triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · web viewjamulog perlu menyadari pesan verbal dan...

21
MAKALAH KOMUNIKASI KOMUNIKASI PADA PASIEN KEKURANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DISUSUN OLEH: IRZAL FANDI D P 27241012 029 KHOIRU NURUL H P 27241012 030 MIFTAH ARIF N P 27241012 031 MONICA PUTRI P P 27241012 032 MONIQUE PUTRI P 27241012 033 MUH YARIS N P 27241012 034 M. NUR HASAN P 27241012 035 POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

Upload: hoangkiet

Post on 19-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

MAKALAH KOMUNIKASI

KOMUNIKASI PADA PASIEN KEKURANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DISUSUN OLEH:

IRZAL FANDI D P 27241012 029KHOIRU NURUL H P 27241012 030MIFTAH ARIF N P 27241012 031MONICA PUTRI P P 27241012 032MONIQUE PUTRI P 27241012 033MUH YARIS N P 27241012 034M. NUR HASAN P 27241012 035

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

DIII JAMU

2013

Page 2: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

Pengertian komunikasiKata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “comunication”) berasal dari Bahasa

Latin “communicatus” atau “communicatio atau communicare yang berarti ”berbagi” atau

“menjedi milik bersama”. Jadi kominukasi dapat diartikan suatu proses pertukaran informasi

di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

(Riswandi, 2009).

Proses komunikasi merumasan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai bentuk

sosial. Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus yang masuk pada diri

individu yang ditangkap melalui panca indera. Stimulus diolah di otak dengan pengetahuan,

pengalaman, selera, dan iman yang dimiliki individu. (Wiryanto, 2004)

Komunikasi TeurapetikKomunikasi dalam kejamulogan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini

komunikasi yang dilakukan oleh seorang jamulog pada saat melakukan intervensi

kejamulogan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien.

Oleh karenanya seorang jamulog harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif

komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. (Pendi, 2009)

Jenis komunikasi teraupetik

1. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kejamulogan di rumah sakit

adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.

Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol

yang dimasai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional,

atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang

tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka

yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Page 3: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

2. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merumasan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam

bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat

kabar dan lain- lain.

3. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merumasan

cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Jamulog perlu

menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian

sampai evaluasi asuhan kejamulogan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap

pesan verbal. Jamulog yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan

kejamulogan.

Pengertian cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap

sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merumasan salah satu bagian

dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan

perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut)

dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-

partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit

masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi

ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang

normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan

dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka

akan berpengaruh pada yang lainnya.

Fungsi Cairan dan ElekrolitDalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2 fungsi

utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta

juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air didalam

tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti

karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses metabolisme,air

yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai

Page 4: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi

02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan

tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat

terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh

juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada

kondisi ideal yaitu ± 37 C.

DialogPengkajian

1. Pra interaksi

Pasien barnama Mas Miftah umur 48 tahun, pekerjaan sebagai juragan minyak masuk

Klinik Enggal Waras pada tanggal 9 mei 2013 dengan didiagnosa medis gangguan kebutuhan

cairan (dehidrasi ) stadium sedang. Telah dirawat selama 3 hari ditanggani oleh dr. Hasan,

dirawat di ruang B2. Jamulog telah membuat janji dengan klien untuk pertemuan pertama

pada hari senin tanggal 10 mei 2013, pada pukul 08.00 WIB.

2. Orientasi

Jamulog : selamat pagi mas, Bagaimana kabar mas ?

Pasien : ya beginilah mas Jamulog

Jamulog : amasah nama mas Mas MIftah ?

Pasien : betul mas jamulog/ suster

Jamulog : perkenalkan nama saya ………………….., saya seorang jamulog yang

sedang bertugas dan nantinya saya yang akan bertanggung jawab selama mas

dirawat di klinik ini. Baiklah mas saya akan melakukan pemeriksaan tanda-

tanda vital mas miftah yang bertujuan untuk mengetahui rencana tidakan apa

yang tepat untuk anda.

