triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · web viewjamulog perlu menyadari pesan verbal dan...
TRANSCRIPT
MAKALAH KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PADA PASIEN KEKURANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DISUSUN OLEH:
IRZAL FANDI D P 27241012 029KHOIRU NURUL H P 27241012 030MIFTAH ARIF N P 27241012 031MONICA PUTRI P P 27241012 032MONIQUE PUTRI P 27241012 033MUH YARIS N P 27241012 034M. NUR HASAN P 27241012 035
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
DIII JAMU
2013
Pengertian komunikasiKata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “comunication”) berasal dari Bahasa
Latin “communicatus” atau “communicatio atau communicare yang berarti ”berbagi” atau
“menjedi milik bersama”. Jadi kominukasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi
di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
(Riswandi, 2009).
Proses komunikasi merumasan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk
sosial. Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus yang masuk pada diri
individu yang ditangkap melalui panca indera. Stimulus diolah di otak dengan pengetahuan,
pengalaman, selera, dan iman yang dimiliki individu. (Wiryanto, 2004)
Komunikasi TeurapetikKomunikasi dalam kejamulogan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang jamulog pada saat melakukan intervensi
kejamulogan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien.
Oleh karenanya seorang jamulog harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif
komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. (Pendi, 2009)
Jenis komunikasi teraupetik
1. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kejamulogan di rumah sakit
adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.
Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol
yang dimasai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional,
atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka
yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
2. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merumasan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam
bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat
kabar dan lain- lain.
3. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merumasan
cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Jamulog perlu
menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian
sampai evaluasi asuhan kejamulogan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap
pesan verbal. Jamulog yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
kejamulogan.
Pengertian cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merumasan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi
ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Fungsi Cairan dan ElekrolitDalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2 fungsi
utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta
juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air didalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti
karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air
yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi
02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan
tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat
terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh
juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada
kondisi ideal yaitu ± 37 C.
DialogPengkajian
1. Pra interaksi
Pasien barnama Mas Miftah umur 48 tahun, pekerjaan sebagai juragan minyak masuk
Klinik Enggal Waras pada tanggal 9 mei 2013 dengan didiagnosa medis gangguan kebutuhan
cairan (dehidrasi ) stadium sedang. Telah dirawat selama 3 hari ditanggani oleh dr. Hasan,
dirawat di ruang B2. Jamulog telah membuat janji dengan klien untuk pertemuan pertama
pada hari senin tanggal 10 mei 2013, pada pukul 08.00 WIB.
2. Orientasi
Jamulog : selamat pagi mas, Bagaimana kabar mas ?
Pasien : ya beginilah mas Jamulog
Jamulog : amasah nama mas Mas MIftah ?
Pasien : betul mas jamulog/ suster
Jamulog : perkenalkan nama saya ………………….., saya seorang jamulog yang
sedang bertugas dan nantinya saya yang akan bertanggung jawab selama mas
dirawat di klinik ini. Baiklah mas saya akan melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital mas miftah yang bertujuan untuk mengetahui rencana tidakan apa
yang tepat untuk anda.
3. Fase kerja
Jamulog : maaf, apakah sebelumnya mas sudah pernah berobat ? dimana ? dan diberi
obat apa ?
Pasien : saya belum pernah berobat
Jamulog : apakah yang menyebabkan mas sampai dirawat disini ?
Pasien : begini mas; sebenarnya saya ini sudah lama sejak 3 minggu terakhir ini saya
merasa lemas, rasanya saya ingin minum terus dan penglihatan saya agak
kabur
Jamulog : oh, jadi sudah 3 minggu terakhir mas sudah merasakan gejala tersebut.
Pasien : ya mas
Jamulog : baiklah mas saya akan memeriksa suhu tubuh anda, maaf ya mas, bisa
bajunya dibukakan sedikit ! sebelumya ketiak mas dilap dulu ya. Mau dilap
sendiri atau saya yang mengelapnya???
Pasien : biar saya sendiri mas jamulog
Jamulog : ini mas tissue nya
Pasien : sudah mas jamulog, tissue nya dibuang kemana ?
Jamulog : sini mas biar saya saja yang membuangkannya, baiklah mas saya akan
meletakkan thermometer ini pada ketiak mas, dan tolong tangan kiri mas
memegang bahu kanan sambil menungguhasilnya saya kana melakukan
pemeriksaan tekanan darah mas, tolongkan singsingkan lengan bajunya mas
( jamulog melakukan pmeriksaan TD pasien) sekerang saya akan memeriksa
nadi mas maasf jika nantinya saya akan memegang tangan mas (jamulog
memeriksa nadi serta pernapasan pasien).
