vulkan is me
DESCRIPTION
vvTRANSCRIPT
VULKANISME15.39 PEMBELAJARAN SISWA NO COMMENTS
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi.
Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa
kepundan pada gunung api. Magma adalah campuran batuan dalam keadaan cair, liat, dan
sangat panas yang terdapatdalam perut Bumi. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya
suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Adanya aktivitas ini dapat
menyebabkan retakan-retakan dan pergeseran kulit bumi. Proses terjadinya vulkanisme
dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke dalam litosfer (kulit Bumi). Penyusupan
magma ke dalam litosfer dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
Intrusi Magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut.
1. Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan,
mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
2. Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa
cembung atau kue serabi.
3. Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan
(korok).
4. Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung berapi. Bentuknya
seperti silinder memanjang.
Intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma
yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa
mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa
pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan
bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan
suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan
atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer
dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma
sampai ke permukaan bumi.
Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada
kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang
menyebabkanterjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga
bisaterjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum
ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang
sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan
deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma
keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National
Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk
gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Bentuk, ukuran, dan sifat gunung api di permukaan Bumi banyak sekali macamnya. Ada gunung
yang puncaknya sangat tinggi sehingga selalu diselimuti salju, ada pula gunung yang puncaknya
di bawah permukaan laut. Ini menyebabkan gunung api memiliki banyak tipe.
Tipe Gunung Api Berdasarkan Bentuknya
Bentuk gunung api dipengaruhi oleh sifat bahan, aliran lava, dan kekuatan letusannya.
Berdasarkan bentuknya, gunung api dapat dikelompokkan menjadi empat tipe.
1. Gunung Api Perisai
Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah
persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan
umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak. Contohnya Gunung
Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii.
2. Gunung Api Kubah
Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam. Aliran lava yang kental
dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses
pendinginan dan pembekuan lava cepat.Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya
saluran menjadi tertutup. Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam
Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika.
Contohnya Gunung Pelee di Martini, Kepulauan Karibia.
3. Gunung Api Strato (Gunung Api Komposit)
Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak
lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang. Lava dapat mengalir melalui
sisi kerucut. Sifat letusan keras. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Etna di Sisilia,
Gunung Fuji di Jepang, Gunung Santo Helens dan Rainier di Amerika Serikat, serta Gunung
Merapi, Merbabu, Kelud, dan Semeru di Indonesia.
4. Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa
asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusansedang. Contohnya Gunung
Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan berbagai kenampakan
yang menakjubkan di permukaan Bumi. Kenampakan ini disebut kenampakan vulkanik.
Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti berikut.
Material hasil erupsi
Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu
adalah material padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang
disebut piroklastika, dan dibedakan menjadi:
1. batu-batu besar disebut bom,
2. batu-batu kecil disebut lapili,
3. kerikil dan pasir,
4. debu atau abu vulkanis.
Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat berujud
asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida (CL), uap air (H2O)
dan sulfida (HCL).
Letusan gunung api yang sangat dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga
terbentuk kawah yang sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contohnya adalah
: Kaldera Tengger (lebarnya 8 km), kaldera Ijen (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang (17 km),
kaldera Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km). Gunung api yang akan
meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:
1. suhu di sekitar kawah naik;
2. banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering;
3. sering terjadi gempa (vulkanik);
4. sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung;
5. banyak binatang yang menuruni lereng.
Beberapa jenis hewan mampu menangkap tanda-tanda alami bahwa gunung yang ditempatinya
akan meletus. Jenis hewan itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.
Gejala post vulkanik
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda yang disebut gejala post vulkanik,
atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
1. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat
menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang dan Nila di
Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
2. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa
Tengah) dan Rinjani (NTB).
3. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
4. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk
menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.
5. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang meresap bercampur
dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber air mineral
terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat), dan Minahasa (Sulawesi Utara).
6. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodic disebut geyser. Geyser yang
terkenal terdapat di Yellow Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bias
mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi,
Jawa Barat.
Keuntungan adanya gunung api
Keuntungan adanya gunung api antara lain:
1. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi(letusan) dapat menyuburkan tanah
pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman.
2. Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu
besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.
3. Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi. Magma yang menuju permukaan
bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh karena itu di
daerah pegunungan dan gunung api banyak ditemukan bahan tambang.
4. Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu
menjadi daerah yang banyak hujan.
5. Daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai daerah hutan, perkebunan, dan daerah pariwisata.
Kerugian adanya gunung api:
1. Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dan sangat berbahaya.
2. Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak
menuruni lereng. Contoh awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
3. Pada saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah,
dan membentuk lahar panas, yang sangat berbahaya. Contoh lahar panas dari G. Kelud (Jawa
Timur).
4. Lava yang menumpuk di puncak gunung akan hanyut dan turun ke bawah bersama air hujan
sebagai lahar dingin. Wujud lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air,
meluncur ke bawah menuruni lereng.
5. Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan. Daerah
bayangan hujan ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh Lembah Palu,
Sulawesi Tengah.
6. Letusan gunung api bawah laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang Tsunami, seperti
tsunami di di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).
7. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan dan dapat
merusak tanaman.
Deretan Pegunungan dan Gunung api
Secara garis besar, terdapat dua deretan gunung api di dunia, yaitu deretan atau jalur
pegunungan mediteran dan deretan pegunungan (sirkum) Pasifik. Indonesia merupakan tempat
pertemuan antara deretan pegunungan medeteran dan sirkum Pasifik. Oleh karena itu Indonesia
banyak terdapat gunung api dan sekaligus merupakan daerah gempa bumi.
Gunung api di Indonesia
Jumlah gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah dan sejak awal abad ke XVII, 70 buah
diantaranya sering meletus. Deretan pegunungan di Indonesia dapat diperhatikan pada Gambar
di bawah ini.
Sumber:
Legawa, I Wayan, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Edisi 4.