aldo steroid is me

23
LAPORAN ALDOSTERONISME Disusun Oleh : Nama : I Putu Agus Indra Saputra NIM : 1002055 Kelompok : V

Upload: indra-saputra

Post on 11-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aldo Steroid is Me

LAPORAN

ALDOSTERONISME

Disusun Oleh :

Nama : I Putu Agus Indra Saputra

NIM : 1002055

Kelompok : V

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Aldo Steroid is Me

ALDOSTEROIDISME

A. Pengertian

Aldosteroidisme merupakan penurunan kadar kalium serum (hipokalemia) dan ion

hidrogen (alkalosis) sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan nilai pH serta kekuatan

pengikatan karbondioksida. Kadar natrium serum tampak normal atau meningkat menrut

jumlah air yang diabsorpsi kembali bersama natrium. Hipertensi merupakan tanda yang

paling menonjol dan hampir universal untuk aldosteroidisme meskipun menjadi penyebab

primer pada kurang dari 3% kasus-kasus hipertensi.

(Brunner & Suddarth, 2001)

Aldosteroidisme adalah keadaan klinis yang diakibatkan oleh produksi aldosteron

“suatu hormon steroid mineralokortikoid korteks adrenal” secara berlebih. Efek

metabolik aldosteron berkaitan dengan keseimbangan elektrolit dan cairan. Aldosteron

meningkatkan reabsorpsi natrium tubulus proksimal ginjal dan menyebabkan ekskresi

kalium dan hidrogen. Konsekuensi klinis kelebihan aldosteron adalah retensi natrium dan

air.

(Dhiva&Dhika, 2010)

Pada aldosteroidisme primer (Sindrom Conn), kelebihan produksi aldosteron terjadi

akibat adanya tumor atau hiperplasia korteks adrenal. Kebanyakan tumor yang

menyekresi aldosteron adalah tumor jinak yang berukuran kecil (0,5 -2 cm).

Aldosteroidisme primer merupakan bentuk hipertensi endokrin dan mungkin terdapat

pada 1-2% penderita hipertensi.

(Price, Sylvia A., 2005)

Page 3: Aldo Steroid is Me

B. Anatomi dan fisiologi

Kelenjar suprarenalis/adrenal jumlahnya ada 2,

terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan kanan.

Ukurannya berbeda-beda, berat rata-ratanya 5-9

gram. Kelenjar suprarenalis terbagi atas 2 bagian

yaitu:

a. Bagian luar yang berwarna kekuningan

menghasilkan kortisol yang disebut korteks.

b. Bagian medula menghasilkan adrenalin

(epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin).

Zat-zat tadi disekresikan di bawah

pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi

sperti marah dan takut serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang

bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan syok. Noradrenalin menaikkan

tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam pembuluh darah untuk

berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah

pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresi oleh korteks adrenal adalah

hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan

metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.

Fungsi kelenjar suprarenalis (medula) :

a. Vasokonstriksi pembuluh darah perifer.

b. Relaksasi bronkus

c. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk

mengurangi perdarahan pada operasi kecil.

Fisiologi kelenjar suprarenal:

a. Glukokortikoid

Fungsinya :

1) Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh

a) Meningkatkan glukogenesis dan glukogenesis sel dalam hati

Page 4: Aldo Steroid is Me

b) Meningkatkan metabolisme protein terutama di otot dan tulang

c) Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dalam sel hati

d) Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal

e) Meningkatkan lipolisis jaringan perifer, deposit lemak

2) Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat

3) Menggiatkan sekresi asam lambung

4) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah dan merendahkan

permeabilitas dinding pembuluh darah

5) Menurunkan daya tahan terhadap infeksi dan menghambat pembentukan

antibodi

6) Menghambat pelepasan histamin

b. Mineralokortikoid

Meningkatkan retensi ekskresi ion K di ginjal (tubulus distal dan tubulus

koligentes), meningkatkan retensi Na di kelenjar keringat dan saluran

pencernaan. Pada ginjal aldosteron meningkat. Pengaturan mineralokortikoid:

