01-gdl-dewipurnom-319-1-kti-de-]

Upload: sean-anderson

Post on 13-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. E G1P0A0 DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS

    SAMBUNGMACAN 1 SRAGEN TAHUN 2013

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun oleh: DEWI PURNOMO SARI

    NIM. B 10.013

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA 2013

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. E

    G1P0A0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Sambungmacan I Sragen Tahun

    2013.

    Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

    akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

    Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

    Surakarta.

    2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah

    Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

    3. Ibu Anis Nurhidayati, SST., M.Kes., selaku Pembimbing yang telah

    memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

    4. Ibu dr. Iin Dwi Yuliarti, M.Kes., selaku Kepala Puskesmas Sambungmacan I

    Kabupaten Sragen, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil

    data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada

    Surakarta, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

  • v

    6. Ny. E, yang telah bersedia menjadi responden dalam Studi Kasus ini.

    7. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

    referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

    8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

    menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

    kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis

    mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi

    penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Surakarta, Juli 2013

    Penulis

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak

    percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

    Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan adalah guru yang sangat berharga.

    Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding.

    PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada: 1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat

    dan hidayah-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

    2. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan, sungguh tiada kata yang lebih mudah dan lebih pantas terucap untuk membalas semua kasih sayang, tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang selalu mengalir kepada penulis.

    3. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

    4. Almamater tercinta.

  • viii

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Program Studi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Dewi Purnomo Sari B 10.013

    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. E G1P0A0 DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS SAMBUNGMACAN 1

    SRAGEN TAHUN 2013

    (xii halaman + 99 halaman + 1 tabel + 12 lampiran)

    INTISARI

    Latar Belakang: Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2008, mengalami penurunan dari 307/100.000 menjadi 228/100.000. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional. Anemia ringan adalah suatu keadaan apabila kadar darah yang dihasilkan oleh pemeriksaan Hb sahli sebesar 9 10 gr%. Berdasarkan data pada bulan Januari sampai November 2012 di Puskemas Sambungmacan I Sragen terdapat ibu hamil dengan anemia ringan berjumlah 86 orang. Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan menggunakan metode pendekatan tujuh langkah Varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan. Metodologi: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi Puskesmas Sambungmacan I Sragen. Subyek studi kasus Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan, waktu studi kasus pada tanggal 5 26 Mei 2013. Teknik pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil: Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD = 120/ 70 mmHg, N = 82 x/ menit, S = 360 C, R = 22 x/ menit, Hb 11,3 gr%, ibu bersedia minum suplemen zat besi, ibu bersedia makan makanan yang bergizi, hemoglobin naik dan tidak terjadi anemia sedang. Kesimpulan: Pada kasus Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek pada langkah perencanaan, yaitu pemberian KIE gizi ibu hamil dan tablet Fe serta pemberian vitamin C 3 x 20 mg, kalk 1 x 150 mg.

    Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Hamil, Anemia Ringan Kepustakaan : 17 literatur (2003 2012)

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi

    CURICULUM VITAE ............................................................................. vii

    INTISARI ................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................. 1

    B. Perumusan Masalah ..................................................... 3

    C. Tujuan Studi Kasus ...................................................... 4

    D. Manfaat Studi Kasus .................................................... 5

    E. Keaslian Studi Kasus ................................................... 6

    F. Sistematika Penulisan .................................................. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Medis .................................................................. 9

    1. Kehamilan .............................................................. 9

  • x

    2. Anemia dalam Kehamilan ...................................... 25

    3. Anemia Ringan ....................................................... 32

    B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................... 35

    C. Landasan Hukum ......................................................... 55

    BAB III METODOLOGI STUDI KASUS

    A. Jenis Studi Kasus ......................................................... 57

    B. Lokasi Studi Kasus ....................................................... 57

    C. Subyek Studi Kasus ..................................................... 57

    D. Waktu Studi Kasus ....................................................... 58

    E. Instrumen Studi Kasus ................................................. 58

    F. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 58

    G. Alat-alat dan Bahan ...................................................... 62

    BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. Tinjauan Kasus ............................................................. 64

    B. Pembahasan .................................................................. 89

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................. 94

    B. Saran ............................................................................. 96

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1. Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil ................ 20

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

    Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

    Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

    Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Pasien

    Lampiran 5. Surat Persetujuan Pasien

    Lampiran 6. Lembar Observasi

    Lampiran 7. Format Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

    Lampiran 8. SAP Gizi Ibu Hamil

    Lampiran 9. Leaflet Gizi Ibu Hamil

    Lampiran 10. SAP Tablet Fe

    Lampiran 11. Leaflet Tablet Fe

    Lampiran 12. Lembar Konsultasi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2008, mengalami

    penurunan dari 307/100.000 menjadi 228/100.000 dari ibu melahirkan.

    Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, eklamsi dan partus

    lama. Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu

    (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), kurang energi setelah melahirkan

    (11%), abortus (5%), partus lama (5%) dan emboli (3%). Anemia dan

    Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama

    terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu

    (Suwandi, 2010).

    Diberbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu

    disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara 10% sampai hampir

    60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami

    perdarahan pasca persalinan, namun akibat perdarahan tersebut pasien akan

    menderita kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami

    masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2009).

    Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena

    mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan

    pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas Sumber Daya Manusia. Anemia

    pada kehamilan disebut potential danger to mother and child (potensial

  • 2

    membahayakan ibu dan anak), akibat fungsi dari hemoglobin untuk

    membawa oksigen ke seluruh tubuh tidak berjalan dengan baik, sebagai

    akibatnya oksigen untuk anak pun berkurang. Hal ini tak hanya mengancam

    pertumbuhan janin, tapi juga merupakan penyebab utama kematian ibu saat

    melahirkan, yang biasanya terjadi akibat perdarahan (Manuaba, 2007).

    Menurut WHO (2009), menerangkan bahwa kejadian anemia pada

    ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr%

    sebagai dasarnya. Pada umumnya, anemia disebabkan oleh kekurangan zat

    besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan

    peningkatan asupan gizi sehari-hari.

    Menurut Soeprono (2003), prevalensi anemia pada wanita hamil di

    Indonesia berkisar 20-80%. Walaupun pemerintah telah melakukan tindakan

    pencegahan dengan memberikan tablet tambah darah (tablet Fe) pada ibu

    hamil yang dibagikan pada waktu memeriksakan kehamilannya, akan tetapi

    prevalensi anemia pada kehamilan masih juga tinggi. Pemeriksaan kadar

    hemoglobin yang dianjurkan dilakukan pada trimester pertama dan ketiga

    kehamilan sering kali hanya dapat dilaksanakan pada trimester ketiga saja

    karena kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya pada

    trimester kedua kehamilan.

    Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor gizi saat ibu

    hamil karena itu memperbaiki pola makan merupakan faktor penting untuk

    mengatasi anemia. Anemia pada ibu hamil digolongkan dalam beberapa

  • 3

    kategori yaitu anemia ringan, anemia sedang dan anemia berat

    (Manuaba, 2007).

    Anemia ringan adalah suatu keadaan apabila kadar darah yang

    dihasilkan oleh pemeriksaan Hb sahli sebesar 9 10 gr%. Gejala anemia

    ringan antara lain cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan

    badan lemas. Penatalaksanaan anemia ringan yaitu dengan meningkatkan

    konsumsi gizi penderita, terutama protein dan zat besi dan memberi suplemen

    zat besi secara peroral (Anon, 2011).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas pada tanggal 16

    Desember 2012, pada bulan Januari sampai November 2012 di Puskemas

    Sambungmacan I Sragen terdapat 130 ibu hamil dengan anemia, yaitu ibu

    hamil dengan anemia ringan berjumlah 86 orang (66,2%), ibu hamil dengan

    anemia sedang berjumlah 41 orang (31,5%) dan ibu hamil dengan anemia

    berat berjumlah 3 orang (2,3%).

    Berdasarkan data di atas, angka kejadian anemia ringan pada ibu

    hamil masih cukup tinggi dan mengingat jika tidak dikelola dengan baik akan

    menjadi anemia sedang dan menuju ke anemia berat, maka penulis tertarik

    untuk mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

    Ny. E G1P0A0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Sambungmacan I Sragen

    Tahun 2013.

  • 4

    B. Perumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah, Bagaimana Asuhan

    Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 dengan Anemia Ringan di

    Puskesmas Sambungmacan I Sragen Tahun 2013?.

