word filariasis
TRANSCRIPT
FILARIASIS BANCROFTY
DEFINISI FILARIASIS
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan diwilayah tropika
seluruh dunia. Penyebab filariasis adalah infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang
tergabung dalam superfamilia Filarioidea Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya
elefantiasis,berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga
penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah (elephantiasis). Filariasis limfatik
di Indonesia disebabkan oleh W. bancrofti, B. malayi dan B.timori, menyerang kelenjar dan
pembuluh getah bening. Penularan terjadimelalui vektor nyamuk Culex spp., Anopheles spp., Aedes
spp. dan Mansonia spp.
EPIDEMIOLOGI
Filariasis ditemukan di berbagai daerah dataran rendah yang berawadengan hutan-hutan
belukar yang umumnya didapat di pedesaan di luar Jawa-Bali. Filariasis brugia hanya ditemukan
di pedesaan sedangkan filariasisbancrofti didapatkan juga di perkotaan. Prevalensi filariasis
bervariasi antara 2%sampai 70% pada tahun 1987.Menurut Menkes (2009) menyebutkan, saat ini di
Indonesia tercatat 11ribu orang menderita penyakit kaki gajah yang tampak, dimana telah terjadi
pembesaran di kaki dan kelenjar getah bening lainnya. Penduduk yang terinfeksi tentunya jauh
lebih banyak, mereka akan diketahui setelah dilakukan tes darah. Di Indonesia penyakit kaki
gajah pertama kali ditemukan di Jakarta pada tahun 1889. Berdasarkan rapid mapping kasus klinis
kronis filariasis
Tahun 2000 wilayah Indonesia yang menempati ranking tertinggi kejadianfilariasis
adalah Daerah Istimewa Aceh dan Propinsi Nusa Tenggara Timurdengan jumlah kasus masing-
masing 1908 dan 1706 kasus kronis.Selain ke tiga wilayah kepulauan tersebut diatas
sebagaimana yang termuat didalam modul eleminasi penyakit kaki gajah yang di terbitkan oleh
Depkes. RI melalui Ditjen PPM & PLDirektorat P2B2 Subdit Filariasis dan Schistosomiasis
(2002) endemisitas kejadian filariasis juga terdapat dibeberapa propinsi lainya di Indonesia,
diantaranya Kabupaten Bekasi Propinsi JawaBarat, Kabupaten Pekalongan Propinsi Jawa
Tengah, Kabupaten Lebak Tangerang Propinsi Banten, Batam Propinsi Riau, Lampung Timur
PropinsiLampung, Mamuju Propinsi Sulawesi Selatan, Donggala Propinsi SulawesiTengah, Kab.
Pontianak Propinsi Kalimantan Barat, Kabupaten KapuasPropinsi Kalimantan Tengah, dan Kota
Baru Propinsi Kalimantan Selatan
ETIOLOGI FILARIASIS
Penyakit kaki gajah di Indonesia disebabkan oleh tiga spesies cacingfilaria yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi, Brugiatimori sedangkan vektor penyakitnya adalah nyamuk. Nyamuk yang
menjadi vector filarial diIndonesia hingga saat ini telah diketahui terdapat 23 spesies nyamuk dari
genus Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres Menurut Soedarto (1989)sejumlah
nyamuk yang termasuk dalam genus Culex dikenal sebagai vector penyakit menular. Culex
Gungue fasciatus atau Culex fatigans menyukai air tanahdan rawa-rawa sebagai tempat
berkembang biaknya, vektor ini dapat menularkan demam kaki gajah pada manusia. Beberapa
jenis culex lainnya berkembang biaknya berbeda-beda jenisnya baik berupa air hujan dan air
lainnya yang mempunyai kadar bahan organik yang tinggi. Umumnya menyukai segala jenis genangan air
terutama yang terkena sinar matahari. Menurut Hudoyo (1983) Anopheles barbirotris tempat
perkembangannya adalah di airtawar yang tergenang di tempat terbuka baik alamiah (rawa-rawa)
maupun buatan atau kolam, di air mengalir yang perlahan-lahan ditumbuhi tanaman air.Di
beberapa daerah, terutama di pedesaan penyakit ini masih endemis. Sumber penularnya adalah
penderita penyakit kaki gajah baik yang sudah menimbulkangejala-gejala ataupun tidak, karena
didalam darah terdapat microfilaria yangdapat ditularkan oleh nyamuk.
MEKANISME FILARIASIS
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabilanyamuk tersebut
menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis,sehingga mikrofilaria yang
terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuhnyamuk. Mikrofilaria tersebut masuk
kedalam paskan pembungkus pada tubuhnyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan
bersarang diantara otot-ototdada (toraks). Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut
larva stadium I.Dalam waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh
menjadilebih gemuk dan panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh
danseterusnya larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadilebih panjang
dan kurus, ini adalah larva stadium III. Gerak larva stadium III inisangat aktif, sehingga larva
mulai bermigrasi mula-mula ke rongga perut(abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk
nyamuk.Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka
mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk
kedalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama dengan alirandarah dalam tubuh manusia, larva
keluar dari pembuluh kapiler dan masuk kepembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe larva
mengalami dua kali pergantiankulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva
stadium IV danlarva stadium V. Cacing filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh
limfe,sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan
MANIFESTASI KLINIS
a. Bentuk tanpa Gejala
Umumnya didaerah endemic, pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran
kelenjar getah bening terutama didaerah inguinal. Pemeriksaan darah ditemukan microfilaria
dalam jumlah besar dan eosinofilia.