1) Renin-angiostensin, merangsang sel-sel zona glomerulus korteks adrenal

untuk melepaskan aldosteron, meningkatkan retensi Na, Cl dan air

2) Kadar ion Na, K dan plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K plasma

naik, maka sekresi aldosteron meningkat

3) ACTH dalm dosis kecil. Perannya sangat kecil hanya dalam konsentrasi

yang tinggi merangsang pelepasan aldosteron

c. Pengaturan sekresi katekolamin

Perangsangan sistem saraf simpatis melepaskan noradrenalin dan adrenalin dari

kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan

katekolamin dari medulla adrenal (keadaan darurat) dengan gejala:

1) Marah, dingin dan rasa takut

2) Keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia)

3) Tekanan darah rendah (hipotensi)

4) Anoksia otak (kekurangan oksigen di otak)

Page 5: Aldo Steroid is Me

5) Asfiksia

6) Meningkatkan kadar angiotensin

(H. Syaifuddin, 2006)

C. Etiologi

1. Penyebab tersering dari hiperaldosteronisme adalah tumor pada ko r t eks

adrenal (aldosteron-producing adenoma/APA) dan hiperaldosteronisme idiopatik

bilateral (bilateral idiopathic hyperaldosteronism/IHA).

2. Pada kasus yang jarang hiperplasia unilateral/hiperplasia primer adrenal (Primary

Adrenal Hyperplasia/PAH) yang disebabkan oleh hiperplasia mikronodular atau

makronodular, dari zona glomerulosa pada sebagian besar dari salah satu kelenjar

adrenal.

(Yuliana, 2011)

D. Patofisiologi

Peningkatan aldosteron menyebabkan peningkatan reabsorbsi natrium, jumlah total

natrium dalam tubuh dan hiperpolemia. Edema jarang ditemukan karena adanya

mekanisme pengalihan, dimana terjadi reabsorbsi natrium pada tubulus proksimal

terhalang dengan adanya sitem regulator ginjal.

Hipertensi arteri terjadi karena peningkatan volume cairan, kadar natrium pada

arterior dan pembuluh darah serta reaktifitas simfatis penurunan kalium pada intra dan

ekstra seluler terjadai karena peningkatan ekresi kalium pada tubulus ginjal.

Hipokalemiaberakibat kelemahan otot, patique. Polinuktoria (karena peningkatan

konsentrasi urin). Perubahan konduktifitas elektrik pada miokard dan penurunan

toleeransi glukosa. Sekresi ion hiidrogen meningkat dengan adanya hiper aldosteronisme

sehingga mengakibatkan alkalosis metabolik. Alkalosis berhubungan dengan derajat

hipokalemia.

Page 6: Aldo Steroid is Me

Adenoma Adrenal Hiperplasia Adrenal Karsinoma Adrenal

↑ produksi Aldosteron

↑ retensi natrium ↓ kalium serum

↑volume cairan tubuh

↑ beban kerja jantung

↑ peningkatan kontraksi vena

↓ elastisitas ventrikel

↓ kontraktilitas ventrikel

↓ cardiac output

↓ suplay oksigen ke otak

hypertensi

↑ pH

Urin pekat

↑ volume urin

Distensi kandung kemih

↑ sekresi kalium di tubulus ginjal

Hilangnya kalium pada ekstra dan intraseluser

Kelemahan otot

Poliuri

Kelebihan volume cairan tubuh

Intoleransi AktivitasNyeri kepala Ggn. Persepsi

sensori

Page 7: Aldo Steroid is Me

E. Tanda dan gejala

1. Pada aldosteronisme primer, ada kelebihan sekresi aldosteron yang menstimulasi

reabsorpsi natrium oleh tubula ginjal sebagai pengganti kalium dan hidrogen.

Meningkatnya retensi natrium menyebabkan peningkatan retensi air sehingga

volume cairan tubuh meningkat, yang bisa menimbulkan perubahan pada ventrikel

kiri (pembesaran) dan retinopati. Pasien ini dapat mengeluh sakit kepala.

2. Hilangnya kalium seluler dan ekstraseluler bisa mengakibatkan :

1) Kelemahan otot

2) Parestesia intermiten

3) Disritmia

4) Hipersensitivitas terhadap digitalis

3. Hilangnya banyak hidrogen dapat mengakibatkan alkalosis hipokalemik.

4. Tanda-tanda hipokalemia seperti : kelemahan otot, kejang, sakit kepala, palpitasi,

polidipsi, poliuri dan nokturia juga sering ditemukan.

