laporan pkl aldo

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Sipil Dili Institute of Technology (DIT), sebagai sarana untuk latihan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu, dengan kerja praktek akan diperoleh gambaran yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah, khususnya masalah pengaturan sistem di tempat kerja praktek. Dalam mencapai usaha di atas, tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, baik dari kalangan kampus dan dunia usaha serta semua instansi terkait. Dili Institute of Technology, memberikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (3 sks), Mata kuliah dapat diambil perseorangan, maupun berkelompok (maksimum lima orang 1

Upload: petronela-salinha-alves

Post on 16-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aku mau tukar buku untuk bantu menukis proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PKL Aldo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Sipil Dili

Institute of Technology (DIT), sebagai sarana untuk latihan mengembangkan dan

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu, dengan

kerja praktek akan diperoleh gambaran yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan berbagai masalah, khususnya masalah pengaturan sistem di tempat kerja

praktek. Dalam mencapai usaha di atas, tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai

pihak, baik dari kalangan kampus dan dunia usaha serta semua instansi terkait.

Dili Institute of Technology, memberikan mata kuliah Praktek Kerja

Lapangan (3 sks), Mata kuliah dapat diambil perseorangan, maupun berkelompok

(maksimum lima orang mahasiswa). Selanjutnya mahasiswa memilih salah satu

proyek konstruksi yang representatif untuk melakukan kerja praktek selama tiga

bulan. Disarankan tiap kelompok peserta kerja praktek yang berbeda harus

mengambil topik proyek pengamatan yang berbeda pula. Representatif atau tidaknya

suatu proyek ditentukan setelah berkonsultasi dan disetujui oleh dosen pembimbing

kerja praktek.

Maka diharapkan mahasiswa yang bersangkutan telah cukup matang dan

dapat secara kritis membandingkannya dengan teori di bangku kuliah. Apa yang

dijumpai di lapangan bisa saja sesuatu yang baru atau berbeda dengan yang ada di

1

Page 2: Laporan PKL Aldo

bangku kuliah, mahasiswa harus bijak dan dapat memilih apakah itu sesuatu yang

baru atau inovatif sehingga perlu dipelajari atau suatu penyimpangan yang harus

dihindari. Oleh karena itu, Jurusan menyediakan dosen pembimbingan kerja praktek.

Dengan pelaksanaan Pratek kerja lapangan tersebut, diharapkan lulusannya

dapat benar-benar memiliki bekal kemampuan yang cukup bisa diandalkan dalam

menghadapi tantangan tugas sesuai dengan bidangnya. Disamping itu kegiatan Pratek

kerja lapangan merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan antara Institute

dengan dunia industri.

Konstruksi yang dijadikan sebagai lokasi kerja praktek adalah konstruksi jalan

raya yang berlokasi di Distrik Covalima, Sub-Distrik Zumalai, Suku Lour, Timor-

Leste. Luas wilayah Desa Lour ± 11.78 km2 dan terdiri dari Tujuh Aldeia atau RT.

Jumlah keluarga yang tinggal di desa Lour berjumlah 1210 kepala keluarga, dari

beberapa Aldeia ini hanya lima Aldeia yang telah membuka jalan baru dan

banyaknya masyarakat yang hidup bertani.

Permasalahan yang akan dijadikan bahan untuk diskusi pada penyusunan

laporan kerja praktek ini adalah “ Metode Pelaksanaan Perkerasan Jalan Raya

dengan System Telford ”.

2

Page 3: Laporan PKL Aldo

1.2. Tujuan Kerja Praktek

1. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja, serta

memperoleh surat keterangan kerja (referensi) dari Instansi.

2. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah

didapatkan, dengan memberikan sedikit kontribusi pengetahuan pada Instansi,

secara jelas dan konsisten, dengan komitment yang tinggi.

3. Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis di dunia

kerja yang tidak terbatas.

1.3. Manfaat Kerja Praktek

1. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi

mahasiswa yang bersangkutan, apabila telah menyelesaikan perkuliahannya,

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.

2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada

masa kuliah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman yang baru.

3. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja

1.4. Batasan Masalah

1. Peserta Kerja praktek hanya akan menguraikan tentang metode pelaksanaan

konstruksi jalan raya di lokasi kerja praktek selama waktu yang ditentukan

sesuai judul yang ada.

3

Page 4: Laporan PKL Aldo

BAB II

LANDSAN TEORI

2.1. Pengertian

Lapisan Telford merupakan lapisan pondasi bawah yang terdiri dari atas batu

belah yang beralaskan hamparan pasir di atas lapisan tanah dasar, dan rongga-rongga

di isi dengan batu pengunci yang berukurannya 5-7 cm sehigga permukaannya rata

dengan batu belah. Lapisan telford mempunyai fungsi sebagai bagian perkerasan

yang menyanggap beban perkerasan diatasnya dan memindahkan gaya beban ini

sebagai besar ke samping. Sedangkan tujuan untuk menahan dan meneruskan beban

kendaraan yang lewat pada permukaan jalan sehingga beban tersebut dapat di terima

oleh tanah dasar tampa terjadi kerusakan (Menurut Teori Thomas Telford 1757-

1834).

Sebelum pekerjaan jalan (pekerjaan utama) dimulai, badan jalan harus

dibersihkan dari setiap vegetasi (tumbuh-tumbuhan). Pekerjaan pembersihan meliputi

pembersihan atau pemindahan pepohonan (sisa pepohonan), Semak-semak,

tumbuhan-tumbuhan lainnya, sampah-sampah, dan semua material-material yang

tidak diperlukan termasuk semua material hasil penggalian. Untuk konstruksi jalan

baru, alignment jalan harus bisa ditentukan dimana kemungkinannya untuk

meminimalkan pemotongan pohon-pohon, dan untuk pohon yang terletak lebih dari

0,5 meter dari badan jalan tidak boleh dipotong tanpa sepengetahuan Pengawas

(Contract Supervisor). Semua reruntuhan harus dikumpulkan dan dibuang di tempat

yang sesuai dan dapat diterima oleh Pengawas (Contract Supervisor).

4

Page 5: Laporan PKL Aldo

2.1.1. Dalam pekerjaan jalan raya dengan sysrem telford, ada beberapa

metode yang di laksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pasang patok untuk lebar pembersihan dengan interval 10 meter antar

patok. Gunakan patok As jalan sebagai acuannya.

2. Pasang benang sepanjang patok yang telah diset.

3. Bersihkan semua semak-semak, rerumputan dan sampah-sampah yang

berada dalam badan jalan yang telah diset dengan patok-patok yang

telah dipasang.

4. Semua sisa-sisa pohon, rerumputan, pohon-pohon, semak-semak,

reruntuhan dan batu-batu besar harus dipindahkan dan dibuang keluar

dari formasi jalan atau sesuai dengan arahan dari pengawas pekerjaan

(Contract Supervisor).

5. Luas area yang harus dibersihkan sesuai dengan yang diinformasikan

pada gambar atau sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Pengawas

(Contract Supervisor).

6. Seandainya batu-batu yang berada di lokasi lintasan kendaraan terlalu

besar, bakar batu tersebut dan siram dengan air untuk mempermudah

memecahkan batu tersebut serta pecahkan menjadi ukuran yang lebih

kecil. Kemudian pindahkan keluar dari lokasi atau jalur lintasan

kendaraan.

5

Page 6: Laporan PKL Aldo

Gambar 2.1. Model Struktur Jalan Dengan Mengunakan Model Telford

2.1.2. Srtruktur telford sebagai pondasi dasar.

Seorang bangsa Inggris bernama Thomas Telford (1757 – 1834) ahli

jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang

prinsipnya seperti jembatan lengkung. Prinsip ini menggunakan desakan-

desakan dengan menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan

tangan, konstruksi ini kemudian sangat berkembang dan dikenal dengan

sebutan sistem Telford.

