kerusakan komunikasi verbal

Upload: indah-amfotis

Post on 17-Jul-2015

1.389 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

OLEH : INDAH R. I. AMFOTIS NIM : 01.10.00287 KELAS: KEPERAWATAN A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2011

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi yang bisa berupa pesan, ide, maupun gagasan dari satu pihak ke pihak lainnya, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita; namun proses komunikasi bisa juga terhambat oleh berbagai macam alasan.

Dalam dunia medis ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif ini dikenal dengan kerusakan komunikasi verbal atau impaired verbal communicatian. Kerusakan komunikasi verbal merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat berkomunikasi secara efektif karena adanya faktor-faktor penghambat yang bisa merupakan kecacatan secara fisik maupun secara mental

Menyadari bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting, maka sebagai calon perawat penulis merasa perlu membuat tulisan ini untuk memberikan pandangan secara teoritis dalam memberikan perawatan yang tepat kepada pasien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal, agar dapat membantu pasien untuk menggunakan bentuk komunikasi yang sesuai sehingga dapat berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungannya dengan baik.

A. Tujuan Umum: Meningkatkan pola pikir ilmiah tentang proses keperawatan. B. Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan pemahaman tentang definisi masalah keperawatan kerusakan komunikasi verbal 2. Meningkatkan pemahaman tentang batasan karakteristik/data pendukung masalah keperawatan kerusakan komunikasi verbal 3. Meningkatkan pemahaman tentang penyebab/etilogi masalah keperawatan kerusakan komunikasi verbal 4. Meningkatkan pemahaman tentang perencanaan (goal, objective, outcomes, intervensi/rencana tidakan dan rosional) keperawatan kerusakan komunikasi verbal

1.Versi NANDA (2005-2006): Kerusakan komunikasi verbal merupakan penurunan, keterlambatan atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses, mentransmisikan dan menggunakan system syimbol.2.Versi Lynda Juall Carpenito: Hambatan komunikasi verbal merupakan keadaan ketika seorang individu mengalami, atau dapat mengalami, penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk berbicara tetapi dapat mengerti orang lain.

1.Versi NANDA: a. Sengaja menolak bicara b. Disorientasi waktu, tempat dan orang c. Ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang dominan

d. Slurring e. Dispnea f. Kontak mata tidak ada, kesulitan dalam mengikuti pilihan

g. Tidak dapat berbicara h. Tidak tepat dalam mengutarakan keinginan i. Sulit membentuk kata/kalimat (contoh aphonia, dyslalia, disarthria) j. Bicara gagap

k. Sulit dalam memahami dan menggali pola komunikasi seperti biasa l. Penurunan penglihatan sebagian atau total m. Tidak mampu atau sulit dalam mengekspresikan wajah atau tubuh

2.Versi Lynda Juall Carpenito: a. Moyor (harus terdapat) Ketidakmampuan untuk mengucapkan kata-kata tetapi dapat mengerti orang lain atau deficit artikulasi atau perencanaan motoris b. Minor (mungkin terdapat) Napas pendek

1.Versi NANDA a. Penurunan sirkulasi ke otak b. Perbedaan kebudayaan c. Hambatan psikologi (psikosis, kurang stimuli) d. Hambatan fisik (intubasi, trakheostomi)

e. Ketidakhadiran orang terdekat f. Perubahan persepsi g. Kurang informasi h. Stress i. Perubahan konsep diri atau harga diri

j.

Kelainan anatomi (palate scisis, perubahan system saraf penglihatan, pendengaran, phonatory apparatus) k. Tumor otak l. Perbedaan berhubungan dengan perkembangan umur m. Efek samping obat n. Keterbatasan lingkungan

o. Kondisi fisiologis p. Perubahan system syaraf pusat q. Kelemahan system syaraf pusat r. Kelemahan system muskulo skeletal s. Kondisi emosional

2.Versi Lynda Juall Carpenito 1. Patofisiologis a. Berhubungan dengan gangguan berpikir, pikiran tidak realistis sekunder akibat gangguan skizofenrik, delusi, psikotik, atau paranoid b. Berhubungan dengan kerusakan fungsi motoris otot-otot bicara sekunder akibat: atau c. Berhubungan dengan iskemia lobis temporal atau frontal sekunder akibat: 1.Afasia ekspresif atau resptif 2.Cedera serebravaskular (csv)