    C. Tujuan Studi Kasus

    1. Tujuan Umum

    Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0

    dengan anemia ringan menggunakan metode pendekatan tujuh langkah

    Varney.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mahasiswa mampu:

    1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 dengan

    anemia ringan.

    2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,

    masalah dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 dengan

    anemia ringan.

    3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. E G1P0A0

    dengan anemia ringan.

    4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu hamil Ny. E

    G1P0A0 dengan anemia ringan.

    5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0

    dengan anemia ringan.

  • 5

    6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil

    Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan.

    7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu

    hamil Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan.

    b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata

    di lapangan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan.

    c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada ibu

    hamil Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan.

    D. Manfaat Studi Kasus

    1. Manfaat Bagi Diri Sendiri

    Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam

    praktek di lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam

    memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.

    2. Manfaat Bagi Profesi

    Sebagai masukan bagi profesi kebidanan dalam memberikan asuhan

    kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.

    3. Manfaat Institusi

    a. Bagi Puskesmas

    Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam

    upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu hamil

    dengan anemia ringan.

  • 6

    b. Bagi Pendidikan

    Sebagai referensi dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan

    pada ibu hamil dengan anemia ringan.

    E. Keaslian Studi Kasus

    1. Sulastri (2009), dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. D G1 P0

    A0 Primigravida dengan Anemia Ringan di Puskesmas Tasikmadu.

    Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny. D adalah pasien rawat

    jalan dengan memberikan tablet Fe 200 mg/ hari, Vit. C 3xsehari,

    konseling tentang gizi yang harus dikonsumsi yaitu makanan tinggi protein

    dan zat besi, istirahat yang cukup, pemeriksaan kehamilan dan Hb setiap 2

    minggu sekali. Setelah rawat jalan selama 1 bulan hasil yang didapat dari

    studi kasus adalah Hb mengalami peningkatan 1,9 gr% dari 9,2 gr%

    meningkat menjadi 11,1 gr% keluhan kepala pusing, lemah dan mudah

    lelah sudah tidak dirasakan lagi.

    2. Jatuningsih Yulianti (2004), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu

    Hamil Ny. N G6 P4 A0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Gajahan

    Surakarta. Asuhan yang diberikan pada Ny. N adalah pemeriksaan Hb

    selama 4 x, ANC (antenatal care) 8 x, pemberian tablet Fe 1 x 60 mg/ hari,

    Vit. C 3 x 100mg/ hari, serta memberikan KIE tentang gizi ibu hamil dan

    KIE KB kontap (MOW) hasil yang didapat dari studi kasus ini adalah Hb

    mengalami peningkatan 0,9 gr% dari 10,3 gr% menjadi 11,2 gr%

    sehingga, tidak menimbulkan masalah potensi.

  • 7

    3. Suwarni (2006), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. T

    dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kedawung II Sragen. Asuhan yang

    diberikan pada kasus Ny. T adalah diberi tablet Fe 200 mg 1 x sehari

    ditunjang dengan nutrisi yang adekuat. Setelah dilakukan asuhan selama 2

    minggu hasil yang dicapai adalah kesehatan ibu membaik kadar Hb

    mengalami peningkatan 2,2 mg% dari 9,9 mg% menjadi 11,2 mg%.

    Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat oleh

    penulis terletak pada tempat, subyek, waktu dan hasil studi kasus, sedangkan

    persamaan dengan studi kasus ini yaitu pada asuhan ibu hamil dengan anemia

    ringan.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 BAB, yaitu

    antara lain sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

    tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan

    sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi teori tentang kehamilan yang meliputi definisi, tanda

    dan gejala, perubahan fisiologi, kebutuhan fisiologi dan perubahan

    psikologi. Teori tentang anemia yang meliputi pengertian,

    klasifikasi anemia dalam kehamilan, tanda dan gejala anemia,

  • 8

    bahaya anemia pada ibu dan janin, patofisiologi anemia dan

    pencegahan atau penangananya. teori asuhan kebidanan

    menejemen Varney meliputi: pengertian, proses asuhan kebidanann

    dengan tujuh langkah Varney meliputi (pengkajian, interpretasi

    data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan,

    pelaksanaan, dan evaluasi) dan landasan hukum.

    BAB III METODOLOGI STUDI KASUS

    Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek

    studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik

    pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk

    pelaksanaan studi kasus.

    BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang laporan kasus dengan menggunakan

    manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah

    yaitu: mulai dari pengkajian data, interpretasi data, diagnosa

    potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP.

    Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek

    yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan

    pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.

  • 9

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

    dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti

    dari pembahasan. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah

    dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Medis

    1. Kehamilan

    a. Definisi

    Kehamilan adalah suatu masa timbulnya konsepsi, sampai

    lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

    atau 9 bulan 7 hari) dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir

    (Saifuddin, 2006).

    Kehamilan adalah suatu proses mulainya ovulasi sampai partus

    yaitu kira-kira 280 hari atau 40 minggu disebut dengan kehamilan

    mature (cukup bulan), lebih dari 43 minggu disebut kehamilan

    postmature dan kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut dengan

    kehamilan premature (Winkjosastro, 2005).

    b. Tanda dan Gejala Kehamilan

    1) Tanda-tanda tidak pasti

    Menurut Winkjosastro (2005), tanda-tanda presumtif kehamilan

    adalah:

    a) Amenore

    Tidak dapat haid bukan berarti hamil, bisa karena beberapa hal

    seperti stress, obat-obatan dan penyakit kronik.

  • 11

    b) Mual dan muntah (nausea and vomiting) biasanya terjadi pada

    bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.

    c) Ngidam (ingin makan khusus)

    Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi

    akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

    d) Tidak tahan suatu bau-bauan.

    e) Pingsan.

    Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai dianjurkan

    untuk tidak pergi ketempat ramai pada bulan-bulan pertama

    kehamilan.

    f) Tidak ada selera makan

    Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian

    nafsu makan timbul lagi.

    g) Lelah.

    h) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan

    pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan

    alveoli payudara.

    i) Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan

    oleh rahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada triwulan

    kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali

    oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.

  • 12

    2) Tanda kemungkinan hamil

    Menurut Kusmiyati (2009), tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu:

    a) Pigmentasi kulit

    Cloasma yaitu warna kehitam-hitaman pada dahi, punggung

    hidung, dan kulit daerah pipi.

    b) Leukore

    Sekret putih dan kental pada vagina dan rongga uterus.

    c) Perubahan pada payudara

    Akibat stimulasi prolaktin payudara mensekresi kolostrum setelah

    kehamilan lebih dari 16 minggu.

    d) Pembesaran abdomen

    Akan terlihat setelah minggu ke 16 karena pada saat itu uterus

    telah keluar dari pelvis dan menjadi rongga bawah perut.

    e) Suhu bassal mengalami peningkatan antara 37,2 37,80 C

    Kenaikan temperatur bassal lebih dari 3 minggu, biasanya

    merupakan tanda terjadi kehamilan.

    f) Perubahan organ-organ pelvis meliputi:

    (1) Tanda Chadwick: dinding vagina mengalami kongesti,

    kebiru-biruan.

    (2) Tanda Hegar: perlunakan pada daerah istmus uteri, sehingga

    mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah didefleksikan.

  • 13

    (3) Tanda Piscaseck: terjadi pertumbuhan asimetris pada bagian

    uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.

    (4) Tanda Goodells: diketahui melalui pemeriksaan bimanual,

    servik lebih lunak.

    (5) Tanda Broxton-Hicks: uterus bila dirangsang mudah

    kontraksi, ini merupakan tanda khas uterus pada saat hamil.

    3) Tanda pasti kehamilan

    Menurut Winkjosastro (2005), tanda pasti kehamilan antara lain

    adalah:

    a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang

    dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian

    janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

    b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan

    18 20 minggu memakai Doppler.

    c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada

    usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16

    minggu.

    d) Bila dilakukan pemeriksaan USG, janin dapat terlihat.

    c. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

    Menurut Wiknjosastro (2005), pada kehamilan terdapat

    perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genital

    eksterna dan interna dan pada payudara (mamae). Perubahan sistem

    reproduksi meliputi:

  • 14

    1) Uterus

    Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga

    menjadi seberat 1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan

    progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi

    menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim

    karena pertumbuhan. Pembesaran uterus meliputi:

    a) Tidak hamil/ normal : Sebesar telur ayam (kurang lebih 30 gr)

    b) Kehamilan 8 minggu : Sebesar telur bebek.

    c) Kehamilan 12 minggu : Sebesar telur angsa.

    d) Kehamilan 16 minggu : Sebesar kepala bayi.

    e) Kehamilan 20 minggu : Pinggir bawah pusat.

    f) Kehamilan 24 minggu : Pinggir atas pusat.

    g) Kehamilan 28minggu : Sepertiga pusat-xypoid.

    h) Kehamilan 32 minggu : Setengah pusat-xypoid.

    i) Kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai satu jari di bawah xypoid.