Dasar telford digunakan untuk menaikkan badan jalan di daerah yang sub

gradenya lemah. Kegiatan dalam pekerjaan ini adalah penyusunan batu tepi,

menghampar pasir untuk dasar perletakan material, dan penyusunan batu

dengan berbeda ukuran dalam posisi vertical (berdiri) untuk membentuk

6

Page 7: Laporan PKL Aldo

suatu pola dan susunan yang kuat. Struktur telford harus dipasang sebelum

pemasangan based course jalan.

Metode Kerja dengan system telford :

a. Set ketebalan lapisan jalan dan kemiringan badang jalan sebesar 4%

menggunakan patok-patok dan benang. Patok-patok harus ditempatkan di

As jalan dan dipinggir jalan dengan jarak antar patok 10 m. Beri tanda

ketinggian pada patok dan pasang benang.

b. Set garis pinggir jalan pada kedua sisi dengan menggunakan patok-patok

dan benang.

c. Letak batu-batu pinggir dalam posisi berdiri (vertical) sepanjang garis

pinggir jalan pada kedua sisinya. Ukuran batu yang ideal untuk batu

pinggir tersebut adalah 15/20 cm.

d. hamparkan pasir sebagai dasarnya setebal 10 cm antara batu pingir kanan

dan kiri tersebut.

e. Letakkan batu secara berdiri (vertical) langsung di atas pasir, batu-batu

tersebut harus dipasang dari tepi jalan terus menuju ke tengah (as) jalan,

batu-batu tersebut harus berukuran 15/20 cm.

f. setelah batu-batu yang ukuran besar selesai di pasang, pasanglah batu 5/7

cm untuk mengisi celah-celah yang dibentuk oleh batu-batu besar, terakhir

hamparkan agregat 2/3 cm diatasnya.

7

Page 8: Laporan PKL Aldo

g. Hai ini penting di lakukan untuk mengisi celah kecil dan mengurangi

pergerakan (mengunci) batu-batu telford setelah dipasang.

h. Lakukan pendapatan dengan menggunakan mesin vibro atau mesin

penggilas dengan berat 6-8 ton setelah semua batu terpasang dan telah

terisi oleh batu pengunci.

Sebagai pada gambar berikut :

Gamabar 2.1 Susunan batu belah atau pokok 15-20cm

Gambar 2.2 Siram aspal Kerikil / agrega 2-3 cm

8

Page 9: Laporan PKL Aldo

Gambar 2.3. Menaburkan kerikil /agregat 2-3 cm.

Gambar 2.4. Pegerasan asapalyang sudah jadi

9

Page 10: Laporan PKL Aldo

Gambar 2.5. Sketsa Badan Jalan

Tabel 2.1.tenaga kerja, peralatan, dan material selama pekerjaan di lapangan adalah

sebagai berikut :

Tenaga kerja Peralatan dan alat bantu material

a. 1 pengawas (part time)

b. 2 pekerja (part time untuk

melakukan seting

out,pemasangan patok &

benang)

c. 4 pekerja untuk

menghampar pasir

d. 1 kelompok untuk

memasang batu

a. Patok dan benang

b. Cangkul

c. Sekop

d. Alat penghampar

e. Meter ukur 30 m,

dan 5 m

f. Pelurus atau perata

g. Papang pengukur

kemiringan jalan

a. Kayu

b. Air

c. Aspal

d. Pasir

e. Batu 15-25 cm

f. Batu 15-20 cm

g. Batu 5-7 cm

h. Batu 2-3 cm

2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan

10

Page 11: Laporan PKL Aldo

Menurut Yoder, E. J dan Witczak (1975), Konstruksi perkerasan adalah

perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan lapisan-lapisan

perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

Aspal itu sendiri adalah material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur

ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika aspal dipanaskan sampai suatu

temperatur tertentu, aspal dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus

partikel agregat pada waktu pembuatan aspal. Jika temperatur mulai turun, aspal akan

mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis).

Sifat aspal berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh

sehingga daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini

dapat diatasi / dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah

yang baik dalam proses pelaksanaan.

