library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewpajak...

59
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), SIA merupakan subsistem khusus dari Sistem Informasi yang bertujuan mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis. Sebagai contoh, input SIA dalam diskon sepatu. User memproses diskon dengan mencatat data penjualan dalam jurnal penjualan, mengelompokkan data menggunakan Chart of Accounts, dan posting data ke buku besar. Secara periodic, SIA akan mengeluarkan trial balance dan financial statements. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), SIA merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. SIA dapat merupakan proses sederhana secara manual, proses

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p14), SIA merupakan subsistem

khusus dari Sistem Informasi yang bertujuan mengumpulkan, mengolah, dan

melaporkan informasi terkait dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis.

Sebagai contoh, input SIA dalam diskon sepatu. User memproses diskon

dengan mencatat data penjualan dalam jurnal penjualan, mengelompokkan

data menggunakan Chart of Accounts, dan posting data ke buku besar. Secara

periodic, SIA akan mengeluarkan trial balance dan financial statements.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), SIA merupakan sistem

yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. SIA dapat merupakan

proses sederhana secara manual, proses yang rumit menggunakan komputer

dan TI, atau proses keduanya bila digabungkan. Apapun cara yang

digunakan, prosesnya sama. SIA dan orang-orang yang menggunakannya,

harus tetap mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan

melaporkan data dan informasi.

Menurut Rama dan Jones (2006, p5), SIA merupakan subsistem dari

Management Information System (MIS) yang memberikan informasi

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

9

akuntansi dan keuangan seperti memperoleh informasi lain dari proses rutin

atas transaksi akuntansi.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa SIA adalah

sistem yang mengumpulkan, mengolah, mencatat, menyimpan, dan

melaporkan informasi bagi pengambil keputusan terkait dengan aspek

keuangan atas transaksi akuntansi secara rutin. SIA terdiri dari informasi

yang luas seperti pesanan penjualan, penjualan dalam unit dan tunai,

pencatatan kas, pesanan pembelian, penerimaan barang, pembayaran, dan jam

kerja. Sebagai contoh, jumlah jam kerja karyawan sangat penting di antara

penjadwalan produksi dan akuntansi penggajian. Informasi mengenai pesanan

penjualan dan pengiriman barang dibutuhkan oleh bagian pemasaran dan

akuntansi.

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Rama dan Jones (2006, p6), manfaat SIA terdiri dari 5 komponen,

yaitu:

a. Producting External Report

Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan menggunakan SIA

untuk menghasilkan laporan yang memenuhi kebutuhan informasi bagi

stakeholder.

b. Supporting Routine

Manajer membutuhkan SIA untuk mendukung aktivitas rutin di dalam

perusahaan, seperti penerimaan pesanan, pengiriman barang, menagih

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

10

pelanggan, dan menerima kas. Sistem komputer dan beberapa software

akuntansi juga menangani aktivitas rutin.

c. Decision Support

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan

non-rutin pada semua tingkat organisasi, termasuk informasi mengenai

produk yang paling banyak terjual. Informasi ini sangat kritis dalam

perencanaan produk baru, memutuskan produk apa yang harus tetap ada,

dan pemasaran produk ke pelanggan.

d. Planning and Control

Sistem Informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian. Contoh, informasi mengenai anggaran dan biaya disimpan

oleh sistem perusahaan, kemudian laporan yang dihasilkan digunakan

untuk membandingkan anggaran dengan jumlah aktual. Menggunakan

scanner untuk mencatat item yang dibeli dan pendapatan hasil penjualan

memungkinkan user merencanakan dan mengendalikan secara detail.

Sebagai contoh, analisis pendapatan dan beban dapat diselesaikan pada

individual product level. Data historis dapat ditarik dari database dan

digunakan pada spreadsheet atau program untuk meramalkan kenaikan

dan arus kas.

e. Implementing Internal Control

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan SI yang

digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kerugian atau

pencurian. Selain itu, pengendalian internal juga dapat memelihara data

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

11

keuangan. Sangat mungkin untuk membangun pengendalian ke dalam

SIA komputerisasi untuk membantu mencapai tujuan ini. Sebagai contoh,

SI dapat menggunakan password untuk mencegah orang-orang

mengakses entri data dan laporan yang tidak dibutuhkan dalam jobdesk

masing-masing karyawan.