    2) Vagina dan vulva.

    Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

    pengaruh hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan

    kebiru-biruan (tanda Chadwick).

    3) Ovarium

    Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus

    luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya

    plasenta pada umur kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini

  • 15

    mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya

    akan diambil alih oleh plasenta.

    4) Payudara

    Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk

    persiapan laktasi. Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon

    estrogen, progesteron dan somatomammotropin. Estrogen

    menyebabkan hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron

    mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus. Sedangkan

    somatomam-motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk

    membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang

    pengeluaran kolostrum.

    5) Servik

    Servik pada kehamilan mengalami perubahan karena pengaruh

    hormon esterogen.

    Jaringan ikat pada servik banyak mengandung kolagen. Akibat kadar

    esterogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi servik

    menjadi lunak dan berubah menjadi kebiru-biruan, kanalis servikalis

    terluka oleh mukosa sehingga tidak terjadi infeksi asendens dari

    vagina.

    6) Sistem respirasi

    Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat

    memenuhi kebutuhan O2 disamping itu terjadi desakan diafragma

  • 16

    karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32

    minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.

    7) Sistem pencernaan

    Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat

    sehingga menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan

    lambung terasa panas. Hormon progesteron menyebabkan gerakan

    usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

    8) Sistem perkemihan

    Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus

    yang membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang

    dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari

    rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun

    ke bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi

    karena kandung kencing mulai tertekan kembali.

    9) Kulit

    Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

    alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh

    Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.

    Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola

    mammae linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum).

    10) Metabolisme dalam kehamilan

    Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

    perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi

  • 17

    untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

    Metabolisme Basal naik sebesar 15-20% terutama pada trimester

    ketiga. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 16,5 kg

    atau terjadi kenaikan berat badan sekitar seperdua kilogram tiap

    minggu.

    d. Perubahan Psikologi Wanita Hamil

    Menurut Kusmiyati (2009), beberapa perubahan psikologi pada

    wanita hamil yang sering terjadi selama masa kehamilan:

    1) Perubahan pada trimester pertama

    a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

    kehamilannya.

    b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan

    kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

    c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah benar-benar hamil.

    Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

    d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

    mendapat perhatian dengan seksama.

    e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

    seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang

    lain atau bahkan merahasiakannya.

    2) Perubahan pada trimester kedua

    Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah

    terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima

  • 18

    kehamilannya dan menggunakan pikiran serta energinya lebih

    konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan

    ketidaknyamanan. Pada trimester ini ibu merasakan gerakan

    janinnya pertama kali, pengalaman tersebut menandakan

    pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan hal ini sering

    menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologi yang besar.

    3) Perubahan pada trimester ketiga

    Trimseter ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Waktu

    untuk persiapan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua. Rasa

    tidak nyaman timbul kembali karena perubahan body image yaitu

    merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari

    suami, keluarga dan bidan. Peranan bidan dalam memberikan asuhan

    kebidanan melalui konsultasi dan pada kasus ibu hamil yang merasa

    mengkhawatirkan baginya dan takut akan melahirkan itu merupakan

    hal yang normal. Kebanyakan ibu memiliki perasaan dan

    kekawatiran yang serupa pada umur kehamilan trimester ketiga

    seperti ibu hamil pada umumnya.

    e. Kebutuhan Fisiologi pada Wanita Hamil

    1) Nutrisi ibu hamil

    Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari

    (Kusmiyati, 2008). Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat

    menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil

    tersebut. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,

  • 19

    partus prematurus, inersia uteri, hemoragia postpartum, sepsis

    puerperalis dan sebagainya. Sedangkan nutrisi yang berlebihan dapat

    menyebabkan pre-eklamsi, bayi terlalu besar dan sebagainya

    (Winkjosastro, 2006).

    Nutrisi penting yang diperlukan selama hamil menurut

    Kusmiyati (2008), antara lain sebagai berikut:

    a) Karbohidrat dan lemak

    Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan

    kalori yang dapat diperoleh dari sereal dan umbi-umbian

    (Sabrina, 2008). Kebutuhan kalori untuk orang hamil adalah

    2300 kal. Pada triwulan pertama asupan makanan berkurang

    karena menurunnya nafsu makan dan Bering timbul mual dan

    muntah, trimester ke-2 nafsu makan sudah meningkat, kebutuhan

    zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda. Pada

    trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan yang pesat. Hal ini terjadi pada 20 minggu

    terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu

    sangat merasa lapar (Kusmiyati, 2008).

    b) Protein

    Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari

    daging, ikan, telur dan kacang-kacangan (Sabrina, 2008). Protein

    sangat dibutuhkan untuk perkembangan kehamilan yaitu untuk

    pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu untuk ibu penting

  • 20

    untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein

    plasma, hemoglobin dan lain-lain (Kusmiyati, 2008).

    c) Mineral

    Sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan

    sayur-sayuran (Sabrina, 2008). Pada prinsipnya semua mineral

    dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari yaitu buah-

    buah, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa

    terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan besi

    pada pertengah kedua kehamilan kira-lara 17 mg/ hari. Untuk

    memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg

    sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari dan pada

    kehamilan kembar atau pada wanita sedikit anemik, dibutuhkan

    60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium, umumnya terpenuhi dengan

    minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9

    gram kalsium (Kusmiyati, 2008).

    d) Vitamin

    Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan

    buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin

    (Kusmiyati, 2008). Kebutuhan asam folat selama hamil adalah

    800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.

    Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak,

    sampai cacat bawaan pada susunan saraf saraf pusat maupun otak

    janin (Sabrina, 2008).

  • 21

    Tabel 2.1. Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil

    Zat Gizi Tidak Hamil Penambahan pada wanita Hamil Energi (Kal) 1900 285 Protein (g) 44 12 Vitamin A (RE) 500 200 Vitamin C (mg) 30 10 Asam folat (mcg) 150 50 Niasin (mg) 8,4 1,3 Riboflavin (mg) 1,0 0,2 Tiamin (mg) 0,9 0,2 Vitamin B12 (mcg) 1,0 0,3 Kalsium 600 400 Fosfor 450 200 Iodium 150 25 Besi 25 20 Zinc 15 5

    Sumber: Kusmiyati (2009)

    Menurut Puji (2012), contoh menu makanan untuk ibu hamil

    antara lain sebagai berikut:

    a) Pagi

    (1) Nasi uduk

    (2) Telur mata sapi

    (3) Jus jeruk atau susu 1 gelas

    b) Siang

    (1) Nasi putih 1 porsi

    (2) Ayam kecap

    (3) Tempe goreng

    (4) Sayur bayam dan buah semangka

    c) Malam

    (1) Nasi putih 1 porsi

    (2) Ikan kakap asam manis

  • 22

    (3) Tahu bacem

    (4) Capjay dan buah apel

    d) Selingan I (pagi-siang)

    Bubur kacang hijau 1 porsi sedang.

    e) Selingan II (setelah makan malam)

    (1) Kue talam ubi

    (2) Susu

    Akibat kekurangan nutrisi pada ibu hamil menurut

    Manuaba (2007), adalah:

    a) Anemia

    Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan

    sel-sel darah merah serta hemoglobin (Hb) sehingga sirkulasi zat

    dalam tubuh tidak berjalan secara normal.

    b) Abortus

    Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

    tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22

    minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar

    kandungan.

    c) Partus prematurus

    Partus prematurus adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang

    dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram.

  • 23

    d) Perdarahan pasca persalinan

    Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang terjadi segera

    setelah persalinan melebihi 500 cc.

    2) Imunisasi

    Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat

    menurunkan angka kematian bayi kerena infeksi tetanus, vaksinasi TT

    dilakukan minimal dua kali selama hamil dan 5 kali seumur hidup

    (Manuaba, 2007).

    3) Kebersihan dan Pakaian

    Kebersihan harus dijaga selama hamil. Baju hendaknya longgar dan

    mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain yang tumitnya tinggi

    sebaiknya jangan dipakai, karena tempat titik berat wanita hamil

    berubah sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae yang

    bertambah besar juga membutuhkan BH yang lebih besar dan cukup

    menyangga payudara (Wiknjosastro, 2005).

