digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii pernyataan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS 8 D
SMP NEGERI 3 JATISRONO TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
NOVITA ARTIKA SARI
K1208108
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Novita Artika Sari
NIM : K1208108
Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA
SISWA KELAS 8 D SMP NEGERI 3 JATISRONO TAHUN AJARAN 2011/
2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Desember 2012
Yang membuat pernyataan
Novita Artika Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS 8 D
SMP NEGERI 3 JATISRONO TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
NOVITA ARTIKA SARI
K1208108
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Novita Artika Sari. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN 8 D SMP
NEGERI 3 JATISRONO. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono dengan menggunakan metode
field trip. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono yang berjumlah 33 siswa.
Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi metode dan review informan. Analisis data
menggunakan teknik analisis kritis. Prosedur penelitian adalah proses pengkajian
sistem berdaur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode field
trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil menulis puisi siswa dari prasiklus
ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus masih
menggunakan metode konvensional sehingga motivasi dan keaktifan siswa terhadap
pembelajaran rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Motivasi dan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi meningkat walaupun belum mencapai
kriteria yang diharapkan. Pelaksanaan siklus II nilai menulis puisi siswa meningkat
yaitu dapat dilihat dari persentase keberhasilan siklus I sebesar 57,57% meningkat
pada siklus II menjadi 93,93%, sedangkan persentase keberhasilan penialian proses
pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 63,60% meningkat menjadi 84,80%.
Simpulan penelitian ini adalah penerapkan metode field trip dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil menulis puisi pada siswa kelas 8 D SMP
Negeri 3 Jatisrono.
Kata kunci : menulis puisi, metode field trip, pembelajaran, kualitas proses
pembelajaran, kemampuan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
#Orang beriman yang benar-benar memahami hakikat kehidupan di dunia tidak akan
pernah membiarkan dirinya tenggelam dalam kesenangan sehingga membuat lupa
diri. Demikian pula saat mengalami kesedihan, maka ia tidak membiarkan dirinya
tenggelam dalam keputusasaan#
#Keterpurukan di masa lalu merupakan pembelajaran yang sangat berharga dan
menjadikan cambuk yang mampu memberi kekuatan untuk meraih mimpi-mimpi,
walau diri ini tak lepas dari kekurangan, tapi harus bersabar menunggu dan terus
menunggu hingga kelebihan yang diberikan Tuhan itu datang#
#Sesungguhnya setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan#
#Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva
Edison)#
#Hidup adalah amanah dan cobaan, maka syukur dan sabar kunci kesuksesan#
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Atas cintaku pada-Nya, nikmat dan karunia-Nya, karya ini aku persembahkan untuk
orang-orang tercinta:
”Bapak/Ibu”
Air mata doa yang selalu menjelma menjadi kekuatanku untuk terus
melangkah dan terus melangkah, menjadi insan yang berkualitas demi
mencapai asa yang abadi.
”Suami Tercinta Sikun”
Setangkai cinta dan doa yang kau berikan padaku menjelma menjadi
muhasabah rindu pada-Nya, memberi kedamaian hati dan jiwa ini untuk terus
mengevaluasi diri menjadi pribadi yang lebih baik.
”Teman-temanku semua yang dirahmati Allah”
Sepenggal episode yang tak terlupakan, semoga menjadi kenangan indah
untuk kita bersama, menjalin persaudaraan, suka duka, semangat, dan terus
berkarya untuk megukir indahnya dunia. Semangat kawan, perjuangan kita
belum berhenti sampai di sini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MENULIS PUISI DENGAN MEODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS 8 D
SMP NEGERI 3 JATISRONO”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang memberikan pengesahan atas penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, yang selalu memberikan motivasi
dan izin penyusunan skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, yang memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
4. Dr. Suyitno, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Kundharu Saddono, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Sumarwati, M.Pd, selaku pembimbing akadamik yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan selama proses belajar di kampus tercinta.
7. Kepala SMP Negeri 3 Jatisrono, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna
pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Indro Riningsih, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
9. Para siswa SMP Negeri 3 Jatisrono, yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Teman-teman semua angkatan prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
FKIP UNS yang telah memberikan semangat dan doa.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Desember 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori .......................................................................... 6
1. Keterampilan Menulis Puisi ................................................... 6
a. Hakikat Keterampilan Menulis .......................................... 6
b. Hakikat Puisi ...................................................................... 12
c. Hakikat Keterampilan Menulis puisi .................................. 18
2. Metode Field Trip .................................................................. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Hakikat Metode Pembelajaran ........................................... 22
b. Hakikat Metode Field Trip................................................. 25
c. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Field Trip ...... 30
d. Penilaian Menlis Puisi dengan Metode field Trip ................ 32
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 37
C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 39
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 44
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 45
D. Sumber Data .............................................................................. 45
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ . 46
F. Validitas Data ............................................................................ 47
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 47
H. Indikator Penelitian ................................................................... 47
I. Prosedur Penelitian .................................................................... 48
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum SMP N 3 Jatisrono......................................... 53
B. Diskripsi Kondisi Awal ............................................................. 57
C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ....................................... 60
1. Siklus I .................................................................................. 61
1. Siklus II ................................................................................. 70
2. Perbandingan Hasil Tindakan ............................................... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 79
1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Puisi ......................... 81
2. Kualitas Hasil Menulis Puisi .................................................. 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 85
B. Implikasi .................................................................................... 86
C. Saran ......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87
LAMPIRAN ................................................................................................ 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 41
2 Alur Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 49
3 Diagram Distribusi Nilai Proses Pembelajaran siklus I ....................... 65
4 Diagram Distribusi Nilai Menulis Puisi .............................................. . 66
5 Diagram Distribusi Nilai Proses Pembelajaran siklus II ..................... 73
6 Diagram Distribusi Nilai Menulis Puisi Siklus II ............................... 74
7 Diagram Ketercapaian Indikator Siklus l dan II ................................. . 78
8 Diagram Rekapitulasi Nilai Proses dan Hasil ....................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kerangka Pedoman Penilaian Proses .................................................. 33
2 Kerangka Penilaian Hasil Menulis Puisi ............................................. 36
3 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan ..................................................... 43
4 Indikator Keberhasilan Menulis Puisi ................................................. 48
5 Hasil Menulis Puisi Siswa Pratindakan .............................................. 59
6 Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Siklus I dan II .......................... 78
7 Rekapitulasi Nilai Proses dan Hasil Menulis Puisi Siklus I dan II ..... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Pembelajaran ....................................................................... 90
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus .................................. 91
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................... 98
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................... 108
5 Daftar Presensi Prasiklus................................................................... 118
6 Daftar Presensi Siklus I ...................................................................... 120
7 Daftar Presensi Siklus II ................................................................... 122
8 Lembar Observasi Siklus I danII ....................................................... 124
9 Pedoman Wawancara Peneliti dengan Siswa ..................................... 127
10 Pedoman Wawancara Peneliti dengan Guru ....................................... 128
11 Lembar Angket Siswa ......................................................................... 129
12 Catatan Lapangan Hasil Observasi Prasiklus .................................... 131
13 Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ....................................... 134
14 Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ...................................... 137
15 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Prasiklus ................................. 140
16 Catatan Lapangan Hasil Wawancara Setelah Siklus II ...................... 151
17 Contoh Hasil Menulis Puisi Siswa Siklus I dan II ...................................... 156
18 Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa ......................................................... 172
19 Deskripsi Jawaban Angket Siswa ............................................................... 192
20 Data Hasil Menulis Prasiklus ............................................................ 193
21 Data Hasil Perilaku Amatan Siswa dalam Pembelajaran .................. 194
22 Data Hasil Menulis Puisi Siswa Siklus I ............................................ 196
23 Data Hasil Menulis Puisi Siswa Siklus II ........................................... 198
24 Rekapitulasi Nilai Proses dan Hasil Menulis Puisi Siklus I dan II .... 200
25 Foto Pembelajaran pada Pratindakan ................................................ 201
26 Foto Pembelajaran pada Siklus I ....................................................... 205
26 Foto Pembelajaran pada Siklus II ..................................................... 208
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
27 Surat Keterangan KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .............. 213
28 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 214
29 Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ..................................... 215
30 Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan .................... 216
31 Surat Permohanan Izin Observasi dan Penelitian ............................... 217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Novita Artika Sari. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN 8 D SMP
NEGERI 3 JATISRONO. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono dengan menggunakan metode
field trip. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono yang berjumlah 33 siswa.
Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi metode dan review informan. Analisis data
menggunakan teknik analisis kritis. Prosedur penelitian adalah proses pengkajian
sistem berdaur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode field
trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil menulis puisi siswa dari prasiklus
ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus masih
menggunakan metode konvensional sehingga motivasi dan keaktifan siswa terhadap
pembelajaran rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Motivasi dan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi meningkat walaupun belum mencapai
kriteria yang diharapkan. Pelaksanaan siklus II nilai menulis puisi siswa meningkat
yaitu dapat dilihat dari persentase keberhasilan siklus I sebesar 57,57% meningkat
pada siklus II menjadi 93,93%, sedangkan persentase keberhasilan penialian proses
pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 63,60% meningkat menjadi 84,80%.
Simpulan penelitian ini adalah penerapkan metode field trip dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil menulis puisi pada siswa kelas 8 D SMP
Negeri 3 Jatisrono.
Kata kunci : menulis puisi, metode field trip, pembelajaran, kualitas proses
pembelajaran, kemampuan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah adalah untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis.
Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai bagian keterampilan berbahasa,
kegiatan menulis sangat penting, khususnya dalam pengajaran bahasa. Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik untuk menunjang keberhasilan proses belajar. Pembelajaran tersebut
diharapkan mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan minat dan
bakat agar terciptalah sebuah karya yang berkualitas. Pada intinya proses
pembelajaran yang dilakukan di instansi-instansi sekolah diharapkan mampu
menuangkan ide dan gagasan secara tertulis karena dari sini guru dapat
memberikan penilaian terhadap capaian belajar siswa melalui evaluasi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis yang dimiliki setiap siswa
berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui
lambang-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam jenis
keterampilan aktif, karena penulis aktif mengolah pesan (informasi) yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Menurut Tarigan (2008: 1) setiap keterampilan itu
erat hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka
ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan
atau catur-tunggal. Membaca dan menyimak termasuk ke dalam keterampilan
yang bersifat reseptif sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan
yang produktif, menulis mempunyai peran untuk memindahkan informasi secara
akurat dari diri seseorang ke dalam tulisan.
Nurgiantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas
mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro
sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan
tersebut dipahami oleh pembaca. Menulis merupakan sebuah keterampilan yang
tidak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, jika seseorang ingin memiliki
keterampilan menulis yang baik, maka dituntut latihan yang cukup teratur serta
dibutuhkan pula pendidikan yang terprogram.
Rendahnya kompetensi menulis pada siswa salah satunya disebabkan oleh
pola dan metode pembelajaran yang masih sederhana. Maka dari itu, kreativitas
guru dalam memilih metode inovatif dalam proses pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis puisi.
Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra
yang harus dikuasi oleh siswa SMP. Saat ini, pembelajaran sastra di sekolah lebih
banyak pada teori daripada mengakrabkan siswa dengan karya sastra secara
langsung. Siswa kurang diberikan pengalaman untuk mengapresiasi dan
menciptakan karya sastra. Padahal, pembelajaran menulis karya sastra baik puisi,
prosa maupun drama terdapat dalam standar isi dan merupakan bagian dari
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Dengan demikian, pembelajaran menulis
tersebut harus dilaksanakan.
Kualitas pengajaran sastra dinilai rendah karena sastra hanya diajarkan
dalam definisi-definisi seperti ilmu fisika, dalam rumus-rumus mirip rumus
kimia. Hal lain yang mengatakan bahwa kualitas pengajaran sastra saat ini
rendah dapat dikutip dari pendapat Semi (2002: 134) bahwa kualitas pengajaran
sastra dinilai rendah karena berbagai faktor seperti kurikulum, sarana belajar, dan
guru.
Dari hasil refleksi awal di kelas 8 D SMP N egeri 3 Jatisrono, diperoleh
informasi bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih rendah. Hal ini
disebabkan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam merinci dan menyusun
ide, mengurutkan objek, dan perincian objek. Rendahnya kemampuan menulis
puisi siswa disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan oleh guru.
Hal tersebut disebabkan kurang tepatnya guru dalam menerapkan metode
pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri siswa. Pembelajaran puisi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
SMP Negeri 3 Jatisrono khususnya kelas 8 D masih menggunakan metode yang
sederhana, yaitu menggunakan metode penugasan langsung. Metode tersebut
menuntut konsentrasi terus menerus yang terpusat pada guru, membatasi
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga membuat siswa
merasa jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu,
tentu saja tidak dapat mewakili keberhasilan pembelajaran menulis puisi. Melihat
kenyataan tersebut, dengan demikian perlu dipikirkan pemecahan masalah
bagaimana agar pembelajaran menulis puisi di sekolah tersebut dapat berjalan
dengan optimal dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Menulis puisi menjadi pelajaran yang penting diajarkan kepada siswa karena
menulis karya sastra, termasuk di dalamnya puisi, mengandung unsur kebebasan
berekspresi. Siswa dapat mengekspresikan dirinya dengan lebih bebas melalui
puisi yang ditulisnya.
Menulis puisi membutuhkan proses kreatif yang tidak dapat dicapai secara
instant. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang sesuai agar siswa dan guru
merasa lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Dengan
demikian, dapat dicapai hasil yang optimal dalam pembelajaran menulis puisi.
Selama ini, dalam pembelajaran menulis proses kreatif siswa dalam menulis
kurang diperhatikan guru. Penilaian tulisan siswa hanya dilihat dari hasil akhir
tulisan. Apabila tulisan siswa tidak dikembangkan sebagaimana yang telah
djelaskan guru, guru kecewa. Pengalaman gagal tersebut sering membuat para
guru yakin bahwa siswa tersebut tidak dapat menulis. Padahal, sebenarnya
masalah tersebut bukan semata-mata kesalahan para siswa. Salah satu penyebab
kegagalan tersebut adalah kurang tepatnya pendekatan dan metode yang
digunakan guru. Para siswa tidak belajar bagaimana proses menulis, tetapi
dituntut menghasilkan tulisan sebagaimana yang ditugaskan oleh guru.
Dalam pembelajaran menulis puisi, diberikan alternatif pembelajaran dengan
metode field trip. Metode field trip adalah metode pembelajaran siswa dibawah
bimbingan guru dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk belajar
bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berawal dari permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini akan
menerapkan metode field trip dalam pembelajaran menulis puisi dengan judul
”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Field Trip
pada Siswa Kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono Tahun Ajaran 2011/2012”.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti beranggapan bahwa
dengan menerapkan metode field trip keterampilan menulis puisi siswa akan
mengalami peningkatan. Metode ini sangat sesuai untuk meningkatkan
pembelajaran menulis puisi karena dengan melihat objek secara langsung di luar
kelas, siswa dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang cenderung
tidak membosankan serta siswa dapat dengan mudah menuangkan ide atau
gagasannya ke dalam puisi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas 8 D SMP N 3 Jatisrono?
2. Apakah pemakaian metode field trip dapat meningkatkan kualitas hasil
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas proses (aktivitas dan motivasi) siswa dalam
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono.
2. Meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3
Jatisrono melalui penggunaan metode field trip pada pembelajaran menulis
puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan,
khususnya dalam hal pembelajaran menulis puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan
pertimbangan dalam menyusun tindakan atau kebijakan sekolah terkait
dengan sistem pembelajaran.
b. Bagi Guru
Selain bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi bagi guru, yaitu dapat memberikan salah satu alternatif
pemecahan masalah dengan menerapkan metode yang tepat dalam
pembelajaran sastra, khususnya puisi. Selanjutnya, penelitian juga
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang variasi metode
pembelajaran yang tepat.
c. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan yang dimiliki
dalam memahami dan mengapresiasi puisi sehingga tumbuh motivasi
untuk belajar dan menuangkan gagasan yang kreatif. Siswa juga dapat
meningkatkan minatnya terhadap pembelajaran menulis puisi. Selain itu,
juga dapat meningkatkan hasil dan nilai belajar siswa dalam hal menulis
puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Keterampilan Menulis Puisi
a. Hakikat Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting
karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan
gagasan, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran
melalui lambang-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam
jenis keterampilan aktif, karena penulis aktif mengolah pesan (informasi) yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Keterampilan ini relatif sulit karena
melibatkan olah pikir, pilihan kata, susunan bahasa, gaya kepenulisan sehingga
tidak terjadi “miskomunikasi” antara penulis dan pembacanya.