3. Fase kerja

Jamulog : maaf, apakah sebelumnya mas sudah pernah berobat ? dimana ? dan diberi

obat apa ?

Page 5: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

Pasien : saya belum pernah berobat

Jamulog : apakah yang menyebabkan mas sampai dirawat disini ?

Pasien : begini mas; sebenarnya saya ini sudah lama sejak 3 minggu terakhir ini saya

merasa lemas, rasanya saya ingin minum terus dan penglihatan saya agak

kabur

Jamulog : oh, jadi sudah 3 minggu terakhir mas sudah merasakan gejala tersebut.

Pasien : ya mas

Jamulog : baiklah mas saya akan memeriksa suhu tubuh anda, maaf ya mas, bisa

bajunya dibukakan sedikit ! sebelumya ketiak mas dilap dulu ya. Mau dilap

sendiri atau saya yang mengelapnya???

Pasien : biar saya sendiri mas jamulog

Jamulog : ini mas tissue nya

Pasien : sudah mas jamulog, tissue nya dibuang kemana ?

Jamulog : sini mas biar saya saja yang membuangkannya, baiklah mas saya akan

meletakkan thermometer ini pada ketiak mas, dan tolong tangan kiri mas

memegang bahu kanan sambil menungguhasilnya saya kana melakukan

pemeriksaan tekanan darah mas, tolongkan singsingkan lengan bajunya mas

( jamulog melakukan pmeriksaan TD pasien) sekerang saya akan memeriksa

nadi mas maasf jika nantinya saya akan memegang tangan mas (jamulog

memeriksa nadi serta pernapasan pasien).

4. fase terminasi

jamulog : baiklah mas saya sudah melakukan pemeriksaaan pada mas hasil yang saya

dapatkan adalah TD : 100/60 mmhg, N : 140 X/menit, P: 24 X/menit, dan T :

37◦c. baiklah mas terima kasih atas waktu yang mas berikan kepada saya setta

kerja samanya, sayapermisi dulu mas, nanti pada pukul 16.00 WIB saya akan

kembali lagi keruangan ini.

Diagnosa

1. pra interaksi

klien bernam Tn. A masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis gagguan kebutuhan

cairan (dehidrasi sedang)

data senjang yang didapatkan :

klien mengatakan sering geliah

klien mengatakan sering merasa haus

Page 6: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

mulut klien tammas kering

klien merasa lemah, dan lesu,

bola mata klien tammas cekung.

Jamulog : selamat sore mas, bagaimana keadaan mas ? masih ingat dengan saya mas ?

2. fase kerja

jamulog : dari keluhan-keluhan mas saat pertama msuk kerumah sakit ini mas

menyatakan :

i. sering gelisah

ii. merasa haus

iii. badan terasa lemah, dan lesu

serta dapat kami lihat pada tubuhmas bahwa : mulut mas tammas kering serta

bola mata mas cekung.

Jadi dapat kami simpulan bahwa mas mengalami gangguan keseimbangan cairan.

3. fase terminasi

jamulog : baiklah mas, kita sudah mengetahui masalah kjamulogan mas, saya akan

merencanakan tindakan apa yang efektif untuk penyembuhan mas, saya akan

melekukan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.

Saya permisi dulu ya mas, nanti saya akan kembali keruangan mas lagi. Permisi mas

Intervensi

1. pra interaksi

setelah dilakukan diskusi dengan tim kesehatan lainnya, mas Miftah yang mendapat

diagnosa medis mengalami “gangguan keseimbangan cairan”. dokter memberikan tindalan

farmakologi dengan memberikan beberapa vitamin, serta peningkat daya tahan tubuh. Serta

menetukan agar dapat memnuhi kebutuhan cairan dalam tubuh pasien.

2. Orientasi

Jamulog : selamat siang mas bagaiman keadaan mas hari ini ?

Pasien : kurang baik mas jamulog.

