah ini di Mabes Polri, akhirnya Titik mau menyerahkan diri.

    Diharapkan, sikap kooperatif Titik ini dapat diikuti oleh dua tersangka

    lainnya, yaitu Adrian Herling Waworuntu (pemilik PT Gramarindo

    Mega Indonesia) dan Maria Paulina Lumowa alias Ny Erry (juga

    pemilik PT Gramarindo Mega Indonesia). Maria Lumowa adalah warga

    negara Belanda yang diduga sebagai tersangka utama pembobol dana

    BNI.

    Dengan ditahannya dr Titik, jumlah tersangka pembobol Bank BNI yang

    ditahan bertambah satu menjadi sembilan. Tujuh tahanan merupakan

    pengusaha yang diduga terkait pembobolan BNI. Adapun dua lainnya

    pejabat di Kantor BNI Cabang Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Ketujuh pengusaha yang ditahan tersebut adalah Ny Yudi Baso

    (Direktur PT Basomindo), Jeffery Baso (pemilik PT Basomasindo dan

    PT Trianu Caraka Pacific), Aprilia Widharta (Direktur Utama PT Pan

    Kifros). Selain itu Haji Ollah Abdullah Agam (Direktur PT Gramarindo

    Mega Indonesia), Adrian Pandelaki Lumowa (Direktur PT Magnetique

    Usaha Esa Indonesia), Richard Kountul (Direktur PT Metrantara), dan

    dr Titik. Haji Ollah, Adrian Lomuwa, dan Richard ditangkap polisi

    Kamis pekan lalu.

  • 26

    Adapun dua tersangka dari BNI yang ditahan di tahanan Mabes Polri

    adalah Edy Santosa (mantan Kepala Bagian Customer Service Luar

    Negeri pada Kantor Utama Cabang Bank BNI Kebayoran Baru) dan

    Kusadiyuwono (mantan Kepala Kantor Utama Cabang Bang BNI,

    Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). Menanggapi masih lambannya

    kinerja polisi dalam menangkap Adrian Waworuntu dan Maria Paulina,

    Mappaseng menyatakan bahwa polisi akan terus berusaha keras untuk

    menangkapnya. Selain itu, polisi juga sudah melakukan berbagai upaya,

    termasuk berkoordinasi dengan lembaga kepolisian di dalam negeri

    maupun badan-badan kepolisian di luar negeri. Adrian Waworuntu, kata

    Mappaseng, dipastikan masih berada di Indonesia. Pasalnya, sejak polisi

    menetapkannya sebagai tersangka, semua akses ke luar negeri sudah

    ditutup. Adapun Maria Paulina, diperkirakan masih berada di Singapura.

    Kita mengimbau dan berharap, tentunya dengan kesadaran mereka

    supaya mau menyerahkan diri dan menyelesaikan masalah ini di Mabes,

    kata Mappaseng.

    4.1.B Meloloskan 4 buah L/C

    Mappaseng menyatakan, Mabes Polri telah memeriksa Nirwan Ali,

    Manajer Operasional bank BNI cabang Kebayoran Baru. Pejabat Bank

    BNI di tingkat kantor cabang tersebut dijadikan tersangka karena diduga

    meloloskan empat slip L/C yang telah dimanipulasi ketika untuk

    sementara waktu menggantikan Edy Santosa pergi haji.

  • 27

    Namun, Nirwan hingga Jumat belum ditahan. Pasalnya, ia sedang

    menderita sakit jantung dan harus dirawat di rumah sakit. Nirwan

    dipanggil untuk yang kedua kali setelah panggilan pertama tidak datang

    karena sakit jantung. Ia sedang kami periksa, tapi belum ditahan karena

    sakit jantung kata Direktur II Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir

    Jenderal Samuel Ismoko. Kalau bukti-bukti awal cukup serta

    kesehatannya membaik, akan kami tahan, kata Ismoko.

    Pada saat diperiksa tim pemeriksa internal dari BNI, kata Ismoko,

    Nirwan menyatakan ia sama sekali tidak terlibat kasus tersebut. Ia

    menegaskan dirinya sama sekali tidak menerima uang. Bahkan, Nirwan

    menyatakan kalau selama ini ia telah dibohongi oleh Edy Santosa.