Tarigan (2008: 1) menjelaskan bahwa setiap keterampilan itu erat
berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, maka
semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya, selain itu semakin rajin berlatih
menulis dan termotivasi menjadikan dirinya sebagai penulis produktif juga
akan menjadikan seseorang mahir dalam dunia menulis. Intinya, keterampilan
hanya dapat diperoleh dengan jalan banyak melakukan praktik dan pelatihan
karena melatih keterampilan berbahasa sama artinya dengan melatih
keterampilan berpikir seseorang. Frekuensi latihan akan menjadikan seseorang
terampil dalam suatu bidang kebahasaan, termasuk dalam bidang menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai medianya. Tulisan merupakan wujud
komunikasi manusia dengan menggunakan lambang atau simbol bahasa yang
tentunya sudah menjadi kesepakatan pemakainya. Menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa sebagai wujud komunikasi tidak langsung. Lasa
(2005: 12) mengatakan bahwa menulis merupakan seni mengekspresikan ide
atau perasaan melalui tulisan, seperti halnya pelukis yang mengungkapkan ide
dan perasaanya ke dalam bentuk lukisan. Selanjutnya Nurgiyantoro (2001:
270) menyatakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk
manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai
pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Menulis juga merupakan suatu cara berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Namun demikian, melalui
kegiatan menulis, penulis juga dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu
kepada orang lain (pembaca). Menurut Tarigan (2008: 4), “ pesan-pesan
tersebut disampaiakan dengan memanfaatkan grafolegi (sic), struktur bahasa,
dan kosa kata”. Dengan demikian, karena pesan tidak dapat disampaiakan
secara langsung, penulis harus dapat memanfaatkan grafologi (ilmu tentang
aksara atau sistem tulisan), struktur bahasa dan kosa kata dengan baik
sehingga komunikasi tulisan tetap dapat berjalan efektif dan pesan yang ingin
disampaiakan penulis dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Menurut Tarigan (2008 :22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa.
Menulis juga dapat memberikan nuansa baru bagi pikiran, perasaan dan
dunia batin pembaca. Berkaitan hal itu menulis merupakan salah satu aktivitas
yang selalu dilaksanakan oleh semua jenjang pendidikan sebagai bahan
pembelajaran. Maka, berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ditarik kesimpulan bahwa pengertian menulis adalah suatu keterampilan bahasa
yang bersifat ekspresif dan produktif, pemindahan pikiran atau perasaan ke
dalam bentuk-bentuk lambang dan juga merupakan bentuk penyampaian
gagasan yang tertuang dalam tulisan demi tercapainya tujuan tertentu. Selain
itu, keterampilan menulis juga tidak bisa diperoleh begitu saja, melainkan
melalui latihan yang terus menerus dan pendidikan yang terprogram.
Disamping itu, menulis merupakan sebuah kegiatan yang mampu
memberikan banyak manfaat. Lasa (2005: 22) menyatakan bahwa ide dan
pemikiran seseorang akan lebih awet, menyebar luas, dan dapat dipelajari lagi
jika dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, beberapa manfaat menulis
antara lain sebagai berikut:
1) Memperoleh keberanian
Kebanyakan orang takut menulis karena khawatir kalau tulisannya
ditolak, dicemooh, disalahkan, dan kekhawatiran lainnya. Padahal apa yang
dikhawatirkan itu belum tentu terjadi. Jika ingin menulis, maka seseorang
harus memaksa dan melawan ketakutannya. Dengan optimisme tinggi dan
keberanian, seorang penulis dapat mengatasi ketakutannya sendiri.
2) Menyehatkan kulit wajah
Menulis memang menyenangkan dan mengasyikkan. Dengan menulis,
seseorang bisa keluar dari kesumpekan dan ada sesuatu yang bisa diberikan
kepada orang lain. Maka, menulis dalam kaitannya dengan masalah
kesehatan dapat dianggap mampu menghindari stres dan menyehatkan kulit
wajah.
3) Membantu memecahkan masalah
Dalam jangka waktu tertentu, aktivitas menulis telah memaksa orang
untuk merenung dan memusatkan perhatian lebih panjang pada suatu
masalah. Menulis memaksa suatu gagasan untuk ditranskripsikan sebelum
gagasan lainnya mulai dipikirkan.
4) Membantu untuk memperoleh dan mengingat informasi
Proses menulis sebenarnya merupakan proses pengungkapan kembali
tentang segala sesuatu yang telah terekam dalam otak seseorang. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
karena itu, semakin sering menulis, maka ingatan seseorang akan semakin
kuat dan daya analisisnya juga semakin tajam.
5) Mengatasi trauma
Dalam sejarah perkembangan hidup, seseorang kadang-kadang pernah
mengalami hal-hal yang traumatis. Menulis dapat dijadikan sebagai salah
satu media untuk mengurangi hal-hal yang dianggap trauma oleh seseorang.
6) Menjernihkan pikiran
Menulis pada hakikatnya adalah usaha mengekspresikan berbagai
kesumpekan, ketidakadilan, kejengkelan, dan perasaan hati lainnya.
Apabila dikeluarkan melalui tulisan, maka kesumpekan itu dapat
berkurang, hilang, dan ada kepuasan tersendiri (Lasa, 2005: 23-29).
Yanti (2007: 2) menyatakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dalam kegiatan menulis, khususnya bagi anak-anak, antara lain sebagai berikut.
1) Anak dapat menyatakan perasaanya tentang apa yang di alami dalam
bentuk tulisan.
2) Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide-ide dengan kata-
kata.
3) Anak dapat menunjukkan kasih terhadap sesama, misalnya dengan
menulis surat ucapan terima kasih atau ulang tahun kepada orang tua,
teman, serta guru.
4) Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis
informasi tentang sesuatu.
Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dengan cara tertentu.
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan
tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:
1) Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan
terjadi pada diri pembaca),
2) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman
sang penulis),
3) Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan
berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan,
pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya (Henry Guntur
Tarigan, 2008: 23).
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menulis adapun manfaat menulis
sebagai berikut:
1) Dengan menulis seseorang dapat mengenali kemampuan dan potensi
dirinya. Penulis dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan tentang
suatu topik yang sedang dipelajarinya.
2) Manfaat yang diperoleh dengan menulis adalah penulis dapat
mengembangkan gagasan.
3) Manfaat yang diperoleh dengan menulis adalah penulis lebih banyak
menyerap, mencari informasi yang berhubungan dengan topik yang ditulis
kegiatan menulis juga dapat memperluas wawasan.
4) Manfaat dari menulis adalah dapat melatih dalam mengorganisasikan
gagasan secara sistimatik serta mengungkapkan secara teratur. Dengan
demikian penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula tidak jelas
menjadi lebih jelas.
5) Melalui tulisan, dapat menilai gagasan secara lebih objektif.
6) Dengan menulis dapat dengan mudah memecahkan masalah yaitu dengan
menganalisis secara tersurat dalam kontek yang lebih kongret.
7) Penulis terdorong untuk belajar lebih aktif.
8) Dengan menulis bahasa penulis akan lebih baik dan terorganisir
penuturnya.
Sedangkan fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang
langsung dituangkan melalui media seperti kertas, atau media yang lainnya.
Rusyana (1986: 16) mengemukakan fungsi menulis sebagai berikut:
1) Fungsi Penataan
Pada waktu menulis terjadi penataan gagasan, pendapat imajinasi.
Oleh karena itu, pikiran gagasan, pendapat, dan imajinasi, mempunyai
wujud yang tersusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Fungsi Pengawetan
Menulis dapat pula berfungsi sebagai pengaturan sesuatu dalam wujud
dokumen tertulis. Dokumen dapat berlaku sangat berharga misalnya
melestarikan peristiwa sejarah.
3) Fungsi Penciptaan
Dalam menulis kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan hal yang
baru karangan sastra menunjukkan demikian. Begitu pula karangan
disiplin ilmu lain seperti karangan ilmu filsafat atau karangan ilmu lain.
4) Fungsi Penyampaian
Penyampaian itu dapat terjadi bukan hanya kepada orang yang
berdekatan tetapi juga yang berjauhan tempatnya. Bahkan penyampaian itu
bisa terjadi pada masa yang berlainan.
Hartig dalam Tarigan (2008: 25) menyebutkan tujuan menulis adalah
sebagai berikut:
1) Assigment Purpose (tujuan penugasan) yaitu menulis karena ada tugas
yang diberikan oleh guru.
2) Altuistik Purpose (tujuan alturistik) yaitu penulis menulis untuk
menyenangkan para pembaca.
3) Persuasive Purpose (tujuan persuasive) yaitu tulisan yang bertujuan
meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Informational Purpose (tujuan penerangan atau tujuan menginformasikan)
yaitu tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan
kepada pembaca.
5) Self-expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) yaitu tulisan yang
bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri penulis kepada
pembaca.
6) Creative Purpose (tujuan kreatif) yaitu tulisan bertujuan untuk mencapai
nilai-nilai artistik dan nilai kesenian.
7) Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah) penulis ingin
memecahkan masalah yang dihadapi ingin menjelaskan, dan meneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
secara cermat pikiran dan gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pembaca.
b. Hakikat Puisi
1) Pengertian Puisi
Pada hakikatnya puisi merupakan sebuah karya sastra yang
mengungkapkan perasaan penyair secara imajinatif. Wujud karya sastra
tersebut muncul karena puisi merupakan karya seni yang puitis. Dikatakan
puitis karena membangkitkan perasaan, menarik perhatian, bahkan
memancing timbulnya tanggapan pembaca.
Puisi merupakan karya sastra paling tua dan pertama kali ditulis oleh
manusia. Menurut Waluyo (2005: 1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar
memiliki kekuatan pengucapan. Salah satu cara agar puisi memiliki kekuatan
pengucapan yaitu dengan memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi
(rima).
Puisi menurut Ghazali (2002: 118) berasal dari bahasa Latin, potein yang
berarti mencipta. Bahkan Hurt, masih dalam kutipan yang sama, menunjuk
sifat hakiki bahasa puisi sebagai bahasa yang tidak lazim. Menurut Ghazali
puisi memiliki bahasa yang khas sehingga bahasan puisi juga bersifat khusus.
Puisi merupakan wacana penggunaan bahasa yang bersifat khusus.
Lebih lanjut Hudson (dalam Sutedjo dan Kasnadi, 2008: 2)
mendifinisikan puisi sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-
kata sebagai medium penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi,
seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya.
Kosasih (2008: 206) membatasi puisi sebagai bentuk karya sastra yang
menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan puisi
disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung di dalam
karya tersebut. Kosasih juga memberikan ciri sebuah puisi sebagai bentuk
batasan definisinya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. adanya pemadatan segala unsur kekuatan bahasa,
b. penyusunan unsur puisi itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-
baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi,
c. puisi berisikan ungkapan penyair dan perasaannya yang didasarkan
pengalaman,
d. puisi bersifat imajinatif dan bahasanya bersifat konotatif,
e. puisi terbentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama)
dan struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada dan suasana puisi).
Dari sejumlah pengertian puisi yang dikemukakan oleh para pakar di atas
dapat disimpulkan bahwa pengertian puisi sangat beragam dan berbeda-beda
antarpakar, bergantung pada sudut mana puisi itu dipandang, namun demikian
dapat dijelaskan secara singkat bahwa puisi adalah karya sastra yang memiliki
ciri khas dengan mempergunakan bahasa yang dipadatkan, penuh makna dan
memiliki unsur-unsur keindahan. Keindahan puisi terletak pada persamaan
bunyi dan iramanya. Hasil cipta manusia yang terdiri atas beberapa baris dan
memperlihatkan pertalian makna yang mebentuk bait.
2) Ragam Puisi
Sutedjo dan Kasnadi (2008: 3) mengatakan bahwa ragam puisi itu
bermacam-macam. Jika dilihat dari bentuk maupun isinya, maka beberapa
ragam puisi dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Puisi elegy, puisi jenis ini hakikatnya merupakan puisi yang berisi
tentang ratapan dan kepedihan penyair.
b) Puisi romance, jenis puisi ini merupakan luapan batin penyair
(seseorang) terhadap sang pujaan atau kekasihnya.
c) Puisi dramatik, puisi ini merupakan penggambaran dari perilaku
seseorang, baik lewat perlakuan, dialog, maupun monolog sehingga
mengandung suatu gambaran tentang kisah tertentu.
d) Puisi satirik, puisi ini merupakan puisi yang mengandung sindiran
atau kritik tentang kepincangan yang terjadi.
e) Puisi didaktik, puisi ini merupakan puisi yang sarat dengan nilai-nilai
pendidikan yang dapat diambil oleh pembaca, atau memang penyair
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
ingin menyampaikan nila-nilai edukatif yang penting untuk dipahami
pembaca.
f) Puisi naratif (balada), puisi ini merupakan puisi yang berisi tentang
cerita dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian
peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita.
g) Puisi kamar, puisi jenis ini biasanya merupakan puisi yang hanya
menarik ketika dibaca sendiri dalam kamar, artinya puisi ini kurang
menarik jika dipanggungkan.
h) Puisi konkret, merupakan puisi dalam kategori puisi kontemporer,
biasanya mengandalkan visualisasi konkret, bentuk tipografisnya
sebagai sarana dalam menyampaiakan pesan di dalamnya.
i) Puisi pamphlet, jenis puisi ini biasanya banyak digunakan untuk
kepentingan demonstrasi.
j) Hymne, puisi ini berisi tentang pujian kepada Tuhan atau kepada
tanah air, puisi ini bernada agung, khidmat, dan penuh kemuliaan.
k) Ode, puisi ini berisi pujian terhadap seorang pahlawan atau seorang
tokoh yang dikagumi penyair.
l) Epigram, puisi ini termasuk puisi lirik yang berisi ajaran kehidupan,
sifatnya mengajar dan menggurui, bentuknya pendek dan bergaya
ironis.
m) Puisi humor, puisi ini adalah puisi yang mencari efek humor, baik
dalam isi maupun teknik sajaknya.
n) Parody, merupakan puisi lirik yang bersifat ejekan (mirip dengan
satire) tetapi ditujukan kepada karya seni.
o) Pastoral, merupakan puisi lirik yang berisi penggambaran kehidupan
kaum gembala atau petani di sawah-sawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3). Unsur-unsur Intrinsik Puisi
Unsur-unsur intrinsik puisi adalah unsur yang membangun puisi dari
dalam bentuk fisik puisi. Unsur-unsur intrinsik puisi berupa hal-hal yang
diungkapkan oleh penyair. Menurut Waluyo (2005: 17) unsur intrinsik
puisi terbagi menjadi dua golongan yakni struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik adalah struktur yang dapat terlihat secara eksplisit. Struktur
fisik puisi tersebut meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa
figuratif, rima dan tipografi. Hal- hal yang diungkapkan oleh penyair di
dalam puisinya disebut sebagai struktur batin puisi. Struktur batin ini
adalah tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat dari puisi. Secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a). Struktur fisik puisi
(1) Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Puisi memang sangat memperhatikan
kata-kata yang digunakannya. Kata-kata yang dipilih penyair
dipertimbangkan benar-benar dari berbagai aspek dan efek
pengucapannya. Kata-kata yang digunakan sangat khas dan bukan
kata-kata keseharian atau yang dipakai dalam prosa. Seluruh kata
mengandung makna dan terasa gelap. Akan tetapi, kata tersebut
penuh makna yang bersifat ambigu.
(2) Pengimajian
Pengimajian atau daya bayang dapat diartikan sebagai kata atau
susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi.
Dengan pengimajian yang kuat, sebuah puisi akan dapat dipahami
seolah-olah sebagai suatu karya yang dapat dilihat, dirasakan, dan
didengar.
(3) Kata konkret
Kata konkret merupakan penyebab dari pengimajian. Kata konkret
akan menimbulkan suatu efek imajinasi yang kuat. Menurut
Jabrohim dkk. (2004: 41) kata konkret adalah kata-kata yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
digunakan untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau
suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
(4) Bahasa figuratif
Bahasa figuratif atau majas merupakan bahasa yang digunakan
untuk mengiaskan ungkapan yang ingin disampaikan oleh penyair.