2.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), terdapat 6 komponen pada SIA,

yaitu:

a. Orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi;

b. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, termasuk

mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai aktivitas

organisasi;

c. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya;

d. Software yang digunakan untuk mengolah data organisasi;

e. Instruktur teknologi informasi, termasuk komputer dan peralatan

komunikasi jaringan yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,

mengolah, dan mengirimkan data serta informasi;

f. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang mengamankan

data pada SIA.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

12

2.2 Sistem Pengendalian Internal

2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p192), pengendalian internal

adalah proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan direksi

di bawahnya untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan pengendalian

internal dapat dicapai dengan:

a. Mengamankan aset, termasuk mencegah atau mendeteksi akuisisi yang

tidak sah, menggunakan, atau disposisi aset material perusahaan;

b. Menjaga data perusahaan secara akurat dan teratur sehingga memberikan

cerminan aset perusahaan;

c. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya;

d. Menyediakan kepercayaan bahwa laporan keuangan disiapkan sesuai

dengan Generally Accepted Accounting Priciple (GAAP);

e. Mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk

laporan penerimaan dan pengeluaran sesuai dengan otorisasi manajemen

dan direktur;

f. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajerial yang ditentukan;

g. Mematuhi Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

Pada 1992, Committee of Sponsoring Organizations (COSO)

mengenalkan kerangka kerja Internal Control-Integrated Framework.

Kerangka kerja ini dapat ditemukan dalam Gelinas dan Dull (2008, p216),

mendefinisikan pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

13

oleh entitas organisasi seperti dewan direksi, manajemen, dan anggota

lainnya, dirancang untuk memberikan kepastian masuk akal mengenai tujuan

organisasi seperti:

a. Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien;

b. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya;

c. Menaati hukum dan peraturan yang ditetapkan.

2.2.2 Komponen Sistem Pengendalian Internal

Commmittee of Sponsoring Organizations (COSO) memberikan definisi

pengendalian internal memiliki 5 komponen yang dapat ditemukan dalam

Gelinas dan Dull (2008, p216), yaitu:

a. Control Environment

Menentukan arah organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian

orangnya. Ini berfungsi sebagai dasar untuk semua komponen

pengendalian internal lain dengan memberikan disiplin dan struktur.

b. Control Activities

Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan arahan

manajemen dilakukan.

c. Risk Assesment

Identifikasi entitas dan melakukan analisis risiko yang relevan untuk

tujuan achievements, membentuk dasar untuk menentukan cara mengelola

risiko.

d. Information and Communication

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

14

Identifikasi, capture, dan pertukaran informasi in a form and timeframe

yang memungkinkan orang-orang melakukan tanggung jawab masing-

masing.

e. Monitoring

Sebuah proses menilai kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang

waktu.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

2.3.1 Pengertian Gaji

Menurut Hariandja (2007, p245) gaji adalah balas jasa kepada

pegawai dalam bentuk uang sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai

seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan

organisasi. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima

seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah organisasi.

Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab

1 Pasal 1 mendefinisikan upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi

kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk

tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau

jasa yang telah atau akan dilakukan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah

balas jasa kepada pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pemberi kerja yang ditetapkan dan dinayarkan sesuai

dengan perjanjian kerja. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang

diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah organisasi.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

15

2.3.2 Komponen Gaji

Menurut Soemarso (2007, p265) komponen gaji gaji atau upah dapat

diberikan dalam bentuk tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan

kesehatan, tunjangan perumahan, tunjangan anak, dan lain sebagainya. Ada

pula yang diberi nama uang transportasi, uang makan, dan lain-lain. Kepada

pegawai atau buruh juga dapat diberikan manfaat lain, misalnya asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, iuran pensiun, dan lain-lain.