(Yuliana, 2011)

F. Pemeriksaan diagnostik

1. CT Scan dan Photoscanning

Membantu menemukan dan melokalisasi lesi adrenal pada pasien dengan

aldosteronisme primer.

2. Pungsi Vena

Contoh darah adrenal mungkin dapat diperoleh dari kateterisasi selektif terhadap

vena adrenal kiri dan kanan. Adanya kadar aldosteron yang tinggi pada salah satu sisi

mencurigakan adanya tumor dan membantu memastikan adanya lesi.

(Price, Sylvia A., 2005)

3. Uji Diagnostik Lab

a. Uji terhadap darah dilakukan untuk mengetahui :

1) Penurunan kadar kalium serum (hipokalemia)

Page 8: Aldo Steroid is Me

2) Peningkatan natrium serum (hipernatremia)

3) Peningkatan bikarbonat serum dan pH (alkalosis)

4) Penurunan magnesium serum (hipomegnesemia)

5) Peningkatan aldosteron plasma

b. Uji terhadap urine dilakukan untuk mengetahui :

1) Penurunan berat jenis urine (urine encer)

2) Peningkatan protein urine

3) Peningkatan aldosteron urine

(Mary Baradero,dkk, 2009)

G. Penatalaksanaan

1. Medikasi

Ketidakseimbangan elektrolit dan kelebihan cairan ditangani dengan pemberian obat

kalium dan spironolakton atau amilorid. Spironolakton diberikan dalam dosis tinggi

200-400mg/hari dan amilorid 20-40mg/hari. Spironolakton adalah antagonis

mineralokortikoid yang bisa menghalangi efek aldosteron pada tubula ginjal.

Spironolakton dapat menahan kalium. Untuk pasien hiperplasia bilateral, pasien

diberi spironolakton dan kalium. Asupan natrium dibatasi. Apabila hipertensi tidak

dapat dikendalikan dengan obat ini, pasien diberi anti hipertensi.

2. Tindakan

Pengobatan pilihan untuk aldosteronisme primer karena aldosterone-secreting

adenoma adalah adrenalektomi unilateral. Operasi ini sering dilakukan dengan teknik

laparoskopi karena karena masa penyembuhannya yang cepat dan murah.

3. Diet

Selain makanan rendah natrium, dianjurkan mengkonsumsi makanan yang kaya

dengan kalium.

4. Aktivitas

Kegiatan ditingkatkan secara bertahap. Apabila kadar kalium serum sudah pulih, rasa

lemah dan cepat lelah bisa berkurang. Jelaskan pada pasien untuk mengubah posis

secara perlahan untuk menghindari hipotensi postural.

(Mary Baradero,dkk, 2009)

Page 9: Aldo Steroid is Me

H. Prognosis

Prognosis baik pada pasien aldosteronisme yang terkontrol. Bagaimana pun, hampir

50% dari jumlah pasien akan mendapatkan terapi antihipertensi seumur hidup.

Aldosteronisme memiliki efek pada jantung yaitu fibrosis miokardial yang dapat

dicegah dengan penggunaan antagonis aldosteron.

(Yuliana, 2011)

I. Komplikasi

a. Serangan jantung

b. Gagal jantung

c. Hipertrofi ventrikel kiri - pembesaran otot yang membentuk dinding ventrikel

kiri

d. Penyakit ginjal atau gagal ginjal

e. Hipokalemia

f. Kematian dini

(Yuliana, 2011)

J. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Keluhan Utama

Klien dengan aldosteronisme biasanya mengeluh badan terasa lemah, banyak

minum, banyak kencing, sering kencing malam, sakit kepala.

b. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Tanyakan sejak kapan klien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan yang dilakukan untuk menanggulanginya.

Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan tentang adanya riwayat penyakit atau pemakai obat-obatan bebas yang bisa mempengaruhi.