b. Filariasis dengan peradangan
Limfangitis dengan kecenderungan demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan
kelemahan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu dan yang terkena terutama
saluran limfe ketiak, tungkai, epitochlear, dan alat genital. Pada laki – laki terdapat funikulitis,
disertai penebalan dan rasa nyeri, epididmitis, orkitis dan pembengkakan skrotum.
c. Filariasis Dengan penyumbatan
Terjadi jaringan granulasi yang proliferative serta terbentuk varises saluran limfe yang
luas. Kadar protein yang tinggi dalam saluran limfe merangsang pembentukan jaringan ikat dan
kolagen sehingga timbul elephantiasis menahun, perbesaran pada skrotum, alat genitalia wanita,
perbesaran pada payudara. Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul
kiluria, sedangkan episode berulang adenolimfangitis pada saluran limfe testis yang
menagkibatkan pecahnya tunika vaginalis akan terjadi hidrokel atau kolakel, dan bila terjadi
pecah saluran limfe peritoneum terjadi asites siklus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap : akan ditemui Leukositosis dan eosinoplia 10% - 30%
Waktu pengambilan darah diusahakan pada malam hari, karena umumnya microfilaria
aktif di malam hari, kemudian darah yang diambil lebih baik di ambil dari darah kapiler karena
ada kecenderungan microfilaria konsentrasi lebih banyak di kapiler dibanding darah vena.
2. Pemeriksaan darah tebal dan Tipis, Waktu pengambilan darah diusahakan pada malam
hari, karena umumnya microfilaria aktif di malam hari, kemudian darah yang diambil lebih baik
di ambil dari darah kapiler karena ada kecenderungan microfilaria konsentrasi lebih banyak di
kapiler dibanding darah vena.
3. Membran filtrasi : Mendeteksi ada tidaknya Mikrofilaria
4. ELISA & ICT : Antibodi yang digunakan adalah antibody AD12 dan Og4C3
5. Limfoskintigrafi : Dapat mendeteksi 1) peragaan alur limfe 2) Evaluasi kecepatan
aliran limfe, Kevepatan absorbs, Mengukur akumulasi tracer di daerah kelenjar limfe 3)
Peragaan kelenjar limfe 4) Peragaan Pusat Inflamasi dengan jaringan lunak dan kelenjar yang
baru terbentuk pada prosese inflamasi menahun. 5) Menemukan trauma kerusakan saluran limfe
6) Membedakan edema tungkai limfe, trauma mekanik tungkai bawah 7) Mengikuti proses
perubahan obliterasi limfe.
6. USG Doppler : Memperlihatkan pergerakan cacing dewasa di dalam pembuluh getah
bening. Atau dikenal sebagai Filaria Dance sign.
KOMPLIKASI
1. Tropical Pulmonary Eosinofilia (Occult Filariasis)
Bentuk ini terjadi karena hipersensitivitas sistem imun penderita terhadapmikrofilaria. Pada
keadaan ini filarial telah sampai ke paru sehingga munculgejala klinis berupa batuk, sesak nafas
teutama waktu malam dengan dahak yang kental dan mukopurulen.Sindrom ini ditandai dengan
kadar eosinofil darah tepi yang sangat tinggi> 3000/ ml, adanya gejala menyerupai asma,
penyakit paru restriktif, kadarantibodi spesifik antifilaria (IgE) tinggi, dan respon pengobatan
yang baik dengan DEC. Beberapa keadaan klinis lain seperti arthritis, tenosynovitis,fibrosis
endomiokardial, glomerulonephritis kadang-kadang merupakanmanifestasi klinis dari occult
filariasis. Pada foto Rongent paru biasanya memperlihatkan garis-garis yangberlebihan pada
kedua hilus dan bercak-bercak halus terutama di lapangan paru bawah.
2. ChyluriaChyluria
terjadi apabila terdapat kenaikan tekanan pada saluran limferenal yang mengalami sumbatan,
kemudian pecah sehingga cairan limfe masuk ke dalam traktus urinarius dan menimbulkan
chyluria. Chyluria sering terlihatnyata pada pagi hari dan bersifat intermitten.
3. Infertilitas
PENCEGAHAN
1. Pencegahan masal : Kontrol vector nyamuk dan Diberikan obat pencegahan seperti
Dietilcarbamazine dosis 6 mg/kgBB hari diberikan 1 minggu sekali atau dosis tunggal diberikan
setiap 6 bulan atau 1 tahun.
2. Pencegahan Individual : Melakukan penghindaran diri terhadap gigitan nyamuk seperti
memakai kelambu, lotion anti nyamuk, bersih diri dan juga lingkungan.
3. Strategi WHO : Menghentikan penyebaran infeksi dengan pemberian dosis tunggal
obat bersamaan 1x/tahun (Albendazole dan DEC selama 4 -6 tahun ) Meringankan beban
penderita : edukasi agar pasien meningkatkan kewaspadaan pada pasien yang mengalami
infeksi , edukasi mengenai peningkatan kehigienisan untuk mencegah episode inflamasi
akut
PROGNOSIS
BAIK : Apanila pindah dari daerah endemic namun masih dalam taraf penyakit sedang
dan ringan
BURUK : Apabila sudah terjadi perbesaran pada ekstremitas atau organ genitalia.