Sebagaimana sifat puisi yang kabur makna, penggunaan majas oleh
penyair akan sangat berperan di dalam menciptakan efek
multitafsir puisi tersebut. Bahasa figuratif akan lebih dijabarkan
lebih mendalam dalam subbab tersendiri.
(5) Rima
Rima adalah pengulangan bunyi pada puisi untuk memberikan
unsur keindahan pada puisi. Dengan rima ini, puisi akan lebih
hidup dan enak untuk dibaca. Puisi tidak hanya kental makna tetapi
juga mempertimbangkan unsur keindahan bahasa.
(6) Tata wajah/tipografi
Tata wajah atau tipografi merupakan unsur pembeda penting
dengan genre sastra yang lain. Tipografi puisi merupakan cara
penyajian penyair di dalam mengungkapkan perasaannya pada
sebuah puisi.
b). Struktur batin puisi
(1) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari seluruh isi yang
dikemukakan penyair dalam puisinya. Tema bersifat khusus yaitu
mengacu pada penyair, objektif, dan lugas. Tema yang biasanya
dipakai adalah ketuhanan, demokrasi, kritik sosial, perjuangan,
keadilan, keindahan alam, dan lain-lain.
(2) Nada dan Suasana
Nada adalah pengungkapan sikap penyair terhadap pembaca. Dari
sikap itu muncullah suasana puisi. Suasana puisi merupakan
konteks dan latar yang menjiwai isi. Nada yang biasa digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
adalah sinis, takut, gurauan, mencemooh, khusuk, filosofis dan
lain-lain seperti halnya suasana batin seseorang.
(3) Perasaan
Puisi merupakan pengungkapan perasaan dan pikiran penyairnya.
Segala yang tertulis dalam puisi mewakili suasana dan perasaan
penyairnya saat itu. Perasaan yang dipancarkan dalam puisi akan
dapat ditangkap kalau puisi tersebut dibaca apalagi dengan
deklamasi. Hal tersebut akan sangat membantu dalam menemukan
latar belakang perasaan puisi tersebut.
(4) Amanat
Amanat adalah pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap
oleh pembaca. Amanat menjadi sesuatu yang dapat dipetik
hikmahnya dari isi puisi tersebut. Amanat ini biasanya merupakan
hal yang ingin disampaikan atau yang dikehendaki oleh
penyairnya. Latar belakang dan pengalaman pembaca sangat
menentukan di dalam menemukan amanat yang ada dalam puisi.
Sedangkan Ricard (dalam Sutedjo dan Kusnadi, 2008: 47)
menjelaskan bahwa puisi itu mengandung unsur sebagai berikut:
a) Sense
Sense hakikatnya merupakan sesuatu yang diciptakan penyair lewat
dunia puisi yang digambarkannya. Di sinilah, maka sence ini
menyarankan akan pentingnya pemahaman dari gambaran puisi ini
secara umum. Sekilas, siratan puisi tertentu dapat dilihat dari apa
yang disampaikan penyair puisinya.
b) Subject matter
Subject matter sesungguhnya merupakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam bait-bait puisi atau pokok pikiran yang ditemukan
dalam bangunan puisi.
c) Felling
Felling berkaitan dengan sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkan di dalam puisi. Objektivitas penyair dalam puisi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
seringkali memang sulit, sebaliknya subjektivitas inilah yang
melatarbelakangi sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran dalam
puisi yang ditulisnya.
d) Tone
Tone berkaitan dengan sikap dan perasaan penyair kepada pembaca.
Untuk mengetahui sikap penyair kepada pembaca, maka yang perlu
dipahami adalah sikap penyair terhadap pokok masalah yang
dikemukakannya.
e) Theme
Theme (tema) ini dapat diturunkan sebagai sebuah konsep ide dasar
apakah yang melatarbelakangi puisi itu tercipta. Masalah yang
melatarbelakangi dan hal yang membingkai tentu merupakan hal
penting dalam menemukan tema dalam puisi.
4). Ciri-ciri Kebahasaan Puisi
Puisi memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan karya sastra
yang lain. Ciri-ciri puisi tersebut yang disebut juga sebagai struktur fisik
puisi menurut Waluyo (2005: 2) adalah sebagai berikut:
a) bahasa yang dipadatkan
b) pemilihan kata yang khas dan penuh makna
c) kata-katanya konkret
d) memiliki pengimajian atau pencitraan yang cukup kuat
e) memiliki irama atau ritme bunyi di dalam diksinya
f) memiliki tata wajah yang khas
c. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
1) Pengertian Keterampilan Menulis Puisi
Menulis puisi adalah kegiatan produktif yang lahir dari ekspresi
pribadi seseorang. Kepandaian menulis puisi bergantung pada pengalaman
menulis puisi. Menurut Wiyanto dalam Arief Sudibyo (2008: 2)
kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang
yang merasa tidak mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, tetapi bakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tidak berarti tanpa ada pelatihan. Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat
pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan terampil dalam
menulis puisi. Jadi, menulis puisi termasuk jenis keterampilan, seperti
halnya jenis keterampilan lainnya, pemerolehannya harus melalui belajar
dan berlatih, semakin sering belajar dan semakin giat berlatih, tentu
semakin cepat terampil.
2) Langkah-langkah Menulis Puisi
Sutedjo dan Kasnadi (2008: 50) mengungkapkan langkah-langkah
praktis menulis puisi dengan mempertimbangkan unsur pembangun yang
ada. Semakin kreatif dalam menapaki langkah-langkah tersebut, tentunya
semakin cepat dan mudah pula untuk mampu menuliskannya. Adapun
langkah-langkah praktis menulis puisi secara umum adalah sebagai berikut.
a) Pemilihan aliran
Dikenal banyak sekali aliran dalam sastra Indonesia, misalnya;
realisme, naturalism, idealism, romantisme, dan sebagainya. Jika
penyair bertindak sebagai “juru potret” kehidupan, maka penyair
tersebut masuk ke dalam aliran realisme, tetapi jika penyair memilih
mengekspresikan kejiwaan dan pikirannya, maka penyair tersebut
tergolong penyair dengan aliran ekspresionisme.
b) Pemilhan tema
Seorang penyair sering kali mengangkat tema dalam ekspresi
kepenyiarannya. Tema dalam kepenulisan puisi menunjukkan masalah
apa yang diangkat dalam puisi. Tema yang sering diangkat menjadi
sebuah puisi, misalnya; politik, sosial, adat, keagamaan, keluarga,
nasionalisme, cinta remaja, idola, dan sebagainya.
c) Penentuan jenis puisi
Puisi terdiri dari berbagai jenis, misalnya; puisi kamar, puisi
pamfletis, puisi hymne, puisi ode, dan sebagainya. Oleh karena itu,
penyair perlu memperhatikan jenis puisi yang cocok dengannya.
d) Pencarian ide (ilham)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pengalaman para penyair dalam memperoleh ide (ilham) ini
beragam. Misalnya; melalui perenungan, membaca puisi karya orang
lain, mengamati realitas sosial, menonton film, membaca berita,
mengamati lingkungan sekitar, pengalaman pribadi, dan sebagainya.
e) Mengeramkan ide (inkubasi)
Ibarat telur, ide (ilham) butuh dijelaskan. Oleh karena itu, sebelum
ditetaskan maka ide tersebut perlu melalui proses inkubasi atau
pengeraman. Tahap ini merupakan tahap persiapan untuk mewujudkan
ide tau gagasan yang telah dikandung, melintas-lintas, atau ide-ide yang
selalu membayangi. Inkubasi akan dapat”menetaskan” karya dengan
kematangan umur yang dapat dibanggakan.
f) Pemilihan diksi (kata) yang padat dan khas
Kata-kata dalam puisi ibarat roh mutiara yang akan memantulkan
cahaya estetis yang penting untuk dipahami. Oleh karena itu, kata-kata
yang digunakan dalam sebuah puisi tentunya bukan kata-kata biasa,
tetapi kata-kata khas, padat, dan bermakna. Untuk itu, kata-kata dalam
puisi biasanya bersifat konotatif (gramatik), kias, bahkan simbolik.
g) Pemilihan permainan bunyi
Salah satu sarana untuk mewujudkan citraan (imagery) penyair
adalah penggunaan bahasa puitis dengan mengandalkan permainan
bunyi. Aspek bunyi ini seringkali mendominasi penulisan puisi.
Penggunaan bunyi juga dapat memberikan gambaran citraan terhadap
pembaca.
h) Pembuatan larik yang menarik
Larik yang menarik dalam puisi biasanya banyak menggunakan
permainan, bunyi, baik rima maupun pilihan kata. Biasanya permainan
bunyi ini dimaksudkan untuk menciptakan nada dan suasana dalam puisi
sehingga akan tampak sikap penyair di dalam puisi yang ditulisnya.
i) Pemilihan pengucapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Cara pengucapan adalah ciri khas seorang penyair. Gaya
pengucapan ini berkaitan juga dengan penggunaan gaya bahasa
seseorang maupun penggunaan imaji (citraan) pilihan.
j) Pemanfaatan gaya bahasa
Salah satu sarana untuk mewujudkan estetika bahasa puisi adalah
gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan sarana yang banyak digunakan
penyair untuk mengungkapkan pengalaman kejiwaan ke dalam sebuah
karya puisi. Gaya bahasa ini meliputi; majas perbandingan, majas
pertentangan, dan majas pertautan.
k) Pemiliha tipografi
Tipografi atau sering disebut dengan tata bentuk puisi ini
merupakan aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam menulis dan
memahami puisi. Oleh karena itu, pilihan tipografi tertentu akan
membantu mengekspresikan isi dan maksud pesan penyair yang ingin
disampaikan kepada pembaca.
l) Pemuatan aspek psikologis (kejiwaan)
Aspek psikologis ini berkaitan erat dengan kesatuan pengucapan
seorang penyair. Di samping dipengaruhi oleh kejiwaan penyair terhadap
suatu persoalan, puisi yang mengandung aspek psikologis ini akan
melahirkan tone (nada) dalam puisi. Nada, secara umum berkaitan
dengan sikap penyair terhadap pembaca berkaitan dengan feeling (sikap)
yang dituangkan terhadap persoalan (masalah).
m) Pemuatan aspek sosiologis (sosial kemasyarakatan)
Aspek sosiologis dalam puisi seringkali menjadi “kekuatan” puisi
yang menarik untuk dicermati. Aspek sosiologis ini berkaitan dengan
kesatuan pengucapan seorang penyair. Pengucapan dan aspek sosiologis
puisi seringkali melahirkan puisi-puisi yang berbobot dan berkualitas.
n) Pemilihan judul yang menarik
Pemilihan judul yang menarik menjadi hal yang harus dipikirkan
dalam menulis puisi. Sebuah judul yang baik harus mencerminkan isi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
puisi di satu sisi dan di sisi yang lain penting untuk mempertimbangkan
aspek kemenarikan seperti indah, padat, dan bernas.
2. Metode Field Trip
a. Hakikat Metode Pembelajaran
1) Pengertian Metode Pembelajaran
Sanjaya (2008: 147) mengatakan bahwa metode, adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara
optimal. Hal ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian metode
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan guru dalam mengajar tergantung dengan metode apa yang
digunakan.
Menurut Ilam Maolani (2007: 1) “Metode secara harfiah berarti cara.”
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan
suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta
dan konsep-konsep secara sistematis. Sementara itu, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 56)
menerangkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan”. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena
tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Dengan
demikian, metode pembelajaran berarti cara yang berisi prosedur baku
untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa.
Metode pembelajaran memiliki tiga kedudukan, sebagai berikut:
a) Memotivasi ekstrinsik sebagai alat pembangkit motivasi belajar.
b) Metode sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan
individual anak didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat
meningkatkan daya serap materi bagi siswa dan berdampak langsung
terhadap pencapaian tujuan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di
dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu, (Lif Khoiru Ahmadi, dkk,
2011:131).
Menurut Surachman dalam Suryobroto (2002: 148), mengatakan
bahwa “metode pengajaran” adalah cara pelaksaaan proses pengajaran atau
saat bagaimana sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa”. Dalam
proses belajar mengajar, penggunaan metode mengajar tidaklah sama
untuk setiap pokok bahasan, metode yang tidak tepat salam proses belajar
akan menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar atau dapat
menyebabkan siswa menjadi plajar yang pasif, sehingga hasil belajar
rendah.
Berbicara tentang metode tentu tidak lepas dari pengertian pendekatan
dan teknik. Ketiga hal tersebut saling berhubungan dan terkait
antarpengertiannya. Pendekatan merupakan cara dalam mendekati sebuah
objek kajian. Sebagaimana Sangidu (2004: 12-14) pendekatan merupakan
proses, perbuatan atau cara mendekati. Lebih jelasnya lagi dapat diberikan
bahwa pendekatan merupakan proses melakukan langkah konkret dalam
usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh peneliti.
Lif (2011: 131) menyatakan bahwa dilihat dari pendekatannya,
terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu:
a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa.
b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan, selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Lif Khoiru, 2011: 131) mengemukakan empat unsure strategi dari setiap
usaha yaitu:
a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b) Mempertimbangkan dan memilih jalan penedekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang
akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Lebih spesifik lagi metode adalah yang berasal dari kata methodos
dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Sangidu memberikan
batasan bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk
memulai pelaksanaan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Metode berkaitan erat dengan teknik. Adapun teknik
merupakan cara melakukan sesuatu berhubungan dengan objek penelitian.
Dengan kata yang sederhana, metode merupakan cara yang harus
dikerjakan sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode
tersebut (Sudaryanto dalam Sangidu, 2004: 14). Keduanya digunakan
untuk meunjukkan konsep yang berbeda tetapi berhubungan langsung
dalam operasionalnya.
Dari batasan inilah dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan proses
membelajarkan siswa terhadap suatu objek. Metode atau cara mengajar
merupakan alat untuk pencapain tujuan, guru memerlukan pengetahuan
tentang tujuan itu sendiri, oleh karena itu, perumusan tujuan merupakan
persyaratan penting sebelum seorang guru menentukan metode mangajar
yang tepat. Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menumbuhkan
minat siswa, semakin banyak variasi metode mengajar yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kepada siswa, maka akan menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk
mau belajar. Metode pembelajaran pada dasarnya merupakan turunan dari
sebuah pendekatan pembelajaran. Dalam hal ini pendekatan sastra.
Pendekatan pembelajaran sastra ada empat menurut Abrams dalam
Ghazali (2002: 120). Keempat pendekatan pembelajaran sastra itu adalah
pendekatan objektif, pendekatan ekspresif, pendekatan mimetik dan
pendekatan pragmatik. Selanjutnya pendekatan ini dapat dijabarkan
menjadi beberapa metode. Metode yang dimaksud bervariasi bergantung
pada jenis pendekatannya, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)
laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode yang akan
diuraikan terbatas pada metode yang akan digunakan yaitu metode field
trip.
b. Hakikat Metode Field Trip
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis
adalah pendekatan berbasis pengalaman atau the experiental approach. Metode
mengajar melalui the expreiantial approach ini mengacu pada teori atau
pendekatan pengajaran menulis yang dikemukakan oleh Judy dalam Laisouw
(2008: 16) “gagasan utama dari pendekatan ini adalah hubungan bahasa dengan
pikiran”. Kesalahan dalam berbahasa akibat kesalahan dalam berpikir, yang
tentunya proses berpikir didasari oleh pengalaman. Lebih lanjut, dikatakn
bahwa “tujuan dikembangkan metode field trip adalah untuk mengembangkan
landasan pengalaman siswa”.
Kemampuan mengungkapkan, memperluas bahkan mempelajari dan
mengkaji kembali pengalaman mereka merupakan proses metode field trip.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Metode field trip sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 192-
193) dengan istilah “ pendekatan berbasis pengalaman merupakan suatu proses
belajar mengajar yang berfokus atau menekankan pengalaman siswa, baik
pengalaman intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motorik”. Lebih lanjut
dikatkan oleh Sukmadinata bahwa “ pendekatan pembelajaran berbasis
pengalaman sesungguhnya hanya melanjutkan dan menformalkan proses
kehidupan, dan perkembangan. Perkembangan manusia dicapai melalui
serentetan, mengecap, dll.” Pengalaman beripikir seperti mengingat,
menganggap, mengkhayal, berfantasi, mengasosiasikan, menguraikan,
memadukan, menafsirkan, menyimpulkan, memecahkan masalah. Pengalaman
sosial seperti: berelasi, berkomunikasi, berinteraksi, bekerja sama, memimpin,
dipimpin. Pengalaman emosional seperti: menyenangi, menghargai,
mengagumi, mencintai, atau disegani. Dalam metode field trip pengalaman-
pengalaman hidup siswa sengaja dibuat dan diciptakan sehingga menjadi
terencana, lebih sistematis, disadari, diarahkan dan terbimbing.