Riwayat kesehatan keluarga

Page 10: Aldo Steroid is Me

Tanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama (aldosteronisme)

c. Aktifitas/istirahat

Tanda & gejala : kelemahan umum, kram otot

d. Sirkulasi

Tanda :

- Hipertensi, peningkatan CVP

- Nadi penuh/kuat : bradikardia (tanda lanjut dari dekompensasi jantung)

- Bunyi jantung ekstra

- Edema : dependen, pitting, fasial, periorbital.

- Distensi leher dan vena perifer

e. Eliminasi

Gejala : penurunan haluaran urine, poliuria bila fungsi ginjal normal

f. Makanan/cairan

Gejala : anoreksia, mual/muntah, haus

Tanda :

- Lingkar abdomen meningkat dengan gelombang cairan terlihat pada

palpasi (asites)

- Penambahan BB akut, sering melebihi 5% dari BB total

- Edema : dependen pada awal, dapat berlanjut umum

g. Neurosensori

Tanda :

- Perubahan pada tingkat kesadaran, dari bingung sampai koma

- Afasia

- Kejang

h. Pernafasan

Tanda :

- Takipnea dengan/tanpa dispnea

- Ortopnea

- Batuk produktif

- Krekels

Page 11: Aldo Steroid is Me

i. Pemeriksaan diagnostik atau laboratorium

Peningakatan aldosteron plasma

Aktivitas renin plasma ditekan atau tidak dapat dirangsang

Gagal untuk menekan aldosteron dengan manuver biasa

Hipernatremia (normal : 135 – 150 mEg/L)

Hipokalemia (normal : 3,5 –5 mEg/L)

Hiperpolemia

Alkolosis metabolik

Eksresi urine (24 jam) 18 – glukoronid

j. Keamanan

Tanda :

- Demam

- Perubahan warna dan kelembaban kulit

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan hipertensi

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan elektrolit :

hipernatremia sekunder terhadap aldosteronisme

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot dan perubahan

metabolisme protein

d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit : ekskresi

urine berlebih dan polidipsia

e. Gangguan sensori persepsi : penglihatan berhubungan dengan perubahan

persepsi sensori

f. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot

(NANDA, 2012)

Page 12: Aldo Steroid is Me

3. Rencana Keperawatan

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN dan KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut berhubungan

dengan hipertensi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan Nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a. Skala nyeri (0)

b. Tidak tampak meringis

kesakitan

c. Klien dapat mengontrol

dan melaporkan nyeri

yang timbul

d. Klien dapat

mendemostrasikan tehnik

relaksasi

a. Observasi nyeri ( P,Q,R,S,

dan T)

b. Pelihara dan ciptakan

lingkungan yang tenang

c. Berikan kompres hangat

atau dingin

d. Ajarkan tehnik relaksasi

dan distraksi

e. Kolaborasi pemberian

a. Untuk mengetahui tingkat nyeri

b. Memberikan rasa aman dan

nyaman

c. Mengurangi nyeri

d. Mengurangi nyeri dan

memberikan rasa nyaman

e. Mengurangi nyeri

Page 13: Aldo Steroid is Me

2 Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan

hipernatremia sekunder

terhadap aldosteronisme

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

diharapkan klien dapat terjadi

keseimbangan volume vairan

tubuh

a. Timbang pasien tiap hari pada

waktu yang sama, timbangan

pakaian yang sama, laporkan

bila terjadi penambahan berat

badan > 0,5 kg / hari

b. Pantau kadar natrium serum

setiap 8 jam

c. Ukur intake dan output setiap 8

jam

Kolaborasi dengan tim medis

dalam mempertahankan diet

rendah natrium

a. Untuk mengetahui adanya

penambahan berat badan karena

udema

b. Mengetahui keseimbangan kadar

natrium di dalam tubuh

c. Mengetahui apakah masukan dan

keluaran cairan seimbang

Menghindari terjadinya

hipernatremia

3. Gangguan rasa nyaman

berhubungan dengan

gejala terkait penyakit :

ekskresi urine berlebih

dan polidipsia

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

diharapkan pasien dapat merasa

nyaman

a. Ukur intake dan output setiap 8

jam 

b. Anjurkan klien untuk miksi

dalam 1 jam sekali

c. Anjurkan klien untuk makan

dengan pola seimbang

d. Berikan susana senyaman

a. Mengetahui apakah masukan dan

keluaran cairan seimbang

b. Memastikan pola nutrisi klien

teratur untuk kenyamanan

c. Menghindari terjadinya obesitas

pada klien

d. Memberi rasa nyaman pada klien

Page 14: Aldo Steroid is Me

mungkin pada klien pada saat

miksi

4. Gangguan sensori persepsi

: penglihatan berhubungan

dengan perubahan

persepsi sensori

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

diharapkan Gangguan penglihatan

teratasi dengan kriteria hasil :