    Mappaseng menyatakan, Nirwan dijadikan tersangka karena

    meloloskan empat slip L/C ketika menggantikan Edy Santosa. Ia tidak

    bersedia menyebutkan nilai nominal dari empat L/C fiktif tersebut.

    Tetapi ia masih akan kami periksa. Kita akan cross check

    keterangannya nanti, kata Mappaseng.

    4.1.C Pengaruh Internal Control pada SDM

    Berdasarkan pada contoh kasus di atas, secara garis besar pelaku berasal

    dari eksternal perbankan, namun usaha pelaku yang berasal dari

    eksternal tidak lepas dari peran pihak internal. Pada kasus terdapat tiga

    orang yang berasal dari pihak internal perbankan, yaitu Edy Santosa

    (mantan Kepala Bagian Customer Service Luar Negeri pada Kantor

  • 28

    Utama Cabang Bank BNI Kebayoran Baru), Kusadiyuwono (mantan

    Kepala Kantor Utama Cabang Bang BNI, Kebayoran Baru, Jakarta

    Selatan), dan Nirwan Ali (Manajer Operasional bank BNI cabang

    Kebayoran Baru). Mereka adalah pihak yang internal perbankan yang

    mengetahui dengan jelas seluk-beluk sistem perbankan BNI.

    Namun, mengapa bisa terjadi pembobolan sebesar Rp 1,7 Triliun?

    Padahal sistem dan prosedur pengamanan transaksi L/C khususnya di

    bank-bank BUMN termasuk bank BNI sudah cukup baik karena telah

    dibangun dan disempurnakan selama bertahun-tahun. Akan tetapi

    sistem pengamanan dan prosedur pengamanan yang baik saja tidak

    cukup untuk menghadapi tindakan-tindakan pembobolan seperti yang

    dilakukan pelaku-pelaku di atas. Namun, lebih kepada SDM (Sumber

    Daya Manusia) yang ada di perbankan tersebut yang lebih menentukan

    dapat atau tidaknya terjadi pembobolan atau kecurangan lainnya dalam

    dunia perbankan.

    SDM dapat dikelola melalui internal control (Pengendalian Intern) yang

    dilakukan oleh pihak perusahaan, atau dalam kasus ini perbankan.

    Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan

    dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang

    handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.

    Dengan Pengendalian Intern yang baik dan dengan tekun dilakukan oleh

    pihak perbankan maka kondisi sistem, prosedur, serta kinerja SDM

  • 29

    perbankan menjadi lebih transparan dan dapat mengantisipasi terjadinya

    pembobolan.

  • 30

    BAB 5

    KESIMPULAN

    Sistem dan prosedur keamanan dalam Bank Negara Indonesia (BNI) secara khusus dalam

    pengurusan L/C (Surat Kredit) sudah cukup baik, karena telah mengalami banyak pengalaman

    pahit di masa lalu dan telah melewati banyak proses penyempurnaan. Namun, hal itu tidaklah

    cukup. Dapat dilihat pada contoh kasus, pihak internal perbankan mengambil bagian terpenting

    dari pembobolan, karena mereka yang mengetahui seluk-beluk dari sistem dan prosedur di

    perbankan. Jadi, hal penting yang terutama harus diperhatikan oleh perbankan ialah internal

    control pada SDM (Sumber Daya Manusia) pada Bank Negara Indonesia. Karena melalui

    internal control atau pengendalian intern perbankan, maka sistem, prosedur, dan kinerja dari

    SDM akan menjadi lebih transparan dan lebih mudah dipantau, dengan tujuan untuk

    mengantisipasi tindakan pembobolan di kemudian hari.

  • 31

    DAFTAR PUSTAKA

    Djumena, Erlangga. 2011. Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahatan

    .Perbankan

    Riadi, Muchlisin. 2013. Pengertian dan Fungsi Perbankan

    http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pengertian-dan-fungsi-perbankan.html

    Wikipedia. 2015. Otoritas Jasa Keuangan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_Jasa_Keuangan

    Wikipedia. 2015. Pengendalian Intern

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern

    Human Capital Journal. 2014. 5 Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli

    http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/

    MAS. 2003. Kasus Pembobolan BNI Rp 1,7 Triliun

    https://korup5170.wordpress.com/kliping/kasus-pembobolan-bni-rp-17-triliun/