1) Pengertian Metode Field Trip
Metode field trip pada hakikatnya hampir sama dengan teknik pengamatan
objek. Teknik pengamatan objek secara langsung dekat sekali dengan alam
lingkungan sekitar, sedangkan metode field trip dapat diartikan kunjungan atau
karyawisata pada tempat tertentu dengan tujuan menciptakan pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan. Metode pembelajaran tidak akan berhasil
apabila tidak ada metode yang benar-benar cocok untuk pembelajaran tersebut.
Penelitian ini mengggunakan metode field trip dalam pembelajaran menulis
puisi yang dikhususkan pada siswa SMP. Pada dasarnya siswa senang dengan
kenyataan atau realita yang, langsung dilihat oleh siswa. Oleh sebab itu siswa
akan lebih peka atau lebih terangsang untuk mengekspresikan sesuatu yang
dirasakannya. Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas
namun dapat dilakukan di luar kelas, seperti yang telah disebutkan tadi yaitu
menggunakan metode field trip atau mengamati objek pada lingkungan di luar
kelas secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut Checep, metode field trip adalah cara penyajian dengan
membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Field trip
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, yang dapat merangsang
kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan actual, siswa dapat mencari
dan mengolah sendiri informasi.
Dalam hal ini, Sagala (2006: 176) menyatakan bahwa belajar yang
menyenangkan dapat dilihat dari: (1) tidak tertekan; (2) bebas berpendapat; (3)
tidak ngantuk; (4) bebas mencari objek; (5) tidak jemu; (6) berani berpendapat;
(7) belajar sambil bermain; (8) banyak ide; (9) santai tapi serius; (10) dapat
berkomunikasi dengan orang lain; (11) tidak merasa canggung; (12) belajar di
alam bebas; (13) tidak takut. Oleh karena itu, salah satu metode yang dapat
digunakan dan menjadi alternatif bagi guru untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang tidak kaku dan mengembangkan kreativitas siswa dalam
pembelajaran menulis puisi adalah field trip.
Metode field trip juga sangat bermanfaat dalam pembelajaran puisi.
Hakikat menulis puisi merupakan hasil rekaman dari peristiwa atau gambaran
objek menarik yang dituangkan melalui pikirannya ke dalam bahasa tulis.
Dengan metode ini diharapkan dapat menggugah siswa dalam berekspresi yang
dituangkan dalam puisi, dengan cara siswa mengamati suatu objek, misalnya
saja objek alam yang berupa alam bebas seperti pegunungan atau pantai lepas.
Menurut Roestiyah (2008: 85) field trip bukan sekedar rekreasi, tetapi
untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Pendapat
tersebut senada dengan Sagala (2006: 214) mengatakan bahwa metode field
trip adalah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi
pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah.
Mulyasa (2005: 112) mengatakan bahwa metode field trip merupakan
suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah. Meskipun field trip memiliki banyak hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat dicapai, terutama
berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat simpulkan bahwa metode field trip
adalah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau objek tertentu di lingkungan luar kelas dengan maksud untuk belajar.
Setiap metode yang digunakan sudah pasti mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Menurut Suhardjono dalam Sukmadinata (2004: 85)
mengungkapkan bahwa metode field trip memiliki keunggulan seperti :
a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung.
b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam
kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya.
c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari
sehingga lebih berhasil.
d) Memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat di mana peserta
ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Menurut Sagala (2006: 215) metode field trip mempunyai beberapa
kebaikan, sebagai berikut:
a) anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beragam dari
dekat,
b) anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan
mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan,
c) anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan
dengan melihat, mendengar, mencoba, atau membuktikan secara langsung,
d) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the spor dan,
e) anak didik dapat mempelajari sesuatu secara internal dan komprehensif.
Sebelum field trip digunakan dan dikembangkan sebagai metode
pembelajaran, dalam pengajaran metode field trip hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut Mulyasa (2005: 112) sebagai berikut:
a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar
mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.
d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-
sumber belajar dalam field trip menunjang dan sesuai dengan tuntutn
kurikulum.
e) Membuat dan mengembangkan program field trip secara logis, dan
sistematis.
f) Melaksanakan field trip sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek
pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
g) Menganalisis apakah tujuan field trip telah tercapai atau tidak, apakah
terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat
ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat
laporan field trip dan catatan untuk bahan field trip yang akan datang.
2) Karakteristik Metode Field Trip
Metode field trip adalah cara untuk menguasai materi pembelajaran oleh
siswa dengan membawa siswa langsung ke objek yang terdapat di luar kelas.
Metode ini juga dikenal dengan ekkelas atau lingkungan kehidupan nyata,
dengan tujuan supaya siswa dapat mengamati atau mengalami secara
langsung.
Metode ini diterapkan karena objek yang diamati terdapat di luar kelas.
Selain itu, pengalaman langsung dapat membuat siswa lebih tertarik pada
pembelajaran yang diikutinya, sehingga siswa lebih ingin mendalami masalah
yang diamati dengan mencari informasi dari buku dan sumber lainnya yang
ada kaitannya dengan apa yang diamati, metode ini bisa menumbuh
kembangkan rasa cinta terhadap alam sekitar ciptaan Tuhan. Metode ini juga
dapat member hiburan kepada siswa dan mereka merasa lebih senang dalam
belajar sehingga para siswa dapat menumbuhkan kreativitasnya.
Banyak pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru dalam usaha
untuk membuat siswa salah satunya adalah metode field trip. Metode ini
bukanlah metode yang paling ampuh dalam belajar mengajar tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
merupakan salah satu alternatif dari sekian banyak metode yang ada. Metode
field trip banyak memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, sehingga
pengajaran menjadi lebih hidup karena siswa merasa nyaman dengan objek
yang diamati, Djamarah(2005: 240).
3) Tujuan Pembelajaran Metode Field Trip
Setiap ada perencanaan sudah pasti mempunyai tujuan. Dalam proses
belajar mengajar metode field trip mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh
pengalaman dilapangan dari objek yang dilihatnya.
b) Menghayati tugas atau pekerjaan seseorang serta dapat bertanya
langsung, dengan demikian mereka mampu memecahkan persoalan
yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum.
c) Mereka bisa melihat, mendengar, meneliti, dan mencoba apa yang
dihadapinya, supaya dapat mengambil kesimpulan, sekaligus dalam
waktu yang sama ia bisa mepelajari beberapa mata pelajaran.
c. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Field Trip
1) Pengertian Pembelajaran
Menurut Corey dalam Sagala (2011: 61) Pembelajaran adalah suatu
proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Rusman (2010: 1) mengatakan bahwa pembelajaran adalah merupakan
suatu sistim yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih metode pembelajaran apa yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dan pendidik yang
direncanakan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Pembelajaran sebagai proses belajar
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas beripikir yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa, serta dapat meningkatkan merekontruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pelajaran.
2) Penerapan metode field trip dalam pembelajaran menulis puisi
Metode field trip akan bermanfaat jika diterapkan dalam pembelajaran
menulis puisi. Metode ini dapat membangkitkan ide dalam berekspresi
yang dituangkan dalam bentuk puisi dengan cara mengamati suatu objek
secara langsung, misalnya siswa di ajak ke suatu tempat seperti melihat
pemandangan yang dihiasi dengan hamparan sawah yang hijau nan indah.
Dengan adanya objek atau lingkungan tertentu, siswa dapat dengan mudah
menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan seperti puisi.
Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menerapkan metode field
trip dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a) Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah
persiapan ini adalah:
(1) Guru menentukan tujuan yang diharapkan dicapai oleh para siswa,
dan siswa diberitahu tujuan dari pembelajaran tersebut, agar siswa
mengerti tujuan yang akan dilakukannya.
(2) Menentukan objek yang akan diamati. Dalam hal ini guru
menentukan objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran
menulis puisi. Diusahakan objek yang diamati adalah objek yang
dekat dengan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang lama.
(3) Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek. Oleh
karena itu siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan
sesuai dengan yang diharapkannya.
b) Langkah Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran di tempat objek yang
telah dipilih. Siswa mengamati objek secara langsung kemudian siswa
mencoba mengungkapakan apa yang dilihat, apa yang dirasakan oleh siswa,
dan setelah mendapatkan kata konkret melalui objek yang dilihatnya
kemudian siswa merangkai kata tersebut menjadi puisi.
c) Tindak lanjut
Setelah melakukan pengamatan objek secara langsung dan megerjakan
apa yang ditugaskan oleh guru yaitu menulis puisi dengan metode field trip,
maka siswa diharapkan untuk kembali ke kalas. Dalam kelas tersebut guru
mencoba melihat hasil puisi yang ditulis siswa.
d. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Field Trip
Menurut Nurgiantoro,(2009: 5) penilaian adalah suatu proses untuk
mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman juga mengartikan penilaian
sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan,
proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau
kriterian yang telah ditentukan (dalam Nurgiantoro, 2009 : 5). Penilaian adalah
proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal),
analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.
Suwandi (2008a: 15) mendifinisikan penelitian suatu proses untuk
mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai
dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.
Penilaian menurut Griffin dan Nix (1991 Depdiknas, 2004: 9) adalah suatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang atau sesuatu. Penilaian dalam hal ini adalah interpretasi dan
deskripsi pencapaian belajar siswa atau peserta didik. Dengan demikian, proses
penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian
belajar siswa atau peserta didik.
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Penentuan nilai suatu objek memerlukan ukuran atau criteria.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2009:
3).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan suatu proses untuk mengetahui perkembangan, kemajuan atau hasil
yang dicapai oleh yang melakukan kegiatan atau proses tersebut (siswa).
Penilaian ini menggunakan dua bentuk penilaian, yaitu penilaian proses dan
penilaian hasil dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi. Adapun teknik
penilaian hasil yang digunakan dalam kegiatan menulis puisi ini yaitu teknik
penilaian uji petik kerja produk. Menurut Suwandi (2008a: 82) teknik ini perlu
dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan tertentu. Penilaian keterampilan menulis puisi dalam penelitian ini
meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Adapun pedoman penilaian
menulis puisi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penilaian Proses
Tabel 1. Kerangka Pedoman Penilaian Proses
No Nama Perilaku Amatan
Skor Nilai Ket. Perhatian &
Konsentrasi
Kemandirian Keaktifan
(Diadaptasi dari Sarwiji Suwandi, 2008 a: 87)
Catatan :
a. Kolom perilaku amatan diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut:
5 = amat baik
4 = baik
3 = sedang
2 = kurang
1 = sangat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Kolom nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku amatan.
Nilai = jumlah skor x 100
15
c. Kolom keterangan diisi dengan kriteria berikut:
Skor 13-15 = amat baik
Skor 10-12 = baik
Skor 7-9 = sedang
Skor 4-6 = kurang
Skor 1-3 = sangat kurang
Keterangan :
a) Perhatian dan Konsentrasi
Skor 5 : jika siswa benar-benar memerhatikan ketika guru
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran,
tidak melalum, mengantuk, atau melihat ke luar ruangan
dan mencatat semua materi dan penjelasan yang
diberikan oleh guru.
Skor 4 : jika siswa memerhatikan ketika guru melakukan
apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran, tidak
melalum, mengantuk, atau melihat ke luar ruangan dan
kadang-kadang hanya mencatat materi.
Skor 3 : jika siswa sudah tidak terlihat melamun, mengantuk,
atau melihat ke luar ruangan, namun beberapa kali siswa
masih berbincang-bincang dengan teman semejanya
sehingga tidak begitu memerhatikan ketika guru
melakukan apersepsi dan menjelaskan materi pelajaran.
Skor 2 : jika siswa beberapa kali masih terlihat melamun,
mengantuk, melihat ke luar ruangan, masih sibuk dengan
aktivitasnya masing-masing, dan memerhatikan ketika
guru melakukan aprersepsi dan menjelaskan materi
pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Skor 1 : jika siswa sering melamun, mengantuk, melihat ke luar
ruangan, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, tidak
memerhatikan ketika guru melakukan apersepsi dan
menjelaskan materi.
b) Kemandirian
Skor 5 : jika siswa menulis puisi secara mandiri tanpa bantuan
teman, guru, maupun menyadur puisi yang sudah ada
sebelumnya.
Skor 4 : jika siswa mampu menulis puisi sendiri dan hanya
bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan.
Skor 3 : jika siswa mampu menulis puisi tetapi masih meminta
bantuan dari guru dan temannya.
Skor 2 : jika siswa belum begitu mampu menulis puisi dan
masih mengandalkan bantuan teman, guru, maupun
mencari inspirasi dari buku.
Skor 1 : jika siswa hanya mampu menyadur puisi milik
temannya atau puisi yang sudah ada sebelumnya.
c) Keaktifan
Skor 5 : jika siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, berani menannyakan tentang materi yang
belum dipahami, berani menyatakan pendapat dan aktif
ketika berdiskusi.
Skor 4 : jika siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, berani menanyakan tentang materi yang
belum dipahami, berani menyatakan pendapat tetapi
masih sedikit keterlibatan dalam diskusi.
Skor 3 : jika siswa mau menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, berani menanyakan tentang materi, tetapi
belum berani menyatakan pendapatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Skor 2 : jika siswa sudah mau menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, tetapi masih belum berani bertanya
tenang materi yang belum dipahami.
Skor 1 : jika siswa tidak mau menjawab pertanyaan guru dan
tidak berani bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
2) Penilaian Hasil
Tabel 2. Kerangka Penilaian Hasil Menulis Puisi
No Aspek yang Dinilai
Kesantunan
Makna
Diksi Rima/
Persajakan
Gaya
Bahasa
Imaji
a) Aspek Kesantunan Makna
Skor 3 : jika puisi siswa banyak menggunakan makna kias dan
makna lambang.
Skor 2 : jika puisi siswa sebagian menggunakan makna kias dan
makna lambang tetapi masih terdapat banyak makna lugas.
Skor 1 : jika puisi siswa menggunakan lugas.
b) Diksi
Skor 3 : jika kata-kata yang digunakan estetis, padat, memikat, dan
bermakna.
Skor 2 : jika kata-kata yang digunakan kurang estetis, padat,
memikat, dan bermakna.
Skor 1 : jika kata-kata yang digunakan tidak estetis, padat,
memikat, dan bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c) Persajakan/Rima
Skor 3 : jika terdapat banyak perulangan bunyi/rima sehingga
mampu menimbulkan efek keindahan yang tinggi.
Skor 2 : jika hanya terdapat beberapa perulangan bunyi/rima
namun sudah cukup menimbulkan efek keindahan.
Skor 1 : jika tidak terdapat atau sedikit sekali terdapat perulangan
bunyi/rima sehingga sama sekali tidak menimbulkan efek
keindahan.
d) Gaya Bahasa/ Bahasa Kiasan
Skor 3 : jika terdapat banyak gaya bahasa/bahasa kiasan dalam
puisi siswa.
Skor 2 : jika hanya terdapat beberapa gaya bahasa/bahasa kiasan
dalam puisi siswa.
Skor 1 : jika tidak terdapat atau sedikit sekali gaya bahasa/bahasa
kiasan dalam puisi siswa.
e) Pengimajian
Skor 3 : jika terdapat banyak pengimajian dalam puisi siswa.
Skor 2 : jika hanya terdapat beberapa pengimajian dalam puisi
siswa.
Skor 1 : jika tidak terdapat atau sedikit sekali pengimajian dalam
puisi siswa.
Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
Perolehan skor
Nilai akhir = X skor ideal (100)
Skor maksimum
Sedangkan persentase keberhasilan pembelajaran menulis puisi dihitung
dengan rumus:
Nk (nilai komulatif)
Persentase keberhasilan = X 100 %
R (Jumlah responden)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
Keke Aritonang dalam jurnal pendidikan penabur – No.12/Tahun ke-8/Juni 2009,
yang berjudul ” Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar
Berbagai Peristiwa yang Terdapat dalam Surat Kabar”, menyimpulkan bahwa
pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan gambar berbagai peristiwa yang
terdapat dalam surat kabar ini sangat tepat dilaksanakan karena dapat
meningkatkan kualitas proses dah hasil menulis puisi siswa.