Jamulog : perkenalkan mas ini dr. ………., dr ini akan melakukan penjelasan supaya

mas bisa lebih paham denga tindakan apa yang akan kami lakukan.

3. fase kerja

dokter : selamat siang mas, baiklah mas, sesuai dengan masalah penyakit mas, kami

akan memberikan obat untuk menjaga daa tahan tubuh mas, serta kami akan

melakukan pemasangan infus agar kebutuhan cairan mas dapat terpenuhi,

Page 7: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

selain itu mas diharapkan untuk banyak-banyak minum air mineral dan makan

buah-buahan. Bagaimana mas, apakah mas menyetujui dengan rencana

tindakan yang akan kami lakukan ? yang bertujuan untuk mempercepat proses

penyembuhan mas atau mas ada keperluan lain ?

pasien : baiklah jika tindakan tersebut menurut dokter dan jamulog yang terbaik bagi

diri saya, saya akan menyetujuinya.

4. fase terminasi

jamulog : kalau begitu, kita sudah semasat untuk melakukan tindakan tersebut, saya

harap mas dapat bekerja sama. Sekitar 15 menit lagi saya akan kembali lagi.

Implementasi

1. pra interasi

sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan, jamulog melakukan implementasi atas

rencana tindakan yang akan diberikan kepada Mas Miftah pada hari senin pukul 17.15

WIB diruang…………….

2. fase orientai

jamulog : selamat sore mas, sesuai dengan kesepakatan kita tadi maka saya akan

melakukan tindakan pemasangan infus, amasah mas sudah siap ? dan amasah

mas ada keperluan lainya ?

pasien : sudah siap mas jamulog/ suter, saya tidak ada keperluan lainnya.

Jamulog : saya mohon kerja samanya dalam melakukan pemasangan infus nantinya.

Pasien : baiklah mas jamulog/ suster.

3. fase kerja

jamulog : bail;ah mas saya akan melakukan suntikan yang berisi cairan yang

bernutrisikan seperti air kelapa karena air kelapa yang mengandung senyawa

elektrolit yang nantinya akan memulihkan keadaan mas miftah sehat kembali,

maaf ya mas agak sakit sedikit. (jamulog menusukkan jarum ketangan pasien)

pasien : mas jamulog, apakah saya bisa kembali normal saat sebelum sakit ? saya

takut sebab tetanggan say ada yang sudah meninggal gara-gara penyakit ini.

Jamulog : saya mengerti apa yang mas rasakan, betapa khawatirnya mas. Mas tidak

usah khawatir. Kami tim kesehatan akan berusaha semaksimal mungkin untuk

proses penyembuhan mas, mas banyak-banyak berdo’a kita serahkan

semuanya kepada Allah SWT.

Pasien : ya mas jamulog saya sekarang sudah optimis untuk sembuh.

Page 8: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

Jamulog : bagus mas, dengan bersikap optimis pasti mas akan cepat sembuh, baiklah ini

obatnya bisa langsung diminum.

Pasien : baiklah mas jamulog( pasien meminum obat tersebut)

Evaluasi

1. pra interaksi

Setelah dirawat selama satu minggu keadaan pasien mulai membaik, kadar cairan

dalam tubuh pasien sudah tammas normal.

2. fase orientasi

jamulog: selamat pagi mas, bagaiman keadaan mas ?

pasien : sudah mulai membaik mas jamulog

3. fase kerja

jamulog : sedah satu minggu semenjak mas dirawat dirumah sakit ini dan keadaan

kesehatan mas sudah mulai pulih kembali. Bagaiman mas apakah mas tidak

merasa gelisah dan merasa haus lagi ?

pasien : iya mas jamulog Hasan. Saya tidak merasa keluhan itu lagi, sekarang badan

saya sudah lebih segar.