    4) Istirahat dan Rekreasi

    Untuk mengetahui aktivitas ibu berlebihan atau tidak dan adakah

    trauma kecelakaan kerja, karena hal itu dapat mengancam pada

    kehamilan (Wiknjosastro, 2005).

    5) Koitus

    Bila dalam anamnesa pernah mengalami riwayat abortus atau

    perdarahan sebelum kehamilan sekarang. Sebaiknya koitus ditunda

    selama 16 minggu. Pada umumnya koitus diperbolehkan dalam

  • 24

    kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati, terutama pada minggu-

    minggu terakhir kehamilan karena orgasme pada wanita yang

    hamil tua dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan

    (Wiknjosastro, 2005).

    6) Perawatan Buah Dada

    Masa kehamilan kadang menimbulkan perasaan lesu dan lelah sehingga

    muncul rasa malas. Walaupun demikian ibu hamil hendaknya selalu

    merawat tubuhnya, khususnya dalam hal merawat payudara baik

    selama masa kehamilan maupun setelah bersalin selain akan menjaga

    bentuk payudara juga akan memperlancar pengeluaran ASI

    (Wiknjosastro, 2005).

    f. Masalah dalam Kehamilan

    Menurut Manuaba (2007), masalah dalam kehamilan yang sering

    terjadi antara lain:

    1) Hiperemesis Gravidarum

    Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

    sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan

    dapat membahayakan hidup ibu hamil.

    2) Abortus

    Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau

    berat janin kurang dari 1000 gram.

  • 25

    3) Pre-eklamsi

    Pre-eklamsi adalah kenaikan tekanan darah sistolikdan diastolik 30

    mmHg atau 15 mmHg disertai dengan adanya protein urine dan

    apabila komplikasi berlanjut bisa terjadi eklamsi.

    4) Kehamilan lewat waktu

    Kehamilan lewat waktu berarti kehamilan yang melampaui usia 292

    hari (42 minggu) dengan komplikasinya.

    5) Kehamilan kembar

    Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih.

    6) Kelainan letak pada kehamilan

    a) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di

    fundus uteri.

    b) Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang

    (sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu

    panjang ibu) di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu

    sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.

    7) Anemia

    Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung

    eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita hamil atau dalam

    masa nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah

    10 gr%.

  • 26

    2. Anemia Dalam Kehamilan

    a. Pengertian

    Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah

    < 11gr%, suatu keadaan dengan jumlah eritrosit yang beredar atau

    konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah, 2005).

    Anemia adalah suatu keadaan menurunnya kadar hemoglobin, dan

    jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk

    perorangan (Arisman, 2004).

    Anemia dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi dengan

    kadar hemoglobin dalam darah dibawah normal. Di Indonesia, kasus

    anemia umumnya terjadi karena kekurangan zat besi (Saifuddin, 2006).

    b. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

    1) Macam-macam anemia menurut Wiknjosastro (2008), ada 4 macam

    yaitu:

    a) Anemia defisiensi besi

    Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering

    dijumpai dalam kehamilan, dimana angka kejadiannya 62,3%,

    yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi dan asam folat,

    gangguan resorbsi, atau terlampau banyaknya besi keluar dari

    badan, misalnya pada kasus perdarahan. Keperluan akan zat besi

    bertambah selama kehamilan, terutama dalam trimester akhir.

    Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan,

    mudah terjadi anemia defisiensi besi.

  • 27

    b) Anemia megaloblastik

    Anemia jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam folat,

    jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Biasanya karena

    malnutrisi dan infeksi yang kronik, merupakan urutan kedua

    terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%.

    c) Anemia hipoplasti

    Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang

    belakang, membentuk sel-sel darah merah baru, dengan angka

    kejadian berkisar antara 8,0%.

    d) Anemia hemolitik

    Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran/ pemecahan sel

    darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya, anemia jenis

    ini sangat jarang terjadi yaitu berkisar 0,7%.

    2) Klasifikasi Anemia menurut Manuaba (2005), antara lain:

    a) Normal : Hb 11 gr%

    b) Anemia ringan : Hb 9 10 gr%

    c) Anemia sedang : Hb 7 8 gr%

    d) Anemia berat : Hb kurang 7 gr%

    c. Bahaya Anemia

    Menurut Manuaba (2005), bahaya anemia adalah sebagai berikut:

    1) Bahaya selama kehamilan

    a) Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi

    kliniknya

  • 28

    b) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis

    c) Menimbulkan plasenta previa

    d) Dapat menimbulkan solusio plasenta.

    2) Bahaya terhadap persalinan

    a) Persalinan berlangsung lama

    b) Sering terjadi fetal distress

    c) Persalinan dengan tindakan operasi

    d) Terjadi emboli air ketuban.

    3) Bahaya selama post partum

    a) Terjadi perdarahan post partum

    b) Mudah terjadi infeksi puerperium

    c) Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest

    d) Subinfolusi uteri

    e) Bayi lahir dengan anemia.

    4) Bahaya terhadap janin

    a) Abortus

    b) Terjadi kematian intra uterin

    c) Persalinan prematuritas tinggi

    d) Berat badan lahir rendah

    e) Kelahiran dengan anemia

    f) Dapat terjadi cacat bawaan

    g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

    h) Intelegensia rendah.

  • 29

    g. Etiologi Anemia

    Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya

    asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan

    menyusui (kebutuhan fisiologis), dan kehilangan banyak darah saat

    menstruasi (Manuaba, 2007).

    1) Asupan Fe yang tidak memadai

    Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi makanan

    sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi dipengaruhi

    oleh variasi penyerapan Fe. Yang membentuk 90 % Fe dari makanan

    non daging (termasuk biji-bijian, sayuran, buah, telur) tidak mudah

    diserap oleh tubuh.

    2) Peningkatan kebutuhan fisiologi

    Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuhan

    Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe bagi

    janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat

    persalinan.

    3) Kehilangan banyak darah

    Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah.

    Pada wanita kehilangan darah terjadi melalui menstruasi dan wanita

    hamil mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan. Praktik

    ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor

    kejadian anemia setelah melahirkan. Perdarahan patologi akibat

    penyakit/infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan

  • 30

    berhubungan positif terhadap anemia. Perdarahan gastrointestinal

    oleh adanya luka di saluran gastrointestinal (gastritis, tukak

    lambung, kanker kolon dan polip pada kolon).

    4) Sebagian besar anemia adalah anemia defesiensi Fe yang dapat

    disebabkan oleh konsumsi Fe dan makanan yang kurang atau terjadi

    perdarahan menahun akibat parasit. Berdasarkan fakta tersebut dapat

    dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu hamil adalah

    kemiskinan dan tidak mampu memenuhi standar makanan 4 sehat 5

    sempurna dan lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat

    penyakit parasit, seperti ankilostomiasis.

    h. Patofisiologi Anemia

    Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena

    keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula

    perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah

    bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau

    hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang

    dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah

    (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma

    30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap

    sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan

    bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang

    harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh

    peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih

  • 31

    ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang

    pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu

    persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit

    dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya

    darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu

    dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.

    (Wiknjosastro, 2006).

    i. Tanda dan Gejala Anemia

    Menurut Varney (2004), tanda dan gejala anemia adalah sebagai

    berikut:

    1) Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya Hb dan

    kurangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk metabolisme

    dalam tubuh

    2) Merasa pusing dan lemah (dizness dan weaknes) oleh kurangya

    oksigen dan energi menyebabkan ibu merasa lemah dan capek

    3) Mengeluh sakit kepala

    4) Merasa tidak enak badan (malaise) dan nafas pendek karena

    menurunnya suplay darah

    5) Perubahan mood dan kebiasaan tidur

    6) Mengeluh lidah mudah luka (lecet)

    7) Pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva

    8) Kulit pucat

    9) Pucat pada kuku jari

  • 32

    10) Muka ikterik

    11) Takipnea, dispnea saat beraktivitas

    12) Nafsu makan kurang perubahan dalam kesukaan makanan

    13) Kebiasaan akan makanan yang aneh-aneh atau mengidam (pica).

    j. Pencegahan dan Penanganan Anemia

    1) Pencegahan Anemia

    Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan

    pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar

    kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai

    pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga

    diketahui adanya infeksi parasit.

    Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi

    sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonat

    ferrosus 1 tablet sehari. Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk

    mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan

    yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering,

    hati, dagiung, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang

    kaya akan asam folat yaitu daun singkon, bayam, sawi ijo,

    sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk,

    tomat, mangga, pepaya dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006).