Pasien dapat mengkompensasi

defisit sensori

denganmemaksimalkan indra

yang tidak rusak.

a. Jelaskan konsep dasar

proses penyakit

b. Bantu pasien dalam

pembelajaran dan

penerimaan metode

altenatif dengan kurangnya

fungsi penglihatan

c. Memanipulasi lingkungan

sekitar pasien

a. Agar klien mengetahui proses

dan penyebab terjadinya

penyakit

b. Untuk membantu pasien dalam

menjalani hidup dengan

nkurangnya fungsi penglihatan

c. Untuk memanfaatkan terapeutik

Page 15: Aldo Steroid is Me

K. JURNAL TERKAIT

Studi menyoroti baru pada hubungan kecemasan dan tekanan darah tinggi untuk aldosteronisme primer

Abstrack

Sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endokrinologi dan Metabolisme oleh kelompok yang dipimpin oleh Nicoletta Italia Sonino (Padova) gudang sinar baru mengenai hubungan kecemasan dan tekanan darah tinggi untuk gangguan hormon, aldosteronisme primer.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan psikologis pada populasi dengan aldosteronisme primer (PA) menggunakan metode ditemukan untuk menjadi peka dan dapat diandalkan dalam penelitian psikosomatik. Dua puluh tiga PA pasien (12 pria, 11 perempuan; usia rata-rata 50 ± 9 tahun) dibandingkan dengan 23 pasien dengan hipertensi esensial (EH) (15 laki-laki, delapan perempuan; usia rata-rata 47 ± 8 tahun) dan 23 subyek normotensif cocok.

Sebuah versi modifikasi dari Clinical Interview Struktural untuk DSM-IV, versi singkat dari wawancara terstruktur untuk Kriteria Diagnostik untuk Penelitian Psychosomatic, dan dua diri Peringkat kuesioner, Indeks Psikososial dan Kuesioner Gejala, diberikan. Dua belas dari 23 pasien dengan PA (52,2%) menderita gangguan kecemasan dibandingkan dengan empat dari 23 dengan EH (17,4%) dan satu kontrol (4,3%) (P <0,001). Generalized anxiety disorder lebih sering di PA daripada di EH pasien dan kontrol (P <0,05). Seperti dinilai oleh Kriteria Diagnostik untuk Penelitian Psychosomatic, suasana marah lebih sering di PA dan EH dibandingkan dengan kontrol (P <0,05) tetapi tidak membedakan PA dari EH. Menurut hasil Indeks psikososial, pasien dengan PA memiliki tingkat stres yang lebih tinggi (P <0,01) dan tekanan psikologis (P <0,01) dan tingkat rendah kesejahteraan (P <0,05) dibandingkan kontrol. Dibandingkan dengan EH pasien, pasien memiliki skor yang lebih tinggi PA stres subskala (P <0,05).

Kuesioner Gejala menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi (P <0,01), depresi (P <0,01) dan somatisasi (P <0,01) dan menurunkan kesejahteraan fisik (P <0,05) di PA dari kontrol. Peran mekanisme regulasi mineralokortikoid dalam situasi klinis berkaitan dengan kecemasan dan stres disarankan.

http://www.news-medical.net/news/20111003/14726/Indonesian.aspx

Page 16: Aldo Steroid is Me

L. DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifuddin. 2006. Anfis untuk mahasiswa. Jakarta:EGC

2. Arvin, Benheman K. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol.3. Jakarta:EGC

3. Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vo.2. Jakarta : EGC

4. Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta:EGC

5. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2010/08/askep-aldosteronisme.html