Menurut Kaban (2006), besarnya gaji pokok yang diberikan kepada

pegawai, biasanya sangat bergantung dengan latar belakang pendidikan,

kemampuan, maupun pengalaman kerjanya. Selain gaji pokok, biasanya

pegawai mendapatkan beberapa jenis tunjangan yang ditentukan berdasarkan

pada golongan dan jabatannya.

2.3.3 Aktivitas Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p495), aktivitas SIA penggajian

terdiri:

a. Melakukan update master file penggajian

Aktivitas pertama dalam SIA penggajian melibatkan update master file

penggajian untuk menggambarkan berbagai jenis perubahan gaji:

mempekerjakan, menghentikan, perubahan pada tarif pajak, atau

perubahan diskresi pemotongan. Semua perubahan gaji sangat penting

dimasukkan tepat waktu dan menggambarkan secara tepat dalam

pembayaran berikutnya.

b. Melakukan update tarif dan pengurangan pajak

Aktivitas kedua dalam SIA penggajian adalah melakukan update tarif dan

pengurangan pajak. Perubahan dilakukan oleh departemen penggajian,

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

16

tetapi jarang terjadi. Perubahan terjadi jika menerima keputusan dari

pemerintah mengenai perubahan tarif pajak.

c. Melakukan validasi waktu dan data kehadiran

Aktivitas ketiga dalam SIA penggajian adalah validasi setiap waktu dan

data hadir karyawan. Aktivitas ini dijelaskan sebagai berikut:

1) Skema pembayaran

Untuk karyawan yang dibayar berdasarkan basis per jam, banyak

perusahaan menggunakan time card untuk mencatat jam masuk

dan jam pulang karyawan setiap hari. Time cards ini memberikan

informasi total jam kerja selama periode pembayaran. Banyak

juga perusahaan mengganti time cards dengan time clocks

elektronik, seperti menggunakan ID Cards untuk mencatat

kehadiran karyawan.

2) Peluang menggunakan TI

Proses penggajian dapat dibuat lebih efisien dengan

mengumpulkan pencatatan waktu dan kehadiran karyawan secara

elektronik. Ini dapat mengurangi waktu dan potensi kesalahan

terkait dengan pencatatan manual, verifikasi, hingga memasukkan

data kehadiran dan waktu.

d. Menyiapkan gaji

Aktivitas keempat dalam SIA penggajian adalah menyiapkan gaji. Semua

dokumen yang berhubungan dengan komponen gaji, seperti total jam

kerja, absensi, dan sebagainya dikumpulkan untuk dilakukan perhitungan

gaji. Setelah dihitung, akan diotorisasi oleh atasan yang memiliki

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

17

wewenang. Kemudian slip gaji dicetak yang berisi total gaji kotor

dikurangi total potongan hingga mendapatkan total gaji bersih.

e. Membayar gaji

Aktivitas kelima dalam SIA penggajian adalah membayar gaji kepada

karyawan. Slip gaji yang telah dicetak akan diberikan kepada karyawan.

Karyawan bagian akuntansi mencatat pengeluaran kas atas gaji.

f. Menghitung pajak yang dibayarkan kepada karyawan

Aktivitas keenam dalam SIA penggajian adalah menghitung pajak. Pajak

dipotong darin gaji karyawan. Pajak yang telah dikumpulkan dari

potongan penghasilan, akan disetor ke kantor pajak.

g. Membayar pajak dari gaji dan pengurangan lain-lain

Aktivitas terakhir dalam SIA penggajian adalah membayar pajak yang

berasal dari potongan gaji karyawan.