Next. 3. Trauma oral, trauma faisal 4. Penyakit alzheimer 5. Kerusakan otak (mis. Kelahiran/trauma kepala) 6. Depresi sistem saraf pusat (SSP)/peningkatan tekanan intrakranial 7. Tumor (kepala, leher, atau medula spinalis) 8. Hipoksia kronis/penurunan aliran darah serebral 9. Quadriplegia 10.Penyakit SDD (mis. Miastenia gravis, multipel sklerosis, distrofi otot) 11.Paralis pita suara

d.Berhubungan dengan hambatan kemampuan untuk menghasilkan suara sekunder akibat: 1. Gangguan pernapasan (mis. Napas pendek) 2. Edema/infeksi laring 3. Deformitas oral 4. Sumbing bibir atau palatum 5. Moloklusi atau fraktur rahang 6. Kehilangan gigi 7. Disartia f. Berhubungan dengan kerusakan pendengaran

2. Tindakan yang berhubungan Berhubungan dengan kerusakan kemampuan untuk menghasilkan suara sekunder: a. Intubasi endotrakea b. Trakeostomi/trakeotomi/laringektomi c. Operasi kepala, wajah, leher, atau mulut d. Nyeri (terutama mulut atau tenggorok)

3. Situasional (personal, lingkungan) a. Berhubungan dengan penurunan perhatian sekunder kibat keletihan, marah, ansietas, atau nyeri b. Berhubungan dengan tidak mudah mendapatkan alat bantu dengan atau malfungsi alat bantu dengar c. Berhubungan dengan barier psikologis (mis. Ketakutan, malu) d. Berhubungan dengan kurangnya privasi e. Berhubungan dengan tidak mengingat memori terbaru f. Berhubungan dengan tidak tersedianya penerjemah

4. Maturasional 1. Bayi/Anak a. berhubungan dengan rangsangan sensori tak adekuat 2. Lansia (Kehilangan Pendengaran) a. Berhubungan dengan gangguan pendengaran b. Berhubungan dengan tidak tersedianya penerjemah

Untuk diagnosa keperawatan kerusakan komunikasi verbal b.d perubahan persepsi

1. Goal (tujuan jangka panjang) Klien akan meningkatkan komunikasi verbal selama dalam perawatan 2. Objective (tujuan jangka pendek) Klien tidak akan mengalami perubahan presepsi selama masa perawatan

3.Outcomes (kriteria hasil/kriteria evaluasi) a. Klien tidak lagi menolak bicara b. Klien tidak lagi mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang c. Klien mampu berbicara dengan bahasa yang dominan d. Klien dapat berbicara e. Klien dapat dengan tepat mengutarakan keinginannya f. Klien dapat membentuk kata/kalimat (contoh: aphonia, dyslalia, dishartria) g. Klien tidak lagi berbicara gagap h. Klien tidak lagi mengalami sluring

i. Klien tidak lagi mengalami dispnea j. Terdapat kontak mata dan tidak kesulitan mengikuti pilihan k. Klien memahami dan menggali pola komunikasi seperti biasa l. Klien tidak lagi menglami penurunan penglihatan sebagian atau total m. Klien mampu mengekspresikan wajah atau tubuh n. klien mampu mengucapkan kata-kata dan dapat mengerti orang lain o. Klien tidak mengalami nafas pendek

Intervensi Mandiri

Rasional

a. Evaluasi derajat/jenis a.Derajat kerusakan kerusakan lingkungan komunikasi verbal/nonverbal (hilang asosiasi, neologisme, ekolalia, ekopratesia) dapat berdampak pada kemampuan klien untuk berinteraksi dengan petugas dan orang lain serta berpartisipasi dalam perawatan

Intervensi Mandiri

Rasional

b.Tunjukan sikap menyimak dalam hubungan perawatklien

b.Memungkinkan perawat mendengar dengan cermat, mengobservasi klien, dan mengantisipasi serta memperhatikan pola komunikasi klien yang mungkin muncul

Intervensi Mandiri

Rasional

c. Akui kesulitan klien dalam berkomunikasi

c.Pegenalan kesulitan klien dalam mengekspresikan ide dan perasaan menunjukkan empati, mengurangi ansietas, dan memampukkan klien untuk berkonsentrasi dalam berkomunikasi