Eugene D. Gennaro (1981) dalam jurnal pendidikan, berkaitan dengan
pembelajran Science no. 275, Mei tahun 1981, yang berjudul “The Effectiveness of
Using Previsit Instructional Materials on Learning for a Museum Field Trip
Experience”,menyimpukan bahwa pembelajaan dengan memanfaatkan wisata
alam dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam belajar, serta memperkaya
khasanah keilmuan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Yusuf Abdul Rahem (2006) dalam jurnal pendidikan Ilorin, volume 25,
2006, dengan judul penelitian “ Effect of Field Trip Method of Teaching on
Students Performance in Social Studies”, menyimpulkan bahwa metode field trip
lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam penelitian ini guru
diharapkan menjadi promotor untuk mengembangkan potensi dalam diri
siswanya. Guru tidak hanya sebagai pemandu jalannya proses belajar tetapi juga
sebagai fasilitator untuk menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif dalam
berkarya. Field trip juga dapat meningkatkan motivasi dalam diri untuk terus
bereksplorasi, melakukan discoveri, belajar by experience, pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan.
Siti Zulaikhoh (2009) dalam penelitian, yang berjudul”Penerapan Metode
Field Trip untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas
XI SMA Negeri I Ngemplak Kabupaten Boyolali”. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa: (1) penerapan metode field trip dapat meningkatkan
pembelajaran menulis. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian,
konsentrasi, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi yang
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sebesar 60% sedangkan pada siklus II siswa yang aktif meningkat menjadi 70%,
(2) penerapan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis. Hal ini ditandai dengan nilai hasil tulisan siswa yang mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai terendah siswa adalah 45 dan nilai tertinggi siswa
adalah 74. pada siklus II nilai terendah siswa adalah 50 dan nilai tertinggi siswa
adalah 80, (3) ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Dalam pretes hanya 10
siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar ( memperoleh nilai 65 ke atas). Pada
siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 38,09% atau sekitar 16 siswa
kemudian pada siklus II menjadi 75,6% atau sekitar 31 siswa.
Sri Endang (2008) dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 11, No. 1,
Pebruari 2010: 71-87, yang berjudul “ Optimalisasi Kemampuan Menulis Puisi
dengan Teknik Gali Kunci Kelas VIII B SMA Negeri Purworejo.” Dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa menulis puisi dengan teknik gali kunci dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Peningkatan itu
diketahui dari hasil pada siklus I sebesar 74,20% menjadi 82,72% pada siklus
kedua. Terjadi peningkatan sekitar 8,52%. Ditinjau dari ketuntasan belajar, teknik
ini juga dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar. Pada siklus
pertama ketuntasan klasikal sebesar 86 %, sedangkan pada siklus kedua
ketuntasan klasikal mencapai 100%.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi terkadang menjadi
pembelajaran yang membosankan apalagi jika metode dan media yang digunakan
bersifat konvensional. Akibat dari hal itu, siswa menjadi tidak tertarik dan pasif
sehingga kemampuan menulis siswa rendah. Adanya penggunaan metode
diasumsi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Field trip
sebagai salah satu metode pembelajaran diasumsi dapat meningkatkan aktivitas
tersebut, terutama menulis puisi siswa.
Fieid trip yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar
kelas merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan siswa dengan objek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dituju. Hal ini dilakukan karena dalam pembelajaran menulis puisi perlu adanya
observasi langsung pada suatu objek yang akan dijadikan sumber penulisan puisi.
Metode ini memberikan motivasi pada siswa untuk mengembangkan
imajinasi dan gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk puisi. Siswa diajak
untuk mengamati objek secara langsung sehingga siswa akan lebih mudah
mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakannya ke dalam bentuk puisi.
Dengan digunakan metode field trip diharapkan kemampuan menulis puisi
siswa meningkat. Metode ini juga diharapkan dapat memudahkan siswa dalam
menuangkan imajinasinya ke dalam bahasa puitis sehingga dapat menciptakan
karya yang berkualitas serta menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
Adapun kerangka berpikir dalam pembelajaran menulis puisi dengan metode
fiald trip dapat dilihat pada gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Pembelajaran Menulis Puisi
pada Siswa Kelas 8 D SMP
Negeri 3 Jatisrono
Sebelum tindakan
dengan metode
konvensional /
pembelajaran di kelas
Selama tindakan
dengan metode field trip
Prosedur Penelitian :
o Guru melakukan
apersepsi
o Guru menjelaskan
materi dengan
metode ceramah
o Guru memberikan
tugas menulis puisi
bebas pada siswa
Prosedur Penelitian:
o Guru melakukan apersepsi
o Guru menjelaskan materi,
dan membagi siswa ke
dalam kelompok
o Guru menggunakan
metode field trip dalam
pembelajaran dengan
mengunjungi kawasan
lingkungan sekolah
o Siswa mengamati objek
secara langsung
o Guru memberi tugas untuk
membuat puisi bebas
Kulaitas Proses Pembelajaran
o Siswa Pasif
o Siswa kurang termotivasi Kualitas Proses Pembelajaran
o Siswa aktif
o Siswa termotivasi
Kualitas Hasil
Kualitas menulis puisi siswa
kurang
Kualitas Hasil
Kualitas menulis puisi siswa
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
D. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan metode field trip dalam pembelajaran menulis puisi
akan membantu siswa dalam kegiatan menulis puisi sehingga dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi. Dengan
demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan metode field trip
dapat meningkatkan kualitas proses dan keterampilan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Jatisrono, kabupaten Wonogiri.
Alasan pemilihan sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu: 1) karena di
SMP Negeri 3 Jatisrono khususnya di kelas 8 D masih terdapat masalah berkaitan
dengan pembelajaran menulis puisi, 2) sekolah tersebut belum pernah digunakan
sebagai objek penelitian sejenis sehingga dapat terhindar dari adanya penelitian
ulang, dan 3) sekolah tersebut terbuka untuk semua jenis penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai Mei 2012.
Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan
Kegiatan Penelitian
Bulan
Des Jan Feb Mart Apr Mei
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan
kepala sekolah dan guru
Bahasa Indonesia
b. Diskusi dengan guru untuk
mengiden-tifikasi masalah
pembelajaran dan merancang
tindakan
c. Menyusun proposal
penelitian
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen
penelitian (lembar observasi)
e. Mengadakan simulasi
pelaksanaan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
b. Siklus II
- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
3.Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan
2 siklus)
b. Menyusun laporan/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
B. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar,
khususnya pembelajaran menulis puisi yang terjadi di kelas 8 D. Subjek dari
penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia dan siswa kelas 8 D SMP Negeri 3
Jatisrono, Wonogiri.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Menurut Arikunto (2011: 3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
di kelas (Suhardjono dalam Arikunto, 2011: 58).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Prinsip utama dalam PTK adalah adanya pemberian tindakan yang
diaplikasikan dalam siklus-siklus yang berkelanjutan. Siklus yang berkelanjutan
tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam siklus tersebut
penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planing). Tahap
berikutnya adalah pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan
refleksi (reflecting) (Suharsimi, Arikunto dkk., 2011: 104). Keempat aspek
tersebut berjalan secara dinamis. PTK merupakan penelitian yang bersiklus.
Artinya, penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan
penelitian dapat tercapai.
Pendapat tersebut diperjelas oleh Subyantoro (2009: 114) bahwa “Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki praktis
pembelajaran dengan memanfaatkan penghayatan guru akan masalah pendidikan
dengan cara kolaboratif dan reflektif.”
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang menuntut kerjasama
peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah yang lain dengan maksud untuk
menciptakan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumen
Dokumen meliputi catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa berupa tulisan.
2. Informan
Informan yaitu seseorang yang dipandang mengetahui permasalahan yang
ingin dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah guru bahasa Indonesia
kelas 8 D dan siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono.
3. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa yang menjadi data dalam penelitian ini adalah objek
atau tempat yang akan digunakan guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembelajaran menulis puisi yang akan berlangsung di lingkungan yang telah
ditentukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran
menulis puisi untuk melihat perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang
sedang berlangsung. Sementara itu, observasi terhadap siswa difokuskan pada
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui metode
field trip.
2. Wawancara
Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara terhadap guru dan
sejumlah siswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang proses
pembelajaran menulis puisi dengan metode field trip, kesulitan yang dihadapi
serta informasi lain yang dibutuhkan peneliti.
3. Tes
Tes yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis puisi
sebelum dan sesudah adanya tindakan pemakaian metode field trip.
Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 68) pemberian tes dimaksudkan untuk
mengukur beberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian
tindakan. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan
kemampuan menulis siswa sesuai dengan siklus yang ada.
4. Angket
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta informan
untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian
yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari
informan yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin untuk diwawancarai satu
per satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
F. Uji Validitas Data
Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Triangulasi Metode
Teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang telah diperoleh dari
hasil observasi dengan data yang diperoleh dari data wawancara.
2. Triangulasi Sumber Data
Teknik ini dilakukan guna menguji suatu data yang diperoleh dari sumber
data yang berbeda.
3. Review Informan
Teknik ini digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan,
apakah data wawancara yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan
dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi
di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik ini
berdasarkan kajian teoretis yang telah dipaparkan di depan. Hasil analisis tersebut
kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan secara bersama antara guru
dengan peneliti.
H. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk mengukur indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4 halaman 47 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabe 4. Indikator Keberhasilan Menulis Puisi
Aspek Pencapaian
siklus
terakhir
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran menulis
puisi
75% Diamati saat pembelajaran dengan
lembar penilaian perilaku amatan.
Kemandirian siswa dalam
mengerjakan tugas dari
guru
75% Diamati saat pembelajaran menulis
puisi dengan lembar penilaian perilaku
amatan.
Perhatian dan konsentrasi
siswa saat mengikuti
pembelajaran menulis
puisi
75% Diamati pada saat pembelajaran dan
dihitung jumlah siswa yang
melakukan kegiatan menulis dengan
tepat
Kualitas hasil menulis
puisi siswa
80% Diukur dari hasil tes menulis puisi,
dilihat dari aspek kesantunan makna,
diksi, rima, gaya bahasa, dan
imajinasi.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari
awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suhardjono (dalam
Arikunto dkk, 2011: 74). Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap: (1)
perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3)
pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) yang dapat digambarkan
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2011: 74)
Prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Melakukan survei awal tentang pembelajaran menulis puisi di kelas 8 D
SMP Negeri 3 Jatisrono.
b. Mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis puisi yang terdapat di
kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono.
c. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan.
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan
data I
Perencanaan
Tindakan II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Perencanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/
Pengumpulan
data II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan dengan memanfaatkan metode field trip pada siklus
pertama dan kedua.
e. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan; serta
menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kerja siswa yang berupa
rubrik penilaian hasil kerja siswa berupa karya puisi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas 8 D SMP
Negeri 3 Jatisrono, melalui pengoptimalan pemanfaatan metode field trip. Setiap
tindakan menunjukkan peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam satu
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, serta (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
a. Rancangan Siklus I
1). Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
a) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang
akan dicapai.
b) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
(1) Guru membuka pelajaran.Guru memberikan apersepai mengenai
pengetahuan siswa terhadap jenis-jenis puisi untuk mengetahui
schemata mereka.
(2) Guru memberikan materi tentang puisi.
(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang sedang diajarkan. Guru bersama dengan
siswa melakukan field trip ke suatu tempat yang telah
ditentukan.
(4) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk
puisi berdasarkan hasil observasi.
2). Tahap Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I,
direncanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit,
sedangkan siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan 2x 40 menit. Tahap
ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
3). Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi
aktivitas pemanfaatan metode field trip pada proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis puisi
yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi
pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang
melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman
observasi yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk
mengambil gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi
dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan
tindakan berikutnya.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi
sehingga diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau
disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan
dengan meninjau kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap
tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk
mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan
tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan
yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Rancangan Siklus II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, yaitu
tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi,
didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus I (refleksi) sehingga kekurangan yang terjadi pada
siklus I tidak terjadi pada siklus II.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti
menyusun laporan mengenai keberhasilan metode field trip dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi di kelas 8 D SMP Negeri 3
Jatisrono berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan kelas menulis puisi, yang diterapkan pada siswa
kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono diperoleh dari hasil tes dan nontes yang terdiri
dari siklus I dan siklus II. Pada tes pra tindakan ini hasilnya diperoleh dari
persentase keberhasilan siswa yang tuntas mencapai batas KKM 70. Selanjutnya
dari hasil pratindakan digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran pada
siklus I, kemudian hasil penilaian atau evaluasi pembelajaran pada tahap siklus I
disempurnakan pada rancangan pembelajaran siklus II.
A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Jatisrono
SMP Negeri 3 Jatisrono terletak di Jalan Mloko, Desa Ngrompak
Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri. Sekolahan ini berada di daerah
pedesaan dan jauh dari kota, walaupun letak SMP ini di desa, tetapi memiliki
segudang prestasi. SMP Negeri 3 Jatisrono sudah terdaftar menjadi sekolah
standar nasional (SSN) dan terakreditasi A. Sekolah ini juga mampu bersaing
dengan sekolah-sekolah yang lain, khususnya wilayah wonogiri baik dalam
bidang akademik maupun non akademik. Suasana di sekitar sekolahan juga
sangat asri, bersih, dan jauh dari keramaian, sehingga nyaman dan cocok untuk
proses pembelajaran. Pegunungan dan pematang sawah yang mengelilingi sekolah
menambah keindahan SMP Negeri 3 Jatisrono dan dapat dijadikan pendukung
untuk pembelajaran di luar kelas.
Pada tahun 1990, di atas lahan kosong seluas 2 hektar yang dengan
persetujuan masyarakat sekitar juga dukungan dari berbagai pihak guna
memenuhi kebutuhan pendidikan akhirnya di bangun SMP Negeri 3 Jatisrono. Hal
tersebut tidak lepas dari partisipasi masyarakat yang secara bersama sama
membangunnya, hingga pada akhirnya tahun ajaran 1992-1993 SMP Negeri 3
Jatisrono memulai tahun ajaran pertama. Dengan memiliki empat kelas pertama di
waktu itu, SMP Negeri 3 Jatisrono mulai melangkahkan pijakan di dunia
pndidikan. Seiring waktu berkembang dari tahun ke tahun telah banyak sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
peningkatan di segala bidang mulai dari kualitas dan kuantitas juga partisipasi di
berbagai ivent, bahkan pelebaran dan penambahan fasilitas - fasilitas seperti lab
komputer yang sudah terkoneksi internet seperti sekarang ini. Hal itu di lakukan
guna memenuhi kebutuhan akan teknologi dan informasi yang semakin
maju,selain itu juga guna memenuhi standar sekolah nasional bersama bapak
Marino, S.Pd,.M.Pd. selaku kepala sekolah bertugas untuk memajukan sekolah
tersebut menjadi sekolah yang berkualitas dan bermutu tinggi baik dari guru
maupun anak didiknya.
Jumlah guru dan karyawan SMP Negeri 3Jatisrono pada tahun ajaran 2011 /
2012 yaitu sebanyak 48 orang menjabat sebagai guru, dan 13 orang yang
menangani tata usaha serta 1 orang sebagai penjaga sekolah atau tukang kebun.
Sebagian besar guru telah berstatus PNS.
SMP Negeri 3 Jatisrono mengikuti beberapa lomba di tingkat kabupaten,
seperti di bidang nonakademik Popda tahun 2012, siswa - siswi SMP N 3
Jatisrono mendapat juara I, II, III untuk kategori senam lantai tingkat SMP putri,
sedangkan kategori senam lantai putra hanya mendapat juara III.
Berikut uraian visi, misi, dan tujuan SMP Negeri 3 Jatisrono :
1. Visi Sekolah
“Cerdas, Terampil, Berbudaya Berdasar Iman dan Taqwa.”
Indikator :
a. Cerdas dalam prestasi akademik dan non akademik.
b. Terampil dalam dibidang teknologi dan Informasi.
c. Berbudaya yang tercermin dalam Etika, Praktika dan estetika.
d. Iman dan Takwa terhadap Tuhan yang maha Esa menurut agama dan
keyakinannya.