  • 33

    2) Penanganan Anemia

    a) Anemia Ringan

    Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan

    sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari, zat besi

    dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2004).

    b) Anemia Sedang

    Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg

    asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2004).

    c) Anemia Berat

    Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak

    1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml intramuskuler.

    Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun

    sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan

    janin (Winkjosastro, 2005).

    3. Anemia Ringan

    a. Pengertian

    Menurut Manuaba (2007), anemia ringan adalah dimana kadar

    hemoglobin berkisar antara 9 10 gr%.

    Anemia ringan adalah apabila kadar darah yang dihasilkan oleh

    pemeriksaan Hb sahli sebesar 9 10 gr% (Anon, 2011).

    b. Gejala Anemia Ringan

    Menurut Manuaba (2007), pada anemia akan didapatkan keluhan

    sebagai berikut:

  • 34

    1) Cepat lelah

    2) Sering pusing

    3) Mata berkunang-kunang

    4) Badan lemas.

    c. Komplikasi Anemia Ringan

    Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil dapat terjadi, hal ini

    dikarenakan ibu sudah menderita anemia sejak masa sebelum hamil.

    Pada kasus anemia ringan pada ibu hamil bila tidak segera diatasi,

    dapat menyebabkan rahim tidak mampu berkontraksi (atonia) atau

    kontraksi sangat lemah (hipotonia) (Dimas, 2012).

    d. Patofisiologi Anemia Ringan

    Menurut Wirakusuma (2005), sebelum terjadi anemia, biasanya

    terjadi kekurangan zat besi secara perlahan-lahan. Tahap-tahap

    defisiensi besi sebagai berikut:

    1) Berkurangnya cadangan zat besi

    2) Turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel-sel darah merah

    3) Anemia gizi besi

    Pada tahap awal, simpanan zat-zat besi yang berbentuk ferritin

    dan hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat. Daya ikat besi

    dalam plasma, selanjutnya besi yang tersedia untuk sistem eritropoisis

    di dalam sumsum tulang berkurang. Terjadilah penurunan jumlah sel

    darah merah dalam jaringan, pada tahap akhir hemoglobin menurun

    dan eritrosit mengecil, maka terjadilah anemia.

  • 35

    e. Penatalaksanaan Anemia Ringan

    Menurut Manuaba (2007), penatalaksanaan anemia ringan antara

    lain:

    1) Meningkatkan gizi penderita

    Faktor utama penyebab anemia adalah faktor gizi, terutama protein

    dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi sangat diperlukan

    oleh ibu hamil yang mengalami anemia ringan.

    2) Memberi suplemen zat besi

    a) Peroral

    Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi sebanyak 600-

    1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau glukonas ferosus.

    Hb dapat dinaikkan sampai 10 g/ 100 ml atau lebih.

    b) Parental

    Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral,

    ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi

    parental diberikan dalam bentuk ferri secara intramuskular/

    intravena. Diberikan ferum desktran 100 dosis total 1000-2000

    mg intravena.

    B. Teori Menejemen Kebidanan

    1. Pengertian

    Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

    digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

  • 36

    berdasarkan teori ilmiah melalui penemuan. Ketrampilan dalam rangkaian

    atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus

    pada klien (Varney, 2007).

    2. Manajemen Kebidanan 7 langkah Varney

    Langkah I: Pengkajian

    Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi

    keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.

    Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data

    penunjang:

    a. Data Subyektif

    Data subyektif adalah data yang didapat dan klien sebagai pendapat

    terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008). Pada data

    subyektif meliputi:

    1) Biodata

    Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah keluarga).

    Menurut Nursalam (2008), identitas meliputi:

    a) Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap,

    untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk

    membedakan dengan klien atau pasien lainnya.

    b) Umur : Ditulis dalam tahun, untuk mngetahui adanya

    resiko karena umur kurang dan 20 tahun, alat

    reproduksi belum siap. Pada umur lebih dan 35

  • 37

    tahun kerja jantung meningkat karena adanya

    hemodilusi dan kemungkinan terjadi anemia.

    c) Suku/ Bangsa : Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang

    menguntungkan dan merugikan bagi ibu hamil.

    d) Agama : Untuk mempermudah bidan dalam melakukan

    pendekatan di dalam melakukan asuhan

    kebidanan.

    e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena

    tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku

    kesehatan seseorang.

    f) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

    pekerjaan pasien terhadap permasalahan keluarga

    pasien/ klien.

    g) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan

    dalam keadaan mendesak sehingga bidan

    mengetahui tempat tinggal pasien.

    2) Keluhan utama

    Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta

    berhubungan dengan kehamilannya (Nursalam, 2008). Keluhan-

    keluhan yang dirasakan ibu hamil dengan anemia ringan menurut

    Manuaba (2007), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan

    terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi

    yang dirasakannya.

  • 38

    3) Riwayat menstruasi

    Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak,

    sikius lama haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku,

    warnanya, baunya) dan ada dismenorhoe atau tidak

    (Estiwidani, 2008).

    4) Riwayat kehamilan sekarang

    Untuk mengetahui kapan hari pertania haid terakhir, dan perkiraan

    lahir, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT

    berapa kali, masalah dan kelainan pada kehamilan sekarang,

    pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil (Manuaba, 2007).

    5) Riwayat penyakit

    a) Riwayat kesehatan sekarang

    Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang

    ini atau untuk mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat

    keadaan ibu (Manuaba, 2007).

    b) Riwayat penyakit sistemik

    Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular

    seperti hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti hipertensi

    DM, jantung (Bickley, 2008).

    c) Riwayat kesehatan keluarga

    Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.

    Untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit

  • 39

    menular dan penyakit menurun seperti diabetes, TBC, jantung,

    hipertensi (Mitayani, 2009).

    d) Riwayat penyakit yang lain atau operasi

    Ada riwayat penyakit atau operasi yang pernah diderita yang

    sekiranya dapat mengganggu dalam proses persalinan dan

    memerlukan pengawasan yang intensif terutama pada pasien

    dengan riwayat pembedahan menggunakan anestesi epidural

    (Jense, 2005).

    6) Riwayat perkawinan

    Status perkawinan: Jika menikah, apakah pernikahan ini yang

    pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami

    umur berapa kali kawin, lama perkawinan, dan jumlah anak

    (Nursalam, 2007).

    7) Riwayat keluarga berencana

    Untuk mengetahui KB yang pernah dipakai, jenis dan lama

    berlangsungnya dan keluhan selama menjadi akseptor KB yang

    digunakan (Hacker, 2003).

    8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

    a) Kehamilan : Adakah gangguan seperti muntah-muntah

    berlebihan, hipertensi, pendarahan pada hamil

    muda.

  • 40

    b) Persalinan : Waktu persalinan, di mana tempat melahirkan,

    umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh

    siapa.

    c) Nifas : Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan

    bagaimana proses laktasinya.

    d) Anak : Jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup

    atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan

    sebab meninggalnya (Manuaba, 2007).

    9) Kebiasaan sehari-hari

    a) Nutrisi

    Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam

    menjaga kebersihan makanan, dan bagaimana pola makan sehari-

    hari antar sebelum dan sesudah hamil apakah terpenuhi gizinya.

    Dimana nutrisi pada ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan

    janin dan kesehatan ibu hamil (Tiran, 2009). Pada kasus ibu hamil

    dengan anemia ringan kebutuhan akan nutrisi harus ditingkatkan

    (Yatim, 2003).

    b) Eliminasi

    Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK untuk

    mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang

    mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil

    (Mansjoer, 2005).