4. fase terminasi
jamulog : baiklah mas saya sudah melakukan pemeriksaaan pada mas hasil yang saya
dapatkan adalah TD : 100/60 mmhg, N : 140 X/menit, P: 24 X/menit, dan T :
37◦c. baiklah mas terima kasih atas waktu yang mas berikan kepada saya setta
kerja samanya, sayapermisi dulu mas, nanti pada pukul 16.00 WIB saya akan
kembali lagi keruangan ini.
Diagnosa
1. pra interaksi
klien bernam Tn. A masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis gagguan kebutuhan
cairan (dehidrasi sedang)
data senjang yang didapatkan :
klien mengatakan sering geliah
klien mengatakan sering merasa haus
mulut klien tammas kering
klien merasa lemah, dan lesu,
bola mata klien tammas cekung.
Jamulog : selamat sore mas, bagaimana keadaan mas ? masih ingat dengan saya mas ?
2. fase kerja
jamulog : dari keluhan-keluhan mas saat pertama msuk kerumah sakit ini mas
menyatakan :
i. sering gelisah
ii. merasa haus
iii. badan terasa lemah, dan lesu
serta dapat kami lihat pada tubuhmas bahwa : mulut mas tammas kering serta
bola mata mas cekung.
Jadi dapat kami simpulan bahwa mas mengalami gangguan keseimbangan cairan.
3. fase terminasi
jamulog : baiklah mas, kita sudah mengetahui masalah kjamulogan mas, saya akan
merencanakan tindakan apa yang efektif untuk penyembuhan mas, saya akan
melekukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
Saya permisi dulu ya mas, nanti saya akan kembali keruangan mas lagi. Permisi mas
Intervensi
1. pra interaksi
setelah dilakukan diskusi dengan tim kesehatan lainnya, mas Miftah yang mendapat
diagnosa medis mengalami “gangguan keseimbangan cairan”. dokter memberikan tindalan
farmakologi dengan memberikan beberapa vitamin, serta peningkat daya tahan tubuh. Serta
menetukan agar dapat memnuhi kebutuhan cairan dalam tubuh pasien.
2. Orientasi
Jamulog : selamat siang mas bagaiman keadaan mas hari ini ?
Pasien : kurang baik mas jamulog.
Jamulog : perkenalkan mas ini dr. ………., dr ini akan melakukan penjelasan supaya
mas bisa lebih paham denga tindakan apa yang akan kami lakukan.
3. fase kerja
dokter : selamat siang mas, baiklah mas, sesuai dengan masalah penyakit mas, kami
akan memberikan obat untuk menjaga daa tahan tubuh mas, serta kami akan
melakukan pemasangan infus agar kebutuhan cairan mas dapat terpenuhi,
selain itu mas diharapkan untuk banyak-banyak minum air mineral dan makan
buah-buahan. Bagaimana mas, apakah mas menyetujui dengan rencana
tindakan yang akan kami lakukan ? yang bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan mas atau mas ada keperluan lain ?
pasien : baiklah jika tindakan tersebut menurut dokter dan jamulog yang terbaik bagi
diri saya, saya akan menyetujuinya.
4. fase terminasi
jamulog : kalau begitu, kita sudah semasat untuk melakukan tindakan tersebut, saya
harap mas dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit lagi saya akan kembali lagi.
Implementasi
1. pra interasi
sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan, jamulog melakukan implementasi atas
rencana tindakan yang akan diberikan kepada Mas Miftah pada hari senin pukul 17.15
WIB diruang…………….
2. fase orientai
jamulog : selamat sore mas, sesuai dengan kesepakatan kita tadi maka saya akan
melakukan tindakan pemasangan infus, amasah mas sudah siap ? dan amasah
mas ada keperluan lainya ?
pasien : sudah siap mas jamulog/ suter, saya tidak ada keperluan lainnya.
Jamulog : saya mohon kerja samanya dalam melakukan pemasangan infus nantinya.
Pasien : baiklah mas jamulog/ suster.
3. fase kerja
jamulog : bail;ah mas saya akan melakukan suntikan yang berisi cairan yang
bernutrisikan seperti air kelapa karena air kelapa yang mengandung senyawa
elektrolit yang nantinya akan memulihkan keadaan mas miftah sehat kembali,
maaf ya mas agak sakit sedikit. (jamulog menusukkan jarum ketangan pasien)
pasien : mas jamulog, apakah saya bisa kembali normal saat sebelum sakit ? saya
takut sebab tetanggan say ada yang sudah meninggal gara-gara penyakit ini.