Intervensi Mandiri

Rasional

d.Terima penggunaan komunikasi alternatif, misalnya menggambar, menyanyi, menari, pantomim

d.Meningkatkan rasa aman klien, menyediakan ruang untuk mengekspresikan kebutuhan

Intervensi Mandiri e.Hindari sanggahan atau persetujuan pada komunikasi yang tidak akurat; sederhanakan pemberian pandangan realita dengan gaya yang tidak menghakimi (komunikasikan kurangnya pemahaman anda pada klien)

Rasional

e.Sanggahan merupakan tindakan nonterapiutik dan dapat menyebabkan klien menjadi defensif. Persetujuan dengan ekspresi komunikasi klien yang tidak akurat memicu kesalahpahaman terhadap realita

Intervensi Mandiri

Rasional

f. Gunakan keterampilan komunikasi terapiutik, seperti parafrase, refleksi, klarifikasi

f. Alur komunikasi klien (terlalu cepat/terlalu lambat) mungkin membutuhkan pengaturan. Teknik ini dibimbing dengan orientasi terhadap realita, untuk itu minimalkan kesalahan interpretasi dan mempermudah komunikasi yang akurat

Intervensi Mandiri g.Bersikap terbuka dan jujur dalam menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal yang terapiutik

Rasional

g.Klien mengalami peningkatan sensitivitas terhadap pesan nonverbal. Kejujuran meningktkan rasa percaya, kehilangan sesuatunyang merupakan dasar masalah klien. Keterbukaan dan kemurnian dalam mengekspresi perasaan perasaan akan memberikan contoh model peran bagi klien

Intervensi Mandiri

Rasional

h.Gunakan pendekatan yang mendukung klien dengan mengkomunikasikan keinginan untuk mengerti (minta klien untuk membantu anda, begitu pula sebaliknya)

h.Pengenalan tentang kenangan masa lalu klien menimbulkan ketidakpercayaan, menimbulkan upaya mempertahankan jarak dengan pemberian pesan yang samar dan tidak jelas

Intervensi Mandiri i. Identifikasi komunikasi/bicara klien secara simbolik dan primitif

Rasional

i. Pengenalan simbol dalam bicara dan pikiran primitif klien memampukan perawat untuk lebih mengerti perasaan klien. Tanpa pengalaman ini, komuniikasi dapat menjadi tidak jelas dan tidak terorganisasi, menunjukkan klien tidak dapat berfokus dan menerima kenyataan dengan baik

intervensi Mandiri

Rasional

j. Catat keyakinan budaya (mis. Bicara pada kerabat yang sudah meninggal) yang mungkin diterima sebagai hal normal dalam kerangka pandangan klien

j. Sikap budaya perlu dipertimbangkan untuk mencegah konfusi dengan kondisi patologis

Kerusakan komunikasi verbal merupakan penurunan, keterlambatan atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses, mentransmisikan dan menggunakan system syimbol. kerusakan komunikasi verbal atau impaired verbal communication terjadi karena berbagai macam sebab, diantaranya karena adanya hambatan fisik, psikologis dan perbedaan budaya. Penanganan secara tepat dari tenaga medis khususnya perawat sangat dibutuhkan untuk membantu klien menemukan cara yang tepat untuk melakukan komunikasi yang efektif

Bagi calon perawat yang sedang dalam proses pembelajaran sehingga terus memperdalam pengetahuannya tentang masalah-masalah keperawatan yang ada. Salah satunya adalah kerusakan komunikasi verbal atau impaired verbal communication; hingga pada akhirnya lembaga institusi pendidikan ini dapat menghasilkan nurse-nurse yang tidak hanya memiliki skil yang baik tetapi juga memiliki pengetahuan teoritis yang baik untuk menghadapi tatanan nyata nantinya

Doengoes,

M.E,dkk (2007): Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri, Ed 3,EGC, Jakarta, Hal. 258-259 Carpenito,LJ, dkk (2006): Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Ed 10, EGC, Jakarta,Hal. 72-73, 67-68 (2005): Panduan Diagnosa Keperawatan 2005-2006, Salemba Humanika, hal.36-37 Doenges, M.E, dkk (2000) : Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, EGC, Jakarta. Carpenito, L.J (2000): Diagnosa Keperawatan Pada Praktik Klinis, Ed 6, EGC, Jakarta, hal 258260

SEMOGA BERMANFAAT, SEKIAN DAN TERIMA KASIH