2.3.4 Sistem Pengendalian Internal Penggajian

Beberapa kecurangan dalam kegiatan penggajian dan pengendalian

internalnya sebagai berikut:

1. Kecurangan dalam Kegiatan Penggajian

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p520), penggajian merupakan area yang

dapat berpotensi timbulnya kecurangan. Perusahaan melakukan ribuan

kali pembayaran gaji kepada karyawan. Jenis kecurangan yang dapat

terjadi pada kegiatan penggajian sebagai berikut:

a. Ghost Employees: karyawan yang tidak benar-benar bekerja pada

perusahaan tetapi menerima slip gaji. Ini bisa saja merupakan

karyawan fiktif.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

18

b. Falsified hours and salary: karyawan melebih-lebihkan waktu kerja

atau dapat merubah kenaikan gaji dalam data karyawan.

c. Commission schemes: perusahaan yang menerapkan sistem komisi

kepada karyawan, dapat menimbulkan kecurangan oleh karyawan

dengan melebih-lebihkan target penjualan agar mendapat komisi lebih

banyak atau dapat merubah kenaikan komisi dalam data karyawan.

d. False workers compensation claims: karyawan berpura-pura

mengalami sakit untuk mendapatkan klaim kompensasi.

2. Pengendalian Internal Penggajian

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p520), pengendalian internal yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mencegah kecurangan adalah:

a. Pemisahan wewenang antara pembuatan dan perubahan data

karyawan, persiapan penggajian, dan pengeluaran kas untuk

pembayaran gaji.

b. Melakukan setoran gaji secara langsung untuk mengurangi perubahan,

pemalsuan, dan pencurian slip gaji.

c. Melakukan pemeriksaan data karyawan agar tidak terdapat data

ganda.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p504), fungsi SIA penggajian

yaitu memberikan pengendalian internal yang memadai untuk

memastikan tujuan:

1) Semua transaksi penggajian diotorisasi secara tepat

2) Semua transaksi penggajian dicatat dengan valid.

3) Semua otorisasi transaksi penggajian dicatat dengan valid.

4) Aset (kas dan data) terlindungi dari kehilangan dan pencurian

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

19

5) Aktivitas penggajian menghasilkan kinerja yang efektif.

2.4 Pajak Penghasilan

2.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan berlaku

sejak 1 Januari 1984. Undang-Undang ini telah beberapa kali mengalami

perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang No. 36 Tahun

2008.

Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur mengenai Pajak

Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai

pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang

menerima atau memperoleh penghasilan dalam Undang-Undang PPh disebut

Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk

penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya

dimulai atau berkahir dalam tahun pajak.

2.4.2 Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan

pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

Berdasarkan UU RI No. 36 tentang Pajak Penghasilan, Ketentuan

Pasal 21 ayat (1) sampai ayat (5), dan ayat (8) diubah, serta di antara ayat (5)

dan ayat (6) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat 5a sehingga Pasal 21

berbunyi sebagai berikut:

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

20

(1) Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

atau, kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh:

a. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;

b. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

atau kegiatan;

c. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan

pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun.

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang

melakukan pekerjaan bebas; dan

e. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan

dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

(2) Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan

pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah

kantor perwakilan negara asing dan organisasi internasional.

(3) Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk

setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi biaya

jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak.

(4) Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya

yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

21

bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang besarnya

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

(5) Tarif pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah tarif pajak sebgaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a,

kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah.

(5a) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang diterapkan

terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan

terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib

Pajak.

(6) Dihapus

(7) Dihapus

(8) Ketentuan mengenai petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa, atau kegiatan diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2.4.3 Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2009, p166), penerima penghasilan yang dipotong PPh

Pasal 21 sebagai berikut:

a. Pegawai;

b. Penerima uang pesangon, pensiun, atau uang manfaat pensiun, tunjangan

hari tua atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

22

1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai,

dan aktuaris;

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan / peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,

dan seniman lainnya;

3) Olahragawan;

4) Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan

moderator;

5) Pengarang, peneliti, penerjemah;

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,

ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa pada suatu kepanitiaan;

7) Agen iklan;

8) Pengawas atau pengelola proyek;

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang

menjadi perantara;

10) Petugas penjaja barang dagangan;

11) Petugas dinas luar asuransi;

12) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya.

d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan antara lain

meliputi:

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

23

1) Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan

olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

perlombaan lainnya;

2) Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan

kerja;

3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai

penyelenggara kegiatan tertentu;

4) Peserta pendidikan, pelatihan, magang;

5) Peserta kegiatan lainnya.