2. Misi Sekolah
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, misi SMP Negeri 3 Jatisrono,
sebagai berikut:
a. Mewujudkan pendidikan inovatif, peningkatan mutu dan perluasan akses
yang menghasilkan lulusan Cerdas, Terampil, Berbudaya Berdasar Iman
dan Taqwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, relevan dan berwawasan
kedepan.
c. Mewujudkan proses pembelajaran kontekstual secara aktif, kreatif dan
kualitatif baik intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.
d. Mewujudkan sistem penilaian yang sebenarnya (autentic assesment) baik
dalam proses maupun hasil pendidikan.
e. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan
tangguh.
f. Mewujudkan School Based Management (Manejemen Berbasis Sekolah)
dengan melibatkan seluruh stake holders dalam mewujudkan keberhasilan
sekolah.
g. Mewujudkan sarana prasarana pendidikan baik pembelajaran,
perpustakaan, laborat maupun sarana penunjang ekstra kurikuler.
h. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadahi, wajar dan adil.
i. Memberdayakan program Bimbingan dan Konseling dalam rangka
membantu peserta didik untuk dapat berprestasi secara optimal.
j. Mewujudkan pendidikan berbasis kecakapan hidup (Life Skill) baik intra
maupun ekstra kurikuler.
k. 11. Mewujudkan kemampuan kreatifitas, olah raga, seni dan budaya yang
tangguh dan kompetitif.
l. Mewujudkan budi pekerti luhur, sopan santun, etika, solidaritas serta
disiplin dalam kehidupan melalui kegiatan pembiasaan.
m. Mewujudkan perilaku yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan yang maha Esa menurut agama dan keyakinannya.
n. Menciptakan sekolah sehat yang tertib, bersih dan indah serta nyaman
pendukung wawasan wiyata mandala.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan Situasional atau sasaran yang akan dicapai tahun 2011/2012 adalah:
a. Pencapaian standar kompetensi lulusan ditandai tingkat kelulusan 100%,
NUAN diatas 75 dan masuk peringkat 20 besar Kabupaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Pencapaian standar isi yaitu tersedianya perangkat kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang lengkap dan relevan termasuk Silabus, Prota,
Promes, pemetaan Materi, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
c. Pencapaian standar proses yaitu semua guru melaksanakan pembelajaran
kontekstual dengan metode mengajar yang variatif, pemanfaatan alat dan
media pembelajaran serta penerapan mastery learning.
d. Pencapaian standar penilaian yaitu seluruh guru melakukan autentuc
assesment dan sistem pengolahan nilai melalui computer.
e. Pencapaian standar pendidik dan tenaga kependidikan yaitu guru
berpendidikan minimal S1, mengajar sesuai latar belakang ijazahnya dan
dapat mengimplementasikan Kurikulum SMP Negeri 3 Jatisrono serta
tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi di bidangnya.
f. Pencapaian standar pengelolaan dengan terselenggaranya School Based
Management (Manejemen Berbasis Sekolah) ditandai adanya administrasi
sekolah yang lengkap, terealisasinya Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dan dukungan masyarakat yang tinggi
g. Pencapaian standar sarana prasarana: 60% ruang belajar telah direhab dan
berlantai keramik, memiliki lab komputer yang lengkap, multi media dan
lab bahasa terealisasi minimal 60% sehingga secara bertahap menuju
SPM.
h. Pencapaian standar pembiayaan pendidikan yang memadahi, wajar dan
adil dengan partisipasi wali murid meningkat dari 20.000 per bulan
menuju minimal 30.000 per bulan persiswa dan pemberian bantuan
transport kepada 15 siswa miskin menuju terbentuknya 1 kelas Sekolah
gratis dengan Subsidi Silang.
i. Menghasilkan sistem program Bimbingan dan Konseling yang mampu
membantu mengembangkan peserta didik untuk berprestasi secara optimal
ditandai 100% siswa memanfaatkan jasa layanan.
j. Menghasilkan pendidikan berbasis kecakapan hidup (Life Skill) dibidang
ketrampilan 100% peserta ekstra menguasai dasar-dasar menjahit, 100%
siswa menguasai komputer, elekronika dan kelas unggulan dapat
berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
k. Menghasilkan prestasi dibidang kreatifitas minimal berprestasi di tingkat
Kabupaten untuk KIR, Pramuka, PMR, sepakbola, basket, serta dibidang
seni suara serta mampu berprestasi tingkat provinsi untuk atletik dan
senam lantai.
l. Menghasilkan budi pekerti luhur, sopan santun, etika, solidaritas serta
disiplin dalam kehidupan melalui kegiatan pembiasaan.
m. Menghasilkan perilaku yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan yang maha Esa menurut agama dan keyakinannya.
n. Pencapaian sekolah sehat yang tertib, bersih dan indah serta nyaman
pendukung wawasan wiyata mandala.
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-tindakan)
Survei kondisi prasiklus dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Dalam kegiatan survei ini dilakukan dengan cara observasi lapangan
dengan mengamati proses pembelajaran menulis puisi berlangsung, dan
penyebaran angket pada siswa, serta wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
dan siswa. Survei awal dilaksanakan pada hari Senin 6 Februari 2012 untuk
melihat proses pembelajaran menulis puisi serta wawancara dengan siswa dan
guru kelas. Sedangkan untuk pengisian angket dilakukan pada hari senin, 20
Februari 2012 untuk mengetahui minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran
menulis puisi dengan metode fied trip.
Dari hasil observasi prasiklus menunjukkan bahwa banyak siswa yang
menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia karena mereka beranggapan pelajaran
tersebut lebih mudah dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, selain itu
pemahaman materi tidak begitu memerlukan pemikiran yang berat. Materi Bahasa
Indonesia yang diminati siswa juga beragam ada yang menyukai kegiatan
menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Beberapa siswa yang kurang
berminat dalam menulis, beranggapan bahwa kegiatan menulis merupakan
keterampilan yang cukup sulit dibandingkan dengan keterampilan yang lainnya
khususnya menulis puisi. Menulis puisi menurutnya sulit karena butuh pemikiran
yang tinggi serta kata-kata indah untuk membentuk sebuah puisi. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
alasan siswa suka dengan kegiatan menulis disebabkan mereka memiliki motivasi
dan minat tinggi terhadap keterampilan menulis terutama keterampilan membuat
puisi.
Mayoritas siswa suka dengan cara mengajar guru yang menyenangkan.
Hanya saja, beberapa siswa memang merasakan kejenuhan sehingga mereka
kurang antusias dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang
konsentrasi, melamun, mengantuk, bahkan melakukan aktivitas yang lain seperti
berbicara dengan teman semejanya, membuat suasana ramai sehingga dapat
memecah konsentrasi siswa yang lain. Selama proses pembelajaran menulis puisi,
siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Hanya
sesekali guru terlihat memperingatkan atau menegur siswa yang perhatiannya
tidak terfokus pada proses pembelajaran.
Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung,
terlihat saat guru melontarkan pertanyaan berkaitan dengan materi menulis puisi
siswa tidak ada yang menjawab pertanyaan tersebut. Terbukti dengan hasil tes
menulis puisi yang menunjukkan kurang lebih 48,48% siswa yang memperoleh
nilai di atas batas tuntas 70, hal ini menandakan bahwa nilai menulis puisi siswa
masih tergolong rendah.
Dari pengamatan proses pembelajaran berlangsung, terdapat hal yang perlu
diperhatikan secara khusus, antara lain:
1. Kurang berkembangnya ide siswa ketika diberi tugas guru untuk menulis
puisi. Siswa merasa kurang menuangkan idenya ke dalam bentuk puisi,
merasa kebingungan dan tidak tahu harus menulis apa karena kurang
terinspirasi. Hal tersebut ditandai dengan beberapa siswa terlihat
memandang ke luar kelas, membuka-buka buku LKS atau buku BSE untuk
mengetahui contoh puisi, dan ada pula beberapa siswa yang melihat hasil
pekerjaan temannya untuk memperoleh ide untuk menulis puisi.
2. Siswa masih banyak yang kurang fokus saat pembelajaran berlangsung,
tidak meperhatikan guru saat menerangkan materi, dan sering melakukan
aktivitas sendiri.
3. Masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, terlihat saat guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
materi yang disampaikan tetapi tidak ada siswa yang menjawab. Siswa
hanya mau aktif jika guru menunjuk atau memanggil nama siswa untuk
sekedar menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.
4. Guru kurang dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran karena guru masih menggunakan metode
konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan, sehingga
siswa kurang termotivasi untuk bisa mengembangkan ide khususnya
menulis puisi.
Tabel 5 . Hasil Menulis Puisi Siswa Pratindakan
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi
Persen
(%)
Persentase
Keberhasilan
1.
2.
3.
4.
5.
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
86-100
80-85
73-79
60-69
0-59
0
5
10
16
2
0%
15,1%
30,0%
48,4%
6,0%
48,48%
Dari hasil keterampilan menulis puisi pratindakan yang tampak pada tabel
di atas bahwa keterampilan menulis puisi kelas 8 D masih rendah, hal itu terbukti
persentase keberhasilan menulis puisi siswa hanya mencapai 48,48%. Adapun
rincian data tersebut dijelaskan bahwa dari jumlah keseluruhan 33 siswa, siswa
yang mendapat nilai sangat baik berjumlah 2 siswa mencapai (6,0%) sedangkan
dalam kategori kurang dengan skor 60-69 berjumlah 16 siswa mencapai (48,4%).
Kategori cukup dicapai oleh siswa sebanyak 10 siswa atau (30,0%), kategori baik
dengan skor 80-85 dicapai oleh 5 siswa (15,1%), sedangkan siswa yang mencapai
kategori sangat baik atau dengan skor 86-100 belum ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi
siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono masih rendah. Rendahnya keterampilan
siswa dalam menulis puisi ini disebabkan karena faktor internal yaitu dari siswa
sendiri dan faktor eksternal diantaranya metode pembelajaran yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
guru kurang sesuai dengan pembelajaran, serta pemahaman materi berkaitan
dengan puisi masih kurang.
Berdasarkan hasil survei tersebut, dicapailah kesepakatan bahwa penelitian
mengenai pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip sebagai
solusi permasalahan yang dihadapi, metode ini diharapkan dapat digunakan
sebagai solusi untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil menulis puisi.
Hasil nilai kemampuan menulis puisi siswa pada prasiklus, dapat dilihat pada
tabel lampiran 20.
Oleh karena itu, peneliti akan memperbaiki kualitas menulis puisi siswa kelas
8 D SMP Negeri 3 Jatisrono dengan menerapkan metode field trip dalam
pembelajaran. Metode ini diharapkan dapat merangsang siswa untuk lebih aktif
dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya menulis puisi, serta dapat
meningkatkan kualitas menulis puisi yang lebih baik.
Penelitian ini berkolaborasi antara peneliti dan Ibu Indro Riningsih selaku
guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Jatisrono, dengan begitu penelitian ini
diharapkan bisa berjalan sesuai dengan rencana hingga mendapat hasil yang
maksimal.
C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Tindakan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran menulis puisi di kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono. Proses
penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing terdiri atas empat
tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan I
Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 7
Februari 2012 di ruang guru. Peniliti dan guru mendiskusikan rancangan
tindakan siklus 1 yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2012.
Perencanaan tindakan untuk merencanakan pelaksanaan tindakan untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi. Pada kegiatan siklus I, hal-hal
yang didiskusikan antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) Peneliti menyamakan presepsi dengan guru mengenai penilitian yang
akan dilakukan.
2) Peneliti megusulkan metode field trip untuk pembelajaran menulis
puisi dan menjelaskan teknik pelaksanaannya.
3) Guru dan peneliti mendiskusikan skenario pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan metode field trip.
4) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I.
5) Peniliti bersama guru merencanakan skenario pembelajaran menulis
puisi dengan metode field trip, yakni dengan rancangan sebagai
berikut:
a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan
siswa secara jujur dan terbuka berkaitan dengan pengalaman
membuat puisi.
b) Guru menyampaiakan materi tentang menulis puisi bebas dengan
metode ceramah dan penugasan.
c) Guru menjelaskan konsep metode field trip dalam pembelajaran
menulis puisi.
d) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok secara adil,
kemudian setiap kelompok, diminta mengamati objek yang ada di
luar kelas sesuai lokasi yang telah ditentukan oleh guru.
e) Siswa mendaftar diksi yang diperoleh dari pengematan objek
secara cermat.
f) Siswa menulis puisi bebas secara mandiri dengan memperhatikan
unsur-unsur di dalam puisi.
6) Peniliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) materi menulis puisi dengan menggunakan metode field trip.
7) Peniliti dan guru menentukan tema yang akan dipakai pada
pembelajaran menulis puisi siklus I yaitu tema lingkungan di sekitar
SMPku.
8) Peneliti menyusun lembar penilaian hasil pengamatan proses
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode field trip.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I pelaksanaan dilakukan hari senin tanggal 20 Februari 2012.
Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 08.30 WIB – 10.00 WIB (jam
pelajaran ke-3 dan ke-4). Pada siklus ini pembelajaran berlangsung dalam satu
kali pertemuan, selama dua jam atau 80 menit. Dalam pelaksanaan tindakan I ini,
guru bertindak sebagai partisipan aktif, yaitu bertindak sebagai pemimpin
jalalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai
partisipan pasif yang bertugas untuk mengamati jalannya pembejaran di kelas
dengan duduk di tempat duduk paling belakang agar mudah dalam proses
pengamatan. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam siklus I sebagai
berikut.
1) Guru mengucapkan salam, mengabsensi siswa, dan menjelaskan
kompetensi secara jelas sesuai tujuan yang diharapkan.
2) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan
siswa secara jujur dan terbuka berkaitan pengalaman membuat puisi.
3) Guru memberikan arahan tujuan dengan jelas tentang pembelajaran
yang berhubungan dengan materi membuat puisi.
4) Guru menjelaskan ciri-ciri puisi yang baik dengan memberi contoh
menulis puisi dengan metode field trip atau pengamatan objek secara
jelas.
5) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok secara adil,
kemudian setiap kelompok tersebut diminta mengamati objek di
lingkungan sekolah yang telah ditentukan oleh peneliti dan guru.
6) Siswa dengan mandiri mendaftar diksi yang diperoleh dari pengamatan
objek secara cermat.
7) Siswa kembali ke dalam kelas, kemudian menyalin daftar diksi tersebut
menjadi kalimat hingga membentuk puisi yang utuh. Puisi yang dibuat
pada siklus ini dengan tema “Keindahan Lingkungan SMP N 3
Jatisrono.”
8) Setelah selesai membuat puisi, guru menyuruh siswa untuk
mengumpulkan hasil karyanya di meja guru.
9) Guru mengakhiri pembelajaran secara bijaksana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis puisi dengan
metode field trip. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran
berlangsung, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru, dan aktivitas siswa
selama pembelajaran dengan menerapkan metode field trip. Dalam kegiatan
ini guru dan siswa bertindak sebagai informan aktif yang berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran, sedangkan peneliti bertindak sebagai informan
pasif yaitu hanya melakukan pengamatan dari kursi paling belakang, dan
sesekali juga berkeliling untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi
penelitian.
Observasi awal guru membuka jalannya pelajaran dengan mengucapkan
salam, kemudian mengecek siswa yang tidak masuk sekolah. Jumlah siswa
keseluruhan yaitu 33 siswa. Pada siklus pertama guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini, yaitu penulisan puisi dengan metode field trip dengan
memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi.
Setelah guru menjelaskan pembelajaran menulis puisi dengan metode field
trip, guru menyampaikan materi tentang puisi yang meliputi pengertian puisi
bebas, ciri-ciri bahasa puisi, unsur puisi, dan contoh menulis puisi dengan
metode field trip atau pengamatan objek secara langsung. Setelah materi
selesai dijelaskan kemudian guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan
materi tersebut, namun tidak ada satupun siswa yang bertanya ataupun
mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru menunjukkan gambar pulau
bali, sebagai contoh menulis puisi dengan metode field trip. Siswa selanjutnya
disuruh membayangkan berada di pulau tersebut, kemudian guru bertanya
pada siswa melalui pengamatan objek secara langsung apa saja yang dapat
temukan di tempat tersebut.
Siswa mendaftar kata-kata yang berkaitan dengan apa yang ada dalam
imajinasinya seolah-olah mereka berada tempat tersebut. Selanjutnya kata-
kata tersebut dibuat kalimat menjadi puisi yang utuh. Contoh puisi dengan
metode field trip ini membuat siswa dapat dengan mudah mengerti konsep
atau teknik metode field trip. Dengan mengunakan metode field trip siswa
dapat menuangkan ide gagasannya secara mudah ke dalam puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Contoh daftar diksi : langit, biru, angin, tenang, air, rumput, hijau, bunga,
cerah, sejuk, danau, melambai, damai, awan, pelataran, pure, lukisan, alam,
meru. Menjadi contoh puisi sebagai berikut.
