013 neuro fisiologi [dr.pipiet]

27
Sistem Saraf Otonom • Merupakan seperangkat lintasan yang mempersarafi dan meregulasi otot polos, otot jantung dan kelenjar • Berbeda dengan sistem saraf somatik yang mempersarafi otot skelet • Memiliki 3 divisi : simpatik, parasimpatik dan enterik.

Upload: aisyiyah-alviana-a

Post on 27-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fisio

TRANSCRIPT

Sistem Saraf Otonom

• Merupakan seperangkat lintasan yang mempersarafi dan meregulasi otot polos, otot jantung dan kelenjar

• Berbeda dengan sistem saraf somatik yang mempersarafi otot skelet

• Memiliki 3 divisi : simpatik, parasimpatik dan enterik.

Pengelompokan SSO

• Sinaps antar neuron dibuat di dalam ganglion otonom– Ganglion parasimpatik : di dalam atau dekat organ efektor– Ganglion simpatik : di rantai paravertebral

• Neuron preganglionik memiliki badan sel di dalam SSP dan mengadakan sinaps di dalam ganglion otonom– Neuron pre ganglionik ss simpatik berawal di dalam segmen

medulla spinalis T1-L3 atau regio torakolumbal– Neuron preganglionik ss parasimpatis berawal di dalam

nukleus nervus kranialis dan MS S2-S4 atau regio kraniosakral• Neuron postganglionik dari kedua divisi memiliki badan sel

di dalam ganglion otonom dan sinaps pada organ efektor

Neurotransmiter SSO

• Neuron adrenergik melepas noreepinefrin• Neuron kolinergik melepas asetilkolin (Ach)• Neuron nonadrenergik, nonkolinergik meliputi

sebagian neuron parasimpatik postganglionik pada GI melepas senyawa P, VIP, NO.

Tipe-tipe reseptor dalam SSO

• Reseptor adrenergik (adrenorseptor)• Reseptor (alfa 1)– Terletak di otot polos vaskular kulit dan regio

splanknik, GI, sfingter VU, otott radialis iris– Memproduksi kontraksi atau konstriksi

• Reseptor (alfa 2)– Terletak di terminal saraf simpatik postganglionik,

trombosit, sel lemak dan dinding traktus GI– Memproduksi inhibisi ( relaksasi atau dilatasi)

Lanjut..

• Reseptor (beta 1)– Di nodus SA, nodus AV, dan otot ventrikel jantung– Eksitasi ( peningkatan frekuensi jantung,

kecepatan konduksi, kontraktilitas)• Reseptor (beta 2)– Di otot polos vaskular otot skelet, otot polos

bronkial, dinding traktus GI dan VU– Relaksasi (dilatasi dan relaksasi)

Lanjut..

• Reseptor kolinergik (kolinoseptor)• Reseptor nikotinik– Di ganglion otonom, neuromuskular junction,

medulla adrenal– Diaktifkan oleh Ach atau nikotin– Eksitasi– Mekanisme kerja : Ach terikat dengan subunit alfa

dari reseptor Ach nikotinik. Membuka saluran Na dan K

Lanjut..

• Reseptor muskarinik– Di Jantung (M2), otot polos (M3) dan kelenjar (M3)– Bersifat inhibisi pada jantung– Bersifat eksitasi di otot polos dan kelenjar– Mekanisme kerja :

• Nodus SA jantung : inhibisi enzim adenilat siklase yang menimbulkan pembukaan saluran K, perlambatan laju depolarisasi spontan fase 4 dan penurunan frekuensi jantung

• Otot polos dan kelenjar : stimulasi fosfolipase C dan meningkatkan kadar IP3 serta Ca intraseluler

Pusat-pusat otonom (batang otak dan hipotalamus)

• Medula : pusat vasomotor, respirasi, pusat menelan, batuk dan muntah

• Pons : pusat pneumotaksik• Mesensefalon : pusat mikturisi• Hipotalamus :– Pusat pengaturan suhu tubuh– Pusat pengaturan rasa haus dan lapar

SISTEM SENSORIK

Reseptor sensorik– Merupakan sel-sel epitel atau neuron dengan sifat

khusus yang menghantarkan sinyal-sinyal lingkungan menjadi sinyal sinyal saraf.

– Sinyal lingkungan berupa gaya mekanis, cahaya, bunyi, kimia, suhu

• Transducer sensorik– Mekanoseptor : korpuskel paccini, reseptor sendi,

reseptor regangan dalam otot, sel-sel rambut sist auditorius, baroreseptor dalan sinus karotikus

Lanjut..