2.4.4 Penerima Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2009, p167), penerima penghasilan yang tidak dipotong

PPh Pasal 21 adalah:

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara

asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja

pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan Warga

Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh

penghasilan diluar pekerjaanya tersebut, serta negara yang bersangkutan

memberikan perlakuan timbal balik.

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan Warga Negara

Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk

memperoleh penghasilan di Indonesia.

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

24

2.4.5 Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2009, p167), penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

adalah:

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa

penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur

berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;

c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan

penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus

berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau

jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis;

d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas,berupa upah

harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang

dibayarkan secara bulanan;

e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,

fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan;

f. Imbalan kepada peserta kegiatan antara lain berupa uang saku, uang

representasi, uang rapat, honorarium, hadiah, atau penghargaan dengan

nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama

apapun;

g. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan

nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh:

1) Bukan Wajib Pajak

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

25

2) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final;

atau

3) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma

perhitungan khusus.

2.4.6 Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

Menurut Mardiasmo (2009, p169), penghasilan yang tidak dipotong PPh

Pasal 21 adalah:

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi

jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa;

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk

apapun diberikan oleh Wajib Pajak atau pemerintah, yang diberikan

Wajib Pajak dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final dan yang

dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus;

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau

jaminan hari tua kepada badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja

yang dibayarkan oleh pemberi kerja;

d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

lembaga amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau

sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang

diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari

lembaga keagamaan yan dibentuk atau disahkan oleh pemerintah;

e. Beasiswa.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

26

2.4.7 Penghasilan Tidak Kena Pajak

Sesuai dengan Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun

diberikan paling sedikit sebesar:

a. Rp 15.840.000 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)

untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;

b. Rp 1.320.000 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk

Wajib Pajak yang kawin;

c. Rp 15.840.000 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)

tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan

penghasilan suami dengan syarat:

1) Penghasilan istri tidak hanya diterima atau diperoleh dari satu

pemberi kerja yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan

dalam Undang-Undang PPh Pasal 21, dan

2) Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau

pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga yang lain.

d. Rp 1.320.000 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

2.4.8 Tarif Pajak Penghasilan

Sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, besarnya tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena

Pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagai berikut:

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

27

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

sampai dengan Rp 50.000.000 5%

di atas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000

15%

di atas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000

25%

di atas Rp 500.000.000 30%

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk

perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap, ditetapkan

sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000 setahun

atau Rp 500.000 sebulan.

2.5 Konsep Analisis dan Perancangan Beorientasi Objek

2.5.1 Objects

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p61), objects adalah

wujud di dalam sistem komputer yang memiliki kemampuan merespon pesan.

Objects merupakan type of thing – seorang pelanggan atau karyawan seperti

tombol atau menu. Mengidentifikasi tipe objek berarti mengklasifikasi suatu

hal. Beberapa hal, seperti pelanggan ada di luar sistem ( the real customer )

dan di dalam sistem secara terpisah ( a computer representation of a

customer ).

2.5.2 Attributes, Methods, and User Interface

2.5.2.1 Pengertian Attributes

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p62), attributes adalah

karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna,

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

28

tempat, dan keterangan suatu tombol, label, contohnya jendela pada layar

memiliki attributes seperti tinggi dan lebar, batas, dan warna latar belakang.

2.5.2.2 Pengertian Methods

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p62), methods adalah

perilaku atau operasi yang menggambarkan kemampuan dari sebuah objek,

contohnya tombol dapat diklik, label dapat menampilkan teks, dan ukuran

jendela dapat berubah.

2.5.2.3 Pengertian User Interface Object

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p62), user interface

object adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan user saat menggunakan

sistem, seperti tombol, menu item, text box atau label.

2.5.3 Classes dan Identity

2.5.3.1 Pengertian Classes

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p63) classes adalah

jenis atau penggolongan yang memiliki kesamaan objek. Classes

menggambarkan semua objek class apa yang diwakili.