  • 41

    c) Personal hygiene

    Personal hygiene perlu dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan

    pasien meliputi kebersihan lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,

    daerah genetalia) gigi dan mulut (Kusmiyati, 2009).

    d) Istirahat dan tidur

    Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur

    adalah berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada

    gangguan (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil perlu diperhatikan

    pola istirahat dan tidur dengan baik, agar dapat meningkatkan

    kesehatan ibu dan pertumbuhan janin (Yatim, 2003).

    e) Hubungan seksualitas

    Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan

    seksual dalam seminggu (Manuaba, 2008). Pada masa kehamilan

    diperbolehkan, namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan

    biasanya akan mengalami penurunan hubungan seksual,

    dikarenakan ibu hamil dengan anemia ringan sudah merasa lelah,

    letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan

    (Yatim, 2003).

    f) Data psikososial

    Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemahaman dan untuk

    mengetahui tingkat kekhawatiran pasien, perasaan terhadap

    kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, dukungan

    keluarga terhadap kehamilannya dan pantangan makanan

  • 42

    (Farrer, 2003). Ibu merasa ketegangan, kecemasan pada

    kehamilannya, karena takut terjadi sesuatu pada bayinya

    (Kusmiyati, 2008).

    g) Obat-obatan

    Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan obat-

    obatan dan alkohol (Jense, 2005).

    b. Data Objektif

    Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam, 2008)

    1) Status Generalis

    a) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum apakah

    baik, sedang, jelek (Prihardjo, 2007). Pada

    ibu hamil dengan anemia ringan

    mempengaruhi keadaan umum yang

    menimbulkan rasa lemas (Yatim, 2003).

    b) Kesadaran : Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai

    composmentis, apatis, somnolen, sopor,

    koma (Mansjoer, 2005). Pada ibu hamil

    dengan anemia ringan kesadarannya

    composmentis.

    c) Tanda vital

    (1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

    dan hipotensi. Tekanan darah pasien hamil

  • 43

    dengan temuan normal yaitu < 130/ 90

    mmHg (Saifuddin, 2006).

    (2) Suhu : Untuk mengetahui suhu badan apakah ada

    peningkatan atau tidak. Normalnya, suhu

    tubuh orang berfluktuasi dalam rentang

    yang relatif sempit. Suhu tubuh normal 35,6

    37,60 C (Uliyah, 2004). Ibu hamil dengan

    anemia ringan suhu tubuhnya akan

    mengalami peningkatan akibat dehidrasi

    (Mansjoer, 2005).

    (3) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang

    dihitung dalam menit (Saifuddin, 2006).

    Batas normal 60 100 kali per menit

    (Uliyah, 2004). Pada ibu hamil dengan

    anemia ringan nadi akan mengalami

    peningkatan frekuensi dan terdengar

    lemah (Yatim, 2003).

    (4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan

    pasien yang dihitung dalam 1 menit

    (Saifuddin, 2006). Batas normal 12 20 x/

    menit (Uliyah, 2004).

    d) Berat badan : Penambahan dan penurunan berat badan

    ukuran yang paling penting untuk

  • 44

    mengetahui adanya malnutrisi, malabsorbsi,

    pertumbuhan janin terhambat, diabetes

    melitus pada kehamilan, kehamilan ganda

    (Mansjoer, 2005).

    e) Tinggi badan : Tinggi badan normal lebih dari 145 cm.

    Tinggi badan untuk mengetahui adanya

    disporposi sefalopelvik yang mempengaruhi

    pada persalinan (Mansjoer, 2005).

    f) LILA : Sebagai indikator status gizi seseorang

    normalnya 23,5 cm (Wartonah, 2003).

    2) Pemeriksaan sistematis

    Menurut Nursalam (2007), pemeriksaan sistematis meliputi:

    a) Kepala

    (1) Rambut : Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih,

    rontok dan berketombe.

    (2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,

    adakah oedema, adakah kloasma gravidarum.

    (3) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna

    merah muda dan sklera warna putih. Pada

    wanita hamil dengan anemia ringan konjungtiva

    pucat.

    (4) Hidung : Untuk menilai adanya kelainan, adakah polip,

    apakah hidung tersumbat.

  • 45

    (5) Telinga : Untuk mengetahui apakah di dalam ada serumen.

    Nyeri atau tidak.

    (6) Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, ada

    caries dan karang gigi atau tidak, karang gigi atau

    tidak. Lidah tampak kering dan kotor.

    b) Leher : Untuk mengetahui apakah leher, warna kulit.

    Adanya pembengkakan, jaringan parut, massa,

    terutama untuk mengetahui keadaan dan lokasi

    kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trakea

    (Prihardjo, 2007).

    c) Dada dan Axilla

    (1) Mammae

    Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris

    atau tidak, tumor ada atau tidak, areola hyperpigmentasi atau

    tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum dan sudah

    keluar atau belum (Farrer, 2004).

    (2) Axilla

    Untuk mengetahui apakah ada tumor atau nyeri tekan

    (Nursalam, 2007).

    d) Ekstremitas

    Untuk mengetahui reflek patella (+) atau (-) berkaitan dengan

    kekurangan Vitamin B atau penyakit saraf dan magnesium sulfat

    (Manuaba, 2007). Karena terjadi pembesaran tekanan vena dapat

  • 46

    menyebabkan odema pada ekstremitas bawah. Relaksasi otot polos

    dinding pembuluh darah disebabkan oleh progesteron dan tekanan

    anatomik dari pembesaran uterus menyebabkan timbulnya atau

    memperburuknya varices (Walsh, 2008).

    3) Pemeriksaan Khusus Obstetri

    a) Abdomen

    (1) Inspeksi

    Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada

    luka bekas operasi atau tidak, striae gravidarum, linea nigra,

    atau alba, ada luka bekas operasi atau tidak, ada strie atau

    tidak (Manuaba, 2007).

    (2) Palpasi

    Kontraksi : Kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan

    merupakan kontraksi tak teratur rahim dan

    tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi

    darah dalam plasenta yang disebut kontraksi

    braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus

    dalam masa kehamilan (Farrer, 2003).

    Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri

    sehingga dapat diketahui berat janin, umur

    kehamilan dan bagian janin apa yang terjadi di

    fundus uteri seperti membujur atau akan

    kosong jika posisi janin melintang.

  • 47

    Kepala: Bulat padat mempunyai gerakan pasif

    (ballotement) (Manuaba, 2007).

    Bokong : Tidak padat, lunak, tidak mempunyai

    gerak pasif (bantuan atau gerak ballotement)

    (Manuaba, 2007).

    Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin dapat

    digunakan untuk mendengar detak jantung

    janin pada puctum maximum dengan teknik

    kedua telapak tangan melakukan palpasi pada

    sisi kanan dan kiri, bersama-sama bila

    punggung janin rata, sedikit melengkung,

    mungkin teraba tulang iganya tidak terasa

    gerak ekstremitas, bila bagian abdomen teraba

    gerakan ekstremitas (Manuaba, 2007).

    Leopold III : Untuk menentukan bagian terendah janin, bila

    teraba bulat, padat (kepala) dan bila bokong

    teraba tidak bulat, tidak keras

    (Manuaba, 2007).

    Leopold IV : Pemeriksaan dengan menghadap ke arah kaki

    ibu. Untuk mengetahui apa yang menjadi

    bagian bawah dan seberapa masuknya bagian

    bawah tersebut ke dalam rongga panggul

    (Manuaba, 2007).

  • 48

    TBJ : Menurut Mansjoer (2005) TBJ (Tafsiran Berat

    Janin) dapat ditentukan berdasarkan Johnson

    Toschack yang berguna untuk mengetahui

    pertimbangan persalinan secara spontan

    pervaginam.

    (3) Auskultasi

    DJJ (Denyut Jantung Janin): Terdengarnya detak jantung janin

    menunjukkan bahwa janin hidup dan tanda pasti kehamilan.

    Punctum maximum janin tergantung presentasi, posisi, dan

    kehamilan kembar, biasanya pada daerah punggung janin.

    Frekuensi di atas 120 160 x/ menit keteraturan denyut

    jantung janin menunjukkan keseimbangan asam basa atau

    kurang O2 pada janin (Manuaba, 2007).

    (4) Pemeriksaan panggul

    (a) Kesan panggul

    Dapat diketahui melalui pelviometri rontgen atau melalui

    pengukuran panggul penting untuk diketahui kesan

    panggul ini untuk perencanaan persalinan pervaginam ada

    4 kesan panggul ginekoid, platipeloid, antropoid, dan

    android, tapi paling baik untuk wanita ginekoid agar dapat

    persalinan pervaginam (Farrer, 2004).

  • 49

    (b) Distantia spinarum

    Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra

    dan dekstra. Ukuran + 24 cm 26 cm (Farrer, 2004).

    (c) Distantia kristarum

    Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris

    pada krista iliaka sinistra dan dekstra. Ukuran + 28 cm

    30 cm (Farrer, 2004).

    (d) Conjugata eksterna (boudeloque)

    Jarak antara bagian atas simfisis ke prosessus spinosus

    lumbal 5. Ukuran + 18 cm (Farrer, 2004).

