perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id skripsi wacana

166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI WACANA NASIONALISME DALAM FILM (Studi Dengan Analisis Wacana Model Van Djik Terhadap Film Pagar kawat Berduri (1961), Bandung Lautan Api (1974) dan Merah Putih (2009) ) Diajukan Sebagai Tugas Akhir dan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : Wira Wardani D 1208640 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 31-May-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

WACANA NASIONALISME DALAM FILM

(Studi Dengan Analisis Wacana Model Van Djik Terhadap Film Pagar kawat

Berduri (1961), Bandung Lautan Api (1974)

dan Merah Putih (2009) )

Diajukan Sebagai Tugas Akhir dan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh : Wira Wardani D 1208640

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil _ Mario Teguh_

"Sabar iku ingaran mustikaning laku, jumbuh karo unine bebasan, "sabar iku

kuncining swarga," ateges marganing kamulyan.

Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning

ngaurip, nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep. Suwalike

malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing

salumahe jagad iki."

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan

bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.

Karena keseimbangan sikap adalah penentu

ketepatan perjalanan kesuksesan anda

_ Mario Teguh_

Laughing is healthy, especially if you laugh about your self

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Untuk Mu ya Rabb... Ucap syukur atas rahmat dan karunia Mu..

Untuk Bapak dan ibu Tercinta

Terima kasih atas untaian doa, kasih sayang dan dukungan yang tak pernah

berhenti mengalir selama ini.

Kakakku tercinta Wikan, Praba, Pamor

Terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama ini ..

Kalianlah senyum dan warna di keluarga kita ...

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,

dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi dengan judul Wacana Nasionalisme Dalam Film (Studi Dengan

Analisis Wacana model Van Djik Terhadap Film Pagar Kawat Berduri (1961),

Bandung Lautan Api (1974) dan Merah Putih (2009) ) ini merupakan sebuah karya

sederhana yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Namun demikian penulis

berharap penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang

membacanya.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Drs. H. Pawito,

Ph.D. sebagai dosen pembimbing pertama dan Drs. Kandyawan, sebagai pembimbing

kedua atas waktu, perhatian dan diskusi-diskusi yang dicurahkan untuk membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof.Drs. H. Pawito, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utara. M.Si,Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof.Drs. H. Pawito, Ph.D dan Drs. Kandyawan selaku dosen pembimbing yang

dengan murah hati bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Drs. Mursito BM, SU dan Diah Kusumawati, M.si selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

5. Seluruh Dosen, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

6. Keluarga tercinta, Bapak dan Ibu serta Wikan, Praba, Pamor, Bayu, Agus, Davina

dan Devandra yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada

penulis selama ini.

7. Sahabat dan Teman 23 Jenk Fa Gonie, Chy Echy, Icha Gotcha, Rika, Ayu, Upik

dan Ita. Terimakasih atas semangat, persahabatan dan persaudaraan yang indah.

8. Teman-teman seperjuangan Deklis, Atun susantri, Simil, Fira, Mira, Arum,

Widha. Dan yang tidak dapat tersebut satu persatu, Terima kasih atas dukungan,

semangat dan persahabatan yang indah

9. Dan seluruh pihak yang membantu terselesaikannya penulisan ini.

Surakarta, 28 Juli 2011

Penulis,

Wira Wardani

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... i

PERSETUJUAN................................................................................................ ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN.............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN............................................................................................. xi

ABSTRAK ......................................................................................................... xii

ABSTRCT .......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

E. Telaah Pustaka ........................................................................................ 11

F. Konsep..................................................................................................... 42

G. Metode Penelitian ................................................................................... 44

1. Jenis Penelitian ................................................................................. 44

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Meode Analisis ................................................................................ 46

3. Obyek Penelitian ............................................................................. 50

4. Analisis Data ................................................................................... 51

5. Validitas Data …………………………………………………….. 53

6. Keterbatasan Penelitian …………………………………………... 55

7. Sistematika Penulisan …………………………………………… 55

BAB II FILM PAGAR KAWAT BERDURI, BANDUNG LAUTAN API DAN

MERAH PUTIH....................................................................................... 57

1. Film Pagar Kawat Berduri ...................................................................... 59

1.1 Sinopsis Film Pagar Kawat Berduri………………………………...57

1.2 Profil Sutradara Pagar Kawat Berduri…………………………….. 61

2. Film Bandung Lautan Api....................................................................... 64

2.1 Sinopsis Film Bandung Lautan Api ………………………………. 65

2.2 Profil Sutradara Bandung Lautan Api…………………………… .. 70

3. Film Merah Putih .................................................................................... 71

3. 1 Sinopsis Film Merah Putih ............................................................... 74

3. 2 Profil Sutradara Merah Putih ........................................................... 75

BAB III ANALISIS DATA......................................................................... 76

A. Kemandirian............................................................................................. 79

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Kemandirian Dalam Film Pagar Kawat berduri .......................... 81

2. Kemandirian Dalam Film Bandung Lautan Api........................... 88

3. Kemandirian Dalam Film Merah Putih…………………………. 97

B. Patriotisme……………………………………………………………. 100

1. Patriotisme Dalam Film Pagar Kawat berduri ........................... 102

2. Patriotisme Dalam Film Bandung Lautan Api………………… 108

3. Patriotisme Dalam Film Merah Putih………………………… 114

C. Solideritas Sosial………………………………………………………. 119

1. Dalam Film Pagar Kawat berduri…………………………..….. 121

2. Dalam Film Bandung Lautan Api………………..……………. 122

3. Dalam Film Merah Putih ……………………………………… 124

D. Kondisi Perfilman dan Pengaruhnya Terhadap Film Pagar Kawat berduri,

Bandung Lautan Api dan Merah Putih…. …………………………… 130

E. Persamaan dan Perbedaan Film Pagar Kawat Berduri, Bandung Lautan Api

dan Merah Putih ……………………………..…………………... 143

F. Tabel Analisis Film ……………………………………………………. 145

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 146

A. Kesimpulan ..............................................................................................

146

B. Saran ........................................................................................................

139

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

153

LAMPIRAN

156

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rasa nasionalisme bangsa Indonesia saat ini berbeda dengan nasionalisme

bangsa Indonesia tempo dulu. Bangsa Indonesia saat ini seakan terlena dengan arus

perkembangan globalisasi yang membawa berbagai corak budaya misalnya banyak

kalangan masyarakat Indonesia, terutama anak muda lebih bangga dengan budaya,

adat, dan kemodernan yang berasal dari negara barat dari pada negara sendiri atau

kebudayaan lokal yang seharusnya menjadi identitas sebuah bangsa. Misalnya pada

masa sekarang setiap tanggal 17 Agustus yang merupakan hari paling penting

negara Indonesia sebagai hari peringatan kemerdekaan Indonesia, stasiun televisi

cenderung menayangkan film barat seperti film Independence Day (2009) sutradara

Roland Emmerich, Die Hard (2001) sutradara Len Wiseman dan Pearl Harborl (

2001) di sutradarai oleh Michael Bay, dan bukan menayangkan film- film

perjuangan Indonesia. Padahal sejak dahulu bangsa Indonesia telah membuat film-

film tentang nasionalisme dan dengan menampilkan kisah-kisah patriotik para

pahlawan.

Menyikapi berkembangnya kebudayaan barat yang lebih dipilih dan

menguasai bangsa ini dan mungkin juga akan menggoyahkan rasa nasionalisme

bangsa ini karena beberapa kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan identitas

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bangsa ini maka, perlu mengingat kembali bagaimana sosok pahlawan negara ini

yang mempunyai keteguhan nasionalisme sehingga mampu mewujudkan Indonesia

menjadi negara yang berhasil memerdekakan diri dari penjajahan. Oleh karena itu

suatu media seperti televisi, radio, majalah dapat digunakan untuk mengembalikan

rasa nasionalisme yang mulai berkurang pada masyarakat Indonesia. Salah satu

media yang mampu mentransformasikan peran ini ketengah-tengah masyarakat

adalah media Film.

Sejarah perkembangan film pada masa lampau periode pemerintahan

Soekarno terutama dekade 1950-an, ditandai dengan banyaknya film nasionalisme

seperti Untuk Sang Merah Putih sutradara M Said, Enam Djam di jogja sutradara

Usmar Ismail. Film Untuk Sang Merah Putih karya M said yang bekerja untuk

perusahaan Film Negara (PFN), nampaknya membuat film Untuk Sang Merah Putih

sebagai media dakwah. Yaitu untuk membimbing para bekas pejuang, agar bisa

dengan mudah menyesuaikan kembali diri mereka dengan masyarakat umum setelah

masa perang gerilya selesai dan agar para bekas pejuang melanjutkan pejuagan

mereka dengan membangun Indonesia yang telah mereka merdekakan, bisa disebut

dengan Film pembangunan yang bercerita tentang kejadian di masa revolusi maupun

kejadian setelahnya sebagai akibat revolusi. Dan film jenis seperti ini pada tahun

lima puluhan telah banyak dibuat. (Said Salim, 1991 :25)

Film nasionalisme tahun 1961 Pagar Kawat berduri dengan Asrul Sani

sebagai sutradara misalnya, menampilkan aktor seperti Sukarno M nor, Ismed M

Noor. mengisahkan keadaan bangsa Indonesia saat perang mempertahankan

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemerdekaan saat revolusi fisik melawan Belanda atau disebut juga perang

kemerdekaan 1945 – 1946 (Biran 1972: hal 16) .

Film The Long March (Darah dan Doa) yang mengisahkan perjalanan

panjang prajurit RI yang diperintahkan kembali ke pangkalan semula, dari

Yogyakarta ke Jawa Barat. Ditunjukkan ketegangan sepanjang jalan dan dalam

menghadapi serangan udara dari musuh Belanda. Perjalanan diakhiri dengan telah

berdaulat penuh Republik Indonesia. Kisah ini disajikan dalam bentuk narasi. Film

yang disutradarai oleh Usmar Ismail yang mengangkat tulisan dari Sitor Situmorang

ini, dianggap sebagai film nasional pertama karena memuat pesan-pesan patriotisme

dan nasionalisme yang mendalam. Karena itulah, Dewan Film Indonesia, pada

tanggal 11 Oktober 1962 menetapkan hari shooting pertama The Long March (30

Maret 1950) menjadi hari film Indonesia.

Kemudian saat pemerintahan presiden Soeharto pada masa orde baru tahun 65

an, industri film tidak lepas dari intervensi penguasa sebagaimana selalu ada

kolaborasi antara pemodal dan pemerintah. film nasionalisme cenderung di

monopoli oleh pemerintah untuk terus mendukung pemerintahan pada saat itu.

misalkan pada film Janur Kuning yang disutradarai oleh Alam Rengga Surawijaya

pada tahu 1979. Dalam film ini, mengisahkan peran Soeharto yang sangat dominan

dalam pemberantasan G-30-S/PKI.

Film Bandung Lautan Api yang di produksi tahun 1974 film yang dibintangi

oleh Dicky Zulkarnaen dan Christine hakim dan disutradarai oleh Alam Surawidjaja.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Film yang berlatar dari peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 24 Maret

1946. Film yang mengisahkan perjuangan Tentara Republik Indonesia, Siliwangi,

BKR, LASWI dan Pelajar Pejuang beserta rakyat untuk mempertahankan kota

Bandung dari serangan sekutu dan Netherlands Indische Civil Administration

(NICA) yang menguasai kota secara defacto. Saat Tentara Republik Indonesia

dipaksa menyerah dan meninggalkan kota sejauh radius 11km, Majelis Persatuan

Perjuangan Priangan memutuskan untuk membakar kota untuk mencegah Sekutu

dan Belanda mempergunakan fasilitas dan instalasi penting.

Film Tjoetnya’ Dhien yang di produksi tahun 1988 di sutradarai oleh Eros

Djarot. Film ini mendapatkan penghargaan piala citra sebagai film terbaik dan

merupakan film yang pertama kali ditayangkan di festival film Cannes tahun 1989.

Film ini mengisahkan perjuangan wanita asal Aceh, TjoetNya’ Dhien mengusir

pemerintah kolonial Belanda dari Tanah Rencong dengan begitu gigih dan tak kenal

menyerah. Perjuangan Cut Nyak Dien semakin membuat pemerintah kolonial

Belanda kewalahan menghadapinya. Taktik berperangnya memang begitu cerdik.

Seorang perempuan yang begitu cerdas, berani, dan penuh kecintaan terhadap Bumi

Pertiwi. Namun Cut Nyak Dhien dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya

panglima laut.

Film produksi tahun 1990 berjudul Soerabajja ’45, film ini berdasarkan kisah

nyata yang terjadi di Surabaya saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam pertempuran ini banyak Arek Suroboyo yang gugur. Yang kemudian terkenal

dengan sebutan peristiwa 10 November. Film ini dimulai ketika Jepang kalah perang

dan proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang di radio-radio. Ketika

pasukan Inggris yang tiba di Surabaya, masyarakat menerima, sebab pasukan Inggris

datang untuk melucuti tentara Jepang. Masalah-masalah muncul ketika Inggris tidak

mengakui kemerdekaan Indonesia. Pemuda-pemudaSurabaya pun angkat senjata

melawan Inggris. Di film inilah untuk pertama kalinya pidato khas Bung Tomo yang

melegenda. Suaranya yang lantang, pidato yang begitu menggelora dan dahsyat

mampu mengusik jiwa nasionalisme.

Kemudian pada masa pemerintahan reformasi tahun 1998 hingga saat ini,

perkembangan film di Indonesia mengalami mati suri, Pada awal tahun 2000 an

perfilman Indonesia mulai hidup kembali denganadanya film Ada Apa Dengan

Cinta. Dan perfilman tentang nasionalisme tidak lagi menjadi monopoli pemerintah

seperti pada masa orde baru, Namun meskipun demikian film nasionalisme kurang

dilirik oleh produser film. Film bertema seks, hantu atau mistik lebih sering di putar

di bioskop. Walaupun beberapa film religi juga menarik perhatian penonton.

Pada awal 2007 film nasionalisme mulai di gemari seperti film Garuda

didadaku, Naga Bonar jadi 2, King, Laskar Pelangi dan film lainya. untuk film

perjuanga nasionalisme yang menggambarkan perjuangan merebut kemerdekaan

bangsa Indonesia masih jarang sekali di produksi seperti pada film merah putih.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Film ini dibuat dengan nuansa pada saat tahun 1947 ketika terjadi Agresi Militer

Belanda yang menyerang jantung republik di jawa tengah, film ini mengisahkan

lima pemuda dari latar belakang yang berbeda dan para pemuda harus bersatu untuk

bertahan dan bergerilya untuk berjuang sehingga harus melepaskan konflik pribadi

dan perbedaan ras, sosial, suku dan agama.

Salah satu film nasional yang menceritakan tentang perjuangan merebut

kemerdekaan adalah film Merah putih yang diproduksi pada tahun 2009 dan film ini

akan dibuat menjadi trilogi film. Film ini mengisahkan para pejuang tahun 1947

dimana lima orang pemuda yang mendaftarkan sekolah tentara rakyat. Kelima

pemuda tersebut memiliki latar belakang yang berbeda dari segi suku, agama dan

tingkat sosial sehingga terjadi konflik internal diantara mereka.

Pada penelitian ini, periode sejarah yang dipilih adalah Orde Lama (1945-

1966), Orde Baru (1966-1988), Reformasi (1998-sekarang). Pemilihan periode

sejarah tersebut karena periode itulah yang baku dan lazim dipergunakan sebagai

pembagian periode dalam sejarah nasional bangsa Indonesia. Selain itu, tiga periode

tersebut masing-masing memiliki ciri khas yang penting dan berpengaruh pada

berbagai bidang produksi karya cipta kreatif, salah satunya bidang film dan

khususnya mengenai tema-tema nasionalisme dalam film. Adapun film yang

digunakanyang pertama adalah Film Pagar Kawat Berduri, untuk mewakili

penelitian tentang nasionalisme pada film-film Orde Lama. Hal ini karena, pada

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masa Orde Lama, perseteruan ideologis antara Timur dan Barat sangat dominan, dan

film tersebut termasuk salah satu film yang kemudian tidak diputar dalam bioskop

karena perseteruan tersebut, yakni karena dalam film tersebut ditampilkan tokoh

Belanda yang ditampilkan sebagai sosok yang baik. Yang kedua film Bandung

Lautan Api untuk mewakili penelitian tentang nasionalisme pada film-film Orde

Baru. Pada masa Orde Baru, karya cipta kreatif seringkali digunakan sebagai salah

satu sarana yang dipandang efektif oleh Pemerintah untuk menyampaikan visi-misi

pemerintahan kepada masyarakat. Film-film nasionalis Orde Baru, peran dalam

perjuangan kemerdekaan lebih didominasi oleh kekuatan militer. Kekuatan laskar

rakyat atau bahkan rakyat itu sendiri sering ditampilkan dalam peran sampingan.

Maka, dalam penelitian ini, film Bandung Lautan Api yang diproduksi oleh Kodam

Siliwangi ini dipilih sebagai sampel. Yang ketiga film Merah Putih untuk mewakili

pada era Reformasi. Pada era reformasi di mana kebebasan kreatif relatif terjamin

dari campur tangan dunia politik, film-film tentang nasionalisme punya corak

tersendiri. Perjuangan dan cinta tanah air sebagian besar tidak lagi ditunjukkan

melalui peperangan secara fisik, namun melalui kehidupan sehari-hari dan prestasi di

bidang-bidang di luar konteks peperangan. Film Merah Putih merupakan salah satu

dari sedikit film yang berbeda, karena masih mengangkat sejarah perjuangan secara

fisik. Di tengah dominasi kekuatan pasar, film Merah Putih memiliki cara tersendiri

agar film bertema perang perjuangan ini masih bisa dinikmati masyarakat. Salah satu

yang dilakukan adalah dengan menggunakan tenaga-tenaga ahli Hollywood untuk

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggarap film ini. Berdasarkan hal tersebut film Merah Putih ini dipilih sebagai

sampel yang mewakili penelitian tema nasionalisme film pada era Reformasi.

Berdasarkan diatas film nasionalisme merupakan salah satu paham untuk

mengingatkan akan kegigihan usaha para pejuang Indonesia dalam merebut

kemerdekaan. melalui Film Pagar Kawat berduri untuk mewakili film pada masa

Orde Lama, Film Bandung Lautan Api untuk mewakili film pada masa Orde Baru

dan Film Merah Putih untuk mewakili film pada masa reformasi dapat mengingatkan

nasionalisme. Pesan nasionalisme yang dikemas dalam bentuk adegan-adegan yang

saling berkesinambungan dan menyatu menjadi suatu bentuk cerita.

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang

menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-

kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah

laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. (Deddy : hal 2)

Dalam setiap pesan komunikasi tidak hanya terdapat isi, tetapi sekaligus

didalamnya adalah makna. Makna yang dimiliki oleh film bukan hanya berasal dari

film itu sendiri melainkan dari hubungan antara pembuat film dan dengan penikmat

atau penonton dari film itu sendiri. ( http ://astro .temple.edu/ ~ruby /wava/ worth/

sintro.html) Pemaknaan film dibentuk dalam proses produksi sebuah film terkait

dengan addresser (si pemberi pesan), dimana proses produksi ini akan menentukan

bagaimana pesan (message) yang akan disampaikan kepada penonton atau addresse.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian ini ingin melihat bagaimana nasionalisme diwacanakan dalam film

pada masa orde lama, orde baru dan reformasi, dalam hal ini yang menjadi objek

kajian adalah film Pagar Kawat Berduri untuk film pada masa orde lama, film

Bandung Lautan Api untuk film pada masa orde baru dan Merah Putih pada masa

reformasi.

Analisis wacana melihat pada ‘bagaimana’ suatu pesan atau teks

dikomunikasikan. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana

dialog dan adegan film, tetapi juga bagaimana pesan dalam film itu disampaikan.

Selain itu, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari sebuah

teks melalui struktur kebahasaannya. (Eriyanto:2007 hal 5). Dengan menggunakan

metode analisis wacana, peneliti menganalisis unsur teks film, sehingga dapat

diketahui apakah film ini mampu menciptakan wacana atau pesan-pesan tentang

nasionalisme kepada khalayaknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

wacana nasionalisme dikembangkan dalam film yang diproduksi pada Orde lama

yaitu dari film Pagar Kawat beduri, pada masa Orde Baru yaitu dari film Bandung

Lautan Api dan pada era reformasi dari film Merah Putih. Dengan rumusam masalah

sebagai berikut :

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Bagaimana bentuk wacana nasionalisme yang dikembangkan melalui

film Pagar Kawat Berduri ( Masa Orde lama) Bandung Lautan Api

(Masa Orde Baru ), dan Merah Putih ( Masa Reformasi ).

2. Adakah Persamaan dan perbedaan wacana nasionalisme, yang

dikembangkan dalam film Pagar kawat Berduri (masa orde lama ) film

Bandung Lautan Api (masa orde baru) dan film Merah Putih (masa

Reformasi).

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk wacana nasionalisme yang

diungkapkan dalam film Pagar Kawat Berduri ( Masa Orde lama)

Bandung Lautan Api ( Masa Orde Baru ), dan Merah Putih ( Masa

Reformasi ).

2. Untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan wacana

nasionalisme jika ada yang diungkapkan melalui Pagar Kawat Berduri

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Masa Orde lama) Bandung Lautan Api ( Masa Orde Baru ), dan Merah

Putih ( Masa Reformasi ).

D. M anfaat Penelitian

1. Secara teoritis akademis, penelitian diharapkan mempunyai signifikasi dalam

membongkar penggambaran wacana nasionalisme yang ditampilkan dalam

film perjuangan, baik dalam bentuk pencitraan, yang digambarkan melalui

adegan serta dialog-dialog yang muncul dalam film terkait dengan konteks

kondisi sosial budaya saat film itu dibuat melalui analisis wacana dengan

model Van Djik dengan pendekatan makro struktural dan mikro struktural.

2. Secara praktis menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang

penelitian komunikasi dengan pendekatan analisis wacana pada film. Serta

menjadi rujukan bagi para peneliti yang berminat menganalisis lebih lanjut

Film khususnya melalui pendekatan analisis wacana

E. Telaah Pustaka

1. Film

Film adalah penemuan tekhnologi yang muncul pada akhir abad kesembilan belas. Pada masa itu film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian tekhnis lainnya kepada masyarakat umum. (McQuail,1996 :13)

Pada awalnya film masih berjenis dokumente yang hanya menunjukkam

kehidupan sehari-hari yang umum. Dalam perkembangannya yang disukung dengan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemajuan teknologi film dibuat lebih variasi sesuai dengan tuntutan penonton,

sehingga seperti saat ini banyak film-film yang bersifat fiktif.

Film selain dipahami sebagai sebuah hasil karya seni, juga dimaknai sebagai

media komunikasi dalam prespektif komunkasi massa, karena pesan-pesan yang ada

disampaikan dalam komunikasi filmis, sehingga menjadikan film berperan sebagai

sistem komunikasi simbolis. Menurut Effendi (1989;134) dalam kamus komunikasi,

film adalah media komunikasi yang bersifat visual atau audio visual untuk

menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat.

Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang dianggap cukup efektif

sebagai alat penyampaian pesan. Dengan dikemas dalam bentuk yang menarik film

lebih banyak diminati dari pada media lain.

Apabila dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya, film memiliki

kelebihan dalam melaksanakan fungsinya sebagi media komunikasi massa. Film

dapat menimbulkan emosi penontonnya. Teknik perfilman baik peralatannya

maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar-gambar yang mendekati

kenyataan. Film memberikan tanggapan terhadap apa yang menjadi pelaku dalam

cerita yang dipertunjukkan itu dengan jelas tingkah lakunya dan dapat mendengar

suara-suara lainnya yang bersangkutan dengan cerita yang disajikan. Film tidak

memerlukan daya fikir aktif khalayaknya. Dalam menghayati sebuah film seringkali

penonton mengidentifikasikan dirinya dengan salah seorang tokoh, dengan

menirukan cara tokoh itu berjalan, bersiul, cara berpakaian dan sebagainya. Setelah

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengidentifikasikan dirinya dengan salah seorang tokoh dalam film, lalu penonton

akan mengidentifikasikan diri mereka (Effendy, 1993:207-209).

Film memiliki kemampuan untuk menyajikan makna yang jelas karena

kompleksitas yang dimilikinya, baik dari segi gambar maupun suara. Makna yang

dimilikinya bukan berasal dari film itu sendiri melainkan hubungan antara pembuat

film (baik itu produsen film, produser, ataupun sutradara) dengan penikmat atau

penonton dari film itu sendiri. Dalam pembuatan film, pembuat film mengemas film

sehingga mampu untuk menarik penerima pesan secara emosional bahkan sebuah

film dalam mencapai tujuan tersebut, mengambil realitas atau peristiwa dalam

masyarakat yang diyakini sebagai ‘kebenaran’ untuk menjadi landasan film.

Menghayati media komunikasi visual lebih sederhana tuntutannya

dibandingkan dengan menghayati media lain. Media visual juga dipandang paling

efektif karena dapat diterima oleh semua orang dengan mengabaikan tingkat

pendidikan, usia, dan kecerdasan tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial

budaya. Alasannya karena media audio visual menyampaikan ide dengan cara

langsung, yaitu memperlihatkan benda atau obyek konkretnya. Berbeda dengan

media auditif (radio) dan media cetak (buku, koran) yang menggunakan kata-kata

sehingga untuk memahami isi pernyataan harus melalui proses penafsiran atas kata-

kata itu. Film merupakan karya seni yang lahir dari suatu kreativitas orang-orang

yang terlibat dalam penciptaan film. Sebagai karya seni, film mempunyai

kemampuan kreatif. Ia mempunyai kesanggupan untuk menciptakan realitas rekaan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai bandingan terhadap realitas. Realitas imajiner itu dapat menawarkan rasa

keindahan, renungan, atau sekadar hiburan (Sumarno, 1996:26-29).

2. Film Sebagai media Komunikasi

Film merupakan alat komunikasi. Film merupakan media komunikasi massa

dengar dan pandang (audio visual) yang dibuat berdasarkan asas sinematografi,

dengan menggunakan bahan baku celluloid dalam berbagai ukuran melalui proses

kimiawi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan

sistem proyeksi mekanik. Dalam perkembangannya film diartikan sebagai rekaman

gambar dan atau gambar bergerak, lukisan dan suara mengunakan film, video tape,

video disket yang dapat dipertunjukkan.

Ron Mottram mengemukakan bahwa salah satu fungsi film adalah sebagai

media yang komunikatif. Artinya, bahwa film merupakan bagian penting dari sistem

yang digunakan oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima

pesan (send and receive messages). (Ron Mottram 2007, hlm 172 )

Film juga mampu mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku audience.

McQuail menyebutkan bahwa unsur-unsur dalam film memiliki kelebihan dalam

segi kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu yang cepat dan

kemampuannya memanipulasi kenyataan yang tampak dengan pesan fotografis,

tanpa kehilangan kredibilitas. Selain itu, film adalah medium ekspresi artistik

(McQuail, Denis, 1996:14).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu, film juga memiliki konteks atau acuan terhadap realitas, karenanya

tidak jarang bila film mengisahkan sebuah realitas sosial dalam masyarakat atau

kondisi saat film itu dibuat. Bentuk hubungan antara aktor pun terjalin dalam proses

menikmati film karena tidak jarang penonton mampu terhanyut dalam film dan

seolah-olah benar-benar mengalami hal yang diceritakan dalam film tersebut.

Dalam model komunikasi Jakobson, pemaknaan film dibentuk dalam proses

produksi sebuah film. Pengirim (addresser) menyampaikan pesan (message) kepada

penerima (addresse). Pesan ini mengacu pada sesuatu yang lain di luar pesan itu

sendiri, seperti dalam film yang penulis teliti, yang memiliki pesan tersendiri, baik

berupa pesan yang berkaitan dengan nasionalisme atau pesan di luar pesan

nasionalisme. Inilah yang dinamakan context. Selanjutnya contact, sebagai sarana

saluran fisik dan koneksi fisiologis antara pengirim dan penerima. Code, sistem

makna bersama yang berdasarkan hal ini pesan distrukturkan (Fiske, John, 1990: 51)

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bagan 1

Pesan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah bagaimana sebuah film

memberikan pesan-pesan mengenai nasionalisme dalam film Indonesia, apakah

kemunculan ketiga film dari masa orde lama dengan film Pagar Kawat Berduri,

masa orde baru dalam film Bandung Lautan Api dan masa reformasi dalam film

Merah Putih mampu menciptakan wacana terhadap realitas nasionalisme di

Indonesia kepada khalayaknya.

3. Genre Film

3.1 Definisi Genre

Dewasa ini terdapat bebagai ragam film. Meskipun cara pendekatan berbeda-

beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian

orang terhadap muatan masalah-masalah yang dikandungnya. Selain itu, film dapat

dirancang untuk melayani publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya.