2.5.3.2 Pengertian Identity

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p66), identity adalah

referensi unik sebuah objek yang memungkinkan objek lain untuk

menemukan dan mengirimkan sebuah pesan. Untuk mengetahui apa yang

akan dilakukan objek, pengguna harus mengetahui identitas objek tersebut.

Identitas objek biasanya tersimpan sebagai memory.

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

29

2.5.4 Polymorphism, Encapsulation, and Inheritance

2.5.4.1 Pengertian Polymorphism

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p67), polymorphism

adalah sifat objek yang memungkinkan untuk merespon secara berbeda

terhadap pesan yang sama.

2.5.4.2 Pengertian Encapsulation

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p66), pengertian

encapsulation adalah melakukan penggabungan attributes dan metode dalam

satu unit dan struktur internal objek disembunyikan.

2.5.4.3 Pengertian Inheritance

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p66), inheritance adalah

konsep di mana satu class dari objek membagikan beberapa sifat untuk class

lain.

2.6 Unified Modelling Language (UML)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p48), unified modelling

language adalah bentuk standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan

secara khusus untuk pengembangan beorientasi objek.

2.7 Fase Siklus Pengembangan Sistem

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p30), siklus pengembangan sistem

merupakan satu set aktivitas, metode, pelatihan terbaik, deliverables, dan

peralatan terotomatisasi yang digunakan stakeholders untuk mengembangkan

dan memelihara sistem informasi. Kebanyakan, proses pengembangan sistem

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

30

yang digunakan di organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah.

Pendekatan pemecahan masalah tersebut terdiri dari 4 fase, yaitu System

Initiation, System Analysis, System Design, dan System Implementation.

a. System Initiation

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32), system initiation

adalah perencanaan awal proyek untuk mendefinisikan lingkup bisnis,

tujuan, jadwal, dan anggaran. Ruang lingkup proyek mendefinisikan area

bisnis yang ditujukan dengan proyek dan tujuan harus dicapai. Ruang

lingkup dan tujuan mempengaruhi komitmen sumber daya, jadwal, dan

anggaran yang harus dibuat agar berhasil menyelesaikan proyek. Dengan

membuat jadwal proyek dan anggaran untuk langkah awal ruang lingkup

dan tujuan, maka stakeholders dapat menerima kenyataan bahwa segala

perubahan masa depan pada ruang lingkup dan tujuan akan memberikan

dampak pada jadwal dan anggaran.

b. System Analysis

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32), system analysis adalah

penelitian dari sebuah domain untuk merekomendasikan perbaikan dan

spesifikasi kebutuhan bisnis dan prioritas untuk solusi. System analysis

membutuhkan pekerjaan yang berhubungan dengan pengguna sistem agar

kebutuhan bisnis dan harapan pada sistem baru menjadi jelas. Saat sistem

telah selesai dianalisis, sering terjadi banyak update untuk kebutuhan dari

yang telah dihasilkan pada proses inisiasi sistem. Analisis tersebut

mungkin mengungkapkan kebutuhan untuk merevisi ruang lingkup bisnis

atau tujuan proyek yang mungkin saja ruang lingkup menjadi terlalu besar

atau terlalu kecil. Dengan demikian, jadwal dan anggaran proyek harus

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

31

direvisi sehingga kelayakan proyek tersebut dipertanyakan apakah proyek

dapat dibatalkan atau dilanjutkan ke fase selanjutnya.

c. System Design

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p33), system design adalah

spesifikasi atau teknik konstruksi, solusi berbasis komputer untuk

identifikasi kebutuhan bisnis pada analisis sistem. System design

mengembangkan blueprints yang digunakan untuk melaksanakan solusi

final. Blueprints ini akan digunakan untuk melakukan implementasi

database, programs, user interfaces, dan network yang dibutuhkan dalam

sistem informasi.

d. System Implementation

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p33), system implementation

adalah instalasi konstruksi, testing, dan pengiriman sistem menjadi

produksi. Arti lainnya adalah memproduksi teknis perangkat keras dan

solusi perangkat lunak untuk masalah bisnis sesuai spesifikasinya.