Jamulog : saya mengerti apa yang mas rasakan, betapa khawatirnya mas. Mas tidak
usah khawatir. Kami tim kesehatan akan berusaha semaksimal mungkin untuk
proses penyembuhan mas, mas banyak-banyak berdo’a kita serahkan
semuanya kepada Allah SWT.
Pasien : ya mas jamulog saya sekarang sudah optimis untuk sembuh.
Jamulog : bagus mas, dengan bersikap optimis pasti mas akan cepat sembuh, baiklah ini
obatnya bisa langsung diminum.
Pasien : baiklah mas jamulog( pasien meminum obat tersebut)
Evaluasi
1. pra interaksi
Setelah dirawat selama satu minggu keadaan pasien mulai membaik, kadar cairan
dalam tubuh pasien sudah tammas normal.
2. fase orientasi
jamulog: selamat pagi mas, bagaiman keadaan mas ?
pasien : sudah mulai membaik mas jamulog
3. fase kerja
jamulog : sedah satu minggu semenjak mas dirawat dirumah sakit ini dan keadaan
kesehatan mas sudah mulai pulih kembali. Bagaiman mas apakah mas tidak
merasa gelisah dan merasa haus lagi ?
pasien : iya mas jamulog Hasan. Saya tidak merasa keluhan itu lagi, sekarang badan
saya sudah lebih segar.
Jamulog : karena keadaan mas sudah mulai membaik, mas mulai hari Ini sudah mulai
bisa beristirahat dirumah, walau pun mas sudah boleh pulang kerumah bukan
berarti mas sudah sembuh total, mas harus rajin-rajn kontrol kerumah sakit
dan meminum obat yang telah diberikan oleh dokter dan mas harus banyak-
banyak minum terutama di pagi hari.
Pasien : saya mengerti mas jamulog
4. fase terminasi
jamulog : baiklah mas, jika mas sudah mengerti apa yang harus mas lakukan sekarang
mas boleh berkemas-kemas untuk pulang. Terima kasih atas kerjasamanya
dalam proses kejamulogan mas selam dirawat dirumah sakit
pasien : terima kasih kembali mas jamulog
Komunikasi pada pasien yang tidak sadarKomunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan
motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi
utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh
beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang
mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak
keduanya.
Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak
menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan
klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien
sendiri tidak sadar.
Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak SadarMenurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
1. Mengandalikan Prilaku
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan
klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai
pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien
hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun
dengan berbaring ini pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.
2.Perkembangan Motivasi
Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien
masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapat menggunakan
kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada
klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk
menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada
akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat
yang selalu ada di dekatnya selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain
halnya dengan pasien yang sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang
dikatakan oleh perawat.
3.Pengungkapan Emosional
Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat
dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat berinteraksi dengan klien. Perawat
dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan
semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut
untuk tidak bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak
langsung/langsung terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan
pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak boleh
mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien ini berkarakteristik
tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang
dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien
terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar
kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.
4. Informasi
Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan
kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk
menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh
untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien
tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada
klien sendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien.
Perawat dapat memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan
terjadi jika kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.
Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu
atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi
dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar
sekalipun, komunikasi penting adanya. Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu
dari fungsi di atas. Dibawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan
klien, terhadap klien tidak sadar.
Untuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang
pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.
Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama,
memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan
membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap
memperhatikan hak-haknya sebagai klien.
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling
percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien
tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai
hubungan membantu dalam komunikasi terapeutik.
Cara berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadarProses kekurangan cairan (dehidrasi) dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai
gangguan fungsional tubuh, seperti kaburnya pengelihatan sampai kesulitan bernafas.
Pada jangka waktu panjang ini dapat menyebabkan seorang pasien hingga tidak sadarkan
diri atau pingsan. Untuk itu diperlukan tindakan lebih lanjut untuk menangani pasien
seperti ini. Adapun teknik diantaranya meliputi :
1. Menjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan
terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada
klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami
menjadi lebih besar oleh klien.
2. Memfokuskan
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari
pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada
klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.
3. Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.
Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi
kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun
kemajuan dari status kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh
perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi
lebih baik.
4. Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan
dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat
membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat
ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal. Komunikasi
non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa
kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan
pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari hubungan antara
perawat dan klien. Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak
sadar adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah
seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk
komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari
penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar. Untuk komunikasi yang
efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada
perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.
Prinsip-prinsip berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar
Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal
berikut perlu diperhatikan, yaitu:
1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan
bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan
penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali
dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama
sekali.
2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan
yang perawat sampaikan dekat klien.
3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah
satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.
4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.