• Fotoreseptor : sel-sel batang dan kerucut dalam retina

• Kemoreseptor : reseptor olfaktorius, reseptor pengecap, osmoreseptor, reseptor O2 dalam badan karotis

• Suhu dan rasa nyeri yang ekstrim : nosiseptor

Tipe-tipe serat dan kecepatan hantaran

Tahap-tahap dalam transduksi sensorik

• Stimulus tiba pada reseptor sensorik• Saluran ion terbuka dalam reseptor sensorik

yang menghasilkan depolarisasi reseptor• Perubahan pada potensial membran yang

dihasilkan oleh stimulus merupakan potensial reseptor/ generator

Adaptasi reseptor sensorik

• Beradaptasi lambat/ bersifat tonik (kumparan otot, tekanan, nyeri yang lambat) – memberikan respon repetitif terhadap stimulus

yang berlangsung lama– mendeteksi stimulus yang teratur konstan

• Beradaptasi cepat/ fasik (korpuskel paccini, sentuhan ringan) – mendeteksi awal dan berhentinya stimulus

Lintasan sensorik dari reseptor sensorik ke korteks serebri

a. Reseptor sensorik – Diaktifkan oleh stimulus lingkungan– dapat berupa sel epitel dg sifat khusus• (fotoreseptor, sel2 rambut auditorius, sel pengecap)

– dan neuron aferen primer • (kemoreseptor olfaktorius)

– mentransduksi stimulus menjadi energi elektris (yaitu potensial reseptor)

Lintasan..

b. Neuron pertama– Merupakan neuron aferen primer yang menerima sinyal yang

ditransduksi dan mengirimkan sinyal ke SSP– Badan sel berada di radiks dorsalis atau ganglion Medulla

spinalis

c. Neuron kedua– Di MS atau batang otak– Menerima informasi dari satu atau lebih neuron primer dalam

‘relay nukleus’ dan mentrnsmisikannya ke talamus– Dapat menyilang garis tengah, shg informasi sensorik pada

salah satu sisi tubuh akan berjalan naik ke talamus yang kontralateral

Lintasan…

d. Neuron ketiga– Terletak di nukleus pemancar pada talamus,

informasi sensorik yang sudah dikode berjalan naik ke korteks serebri

e. Neuron ke empat– Di area sensorik yang sesuai pada korteks serebri,

informsi yang diterima menghasilkan persepsi yang disadari akan keberadaan stimulus

Sistem somatosensorik

• Meliputi sensasi sentuhan, gerakan, suhu dan nyeri

1. Lintasan sistem somatosensorika) Sistem kolumna dorsalis• Mengolah sensasi sentuhan halus, tekanan,

diskriminasi dua titik, vibrasi dan propiosepsi

b) Sistem anterolateral• Mengolah informasi suhu, nyeri dan sentuhan ringan

Mekanoreseptor untuk sentuhan dan tekanan

Sistem..

• Talamus– Informasi disusun secara somatotopis– Destruksi nukleus di talamus mengakibatkan

hilangnya sensasi pada sisi kontralateral tubuh• Korteks somatosensorik– Memiliki somatotopis yang serupa dg talamus– ‘peta tubuh’ ini dinamakan homunkulus sensorikarea yang terbesar mempresentasikan wajah, tangan,

dan jari-jari tangan ( u penentuan lokasi yang tepat)

Sistem..

• Nyeri– Berkaitan dengan deteksi dan persepsi stimulus

yang berbahaya (nosisepsi)– Reseptor berupa’ free nerve ending’ di dalam

otot, kulit dan viscera– Neurotransmiter berupa senyawa P. inhibisi

pelepasan senyawa P merupakan dasar pembebasab rasa nyeri yang dihasilkan oleh senyawa opioid

Nyeri..

• Serabut saraf untuk impuls nyeri yang cepat dan lambat :– Cepat : serabut saraf grup III. Memiliki onset dan offset

yang cepat dan bersifat terlokalisasi– Lambat : serabut C. ditandai oleh rasa pegal, terbakar

atau menusuk dengan lokasi yang susah ditentukan• Nyeri alih (reffered pain)– Nyeri yang berasal dari visceral beralih ke tempat-tempat

pada kulit dan mengikuti kaidah dermatom karena serabur saraf muncul dari segmen MS yang sama

SISTEM MOTORIK