Pada dasarnya film dapat dikelompokkan dalam dua pembagian besar yaitu

kategori film cerita dan non cerita. Adapula yang menyebutkannya menjadi film fiksi

dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang

dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Film cerita memiliki berbagai jenis

atau genre.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Istilah genre berasal dari bahasa perancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”

(Pratista, 2008 hal 10). Dalam film genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau

klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama. Genre

disini diartikan sebagai jenis film yang ditandai oleh gaya, bentuk atau isi terentu.

Ada yang disebut film drama, film horror, film perang, film fiksi ilmiah, film

komedi, film laga (action), film musikal dan film koboi. Penggolongan jenis film ini

tidak ketat, Karena sebuah film dapat dimasukkan kedalam beberapa jenis, misalnya

sebuah film dapt dimasukkan kedalam beberapa jenis, misalnya action komedi,

drama komedi, drama sejarah dan lain-lain ( Sumarno, 1996:11).

3.2 Jenis Genre

Ada 3 tipe utama genre yang disusun berdasarkan :

Pertama genre berdasarkan setting adalah pengelompokkan genre film menurut

lokasi yang digunakan dalam film tersebut. Sehingga penelitian bisa dilakukan

dengan mengamati tiap lokasi – lokasi peradegan diantaranya :

1. Film Kriminal

Genre film ini merupakan rangkaian peristiwa maupun kejadian yang

bersettingkan kehidupan kriminal termasuk pembunuhan, pencurian,

perampokan, persaingan antar kelompok, pemerasan, perjudian, penggunaan

narkotika, serta aksi kelompok bawah tanah yang bekerja di luar jalur hukum.

Sering kali film jenis ini mengambil kisah kehidupan tokoh kriminal besar

yang diinspirasi dari kisah nyata. Genre ini juga sering kali menampilkan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perseteruan antara pelaku kriminal dengan penegak hukum seperti, detektif

swasta, polisi, pengacara, atau agen rahasia. (pratista, Materi kuliah film

Akindo). Film kriminal bisa menyatu dengan genre yang berbeda, umumnya

dalam drama, thriller, misteri, dan genre lainnya.

2. Film Sejarah

Dalam genre film sejarah maka setting film ini terjadi pada masa lalu

berdasarkan cerita mengenai tokoh pahlawan yang benar-benar ada pada

kejadian masa lalu. Untuk membuat film sejarah dengan skala besar atau lebih

dikenal dengan istilah kolosal, akan dibutuhkan banyak biaya karena dalam

film kolosal set-nya memang mewah dengan menggunakan banyak peralatan

perang mulai dari kuda, senjata perang seperti panah, tombak, kereta, juga

menyewa ribuan pemain figuran.

3. Film Olah raga

Setting film dengan genre ini terjadi dalam lingkungan olahraga. Keberadaan

film ini didasari dengan pengangkatan biografi seseorang yang terlibat dalam

olahraga. Film olahraga dipenuhi dengan momen emosional, tekad dan

semangat dari tokoh prontagonisnya untuk mencapai kejayaannya untuk

memenangkan pertandingan olahraga.

4. Film Perang

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Genre perang mengangkat tema kengerian serta teror yang ditimbulkan oleh

aksi perang. Film film perang pada umunya menampilkan adegan

pertempuran baik di darat, laut maupun udara. Film film perang biasanya

menapilkan kegigihan, perjuangan dan pengorbanan para tentara atupun

pahlawan dalam melawan musuh-musuh mereka. Film perang umumnya

menampilkan adegan pertempuran dengan kostum, peralatan, perlengkapan,

serta startegi, mulai dari seragam, topi, sepatu bot, pistol, senapan, granat,

meriam thank, helicopter dan sebagainya.Genre perang dapat berkombinasi

dengan genre drama, petualangan, roman, thriller serta epic sejarah. Film –

film perang kadang juga digunakan sebagi media propaganda anti perang

melalui isu- isu seputar kehancuran akibat perang (pratista, 2008 hal 20)

kedua genre berdasarkan mood adalah film – film yang disusun menurut perubahan

tingkat emosi penonton selama menonton film tersebut secara keseluruhan. Diantara

nya pada film :

1. Film Aksi

Film aksi menawarkan banyaknya adegan-adegan berbahaya kepada

penontonnya. Misalnya perkelahian, akrobatik, tabrakan mobil ataupun

ledakanledakan, serta adegan-adegan fisik lainnya. Sehingga karena itu

pulalah film aksi sering kali memakan biaya yang besar karena harus

menciptakan adegan aksi yang spektakuler bagi penontonnya.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Film Drama

Film drama merupakan film yang paling sering hadir dalam dunia audio

visual dunia maupun nasional sebab jangkauan cerita dalam genre ini paling

luas. Jika film dalam genre drama ini dikemas dengan baik maka penonton

akan mendapatkan pengalaman baru atau akan bisa lebih memahami berbagai

karakter manusia. Film drama sering kali terinspirasi dari kejadian yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Temanya berasal dari isu sosial skala

besar seperti ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, ketidakharmonisan,

masalah kejiwaan, penyakit masyarakat, kemiskinan, dan sebagainya

3. Film Petualangan

Film dengan genre petualangan berupa kisah tokoh utamanya yang sedang

melakukan perjalanan, eksplorasi maupun ekspedisi ke wilayah asing. setting

yang sering ditampilkan dalam film ini umumnya adalah masa lalu atau dalam

dunia fantasi. Walaupun di dalam genre ini tetap memiliki adegan

peperangan, akan tetapi aksi yang ada di genre film petualangan lebih halus

dibandingkan dengan genre film aksi.

4. Film Horor

Dalam penciptaan film dengan genre horor, maka pembuatnya menurut

bulettin Montase, bertujuan untuk memberikan rasa takut yang mendalam

bagi penontontonnya. Selain memberikan rasa ketakutan, film ini juga

memberikan teror, mimpi buruk serta kepanikan luar biasa terhadap

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penontonnya. Jika dibandingkan dengan pembuatan film drama, plot dalam

film horor umumnya lebih simpel.

5. Film komedi

Komedi merupakan genre tertua dalam sejarah perkembangan genre dunia.

Dramawan Rendra di dalam buku Kritik Sosial Dalam Film Komedi

mendefinisikan komedi sebagai sandiwara yang secara lucu mengungkapkan

cacat dan kelemahan sifat manusia sehingga penonton bisa lebih menghayati

kenyataan hidup. Di dalam film komedi meskipun merupakan film yang

bersifat lucu dan gembira, terkadang juga bermuatan kritik atau sindiran.

Ketiga genre berdasarkan format adalah film yang dibagi karena cara penyajian film

itu sendiri. Diantaranya :

1. Film Animasi

Film animasi merupakan genre film yang memformat gambarnya

dengan menggabungkan hasil gambar kartun dengan teknologi komputer

hingga menciptakan karya seni 2 Dimensi dan diberi bantuan efek-efek

khusus sehingga gambar kartun tersebut bisa terlihat “hidup”.

2. Film musikal

Di dalam genre ini, pembuat film akan menggabungkan unsur nyanyian dan

tarian sepanjang filmnya. Baik tarian maupun nyanyian tersebut hampir

dilakukan oleh tiap tokoh di dalam film tersebut. Keberadaan nyanyian dan

tarian tersebut untuk meningkatkan karakter masing-masing tokoh serta

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai pelengkap dialog para tokoh. Menurut Bordwell dan Thompson

(2004 hal 124) plot pada genre film ini terbagi menjadi dua yang pertama

adalah backstage musical, dengan narasi pada penyanyi dan pernari yang

tampil untuk penonton dalam cerita. Kemudian yang kedua straight musical,

dimana orang-orang bisa bernyanyi dan menari dalam berbagai situasi setiap

harinya.

ropertinya. Properti dalam hal ini adalah semua benda tidak bergerak seperti, perabot,

pintu, dan sebagainya. Setting dalam film umumnya dibuat senyata mungkin dengan

konteks ceritanya. Setting harus mampu meyakinkan penontonnya jika film tersebut

tampak sunggh-sungguh terjadi pada lokasi dan waktu sesuai konteks cerita filmnya.

Fungsi setting antara lain sebagai penunjuk ruang dan wilayah, penunjuk waktu,

penunjuk status sosial, pembangun mood, penunjuk motif tertentu, serta pendukung

aktif adegan (Pratista, Himawan, 2008: 62 – 70).

4. Perkembagan Film Indonesia

Perkembangan film Indonesia mengalami pasang surut, karena di dalam

pasang surut film Indonesia inilah terjadi relasi yang kuat antara film dan sinema

sebagai bentuk kebudayaan dengan institusi politik yang berkuasa di masanya.

4.1 Film Pada masa Orde Lama

Pada awal-awal tahun dari sebuah negara yang baru saja merdeka,

memproduksi film sinema bukanlah hal yang yang mudah karena untuk membangun

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebuah negara baru membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Namun, meskipun

jumlah produksi film yang di produksi sangat minim dibandingkan pada masa orde

baru, beberapa film yang diproduksi tahun 1950 dan 1960 an membangkitkan nilai

patriotisme dan nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan. Film-film

menggisahkan cerita cinta, kesetiaan, patriotisme dan perjuangan meraih

kemerdekaan.

Film pertama pada masa orde lama yang di produksi di Indonesia adalah film

Loetoeng kasarung pada tahun 1900an Isu dan wacana nasionalisme serta

patriotisme menjadi substansi kuat dari film di masa ini. Dalam tataran praksis

sosial, nasionalisme ini diwujudkan dalam gerakan menasionalisasi gedung sinema

dan perusahaan film, sekaligus menggulirkan film yang “benar-benar” Indonesia.

Konsep “politik adalah panglima” dalam bidang kebudayaan khususnya film

pernah dikenal dalam sejarah Indonesia. Yang memperkenalkan dan

memperjuangkan konsep itu dengan gigih adalah Lembaga Kebudayaan Rakyat

(LEKRA), mantel organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejarah kita juga

menunjukkan bahwa kemudian bukan cuma LEKRA yang gigih memperjuangkan

konsep tersebut, sebagai Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) mantel organisasi

Partai Nasional Indonesia (PNI),Lembaga Seni Budaya Indonesia (LESBI), mantel

organisasi Partai Indonesia(Partindo)—untuk menyebut beberapa—juga ikut sibuk

mempropagandakan konsep itu.

Tahun 1957 merupakan tahun penting dalam perjalanan sejarah perfilman

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

di Indonesia pada tahun mana dikenal apa yang kemudian disebut sebagai tahun

ramai-ramai tutup studio lantaran para produser tidak lagi sanggup berproduksi.

Disamping karena bioskop saat itu sudah dipenuhi film- film impor hingga sulit

mendapatkan waktu dan tempat untuk memutar film- film buatan Indonesia juga tidak

ada instansi pemerintah yang secara khusus mengurusi perfilman. Dunia film masa

itu betul-betul merupakan anak yatim piatu yang terlantar tanpa penampungan.

Kekacauan dunia perfilman yang makin menjadi-jadi akibat aksi penutupan

itu, sejalan pula dengan makin memburuknya keadaan politik masa itu. Kedudukan

PKI yang makin kuat oleh kerjasamanya dengan Soekarno dalam menghadapi

Masyumi/PSI, kalangan separatis maupun pihak tentara, juga terlihat jelas di bidang

perfilman. Bahkan banyak juga film-film yang saat itu dilarang untuk ditayangkan

hanya karena perang ideology antara kaum kiri dan kaum kanan.

4.2 Film pada masa Orde Baru

Di masa pemerintahan rejim militeristik Orde Baru, film digunakan untuk

mengkonstruksikan pandangan ideologis warga Negara yang tujuannya adalah

mengekang kehidupan berdemokrasi. Nasionalisme semu ditebarkan dengan

memperbanyak film-film perjuangan merebut kemerdekaan, tetapi menyembunyikan

fakta bahwa pemerintah melakukan tindakan sistematis untuk menciptakan

ketertundukan, menumpulkan nalar kritis sebagai landasan kehidupan demokrasi.

Kebebasan seniman film di era Orde Baru begitu sempit dan yang ada hanyalah

penulis cerita yang didikte oleh perusahaan produser film yang diawasi secara ketat

oleh pemerintah

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perlu diperhatikan bahwa, ada beberapa film Indonesia yang berhubungan

dengan politik seperti film Bandung Lautan Api 1974, Tjoet Nyak Dhien 1989 dan

Serangan Fajar. Film Bandung Lautan Api adalah film yang mengisahkan

peristiwa Bandung Lautan api yang terjadi pada 24 Maret 1946. Film ini juga

dibumbui dengan cerita cinta segitiga. Film Serangan Fajar yang mengisahkan

perjuangan para gerilyawan melawan kompeni Belanda untuk memproklamasikan

kmerdekaan dimana Kolonel Soeharto (yang saat itu belum menjadi Presiden)

sebagai pahlawan penjajah di Yogyakarta. Dengan Film ini membuktikan adanya

campur tangan pemerintah dalam perfilaman Indonesia dengan tujuan untuk

memperkuat kekuasaan pemerintahan dan rezim.

Kapitalisme semu (ersatz capitalism) menjadi corak kapitalisme yang secara

tidak sadar dianut oleh penguasa politik di masa ini, industri film juga tidak lepas

dari intervensi penguasa sebagaimana selalu ada kolaborasi antara pemodal dan

pemerintah dalam kapitalisme semu. Pemerintah Orde Baru mengawali kiprahnya

dengan menyokong secara penuh beberapa film yang berlatar belakang

penumpasan pemberontakan G-30-S/PKI.

Fasisme Orde Baru semakin terlihat dengan film-film yang diproduksi yang

selalu menampilkan epik kepahlawanan militer, terutama Presiden Soeharto saat

masih aktif di militer. Pengkianatan G-30-S/PKI menjadi ikon paling penting dalam

dramaturgi sosok Soeharto sebagai pahlawan. Film pertama yang menokohkan

Soeharto sebagai pahlawan adalah film Janur Kuning yang diproduksi pada tahun

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1979 dengan biaya sekitar 385 juta rupiah, sebuah harga fantastis karena produksi

film di masa tersebut umumnya hanya memakan dana 200 juta rupiah (Sen,1994:91)

4.3 Film Pada Masa Reformasi

Di luar dugaan banyak kalangan, pemerintah Orde Baru akhirnya harus

ambruk ketika gelombang unjuk rasa mahasiswa menggoyang pemerintahan ini.

Jatuhnya Orde Baru terjadi saat film Indonesia sedang terpuruk juga. Bahkan pada

tahun-tahun terakhir pemerintahan Orde Baru, perfilman Indonesia berada titik yang

paling mengerikan. Masyarakat dibombardir dengan produksi film-film ‘panas’ yang

mengumbar syahwat.

Maka setelah Soeharto tumbang dan peran militer mulai berkurang, dominasi

militer dalam film juga mulai digugat. Film sejarah Gerakan Tiga Puluh September

(G 30 S) 1965 yang diproduksi oleh Perusahaan Film Negara (PPFN), yang selama

pemerintahan Ode Baru diputar setiap tahun, menjadi kontroversial. Film tersebut

bukan hanya menceritakan konteks politik yang terjadi pada awal tahun 1960-an

hingga tahun 1966, tetapi juga sangat kentara sekali dalam menonjolkan Soeharto

sebagai seorang prajurit yang paling nasionalis setelah mempelopori pembantaian

sejuta lebih nyawa rakyat yang dituduh terlibat memberontak terhadap bangsa dan

Negara. Ada permainan dan manipulasi nasionalisme dalam film sejarah ini.

Film Indonesia yang banyak berkembang pada masa reformasi ini adalah Film

Independent, yang sering disebut dengan film indie. Yaitu film dengan dana sendiri

dan di produksi, dam pendistribusian film secara independent. Jenis film ini biasanya

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki karakter melibatkan hanya beberapa orang saja, tidak ada campur tangan

dari pemerintahan, dan distribusinya terbatas. Produser film biasanya juga berperan

sebagai sutradara, penulis naskah, manager juga sebagai pendistributor. Dengan

durasi yang sangat pendek (sekitar 30 menit), film indie biasanya lebih bebas

mengekspresikan film. Seperti film Kuldesak yang diproduksi tahun 1998 oleh Riri

Reza, Mira Lesmana, Nan T. Achnas dan Rizal Mantovani yang sering mengklaim

sebagai pembuat Film Indi pertama di Indonesia. (Pawito:2008 hal 25) Di awal

tahun 2000, pencerahan pun mulai terjadi pada dunia perfilman di Indonesia, dengan

jumlah penonton yang merangkak naik tajam untuk film-film, seperti: Petualangan

Sherina, Jelangkung, dan Ada Apa Dengan Cinta. Lalu, mulailah produksi film-film

Indonesia, bergulir dari karya insan-insan sineas muda Indonesia.

Kini, film tidak lagi dijadikan sebagai alat propaganda untuk kepentingan

kekuasaan pemerintah kepada rakyatnya, tapi bisa juga dikatakan sebagai

propaganda para sineas untuk membuka mata para penontonnya terhadap realitas

nyata yang ada disekitarnya.

5. Nasionalisme

Menurut Hans kohn (1976: hal 12) Nasionalisme menyatakan bahwa negara

kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik, dan

bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan

kesejahteraan ekonomi.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and

Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu Hasrat untuk mencapai

kesatuan, Hasrat untuk mencapai kemerdekaan, Hasrat untuk mencapai keaslian,

Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

Keinginan untuk bersatu, persamaan senasib , dan patriotisme kemudian

bersatu dan melahirkan rasa nasionalitis. Rasa nasionalitis itu menimbulkan suatu

kepercayaan akan diri, rasa yang mana perlu sekali untuk mempertahankan diri

didalam perjuangan menempuh keadaan yang mau mengalahkan (Abdulgani: hal4).

Menurut sejarawan Abdurrachman Surjomihardjo hubungan senasib

sepanjang sejarah meupakan faktor pertama, pendorong penting tehadap terjadinya

negara. Kolonialisme yang telah menciptakan kondisi bangsa dari sabang sampai

merauke. Perang kemerdekaan sebagai faktor kedua yaitu dengan adanya perasaan

senasib seperjuangan didalam suatu proses sejarah hingga mecapai kemenangan

menuju kebebasan dan bertujuan membentuk negara. Faktor ketiga adalah adanya

pemimpin-pemimpin yang memiliki kharisma yang mempunyai unsur sebagai

pemersatu dan biasanya juga muncul partai-partai politik. (Lapmi: hal 50).

Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu

bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan

cita-cita dan tujuan. Dengan demikian merasakan adanya kesetiaan mendalam

terhadapa kelompok bangsa itu. Orang-orang yang mendefiniisikan diri mereka

sebagai warga suatu bangsa, meski tidak pernah saling mengenal, bertemu atau

bahkan mendengar. Namun, dalam pikiran mereka hidup suati image mengenai

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesatuan bersama. Itulah sebabnya ada warga negara yang mau mengorbankan raga

serta jiwanya demi membela bangsa dan negara (Anderson,1993, dalam

Saifudin,2006). Atau dengan kata lain nasionalisme erat ikatannya dengan

patriotisme.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan

kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk

sekelompok manusia. Nasionalisme selalu melibatkan dimensi atau rasa, seperti

seperasaan, sepenanggungan seperantauan dan senasib. Faktor memori historis

adalah faktor kecenderunganyang dibangun untuk menumbuhkan perasaan bersatu

dalam sebuah konsep kebangsaan tertentu.

Sebagai ideologi modern di bidang sosial politik dan kenegaraan,

nasionalisme muncul sekitar tahun 1779 dan dominan di Eropa pada tahun 1830.

Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 sangat besar pengaruhnya berkembangnya

gagasan nasionalisme tersebut. Semenjak itu beberapa kerajaan feodal mengalami

proses integrasi menjadi ‘negara kebangsaan’ atau nation state yang wilayahnya

menjadi lebih luas dan hidup dalam system pemerintahan yang sama. Sejak itu di

negara-negara Eropa dan Amerika bermunculan pula gerakan-gerakan kebangsaan,

dan segera menjalar ke Asia. Hal ini disebabkan ampuhnya nasionalisme sebagai

ideologi yang dapat mempersatukan banyak orang di negeri-negeri jajahan dalam

menentang kolonialisme.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsep bangsa lahir sesudah revolusi Prancis. Ketika itu Parlemen Revolusi

Prancis menyebut diri mereka sebagai assemblee nationale yang menandai

transformasi institusi politik tersebut, dari sifat eksklusif yang hanya diperuntukkan

bagi kaum bangsawan ke sifat egaliter di mana semua kelas meraih hak yang sama

dengan kaum kelas elite dalam berpolitik. Dari sinilah makna kata nation menjadi

seperti sekarang yang merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi

penduduk resmi suatu negara. (Frank N Magilll 2000)

6. Nasionalisme Indonesia

6.1 Sejarah Nasionalisme Indonesia

Istilah nasionalisme dalam kamus perpolitikan di Indonesia diduga baru

muncul setelah Samanhudi menyerahkan tampuk kepemimpinan Sarekat Islam

kepada H.O.S Tjokroaminoto pada pertengahan 1912. Kemudian disusul Indische

Partij yang mendengungkan nasionalisme menentang penetrasi asing yang

dipelopori Douwes Dekker dengan Perhimpunan Indonesia. Kesemuanya merupakan

partai-partai yang menjadi pelopor nasionalisme dalam pengertian politik yang

kemudian disusul oleh banyak organisasi politik yang tumbuh pada masa pergerakan

nasional.

Pada permulaan abad-20, muncul kebijakan pemerintah Belanda yang

dinamakan politik etis atau politik balas budi. Politik etis dilatar belakangi oleh rasa

simpati terhadap penderitaan bangsa Indonesia yang telah memberikan keuntungan

terhadap Belanda. Politik etis ini meliputi tiga bidang kehidupan yaitu: pendidikan

(edukasi), pengairan (irigasi), dan perpindahan penduduk (transmigrasi), tetapi pada

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelaksanaannya politik etis ini lebih menguntungkan Belanda. Walaupun demikian

politik etis ini merupakan dasar dalam pergerakan nasional. Bangsa Indonesia

merupakan suatu kesatuan solidaritas kebangsaan. Seseorang yang termasuk bangsa

Indonesia adalah seseorang yang memiliki perilaku tertentu yang merupakan

perilaku Indonesia, perasaan-perasaan tertentu yang merupakan jati diri sebagai

bangsa Indonesia. Tumbuhnya nation Indonesia bermula dari kebangkitan nasional

dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908. Terbentuknyanation Indonesia juga

dapat kita lihat dalam Sumpah Pemuda 1928, dimana anggota panitia tersebut terdiri

dari suku bangsa dan agama.

Nasionalisme adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam sejarah

modern suatu bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Di Indonesia

timbulnya pemikiran nasionalisme merupakan bentuk reaksi terhadap kolonialisme.

Nasionalisme Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kekuatan kolonialisme

barat. Nasionalisme Indonesia mengalami perkembangan dan pertumbuhan seirama

dengan dinamika pergerakan kebangsaan Indonesia.

Pergerakan nasional Indonesia didukung oleh kebangkitan nasionalisme

negara-negara di Asia setelah Perang Dunia II. Di negara-negaraAsia, khususnya di

Indonesia, tumbuhnya nasionalisme dalam pengertian modern merupakan bentuk

reaksi terhadap kolonialisme, yang bermula dari cara eksploitasi yang menimbulkan

pertentangan kepentingan yang permanen antara penjajah dan yang dijajah.

Nasionalisme Indonesia adalah gejala historis yang tidak dapat dilepaskan dari

pengaruh kekuasaan kolonialisme bangsa barat. Nasionalisme Indonesia secara

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

umum bertujuan ke dalam memperhebat nation and character building sesuai

dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa, sedangkan tujuan keluar menolak

segala bentuk kolonialisme.

Semangat nasionalisme Indonesia muncul sebagai satu ikatan bersama

melawan kolonialisme. Nasion dan nasionalisme dipakai sebagai perasaan bersama

oleh penindasan kolonialisme dan oleh karena itu, dipakai sebagai senjata ampuh

untuk membangun ikatan dan solidaritas kebersamaan melawan kolonialisme. Tidak

dapat disangkal bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang diciptakan

(invented). Oleh para pendiri bangsa Indonesia, melalui Budi Utomo dan kemudian

Sumpah Pemuda, telah menciptakan nasionalisme Indonesia yang lintas etnis,

dengan simbol bendera merah putih dan bahasa Indonesia.

Nasionalisme yang muncul ketika menjelang dan awal kemerdekaan

Indonesia dapat dikatakan disebabkan oleh tiga hal.Pertama, bangsa Indonesia

menghadapi musuh yang sama (common enemy) yakni penjajahan. Adanya musuh

bersama ini telah membentuk rasa solidaritas yang sangat tinggi untuk menghadapi

dan mengusir musuh itu sejauh-jauhnya.Kedua, berhubungan dengan yang pertama,

pada waktu itu bangsa ini memiliki tujuan yang sama, yakni ingin mandiri sebagai

sebuah bangsa yang merdeka.Ketiga, karena kedua hal di atas, waktu itu bangsa ini

merasa senasib seperjuangan. Semua merasa tertindas dan teraniaya oleh bangsa

asing. Kehidupan menjadi teras selalu diinjak-injak dan sama sekali tak dihargai. Di

sinilah terjadi sinergi dari segenap lapisan masyarakat dengan kemampuan masing-

masing berjuang mengubah nasib bersama.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara historis awalnya gerakan nasionalisme Indonesia berawal dari

pembentukan organisasi Budi Utomo yang kemudian diikuti dengan berdirinya

organisasi-organisasi lain seperti Sarekat Islam, Pemuda Jawa, Pemuda Sumatera,

Pemuda Sulawesi, Pemuda Ambon dan organisasi lain yang bersifat kedaerahan.

Organisasi-organisasi yang bersifat primordialisme ini segera mentransformasikan

diri menjaadi organisasi yang bersifat non-primordialisme atau bersifat nasional.

Tahun 1927 berdirilah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diprakarsai Soekarno.

Sebagai organisasi politik berskala nasional pertama di Indonesia, partai ini secara

tegas menggariskan agenda utama partai ialah Indonesia merdeka. Dengan lahirnya

PNI, maka semangat nasionalisme Indonesia semakin berkobar-kobar seperti api

yang menyala-nyala. Boleh dikatakan, bahwa gelombang nasionalisme pada

awalnya merupakan hasil dari ekspansi barat, yang juga sebagai sebuah reaksi

terhadap dominasi barat.

Gelora nasionalisme yang berkobar-kobar itu kemudian dimuarakan lewat

Kongres Pemuda tanggal 26-28 Oktober 1928 di Yogyakarta. Kongres ini

menghasilkan sebuah ikrar bersama yang dikenal dengan Sumpah Pemuda yang

menyatakan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Sumpah

Pemuda pada28 Oktober 1928 adalah Proklamasi Kebangsaan Indonesia yang

merupakan ikrar tentang eksistensi nasion dan nasionalisme Indonesia yang telah

tumbuh puluhan tahun dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda.

Perjuangan bangsa Indonesia tersebut pada tanggal 17 Agustus 1945 mencapai titik

kulminasi dengan dikumandangkannyaProklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soekarno-Hatta. Hal itu membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia sudah

merupakan faktor penentu perkembangan sejarah Indonesia – sejarah berdirinya

negara Republik Indonesia.

Nasionalisme akan mudah untuk dimengerti dan diimplementasikan jika ada

musuh bersama. Jika musuh ini hilang, maka ikatan nasionalisme akan mengendur

dengan sendirinya. Preseden yang muncul di Indonesia mempertegas pendapat ini.

Jika kita melihat ke tahun 1940-an, ketika Belanda masih berusaha menguasai

Indonesia melalui Agresi Militer I dan II, nasionalisme di kalangan masyarakat

masih kuat, sehingga perjuangan Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949

membuahkan hasil diakuinya kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara. Namun

pasca-KMB 1949, Indonesia kehilangan musuh bersama dan golongan-golongan

dalam masyarakat lebih mengutamakan kepentingan kelompok yang ditandai dengan

jatuh bangunnya kabinet selama masa tersebut. Nasionalisme sempat muncul meski

sebentar, ketika Indonesia mengeluarkan sikap politik luar negeri terhadap Malaysia

dengan Dwikora.

Hal ini tidak berlangsung lama, karena kondisi internal dalam Indonesia

memang sedang rapuh. Setelah itu, nasionalisme dapat dimunculkan kembali ketika

Partai Komunis Indonesia (PKI) dijadikan sebagai musuh bersama karena dianggap

sebagai biang keladi Gerakan 30 September. Lebih dari 30 tahun kemudian,

Indonesia memperoleh kembali sebuah musuh bersama, yaitu Orde Baru, sehingga

gerakan nasionalisme dapat menghasilkan reformasi dan demokrasi yang selama 30

tahun dikebiri. Namun ketika musuh bersama tersebut telah berhasil dilumpuhkan,

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepentingan kelompok kembal muncul mengesampingkan nasionalsime itu sendiri.