”Awan berarak tertiup angin semilir
Langit tampak cerah menghiasi danau
Bunga bermekaran mewarnai taman Pure
Meru tumpang menegur langit biru
Menyapa hadirnya lukisan sang pencipta alam”
Setelah itu guru memberikan pemahaman materi berkaitan tentang
kesantunan makna, penggunaan diksi, rima atau persajakan, gaya bahasa, dan
imajinasi atau citraan dalam sebuah puisi.
Data secara rinci mengenai pengamatan proses pembelajaran menulis puisi
siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono dapat dilihat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 3. Distribusi Nilai Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Perhatian &
Konsentrasi
Kemandirian Keaktifan
73.90%71.50%
55.10%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis puisi,
diperoleh data tentang perilaku pengamatan siswa selama kegiatan belajar
mengajar, sebagai berikut:
1) Perhatian dan konsentrasi siswa secara keseluruhan rata-rata mencapai
75,7%. Siswa yang mendapat kriteria sangat baik berjumlah 6 orang
atau mencapai 18,1%. Siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 15
orang atau mencapai 45,45%. Siswa yang berkreteria sedang
berjumlah 8 orang atau mencapai 24,2%. Siswa berkriteria kurang
berjumlah 4 orang atau mencapai 12,1 %.
2) Kemandirian siswa dalam mengerjakan membuat puisi mencapai
73,9% dengan rincian 3 siswa mencapai 9% dengan kriterian sangat
baik, 17 siswa mencapai 51,5% dengan kriteria baik, 8 siswa
mencapai 24,2% dengan kriteria sedang, dan 5 siswa mencapai 15,1%
masuk kriteria kurang.
3) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi mencapai
56,3% dengan rincian 2 siswa mencapai 6% dengan kriteria baik, 21
siswa mencapai 63,6% kriteria sedang, dan 10 siswa mencapai 30,3%
dengan kriterian kurang.
Gambar 4. Diagram Distribusi Nilai Menulis Puisi Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil menulis puisi siswa, diperoleh
data sebagai berikut:
1) Kesantunan Makna
Hasil menulis puisi siswa rata-rata mencapai 83%, dengan rincian 16
siswa (48,4%) mendapat kriteria amat baik, dan 17 siswa (51,5%)
mendapat kriteria baik.
2) Ketepatan Diksi
Hasil menulis puisi siswa pada siklus I dengan rata-rata mencapai
79%. Siswa yang medapat kriteria amat baik berjumlah 13 siswa
(39,3%), kriteria baik berjumlah 19 siswa (57,5%), dan siswa yang
mendapat kriteria cukup sejumlah 1 orang (3%).
3) Rima atau Persajakan
Rata-rata hasil menulis puisi pada penggunaan rima mencapai 67%.
Siswa yang menggunakan persajakan dalam menulis puisi dengan
kriteria amat baik hanya berjumlah 4 siswa (12,1%), sedangkan
kriterian baik sejumlah 25 siswa (75,5%), dan kriteria cukup sejumlah
4 siswa (12,1%).
4) Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa menulis puisi siswa rata-rata mencapai 61%.
Siswa yang mendapat kriteria amat baik hanya berjumlah 2 orang
(6%), kriteria baik sebanyak 23 siswa (69,6%), dan siswa yang
mendapat kriteria cukup sejumlah 8 orang (24,2%).
Lebih jelasnya daftar hasil menulis puisi siswa siklus II dapat dilihat pada
lampiran 22.
Berdasarkan indikator yang telah dirumuskan, hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1) Penialaian Proses Pembelajaran Menulis Puisi
a) 17% siswa belum menampakkan perhatian dan konsentrasi dalam
proses pembelajaran menulis puisi, terutama ketika guru sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
menjelaskan materi di depan kelas, siswa masih asyik dengan
aktivitasnya sendiri.
b) 15,1% siswa belum begitu mampu menulis puisi dan masih
mengandalkan bantuan teman, guru, maupun mencari inspirasi dari
buku.
c) 30,1% siswa masih belum berani bertanya tentang materi yang
belum dipahami. Siswa masih pasif, tidak berpendapat dan kurang
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Persentase proses pembelajaran menulis puisi secara keseluruhan
mencapai 63,6%, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
pada siklus I belum memenuhi indikator yang diharapkan. Oleh karena itu,
penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
2) Penilaian Keterampilan Menulis Puisi
a) 17% siswa kesantunan makna masih kurang, hal ini dapat dilihat
pada tulisan siswa yang belum menggunakan makna kias dan
makna lambang dalam puisinya.
b) 21% siswa dalam peilihan diksi masih kurang baik, hal ini dapat
dilihat dari hasil puisi siswa, yaitu kata-kata yang digunakan
dalam membuat puisi masih kurang estetis, padat, memikat, dan
bermakna. Mereka masih menggunakan diksi yang masih
monoton.
c) 33% siswa masih belum bisa mengolah kata dengan baik hingga
menjadi baris puisi yang baik. Hal ini dilihat dari hasil menulis
siswa yang masih sedikit menggunakan rima, dan persajakannya
kurang teratur.
d) 39% hasil puisi siswa hanya terdapat beberapa gaya bahasa/bahasa
kiasan, dan masih menggunakan kata yang sebenarnya, sehingga
kualitas puisi kurang baik.
e) 40% siswa belum bisa memunculkan kreativitas dan imajinasi
siswa dalam menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan
yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah 19 siswa (57,57%)
belum bisa menunjukkan kemampuannya dalam menulis puisi, karena
sebagian siswa masih ada yang memperoleh nilai di bawah 70 atau tidak
tuntas.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Tahap refleksi dimulai dengan menganalisis hasil tindakan pada siklus I.
setelah dilakukan penerapan metode field trip pada menulis puisi, peneliti
menemukan adanya peningkatan hasil menulis puisi pada siswa sebesar
57,57% dari sebelum dilakukan tindakan yaitu 48,48% yang dinyatakan tuntas
berdasarkan KKM sebesar 70. Berdasarkan data tersebut , penerapan metode
field trip pada siklus I hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
dengan tindakan sebelumnya.
Setelah peneliti melakukan analisis berdasarkan data pengamatan,
pembelajaran menulis puisi pada siklus ini masih belum berhasil, maka dari itu
peneliti berupaya menggali faktor penyebab masalah tersebut, kemudian
melakukan refleksi dengan guru untuk memperbaharui dan merencanakan
tindakan selanjutnya. Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran pada
siklus I yaitu sebagai berikut.
1) Pada awal pembelajaran berlangsung, siswa masih sibuk dengan
aktivitasnya sendiri. Hal ini menyebabkan waktu kurang efektif, guru
harus meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan siswa agar
berhenti dahulu dalam aktivitasnya. Saat metode field trip diterapkan
ada beberapa siswa yang kurang berpartisipasi positif dalam
pembelajaran, hal itu terlihat siswa bermain sendiri saat di luar kelas,
melihat teman yang lain olahraga, sehingga siswa kurang efektif dalam
mengikuti pelajaran.
2) Siswa masih kurang menunjukkan keaktifan saat proses pembelajaran
berlangsung. Hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya dan
mengungkapan pendapatnya, selebihnya siswa masih pasif dalam
kegiatan belajar mengajar, terlihat banyak siswa yang hanya diam dan
mendengarkan saat guru memberikan respon balik kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3) Banyak siswa yang kurang mampu menggunakan gaya bahasa pada
puisinya, sehingga pembuatan puisi masih kurang maksimal.
4) Para siswa masih kurang mampu mengembangkan imajinasinya ke
dalam puisi, sehingga puisi masih monoton.
5) Kemampuan menulis puisi siswa masih cukup rendah karena masih
banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70. Hal ini
disebabkan kemampuan siswa dalam memperhatikan kesantunan
makna, penggunaan diksi, persajakan, gaya bahasa, dan imajinasi
masih kurang. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa juga
dipengaruhi oleh keterbatasan kata konkret untuk dijadikan bahan
memunculkan ide, dan objek yang digunakan masih terikat pada lokasi
yang ditetapkan oleh guru.
Menyikapi beberapa hambatan yang terdapat pada siklus I, maka peneliti
memberikan solusi sebagai berikut.
1) Guru seharusnya bertindak lebih tugas kepada siswa yang bermasalah,
khususnya siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran.
2) Guru juga harus memberi perhatian terhadap siswa yang kurang
bertindak aktif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga
siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Guru harus memberikan
reward bagi siswa yang berhak mendapatkannya. Guru memberikan
hadiah kepada siswa yang hasil menulis puisinya paling baik.
3) Berkaitan dengan materi menulis puisi yang kurang dipahami siswa,
guru memberikan pemantapan materi tentang gaya bahasa, dan
pengimajinasian agar keterampilan menulis puisi siswa lebih baik.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, akhirnya guru dan
peneliti sepakat mengadakan siklus II, untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I serta untuk mendapatkan hasil keterampilan menulis puisi siswa yang
maksimal khususnya kelas 8 D. Persiapan dan perencanaan pada siklus II
dilakukan peneliti dan guru hari rabu, tanggal 29 Februari 2012, tepatnya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
tuang guru pukul 08.30 – 09.00. Pada tahap ini peneliti mengungkapkan
beberapa hal yang harus dibenahi dalam proses pembelajaran khususnya
menulis puisi. Peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I. Guru pun memberikan tanggapan yang positif untuk
membenahi lagi pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
yang masih ditemui pada siklus I, antara lain:
1) Guru akan lebih memperhatikan siswa yang kurang antusias dalam
pembelajaran, dan akan memberikan hukuman yang bersifat mendidik
bagi siswa yang tidak berpartisipasi positif dalam proses
pembelajaran.
2) Guru lebih aktif untuk memberikan umpan balik kepada siswa, agar
siswa lebih aktif dalam bertanya maupun memberikan tanggapan.
3) Metode yang akan digunakan adalah field trip ke kawasan lingkungan
sekolah, lohkasi tidak terlalu jauh dari sekolahan. Pada lokasi ini,
siswa lebih bebas memilih objek yang mereka senangi untuk
memunculkan ide membuat puisi.
4) Guru akan memberikan apresiasi positif berupa rewerd terhadap
siswa yang mendapat nilai puisi paling baik.
Adapun urutan kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan metode field
trip pada siklus II direncanakan sebagai berikut:
1) Guru dan peneliti mendiskusikan skenario pembelajaran menulis puisi
dengan metode field trip dengan rancangan sebagai berikut:
a) Guru memotivasi siswa agar lebih serius dan bersungguh-sungguh
dalam mengikuti pembelajaran.
b) Guru mengevalusi hasil menulis puisi siswa, pada siklus
sebelumnya.
c) Guru meminta siswa untuk mengomentari kekurangan apa saja
yang ditemukan pada karya menulis mereka masing-masing.
d) Guru memberikan pemantapan materi berkaitan masalah-masalah
yang terdapat di dalam menulis puisi siswa, sehingga siswa
menjadi mudah untuk membuat puisi berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
e) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk
melakukan field trip pada lokasi berikutnya.
f) Setelah melakukan pengamatan objek secara langsung, tiap
individu dalam kelompok tersebut wajib membuat satu buah puisi.
g) Siswa membuat puisi melalui penerapan metode field trip, dengan
memperhatikan unsur-unsur di dalam puisi.
2) Peneliti dan guru menyusun RPP yang berkaitan dengan materi
menulis puisi dengan menerapkan metode field trip.
3) Peneliti menyusun lembar penilaian hasil pengamatan menulis puisi
siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal
5 Maret 2012. Proses pembelajaran dimulai sekitar pukul 08.30-10.00 atau
masuk jam pelajaran ke-3 dan ke-4). Pembelajaran pada siklus II dilakukan
satu kali pertemua yang berlangsung 2 x 40 menit. Langkah-langkah yang
dilakukan gru dalam siklus II, antara lain:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengabsensi siswa.
2) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang dibuat pada siklus
sebelumnya, kemudian dari hasil evaluasi tersebut ternyata banyak
puisi siswa yang masih kurang memperhatikan unsus-unsur puisi
khususnya gaya bahasa, rima, dan pengimajinasian.
3) Guru memberikan pemantapan materi berkaitan dengan materi puisi,
khusunya tentang gaya bahasa, rima, dan imajinasi.
4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapatnya.
5) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan
field trip ke lokasi berikutnya yang sebelumnya sudah direncakan oleh
peneliti dan guru.
6) Guru menyuruh siswa untuk mencari kata-kata indah melalui
pengamatan objek secara langsung, agar puisi lebih bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
7) Setelah selesai melakukan field trip, kemudian guru mengajak siswa
ke ruang kelas untuk menyempurnakan drafnya menjadi puisi yang
utuh.
8) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
9) Guru melakukan refleksi.
10) Guru menutup pembelajaran.
c. Observasi dan Interpretasi
Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis puisi
dengan metode field trip. Seperti pengamatan sebelumnya, observasi
difokuskan pada jalannya pembelajaran, yaitu guru dan siswa sebagai
partisipan aktif, sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang
aktif melakukan pengamatan dengan lembar observasi dan duduk di kursi
paling belakang . Sesekali peneliti juga berada di depan kelas untuk
mengambil gambar.
Data secara rinci mengenai pengamatan proses pembelajaran menulis puisi
pada siklus II dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Diagram Nilai Proses Pengamatan Menulis Puisi Siklus II
Gambar 5.Diagram Distribusi Nilai Proses Pembelajaran Menulis Puisi
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung,
adalah sebagai berikut.
1) Perhatian dan konsentrasi siswa secara keseluruhan rata-rata mencapai
77,5%. Siswa yang mendapat kriteria sangat baik berjumlah 5 orang
atau mencapai 15,1%. Siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 19
orang atau mencapai 57,5%. Siswa yang berkreteria sedang berjumlah
9 orang atau mencapai 27,2%, sedangkan siswa yang masuk ke kriteria
kurang tidak ada.
2) Kemandirian siswa dalam mengerjakan membuat puisi mencapai
76,9% dengan rincian 3 siswa mencapai 9% dengan kriterian sangat
baik, 22 siswa mencapai 66,6% dengan kriteria baik, 7 siswa mencapai
21,2% dengan kriteria sedang, dan 1 siswa mencapai 3% masuk ke
dalam kriteria kurang.
3) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi mencapai
72,1% dengan rincian 3 siswa mencapai 9% dengan kriteria amat baik,
16 siswa mencapai 48,4% kriteria baik, 2 siswa mencapai 6% dengan
kriterian sedang, dan 2 siswa mencapai 6% masuk kriteria kurang.
Gambar 6. Diagram Distribusi Nilai Menulis Puisi Siswa Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan hasil pengamatan tabel terhadap menulis puisi siswa pada
siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
1) Kesantunan Makna
Hasil menulis puisi siswa rata-rata mencapai 85%, dengan rincian 18
siswa (54,5%) mendapat kriteria amat baik, dan 15 siswa (45,4%)
mendapat kriteria baik.
2) Ketepatan Diksi
Hasil menulis puisi siswa pada siklus II dengan rata-rata mencapai
80%. Siswa yang medapat kriteria amat baik berjumlah 13 siswa
(39,3%), kriteria baik berjumlah 20 siswa (60,6%), dan tidak ada siswa
yang mendapat kriteria cukup.
3) Rima atau Persajakan
Rata-rata hasil menulis puisi pada penggunaan rima mencapai 73%.
Siswa yang menggunakan persajakan dalam menulis puisi dengan
kriteria amat baik hanya berjumlah 6 siswa (18,1%), sedangkan
kriterian baik sejumlah 27 siswa (81,8%), dan tidak ada siswa yang
berkriteria cukup .
4) Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa menulis puisi siswa rata-rata mencapai 83%.
Siswa yang mendapat kriteria amat baik hanya berjumlah 16 orang
(48,4%), kriteria baik sebanyak 17 siswa (51,5%), dan siswa yang
mendapat kriteria cukup tidak ada.
c. Analisi dan Refleksi
Setelah menganalisis data dari hasil pengamatan siklus I dengan
menerapkan metode field trip pada pembelajaran menulis puisi, peneliti
menemukan peningkatan kualitas pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas
8 D sebesar 93,93% dari sebelumnya tindakan pada siklus I yaitu 57,57% yang
dinyatakan mencapai batas KKM. Penerapan metode field trip pada siklus II
mengalami peningkatan yang relatif cukup tinggi dibandingkan dengan
tindakan pada siklus sebelumnya.