    (e) Lingkar panggul

    Jarak antara tepi atas simfisis pubis superior kemudian ke

    lumbal ke lima kembali ke sisi sebelahnya sampai kembali

    ke tepi atas simpisis pubis diukur dengan metlin

    normalnya 80 90 cm (Sumarah, 2008).

    b) Anogenital

    Pemeriksaan pada vulva dan perineum untuk mengetahui ada atau

    tidaknya varices, kondiloma, oedema, hemoroid, kelainan lain,

    vulva perineum, bekas episiotomi (Manuaba, 2007).

    4) Pemeriksaan penunjang

    Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila

    diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan

    Hb. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang dilakukan, yaitu dengan

  • 50

    melakukan pemeriksaan Hb. Kadar Hb pada ibu yang mengalami

    anemia ringan adalah 9 10 gr% (Manuaba, 2007).

    Langkah 2: Interpretasi Data

    Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan

    diagnosa yang akurat, yang terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan

    (Estiwidani, 2008). Interpretasi data diperoleh dari pengkajian data dasar

    pasien.

    a. Diagnosa Kebidanan

    Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

    lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

    kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

    diagnosa (Varney, 2004).

    Diagnosa yang ditegakkan adalah diagnosa yang berhubungan

    dengan umur ibu, gravida, para, abortus, umur kehamilan dan keadaan

    janin.

    Diagnosa kebidanan :

    Ny. .... G ... P ... A ... umur ... tahun umur kehamilan ... minggu, janin

    tunggal/ kembar, hidup/ mati, intra/ ekstra uteri, letak memanjang/

    melintang, presentasi kepala/ bokong, punggung kanan/ kiri bagian

    terbawah sudah masuk/ belum pintu atas panggul dengan anemia ringan.

  • 51

    Dasar :

    1) Data subjektif

    Ibu mengatakan merasa pusing, cepat lelah dan badan terasa lemas,

    sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang

    dirasakannya (Manuaba, 2007).

    2) Data objektif

    a) HPL

    b) Vital sign: tekanan darah, nadi meningkat dan lemah, respirasi,

    suhu (Bickley, 2008).

    c) Conjungtiva pucat (Nursalam, 2007).

    d) Melakukan leopold mulai dari I IV, mengukur TFU, DJJ

    (Kusmiyati, 2009).

    e) Data penunjang Hb 9 10 gr% pada anemia ringan

    (Manuaba, 2007).

    b. Masalah

    Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

    yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa

    (Varney, 2004).

    Masalah yang sering timbul pada ibu hamil dengan anemia

    ringan yaitu merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilan

    (Kusmiyati, 2009).

  • 52

    c. Kebutuhan

    Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum

    terindikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

    melakukan analisa data (Varney, 2004).

    Menurut Kusmiyati (2009), kebutuhan pada pasien ibu hamil

    dengan anemia ringan adalah:

    a) Informasi tentang keadaan ibu

    b) Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori, terutama zat

    besi

    c) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.

    Langkah 3: Diagnosa Potensial

    Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

    potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi.

    Langkah-langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati pasien,

    bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan diharapkan dapat

    bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar

    terjadi (Varney, 2004).

    Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diagnosa potensial yang

    mungkin terjadi adalah terjadi anemia sedang dan menjurus ke anemia berat

    (Manuaba, 2007).

  • 53

    Langkah 4: Antisipasi

    Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan

    oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi bila diperlukan serta melakukan

    rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Estiwidani, 2008). Pada

    ibu hamil dengan anemia ringan antisipasi yang dilakukan adalah pemberian

    tablet besi 2 tablet per hari dengan dosis 120 mg, pemeriksaan kadar Hb 1

    minggu sekali (Manuaba, 2007).

    Langkah 5: Rencana Tindakan

    Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang

    merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosa yang telah

    terindentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi,

    penyuluhan, atau pendidikan kesehatan.

    Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan

    klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga

    akan melaksanakan rencana tersebut (Estiwidani, 2008).

    Menurut Manuaba (2007), rencana tindakan yang dapat dilakukan

    pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah sebagai berikut:

    1) Meningkatkan gizi penderita, yaitu dengan penambahan makanan

    sayuran hijau.

    2) Memberi tambahan suplemen zat besi 2 x 60 mg.

  • 54

    Langkah 6: Pelaksanaan

    Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

    telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

    Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh klien

    atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004). Pelaksanaan dikerjakan

    sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat.

    Langkah 7: Evaluasi

    Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah

    dilakukan tindakan (Estiwidani, 2008).

    Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan

    anemia ringan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan KU dan

    tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia minum tablet Fe, dan tata caranya,

    ibu bersedia makan makanan yang banyak mengandung sayur, hemoglobin

    naik, tidak terjadi anemia sedang (Manuaba, 2007).

    3. Data Perkembangan:

    Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan

    kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan ini menggunakan SOAP

    yaitu:

    S : Subjektif

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

    melalui anamnesa.

  • 55

    O : Objektifk

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

    laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk

    mendukung asuhan.

    A : Assesment atau analisa

    Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

    subjektif dan objektif dalam satu identifikasi:

    1. Diagnosa atau masalah

    2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

    3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau

    kolaborasi.

    P : Plan

    Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi

    (E) berdasarkan analisa (Estiwidani, 2008).

    C. Landasan Hukum

    Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan

    aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum

    (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan

    anemia ringan, landasan hukum yang digunakan di antaranya:

    1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/

    Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,

    kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

  • 56

    a. Kewenangan normal:

    1) Pelayanan kesehatan ibu

    2) Pelayanan kesehatan anak

    3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

    berencana

    b. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

    c. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak

    memiliki dokter.

    2. Berdasarkan Kepmenkes 900/MENKES/SK/VII/2002 wewenang bidan

    dalam memberikan pelayanan kebidanan ibu hamil dengan abortus

    imminens, hiperemesis gravidarum tingkat 1, preklamsi ringan dan

    anemia ringan. Pada bidan yang menangani pasien dengan anemia ringan

    dilakukan dengan asuhan dan perencanaan dengan seksama, agar bisa

    menaikkan kadar Hb yang kurang. Jika dalam memberikan asuhan belum

    ada kenaikkan kadar hemoglobin, maka bidan sebaiknya melakukan

    kolaborasi dengan dokter spesialis.

    3. Kompetensi Bidan Indonesia, Tahun 2003

    Selain itu sebagai seorang bidan juga harus mempunyai kompetensi

    dalam memberikan asuhan kebidanan. Kompetensi bidan yang sesuai

    dengan kasus ini adalah kompetensi bidan ke-3, yaitu bidan memberikan

    asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama

    hamil yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari kasus

    tertentu (Sofyan, 2006).

  • 57

    BAB III

    METODOLOGI STUDI KASUS

    A. Jenis Studi kasus

    Studi kasus adalah meneliti permasalahan melalui suatu kasus yang

    terdiri dari unit tunggal. Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus

    dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukkan

    dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

    obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

    menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang

    (Notoatmodjo, 2005).

    Studi kasus ini dilakukan pada Ny. E G1P0A0 dengan anemia ringan di

    Puskesmas Sambungmacan I Sragen.

    B. Lokasi Studi Kasus

    Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan

    (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas

    Sambungmacan I Sragen.

    C. Subyek Studi Kasus

    Subyek studi kasus adalah penderita yang memenuhi inklusi dan

    bersedia mengikuti protokol asuhan yang diberikan (Budiarto, 2004). Pada

  • 58

    studi kasus ini penulis mengambil subyek Ny. E G1P0A0 dengan anemia

    ringan di Puskesmas Sambungmacan I Sragen.

    D. Waktu Studi Kasus

    Waktu studi kasus adalah waktu yang digunakan penulis untuk

    pelaksanaan laporan kasus (Notoatmojo, 2005). Pelaksanaan asuhan

    kebidanan ini dilakukan pada tanggal 5 26 Mei 2013.

    E. Instrument Studi Kasus

    Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (lembar

    pertanyaan, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

    pencatatan data dan sebagainya) (Hidayat, 2007).

    Pada kasus ini alat atau instrument yang digunakan untuk mendapatkan

    data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan manajemen 7

    langkah Varney.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penyusunan studi kasus ini yang digunakan sebagai metode

    untuk pengumpulan data antara lain:

    1. Data Primer

    Data primer yaitu materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan

    sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya penelitian (Varney, 2007).

  • 59

    a. Pemeriksaan fisik

    Menurut Handoko (2008), pemeriksaan fisik digunakan untuk

    mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara:

    1) Inspeksi

    Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

    melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Fokus

    inspeksi pada bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna, bentuk,

    posisi, simetris (Handoko, 2008). Inspeksi pada pada kasus ini

    dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki, pada

    pemeriksaan conjungtiva terlihat pucat.