Kejadian-kejadian historis di Indonesia tersebut mempertegas bahwa nasionalisme

dapat secara efektif diimplementasikan apabila masyarakat dalam sebuah negara

memiliki musuh bersama.

6.2 Nasionalisme sebagai harga diri sebuah bangsa

Pembicaraan seputar nasionalisme pasti tidak akan lepas dari pembicaraan

tentang bangsa. Nasionalisme secara sederhana dikatakan sebagai sebuah paham

kebangsaan. Maka oleh karenanya, perlu terlebih dahulu dirumuskan tentang

definisi bangsa itu sendiri

Bangsa menurut Ernest Renan dalam Sri Sultan Hamengkubuwono X (2007 :

85), adalah jiwa dan prinsip spiritual yang menjadi ikatan bersama, baik dalam

pengorbanan (sacrifice) maupun dalam kebersamaan (solidarity). Sedangkan

Benedict Anderson mengatakan bahwa bangsa didefinisikan sebagai “sebuah

komunitas politik terbayang”. Menurut Otto Bauer (Soekarno, 2007 : 146) bangsa

adalah satu persamaan, satu persatuan karakter, watak, yang persatuan karakter atau

watak ini tumbuh, lahir, terjadi karena persatuan pengalaman.

Dengan demikian bahwasanya dapat dikatakan bahwa bangsa itu memiliki

sifat yang pluralistik. Tidak berdiri di atas paham kesukuan, ras maupun agama.

Bangsa lebih menonjolkan kehendak bersama serta hidup dalam sebuah

persekutuan yang majemuk dan memiliki wilayah yang menjadi pijakan serta

tempat untuk hidup bersama tersebut. Sedangkan etnis lebih kepada identitas

kebudayaan yang dimilik.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebangsaan (nationality) dan rasa kebangsaan (nationalism) saling berkaitan

satu sama lain. Rasa kebangsaan, biasanya juga disebut nasionalisme, adalah

dimensi sensoris, merupakan konsep antropologi yang tidak semata-mata

memandang nasionalisme sebagai prinsip politik. Dimensi sensoris yang tak lain

adalah kebudayaan ini memperjelas posisi antropologi yang berangkat dari konsep

suku bangsa, kesukubangsaan, bangsa, dan kebangsaan, sebagaimana dibicarakan di

atas. Inilah akar-akar rasa kebangsaan (nasionalisme). Rasa kebangsaan atau yang

kerap kali juga disebut nasionalisme adalah topik baru dalam kajian antropologi.

Nasionalisme sebagai ideologi negara-bangsa modern sejak lama adalah rubrik ilmu

politik, sosiologi makro, dan sejarah.

Mohammad Hatta mengatakan bahwa kebangsaan ada bermacam-macam,

menurut rupa dan golongan yang memajukannya. Ada kebangsaan cap ningrat, cap

intelek dan ada pula kebangsaan cap rakyat. Riwayat dunia ini cukup membuktikan

bahwa ketiga golongan ini senantiasa ada. Kesemua tripologi tersebut mempunyai

ide tentang bagaimana kedaulatan negara dapat tercapai serta bagaimana jiwa dan

sikap nasionalisme itu dapat tumbuh (lapmi 1990:98). Riwayat dunia ini cukup

memberi bukti, bahwa ketiga golongan ini senantiasa ada. Kesemua tipologi

tersebut mempunyai ide tentang bagaimana kedaulatan negara dapat tercapai serta

bagaimana jiwa dan sikap nasionalisme itu dapat tumbuh.

Ahli sejarah Sartono Kartodirdjo mengemukakan yang disebut nation dalam

konteks nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu

komunitas sebagi kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsure

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sisitem kepercayaan,

kebudayaan, bahasa dan lain-lain sebagainya (Hadi 2007). Dengan kata lain

nasionalisme erat ikatannya dengan solidaritas sosial.

Beberapa bentuk dari nasionalisme menurut Swasono (2003) :

1. Menjadi tuan dinegeri sendiri

Artinya mandiri, percaya diri. Tidak menyerahkan nasiib dan masa depan kita

kepada orang lain. Kemandirian bukan berarti kita mengisolasi diri.

Kemandirian lebih ditujukan kepada sikap mental, budaaya hidup, pandangan,

orientasi, filosofi yang lebih menekankan kepada kemampuan diri sendiri

sebagai prioritas utama dalam peilihan sumber daya.

2. Persaudaraan

Membangun kepercayaan, jatidiri, serta semangat kemandirian dan solidaritas

sosial yang bertumpu pada rasa persaudaraan bumiputera.

3. Membangun untuk berdiri sendiri

Pembangunan untuk sebagian besar tergntung dari pendidikan kearah

kemampuan dan keberanian manusia-manusia yang mempunyai harapan dan

motivasi besar unuk mengubah nasibnya sendiri dan nasib seluruh bangsanya.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa nasionalisme terkait dengan kemandirian

dan juga solidaritas sosial.

Menurut Durkheim (Johnson, 1994:hal 182-183) “solidaritas sosial” dibagi

menjadi dua yaitu solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organic. Dimana

solidaritas sosial mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif bersama yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menunjuj pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan senimen-sentimen bersama

yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu. Sedangkan solidaritas

organic ikatan utamanya adalah kepercayaan bersama, cita-cita dan komitmen moral.

Orang yang sama-sama memiliki kepercayaan dan cita-cita ini merasa bahwa

mestinya bersama-sama karena mereka berpikiran serupa.

Substansi Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur yang pertama,

kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas

banyak suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam

menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan dari bumu Indonesia.

Semangat dari dua substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam proklamasi

kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dalam Pembukaan UUD 1945.

(kartaprawira, 2002)

7. Nasionalisme dalam Film

Di masa kemerdekaan, euphoria kemerdekaan mewarnai dunia perfilman

Indonesia. Secara kuantitas produksi film mengalami kenaikan secara pesat, dari

hanya 6 film pada tahun 1949 menjadi 22film di tahun 1950 dan 58 di tahun 1955

(Sen,1994:19). Isu dan wacana nasionalisme serta patriotisme menjadi substansi kuat

dari film di masa ini. Dalam tataran praksis sosial, nasionalisme ini diwujudkan

dalam gerakan menasionalisasi gedung sinema dan perusahaan film, sekaligus

menggulirkan film yang“benar-benar” Indonesia.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu tema film yang menarik untuk dicermati adalah nasionalisme.

Berbeda dengan film Indonesia yang memiliki tema drama dan mengangkat

fenomena kehidupan sehari-hari, film yang bertema nasionalisme di Indonesia

sangat dipengaruhi oleh faktor sosial politik yang ada di Indonesia. Dan karena itu,

menarik untuk dicermati bagaimana perubahan dan perkembangan film bertema

nasionalisme pada era Orde Baru hingga pasca reformasi.

Pertama, yang perlu dicermati adalah bahwa budaya media mampu

menunjukkan siapa yang memiliki kekuasaan dan siapa yang tidak berkuasa

(Kellner, 1995:2). Maka film, sebagai salah satu bentuk budaya media pun dapat

menunjukkan siapa yang memiliki kekuasaan tersebut. Sebagai contoh Film yang

menokohkan Soeharto sebagai pahlawan adalah film Janur Kuning yang diproduksi

pada tahun1979 dengan biaya sekitar 385 juta rupiah, sebuah anga fantastis karena

produksi film di masa tersebutumnya hanya memakan dana 200 juta rupiah

(Sen,1994:91). Film yang bercerita tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 ini

bercerita tentang kepahlawanan Soeharto yang masih berpangkat kolonel dalam

menguasai Kota Yogyakarta selama enam jam, menyingkirkan peran Sri Sultan

Hamengkubuwono IX, raja Kerajaan Yogyakarta di masa tersebut dan Jenderal

Soedirman, panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dikenal luas sebagai

sosok jenius dalam strategi perang gerilya.

Berkaitan dengan kekuasaan itulah, maka film dapat dikategorikan

sebagai ideological state apparatus. Namun sebelum membahas tentang aparatus

ideologis negara (ideological state apparatus) tersebut, maka perlu diketahui tentang

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsep negara (state) menurut tradisi Marxis. Negara merupakan

sebuah apparatus yang represif (Althusser, 2007:159). Artinya bahwa negara

memiliki kekuatan untuk menekan kelas-kelas proletariat demi kepentingan kelas-

kelas borjouis. Dan demi kepentingan kelas-kelas borjuis tersebut, maka

diperlukanlah sebuah aparatus sebagai alat represi. Terdapat dua pembedaan yang

diungkapkan oleh Althusser mengenai konsep apparatus ini. Pertama, aparatus

Negara yang bersifat represif, seperti pemerintahan, birokrasi, tentara, polisi dan

peradilan yang disebut oleh Althusser sebagai represive state apparatus. Kedua,

yaitu perangkat negara yang menjalankan fungsinya dengan ideologi (by ideology),

yang dinamakan ideological state apparatus (Althusser, 2007:167-169).

Perbedaan yang jelas mendasari dua perangkat tersebut adalah bagaimana

mereka menjalankan fungsinya. Perangkat negara represif melakukan tindakan

represi dalam bentuk nyata, yang disadari betul bahkan dapat dilakukan kekerasan di

dalamnya. Sedangkan aparatus ideologi negara menjalankan fungsinya secara halus,

dengan menanamkan ideologi melalui institusi-institusi yang dekat dalam kehidupan

masyarakat, seperti keagamaan, pendidikan, keluarga, hukum, komunikasi, bahkan

kebudayaan. Akibatnya, aparatus ideologi negara lebih mudah untuk diterima oleh

masyarakat karena beroperasi dalam alam bawah sadar manusia. Maka, film

nasionalisme pun jika dilihat dalam konteks sosial-politik pada pemerintahan Orde

Baru dapat dikategorikan sebagai aparatus ideologi negara. Film menjadi objek

instrumentatif sebagai usaha untuk melanggengkan pemerintahan yang berkuasa saat

itu.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Film-film bertema nasionalisme di masa Orde Baru selalu merepresentasikan

bahwa negara, adalah pembela utama dari nasionalisme. Klaim ini serempak pula

menempatkan negara dalam kapasitas sebagai ikon utama dari nasionalisme.

Seringkali klaim ini juga dibumbui dengan militerisme dalam film-film nasionalisme

dengan menampilkan ikon militer sebagai bagian dari perjuangan membela

nasionalisme. Padahal sejarah menunjukan bahwa ada laskar rakyat juga yang turut

berjuang dalam revolusi fisik. Tengoklah Bandung Lautan Api (1974) dan Mereka

Telah Kembali (1972), puncak kekuatan revolusi berada di dalam pihak angkatan

bersenjata dan kaum sipil dimunculkan hanya sebagai pendukung kekuatan tersebut.

Film –film Nasionalisme pada masa reformasi dengan kehidupan

berdemokrasi yang lebih terjamin, kekuasaan yang muncul adalah para pemilik

modal. Karena itu, terjadi pergeseran fungsi atas film nasionalisme dalam dunia

perfilman Indonesia. Film nasionalisme bukan lagi berfungsi sebagai aparatus

ideologi negara, namun berkembang menjadi salah satu bentuk industri budaya,

hingga pada tahap selanjutnya terjadi determinisme ekonomi di mana motif mencari

laba dan relasi kelas secara langsung menentukan bentuk dan makna produk kultural

(Barker, 2005:53). Dalam proses inilah terjadi inkorporasi atas ide nasionalisme

untuk kepentingan pasar. Dengan kata lain terjadi proses komodifikasi budaya

terhadap teks dan wacana nasionalisme demi kepentingan pasar.

8. Wacana dalam film

Analisis Wacana (Discourse Analysis) adalah salah satu alternatif dari analisis

isi kualitatif yang dominan dan banyak dipakai (Sobur, 2001: 145). Jika analisis

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan ”apa” (what), analisis wacana lebih

melihat pada ’bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi itu disampaiakan,

yakni lewat kata, frase, kalimat, serta metafora. Dengan melihat bagaimana

bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna

yang tersembunyi dari suatu teks.

Menurut Pawito ( 2007, : 170 ) analisi wacana (discourse analysis) adalah

suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse ) yang terdapat atau

terkandung didalam pesan – pesan komunikasi baik secara tekstual maupun

kontekstual.

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan wacana itu

tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis. Henry Guntur Tarigan mengemukakan

bahwa istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau

obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal

seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon.

Wacana dapat berupa komunikasi lisan atau komunikasi ujaran dan

komunikasi tulis. Namun yang menjadi faktor penting adalah bentuk komunikasi

tersebut harus berupa sistem representasi yang dibangun secara sosial untuk

mengedarkan suatu makna koheren tentang suatu topik. Karena itu, sebuah wacana

harus punya dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence).

(Alex Sobur,2009 hal 10).

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sering banyak orang terpaku jika wacana hanya melingkupi komunikasi

tulisan saja padahal titik singgung utama dari sebuah wacana adalah adanya

pemakaian bahasa (Eriyanto, 2006 halm 4). Ibnu Hamad mengemukakan bahwa

wacana memiliki beberapa macam bentuk, antara lain:

1. Text (wacana dalam wujud tulisan/garfis) antara lain dalam wujud

berita, features, artikel opini, cerpen, novel, dsb.

2. Talk (wacana dalam wujud ucapan), antara lain dalam wujud rekaman

wawancara, obrolan, pidato, dsb.

3. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud lakon

drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb.

4. Artifact (wacana dalam wujud jejak) antara lain dalam wujud

bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb. ( Ibnu Hamad)

Hal tersebut diatas menjelaskan bahwa keberadaan wacana dapat ditemukan

selain pada media cetak (seperti novel). Media audio (seperti pidato), media visual

(seperti lukisan), media audiovisual (seperti film), di alam (seperti lanskap dan

bangunan), atau discourse/Discourse yang dimediasikan (seperti drama yang

difilmkan) juga dapat mengandung bentuk wacana. Jadi tak selamanya

discourse/Discourse itu berada dalam bentuk media massa, apalagi hanya media

cetak.

Film bukan berarti hanyalah sebuah media komunikasi yang bisa dipahami

hanya dari segi tekstualnya melainkan film juga sebagai sarana perdebatan yang

lebih luas mengenai representasi proses sosial yang telah menghasilkan gambar,

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suara, tanda dan tujuan untuk sesuatu (dalam wacana ini yang disebut dengan

konteks). Film merupakan produk budaya dan wujud praktek sosial, nilai yang

terkandung dari sebuah film dapat memberitahu kita tentang sistem dan proses

sebuah budaya.(Turner, Graeme. 1996. Film As Social Practice. London :

Routledge. H.41.)

F. Konsep

1. Analisis Wacana

Analisis wacana merupakan jenis analisis teks yang memfokuskan pada

pesan tersembunyi. Analisis wacana digunakan untuk menyingkap makna

tersembunyi yang disampaikan secara implisit dalam suatu teks. Dimensi

teks menurut Van Djik ada tiga, yang pertama struktur makro, garis besar

yang diangkat oleh film ini adalah menegenai tema global yang membingkai

isu nasionalisme. Yang kedua pada superstruktur berupa kerangka adegan

dalam film dan yang ketiga struktur mikro makna yang dapat diamati dari

bagian kecil dari suatu teks yakni latar, detail, maksud, bentuk kalimat,

koherensi, leksikom, metafora dan ekspresi pada adegan film.

2. Nasionalisme

“Nation” dalam konteks nasionalisme Indonesia adalah suatu konsep yang

dialamatkan pada suati komunitas sebagi kesatuan bersama, yang mencakup

berbagai unsure yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sistem

kepercayaan, kebudayaan dan bahasa.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jadi definisi konseptual dari nasionalisme adalah patriotisme, kemandirian,

dan solidaritas sosial.

1. Kemandirian

Tidak menyerahkan nasib dan masa depan kita kepada orang lain. Kemandirian

buka berarti kita mengisolasi diri. “kemandirian lebih dituuksm kepada sikap

mental, budaya hidup, pandangan, orientasi, filosofi, yang lebih menekankan

kepada kemampuan diri sendiri sebagai priioritas utama dalam pemilihan sumber

daya” (Swasono, 2003 : 92-93). Kemandirian adalah kemmpuan untuk berdiri dan

menentukan nasib sendiri.

2. Patriotisme

Mengorbankan raga serta jiwanya demi membela bangsa dan negara (Anderson,

1993, dalam Saifudin, 2006). Patriotism sangat tidak rela jika bangsanya diusik

oleh piak lain, bida berbust apa saja untuk membela bangsanya.

3. Solidaritas Sosial

Nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu

komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsure

yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, system kepercayaan,

kebudayaan, bahasa dan lain-lainnya (Abdul Hadi, 2007). Jadi solidaritas

mementingkan kebersamaan dan mempunyai prinsip yang kuat menolong yang

lemah.

G. Metode Penelitian

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode

analisis wacana. Jenis penelitian kualitatif tidak dibatasi pada kategori-kategori

tertentu saja sehingga memungkinkan peneliti untuk menangkap informasi kualitatif

secara mendalam dan detail (fokus pada kedalaman dan proses).

Hal senada juga diungkapkan oleh Pawito yakni penelitian komunikasi

kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan

(explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi atau mengemukakan prediksi-

prediksi tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau

pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau

realitas komunikasi terjadi. (Pawito : 2007 hal 35). Sedangkan disebut deskriptif

karena data-data yang dikumpulkan berupa dialog, adegan dan bukan angka-angka

sebagai pernyataan jumlah atau frekuensi.

Dalam hal ini, penelitian kualitatif tidak bekerja dengan mempergunakan data

atau dalam bentuk yang ditransformasikan menjadi bilangan atau angka, tidak diolah

dengan rumus dan tidak ditafsirkan atau diinterpretasikan sesuai ketentuan statistik

atau matematik (Koentjaraningrat, 1994:175)

Secara lebih jelas, S. Nasution mengemukakan konsep dasar penelitian

kualitatif dan masalah yang mendasar tentang penelitian ini sebagai berikut :

a. Penelitian ini tidak bertujuan menguji atau membuktikan kebenaran suatu

teori.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tidak ada pengertian populasi dalam penelitian ini. Sampling bersifat

purposive yakni tergantung tujuan dan fokus pada suatu saat.

c. Instrumen penelitian tidak bersifat eksternal melainkan internal, yakni

penelitian ini tanpa menggunakan eksperimen atau angket melainkan

menyeleksi aspek-aspek khas yang berulang kali terjadi dan menyelidikinya

lebih dalam.

d. Analisis data bersifat terbuka dan induktif yang membuka peluang untuk

perubahan, perbaikan atau penyempurnaan berdasar data baru yang masuk.

e. Hipotesis tidak dirumuskan pada awal penelitian karena tidak ada maksud

menguji kebenaran.

f. Hasil penelitian tidak bisa diramalkan atau dipastikan sebelumnya sebab akan

banyak hal terungkap yang tidak terduga sebelumnya. (H. Sutopo, 1998:4).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis wacana-wacana mengenai

nasionalisme yang dikemas ke dalam film-film perjuangan Indonesia yang

diproduksi pada era pemerintahan orde lama, ordebaru, dan reformasi, yang

mengandung signifikasi dengan wacana Nasionalisme pada Film, serta bagaimana

wacana-wacana itu disuguhkan. Data pada penelitian ini terutama adalah data

kualitatif, yang kemudian di diskripsikan dengan rujukan, acuan atau referensi

secara ilmiah. Hal tersebut dilakukan sebab tujuan penelitian kualitatif adalah

berupaya memahami situasi tertentu, dan bukan untuk mencari sebab akibat sesuatu

(Moleong, 2002).

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Metode Analisis

Studi media massa pada dasarnya mencakup pencarian pesan dan makna-

makana dalam materinya, karena sesungguhnya basis studi komunikasi adalah

proses komunikasi, yang intinya adalah makana.(Irawanto :1999 hal 27). Maka

metode penelitian komunikasi semestinya mampu mengungkapkan makna yang

terkandung dalam materi pesan komunikasi.

Analisis Wacana (Discourse Analysis) adalah salah satu alternatif dari analisis

isi kualitatif yang dominan dan banyak dipakai (Sobur, 2001: 145). Jika analisis

kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan ”apa” (what), analisis wacana lebih

melihat pada ’bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi itu disampaiakan,

yakni lewat kata, frase, kalimat, serta metafora. Dengan melihat bagaimana bangunan

struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang

tersembunyi dari suatu teks.

Secara singkat menurut Pawito, 2007:170-171) bahwa analisis wacana adalah

suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat dan

terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun

konteksrual. Hal ini mencakup berbagai hal termasuk misalnya, bagaimana proses-

proses simbolik digunakan khususnya terkait dengan kekuasaan, ideologi, dan

lambang-lambang bahasa serta apa fungsinya.

Penelitian ini menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk karena

memiliki struktur yang jelas dan lengkap untuk diaplikasikan dalam analisis wacana

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

film. Adapun model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut

(Eriyanto:225) :

Bagan 2

bagan 2

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/ tingkatan yang

masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga

tingkatan yaitu: (a) struktur makro, merupakan makna global/ umum dari suatu

teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam

teks, (b) superstruktur, merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan

kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh, dan (c)

struktur mikro, merupakan makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil

suatua teks, yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

Selain itu menurut van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen

tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan mendukung satu

sama lain.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian ini sebatas mengkaji pemakaian kata, gaya, dan kalimat tertentu

dari suatu film yang menggambarkan nasionalisme sesuai dengan konsep film

perjuangan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya pada level teks. Van Dijk

menamparkan struktur teks sebagai berikut ( Eriyanto:227) :

Bagan 3

Bagan 3

Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari tiga struktur, yaitu:

1. Struktur Makro, merupakan makna global dari suatu teks yang

dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks,

bersifat tematik (tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu teks)

dan sintaksis (bagaimana kalimat [bentuk, susunan] yang dipilih)

2. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks, seperti bagian

pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(bagaimana bagian dan urutan teks diskemakan dalam suatu teks

secara utuh), dan stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai

dalam suatu teks)

3. Struktur mikro, merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat

diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu

teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu

teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan

dilakukan)

Struktur analisis teks wacana Van Dijk pada dasarnya menganalisis

bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu, bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan

atau memarjinalkan kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu dengan

menggunakan metode critical linguistics.

Dalam penelitian ini penjelasan tentang wacana nasionalisme film “Pagar

Kawat Berduri, Bandung lautan Api, dan Merah Putih”, penulis menggunakan

pendekatan elemen makrostruktur: tematik, supersturktur : alur/kerangka adegan dan

mikrostruktur: latar, detail, maksud, leksikon, bentuk kalimat metafora dan ekspresi.

Sedangkan unit analisis lainnya tidak digunakan dalam penelitian ini karena lebih

banyak digunakan untuk penelitian pemberitaan.

3. Obyek Penelitian (corpus)

Corpus merupakan sekumpulan matri yang terbatas, yang telah ditentukan

sejak awal penelitian, dengan beberapa (inevitable) arbitrariness atau semacam

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesemenaan (yang tak ter-elakkan) pada mana dia akan bekerja, menyelidiki

signifikasi yang terjadi pada obyek studinya. (Roland Barthes, 1981hal96). Sekali

corpus tersebut telah diterapkan, maka harus teerus diikuti, maksudnya adalah di satu

sisi tidak menambahakan sesuatu apapun pada corpus tersebut selama jalannnya

penelitian, tapi di lain sisi corpus dibicarakan, dibahas secara lengkap mendalam

dengan analisis, serta setiap fakta yang termasuk dalam corpus harus ditemukan

dalam system. Selanjutnya pemilihan corpus haruslah memenuhi beberapa syarat

sebagai berikut : (rachmat kriyanto: hal 70-71)

1. Corpus cukup luas untuk emberi harapan yang beralasan bahwa unsure-

unsurnya akan memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan yang

lengkap.

2. Corpus bersifat sehomogen mungkin, baik homogeny pada taraf substansi

maupun homogeny pada taraf waktu (sinkroni)

Dalam penelitian ini yang akan menjadi obyek penelitian adalah film Pagar Kawat

Berduri, yang di produksi tahun 1961 Bandung lautan Api, yang diproduksi tahun

1974 dan Merah Putih yang diproduksi tahun 2009. Dan yang dimaksud sebagai

corpus dalam penelitian ini adalah bagian dari adegan-adegan (scene) dalam film,

yang biasa dikenal dengan shot, yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk

gambar berhenti. Dengan demikian wacana-wacana dalam film ini, baik yang

disajikan secara eksplisit maupun implicit, akan dapat dilihat melalui unsure

sinematografis yang disajikan seperti :

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Sound Sources/ sumber suara (verbal), meliputi :

· Monolog atau dialog para tokoh, yaitu kata-kata yang diucapkan.

· Backsound, yaitu suara-suara lain yang serentak mengiringi

gambar.

2. Montage, yaitu penggabungan beberapa shot terpisah untuk

menggembangkan aksi dalam film.

4. Analisis Data

Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset

adala data kualitatif, dan riset kualitatif adalah riset yang mengguanakan cara

berpikir induktif yakni cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta

empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran umum). Pada dasarnya, analisis data

dalam penelitian komunikasi kualitatif dikembangkan dengan maksud hendak

memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan (interpreting),

atau mentranformasikan (transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang

kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi

ilmiah(thesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final (Pawito,

2007: 101).

Analisis van Dijk dalam penelitian ini mengalami penyesuaian terhadap objek

film, serta masih terbatas pada pesan verbal yang tertuang dalam naskah atau sumber

suara lain yang serentak mengiringi gambar. Corpus-corpus dalam film Pagar

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kawat Berduri, Bandung lautan Api, dan Merah Putih dalam penelitian ini akan

direkontruksi secara menyeluruh, langkah-langkah analisis data data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan terhadap film Pagar Kawat Berduri, Bandung

lautan Api dan Merah Putih.

b. Menentukan beberapa pokok bahasan.

c. Memilih scene yang mewakili wacana-wacana yang akan diangkat dari

film Pagar kawat berduru, Bandung Lutan Api dan Merah Putih.

d. Mengelompokkan data-data sesuai dengan perangkat atau elemem analisis

wacana serta tetap mengacu pada pokok bahasan yang telah ditentukan.

e. Menentukan tema yang terkandung dalam setiap bagian, dan

f. Menganalisa makna dari wacana-wacana yang dikemas dalam masing-

masing kelompok atau elemen berdasarkan tema yang sesuai, baik wacana

yang mengandung signifikasi terhadap nasionalisme maupun tidak.

g. Selanjutnya akan terlihat pula bagaimana keterkaitan antara wacana satu

dengan wacana yang lainnya dalam film Pagar Kawat Berduri, Bandung

lautan Api dan Merah Putih.

Dengan memenggal corpus, maka pengarang sudah tidak menjadi perhatian

lagi, melainkan pembaca menjadi lebih aktif dalam membongkar makna, yakni teks

yang ditulis oleh si pembaca itu sendiri. Pembacapun kemudian memasuki dapur

makna dan dari situ pembaca menunjukkan sebanyak mungkin makna yang dapat

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihasilkan. Pembaca tak perlu lagi mencari makna yang mungkin disembunyikan

penulis, melainkan pembaca memproduksi makna itu.

Selain dengan menggunakan analisis wacana model Van Dijk, penulis juga

menggunakan analisis semiotik untuk mendukung dalam analisis pada level struktur

mikro. Analisis semiotik penulis gunakan karena dalam setiap corpus-corpus kadang

terdapat tanda dan makna, sehingga akan lebih sesuai jika dalam menganalisis

corpus-corpus tersebut menggunakan analisis semiotik agar tanda dan makna lebih

mudah diintepretasikan oleh peneliti.

5. Validitas Data

Keabsahan (validitas) merupakan bentuk batasan ayng berkaitan dengan suatu

kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur.

Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah

satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

data. Menurut Patton dalam HB Sutopo, terdapat empat macam triangulasi sebagai

tekni pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu (Sutopo : 78-85)

a. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil

observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap

memiliki sudut pandang yang berbeda

b. Triangulasi pengamat

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adanya pengamat di luar peneliti sebagi pengamat (expert judgement) yang

memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data dan turut memeriksa hasil

pengumpulan data

c. Triangulasi teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang

dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah

dijelaskan pada telaah pustaka untuk dipergunakan dalam menganalisis penelitian.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan

metode observasi.

Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini, digunakan

teknik triangulasi teori. Triangulasi teori dilakukan oleh penulis dengan

menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang

dikaji karena suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat tidak hanya dikaji

dari satu teori saja, melainkan digunakan juga pandangan lain. Pada penelitian ini,

triangulasi teori yang dipakai oleh penulis dalam menganalisis film Pagar Kawat

Berduri, Bandung Lautan Api dan Merah Putih adalah teori film, sejarah

perkembangan film per periode poltik Indonesia dan konsep nasionalisme. Yang

diterapkan pada setiap scene by scene untuk menganalisa film.