2.8 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.8.1 Object Oriented Analysis (OOA)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005,p60), object oriented

analysis adalah penjelasan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan di

dalam sistem dan menunjukkan interaksi user, disebut use case dibutuhkan

untuk menyelesaikan tugas.

2.8.2 Pengertian Object Oriented Design

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p60), object oriented

design adalah penjelasan semua jenis objek yang dibutuhkan untuk

berkomunikasi dengan orang-orang dan alat di dalam sistem, menunjukkan

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

32

bagaimana objek tersebut saling berhubungan untuk menyelesaikan

pekerjaan, dan mengolah definisi dari setiap jenis objek, maka objek tersebut

dapat diterapkan dengan lingkungan atau bahasa khusus.

2.8.3 Pengertian Object Oriented Programming

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p61), object oriented

programming adalah penulisan pernyataan dalam bahasa pemrograman untuk

menggambarkan setiap jenis apa yang dilakukan oleh objek, termasuk

pengiriman pesan objek kepada satu sama lain.

2.9 Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.9.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p144), activity diagram

adalah diagram arus kerja sederhana yang menggambarkan berbagai aktivitas

user dan sequence yang berurutan. Simbol yang digunakan yaitu:

a. Starting Activity (pseudo)

Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas.

b. Transition Arrow

Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan

transisi dari suatu aktivitas.

c. Activity

Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas.

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

33

Gambar 2.1 Simbol Activity Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p145)

d. Ending Activity (pseudo)

Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.

e. Swimlane

Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan

aktivitas diselesaikan single agent.

f. Synchronization bar

Merupakan symbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau

penyatuan dari jalur berurutan.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

34

g. Diamond

Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur

atau jalur lainnya.

2.9.2 Event Table

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p174), event table

termasuk baris dan kolom, menggambarkan events dan detailnya. Setiap baris

dalam event table mencatat informasi satu event dan use casenya. Setiap

kolom dalam event table menggambarkan kata kunci informasi event dan use

case.

Gambar 2.2 Contoh Event Table

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p175)

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

35

a. Pengertian Event

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p175), event adalah

kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan harus

diingat oleh sistem. Event memicu semua proses yang dilakukan sistem.

b. Pengertian Trigger

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p175), trigger

adalah tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa.

Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang harus

diproses oleh sistem. Contohnya, ketika pelanggan melakukan pesanan,

maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa sementara,

trigger merupakan titik waktu. Contohnya, pada akhir setiap hari kerja,

sistem telah mengetahui waktu untuk menghasilkan laporan ringkasan

transaksi.

c. Pengertian Source

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p175), source

adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem.

d. Pengertian Response

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p175), response

adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan

transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat

menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat

pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan,

rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan

transaksi diberikan kepada bank.

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

36

e. Pengertian Destination

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p175), destination

adalah tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadang-kadang

use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh, jika

pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut

tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan.

Mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case.

2.9.3 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p52), use case adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, pada umumnya sebagai jawaban

atas suatu permintaan user. Gambar di bawah ini menjelaskan notasi use

case. Actor digambarkan dengan orang dan perannya di dalam use case. Use

case digambarkan dalam bentuk oval dengan nama use case di dalamnya.

Garis penghubung antara actor dan use case menjelaskan hubungan actor

dengan use case.

Gambar 2.3 Contoh Notasi Use Case Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p215)

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

37

2.9.4 Use Case Description

Gambar 2.4 Contoh Use Case Description

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p223)

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

38

2.9.5 Class Diagram

Gambar 2.5 Notasi Class Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p304)

Class Diagram memiliki 3 desain, yaitu:

a. First Cut Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p309), First Cut Class

Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram.

Perluasan ini membutuhkan 2 langkah: (1) melakukan elaborasi atribut

dengan informasi type and initial value dan (2) menambahkan panah

navigasi. Melakukan elaborasi atribut cukup mudah. Semua atribut tetap tak

terilhat atau private, ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram. Gambar

2.6 merupakan contoh First Cut Class Diagram.