Penerapan metode field trip pada pembelajaran menulis puisi siklus II ini
lebih lebih fokus dan terarah sesuai dengan perencanaan tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dilakukan secara berkolaborasi antara peneliti dan guru. Guru mengoptimalkan
pembelajaran dengan memperbaharui hal-hal yang menjadi kendalan
ketidakberhasilan pada siklus sebelumnya. Beberapa hal yang dilakukan guru
untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi pada siklus II yaitu sebagai
berikut.
1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran guru
melakukan pendekatan dan memberikan perhatian secara personal
terhadap siswa yang kurang aktif di dalam pembelajaran.
2) Bagi siswa yang bermasalah atau kurang berpartisipasi aktif, guru
memberikan hukuman yang tegas agar siswa tersebut tidak melakukan
hal-hal yang menggangu jalannya proses pembelajaran.
3) Guru memberi bimbingan dan penjelasan secara mendalam berkaitan
dengan materi menulis puisi, terhadap siswa yang kurang paham dengan
materi tersebut.
4) Guru member motivasi kepada siswa, dengan memberi kata-kata yang
positif yang dapat menggugah semangat siswa, dan member hadiah bagi
siswa yang mendapat prestasi baik dalam penulisan puisi.
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Dari hasil observasi di atas, maka dapat dibandingkan hasil tindakan yang
dilakukan pada siklus I dan II, sebagai berikut.
1) Kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I persentase keberhasilan perilaku amatan
mencapai 63,6% meningkat menjadi 84,8%, data dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
a) Perhatian dan konsentrasi
Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
mengalami peningkatan. Pada siklus I peresentase keberhasilan
mencapai 75,7% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
77,5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b) Kemandirian
Kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas membuat puisi
meningkat. Pada siklus I persentase yang dicapai sebesar 73,9%
kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 76,9%
c) Keaktifan
Keaktifan siswa (semangat, motivasi, dan minat) di dalam
mengikuti pembelajaran keterampilan menulis puisi meningkat.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil persentase perilaku amatan,
pada siklus I mencapai 55,1% meningkat menjadi 72,1%.
2) Kemampuan siswa dalam membuat puisi sudah baik. Penguasaan siswa
terhadap penggunaan makna yang santun, diksi, rima, gaya bahasa, dan
imajinasi dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Hasil pengamatan
dapat dikemukakan sebagai berikut.
a) Kemampuan siswa dalam pengolahan kata menjadi makna yang
santun di dalam puisi meningkat, yaitu pada siklus I hasil capaian
83% dan pada siklus II meningkat menjadi 85%.
b) Pemilihan diksi yang baik dalam menulis puisi mengalami
peningkatan, pada siklus I hasil persentase 79% setelah diterapkan
pada siklus II meningkat menjadi 80%.
c) Ketepatan siswa dalam mengolah kata menjadi persajakan yang
baik mengalami peningkatan, mulai dari 67% menjadi 73%.
d) Pada siklus I, gaya bahasa yang digunakan dalam menulis siswa
hanya mencapai 61%, kemudian setelah dilakukan tindakan lagi
pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 83%.
Mengetahui peningkatan hasil capaian pada siklus II telah sesuai dengan
indokator yang dirumuskan, maka penelitian diakhiri pada siklus ini. Adapun hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disajikan dalam data tabel berikut
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 10. Rekapitulasi Ketercapain Indikator Penelitian Siklus I dan II
No Indikator Keberhasilan
Persentase Hasil Capaian
Siklus I Siklus II
1.Kualitas Proses Menulis Puisi 63,6%
84,8%
a. Perhatian dan konsentrasi siswa
dalam pembelajaran menulis puisi.
b. Kemandirian siswa dalam membuat
puisi.
c. Keaktifan siswa saat proses
pembelajaran berlangsung.
75,7% 77,5%
73,9% 76,9%
56,3% 72,1%
2.Kualitas Hasil Menulis Puisi
57,5% 93,9%
a. Penggunaan makna yang santun
dalam menulis puisi.
b. Pemilihan diksi yang tepat di dalam
menulis puisi.
c. Penggunaan rima dalam menulis puisi
d. Penggunaan gaya bahasa yang baik di
dalam menulis puisi
83% 85%
79% 80%
67% 73%
61% 83%
Gambar 7. Diagram Ketercapain Indikator Penelitian Siklus I dan II
Siklus I
Siklus II
Proses Hasil
63.60%57.57%
84.80%
99.93%
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Perbandingan hasil persentase yang dicapai pada siklus I dan II
menunjukkan adanya peningkatan pada indikator. Peningkatan yang paling tinggi
dari indikator tersebut yaitu batas ketuntasan siswa dalam menulis puisi. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan siswa yang mencapai batas tuntas berjumlah
31orang mencapai 93,9% sedangkan 2 siswa lainnya belum bisa mencapai batas
tuntas, yakni mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 36,4%.
Indikator yang mengalami peningkatan yang tinggi juga terjadi pada keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran sebesar 15,8% dan penggunaan gaya bahasa
dalam menulis puisi dengan persentase sebesar 22%, sedangkan pada indikator
yang lain hanya mengalami sedikit peningkatan, karena persentase pada indikator
tersebut telah mencapai batas kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Indikator
pada hasil pengamatan proses amatan siswa dalam pembelajaran menulis puisi
juga mengalami peningkatan sebesar 21,2%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dapat
dinyatakan ada peningkatan pada setiap indikator dari tindakan yang dilakukan
pada siklus I ke siklus II. Dari uraian di atas telah terbukti bahwa penerapan
metode field trip dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri
Jatisrono dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses dalam pembelajaran
menulis puisi.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian meliputi hasil tes dan non tes yang diperoleh
dari siklus I dan II. Hasil tes berupa nilai kemampuan menulis puisi siswa yang
ditinjau dari pemahaman siswa terhadap unsur-unsur di dalam puisi, yakni
kesantunan makna, diksi, rima, gaya bahasa, dan imajinasi, sedangkan hasil non
tes berupa perilaku amatan meliputi perhatian dan konsentrasi, kemandirian, dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang diperoleh dari observasi pada
tiap siklusnya.
Penelitian dilakukan dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahap: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4)
analisis dan refleksi. Setiap siklus dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu 2x40
menit atau 2 jam pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Pada pratindakan, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara
dengan guru dan siswa. Observasi pada survei awal ini dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui kondisi awal proses pembelajaran menulis puisi pada siswa
kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono. Observasi awal dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah yang ada, sehingga peneliti dapat menemukan rencana
untuk tindakan selanjutnya.
Hasil observasi awal menandakan bahwa hasil menulis puisi masih
terbilang rendah. Hal tersebut ditandai dengan banyak nilai siswa yang masih di
bawah batas tuntas. Selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan guru untuk
melakukan penelitian berkaitan dengan menulis puisi bebas pada siswa kelas
tersebut. Peneliti memberikan solusi kepada guru untuk menerapkan metode field
trip dalam pembelajaran menulis puisi. Alasan pemilihan metode tersebut yaitu
selain memanfaatkan lokasi lingkungan sekolah sebagai sarana belajar yang tidak
membosankan, dengan pengamatan objek secara langsung siswa lebih mudah
untuk menuangkan ide, perasaan, dan imajinasi mereka ke dalam puisi.
Setelah merencanakan penelitian siklus I, guru mulai menerapkan metode
field trip dalam pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan
sekolah yaitu mushola, halaman sekolah, parkiran, dan taman sekolah. Penerapan
metode field trip pada siklus I ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan,
yaitu banyak siswa yang kurang aktif saat pembelajaran, ada beberapa siswa yang
masih asyik dengan aktivitasnya sendiri maupun bermain dengan temannya.
Siswa juga sulit untuk menuliskan puisi yaitu sulit mengekspresikan perasaannya
ke dalam puisi, penggunaan rima yang kurang tepat, serta gaya bahasa dan
imajinasi yang masih belum diperhatikan di dalam membuat puisi. Oleh karena
itu, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang diterapkan
pada siklus II, untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
Pada siklus II menguatkan penelitian yang dapat mengoptimalkan keterampilan
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua siklus ini, dapat
ditarik kesimpulan bahwa perenapan metode field trip dalam pembelajaran
menulis puisi di kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono telah berhasil. Keberhasilan
tersebut, dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siswa
Setelah diadakan penelitian yang diterapkan pada siklus I dan II, ternyata
metode field trip terbukti dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono. Hal ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
a. Perhatian dan Konsentrasi
Perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
mengalami peningkatan. Secara umum dalam proses pembelajaran siswa
sudah memenuhi kriteria baik hal ini dapat dilihat dari hasil persentase
yang dicapai.
b. Kemandirian
Meningkatnya persentase perilaku amatan melalui observasi pada
siklus I dan II, menandakan bahwa banyak siswa yang sudah mandiri di
dalam pembuatan puisi, sehingga terjamin keasliannya.
c. Keaktifan
Pada siklus I banyak siswa yang masih kurang aktif di dalam
pembelajaran. Setelah guru melakukan tindakan yang tegas terhadap
siswa, siswa tersebut mau memperbaiki sikapnya dan lebih aktif dalam
pembelajaran berikutnya.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada indikator keberhasilan yang meliputi
keaktifan siswa saat apersepsi dan pemberian materi pembelajaran oleh guru,
serta sikap yang ditunjukkan kepada guru, seperti siswa yang bertanya ataupun
mengungkapkan pendapatnya.
2. Kualitas Hasil Menulis Puisi Siswa
Kualitas kemampuan menulis puisi siswa dapat dilihat dari hasil nilai yang
diperoleh siswa, yaitu sebagai berikut:
a. Kesantunan Makna
Kesantunan makna sebagian besar siswa tergolong mudah dipahami.
Hal ini dapat dilihat pada hasil menulis siklus I dan II secara umum
sudah cukup baik, bahkan tidak sedikit siswa yang mendapat kriteria
amat baik dalam penggunaan makna yang santun di dalam puisinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
b. Diksi
Penggunaan diksi dalam menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3
Jatisrono sebagian besar sudah baik. Mereka sudah mampu
memanfaatkan diksi yang tepat walau masih sederhana tetapi sudah
memiliki makna.
c. Persajakan (Rima)
Penggunaan rima dalam membuat puisi, beberapa siswa sudah baik
namun ada siswa yang belum menguasai materi tersebut, sehingga
puisi mereka masih belum maksimal, untuk mendapatkan hasil
menulis puisi yang lebih baik pada siklus II guru memberi
pemantapan materi berkaitan dengan hal tersebut. Setelah dilakukan
siklus II kualitas puisi siswa meningkat, sehingga puisi mereka sudah
terlihat indah.
d. Gaya Bahasa
Mayoritas siswa kurang begitu paham dengan bahasa kiasan atau gaya
bahasa di dalam pembuatan puisi, oleh sebab itu mereka jarang
menggunakan gaya bahasa dalam puisinya. Setelah mendapat
pemantapan materi oleh guru, penggunaan gaya bahasa dalam puisi
siswa meningkat. Hasil karya puisi siswa secara umum telah
menggunakan gaya bahasa, sehingga puisi buatan mereka terkesan
indah dan lebih menarik untuk dibaca.
Peningkatan kualitas proses dan hasil menulis puisi pada siklus I dan II
dapat dilihat pada daftar nilai pembelajaran menulis puisi siswa dan diagram
sebagai berikut.
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Proses dan Hasil Menulis Puisi Siklus I dan II
Indikator Ketercapaian
Siswa
Frekuensi
Tetap Meningkat
Proses Pembelajaran Menulis
10
23
Hasil Menulis Puisi
8
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 8. Diagram Rekapitulasi Nilai Proses dan Hasil Menulis Puisi
Berdasarkan uraian data di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi
metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil menulis puisi siswa
kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono. Hal ini dapat dilihat pada diagram di atas,
bahwa persentasi siswa yang menunjukkan peningkatan proses pembelajaran
menulis puisi selama pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II sejumlah 25 siswa
mencapi 75,7%, sedangkan sisanya 8 siswa mencapai 24,2% tidak mengalami
peningkatan, sedangkan peningkatan dalam kualitas hasil menulis puisi selama
tindakan yaitu siswa yang mengalami peningkatan berjumlah 23 siswa mencapai
69,6%, sedangkan 10 siswa belum ada peningkatan atau nilai mereka tetap.
Beberapa hal yang mempengaruhi siswa belum bisa meningkatkan kualitas hasil
dan proses pembelajaran menulis puisi, antara lain (1) siswa masih belum bisa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, artinya siswa tersebut kurang
berantusias dalam mengikuti pembelajaran. (2) siswa belum menguasi materi
tentang puisi walau guru sudah memberikan pemantapan agar siswa tersbebut
paham. (3) siswa kurang berminat untuk membuat puisi, membuat puisi bukan
keinginan hatinya melainkan sebatas tuntutan tugas dari guru, sehingga kualitas
puisi siswa kurang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas 8 D SMP Negeri 3
Jatisrono dan dari analisis data-data diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterampilan menulis puisi dengan penerapan metode field trip dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas 8 D SMP
Negeri 3 Jatisrono. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan yang
dicapai pada siklus I dan II, dengan persentase indikator keberhasilan dari 63,6%
menjadi 84,8%. Masing-masing indikator dalam penilaian proses menulis puisi
mengalami peningkatan, yakni siklus I perhatian dan konsentrasi mencapai
75,7% sdangkan siklus II mencapai 77,5%. Kemandirian siswa dalam membuat
puisi mencapai 73,9% meningkat menjadi 76,9%, dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis puisi mencapai 56,3% mengalami peningkatan
yang cukup tinggi menjadi 71,1%.
2. Penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas hasil keterampilan
menulis puisi siswa kelas 8 D SMP Negeri 3 Jatisrono tahun pelajaran
2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil persentase yang dicapai pada tiap
siklusnya mengalami peningkatan. Keberhasilan indikator hasil menulis puisi
yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 57,5%, meningkat pada siklus II
menjadi 93,9%. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang hasil menulis puisinya
mencapai batas tuntas, hanya 2 siswa yang belum tuntas. Beberapa indikator
yang masuk kategori kualitas hasil menulis puisi juga mengalami peningkatan
tiap siklusnya, yaitu kemampuan siswa dalam mengolah kata menjadi makna
yang santun pada siklus I sebesar 83% menjadi 85%. Pemilihan diksi yang tepat
juga mengalami peningkatan dari 79% menjadi 80%. Rima atau persajakan
meningkat semula 67% menjadi 73%. Kemampuan siswa dalam menggunaan
gaya bahasa yang baik di dalam menulis puisi meningkat mulai 61% menjadi
83%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
B. Implikasi
Sejalan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, implikasi
yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memungkinkan adanya temuan-temuan positif ke arah
pengayaan pengetahuan dalam hal keterampilan menulis puisi dan metode
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang
penelitian tindakan kelas. Sehingga dapat memacu guru maupun peneliti lain
untuk melakukan penelitian sejenis demi meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk
mengembangkan pengajaran ke arah yang lebih kreatif dan inovatif. Sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin mengunakan
media sejenis sebagai media pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
mempunyai beberapa saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode field trip terbukti
efektif sehingga metode ini dapat menjadi alternatif lain bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis puisi di sekolah.
2. Langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan metode field trip dapat
memacu siswa dalam membuat karangan karena dengan melakukan field trip di
luar kelas siswa lebih termotivasi dan lebih mudah mendapat ide untuk membuat
puisi.
3. Guru hendaknya selalu memberikan bimbingan dan selalu terbuka dalam
memberikan koreksi terhadap hasil karya siswa. Sebaiknya guru juga senantiasa
memberi contoh aktif menulis dengan prinsip belajar sepanjang hayat (long life
education).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat diharapkan untuk
meningkatkan kemampuan menulis siswa secara bertahap atau berjenjang
dengan menerapkan metode yang lebih variatif sehingga siswa lebih termotivasi.
5. Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan yang memerlukan pelatihan
yang intensif dan selalu menanamkan sikap percaya diri dengan pemberian
motivasi dan penguatan positif, oleh karena itu siswa harus banyak berlatih
untuk memaksimalkan kemampuan menulisnya serta selalu optimis menuju ke
arah yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
211
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
212
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
214
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
215
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
216
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
219
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
220
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
221
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
224