6. Keterbatasan Penelitian

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Dalam analisis wacana sisi produksi menjadi bagian penting dalam

lingkup analisis, namun karena ketidak mungkinan yakni sutradara film

Asrul sani dan Alam Rengga surawidjaja telah meninggal dunia maka

sebagai konsekuensi penulis hanya menggunakan artikel dan buku yang

terkait dengan film

2. Dalam penelitian ini Analisis wacana tidak mengemukakan aspek teknis

atau sinematografi hal ini menyebabkan penelitian kurang

mengimplementasikan wacana yang penting yang meliputi audio, musik,

pencahayaan, setting, penggunaan kamera, dan editing untuk

menampilkan makna yang tersembunyi.

3. Obyek penelitian yang homogen, dimana hampir keseluruhan film

mempunyai kesamaan dalam mengangkat cerita sehingga mengakibatkan

hasil analisis yang diperoleh peneliti hamper sama atau tidak memiliki

perbedaan yang mencolok.

7. Sistematika Penulisan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis membagi menjadi empat bab. Bab I memuat

pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, dan metode penelitian. Bab II

membahas tentang seluk beluk penelitian, yakni film masa orde lama Pagar kawat

berduri, masa orde baru Bandung Lautan Api, dan masa reformasi Merah Putih,

antara lain tentang sinopsis film dan profil sutradara/sineas. Bab III berisi analisis

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

film, yaitu menganalisis wacana nasionalisme dalam film Perjuangan dalam film

Pagar Kawat Berduri, Bandung Lautan Api, dan Merah Putih serta persamaan dan

perbedaan wacana nasionalisme pada film perjuangan dalam film Pagar Kawat

Berduri, Bandung Lautan Api, dan Merah Putih dan pada Bab IV berisi penutup

yang memuat kesimpulan dari analisis penelitian dan saran.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

FILM PAGAR KAWAT BERDURI, BANDUNG LAUTAN API

DAN MERAH PUTIH

1. Film Pagar Kawat Berduri

Film Pagar Kawat Berduri yang dibuat tahun 1961, disutradarai oleh Asrul Sani ini

menceritakan tentang fenomena di balik penjajahan dan rasa nasionalisme.

Ditampilkan dengan mengambil latar utama sebuah kamp tahanan para pejuang

Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan tahun 1946-1949, biasa disebut

sebagai perang kemerdekaan kedua atau revolusi fisik melawan Agresi Militer

Belanda (Biran: hal 10, 1972). Selain menggambarkan kehidupan para tahanan pada

masa itu, intrik dan trik untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri, dalam film

juga tersirat pola pikir para pelaku, baik pejuang Indonesia maupun tentara penjajah

dalam memandang suatu ide nasionalisme.

Cerita film ini merupakan adaptasi sebuah cerita pendek. Setelah film jadi,

Trisnojuwono menjadikannya novel (www.filmindonesia.or.id).

Judul Film : Pagar Kawat Berduri

Sutradara : Asrul Sani

Penulis : Trisnojuwono, Wahyu Sihombing

Produser : Kedjora Film

Pemeran Utama : Sukarno M. Noor

Pemeran Pembantu : Bernard Ijzerdraat (Suryabrata); Ismed M. Noor;

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mansjur Sjah; Wahab Abdi

Deskripsi Fisik : Film hitam putih ; 123 menit

Media : Film layar lebar

Subjek : Drama perjuangan

Bahasa : Indonesia

1.1 Sinopsis Film Pagar Kawat Berduri

Berbeda dengan rekan-rekannya sesama pejuang yang ditahan di kamp Belanda pada

masa revolusi fisik, Parman (Soekarno M. Noer) justru menjalin persahabatan

dengan Koenen (B. Ijzerdraat), salah seorang perwira Belanda yang ditugaskan

memimpin kamp tersebut menggantikan Letnan de Groot. Koenen adalah mahasiswa

kedokteran Amsterdam yang masuk ketentaraan karena terkena wajib militer.

Koenen ternyata sangat mencintai Indonesia karena selama pendudukan

Belanda oleh Jerman, ia pernah berjuang dalam gerakan bawah tanah bersama

seorang pemuda dari Indonesia. Pemuda Indonesia itu akhirnya tewas. Sebelum

pemuda itu meninggal, Koenen berjanji akan berbuat baik kepada bangsa pemuda

tersebut. Karena kecintaannya itulah, Koenen mempelajari kebudayaan dan sejarah

Indonesia.

Saat di Indonesia, Koenan sering berdialog dengan Parman. Mereka juga

sering berdebat tentang alasan mereka berjuang untuk negeri masing-masing.

Perdebatan yang selalu dimenangkan Parman. Koenen terpojok, dia tidak bisa

membela dirinya yang telah bersalah karena berada di pihak penjajah yang telah

menimbulkan penderitaan besar bagi bangsa Indonesia selama ratusan tahun. Pada

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akhirnya, satu-satunya jalan keluar bagi Koenen adalah dengan menembak dirinya

sendiri.

Sebetulnya, tujuan Parman bersahabat dengan Koenen adalah agar dapat

mengorek berbagai informasi yang berguna. Parman kemudian mengetahui bahwa

Herman dan Toto, rekannya sesama pemimpin perjuangan seperti dirinya, akan

dihabisi dan bahwa rencana para pejuang untuk menyerbu markas musuh telah

bocor. Herman dan Toto pun bertekad akan melarikan diri, dan sekaligus untuk

memberitahu ke markas para pejuang mengenai bocornya rencana penyerangan,

untuk menyelamatkan ribuan nyawa saudara sesama pejuang.

Parman memberikan sebuah catut, yang dipergunakan untuk memotong pagar

kawat berduri kamp tahanan. Herman lolos, namun Toto tertembak. Ketika

kemudian Parman dijemput untuk dihukum, sebab dialah yang mendalangi pelarian

itu, tahulah para pejuang di tahanan itu, bahwa Parman ternyata bukanlah seorang

pengkhianat.

Dalam film ini juga diungkapkan bahwa dalam situasi revolusi perjuangan

pun ada kisah cinta kasih. Dikisahkan tentang sepasang kekasih, seorang pejuang

dan juru rawat yang terpaksa kandas karena situasi tidak memungkinkan. Ada pula

seorang istri yang berusaha membujuk Belanda agar membebaskan suaminya,

namun sang suami lebih memilih bertahan daripada harus mengemis kepada Belanda

dan berkhianat kepada bangsanya sendiri walaupun istrinya dalam keadaan

mengandung sekalipun.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada akhir film digambarkan betapa perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan dengan dilandasi rasa cinta tanah air harus dibayar mahal. Semua

pejuang dan tawanan yang tersisa mati dihadapkan regu tembak Belanda demi

mempertahankan Republik, sebuah keyakinan yang diyakini kebenarannya oleh para

pejuang di mana semua ini adalah bagian dari perjuangan sehingga mereka tak

gentar dan takut sedikit pun walaupun nyawa taruhannya.

1.2 Profil Sutradara Film Pagar Kawat Berduri

Asrul Sani lahir di Rao, Sumatra Barat, 10 Juni 1926 dan meninggal di Jakarta, 11

Januari 2004 pada usia 77 tahun. Selain merupakan tokoh di dunia film, ia juga

dikenal sebagai sastrawan. Asrul Sani menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Indonesia (1955). Pernah mengikuti seminar internasional

mengenai kebudayaan di Universitas Harvard (1954), memperdalam pengetahuan

tentang dramaturgi dan sinematografi di Universitas California Selatan, Los Angeles,

Amerika Serikat (1956), kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).

Pada tahun 1950-an, Asrul bersama Usmar Ismail, mendirikan Akademi

Teater Indonesia (ATNI) yang telah melahirkan Teguh Karya, Wahyu Sihombing,

Sukarno M. Noor, Ismed M. Noor, Tatiek Maliyati. ATNI berusaha

mengembangkan tradisi realisme dalam teater seperti di negara-negara Barat. Untuk

itu Asrul banyak menerjemahkan lakon-lakon dunia baik karya para pengarang

Inggris, Amerika, Prancis, Jerman, Rusia. Terjemahan itu memberikan kesempatan

kepada siswa ATNI untuk mempraktekkan teori yang mereka pelajari.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Asrul pun lebih banyak menerjemahkan lakon untuk Bank Naskah yang

dibentuk oleh Dewan Kesenian Jakarta. Bukan hanya lakon yang dia terjemahkan,

melainkan juga roman dan roman pendek. Jumlah lakon dan roman yang dia

terjemahkan lebih dari seratus judul. Sayang belum semuanya terbit atau sempat di

pentaskan.

Asrul mulai terjun ke dunia film dengan menjadi penulis skenario, pekerjaan

yang terus dia tekuni hampir sampai akhir hayatnya. Sebagai penulis skenario, Asrul

menjadi langganan memperoleh piala citra. Skenarionya yang pertama disutradarai

oleh H. Usmar Ismail berjudul Lewat Jam Malam yang berhasil memperoleh hadiah

terbaik dalam Festival Film Indonesia tahun 1954. Skenarionya yang lain yang

pernah mendapat Piala Citra di antaranya: Titian Rambut Dibelah Tujuh, Pagar

Kawat Berduri, Bulan di atas Kuburan, Al-Kautsar, Jenderal Naga Bonar dan Kejar

Aku Kau Kutangkap.

Sebagai sutradara, Asrul juga pernah memenangkan hadiah dalam Festival

Film Asia pada film berjudul Apa Yang Kau Cari Palupi?. Film-filmnya yang lain

yang patut disebut adalah Jembatan Merah, Kemelut Hidup dan Salah Asuhan.

Selain sebagai pekerja film, Asrul juga seorang pemikir perkembangan film

nasional. Asrul pernah menjadi ketua Dewan Film Nasional yang dibentuk oleh

Menteri Penerangan berdasarkan konsep yang diajukannya. Konsep itu tidak jalan

karena dalam alam Orde Baru, praktik bisnis dan KKN keluarga Soeharto merajai

lapangan dalam segala bidang, termasuk permonopolian dalam impor film dan

kepemilikan bioskop sehingga film nasional menjadi lumpuh. Keadaan perfilman

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nasional yang menghadapi kebangkrutan, menyebabkan Asrul memusatkan

perhatian kepada penulisan skenario dan pembuatan sinetron untuk televisi.

Patut dicatat, bahwa Asrul banyak membuat sinetron berdasarkan karya-karya

sastra klasik Indonesia seperti Siti Nurbaya (Marah Rusli), Sengsara Membawa

Nikmat (Tulis Sutan Sati). Dengan usahanya itu, Asrul hendak mendekatkan karya

sastra nasional kepada para penonton televisi yang jumlahnya jauh lebih banyak

daripada pembaca roman yang dijadikan dasarnya. Dengan demikian, ia pun

berharap akan tergugah minat penonton untuk membaca sendiri karya sastranya.

Kalau kita perhatikan, langkah-langkah Asrul baik dalam bidang sastra, teater,

maupun film, semuanya bersifat strategis. Dia selalu meletakkan dasar pemikirannya

untuk langkah-langkah selanjutnya. Dialah salah seorang penyusun Surat

Kepercayaan Gelanggang yang kemudian dianggap sebagai konsep dasar Angkatan

'45 dalam kesenian. Dia juga menulis konsep dasar Lesbumi (Lembaga Seniman dan

Budayawan Muslimin Indonesia) yang dia dirikan bersama H. Usmar Ismail di

lingkungan NU. Dia juga menjadi salah seorang seniman yang ikut meletakkan

konsep dasar Pusat Kesenian Jakarta yang meliputi Akademi Jakarta (AJ), Dewan

Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Institut Kesenian Jakarta

(IKJ). Dia anggota seumur hidup Akademi Jakarta, pernah menjadi salah seorang

ketua Dewan Kesenian Jakarta, dan pernah pula menjadi Rektor Institut Kesenian

Jakarta.

Ada kritik terhadap Asrul yang selalu tidak mau menjadi “orang kantoran”

sehingga banyak yang kecewa. Misalnya, sebagian seniman sekitar tahun 1980

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menganggapnya tak pantas menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta karena jarang

datang ke kantor. Tetapi pada waktu itu, Asrul dipilih menjadi salah seorang ketua

DKJ bukan karena diharapkan dia akan berkantor setiap hari, melainkan karena

kebijakannya dalam bicara diharapkan akan dapat meyakinkan gurbenur yang baru

tentang pentingnya Pusat Kesenian Jakarta. Asrul sendiri pernah menyatakan bahwa

dia tidak mau terjebak menjadi seorang profesional, karena dia ingin bebas

menjelajahi berbagai profesi untuk memberikan bentuk kepada kreativitas yang

hendak dicurahkannya.

Asrul tidak akan menjadi lebih besar kalaupun dia menerima gelar Doktor

Honoris Causa, karena tanpa gelar apa pun dia memang seorang besar yang langka.

Tetapi ketika jenazah Asrul sedang dimandikan untuk kemudian disalatkan di

rumahnya, Prof. Dr. Riris Sarumpaet menyatakan Asrul telah diangkat menjadi guru

besar. Namun karena prosedur birokrasi yang memakan waktu lama, hal tersebut tak

dapat dilaksanakan pada saat Asrul sebagai penerimanya masih hidup. Pada tahun

2000, Asrul menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI.

2. Film Bandung Lautan Api

Film Bandung Lautan Api yang diproduksi oleh Kodam Siliwangi ini dimaksudkan

untuk mengungkapkan kembali apa yang sebenarnya telah terjadi pada masa

revolusi. Cerita ditulis oleh Lukman Mahadewa, skenario oleh Haji Misbach Jusa

Biran, dan sutradara Alam Rengga Surawidjaja. Film semi dokumenter ini

menampilkan sejarah Bandung dan Siliwangi pada masa revolusi. Komposisi

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

skenario ditata secara rapi oleh Haji Misbach Jusa Biran, sehingga pemunculan

tokoh-tokoh sejarah Bandung dan Siliwangi, seperti: A.H. Nasution Aruji

Kertawinata, Sutoko dan lain-lain berjalan paralel dengan tokoh-tokoh fiktif cerita

yang disusun oleh Lukman Madewa, di mana cerita berkembang melalui tokoh-

tokoh fiktif tersebut.

Di balik kekurangan film ini, seperti skenario yang kurang halus sehingga

beberapa dialog terucapkan bagai di panggung sandiwara, namun jalinan konflik,

usaha menghidupkan kejadian sebenarnya, adegan-adegan pertempuran dalam film

ini dikerjakan secara sangat baik (barangkali terbaik dalam sejarah film Indonesia

pada masa itu).

Judul Film : Bandung Lautan Api

Sutradara : Alam Rengga Surawidjaja

Cerita : Lukman Mahadewa

Skenario : Misbach Yusa Biran

Produser : PT. Propelat KodamVI Siliwangi & PT. Sri Agung Utama Film

Pemain : Dicky Zulkarnaen, Christine Hakim, Tatiek Tito, Arman Efendy, Hadhisam Tahax, Mila Karmila

Durasi : 126 menit

Subjek : Drama Perjuangan

Bahasa : Indonesia

2.1 Sinopsis Film Bandung Lautan Api

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Latar belakang film Bandung Lautan Api adalah salah satu peristiwa dalam sejarah

perjuangan bangsa Indonesia yang disebut “Bandung Lautan Api” pada 24 Maret

1946. Kisah tersebut dikembangkan dan ditampilkan melalui kisah cinta segitiga

tokoh-tokoh yang diciptakan secara fiktif.

Sebagaimana umumnya film perang buatan Indonesia, tokoh wanita

senantiasa menjadi penggerak cerita, dan dalam film ini, tokoh wanita tersebut

adalah Nani (Christine Hakim).

Nani bekerja di Radio Bandung bersama Hidayat (Dicky Zulkarnaen). Nani

juga menjadi anggota PMI untuk perjuangan Indonesia. Hidayat dan Nani sering

berselisih paham, karena Hidayat selalu merasa benar dan menang sendiri seolah

meremehkan orang lain. Hidayat lebih mengedepankan perjuangan melalui otak

tidak hanya lewat fisik.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945,

pekik kemerdekaan berkumandang ke segala penjuru tanah air. Radio Bandung pun

turut serta meneruskan kumandang Proklamasi tersebut. Saat itulah Nani mengenal

Priatna (Arman Effendy), bekas tentara PETA yang juga ikut berjuang

mengamankan Radio Bandung ketika mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan.

Priatna berhasil mencuri perhatian Nani pada pandangan pertama, dan ini

memanaskah hati Hidayat. Hidayat yang sinis itu selalu membandingkan antara

Priatna dengan dirinya, kalau Priatna selalu mengedepankan perjuangan fisik

sedangkan Hidayat melalui otak. Tapi konflik di antara mereka tidak sampai keluar

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rel perjuangan, sehingga tidak ada masalah pengkhianatan. Yang terjadi malah

sebaliknya, berlomba-lomba membuktikan kejantanan.

Pasca Proklamasi Kemerdekaan, dibentuklah BKR (Badan Keamanan Rakyat)

yang disambut secara antusias oleh pemuda-pemuda Bandung yang beramai-ramai

mendaftarkan diri, termasuk Hidayat dan Priatna. Di BKR, Hidayat ditunjuk sebagai

komandan kompi. Penunjukan ini mendapat tentangan dari sebagian orang yang

tidak setuju, namun demi perjuangan merebut kembali Indonesia untuk mengusir

Belanda yang membonceng sekutu, Priatna berhasil meredam ketidaksetujuan

beberapa kalangan.

Sementara itu, Nani pulang ke kampungnya dengan mengajak Priatna. Namun

kedatangan Nani tidak disambut gembira oleh ayahnya, seorang antek Belanda.

Ayahnya menginginkan Nani pulang ke desanya dan menjadi guru. Bagi ayahnya,

Nani akan memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan cara seperti itu daripada

ikut berjuang. Namun Nani berjanji pada ayahnya akan tetap membela Indonesia

meski ayahnya hanya mementingkan diri sendiri dengan mengabdikan hidupnya

untuk penjajah. Nani pun kecewa. Ia kembali ke markas.

Di markas BKR, Hidayat mengendus adanya pertemuan dari pihak musuh.

Dengan membawa beberapa pejuang, Hidayat ditugaskan untuk mengintai dan

mendengarkan isi pembicaraan mereka. Namun kedatangan Hidayat dan kawannya

ketahuan sehingga terjadilah baku tembak. Seluruh peserta pertemuan yang hadir

tewas tertembak termasuk ayah Nani yang ikut dalam pertemuan tersebut. Setelah

tahu ayah Nani tertembak, Hidayat marah karena telah terjadi kesalahpahaman

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara dirinya yang menyuruh menghabisi mereka dengan Jarot (Rofie Prabanca)

yang telah menembaki mereka secara membabi buta. Namun Hidayat dengan jantan

mengakui kesalahannya pada Nani. Sementara itu Nani tetap ikut berperan aktif di

PMI.

Mendaratnya sekutu di Indonesia telah disetujui oleh Pemerintah Pusat.

Wilayah Bandung Utara telah diminta agar dikosongkan. Dan Pemerintah Pusat juga

telah menyetujui Sekutu membawa tawanan di daerah Bandung Selatan. Pemerintah

Kota Bandung tidak bisa berbuat apa-apa. Namun pejuang-pejuang yang berada di

wilayah Bandung Selatan tidak mau mendengar perintah dari Pemerintah Pusat.

Mereka khawatir apabila tawanan perang itu diperbolehkan dibawa, maka Belanda

dengan leluasa akan bertindak semena-mena.

Priatna yang ditugaskan di wilayah Bandung Selatan tidak bisa meredam

kemarahan rakyat hingga terjadilah pertempuran sengit. Para pejuang dapat dipukul

mundur. Kekalahan ini menjadi bahan cemoohan oleh Kompi Hidayat yang

ditugaskan di Bandung Utara karena mereka dianggap tidak menggunakan strategi

yang bagus. Terjadi sedikit ketegangan antara Kompi Priatna dan Kompi Hidayat.

Priatna menolak Kompi Hidayat yang akan turut serta melakukan serangan.

Namun Hidayat bersikeras karena ingin membuktikan bahwa meski ia sebenarnya

penakut dan tidak biasa berjuang secara fisik, namun ia juga mampu untuk berjuang

dan tidak sekadar bisa bicara. Dalam pertempuran tersebut Hidayat tertembak. Ia

ditolong Priatna untuk dibawa ke tenda PMI. Hidayat dirawat oleh Nani yang

sesungguhnya ia cintai. Namun dengan jiwa besar, akhirnya Hidayat menyuruh Nani

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

agar menemui Priatna, cinta sejati Nani. Hidayat bahkan meminta Nani agar

mengenakan pakaian terbagusnya untuk menemui Priatna. Akhirnya, setelah

menolong Hidayat, Nani buru-buru minta diantarkan ke wilayah Utara untuk

mengambil baju terbagusnya yang ia simpan di rumah ibunya.

Sementara itu kekalahan yang kali ini diderita, disinyalir akibat adanya

pengkhianat di antara para pejuang. Orang yang mengantar Nani ke wilayah Utara

ditangkap karena dicurigai sebagai pengkhianat. Namun komandannya menjamin

menjamin bahwa bukan dialah orangnya. Ia mengaku malam sebelumnya ke wilayah

perbatasan Utara hanya untuk mengantar Nani. Maka kemudian tertuduh utama

beralih kepada Nani.

Perlawanan para pejuang Bandung meresahkan Sekutu, sehingga sekutu

memberi ultimatum pada para pejuang agar mundur. Namun hal ini dijawab oleh

para pejuang dengan membumihanguskan kota Bandung sehingga kota Bandung

menjadi lautan api. Inilah mengapa peristiwa itu disebut “Bandung Lautan Api”.

Pembakaran di mana-mana. Termasuk rumah keluarga Nani ikut terbakar. Nani dan

Ibunya semula tidak mau keluar rumah. Lebih baik mati terbakar daripada ditembak

karena dituduh pengkhianat. Namun setelah dibujuk oleh Jarot Nani akhirnya mau

menuruti keluar dari rumah yang hampir roboh karena api.

Akhirnya Nani menemui Priatna ditemani Jarot, seorang bawahan kompi

Hidayat, yang ketika mendapatkan perintah membereskan para pengkhianat, ia

menembak mati semua yang hadir dalam rumah, termasuk ayah Nani. Jarot, bekas

prajurit yang pernah bertempur di Birma ini, hanya mengenal bertempur dan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertempur. Ia jujur, polos, jantan dan penuh kesetiaan. Karena menganggap Nani

pengkhianat, Priatna menembakkan peluru kepadanya. Namun karena mengetahui

Nani bukan pengkhianat, Jarot menyuruh Nani lari dan menyediakan tubuhnya untuk

menghadang peluru Priatna yang ditujukan pada Nani.

Akhirnya semua terkuak, kalau Nani bukanlah pengkhianat. Ia pergi ke

wilayah Utara malam-malam hanya ingin mengambil baju di rumah ibunya dengan

tujuan untuk memakai baju bagus untuk menemui Priatna. Namun sayang sekali

Jarot sudah tertembak dan Nani telah lari pergi. Priatna hanya membeku karena telah

salah menerka. Sementara itu Hidayat yang terkena luka tembak akhirnya

meninggal.

2.2 Profil Sutradara Film Bandung Lautan Api

Bernama lengkap Alam Rengga Rasiwan Kobar Surawidjaja, lahir di Sindang Laut,

Cirebon, 24 Desember 1924. Ia adalah pemeran dan sutradara film Indonesia di era

1950an hingga tahun 1980. Berlatar belakang pendidikan Sekolah Tinggi Teknik dan

Cinedrama di Institut Kementrian Penerangan, Yogyakarta.

Awalnya ia menjadi pemain dan menyutradarai pementasan-pementasan

perkumpulan sandiwara Raksi Seni Yogyakarta, selain mengisi siaran “Pancaran

Sastera” di RRI Yogyakarta. Karirnya di dunia film diawali dengan jabatan asisten

sutradara dalam film Taufan (1952) dan kemudian menjadi sutradara dalam Manusia

Suci (1955) dan Daerah Tak Bertuan (1963).

Sejak menyutradarai film Sehelai Merah Putih pada tahun 1960-an, namanya

kian dikenal sebagai sutradara film perjuangan, dengan beberapa karya garapannya

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara lain: Perawan di Sektor Selatan (1972), Bandung Lautan Api (1975), dan

Janur Kuning (1979) yang bercerita tentang Serangan Umum 1 Maret.

Dalam filmnya yang berjudul Nyi Ronggeng (1970), suami aktris Deliana

Lubis Surawidajaja ini berupaya untuk berbicara dalam bahasa gambar tentang

kehidupan etnis Sunda (yang ia buat di Sumedang dan sekitarnya). Pada lebih dari

separuh filmnya, ia tampil sebagai pemain, meskipun hasil penyutradaraannya cukup

bagus.

Berperan sebagai pemain ia lakoni dalam film: Menyusuri Jejak Berdarah

(1967), Si Bongkok (1972), Cinta Pertama (1973), dll. Karena penampilannya yang

sangat sederhana dengan gaya bicara yang lamban dan perlahan, peran-peran yang

dimainkan Alam biasanya sebagai orang-orang kecil yang serba kekurangan.

Sineas ini pernah menjadi ketua Dewan Film Nasional Indonesia, Dewan

Produksi Film Indonesia dan Dewan Kesenian Jakarta selama 4 periode (1973-

1980). Alam Surawidjaja wafat pada tanggal 12 Mei 1980, di Jakarta, pada usia 55

tahun.

3. Film Merah Putih

Film Merah Putih ini bersetting era tahun 1947 saat agresi militer Belanda pertama

berlangsung, diceritakan ada sebuah sekolah tentara yang diserang tiba-tiba oleh

Belanda sehingga para kadetnya melarikan diri ke hutan. Di sana mereka berpapasan

dengan tentara Sudirman dan Darul Islam. Terjadi selisih pendapat yang ujungnya

membuat mereka sadar kalau tujuan mereka satu, yaitu merebut kembali

kemerdekaan bangsanya.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu alasan film Merah Putih lebih memilih mengangkat setting pasca

1945 bukan sebelumnya karena banyak masyarakat Indonesia yang ternyata tidak

tahu kalau setelah kemerdekaan juga terjadi banyak peperangan.

Film pertama atau pre-sekuel dari trilogi film kemerdekaan ini mengangkat

cerita yang ditulis oleh Margono Djojohadikusumo, ketua Dewan Pertimbangan

Agung pertama Republik Indonesia. Dia termasuk orang yang ikut melanjutkan

perjuangan Partai Nasionalis Indonesia saat tokoh-tokoh partai itu ditangkap dan

dibuang. Margono ini adalah juga kakek dari Hasjim Djojohadikusumo, seorang

pengusaha dan ketua DPP partai Gerindra, yang menjadi produser eksekutif PT

Media Desa yang memproduksi film Merah Putih.

Merasa sudah saatnya Indonesia memproduksi film sekelas Hollywood,

Hasjim Djojohadikusumo yang menggandeng Margate House, Ltd dari AS dan juga

beberapa ahli perfilman terbaik dunia dalam bidang spesial efek dan tata teknis lain

yang telah berpengalaman dalam dunia perfilman Hollywood untuk memproduksi

film nasional bergenre perang pertama pasca-Reformasi. Tidak tanggung-tanggung,

film berformat film 35mm, drama perang Indonesia bergaya Hollywood blockbuster

yang pertama dalam dasawarsa ini konon menghabiskan dana 6 juta dollar AS

(sekitar Rp. 60 milyar) untuk biaya produksinya. Berlanjut memecahkan rekor box

office untuk film drama sejarah.

Diproduseri oleh Conor Allyn dan Rob Allyn (produser eksekutif dan penulis

skenario) film bergaya Hollywood-Blockbuster ini didukung oleh para profesional

Hollywood sekaliber Adam Howarth (koordinator spesial efek dari Inggris yang

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernah menangani film Saving Private Ryan), Rocky McDonald (koordinator

pemeran pengganti yang pernah menangani film Mission Impossible II), Rob

Trenton (make up visual effect artist yang pernah menangani film Batman: the Dark

Knight), John Bowring (ahli persenjataan yang pernah menangani film The Matrix,

Crocodile Dundee II, The Thin Red Line, X-Men Origins: Wolverine), dan Mark

Knight sebagai asisten sutradara (pernah menangani film December Boys,

Beautifull).