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

39

Gambar 2.6 Contoh First Cut Class Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p307)

b. Domain Model Class Diagram

Gambar 2.7 Contoh Domain Class Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p310)

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

40

c. Updated Design Class Diagram

Gambar 2.8 Contoh Updated Design Class Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p340 )

2.9.6 Statechart Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p237), statechart dapat

dikembangkan untuk problem domain classes yang memiliki behavior

kompleks atau penelusuran kondisi status. Statechart diagram, adalah

kumpulan bentuk ovals yang menjelaskan status objek, dan anak panah

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

41

menjelaskan transisinya. Di bawah ini notasi yang digunakan dalam

statechart diagram.

Gambar 2.9 Notasi Statechart Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p237 )

Titik awal statechart adalah black dot yang disebut Pseudostate. Oval

pertama setelah black dot adalah state pertama. State dari objek merupakan

kondisi yang terjadi selama hidupnya ketika memenuhi beberapa criteria. Setiap

unique state memiliki unique name. States digambarkan sebagai kondisi

semipermanen karena kejadian eksternal dapat menginterupsinya. Transition

adalah pergerakan objek dari 1 state ke state lainnya. Ini adalah mekanisme

yang menyebabkan objek berpindah state dan berubah ke state baru.

Destination state merupakan state di mana objek berpindah selama transisi.

Origin state merupakan original state dari objek di mana transisi terjadi.

Message event merupakan pemicu transisi yang menyebabkan objek berpindah

dari original state.

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

42

2.9.7 Sequence Diagram

a. System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p315), system

sequence diagram digunakan sebagai input dokumen ke output dari

sistem pada use case atau scenario tunggal. System sequence diagram

melakukan capture interaksi antara sistem dan aktor. Sistem itu sendiri

diperlakukan sebagai objek tunggal yang dinamakan :System. Input ke

sistem merupakan pesan dari actor kepada sistem, dan output yang

dihasilkan biasanya mengembalikan pesandari data. Di bawah ini

merupakan notasi yang digunakan dalam sequence diagram.

Gambar 2.10 Notasi System Sequence Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p315)

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

43

b. Completed Three Layer Design Sequence Diagram

Gambar 2.11 Contoh Completed Three Layer Design Sequence Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p328)

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

44

2.9.8 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p341), nama package

umumnya ditampilkan dalam tab meskipun dalam package for high levels

views, jika tidak ada detail di dalam package, nama dapat ditempatkan di

dalam package rectangle. Classes di tempatkan dalam package. Simbol yang

digunakan dalam package diagram adalah panah (dependency relationship).

Gambar 2.12 Contoh Package Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005, p341)

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

45

2.9.9 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p442), user interface

memungkinkan user berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi,

contoh ketika customer service mencatat pesanan pelanggan. Output yang

dihasilkan ditampilkan di layar komputer.

2.10 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penyusunan penelitian ini dimulai dari tahap

inisiasi yaitu pengumpulan data dan mempelajari proses bisnis berjalan. Dalam

mempelajari proses bisnis berjalan diperoleh struktur organisasi, visi dan misi,

tugas dan wewenang, kegiatan operasi perusahaan dan proses penggajian. Tahap

analisis dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh. Analisis

menggunakan activity diagram untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi.

Tahap perancangan dilakukan menggunakan metode Object Oriented Analysis

and Design pendekatan Satzinger. Perancangan ini mengggunakan activity

diagram yang diusulkan, use case diagram,use case description, event table,

first cut class diagram, domain class diagram, statechart diagram, system

sequence diagram, completed three layer design sequence diagram, update

design class diagram, user interface, dan package diagram. Setelah tahap

perancangan selesai dilakukan, maka dilanjutkan ke tahap pengembangan

sistem menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 dan My SQL sebagai

database. Tahap yang terakhir dilakukan adalah tahap implementasi, yaitu

rencana pengaturan implementasi dan rencana implementasi dengan Gantt

Chart. Di bawah ini adalah gambar 2.12 yang menjelaskan kerangka pikir:

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewPajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2009, p162), Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah

46

Gambar 2.13 Kerangka Pikir