Jamulog : karena keadaan mas sudah mulai membaik, mas mulai hari Ini sudah mulai

bisa beristirahat dirumah, walau pun mas sudah boleh pulang kerumah bukan

berarti mas sudah sembuh total, mas harus rajin-rajn kontrol kerumah sakit

dan meminum obat yang telah diberikan oleh dokter dan mas harus banyak-

banyak minum terutama di pagi hari.

Pasien : saya mengerti mas jamulog

4. fase terminasi

jamulog : baiklah mas, jika mas sudah mengerti apa yang harus mas lakukan sekarang

mas boleh berkemas-kemas untuk pulang. Terima kasih atas kerjasamanya

dalam proses kejamulogan mas selam dirawat dirumah sakit

pasien : terima kasih kembali mas jamulog

Komunikasi pada pasien yang tidak sadarKomunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan

menggunakan teknik komunikasi khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan

motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat

Page 9: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan

kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat

membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi

utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh

beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang

mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak

keduanya.

Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak

menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan

klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien

sendiri tidak sadar.

Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak SadarMenurut Pastakyu (2010), Komunikasi dengan klien dalam proses keperawatan memiliki

beberapa fungsi, yaitu:

1. Mengandalikan Prilaku

Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan

klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai

pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien

hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun

dengan berbaring ini pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

2.Perkembangan Motivasi

Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien

masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapat menggunakan

kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada

klien. Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk

menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada

akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat

yang selalu ada di dekatnya selama 24 jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain

Page 10: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

halnya dengan pasien yang sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang

dikatakan oleh perawat.

3.Pengungkapan Emosional

Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat

dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat berinteraksi dengan klien. Perawat

dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan

semua hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut

untuk tidak bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak

langsung/langsung terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan

pengungkapan positif maupun negatif dari klien. Perawat juga tidak boleh

mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien ini berkarakteristik

tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang

dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien

terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar

kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.

4. Informasi

Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan

kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk

menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien. Klien memiliki hak penuh

untuk menerima dan menolak terhadap tindakan yang akan kita berikan. Pada pasien

tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada

klien sendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien.

Perawat dapat memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan

terjadi jika kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.

Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu

atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi

dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar

sekalipun, komunikasi penting adanya. Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu

dari fungsi di atas. Dibawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan

klien, terhadap klien tidak sadar.

Page 11: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

Untuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang

pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi.

Perawat itu adalah manusia pilihan Tuhan, yang telah terpilih untuk membantu sesama,

memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling membantu. Perawat akan

membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap

memperhatikan hak-haknya sebagai klien.

Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling

percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien

tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai

hubungan membantu dalam komunikasi terapeutik.

Cara berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadarProses kekurangan cairan (dehidrasi) dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai

gangguan fungsional tubuh, seperti kaburnya pengelihatan sampai kesulitan bernafas.

Pada jangka waktu panjang ini dapat menyebabkan seorang pasien hingga tidak sadarkan

diri atau pingsan. Untuk itu diperlukan tindakan lebih lanjut untuk menangani pasien

seperti ini. Adapun teknik diantaranya meliputi :

1. Menjelaskan

Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan

terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada

klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami

menjadi lebih besar oleh klien.

2. Memfokuskan

Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari

pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada

klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.

3. Memberikan Informasi

Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.

Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi

Page 12: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun

kemajuan dari status kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh

perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi

lebih baik.

4. Mempertahankan ketenangan

Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan

dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat

membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat

ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal. Komunikasi

non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa

kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan

pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari hubungan antara

perawat dan klien. Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak

sadar adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah

seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk

komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari

penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar. Untuk komunikasi yang

efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada

perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.

Prinsip-prinsip berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar

Menurut Pastakyu (2010), Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal

berikut perlu diperhatikan, yaitu:

1. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan

bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan

penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar seringkali

Page 13: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewJamulog perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan

dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama

sekali.

2. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan

mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan

yang perawat sampaikan dekat klien.

3. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah

satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.

4. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien

fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.