Selain dibantu oleh para pakar dari Hollywood, film ini juga ditangani oleh

pakar-pakar perfilman terbaik Indonesia, di antaranya: Yadi Sugandi sebagai

sutradara (penata gambar terbaik untuk film Laskar Pelangi, Under the Tree, The

Photograph), Sastha Sunu (penyunting gambar terbaik film Gie), penata artistik dan

disain produksi senior Iri Supit dan penata musik Thoersi Argeswara. Film ini

dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris muda seperti Lukman Sardi, Darius

Sinatrya, Teuku Rifnu Wikana, Doni Alamsyah, Zulmi Zola, Atiqah Hasiholan, dan

Rahayu Saraswati (aktris yang studi akting di London dan Hollywood).

Kisah film ini nantinya merentang di seluruh kepulauan Indonesia. Sebuah

saga tentang perjuangan pribadi, pertumpahan darah, cinta, benci, dan perang sipil

yang terkait dengan isu-isu sensitif soal moral pada masa pertumpahan darah.

Merupakan kisah tentang konflik dan persatuan, agama dan moralitas, keberanian

sejati dan tantangan sikap moral diantara kejahatan. Di atas segalanya, film yang

memiliki faktor-faktor drama, aksi, roman, komedi, dan tragedi ini, adalah kisah

tentang persatuan yang telah berhasil membuat kita memenangkan kemerdekaan, dan

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan tantangan terbesar para sineas untuk melakukan yang terbaik agar dapat

menampilkan peristiwa sejarah yang besar itu selayaknya.

Judul Film : Merah Putih

Jenis Film : Drama/Perjuangan

Produser : Hashim Djojohadikusumo

Produksi : PT. Media Desa Indonesia, Margate House

Sutradara : Yadi Sugandi dibantu oleh Rob Allyn,

Jeremy Stewart

Durasi : 105 menit

Penulis : Rob Allyn & Conor Allyn

Pemain : Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny

Alamsyah, T Rifnu Wikana, Zumi Zola,

Rahayu Saraswati, Astri Nurdin

3.1 Sinopsis

Film Merah Putih bercerita tentang lima pemuda yang memiliki latar belakang

berbeda, mengambil latar masa perjuangan revolusi fisik tahun 1948. Lima pemuda

tersebut adalah: Amir (Lukman Sardi), seorang pemeluk Islam asal Jawa Tengah

yang memiliki kepribadian halus karena berlatar belakang sebagai guru. Thomas

(Doni Alamsyah), berasal dari Manado, seorang penganut Kristen, anak seorang kuli

peternak ayam, memiliki watak emosional dan pembalas dendam karena punya

pengalaman masa lalu yang buruk, yakni keluarganya yang dibunuh di Sulawesi.

Dayan (T. Rifnu Wikana), seorang pemeluk Hindu asal Bali yang tangkas

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan pisau. Serta Marius (Darius Sinathrya), seorang anak priyayi Betawi

yang bersahabat dengan Soerono (Zulmi Zola), seorang terkenal dari kalangan

keluarga kaya.

Kelima pemuda tersebut mendaftarkan diri ke sekolah tentara rakyat. Dengan

latar belakang perbedaan yang mencolok mulai dari budaya, suku, tingkat sosial

hingga agama itu, sering muncul konflik internal di tengah masa pendidikan mereka.

Namun sebelum mereka sempat menyelesaikan masa pendidikan, dunia

keprajuritan tersebut porak-poranda karena Belanda melakukan serangan terhadap

tempat sekolah tentara rakyat Indonesia tersebut. Agresi militer Belanda cukup

keras, bahkan pasukan yang dipimpin Jenderal Van Mook tersebut, tidak segan

membunuh warga pribumi yang tidak berdosa.

Pada akhirnya, calon prajurit tentara tersebut bergabung dengan pasukan

pejuang (Jenderal Sudirman), melupakan segala macam perselisihan dan perbedaan,

bersatu padu dalam memberikan perlawanan terhadap agresi Belanda terhadap

pribumi di pegunungan dan hutan di Jawa Tengah.

3.2 Profil Sutradara

Yadi Sugandi adalah Director of Photography (DOP) dari beberapa film-film

fenomenal seperti Kuldesak (1999), Petualangan Sherina (2000), The Photograph

(2007), Laskar Pelangi (2008), 3 Hari Untuk Selamanya, Minggu Pagi di Victoria

Park (2010), dan banyak lagi lainnya. Ia terpilih menyutradarai film termahal

sepanjang sejarah perfilman Indonesia ini. Film Merah Putih juga merupakan debut

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertama Yadi sebagai sutradara setelah hampir 30 tahun malang-melintang di

industri film.

Yadi mengawali karir secara otodidak. Sempat kuliah di Institut Kesenian

Jakarta Jurusan Sinematography namun hanya bertahan 2 semester. Keluar dari IKJ

ia magang di Gramedia Film dan kemudian dikenal sebagai karikaturnis Panji

Koming, komik strip di Harian Kompas. Namun, dulu di era ’80-an, ia sebetulnya

sutradara iklan yang andal. Film pertama Yadi sebagai sinematografer berjudul

Kuldesak (1999). Film ini kemudian dikenal dalam sejarah film nasional sebagai

pembangkit iklim film nasional yang sempat mati suri.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

ANALISIS DATA

Film yang akan dipakai dalam penelitian ini ada tiga film yaitu Film Pagar

Kawat Berduri, Bandung lautan Api dan Merah Putih yang bergenre Drama Perang.

Film bergenre perang pada umunya menampilkan adegan pertempuran baik di darat,

laut maupun udara. Film film perang biasanya menapilkan kegigihan, perjuangan

dan pengorbanan para tentara atupun pahlawan dalam melawan musuh-musuh

mereka. Film perang umumnya menampilkan adegan pertempuran dengan kostum,

peralatan, perlengkapan, serta startegi, mulai dari seragam, topi, sepatu bot, pistol,

senapan, granat, meriam thank, helikopter dan sebagainya.Genre perang dapat

berkombinasi dengan genre drama, petualangan, roman, thriller serta epic sejarah.

Film – film perang kadang juga digunakan sebagi media propaganda anti perang

melalui isu- isu seputar kehancuran akibat perang (pratista, 2008 hal 20). Ketiga

Film ini disebut bergenre perang karena dari ketiga film ini menampilkan beberapa

adegan perang para tentara Indonesia yang berjuang melawan sekutu dengan adanya

senjata, pistol, meriam, thank granat, dan sebagainya. Sementara ketiga film ini

disebut genre drama karena menggambarkan kehidupan sehari-hari para tokoh

pemain juga menyangkut masalah kehidupan cinta para tokoh pemain dalam film.

Film genre drama adalah film yang paling sering hadir dalam dunia audio visual

dunia maupun nasional sebab jangkauan cerita dalam genre ini paling luas. Jika film

dalam genre drama ini dikemas dengan baik maka penonton akan mendapatkan

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengalaman baru atau akan bisa lebih memahami berbagai karakter manusia. Film

drama sering kali terinspirasi dari kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Temanya berasal dari isu sosial skala besar seperti ketidakadilan, kekerasan,

diskriminasi, ketidakharmonisan, masalah kejiwaan, penyakit masyarakat,

kemiskinan, dan sebagainya.

Film Pagar Kawat Berduri untuk mewakili film pada masa orde lama. Masa

orde lama merupakan masa revolusioner. Dimana pada masa itu revolusi

kemerdekaan Indonesia meletus dengan situasi kekosongan kekuasaan (vacuum Of

Power) ketika Jepang menduduki Indonesia dan menyerah kepada Sekutu,

sedangkan sekutu sendiri belum persiapan untuk menduduki Indonesia, dan pada

saat itu bangsa kita memplokamirkan kemerdekaan dengan perjuangan revolusioner

bukan hadiah dari manapun. (lapmi 1990 :1). Masa pemerintahan pada masa orde

lama ini berlangsung dari tahun 1945 hingga tahun 1968 pada saaat itu cukup

banyak film – film yang di produksi di Indonesia. Film Pagar Kawat Berduri ini di

produksi pada tahun 1961 sehingga dapat mewakili untuk film pada masa orde lama.

Film Bandung Lautan Api untuk mewakili film pada masa orde baru. Masa

orde baru banyak membawa perubahan kearah perbaikan perekonomian rakyat atau

menuju kearah modernisasi. Yaitu usaha nasional untuk merealisasikan dan mengisi

kemerdekaan secara substansial. (lapmi 1990:64). Film pada masa ini adalah puncak

dari pasaran film sekaligus kematian suri dari perfilman Indonesia. Masa

pemerintahan orde baru berlangsung cukup lama mualai dari tahun 1966 hinga tahun

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1998 . film Bandung Lautan Api ini di produksi pada tahun 1974 sehingga dapat

mewakili untuk produksi film masa orde baru.

Film Merah Putih merupakan film pertama dari trilogi film Merah Putih

karya sutradara Yadi Sugandi film ini untuk mewakili film pada masa Reformasi.

Masa ini diawali dari turunnya presiden Soeharto karena ketidak puasaan

masyarakat Indonesia dengan pemerintahan Soeharto sehingga banyak sekali terjadi

demonstrasi dan kekerasan. Namun pada masa ini Film yang semula mati

mengalami kebangkitan kembali di awal tahun dua ribu. Masa pemerintahan ini

diawali pada tahun 1998 hingga saat ini. Sehingga film Merah Putih ini dapat

mewakili pada masa reformasi.

Penelitian ini akan digunakan model analisis teks wacana Teun A. Van Dijk.

Menurut Van Dijk ada beberapa dimensi teks, seperti bagaimana struktur teks dan

strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Teun A. Van

Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing

bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama,

struktur makro. Struktur makro merupakan makna global/umum dari suatu teks yang

dapat diamati dengan melihat sebuah topik ataupun tema yang dikedepankan ke

dalam suatu teks. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang

berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian suatu teks

tersusun secara utuh. Ketiga,struktur mikro, struktur ini ialah makna wacana yang

dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks. Struktur mikro yang akan dipakai

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam penelitian ini adalah latar, detail, maksud, leksikon, bentuk kalimat metafora

dan ekspresi

Dalam penelitian ini unit analisis yang akan di teliti ialah Film Pagar Kawat

Berduri, Bandung Lautan Api dan Merah Putih. Sesuai dengan karakteristiknya, film

meliputi aspek suara/audio, tulisan, dan gambar/visual. Sesuai dengan struktur

wacana model Van Dijk, maka akan di analisis pewacanaan nasionalisme pada film

tersebut.

“Nation” dalam konteks nasionalisme Indonesia adalah suatu konsep yang

dialamatkan pada suatu komunitas sebagai kesatuan bersama, yang mencakup

berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sistem

kepercayaan, kebudayaan dan bahasa. Jadi definisi konseptual dari nasionalisme

adalah patriotisme, kemandirian, dan solidaritas sosial.

A. Kemandirian

Kemandirian diperlukan oleh setiap bangsa untuk membangun rasa

nasionalisme. Kemandirian telah menjadi tuntutan politis bagi Indonesia Merdeka.

Kemandirian adalah bagian integral dan makna merdeka itu sendiri. Tidak ada

kemerdekan yang berarti tanpa kemandirian. Apabila kemerdekaan memiliki suatu

makna, adalah karena kemandirian memberikan martabat bagi bangsa yang

memangku kemerdekaan itu.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemandirian berarti tidak menyerahkan nasib dan masa depan kita kepada

orang lain. Kemandirian buka berarti kita mengisolasi diri. “kemandirian lebih

ditunjukkan kepada sikap mental, budaya hidup, pandangan, orientasi, filosofi, yang

lebih menekankan kepada kemampuan diri sendiri sebagai prioritas utama dalam

pemilihan sumber daya” (Swasono, 2003 : 92-93). Kemandirian adalah kemampuan

untuk berdiri dan menentukan nasib sendiri suatu kebijaksanaan menyandarkan

kekuatan sendiri berdiri diatas kaki sendiri.

Kemandirian biasanya muncul ketika bangsa telah dijajah dan ingin merdeka.

Dalam ketiga film yang akan diteliti kemandirian menjadi definisi konsep wacana

nasionalisme. Banyak adegan dalam ke tiga film yang menggambarkan tentang

kemandirian yaitu dengan menginginkan kemerdekaan dan menentukan nasib sendiri

hal ini di tunjukkan dalam karakter para pemeran utama. Dalam film Pagar kawat

berduri tokoh Parman adalah sosok seorang yang pandai, bersahaja dan berfikir

dengan bijkasana serta terlihat keinginannya untuk merdeka dan dapat menentukan

nasib bangsa Indonesia merdeka. Meskipun cara Parman menuju kemerdekaan

dengan mau berbuat baik dengan Belanda agar bisa mendapatkan informasi-informasi

penting tentang apa yang akan dilakukan oleh belanda terhadap republik. Sementara

itu tokoh Hamid yang juga sebagai tawanan Belanda juga mempunyai pemikiran

yang sama dengan Parman yaitu keinginan merdeka dan bebas dari jajahan. Namun

sikap dari Hamid begitu keras dia tidak mau berbuat baik bahkan bekerjsama dengan

Belanda. Dalam film Bandung Lautan Api keinginan untuk merdeka digambarkan

dalam beberapa adegan dan lambang yang menunjukkan keinginan bangsa untuk

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merdeka dan mandiri berdiri sendiri mulai dari pembacaan teks proklamasi yang

merupakan bukti otentik kemerdekaan bangsa Indonesia yang disiarkan di semua

radio Indonesia dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang merupakan bahasa

internasional, juga pemutaran lagu kebangsaan Indonesia. Dalam Film merah putih

keinginan merdeka juga ditunjukkan dalam pada awal dari adegan film dimana

seorang guru yang tidak biasa dengan kekerasan ingin ikut berjuang menjadi seorang

calon tentara untuk ikut berjuang demi kemerdekaan. Dan sang istri pun juga ikut

mendukung suaminya untuk ikut memperjuangkan bangsa meskipun dengan

menyembunyikan kehamilannya.

1. Kemandirian dalam Film Pagar kawat Berduri

a. Keinginan merdeka dan menentukan nasib bangsa sendiri

Gambar 1

Parman mengungkapkan keinginan merdeka kepada koenan

Tema adegan ini adalah keinginan merdeka dan menentukan nasib

bangsanya sendiri. Kerangka adegan ini adalah saat Koenan mengukapakan

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keinginannya kepada Parman untuk bersahabat dengan orang Indonesia.

Koenan adalah letnan baru yang menggantikan posisi Letnan de Groof. Koenan

seorang tentara Belanda yan mencintai bangsa Indonesia dan dia merasa bahwa

tugasnya ke Indonesia untuk menjalankan misi suci yaitu menolong rakyat

Indonesa. Sementara Parman adalah seorang tawanan Belanda yang sebenarnya

seorang pejuang dengan misi mencari informasi tentang Belanda. Dialognya

sebagai berikut :

Koenan : “Aku ingin bersahabat dengan orang-orang Indonesia.”

Parman : “itu mudah sekali kami ingin merdeka, sokong perjuangan

kami.”

Koenan : “merdeka, ya, tapi nanti jika waktunya tepat.”

Parman : “Tuan saya sulit untuk percaya tuan, jangan lupa kita sudah

lama sekali berkenalan lebih dari 350 tahun.”

Ucapan Parman tersebut menjelaskan bahwa keinginan rakyat Indonesia

adalah kemerdekaan. Dan Parman tidak percaya apa yang telah diungkapkan

Koenan hanyalah janji semu belaka. Detil dari ucapan Parman adalah bahwa

rakyat Indonesia sangat menginginkan kebebasan dan kemerdekaan sejak

dahulu kala bahkan sejak 350 tahun yang lalu pada saat Belanda mulai menjajah

Indonesia. Namun sebagimana yang telah terjadi Belanda berjanji untuk

memerdekakan bangsa tapi janji itu tak kunjung tiba dan jelas adannya bangsa

Indonesia tetap saja di pebudak dan dan dibawah kekuasaan Belanda. Secara

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

eksplisit oleh Parman mengungkapakan keinginannya untuk merdeka dan rasa

tidak percaya pada Belanda.

Gambar 2

Parman tidak ingin dibawah kekuasaan Belanda

Tema adegan ini adalah keinginan merdeka dan menentukan nasib

bagsanya sendiri. Kerangka adegan saat Haryono salah satu tawanan Belanda

merasa lelah dengan pejuangannya dan dia memutuskan untuk lepas dari

tahanan Belanda dengan bekerja untuk Belanda dan dia menungkapkan

keinginannya kepada Parman dan Parman menjawab dengan dialog berikut :

Parman : “kau tidak di paksa untuk ikut berjuang kau boleh bekerja pada

belanda. Dan kau akan diberi makan dengan baik seperti kita

memberi makan pada anjing peliharaan kita yang harus patuh

dan setia. Tapi aku manusia aku ingin menentukan nasibku

sendiri. Dan aku tidak sendiri tapi seluruh rakyat Indonesia juga

sependapat dengan aku. “

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dialog tersebut menjelaskan keinginan Parman untuk menentukan

nasinya sendiri. Detil yang diungkapkan oleh Parman bahwa dia ingin

menetukan nasib sendiri dan tidak akan ikut kepada Belanda yang telah

menjajah negaranya, dan denan ikut Belanda maka hidupnya tidak akan bebas

dan merdeka hars pauth dengan apa yang dikatakan oleh Belanda dan harus

setia. Pesan dari kata aku adalah manusia menunjukkan bahwa manusia

mempunyai hak asasi yaitu hak untuk hidup, hak untuk bebas berfikir dan

bertindak sebebasnya dengan aturan yang tidak menganggu hak asasi manusia

yang tidak ingin ditindas ataaau ditekan kehidupannya. Kalimat diberi makan

seperti anjing peliharaan adalah digambarkan manusia seperti anjing yang

merupakan binatang peliharaan dimana anjing adalah binatang yang setia dan

selalu menurut dan patuh apa yang diperintahkan dan dikatakan oleh

majikannya. Ekspresi keyakinan Parman jika keinginannya untuk menentukan

nasib sendiri dengan penuh keyakinan dan ditambah posisi saat dia berdiri dari

duduknya dengan berkata seluruh rakyat Indonesia sependapat dengan aku

menambahkan keyakinnan dan semangat untuk mamperjuangkan nasibnya dan

hak nya untuk merdeka.

Gambar 3

Pendirian hamid yang keras tentang hak kemerdekaan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema dari adegan ini adalah keinginan untuk merdeka dan menentukan

nasibnya sendiri. Kerangka adegan disaat istri Hamid meminta Belanda untuk

melepaskan suaminya dan disetujui oleh Belanda dan istri Hamid

memberitahukann berita ini kepada Hamid namun hamid menolaknya dengan

dialog berikut :

Hamid : “satu-satunya kesalahanku ialah karna aku percaya bahwa

setiap bangsa berhak meperoleh kemerdekaannya, manusia

yang beradab tidak akan menganggap itu sebagai suatu

kesalahan karena itu aku tidak perlu meninggalkan

kepercayaan itu.”

Detil dari dari penjelasan yang panjang dengan Apa yang dilakukan

Hamid adalah keinginan untuk memperoleh kemerdekaan karena dengan

keyakinannya setiap bangsa memperoleh haknya untuk merdeka kemerdekaan

adalah hak yang harus dimiliki oleh setiap bangsa bahkan diri sendiri pun harus

mempunyai hak kemerdekaan yang berarti kebebasan untuk berfikir,

berencana, memilih dan melakukan apaun yang di batasi dengan batas-batasan

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan aturan. Hak kemerdekaan adalah hak hakiki yang dimiliki manusai setelah

hak untuk hidup. Bangsa Indonesia pada saat itu walaupun kenyataannnya

sudah menyatakan kemerdekaannya namun Belanda masih mencoba kembali

untuk menjajah setelah proklamasi kemerdekaan. Hal ini tentu saja bangsa

Indonesia belum merdeka secara sejati karena Indonesia masih dalam belenggu

dan jajahan dari Belanda. Latar dari dialog ini adalah Hamid adalah seorang

yang mempunyai keinginan merdeka yang keras dan tidak mau berkhianat

kepada bangsa Indonesia meskipun keadaan istri Hamid sedang hamil Hamid

tetap dengan pendiriannya tidak mau berkhianat kepada bangsa Indonesia.

Hamid berpendirian keras karena semasa kecilnya ayah Hamid adalah seorang

pejuang dan seorang ayah yang baik, namun hanya dengan satu kesalahan

dimana ayah Hamid saat mati dalam kondisi mabuk dan bermain kartu yang

baru pertama kali dialakukan dan semua masyarakat telah menyebut ayah

Hamid seorang pemabuk dan penjudi, maka keadaan tersebutlah yang

membuat hati keras Hamid untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa

dia tidak ingin anaknya lahir dengan kondisi ayahnya sebagai seorang

pengkhianat bangsa dia menginginkan anaknya lahir dengan seorang ayah

yang menjadi pejuang. Kekecewaan istri hamid dengan sikap kerasnya

dieksprsikan dengan menangisnya istri Hamid dan dengan lamunan istri Hamid

yang menandakan kesedihannya dan kekhawatirannya jika terjadi sesuatu

dengan Hamid dan bagaimana nasib anak yang dikandungnya jika Hamid mati.

Gambar 4

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Parman mengajarkan Gimin Menulis kata merdeka

Tema adegan ini adalah keinginan untuk merdeka. Disaat semua

tahanan akan dieksekusi mati Parman menanyakan keinginan terakhir Gimin

sebelum dihukum mati. Dan Gimin meninginkan bisa menulis kata merdeka

karena Gimin tidak bisa menulis maka Parman membantu menulis di dinding

penjara berikut dialog Parman dan Gimin:

Parman : kalau perang sudah selesai dan Indonesia sudah

merdeka apa pertama yang ingin kau lakukan, beli baju

baru? Makan besar barang kali, (gimin Menggelengkan

kepala) lalu apa yang akan kau lakukan?

Gimin : saya malu mengatkannya pak..

Parman : katakan saja orang lain tidak akan tahu

Gimin : Saya ingin belajar menulis pak, saya buta huruf,

orang-orang menulis merdeka-merdeka dimana –mana

didinding merdeka-merdeka saya juga ingin menulis

juga tetapi tidak bisa

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Parman : mari aku ajarkan (parman menuntun tangan Gimin

menulis kata Merdeka)

Parman : kau sudah bisa

Gimin : merdeka terimakasih pak

Detil dari pesan kemandirian adalah dengan keinginan Gimin untuk

belajar membaca dan menulis kata merdeka yang berarti Gimin ingin

menunjukkan bahwa dia merasa ingin bebas dari penjajah, mengatur hidupnya

sendiri dengan cara menuliskan kata merdeka pada dinding. Pada saat ditanya

oleh parman apa yang akan dilakukan jika Indonesia merdeka secara eksplisit

Gimin lebih meginginkan kebebasan dan kemerdekaan dengan dialognya yang

menyatakan lebih memilih dapat menulis kata merdeka dari pada membeli baju

atau makan besar yang pada saat itu susah didapatkannya, pada masa

penjajahan banyak penduduk pribumi yang mau menjadi antek-antek Belanda

atau menjadi tentara Belanda yang mengikuti segala perintahnya hanya demi

mendapatkan kehidupan yang sejahtera meski mereka harus berkhianat kepada

bangsanya sendiri dan menyia-nyiakan sesama penduduk pribumi.

Semangat untuk mempertahankan kemerdekaan sebaga cita-cita dan

harapan setiap bangsa tidak hanya melalui wujud nyata yaitu denga perang

fidik atau pertempuran dalam medan perang, namun juga melalui ungkapan

semacam kata “merdeka”.

Apa yang Parman dan tokoh pejuang lainnya adalah suatu keinginan

untuk memperoleh kemerdekaan, walaupun kenyataannya sudah merdeka

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

namun bangsa Belanda masih mencoba untuk menjajah kembali bangsa

Indonesia. hal ini tentu sama saja bahwa bangsa Indonesia belum merdeka

secara seutuhnya karena Indonesia masih dalam belenggu dan kekuasaan

pemerintahan Belanda.

2. Kemandirian dalam Film Bandung Lautan Api

a. Keinginan merdeka dan menentukan nasib bangsa sendiri

Gambar 5

Teks proklamasi akan disiarkan secara serentak

Tema adegan ini adalah kemampuan berdiri menentukan nasib bangsa

sendiri. Saat para pemuda dari Jakarta tiba di Bandung dan mengadakan

pertemuan rahasia. Para pemuda Jakarta memberikan teks proklamasi dan

meminta agar teks proklamasi tersebut di siarkan dan disebarkan di wilayah

Bandung karena hampir semua wilayah jajahan Jepang dan Belanda akan

menyiarkan teks proklamasi. Teks proklamasi adalah teks kalimat yang

menyatakan kemerdekaan Bangsa Indonesia. terlihat jelas bahwa maksud dari

para pemuda adalah untuk mendapatkan kemerdekaan.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebelum Indonesia merdeka, negara kita memiliki berbagai organisasi

kepemudaan yang beranggotakan para pemuda-pemudi Indonesia baik yang

bersifat nasional maupun kedaerahan seperti Budi Utomo, Trikora, Jong

Indonesia dan organisasi pemuda lainnya. Pemuda adalah salah satu elemen

bangsa. Dalam sejarahnya organisasi pemuda ini selalu melahirkan berbagai

pikiran dan gerakan menuju perubahan dan perbaikan bangsa Indonesia.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.

Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang

telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu.

Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui

radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut,

golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka

tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.

Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak

menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh

Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri,

bukan pemberian Jepang. Maka pada saat itu persiapan para pemuda dalam

menyebarkan teks proklamasi dilakukan secara tersembunyi.

Pesan yang disampaikan dalam adegan ini adalah bahwa pemuda pada

saat itu mempunyai kesadaran yang tinggi untuk bersatu dan mempunyai

semangat yang tinggi agar bangsa Indonesia merdeka. Para pemuda

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengadakan koordinasi dengan organisasi pemuda dari daerah lain untuk

serentak secara bersama meyatakan kemerdekaan bangsa indonesia.

Gambar 6

Penurunan bendera jepang

Kerangka adegan film ini adalah disaat Jepang kalah terhadap sekutu

maka para pejuang Indonesia mulai menyita senjata tentara Jepang dan

menurunkan Bendera Jepang yang berkibar di berbagai tempat dan

menggantinya dengan Bendera Merah Putih.

Perang Pasifik adalah perang yang terjadi antara Jepang dengan

Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina,

Belanda, dan Selandia Baru). Dalam Perang Pasifik, Pulau Saipan jatuh ke

tangan pasukan Amerika Serikat. Jatuhnya Pulau Saipan menyebabkan posisi

Jepang semakin terancam, karena di berbagai wilayah peperangan Jepang

selalu menemui kekalahan. Oleh karena itu, pada tanggal 9 September 1944

Perdana Menteri Koiso memberi janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Disaat Jepang mulai

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lemah bangsa Indonesia mulai mempersiapkan kemerdekannya dengan

memulai persiapan pembacaan deklarasi proklamasi dan banyak para pemuda

yang mulai menurunkan bendera Jepang.

Pesan dalam adegan ini disampaikan dalam bentuk simbol yaitu

penurunan bendera Jepang dan menggibarkan bendera merah putih dibeberapa

tempat. Maksud dalam adegan ini adalah bahwa rakyat Indonesia ingin sekali

terbebas dari peraturan pemerintahan Jepang dan tidak ingin menjadi budak

pemerintahan Jepang maka bendera Jepang diturunkan oleh rakyat Indonesia.

Dan bendera merah putih di kibarkan oleh para pejuang karena merasa

memiliki bangsa sendiri dan dengan dinaikkan bendera seolah ingin

menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah mampu berdiri sendiri, mempunyai

pemerintahan sendiri, dan mempunyai peraturan sendiri tanpa adanya campur

tangan dari bangsa lain terutama bangsa Jepang dan Belanda yang telah

menjajah bangsa Indonesia. Bendera juga merupakan salah satu simbol sebuah

negara meskipun bendera hanyalah scarik kain biasa namun bendera memiliki

makna bagi setiap negara tak terkecuali bangsa Indonesia yang memilik

bendera merah putih dimana merah melambnagan keberanian dan semangat

juang dan putih yang berarti kesucian sebuah bangsa.

Gambar 7

Saat pembacaan teks Proklamasi yang disiarkan lewat radio

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keinginan untuk menentukan nasib bangsa sendiri secara eksplisit yaitu

dengan penyebaran dan pembacaan teks proklamasi di semua wilayah jajahan

Jepang dan Belanda. Detil Teks Proklamasi dibacakan di radio dengan bahasa

Indonesia untuk membuktikan kemerdekaan Bangsa Indonesia bagi semua warga

negara Indonesia dan dengan bahasa inggris yang diakui sebagai bahasa

Internasional untuk menunjukkan kepada internasional atau dunia bahwa bangsa

Indonesia telah merdeka dan mampu berdiri sendiri tanpa jajahan dan campur tangan

negara manapun dan kemerdekaan yang didapat dengan berjuang bukan karena

pemberian. Makna dari isi teks proklamasi adalah untuk mempertegaskan

kemerdekaan dan sebagai pijakan awal bagi Bangsa Indonesia untuk membebaskan

diri dari penjajahan kolonial. Dan kekuasaan ada di tangan bangsa Indonesia sendiri

tidak ada kekuasaan dari bangsa lain sehingga bangsa Indonesia akan menentukan

nasib bangsanya sendiri tanpa campur tangan bangsa lain dan kedudukan Bangsa

Indonesia akan segera dipindahkan kepada pemeintahn republik dengan waktu yang

segera atau dalam waktu yang secepatnya. Karena pada saat itu jepang mengalami

kekalahan dari Sekutu dan Jepang mengundurkan diri dari bangsa Indonesia, karena

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itu bangsa Indonesia tiadak mau terjajah lagi terlebih pada saat itu Belanda masih

ingin berkuasa kembali dan menjajah bangsa Indonesia.