    2) Palpasi

    Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba

    tangan dan jari dalam hal ini palpasi dilakukan untuk memeriksa

    keadaan fundus uteri dan kontraksi uterus (Nursalam, 2007). Pada

    kasus ini pemeriksaan palpasi meliputi nadi, leopold I, II, III dan

    IV.

    3) Perkusi

    Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian

    tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh kiri

    kanan dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan

    untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan

    (Handoko, 2008). Pada kasus anemia ringan dilakukan pemeriksaan

    reflek patela kanan kiri.

  • 60

    4) Auskultasi

    Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

    suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.

    Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas dan

    bising usus (Handoko, 2005). Pada kasus ibu hamil dengan anemia

    ringan pemeriksaan auskultasi meliputi pemeriksaan tekanan darah

    (TD) dan detak jantung janin (DJJ).

    b. Wawancara

    Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

    mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

    pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden)

    atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Face

    to face) (Notoatmodjo, 2005). Wawancara dilakukan oleh tenaga medis

    dengan ibu hamil Ny. E G1P0A0 primigravida dengan anemia ringan.

    c. Pengamatan (Observasi)

    Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

    mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang

    berhubungan dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat

    berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

    penunjang (Notoatmodjo, 2005). Observasi pada kasus ibu hamil

    dengan anemia ringan dilakukan untuk mengetahui kadar Hb, TTV dan

    keadaan umum.

  • 61

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari terapi juga

    diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungan, mempelajari kasus

    dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi

    (Notoatmodjo, 2005). Data sekunder diperoleh dari:

    a. Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi adalah sumber informasi yang berhubungan dengan

    dokumen, baik dokumen-dokumen resmi ataupun tidak remi.

    Diantaranya biografi dan catatan harian (Notoatmodjo, 2002). Pada

    kasus kehamilan dengan anemia ringan diambil dari catatan rekam

    medik Puskesmas 1 Sambungmacan Sragen.

    b. Studi Kepustakaan

    Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting

    dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian

    (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari

    buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru

    terbitan tahun 2003 2012.

  • 62

    G. Alat-Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengmpulan data antara

    lain:

    1. Wawancara

    Alat dan bahan untuk wawancara meliputi:

    a. Format pengkajian ibu hamil.

    b. Buku tulis

    c. Bolpoin + Penggaris

    2. Observasi

    Alat dan bahan untuk observasi meliputi :

    a. Tensimeter

    b. Stetoskop.

    c. Thermometer

    d. Timbangan berat badan.

    e. Alat pengukur tinggi badan.

    f. Pita pengukur lingkar lengan atas.

    g. Leanec

    h. Jam tangan dengan penunjuk detik.

    i. Reflek hammer

    j. Metlin

    k. Bengkok

    l. Bak instrumen

    m. Jangka panggul

  • 63

    n. Alat pengukur Hb sahli meliputi:

    1) Set Hb sahli

    2) Kapas kering + kapas alkohol

    3) HCl 0,1 % + Aquadest

    4) Sarung tangan

    5) Lanset

    3. Dokumentasi

    Alat dan bahan untuk dokumentasi meliputi:

    a. Status atau catatan pasien.

    b. Alat tulis.

    c. Rekam medis

  • 64

    BAB IV

    TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. Tinjauan Kasus

    Tanggal : 5 Mei 2013

    Pukul : 10.00 WIB

    1. Pengkajian

    a. Identitas Pasien Identitas Suami

    1) Nama : Ny. E Nama : Ny. D

    2) Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun

    3) Agama : Islam Agama : Islam

    4) Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia

    5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    6) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

    7) Alamat : Pucang RT. 24 Bedoro, Sambungmacan Sragen

    b. Anamnesa (Data Subyektif)

    1) Keluhan utama

    Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan cepat lelah.

    2) Riwayat menstruasi

    a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama

    pada umur 12 tahun

    b) Siklus : Ibu mengatakan siklus

    menstruasinya 28 30 hari

    64

  • 65

    c) Lama : Ibu mengatakan lamanya

    menstruasi 6 7 hari

    d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2

    3 x sehari

    e) Teratur/ tidak teratur : Ibu mengatakan menstruasinya

    teratur

    f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah encer

    dan berwarna merah

    g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan jarang mengalami

    nyeri pada waktu haid sampai

    mengganggu aktifitas

    3) Riwayat hamil ini

    a) HPHT : 7 Oktober 2012

    b) HPL : 14 Juli 2013

    c) Gerakan janin

    Ibu mengatakan merasakan gerakan janin mulai usia

    kehamilan 16 minggu.

    d) Obat yang dikonsumsi

    Ibu mengatakan mengkonsumsi tablet Fe, vitamin B12, B6 dan

    vitamin C dari bidan.

    e) Keluhan-keluhan pada

    Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah dan pusing

    Trimester II : Ibu mengatakan tidak keluhan

  • 66

    Trimester III : Ibu mengatakan sedikit pusing dan cepat

    lelah

    f) ANC

    Ibu mengatakan periksa 5 kali ke bidan.

    Trimester I : Pada usia kehamilan 4 minggu dan usia

    kehamilan 8 minggu

    Trimester II : Pada usia kehamilan 14 minggu dan usia

    kehamilan 20 minggu

    Trimester III : Pada usia kehamilan 28 minggu

    g) Penyuluhan yang pernah didapat

    Ibu mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan dari

    tenaga kesehatan pada masa kehamilan.

    h) Imunisasi TT

    Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali pada

    waktu akan menikah dan usia kehamilan 1 bulan.

    i) Kekhawatiran khusus

    Ibu mengatakan merasa cemas dan gelisah terhadap rasa

    lemas, pusing dan cepat lelah yang dialaminya ini.

    4) Riwayat penyakit

    a) Riwayat penyakit sekarang

    Ibu mengatakan saat ini merasa lemas, pusing dan cepat lelah.

  • 67

    b) Riwayat penyakit sistemik

    (1) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasa cepat lelah

    dan jantung berdebar-debar saat beraktifitas

    ringan.

    (2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri

    pinggang bagian kanan maupun kiri.

    (3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

    sesak nafas dan menderita batuk yang

    berkepanjangan lebih dari 2 minggu.

    (4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah ada tanda-

    tanda kuning pada mata, kulit maupun

    ujung-ujung kuku.

    (5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah lapar dan haus

    pada malam hari dan BAK lebih dari 7 kali

    pada malam hari.

    (6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai

    tekanan darah tinggi diatas 140/ 90 mmHg.

    (7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

    kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari

    mulutnya.

    (8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

    penyakit lain-lain.

  • 68

    c) Riwayat penyakit keluarga

    Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang

    menderita penyakit menurun seperti asma, DM, hipertensi, dan

    jantung dan penyakit menular seperti HIV/ AIDS, hepatitis dan

    lain-lain.

    d) Riwayat keturunan kembar

    Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya maupun suaminya

    tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.

    e) Riwayat operasi

    Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.

    5) Riwayat perkawinan

    a) Status perkawinan : Syah kawin 1 kali

    b) Kawin : Ibu mengatakan menikah 1 kali pada

    usia 25 tahun dengan suami umur 29

    tahun, lamanya pernikahan + 1 tahun.

    6) Riwayat keluarga berencana

    Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun.

    7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

    No Tgl/Thn Partus Tempat Partus

    Umur Kehamilan

    Jenis Partus Penolong

    Anak Nifas Keadaan Anak

    Sekarang Jenis BB PB Keadaan Laktasi

    1.

    Kehamilan Sekarang

    - - - - - - - - - -

  • 69

    8) Pola kebiasaan sehari-hari

    a) Nutrisi

    Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan

    porsi sedang seperti nasi, lauk, sayur dan

    kadang buah, minum 6 7 gelas/ hari air

    putih dan kadang teh pada pagi hari.

    Selama hamil : Ibu mengatakan makan 1 2 kali sehari,

    dengan porsi sedikit seperti nasi lauk sayur

    dan kadang buah, minum susu 2 3 gelas/

    hari, kadang teh pada pagi hari dan air putih

    5 6 gelas / hari.

    b) Eliminasi

    Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,

    konsistensi lunak, bau dan warna khas

    feses, BAK 5 6 kali sehari.

    Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,

    konsistensi keras, bau dan warna khas

    feses, BAK + 4 kali sehari warna kuning.

    c) Aktifitas

    Sebelum hamil : Ibu mengatakan sebelum hamil bekerja di

    pabrik teks