Gambar 8

Pemutaran lagu Indonesia Raya

Saat teks proklamasi kemerdekaan disiarkan semua warga berkumpul di

depan gedung radio Bandung mereka mendengarkan teks Proklamasi dengan diiringi

lagu kebangsaan Indonesia Raya dari piringan hitam dan masyarakt berdatangan

berdiri tegap di depan gedung menyimak siaran radio yang disiarkan melalui speaker

yang ada diatas gedung. Dan ekspresi yang telihat dari semua warga yang berteriak

merdeka-merdeka dengan penuh semangat dan bangga akan kemerdekaan bangsa

Indonesia, dan para pemuda menyanyikan lagu Indonesia raya dengan penuh

semangat.

Lagu Indonesia raya ciptaan Wage Ruldoph. Supratman merupakan lagu

kebangsaan bagi rakyat Indonesia. Setiap negara mempunyai lagu kebangsaan

masing-masing, tidak ada dua negara yang memiliki lagu kebangsaan yang sama,

karena lagu kebangsaan adalah ekspresi kejiwaan dari suatu bangsa. Lagu

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebangsaaan menempati kedudukan yang khusus dan dihormati oleh seluruh

rakyatnya. Lagu kebangsaan selalu dinyanyikan atau diperdengarkan pada setiap

acara resmi kenegaraan, dan juga pada setiap acara di luar negeri yang membawa

nama negara.

Pada jaman penjajahan, pihak penjajah melarang rakyat menyanyikan lagu ini,

tapi rakyat mengabaikannya, dan tetap menyanyikannya, sehingga bertambah jiwa

nasionalisme, rasa kebangsaan, rasa senasib sepenanggungan, dan rasa seperjuangan,

serta semakin memperkokoh persatuan dalam melawan penjajahan. Karena fungsi

dari lagu Indonesia Raya adalah sebagi alat pemersatu para pemuda yang berlatar

belakang dari berbagai etnis dan syair lagu Indonesia raya menggunakan bahsa

Indonesia yang dianggap sebagai bahasa pemersatu bangsa yang beraneka ragam

etnis dan budaya. Selain itu lagu Indonesia raya juga dianggap sebagai lagu jati diri

Bangsa Indonesia. (wisnu mintargo, web ugm.ac.id)

Gambar 9

Nani dan Jarot inginkan kemerdekaan

Tema adegan ini adalah kemampuan untuk menentukan bangsanya

sendiri. Kerangka adegan ini disaat semua warga mengungsi karena adanya

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembakaran kota Bandung oleh para pejuang sebagai jawaban dari ultimatum

sekutu. Dan saat jarot terjatuh Nani menolong dan bertanya kepada Jarot

dengan rasa khawatir akan nasib bangsa Indonesia. Dialog antara Nani dan

Jarot saat jarot menentukan nasib bangsanya adalah:

Jarot : “susah amat sih kepingin merdeka, ya Alloh semoga air mata

dan darah yang mengalir ini tidak akan sia-sia.”

Nani :”Jarot apakah kita akan kembali ke Bandung.”

Jarot : “tentu!!, tentu!! Pasti pengorbanan dan kematian akan kita

balas.”

Nani : “apa cita-cita mu jika kita sudah merdeka?”

Jarot : “aku akan membangun kampungku dan menemani ibuku

yang sudah tua mengerjakan sawah dan ladang.”

Jarot adalah seorang pejuang BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang

dibentuk pada saat Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Saat Nani

menanyakan kepada Jarot apakah cita-cita sesudah negara merdeka Jarot akan

membangun kampung halamannya dan menemani ibunya yang tua

mengerjakan ladang hal ini menunjukan bahwa setiap orang mempunyai

impian dan cita-cita dan untuk mengejar cita-cita dan impian haruslah

mempunyai kebebasan dan kemerdekaan untuk melakukan apa yang telah

diinginkan. Semua manusia ingin menentukan nasib bangsanya mereka ingin

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hidup merdeka, sehingga bisa bebas dan nyaman dinegaranya sendiri dan tanpa

penindasan dari bangsa lain.

Detil dari tema ini adalah penyampaian pesan Jarot yang

menggambarkan betapa susahnya untuk meraih kemerdekaan memerlukan

sebuah perjuangan dan pengorbanan yang berat. Kata banyak darah dan air

mata yang berate dalam perjuangan merebut kemerdekaan banyak sekali

darah-darah yang dikeluarkan yaitu darah para pejuang yang telah teluka saat

berperang melawan penjajah dan karena dalam bertempur menggorbankan

banyak hal bahkan nyawa maka banyak air mata atau kesedihan saat

prperangan terjadi. Kalimat pasti pengorbanan dan kematian akan kita balas

mengasumsikan bahwa para pejuang demi meraih kemerdekaan bangsa mereka

harus mengorbankan jiwa mereka dan nyawa mereka pun menjadi taruhannya

maka kematian dan pengorbanan para pejuang akan terbalaskan dan dengan

prinsip untuk terus berjuang meraih kemerdekaan. Dialog Nani dan Jarot di

tanah lapangan dengan suara air hujan yang turun yang semakin menunjukkan

betapa beratnya perjuangan dan pengorbanan demi membela bangsa Indonesia.

Ekspresi Jarot saat berkata tentu-tentu penuh semangat dan seakan ingin

meyakinkan kepada Nani bahwa kemerdekaan akan diraih kembali. Ekspresi

ini juga menunjukkan secara eksplisit keinginan Nani dan Jarot untuk merdeka

dan kebebasan untuk hidup dan menentukan pilihan hidup mereka tanpa

kekhawatiran dan beban. Mengingat kemerdekaan juga merupakan hak bagi

manusia untuk keberlangsungan hidupnya.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kemandirian dalam Film Merah Putih

a. Keinginan merdeka dan menentukan nasib bangsa sendiri

Gambar 10

Amir mengungkapakan keinginannya kepada istrinya menjadi tentara

Tema dari adegan ini adalah keinginan merdeka dan menentukan nasib

bangsa sendiri. Kerangka adegan ketika Amir pulang dari mengajar dia

menyampaikan keinginannya kepada Melati istrinya bahwa dia akan menjadi

pejuang dengan mendaftarkan diri sebagi calon tentara. Dalam dialog berikut :

Amir : “ini awalnya republik dan patut kita perjuangkan.”

Melati : “kenapa mas yang harus berjuang?”

Amir : “Bagaimana aku bisa menyebut diriku laki-laki kalau aku

tidak ikut berjuang.”

Melati : “mas itu guru bukan tentara.”

Amir : “ya memang baru calon tapi aku yakin bisa.”

Pesan dari kalimat awalnya republik dan patut kita perjuangkan adalah

bahwa dua hari setelah Jepang menyerah maka tanggal 17 Agustus 1945

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bangsa Indonesia mendeklamasikan kemerdekaannya dengan atas nama

Republik Indonesia, Namun Belanda yang baru terbebas dari penjajahan Nazi

menjajah kembali bangsa Indonesia yang baru saja berdiri untuk menegakkan

kembali tiga ratus tahun pemerintahan kolonialnya. Oleh karena kemerdekaan

bangsa Indonesia belum diterima secara utuh dan belum menemukan

kemenangan sejatu. Maka Amir seorang muslim yang berprofesi sebagai guru

ingin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa ada

jajahan dari Belanda yang telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima

puluh tahun. Amir menginginkan kemerdekaan yang utuh dengan ikut

mendaftarkan diri sebagi calon tentara sebagai pejuang.

Melati istri Amir mengkhawatirkan suaminya ikut berjuang karena

suaminya bukan seorang tentara yang terlatih untuk berperang, namun suami

Melati adalah seorang guru yang berkepribadian halus dan tidak terlatih untuk

berperang dan tidak biasa menjalani kehidupan yang keras. Namun meskipun

Melati mengkhawatirkan suaminya dan kurang setuju dengan keinginan

suaminya untuk mencalonkan diri menjadi tentara pejuang terlihat dari

ekspresi Melati sedikit kecewa saat Amir mengatakan keinginannya

mencalonkan diri menjadi tentara, secara implisit Melati juga mendukung

suaminya dengan tidak memberitahukan kepada Amir jika dirinya sedang

mengandung anak Amir, agar Amir tidak terbebani pikiran saat berjuang.

Padahal sebelumnya Melati ingin memberitahukan kabar gembira tersebut

kepada Amir.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 11

Amir memaksa Mayor Van Garner memberitahukan tempat tujuan

Belanda

Tema adegan ini adalah keinginan Amir dan teman seperjuangannya

untuk merdeka dan menentukan nasib bangsanya sendiri. Kerangka adegan

disaat para prajurit berhasil mencegah belanda yang melewati arah selatan

menuju Lamongan. Saat mereka berhasil menyerang maka Amir menanyakan

informasi tujuan para tentara Belanda namun Mayor Van Gaartner tidak mau

berbicara. Kemudian Thomas menembak salah satu tentara Belanda danterjadi

dioalog sebagai berikut :

Mayor Van Gaartner : “ kalian bukan tentara kalian penjagal!”

Amir : “saya guru dia.. dia petani!!, kalian yang

penjagal kami hanya wong cilik yang ingin

hidup damai di negara kami sendiri!!”

Kami hanya wong cilik yang ingin hidup damai di negara sendiri pesan

yang ingin disampaikan adalah bahwa mereka ingin hidup damai di negara

mereka sendiri ingin bebas menentukan nasib bangsa, dengan eksplisit Amir

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyampaikan keinginannya untuk merdeka di negara sendiri juga terlihat dari

ekspresinya yang tegas dan keras untuk berjuang. Mereka adalah orang-orang

pribumi biasa yang bekerja sebagai guru dan petani yang mencintai kedamaian

dalam hidup mereka dan dalam negara mereka. Kata wong cilik dalam kalimat

tersebut berarti orang kecil atau orang biasa bukan orang yang istimewa.

B. Patriotisme

Kecintaan terhadap negeri sendiri sering dianggap sebagai tebalnya rasa

nasionalisme, pembelaan terhadap negara , lazim dikatakan sebagai jiwa patriotis

banyak para pengamat politik mengidentikan nasionalisme dengan patriotisme.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, patroitisme adalah sikap seseorang yang

bersedia menggorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah

airnya. Mengorbankan raga serta jiwanya demi membela bangsa dan negara

(Anderson, 1993, dalam Saifudin, 2006). Patriotisme sangat tidak rela jika

bangsanya diusik oleh piak lain, bisa berbuatt apa saja untuk membela bangsanya.

Keinginan untuk bersatu, persamaan senasib , dan patriotisme kemudian

bersatu dan melahirkan rasa nasionalitis. Arti dari patriotisme dalam kamus besar

bahasa Indoneisa adalah sikap seseorang yang bersedia menggorbankan segala-

galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya ; semangat cinta tanah air.

Bersedia berkorban segala-galanya dapat diartikan rela berkorban baik harta benda

bahkan nyawa untuk kejayaan tanah air atau bangsa. Sebagaimana yang

diungkapkan dalam film Pagar kawat Berduri, film ini dengan baik menggambarkan

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bagaimana patriotisme sangat dianut dalam masa perjuangan mempertahankan

kemerdekaaan bangsa Indonesia. film yang mempertengahkan situasi tahanan

belanda dimana para pejuang ditawan. Para pejuang dalam film ini tampak tenang,

berani dan tegar seakan tidak takut bahwa nyawa mereka menjadi pertaruhan. Ini

sesuai dengan makna patriotism bahwa semua itu adalah resiko pejuang dalam

mempertahankan kemerdekaan diamana segalanya menjadi taruhan termasuk

nyawanya. Juga ketidak relaan para pejuang jika bangsanya diusik oleh penjajah

terlebih dari tokoh hamid yang mempunyai sikap patriotisme yang terlalu berlebihan

dalam mencintai negaranya. Dalam film Bandung Lautan Api patriotisme juga di

munculkan dengan gambaran ketiadak relaan bangsa nya diusik dan dari tokoh

Hidayat yang semula adalah seorang yang penakut dan takut untuk maju kemedan

perang namun pada akhirnya muncul juga rasa patriotismenya hingga dia dengan

berani mencoba ikut ke medan perang walau akhirnya dia harus kehilangan

nyawanya. Juga ketidak relaan Nani bangsa nya diusik terlihat dia lebih memilih

berpihak kepada bangsa Indonesia, padahal ayah Nani meninginkan Nani menjadi

guru bukan pejuang agar hidup nyaman seperti ayahnya yang lebih memilih untuk

tunduk pada Belanda. Juga terlihat dari semboyan yang diucapkan oleh Hidayat

yaitu rawe-rawe rantas malang-malang putung yang berarti terus maju berjuang

apapun penghalangnya. Pada film Merah Putih patriotisme lebih terlihat saat para

tentara republik di serang oeh Belanda. Ada beberapa tentara yang takut menghadapi

perang, namun tetap terus berjuang walau keadaan apapun harus dihadapi maka

banyak juga nyawa yang hilang pada pertempuran itu.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Patriotisme dalam film Pagar Kawat Berduri

a. Tidak rela jika Bangsanya diusik

Gambar 12

Kekerasan hati Hamid

Tema adegan ini adalaah ketidak relaan jika Bangsanya diusik.

Kerangka adegan disaat dalam sel tawanan Hamid dan Haryono beradu

pendapat dan terjadi dialog berikut:

Haryono : “kau tidak berusaha membebaskan diri .”

Hamid : “aku tidak mau berusaha, aku lebih suka mati disini dari

pada meminta-minta kepada Belanda, aku dilahirkan

sebagai manusia dan aku tidak mau mati sebagi

pengemis.

Ungkapan Hamid menandakan dia tidak suka jika harus bersahabat

dengan belanda dia lebih baik mati dari pada harus mengemis Belanda, kata

mengemis dalam hal ini bermaksud memohon meminta kepada belanda dengan

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merendahkan harga diri agar Belanda mengeluarkan dari tahanan atau

membebaskan dari tahanan. Namun syarat jika ingin bebas dari belenggu

tahanan haruslah bekerja untuk Belanda itulah yang menyebabkan Hamid tidak

berusaha keluar dari tahanan. Pesan yang ingin disampaikan adalah tentang

pembelaan bangsa yang membutuhkan banyak pengorbanan dan dengan tidak

berpihaknya kepada bangsa penjajah. Kata aku dilahirkan sebagai manusia

dan tidak mau mati sebagai pengemis memberi pesan bahwa manusia

mempunyai hak asasi paling hakiki dalam kehidupannya dan mempunyai

kemerdekaan dalam berpendapat dan menentukan kehidupannya. Belanda telah

mengusik hak asasi manusia di Indonesia dengan menjajah dan tidak

memberikan kebebasan. Semua harus tunduk dengan apa yang diperintahkan

oleh Belanda dengan kata lain tidak bisa menjadi majikan di rumah sendiri.

Padahal Belanda tinggal di Indonesia di tempat yang bukan miliknya dengan

kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia namun penduduk pribumi

tidak dapat menikmati kekayaan yang telah dimilik oleh negaranya sendiri.

Ekspresi Hamid saat mengucapkan dialog tersebut dengan ekspresi tegas dan

lantang yang memberikan kesan kesetiaan dan keteguhan hati Hamid dalam

membela bangsanya walaupun dia harus mati demi bangsanya dia lebih rela

dari pada harus menjadi serdadu Belanda atau bekerja untuk Belanda,

menurutnya bekerja pada Belanda atau menjadi serdadu belanda adalah

pengkhianatan terbesar kepada bangsa Indonesia dan merupakan sikap yang

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keji. Dan Hamid tidak mau mati sebagai seorang penghianat bangsa dia lebih

memilih mati sebagai seorang pejuang yang membela bangsanya.

b. Rela mengorbankan Jiwa dan Raga

Gambar 13

Rencana mengeluarkan Toto dan Herman dari tahanan

Tema adegan ini adalah rela mengorbankan Jiwa dan raga. Kerangka

adegan disaat Parman, Herman dan Toto merencanakan untuk mengeluarkan

Herman dan Toto dari tahanan untuk memberikan informasi pada tentara

republik dan terjadi dialog sebagai berikut :

Toto : “Bapak tidak ikut?”

Parman : “Tidak dengan kakiku yang sakit ini aku tidak dapat

bergerak cepat.”

Toto : “Kalau bapak tinggal nanti bapak akan ditembak.”

Parman : “Aku tahu, itu sudah resiko perjuangan.”

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apa yang dikatakan parman jelas secara eksplisit bahwa dia telah rela

berkorban demi bangsa dan rela mengorbankan jiwa dan raga, dalam dialog

tersebut jelas dai tidak mementingkan atau memikirkan nasibnya jika dia mati

dia lebih memikirkan nasib teman-teman perjuangannnya agar terus dapat

berjuang demi masa depan republik. Tidak peduli apakah ia akan ditembak

mati baginya mati adalah sebuah resiko perjuanagn. Hal ini diperkuat dengan

ekspresi wajah Parman yang seakan sudah paham benar akan konsekuensi

perjuangan. Parman tidak gentar sedikitpun walaupun mati sebagai taruhannya.

Gambar 14

Kepasrahan Pak Lurah terhadap nyawanya

Tema adegan ini adalah rela berkorban demi bangsa. Kerangka adegan

saat perbincangan pak lurah dan Haryono yang menjadi tawanan dan saat Pak

Lurah dituduh sebagai pengkhianat bangsa, berkut dialognya :

Pak Lurah : “Bapak tahu apa yang akan dilakukan tentara

republik, tapi bapak tidak mau menceritakan walau

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bapak harus disiksa. Ya sudahlah nyawa kita ada

ditangan Tuhan bukan ditangan Belanda.”

Secara eksplisit Pak lurah menjelaskan bahwa dia lebih rela disiksa oleh

Belanda dari pada dia harus menceritakan apa yang akan dilakukan oleh

tentara republik kepada belanda. Pesan yang disampaikan dalam dialog

tersebut bahw kematian ada di tangan Tuhan bukan di tangan belanda dan

apapun yang Belanda lakukan jika kehendak Tidak akan mati jika Tuhan

belum berkehendak atau lebih tepatnya adalah bersikap pasrah dalam

menentukan kehidupan namun tidak menyeleweng dari aturan. Ekspresi

herman yang menandakan nampak sedikit khawatir dan takut kalau dia juga

harus mati di tangan Belanda. Namun para tawana tetap memilih bangsanya

walau harus dengan mati dan tersiksa.

Gambar 15

Hamid tertembak senjata serdadu Belanda

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema adegan ini adalah rela berkorbanjiwa dan raga demi bangsa.

Kerangka adegan disaat Toto dan herman melarikan diri dan diketahui oleh

penjaga tahanan dan terjadi baku tembak.

Hamid : “lepaskan aku..Hidup Indonesia”

Disaat Herman dan Toto tertangkap oleh serdadu belanda saat akan

keluar dari pagar berduri, maka terjadi baku tembak dan terjadi ketegangan

dalam situasi di tahanan terlihat dari ekspresi para pejuang yang namapk takut

terjadi sesuatu kepada temannya Herman dan Toto yang berusaha keluar dari

pagar berduri untuk melarikan diri menyampaikan informasi ke republik. Saat

Hamid mendengarkan suatra tembakan dia segera keluar dari tahanan untuk

mengorbankan diri agar tembakan senjata para serdadu peluru tidak mengenai

Herman dan Toto dan mereka bisa menyampaikan pesan kepada tentara

republik. Adegan ini secara eksplisit menjelaskan bahwa Hamid rela berkorban

demi membela bangsa. Suara tembakan yang menambahkan suasana menjadi

menegang dan ekspresi Hamid dengan semangat untuk menyelamatkan

Herman dan Toto. Kata Hidup Indonesia yang merupakan kata terakhir saat

tertembak oleh Belanda mengartikan bahwa kecintaan Hamid kepada Bangsa

Indonesia dan ingin agar bangsa Indonesia terus hidup dan merdeka. Suara

tembakan peluru yang menderu semakin menabah ketegangan dan tampak

ekspresi Hamid yang dengan sepenuh hati mengorbankan dirinya demi

menyelamatkan negara tanpa rasa ragu padahal dia harus tertembak oleh peluru

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan akan kehilangan nyawanya. Dan dia tersampaikan keinginannya untuk

mati sebagi seorang pejuang bukan penghianat bangsa.

Rasa patriotism Hamid memang sangt tinggi karena kesetiannya kepada

bangsa Indonesi dilihat dari watak idealisnya dan tanpa mau kompromi sedikit

pun dengan Belanda dan hingga dia rela mengorbankan nyawanya sendiri.

Penggambaran patriotisme dalam film ini terasa kental dimana adegan

disaat rahasia kaum republik telah diketahui oleh Belanda sekaligus dimana

Belanda telah merencanakan akan memberikan jebakan kepada para pejuang

Indonesia maka terbuatlah rencana Toto dan Herman melarikan diri dari

tahanan dan memberikan informasi demi menyelamatkan ribuan nyawa para

pejuang, dan saat rencana pelarian dari tahanan di jalankan Hamid

menggorbankan nyawa nya untuk melindungi Toto dan Herman dari tembakan

tentara Belanda meskipun pada awalnya Hamid tidak menyetujui rencana

pelolosan Toto dan Herman dari tahanan Belanda. Jiwa rela berkorban nyawa

demi sesama dan membela tanah air banyak di tekankan dalam adegan ini.

Banyak para tokoh pemain yang tidak peduli akan tertembak mati atau

kehilangan nyawanya sekaligus. Hal semacam ini juga pernah diungkapkan

oleh Machiavelli, menurut sejaraj, patriotism telah berkemban pesat sejak abad

ke 16 ketika Niccolo Machiavelli, seorang negarawan Italia dan ahli filsafat

politis, mengumumkan bahwa ia lebih mencintai negerinya daripada

keselamatan jiwanya sendiri disaat kebanyakan orang memberikan kesetiaan

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

paling tinggi mereka kepada gereja. (internasional Encyclopedi of govermen

and politik vol 2 :951).

2. Patriotisme dalam Film Bandung Lautan Api

a. Tidak rela jika bangsanya diusik

Gambar 16

Hidayat berpidato di depan para tentara BKR

Tema dari adegan ini adalah ketidak relaan jika bangsa Indonesia diusik.

Kerangka adegan ini disaat Hidayat diminta oleh kepala BKR (Badan

Keamana Rakyat) untuk mengucapkan terimakasih atas perjuangan para

pejuang BKR dalam menjatuhkan sekutu dan mengambil senjta-senjata

sekutu. Ketidak relaan diusiknya bangsa Indonesia dengan dialog berikut :

Hidayat : “Saudara-saudara sekalian bapak kepala BKR dan komandan

batalion meminta kepada kami untuk mengucapkan selamat dan

penghargaan tinggi atas keberanian saudara-saudara yang luar biasa

dan hasil yang begitu besar. Ini akan menjadi contoh bagi pejuang-

pejuang lainnya. Tanpa keberanian yang saudara- saudara

perlihatkan, sebaiknya dari sekarang saja kita menyerah saja untuk

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dijajah kembali, tidak!! Rawe- rawe rantas malang-malang putung

hidup Indonesia!!”

Rasa tidak rela bangsa Indonesia diusik oleh penjajah di jelaskan secara

eksplisit yaitu dengan kalimat sebaiknya dari sekarang saja kita menyerah saja

untuk diajajah kembali, tidak!! Rawe–rawe rantas malang-malang putung.

Kalimat Rawe-rawe rantas dan malang-malang putung yang berarti apapun

rintangannya jangan menyerah yaitu sebuah kiasan yang sering digunakan

pada saat masa perjuangan sebagai kalimat yang digunakan untuk

menumbuhkan rasa semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Detil

dalam pesan tersebut adalah bahwa jangan mudah menyerahkan nasib bangsa

dan jangan sampai bangsa Indonesia terjajah kembali apapun halangan dan

rintangan dalam memperjuangkan kemerdekaan harus terus berjalan dengan

penuh semangat. Kata dijajah bermaksud bahwa bangsa yang dikuasai oleh

sekutu diusik dan semakin tertindas karena harus patuh terhadap pemerintahan

sekutu yang tentu saja tidak mengguntungkan bagi bangsa sendiri.

Kalimat rawe-rawe rantas malang-malang putung ini adalah metafora

yang memiliki makna segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus

disingkirkan. Yang berarti apapun yang merintangi perjuangan menuju

kemerdekaan bangsa Indonesia harus tetap dijalani hingga tercapai tujuan

kemerdekaan bangsa walaupun harus dengan pengorbanan jiwa dan

pengorbanan segalanya tanpa rasa menyerah dan semua ketakutan harus

disingkirkan.

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Saat Hidayat meneriakkan kata hidup Indonesia dan disambut oleh para

pejuang lainnya dengan teriakan yang sama dan diiringi backsound yang

menggambarkan semangatnya para pejuang.

Gambar 17

Nani pergi meninggalkan rumah untuk menjadi PMI

Tema dari adegan ini adalah ketidak relaan bangsanya di usik. Kerangka

adegan ini disaat nani dan ayahnya berdebat, ayah Nani lebih berpihak kepada

belanda, namun Nani lebih berpihak kepada Bangsa Indonesia dapat dilihat

dari dialog berikut ini ;

Nani : “saya akan tetap berpihak kepada bangsa Indonesia terserah

ayah kalau tetap ingin diperbudak oleh orang.”

Pesan yang disampaikan dari ucapan Nani adalah nani tetap akan

berpihak kepada bangsa Indonesia dia tidak akan memihak Belanda karena dia

tidak rela jika bangsanya diusik oleh penjajah dengan menggunakan kalimat

diperbudak yang berarti bahwa jika belanda masih berkuasa di Indonesia maka

orang-orang pribumi akan terus menjadi bawahan Belanda yang selalu

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperbudak dengan kata lain ditindas dan harus taat perintah Belanda yang

otoriter.

Latar ayah Nani meninginkan agar masa depan Nani terjamin dan aman

dengan menjadi seorang guru bukan seorang pejuang seperti apa yang telah

ayah Nani lakukan telah berpihak kepada Belanda sehingga dia dapt hidup

makmur, aman dan tidak perlu repot untuk berjuanh, bagi Nani tidak

sependapat dengan ayahnya dan pada saat di sebuah ruang tamu dimana Nani

membelakangi ayahnya dan mengucapkan keinginannya berpihaknya kepada

bangsa Indonesia sambil pergi meninggalkan ayahnya yang sedang duduk,

disini terlihat ekspresi ayah Nani yang Nampak sedih dan hampir menangis

dengan backsound musik yang seakan terjadi suasana ketegangan disini terlihat

secara implisit kebimbangan sang ayah yang sebenarnya dia juga ingin

membela bangsanya namun dia tidak ingin menderita dengan membela

bangsanya dalam hati dia juga tidak ingin Nani anaknya menderita.

Kekhawatiran ayah Nani juga terlihat saat ayah Nani mengikuti perkumpulan

rahasia dimana ayah Nani adalah mata-mata belanda atau yang biasa disebut

dengan antek Belanda. Dalam perkumpulan itu nampak ayah Nani sedikit

berpihak kepada bangsa Indonesia dengan ekspresi ayah Nani yang kurang

memperhatikan pembicaraan salah satu anggota ayah Nani Nampak risau

dengan backsound yang menggambarkan kerisauan ayah Nani. Dan saat salah

seorang anggota menanyakan kepada Ayah nani dengan berkata “Tuan Wirya

tidak bersama kita?” disaat itu ayah Nani terlihat bingung tak bisa menjawab

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ekspresi ayah Nani bingung untuk memilih apakah dia akan berpihak kepada

bangsa Indonesia atau berpihak kepada Belanda. Namun sebelum sempat ayah

Nani menjawab sudah terjadi baku tembak dari Jarot karena mereka ketahuan

saat memata matai pembicaraan kelompok musuh. Dan Jarot telah menembak

semua yang ada dalam ruangan tersebut termasuk ayah Nani juga tertembak

dan mati.

b. Rela mengorbankan jiwa dan raganya demi membela bangsa

Gambar 18

Hidayat ingin ikut bertempur melawan sekutu

Tema dari adegan ini adalah patriotism rela mengorbankan jiwa dan

raga demi memela bangsa. Kerangka adegan ketika dalam rapat Hidayat ingin

membuktikan jika dia mau ikut berjuang karena dia tersinggung dengan

perkataan Priatna yang mengatakan jangan mengandalkan otak saja tetapi

perang fisik juga diperlukan, maka Hidayat menunjukkan kejantanannya dan

Priatna mencoba meminta maaf dan mengatakan jika Hidayat tidak harus ikut

perang. Dalam dialog berikut :

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Priatna : “saudara tidak perlu ikut bertempur.”

Hidayat :” saudara takut saya mati karena ketakutan?”

Priatna : “peperangan ini memang bukan lapangan saudara.”

Dalam dialog tersebut Priatana mengingatkan agar Hidayat tidak ikut

maju perang. Hidayat adalah seseorang yang berprinsip dalam berjuang lebih

mengedepankan otak daripada fisik sebenarnya Hidayat seorang penakut dia

takut mati saat berperang hal ini terlihat dari adegan=adegan sebelumnya yng

menunjukkan Hidayat seornag penakut. Namun Hidayat tetap ikut bertempur

dan menjawab perkataan Priatna Saudara takut saya mati karena ketakutan.

Secara eksplisit Hidayat ingin membuktikan rasa patriotismenya rela

mengorbankan jiwa dan raganya demi membela negara. Detilnya Hidayat yang

di kenal seorang yang penakut dan selalu mendahulukan otak dari pada fisik

ternyata dia mampu membuktikan jika dia mempunyai keberanian dan berani

membela negara dengan mengorbankan jiwa raganya.

Dan pada saat perperangan Hidayat ikut berjuang dan menjadi

pemimpin dalam perang. Saat para tentara kembali dengan kemenangan tiba-

tiba Belanda menyerang di markas para tentara republik dan Hidayat

tertembak. Pada saat pengungsian para penduduk karena adanya pembakaran

kota Bandung yang dilakukan oleh para tentara republik sebagia strategi

pembalasan serangan Belanda dengan membuat kerusuhan dikota dan

penyerangan tiba-tiba. Saat itu Hidayat tidak mau dibawa ke tempat

pengungsian karena akan merepotkan teman-temannya Hidayat rela mati hal

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini menunjukkan pariotisme Hidayat. Dan disaat terakhir dia akan mati Hidayat

menyampaikan pesan kepada Priatna, Nani dan semua teman seperjuangannya

agar tetap meneruskan perjuangan walaupun jiwa dan raganya harus

dikorbankan demi membela bangsa. Saat berpesan terlihat ekspresi Hidayat

yang menahan rasa sakit luka tembakan yang mengesankan bahwa dia terluka

parah. Pesan yang disampaikan Hidayat sebenarnya juga untuk disampaikan

kepada penonton film bahwa perjuangan meraih kemerdekaan haruslah terus

diperjuangkan jangan disia-siakan kemerdekaan apalagi jika kenerdekaan telah

diraih.

3. Patriotisme dalam Film Merah Putih

a. Tidak rela jika bangsa Indonesia diusik

Gambar 19

Perang antara tentara Indonesia dan Belanda

Tema adegan ini adalah ketidak relaan jika bangsa Indonesia diusik oleh

penjajah. Kerangka adegan ini disaat para tentara mengadakan pesta kecil-

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecilan dan bertemu dengan keluarga masing-masing tiba-tiba Belanda

menyerang dan saat terjadi pertempuran banyak korban dari tentara Indonesia

yang mati sementara itu jumlah tentara Belanda sangat banyak. Latar Amir

mengusulkan untuk mundur ke sungai dan menyusun strategi untuk melawan

Belanda karena tidak memungkinkan melawan Beanda dengan jumlah sdikit

mereka bisa mati sia-sia. Tetapi kapten Taufik pemimpin dari tentara

Indonesia menolak untuk mundur dengan dialog sebagai berikut :

Kapten : “ayo kita serang mereka!”

Amir : “pak kita Cuma berdelapan pak ndak mungkin kalahkan

mereka kecuali..”

Kapten : “dengan, ridho Alloh tak ada yg bisa menentang kita.”

Amir : “dengan sangat terhormat pak kita harus mundur kesungai

dan bertahan disana.”

Kapten : “dan menyerahkan negara kita kepada Belanda, mereka tak

berhak untuk mendapatkan apa apa dari kita .. ayo kita serang

merdeka atau mati.. maju!!!!”

Penolakan Kapten Taufik dengan mengatakan mereka tak berhak

untuk mendapatkan apa-apa dari kita. Ini menunjukkan pesan bahwa ketidak

relaan bangsa Belanda mengusik negara kita, Belanda datang ke Indonesia

untuk menguasai hasil bumi and kekayaan alam yang ada di Indonesia dan

menjadi orang-orang pribumi sebagai kaum tertindas dan diperbudak oleh

Belanda, maka bangsa kita tidak rela jika Belanda mendapatkan keuntungan

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil bumi dan kekuasaan di wilayah Indonesia. Banga Indonesia ingin

merdeka dan bebas dari penjajahan. Pesan yang ingin disampaikan adalah

bahwa apapun yang terjadi pada negara atau bangsa Indonesia haruslah tetap

dijaga dan jangan sampai jatuh ke penjajah dan jangan pernah rela jika bangsa

Indonesia diusik oleh bangsa lain. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang

mempunyai kekayaan alam dan kekayaan budaya yang patut untuk

diperjuangkan dan dipertahankan. Jangan sampai bangsa Indonesia menjadi

budak bagi bangsanya sendiri dan terkekangnya kebebasan manusia dan HAM

(hak asasi manusia). Backsound dalam film ini menambahkan suasana

ketegangan peperangan, suara tembakan dan percikan api menggambarkan

perang yang penuh dengan senjata yang berbahaya yang dapat menghilangkan

nyawa.

Gambar 20

Saat melihat persenjataan yang berhasil diambil dari Belanda

Tema dari adegan ini adalah tidak rela jika bangsa Indonesia diusik.

Kerangka adegan disaat semua warga desa tertembak mati oleh Belanda, dan

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masih tersisa seorang bapak –bapak yang hidup, saat Belanda menyerang

Bapak warga desa sedang pergi ke ladang dan saat dia pulang dari ladang dia

telah menemukan istri dan warga desa nnya mati.maka Para tentara Indonesia

mulai menyusun rencana untuk menyerang markas Belanda dan mengajak

bapak warga desa untuk ikut bertempur melawan belanda dengan dialog

berikut :

Amir : “bagaimana dengan bapak?, apa bapak mau melawan orang-

orang yang membunuh isti bapak?”

Pak desa : “saya akan tersinggung kalau tidak diajak bergabung.”

Pesan dalam dialog tersebut memberikan pesan bahwa bapak desa ini

merasa terusik dengan adanya Belanda dia harus kehilangan istrinya dan

rumahnya terbakar sehingga dia ingin ikut berjuang melawan Belanda dia tidak

rela jika kehidupannya telah terusik oleh Belanda. Latar bapak desa tersebut

mau ikut berjaung selain demi membela bangsa dan negara dia juga merasa

kehilangan istrinya dan merasa marah kepada Belanda yang telah mengusik

kehidupannya dengan membunuh istrinya dan merusak semua ruamh yang ada

di kampungnya tanpa tersisa. Secara eksplisit bapak desa mengungkapkan

keinginannya untuk ikut berjuang dengan kata saya akan tersinggung kalau

tidak diajak berjuang. Kata orang-orang yang membunuh istri bapak adalah

maksud dari para tentara Belanda yang telah membunuh menghabisi semua

warga desa termasuk istri bapak desa dan juga telah membakar semua rumah di

desa itu. Kata saya akan tersinggung berarti bapak desa tersebut memang ingin

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ikut berjuang membalaskan kematian istri dan membalaskan perlakuan belanda

terhadap desanya. Dan ternyata bapak desa mempunyai anak yang cukup

banyak dan mau diajak untuk menyerang Belanda. Dan dengan semangat juang

para pemuda dan tentara republik akhirnya mereka membuat strategi untuk

menyerang Belanda dan mendapatkan informasi dimana letak markas Belanda.

b. Rela mengorbankan jiwa dan raganya demi membela bangsa

Gambar 21

Saat perang dengan Belanda

Tema dalam adegan ini adalah rela mengorbankan jiwa dan raga demi

membela bangsa. Kerangka adegan di saat pertempuran melawan Belanda,

salah seorang tentara mengajak Amir untuk mundur karena tentara itu taku

tertembak dan mati dengan dialog berikut :

Prajurit : “ayo kita harus pergi mereka udah dimana-mana kita akan

mati.”

Amir : “tenang bung tenang.. kita dilatih untuk ini.’

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dialog tersebut menjelaskan bahwa seorang tentara yang takut akan mati

saat berperang, namun Amir tetap ingin berperang dan memang tentara dilatih

berperang, menembak dengan senapan, taktik perang, latihan fisik dengan

tujuan untuk berjuang. Yang ditonjolkan dalam adegan ini adalah meskipun

nyawa adalah taruhannya mereka tetap berjuang tetap bertempur demi

membela bangsa Indonesia. Kata kita dilatih untuk ini bermaksud bahwa

seorang yang sudah mendaftarkan atau mencalonkan diri sebagai tentara maka

dia akan dilatih kekuatan fisiknya agar para tentara menjadi kuat dan tidak

lemah, para tentara di bekali senapan dan dilatih cara menembak dengan tepat,

dilatih untuk mempelajari arah peta dan strategi perang, karena tujuan dari

menjadi seorang tentara pada saat itu adalah untuk siap bertempur membela

negara dengan rela mengorbankan jiwa dan raganya.

C. Solidaritas Sosial

Nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu

komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsure

yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, system kepercayaan,

kebudayaan, bahasa dan lain-lainnya (Abdul Hadi, 2007). Jadi solidaritas

mementingkan kebersamaan dan mempunyai prinsip yang kuat menolong yang

lemah.

Aneka ragam suku, budaya, agama dengan berbagai kekhasannya

menampakkan diri dan menyatakan secara eksplisit segala harapan yang melahirkan

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

solidaritas, yang terbentuk dari kesamaan nasib keterjajahan. Solidaritas tersebut

membangun sebuah proyek bersama untuk menciptakan komunitas yang bebas dari

penjajahan.

Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, adalah empat

platform yang menyatukan bangsa ini, dari dulu hingga saat ini. Keempatnya

sekaligus pula adalah inti bangsa dan negara ini. Hidup-mati bangsa dan negara ini

sangat tergantung dari bagaimana keempat hal ini menjadi integral dalam sikap dan

tingkah laku sehari-hari warganya.

Mohammad Hatta mengatakan bahwa kebangsaan ada bermacam-macam,

menurut rupa dan golongan yang memajukannaya. Ada kebangsaan cap ningrat, cap

intelek dan ada pula kebangsaan cap rakyat. Riwayat dunia ini cukup membuktikan

bahwa ketiga golongan ini senantiasa ada. Kesemua tripologi tersebut mempunyai ide

tentang bagaimana kedaulatan negara dapat tercapai serta bagaimana jiwa dan sikap

nasionalisme itu dapat tumbuh (lapmi 1990:98). Riwayat dunia ini cukup memberi

bukti, bahwa ketiga golongan ini senantiasa ada. Kesemua tipologi tersebut

mempunyai ide tentang bagaimana kedaulatan negara dapat tercapai serta bagaimana

jiwa dan sikap nasionalisme itu dapat tumbuh. Ini bermaksud bahwa kemajemukan

yang ada dalam bangsa Indonesia seperti perbedaan etnis, suku, agama dantingkat

sosial tidaklah menjadi suatu penghalang untuk tetap bersatunya bangsa Indonesia.

dalam Film Pagar kawat berduri kebersamaan terlihat disaat Rencana pembebasan

tahanan yang ditugaskan untuk menyampaikan berita penting kepada republik

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

padahal sebelumnya masing-masing tahanan mempunyai pemikiran dan filosofi yang

berbeda, namun saat hal yang penting demi keselamatan bangsa mereka semua mau

bekerjasama agar rencana yang telah dibuat dapat berjalan lancar dan demi masa

depan bangsa. Dalam film bandung lautan Api kebersamaan terlihat disaat laskar

sebelas meminta bantuan pada BKR ( Badan Keamanan Rakyat ) untuk ikut

menyerang Belanda karena sudah banyak korban yang mati. Meskipun bukan wilayah

yang sama namun para tentara tetap bersedia untuk membantu menyerag Belanda.

Dalam film Merah Putih kebersamaan juga terlihat saat mengadapi tentara belanda

bahkan kebersamaan dalam film ini juga dilihat dari konflik yang terjadi antara

Marius dan Thomas dengan adanya perbedaan status sosial, agama dan suku bangsa

namun hal itu dapat ditepis dan mereka lebih mementingkan kebersamaan kesatuaan

agar dapat bersama-sama melawan Belanda .

1. Solidaritas Sosial dalam Film Pagar Kawat Berduri

a. Memiliki rasa kebersamaan

Gambar 22

Menjalankan rencana pembebasan Toto dan Herman

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema adegan ini adalah memiliki rasa kebersamaan. Kerangaka adegan

disaat Toto dan Herman harus melarikan diri dari tahanan. Dialog sebagai

berikut :

Parman : “Herman dan Toto harus memberitahukan markas besar bahwa

rahasia kita sudah terbuka, jika tidak besok malam beribu-ribu

pemuda pejuang Indonesia akan mati kena peluru Belanda mereka

adalah kawan-kawan kita, saudara-saudara kita orang yang kita

kasihi….”

Dialog tersebut memberikan pesan bahwa para pemuda pejuang

Indonesia adalah kawan, saudara yang di kasihi. Bererati siapapun para

pejuang pemuda Indonesia adalah saudara tidak ada bedanya dan mereka akan

berjuang bersama melawan penjajahan.dan juga diungkapkan bahwa semua

tawanan bahu membahu untuk meloloskan Herman dan Toto untuk

memberitahukan bahwa rahasia kaum republic telah terbongkar oleh Belanda.

Padahal sebelum itu terjadi konflik setuju dan tidak setuju jika Toto dan

herman melarikan diri dari tahanan.

2. Solidaritas Sosial dalam Film Bandung Lautan Api

a. Memiliki rasa kebersamaan

Gambar 23

Anggota laskar 11 meminta bantuan menyerang Belanda

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema adegan ini adalah memiliki rasa kebersamaan. Ketangaka adegan

saat salah seorang pejuang lascar sebelas meminta bantuan melawan Belanda

kepada Priatna maka terjadi dalog Priatna dan Jarot sebgai berikut :

Jarot : “kita harus balas pak.”

Priatana : “bukan wilayahku.”

Jarot : “o..mau berunding dulu, kita berangkat duluan.. ayo

berangkat!!

Priatna : “ayo”

Saat pejuang laskar sebelas menyerang Belanda dan sudah terjadi

banyak korban mereka berjuang tanpa sepengetahuan pemeritahan dan mereka

saat lemah meminta bantuan Priatna dan kelompok lainnya. Jarot yang selalu

siap untuk berjuang mengajak priatna untuk bergerak namun priatna berkata

bukan wilayah ku dan dia mulai dan Jarot pun segera mengajak anak buahnya

untuk membantu laskar sebelas dan semua anak buah Jarot setuju disaat itu

tampak ekspresi Priatana berfikir apa yang akan dilakukannya disatu sisi dia

harus mematuhi perintah dari pemerintah untuk tidak menyerang Belanda

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terlebih dahulu dan disisi lain dia merasakan kebersamaan dala berjuag walau

dengann wilyah yang berbeda namun mempunyai rasa nasib yang sama dan

akhirnya dia memutuskan untuk membantu laskar sebelas melawan Belanda.

Pesan yang disampaikan walaupun bukan daerah atau wilayah kekuasaan

namun untuk memenangkan perjuangan melawan Belanda perlu adanya

kebersamaan jika tidak akan banyak korban dan kekalahan. Rasa kebersamaan

dapat dirasakan dengan perasaan senasib sama-sama terjajah belanda dan rasa

tanggung jawab untuk bersama-sama membawa bangsa meraik kemerdekaan.

3. Solidaritas Sosial Dalam Film Merah Putih

a. Memiliki Rasa Kebersamaan (unsur agama, suku, golongan sosial yang

berbeda)

Gambar 24

Thomas mendaftarkan diri menjadi pejuang

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema dari adegan ini adalah memiliki rasa kebersamaan. Kerangka

adegan saat Thomas mendaftarkan diri menjadi tentara. Latar Thomas adalah

seorang pemuda yang berasal dari Manado penganut agama Kristen seorang

anak petani dan peternak ayam, berwatak keras, emosional dan pendendam

karena mempunyai pengalaman buruk keluarganya terbunuh oleh Belanda. Dia

ingin bergabung dengan tentara jawa untuk melawan Belanda. Saat dia

mendaftar calon tentara tidak tertera namanya dan Thomas tetap ingin jadi

pejuang terlihat dari dialog berikut :

Kapten :” ingin jd pejuang?”

Thomas : ya pak, kita bisa bertempur seperti macan pak.

Kapten : kau Kristen?

Thomas : ya.

Kapten : agamamu mengajarkan saat musuh menampar pipikananmu

kau tawarkan pipi kirimu benarkan?

Thomas : orang juga diajarkan untuk membayar mata dengan mata,

seperti yang diajarkan bapak.

Kapten : baik paraf disini dan jangan kecewakan saya!

Dialog tersebut menceritakan keinginan Thomas untuk ikut berjuang

bersama para tentara yang ada di jawa, Thomas pergi ke Jawa setelah

keluarganya dibunuh oleh Belanda di depan matanya. Keinginan Thomas ikut

berjuang bersama secara eksplisit lewat kata kita bisa bertempur seperti macan

maksudnya Thomas adalah seorang yang kuat seperti macan. Macam adalah

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

binatang yang terkuat di hutan binatang yang gagah, berani dan cepat bertindak

dan siap menghabiskan mangsa, berarti siap nbertempur melawan Belanda.

Sebelumnya Thomas tidak terdaftar dalam calon tentara tapi Thomas tetap

ingin ikut berjuang bersama dengan mengatakan kita datang kemari untuk

bertempur. Dan pada akhirnya Thomas diterima menjadi tentara di Jawa.

Mayoritas penduduk di Jawa adalah umat muslim umat Kristen bagi

masyarakat jawa adalah umat yang jarang ditemui dan sering terjadi sedikit

konflik pendapat masalah keyakinan ini. Saat Thomas mendaftar Tentara ada

sedikit pertentangan dari Kapten Taufik dengan menanyakan agama dan

prinsip dari agama Kristen. Yaitu kalimat metafora saat musuh mu menampar

pipi kananmu kau tawarkan pipi kirimu yang berarti disaat ada permusuhan

dan musuh telah menjatuhkan, menusuk, menyerang maka kita akan

membalasnya dengan kasih tidak melawan dengan kekerasan atau membalas

dendam dengan kekerasan. Padahal Belanda adalah musuh bagi bangsa

Indonesiadan tidak mungkin kita tidak membalaskan perlakuan Belanda.

Bangsa Indonesia tidak mau menyerahkan bangsanya kepada Belanda kembali.

Thomas mejawab orang juga diajarkan untuk membayar mata dengan mata

yang berarti bahwa perlakuan yang sama akan dibalas juga dengan perlakuan

yang sama kejahatan akan mendapatkan kejahatan kebaikan akan mendapatkan

kebaikan, Pada jaman dahulu hukum islam sangatlah kuat kejahatan ahrus

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibayar dengan hukuman. yang bermaksud bahwa kita berhak untuk melawan

penjajah Belanda.

Kata Thomas seperti yang diajarkan agama bapak ini bermaksud

walaupun pandangan, pendapat, agama, maupun suku bangsa yang berbeda

kebersamaan melawan musuh adalah hal yang terpenting agar bangsa

Indonesia tidak terpecah belah. Juga perlu adanya penghormatan dalam

memeluk agama. Apaun agama suku dan kelas sosial yang berbeda kita tetap

harus membela bangsa sendiri dengan bersatu dan bekerjasama. Seperti prinsip

dari bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ikha yang berarti walaupun banyak

perbedaan namun tetap menjadi satu kesatuan agar bangasa lebih kuat. Dan

akhirnya Letnan taufik mengatakan buktikan dengan ekspresi menantang ini

berarti secara implisit Letnan taufik menyetujui Thomas menjadi Tentara

walaupun ada keraguan pada mulanya.

Gambar 25

Dayan mengucapkan terimakasih kepada Amir

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema adegan ini adalah memiki rasa kebersamaan. Kerangka adegan

adalah ketika Amir menaruh sesajen di meja Dayan untuk beribadah. Dayan

adalah seorang umat Hindu yang berasal dari Bali. Dayan mengucapkan

terimakasih saat melihat Amir memberikan sesajen untuk Dayan berdoa

dengan dialog berikut :

Dayan : “Suksema”

Amir : “asal kau berjanji kau akan berdoa kepada semua dewamu

sebelum kita mulai bertempur.”

Dayan : “saya pikir kamu cuma percaya satu Tuhan.”

Amir : “aku ini percaya setiap orang mempunyai kebebasan mencari

jalan masing-masing menuju Tuhan.”

Detil yang menjelaskan tentang rasa kebersamaan ini adalah Amir

memberikan sesaji untuk Dayan karena Amir merasa bahwa semua manusia

adalah sama dan mereka adalah manusia yang sama ingin berjuang. Meskipun

Dayan dari Bali dan berumat hindu tetapi mereka tetap mempunyai perasaan

yang sama senasib sama-sama dijajah Belanda. Amir tetap ingin semua bisa

berdoa dan beribadah dengan cara yang benar dan berdoa untuk kesalamatan

terlebih ketika mereka bertempur karena doa sangat diperlukan dalam situasi

apapun dan dengan doa dapat menenangkan dan menentramkan hati meski

keadaan kacau balau. Latar belakang Amir yang seorang guru yang

mempunyai pikiran bahwa setiap orang mempunyai kebebasan dalam

beribadah dalam mencari jalan menuju Tuhan, Amir bukan seorang yang

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fanatik terhadap agama, suku, ningrat dan bukan ningrat dan berpendapat

bahwa semua manusia sama dan mempunyai hak dalam beragama dan

menentukan kehidupannya. Dayan juga seorang yang bijaksana lebih memilih

diam dan berfokus kepada perjuangannya dia tidak mau mencari keributan dia

lebih ingin kebersamaan dalam berjuang terlihat dari semangatnya saat latihan

peperangan.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap manusia mempunyai

hak dalam menentukan pilihan agama dan dalam menentukan jalan menuju

Tuhannya cara berdoa dan keyakinan hati dalam agama. Meskipun keyakinan

atau agama yang dianut berbeda persatuan dan kebersamaan adalah peran

penting bagi bangsa.

Gambar 26

Soerono melerai perkelahian Marius dan Thomas

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tema adegan ini adalah rasa kebersamaan. Kerangka adegan disaat

Thomas dan marius berkelahi dan para tentara lain melerainya. Soerono

melarai dan berdialog berikut :

Soerono : “Anak kota lawan Petani, Jawa lawan Sulawesi…

siapa nanti yg menang..Belanda!!”

Amir : “jadi jangan terus ribut seperti anak kecil lebih baik

istirahat besok kita bertempur seperti layaknya laki-laki

Soerono yang diangkat sebagai Letnan atau ketua pimpinan perang dan

teman dekat dari Marius. Tetapi Soerono memilik pemikiran yang berbeda

dengan Marius walaupun dia pernah kuliah dan berpendidikan tinggi dia tidak

pernah memamerkan hal tersebut. Detil dialog diatas anak kota lawan petani,

Jawa lawan Sulawesi bahwa jika dalam bangsa Indonesia ini ada berbagai

macam perbedaan mulai dari kelas sosiaol yang ditujukan dengan profesi

pekerjaan dan priyayi atau bangsawan di daerahnya maka jka tidak bersatu

atau tidak ada kebersamaan Belanda lah yang dapat menguasai negara ini.

Pesan yang didapat meskipun kita dari pulau yang berbeda, agama, dan

golongan sosial yang berbeda agar bangsa kita tetap kuat dan tidak dijajah

maka kita memerlukan persatuan dan rasa kebersamaan. Seperti semboyan

pada burung agruda Bhineka Tunggal Ikha yang bisa menjadi semboyan

pemersatu bangsa Indonesia.

Ucapan Amir juga mengandung pesan yang sama, jangan berebut

seperti anak kecil, maksud kata anak kecil adalah implisit sikap anak kecil

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masih ke kanak-kanakan belum dewasa maka anak-anak sering berkelahi

sedagkan Marius dan Thomas adalah orang yang sudah dewasa sudah

seharusnya mereka bisa saling menghormati perbedaan-perbedaan mereka dan

lebih bisa untuk bekerjasama dan saling rukun. Kata layakmnya laki-laki disini

menjelaskan bahwa laki-laki adalah digambarkasn sebagai orang yang kuat

tidak lemah dan berani. Backsound musik yang pelan dan music yang mendayu

menandakan seolah ketegangan dan rasa emosi yang mulai turun dan siap

untuk menanangkan hati masing-masing.

D. Kondisi Perfilman dan Pengaruhnya Terhadap Film

1. Film Pagar Kawat Berduri ( Era Orde Lama)

Cipta karya kreatif seringkali tidak dapat terlepas dari situasi politik

dan unsur ideologi saat karya tersebut lahir. Di dunia film pun demikian.

Dari periode ke periode, ada saja film-film yang dicekal karena situasi politik

atau karena ideologi-ideologi tertentu. Alasan pencekalan itu berbagai

macam, kadang tidak ada hubungannya secara langsung dengan cerita yang

ditampilkan. Film Anak Perawan di Sarang Penyamun, misalnya. Film yang

sebetulnya bercerita tentang roman biasa ini diboikot oleh kalangan kiri dan

akhirnya ditarik dari peredaran karena Sutan Takdir Alisjahbana, penulis

naskahnya pernah melarikan diri ke Malaysia karena menentang Bung

Karno. Pada tahun 1960an ketika situasi politik memanas, hal-hal yang tidak

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkaitan secara langsung seperti itu pun berpengaruh pada sebuah karya

kreatif.

Film Pagar Kawat Berduri yang dibuat pada tahun 1961, juga

menerima dampak situasi politik Orde Lama. Pada tahun 1960an, kaum

“kiri” sedang giat-giatnya menebarkan pengaruh untuk mendapatkan

partisipan sebanyak mungkin. Dunia seni pada umumnya, termasuk dunia

film menjadi terpecah-belah, setidaknya ada dua kubu. Sebagian personel

utama film Pagar Kawat Berduri (Asrul Sani sebagai sutradara, Soekarno M

Noor sebagai pemeran utama), bersama tokoh perfilman seperti Usmar

Ismail dan H. Misbach Yusa Biran tergabung dalam Lesbumi (Lembaga

Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia) yang menentang organisasi

kaum kiri, Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang dibentuk oleh Partai

Komunis Indonesia.

Pada tahun 1965 pengganyangan terhadap film-film Barat, khususnya

Amerika Serikat semakin menjadi-jadi dengan terbentuknya Panitia Aksi

Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS). Tidak tanggung-

tanggung, gerakan ini bahkan membakar gedung pusat distribusi film

Amerika di Jakarta. Bukan hanya itu, semua film yang berbau Barat dilarang,

seperti film Italia dan Inggris yang juga digemari masyarakat dan sebagai

gantinya, kemudian masuklah film-film dari RRC, Rusia, Polandia dan

negeri sosialis komunis lainnya. Namun karena masyarakat tidak senang

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menonton film-film yang isinya penuh propaganda itu, bioskop-bioskop

kemudian mati karena kehilangan penonton.

Adapun pengaruhnya bagi industri perfilman nasional, film-film yang

kebarat-baratan pun dikecam. Meski mengusung tema nasionalisme yang

baik, film Pagar Kawat Berduri juga menerima kecaman hebat karena

menampilkan sosok penjajah Barat (Belanda) yang baik hati bernama

Koenan yang akan menggantikan tugas Letnan de Groot, Asrul Sani

menampilkan sosok Koenan yang polos dan menghargai nilai-nilai

kemanusiaan (humanis) bahkan ia percaya bahwa dirinya dikirim adalah

untuk sebuah misson sacree (tugas suci), sebagaimana diungkapkan dalam

dialog berikut.

Gambar 27

Misi Suci Koenan Tentara Belanda

Koenan : “kau pernah dengar misi suci? Itu tugas kita disini untuk

menyelamatkan rakyat Indonesia mereka melawan hanya karena mereka

hasut.”

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Koenan menanggap dirinya dikirim oleh pemerintah Belanda dengan

tugas sucinya untuk menyelamatkan dan membimbing rakyat Indonesia

sebelum memperoleh kemerdekaannya kembali. Koenan adalah tipe

intelektual yang polos. Ia percaya saja propaganda pemerintahannya yang

menganggap rakyat Indonesia masih cinta Belanda dan belum siap merdeka,

dan hanya berontak karena hasutan para ekstrimis pimpinan Soekarno (Said

Salim : hal 28). Dan pada akhirnya Koenan bunuh diri karena kegagalan

usahanya akan prinsip yang menentang penindasan bangsa Indonesia.

Dan karena itu film ini kemudian termasuk film yang diganyang

kaum kiri pada masa itu. Walaupun Bung Karno membela dan film ini tidak

jadi dicekal, namun tidak sempat beredar di bioskop pada masa itu.

2. Film Bandung Lautan api ( Era Orde Baru)

Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan peristiwa sejarah yang

penting tentang heroisme bangsa Indonesia. Peristiwa pada tanggal 24 Maret

1946 ketika dalam waktu tujuh jam sekitar 200.000 warga Bandung

mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka sebagai

bukti penentangan melawan kolonialisme yang dikenang dalam sejarah. Mars

Halo-Halo Bandung diciptakan beberapa tahun kemudian, monumen

Tegallega didirikan, WS Rendra juga mengabadikan dalam puisi “Sajak

seorang Tua tentang Bandung Lautan Api”. Para sineas pun tak luput

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menampilkan peristiwa tersebut dalam film, seperti Toha Pahlawan Bandung

Selatan yang disutradarai Usmar Ismail dan Bandung Lautan Api yang

disutradarai Alam Rengga Surawijaya.

Dalam kaitannya dengan situasi politik ketika sebuah karya

diciptakan, film atau karya kreatif dan budaya media lainnya, mampu

menunjukkan siapa yang memiliki kekuasaan dan siapa yang tidak berkuasa

(Kellner, 1995:2). Berbeda dengan era Orde Lama, ketika perseteruan karya

kreatif cenderung berpusat pada ideologi “kanan” dan “kiri”, karya-karya

kreatif, termasuk film, pada masa Orde Baru cenderung dapat dikategorikan

sebagai aparatus ideologis negara (ideological state apparatus), yakni,

menurut Althusser (2007: 167-169), adalah media penanaman ideologi secara

halus, melalui institusi-institusi yang dekat dalam kehidupan masyarakat,

salah satunya adalah melalui kebudayaan (Mustikawati, 2010).

Lalu bagaimana caranya film bertema nasionalisme bisa berfungsi

sebagai aparatus ideologis negara pada masa Orde Baru. Berbeda dengan

film yang bertema drama, roman, atau komedi semata , film bertema

nasionalisme dapat dijadikan objek instrumentatif sebagai usaha untuk

melanggengkan pemerintahan yang berkuasa saat itu, di mana pemerintah

memiliki kekuasaan untuk menentukan bentuk “nasionalisme” yang akan

ditampilkan dalam film.

Film-film bertema nasionalisme pada masa Orde Baru selalu

merepresentasikan bahwa negara adalah ujung tombak atau bahkan ikon

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

utama nasionalisme. Dalam konteks pemerintahan Orde Baru, ikon militer

seringkali tampil dominan (Mustikawati, 2010). Ini cukup terlihat pada film

Bandung Lautan Api (1975) yang disutradarai Alam Rengga Surawijaya.

Pada film yang diproduksi oleh Kodam Siliwangi ini pihak angkatan

bersenjata ditampilkan sebagai elemen penting dalam perjuangan, sedangkan

kaum sipil hanya ditampilkan sebagai unsur pendukung, padahal dalam

kejadian sesungguhnya, peristiwa Bandung Lautan Api adalah pertunjukan

pengorbanan dan heroisme ratusan ribu warga sipil Bandung yang rela

kehilangan rumah dan harta benda demi perjuangan kemerdekaan.

Gambar 28

Poster Tentara Militer Indonesia

Di beberapa adegan dalam film sering sekali diperlihatkan tulisan-

tulisan kemiliteran seperti TKR (tentara keamanan rakyat) atau BKR (badan

keamanan rakyat) baik di kertas lebar, tembok maupun kain yang ditempel di

lengan para tentara. Dan tokoh utama dalam film ini adalah Priatna seorang

tentara Indonesia yang dalam film ini dikarakterkan sebagai seorang tentara

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berdedikasi baik, memilii strategi perang yang bagus serta berani dan

tangguh dalam peperangan.

Gambar 29

Meminta Bantuan Tentara

Dan setiap pertempuran melawan penjajah tentara Indonesia seolah

lebih mempunyai strategi yang lebih bagus dari pada pejuang rakyat biasa

yang Nampak gegabah dalam menghadapi peperangan sehingga banyak

korban yang mati dan kembali tentara Indonesia yang membantu

pertempuran. Adegan ini untuk menyampaikan pesan kepada penonton

bahwa kemiliteran Indonesia sangatlah bagus dalam berjuang dan

meningkatkan imange kemiliteran. Tak heran juga karena rumah produksi

yang memproduksi film ini adalah kodam siliwangi.

Contoh lain adalah perbedaan antara film Janur Kuning yang juga

disutradarai oleh Alam Rengga Surawijaya yang dibuat pada masa Orde Baru

dan film Enam Djam di Djokja yang dibuat pada masa Orde Lama. Meskipun

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sama-sama berlatar belakang peristiwa Serangan Umum 1 Maret yang

dipimpin oleh Overste Suharto, namun tokoh tersebut tidak tampil sama

sekali dalam film Enam Djam di Djokdja yang diproduksi tahun 1950-an.

Tokoh-tokoh dalam film tersebut hampir semuanya tokoh dengan nama

fiktif, misalnya: aktivis gerakan bawah tanah bernama Mochtar, atau sosok

Orang Tua, ayah seorang komandan gerilya. Tokoh-tokoh historis tidak

ditampilkan. Sedangkan dalam film Janur Kuning yang diproduksi tahun

1979, tokoh Soeharto muncul secara dominan dan film tersebut bisa

dikatakan telah mengangkat namanya. Sedangkan tokoh Jendral Sudirman

digambarkan tidak memberikan kontribusi apa-apa karena penyakit yang

dideritanya dan bahkan Sri Sultan Hamengkubuwono yang sesungguhnya

merupakan penggagas Serangan Umum 1 Maret itu hanya ditampilkan di

bagian akhir setelah serangan selesai dan itu pun hanya beberapa scene.

Peran Soeharto yang dominan lainnya tampak dalam film pemberantasan G-

30-S/PKI, yang di masa Orde Baru menjadi tontonan wajib setiap tahun,

pada bulan September atau Oktober.

Menurut Krishna Sen (1994), secara tidak langsung, film-film yang

berkaitan dengan sejarah nasionalisme merupakan propaganda yang

ditujukan pada Soeharto, yang baru muncul setelah sekitar 15 tahun Soeharto

berkuasa. Hal ini karena pada tahun 70an mulai timbul berbagai kritik dari

kalangan mahasiswa terutama mengenai korupsi dan kolusi. Dan dalam film-

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

film tersebut, kekuatan militer ditonjolkan sedemikian rupa untuk

mendukung usaha melanggengkan kontrol represif pemerintah.

3. Film Merah Putih (Era Reformasi)

Lengsernya rezim Orde Baru pada tahun 1988 memberikan dampak

signifikan dalam dunia perfilman Indonesia. Film-film nasional mulai

bangkit menunjukkan berbagai kreativitas yang sebelumnya tidak bisa

dilakukan secara maksimal akibat regulasi represif dan intervensi pemerintah

Orde Baru di dunia cipta kreatif.

Karena kebebasan berekspresi telah terjamin, maka kekuasaan yang muncul

kemudian bukanlah ideologi, namun pemilik modal. Maka terjadilah

pergeseran fungsi film nasionalisme di Indonesia. Film bukan lagi sebagai

penanda idelogi seperti pada masa Orde Lama, atau sebagai aparatus

ideologis negara seperti pada masa Orde Baru. Pada masa Reformasi, film

berkembang sebagai salah satu bentuk industri budaya, yang pada tahap

selanjutnya, ketika motif mencari laba dan relasi kelas secara langsung ikut

menentukan bentuk dan makna produk budaya (Barker, 2005). Dalam proses

ini, ide dan wacana nasionalisme menjadi salah satu bagian kepentingan

pasar atau komoditi.

Apabila dalam masa Orde Lama dan Orde Baru sikap nasionalisme

sebagian besar digambarkan berlatar sejarah perjuangan mempertahankan

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemerdekaan negara atau semangat pengabdian terhadap negara yang

bersifat heroik, pada masa Reformasi, nasionalisme lebih digambarkan pada

sikap cinta tanah air dan berlatar peristiwa yang dekat dengan kehidupan

sehari-hari, misalnya film Garuda di Dadaku dan King yang menunjukkan

kecintaan pada tanah air melalui kegiatan olahraga, film Laskar Pelangi yang

mengajak penonton untuk lebih menghargai potensi-potensi dalam negeri

atau film yang bersikap kritis dalam memaknai nasionalisme seperti film

Nagabonar Jadi Dua, atau film Alangkah Lucunya Negeri Ini.

Film Merah-Putih, sedikit berbeda dengan film-film era Reformasi

yang disebutkan di atas, film ini masih mengangkat latar peristiwa sejarah

perjuangan sebagaimana yang banyak diangkat pada masa Orde Lama dan

Orde Baru, yakni berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia

pada tahun 1947 saat terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda I ke jantung

pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah. Cerita film Merah Putih

berputar di sekawanan karakter fiktif yang menjalin persahabatan sebagai

kadet dan selamat dari pembantaian oleh tentara Belanda. Mereka kemudian

berperang sebagai tentara gerilya di pedalaman dengan diwarnai konflik

karena perbedaan sifat, status sosial, etnis, budaya, dan agama.

Isu yang diangkat terutama bukan pada peperangan atau

perjuangannya, tetapi tentang proses penyatuan/toleransi atas perbedaan latar

belakang suku, agama, karakter dsb. yang dirilis dalam semboyan film

tersebut, "Untuk merdeka mereka bersatu". Isu yang berpusat pada toleransi

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk mencapai tujuan bersama tersebut sebenarnya merupakan persoalan

masa kini yang hampir tidak diangkat sebagai tema utama pada film

perjuangan pada masa sebelum Reformasi.

Selain itu, film Merah Putih yang merupakan bagian pertama dari

rangkaian film"Trilogi Merdeka" yang merupakan trilogi film perjuangan

pertama di Indonesia ini bukan hanya dibuat oleh sineas dalam negeri. Film

ini juga mengumpulkan tim ahli efek spesial dan ahli teknis film dengan

pengalaman dalam pembuatan film Hollywood seperti: koordinator efek

spesial dari Inggris Adam Howarth yang pernah terlibat dalam film Saving

Private Ryan dan Blackhawk Down koordinator stunt Rocky McDonald

(Mission: Impossible II, The Quiet American); Penata rias dan artis efek

visual Rob Trenton (The Dark Knight); Penata perlengkapan perang John

Bowring (Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia, X-

Men Origins: Wolverine); dan Asisten sutradara pertama Mark Knight

(December Boys, Beautiful). Oleh karena itu dalam beberapa adegan film

Nampak hanya menonjolkan efek ledakan bom dan peperangan seperti

adegan berikut.

Gambar 30

Efek Ledakan Bom

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adegan saat Thomas meledakkan bom ke tangki milik Belanda dan

Thomas meloncat dalam air dengan suara bom yang berdentum dengan keras,

dan banyak juga adegan efek bom lainnya dan aksi perang lainnya. Namun

meskipun film ini bekerjasama dengan para ahli Hollywood untuk adegan

perang kurang ditonjolkan dalam adegan film seperti saat para prajurit perang

dalam hutan kurang terlihat adanya emosi dan semngat pejuang bertempur

melawan penjajah karena kurangnya adegan perlawanan senjata sehingga

terkesan para pejuang berperang sendiri. Kemudian untuk efek yang lainnya

yaitu saat Soerono gugur dipelukan Senja kakanya ditengah kesedihan

turunlah hujan dengan efek hujan buatan bukan dengan menggunakan air

yang sebenarnya sehingga terjadi kejanggalan saat hujan Soerono dan Senja

tidak terlihat basah walau hujan turun.

Kemudian dari dialog yang ada dalam film terkadang nampak kaku.

Banyak dialog yang sepertinya bukan gaya dari dialog film Indonesia pada

umumnya. Dialog pada film ini seperti pada dialog film barat misalkan pada

dialog dan adegan berikut.

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 31

Dayan Menusuk Tentara Belanda

Pada saat Amir dan istrinya akan ditembak oleh tentara Belanda tiba-

tiba ada seseorang yang menusuk tentara tersebut dari belakang. Dan ternyata

yang membunuh tentara itu adalah Dayan dan dengan pisau ditangannya

Dayan mengucapkan kata “merindukan saya”. Dialog demikian bukanlah

dialog film Indonesia terlebih dialog tersebut tidak cocok untuk bahasa

dimasa perjuangan di tahun 1947. Namun hal tersebut wajar karena penulis

naskah film merah putih ini adalah bukan orang Indonesia. Sehingga bahasa

dan property yang digunakan modern untuk latar tahun 1947.

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Namun dengan kerjasama oleh ahli film Hollywood salah satunya

menjadikan Merah Putih tergolong film yang sangat mahal dan mungkin

paling mahal dalam sejarah perfilman Indonesia, dan karena didukung

Hashim Djojohadikusumo (pengusaha yang tercatat sebagai orang terkaya

ke-10 di Indonesia versi salah satu majalah terkenal), film tersebut dapat

diproduksi dengan biaya 6 juta dolar AS atau setara dengan Rp 60 miliar

untuk biaya produksi ketiga film dalam trilogi tersebut, termasuk juga

kegiatan promosi ke sejumlah negara di luar negeri.

E. Persamaan dan Perbedaan Film Pagar Kawat berduri (Orde Lama),

Bandung Lautan Api (Orde Baru) dan Merah Putih (Reformasi)

Persamaan wacana dalam Film Pagar Kawat Berduri, Bandung Lautan Api

dan Merah putih adalah ketiga film ini memapakan wacana nasionalisme tentang

kemandirian dimana setiap para pejuang dari ketiga film tersebut sama-sama ingin

menentukan nasib bangsa sendiri dan ingin meraih kemerdekaan hidup merdeka

tanpa jajahan. Juga rasa Patriotisme yang dimunculkan dalam ketiga film yaitu rasa

tidak rela jika bangsa Indonesia diusik oleh penjajah dan kerelaan mengorbankan

jiwa dan raga demi membela bangsa banyak juga adegan yang menggambarkan

pertempuran yang menggorbankan banyak jiwa banyak para pejuang yang mati.

Masalah solideritas sosial juga ada dalam ketiga film yaitu rasa kebersamaan dlam

melawan penjajah untuk memerdekakan bangsa Indonesia.

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbedaan dalam film Film Pagar Kawat Berduri, Bandung Lautan Api dan

Merah Putih adalah dari adegan-adegan yang dimunculkan dalam wacana

nasionalismenya jika dilihat pada Film Pagar Kawat Berduri wacana Patriotisme

lebih di tonjolkan dari pada film yang lain, patriotisme dalam film ini terkesan lebih

kental dan lebih mendalam yang dilihat dari pemikiran para tokoh yang memiliki

patriotime kesetiaan pada negara yang sangat tinggi dan kemauan keras untuk

membela negara walau nyawa mereka adalah ancamannya. Apalagi dengan

digambarkannya adegan Hamid yang rela mati tertembak agar Toto dan Herman

bisa lolos dari tahanan untuk tugas penting bagi negara dan juga pengorbanan

Parman yang tahu akan resiko seorang pejuang dan para tahanan lain yang mau

membantu satu sama lain demi membela bangsa walau mereka harus mendapatkan

hukuman siksaan fisik dan pada akhirnya hukuman mati. Dan pada masa

pemerintahan Orde lama film Pagar Berduri dijadikan sebagai alat perang ideologi

politik oleh negara.

Sedangkan pada Film Bandung Lautan Api lebih banyak adalah tema

kemandirian dimana banyak adegan yang menunjukkan rasa kemandirian keinginan

bangsa untuk merdeka dan berdiri sendiri terlebih saat adanya adegan pembacaan

teks proklamasi yang diusahakan oleh para pemuda untuk segera disiarkan di seluruh

wilayah Idonesia dengan bahasa Indonesia dan bahasa inggris untuk menunjukkan

atau pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia ke dunia. Diputarnya lagu Indonesia

raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia serta penurunan bendera Belanda yang

digantikan oleh bendera Merah putih yang semakin menunjukkan kemampuan

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bangsa Indonesia mampu berdiri sendiri dan merdeka dengan perjuangan rakyat

Indonesia bukan kemerdekaan pemberian dari negara lain. Dan pada masa Orde baru

Film Bandung lautan Api ini digunakan sebagai propaganda politik pemerintahan

yang digunakan untuk mengangkat nama kemiliteran bangsa Indonesia bahkan

rumah produksi film ini juga berasal dari kemiliteran.

Sedangkan dalam film Merah Putih Tema Solidaritas sosial yang lebih

ditonjolkan dalam film ini dimana kebersamaan dalam berjuang atau solidaritas para

pejuang lebih banyak adegannya. Dan jika film lain hanya membahas kebersamaan

saat berjuang atau bertempur dalam film Merah Putih ini selain membahas

kebersamaan saat bertempur juga kebersamaan dari perbedaan yang ada di bangsa

Indonesia. Perbedaan tersebut antara lain agama, suku, adat istiadat dan status sosial.

Semboyan kebhinekaan Tunggal ikha lebih diutamakan dalam film ini. Dan pada

masa reforasi ini Film Merah Putih bukan sebagai ideologi politik ataupun

propaganda politik namun film lebih bersifat komersial dan memintigkan

pemasaran.

Perbedaan lainnya pada film Pagar kawat berduri pesan nasionalisme lebih di

tunjukkan melalui pendapat , filosofi dan dialog tidak adanya pertempuran fisik di

medan perang langsung sementara pada film Bandung lautan Api dan Merah putih

lebih banyak adegan perangnya. Bahkan dalam film merah putih menggunakan efek-

efek khusus yang ditonjolkan dalam adegan pertempuran.

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian depan, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana wacana nasionalisme dikembangkan dalam film Pagar

Kawat Berduri produksi tahun 1961 mewakili film pada masa Orde lama, Bandung

lautan Api produksi tahun 1972 mewakili film pada masa Orde Baru dan Merah

Putih produksi tahun 2009 mewakili film pada masa Reformasi. Dengan

menggunakan metode analisis wacana model Van Djik maka penelitian

berkesimpulan sebagai berikut.

Pertama bahwa bentuk wacana nasionalisme terdiri dari tiga aspek yaitu aspek

kemadirian, patriotisme dan solideritas sosial. Pada film Pagar Kawat Berduri oleh

disutradarai Asrul Sani, penyampaian pesan nasionalisme dari aspek kemandirian,

yaitu lebih mengutamakan kemampuan berdiri sendiri untuk menentukan nasib

dalam bernegara. Kemandirian lebih pada kemerdekaan, karena dengan

kemerdekaan, suatu bangsa dapat menentukan nasibnya sendiri. Pada film ini,

kemandirian ditandai dengan adanya pemikiran-pemikiran para tokoh tentang

kemerdekaan, seperti halnya tokoh Parman, Hamid, dan lainnya yang lebih memilih

memperjuangkan kemerdekaan untuk menentukan nasib bangsa dan tidak ingin

bangsa Indonesia menjadi bangsa yang diperbudak dan dijajah oleh bangsa lain. Dan

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tentang pemikiran Hamid mengenai hak kemerdekaan adalah hak bagi semua bangsa

mana pun.

Pada film Bandung Lautan Api (di sutradarai oleh Alam Rengga Surawijaya),

kemandirian untuk keinginan merdeka dan menentukan nasib bangsa lebih

ditunjukkan ke dalam simbol-simbol. Yaitu dengan adanya pembacaan teks

proklamasi yang merupakan bukti otentik dan pernyataan tentang kemerdekaan

bangsa Indonesia. pembacaan teks proklamasi ini disiarkan di semua stasiun radio

secara bersamaan dengan dua macam bahasa, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa

pemersatu bangsa dan bahasa Inggris yaitu sebagai bahasa internasional dengan

maksud bahwa pernyataan kemerdekaan bangsa dengan teks proklamasi disiarkan

dan dinyatakan tidak di Indonesia saja, namun juga di berbagai penjuru dunia

dengan bahasa Inggris.

Juga disampaikan bahwa kemerdekaan yang didapat bangsa Indonesia

bukanlah pemberian dari bangsa lain, melainkan dengan perjuangan bangsa sendiri.

Selain itu, dengan simbol pemutaran lagu Indonesia Raya yang diputar melalui

piringan hitam dan dinyanyikan oleh masyarakat, menunjukkan bahwa kemerdekaan

bangsa dan persatuan bangsa dan bangsa Indonesia telah mampu berdiri menentukan

nasib bangsanya sendiri. Kemudian penurunan bendera Jepang dan digantikan

dengan pengibaran bendera merah putih yang menunjukkan kemampuan bangsa ini

berdiri sendiri dan kemerdekaan bangsa tanpa jajahan.

Pada film Merah Putih ( disutradarai oleh Yadi Sugandi), kemerdekaan dan

penentuan nasib bangsa ditunjukkan dengan semangat para tokoh untuk ikut

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bergabung menjadi tentara pejuang demi mempertahankan kemerdekaan Republik.

Karena saat bangsa Indonesia sudah menyatakan kemerdekaan, penjajah Belanda

masih mencoba untuk berkuasa di tanah air sehingga patutlah untuk

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Patriotisme adalah sikap ketidakrelaan bangsa diusik, dan rela berkorban jiwa

dan raga demi bangsa. Pada film Pagar Kawat Berduri, dengan adanya beberapa

tokoh pemain seperti Parman, Hamid, dan yang lainnya yang mau berkorban walau

dengan ancaman nyawa demi bangsa merdeka dan adanya rasa kecintaan yang

berlebihan kepada negara, seperti Hamid yang tidak mau sedikit pun bekerjasama

dengan Belanda dan saat Hamid membiarkan dirinya jadi sasaran tembak pada saat

tentara Belanda akan menembak Toto dan Herman. Pada film Bandung Lautan Api,

sikap patriotik ditunjukkan dengan adanya ketidakrelaan para pejuang bangsanya

dijajah, serta keberanian Hidayat ikut berperang padahal Hidayat seorang yang

penakut dan lebih mengandalkan otak daripada bertempur. Pada film Merah Putih,

patriotisme ditunjukkan dengan keberanian para tentara saat maju perang, tidak mau

mundur dari pertempuran. Walaupun sudah jelas akan kalah dari Belanda, para

tentara tetap maju perang dan mengorbankan nyawa.

Pesan nasionalisme dengan rasa kebersamaan dan menolong yang lemah atau

solidaritas sosial dapat ditemukan pada film Pagar Kawat Berduri. Pada film

Bandung Lautan Api hanya ada pesan kebersamaan dalam menyusun rencana

ataupun bertempur melawan Belanda. Sementara pada film Merah Putih, selain

dengan kebersaman dalam berempur, juga ada kebersamaan dari berbagai unsur

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbeda, seperti: agama, budaya, status sosial, suku dan etnik. Hal tersebut terlihat

dari konflik Thomas yang berasal dari Manado, anak seorang petani yang beragama

Kristen dengan Marius seorang pemuda ningrat dari Jawa dan muslim. Juga adanya

kerukunan agama dari Amir, pemuda Jawa, seorang guru beragama Islam yang

menghormati agama apa pun.

Kedua bahwa wacana nasionalisme dari film Pagar Kawat Berduri, Bandung

Lautan Api dan Merah Putih terdapat persamaan yaitu dari ketiga film setiap tokoh

utama mempunyai jiwa nasionalisme dari ketiga apek yaitu kemandirian, patriotisme

dan solideritas sosial yang ditunjukkan dengan cara pandang dan berfikir tentang

negara yang ingin merdeka dan bebas dari kekuasaan penjajah, semangat dalam

membela negara dan pengorbanan jiwa dan segalanya, juga rasa kebersamaan dalam

memperjuangkan bangsa dan negara.

Sebagaimana hal diatas terdapat pula perbedaan dari wacana nasionalisme. Di

antara ketiga film tersebut, film Pagar Kawat Berduri yang lebih dalam

menyampaikan pesan kecintaan terhadap bangsa dan negara, yang ditunjukkan

dengan sikap patriotik tokoh Hamid yang mau mengorbankan nyawanya demi

rencana pembebasann Toto dan Herman yang semula dia tidak mau ikut campur

dalam reencana ini. Juga adanya rasa patriotisme yang berlebihan dari Hamid yang

sama sekali tidak mau berhubungan dengan Belanda, tidak seperti Parman yang mau

sedikit bergabung dengan Belanda demi mendapatkan informasi penting bagi bangsa

Indonesia.

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penekanan aspek patriotisme pada film Pagar Kawat Berduri ini dapat

dipahami karena film ini diproduksi pada masa Orde Lama Di mana masa tersebut

adalah masa-masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia sehingga semangat

perjuangan masih terasa sehingga pesan patriotisme lebih ditampilkan dalam film

perjuangan. Meskipun film ini juga pernah dilarang untuk ditayangkan di bioskop

karena masalah ideologi pemerintah pada masa orde lama yaitu adanya tokoh

Koenan tentara Belanda yang berhati baik.

Sementara pada film Bandung Lautan Api, pesan nasionalisme lebih

ditekankan pada aspek kemandirian, yaitu dengan banyaknya dimunculkan simbol-

simbol kemerdekaan bangsa dari film tersebut daripada dua film lainnya. Film

Bandung Lautan Api adalah film yang diproduksi pada masa Orde Baru, di mana

pada masa ini, setelah negara merdeka cukup lama, mulai dirasakan perlunya sikap

kemandirian dalam menentukan nasib bangsa dan perlunya bangsa Indonesia untuk

tidak bergantung pada bangsa lain. Oleh karenanya, pada film perjuangan yang

dibuat pada masa Orde Baru ini, pesan nasionalisme yang disampaikan lebih

cenderung pada aspek kemandirian. Dalam Film ini juga teradi adanya propaganda

film oleh pemerintah dimana kemiliteran diangkat nama baiknya melalui film ini.

Adapun pada film Merah Putih, pesan nasionalisme lebih ditekankan pada

aspek solidaritas sosial karena lebih banyak konflik masalah agama, status sosial,

dan suku, yaitu permasalahan antara Matius dan Thomas, serta Dayan dan Amir.

Film Merah Putih yang diproduksi pada masa Reformasi lebih menekankan pesan

kecintaan bangsa dari aspek solidaritas sosial karena pada saat ini bangsa Indonesia

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sering dilanda konflik masalah agama, suku, budaya. Maka diperlukan adanya rasa

solidaritas sosial yang tinggi agar bangsa Indonesia tidak terpecah. Film ini juga

lebih mengutamakan efek agar memenuhi selera para penonton karena pada masa

reformasi ini jarang sekali film nasionalisme yang menampilkan film perang.

B. Saran

Dalam penelitian film ini adanya kesulitan dalam melakukan metode analisis

wacana Van Djik. Tidak semua elemen-elemen dalam analisis wacana dapat

dilakukan, terutama pada elemen struktur mikro, hanya beberapa elemen yang dapat

dipakai karena elemen lain lebih untuk analisis pada teks berita. Maka peneliti

berharap adanya metode analisis wacana yang khusus untuk menganalisis tentang

film karena film juga merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam

penyampaian pesan-pesan dari komunikator. Peneliti juga mengakui memilki

kelemahan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian film Pagar Kawat Berduri,

Bandung Lautan Api, dan Merah Putih.

Bagi insan perfilman Indonesia terus berkreativitas dalam mengangkat tema dan

genre film yang bervariasi terutama tema nasionalisme dan memiliki nilai-nilai

membangun karakter bangsa. Melalui penyajian cerita dan bentuk karakter yang

dibutuhkan bangsa ini seperti berfikir positif, tangguh, pantang menyerah,

nasionalisme dan kerukunan beragama sebagi karya budaya. Dan tetap berjuang agar

film nasional selalu mendapat tempat tidak hanya film-film barat atau asia yang

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SKRIPSI WACANA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terus berkuasa di bangsa sendiri. Oleh karena itu pemerintah dan insane perfilman

harus berkerjasama utuk membuat konsep besar perfilaman nasional.

Nasionalisme adalah suatu perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air, serta

kesediaan untuk berbuat sesuatu bagi tanah air. Nasionalisme yang muncul dari

setiap anggota bangsa akan menjadi suatu energi positif yang nantinya akan

berdampak pada kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang

memiliki nasionalisme yang tinggi. Bangsa Indonesia sendiri mengalami

kemunduran nasionalisme jika dibandingkan dengan masa lalu, terlebih pada zaman

kemerdekaan.