Konstruksi perkerasan terdiri atas lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar

yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu

lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada dibawahnya, sehingga beban yang

diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang diterima oleh lapisan

permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari :

11

Page 12: Laporan PKL Aldo

Gambar 2.6 Lapisan Konstruksi Perkerasan

Menurut Yoder, E. J dan Witczak (1975)

a. Lapisan permukaan (Surface Course)

Lapis permukaan struktur pekerasan terdiri atas campuran mineral agregat

dan bahan pengikat yang ditempatkan sebagai lapisan paling atas dan

biasanya terletak di atas lapis pondasi. Fungsi lapis permukaan antara lain:

1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda.

2. Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan dari

kerusakan akibat cuaca.

3. Sebagai lapisan aus (wearing course)

Bahan untuk lapis permukaan umumnya sama dengan bahan untuk lapis pondasi

dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar

lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan

bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap

beban roda. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu mempertimbangkan

12

Page 13: Laporan PKL Aldo

kegunaan, umur rencana serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat sebesar-

besarnya dari biaya yang dikeluarkan.

b. Lapisan pondasi atas (Base Course)

Lapis pondasi adalah bagian dari struktur perkerasan lentur yang terletak

langsung di bawah lapis permukaan. Lapis pondasi dibangun di atas lapis pondasi

bawah atau, jika tidak menggunakan lapis pondasi bawah, langsung di atas tanah

dasar.

Fungsi lapis pondasi antara lain :

1. Sebagai bagian konstruksi perkerasan yang menahan beban roda.

2. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi harus cukup kuat dan awet sehingga dapat

menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan

sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-

baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik. Bermacam-macam bahan alam

setempat yang dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pokok

(batu kali), kerikil pecah ukurannya 5/7 sebagai lapisan pondasi bawah.

c. Lapisan pondasi bawah (Sub Base Course)

Lapis pondasi bawah adalah bagian dari struktur perkerasan yang terletak

antara tanah dasar dan lapis pondasi. Biasanya terdiri atas lapisan dari material

13

Page 14: Laporan PKL Aldo

berbutir (granular material) yang dipadatkan, distabilisasi ataupun tidak, atau lapisan

tanah yang distabilisasi. Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :

1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebar

beban roda.

2. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-

lapisan di atasnya dapat dikurangi ketebalannya (penghematan biaya

konstruksi).

3. Mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.

4. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan konstruksi berjalan lancar.

Lapis pondasi bawah diperlukan sehubungan dengan terlalu lemahnya daya

dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat berat (terutama pada saat pelaksanaan

konstruksi) atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah

dasar dari pengaruh cuaca.

d. Lapisan tanah dasar (Subgrade)

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat-sifat

dan daya dukung tanah dasar. Dalam pedoman ini diperkenalkan modulus resilien

(MR) sebagai parameter tanah dasar yang digunakan dalam perencanaan Modulus

resilien (MR) tanah dasar juga dapat diperkirakan dari standar dan hasil.

Persoalan tanah dasar yang sering ditemui antara lain :

14

Page 15: Laporan PKL Aldo

1. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari jenis tanah tertentu sebagai

akibat beban lalu-lintas.

2. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar

air.

3. Daya dukung tanah tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada

daerah dan jenis tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau

akibat pelaksanaan konstruksi.

4. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu-lintas

untuk jenis tanah tertentu.

5. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan penurunan yang

diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir (granular soil) yang tidak

dipadatkan secara baik pada saat pelaksanaan konstruksi.

Gambar 2.7Tanah dasar/Sub Grade

15

Page 16: Laporan PKL Aldo

Gambar 2.8 Pemadatan Tanah dasar dengan mengunakan Selinder

2.3. Sifat-Sifat Perkerasan

Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai:

1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan

agregat dan antara aspal itu sendiri.

2. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori

yang ada dari agregat itu sendiri.

Dengan demikian, aspal haruslah memiliki daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap

cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang

baik.

a. Daya tahan (durability)

Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya

akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat

16

Page 17: Laporan PKL Aldo

dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, campuran dengan

aspal, faktor pelaksanaan dan sebagainya.

b. Adhesi dan Kohesi

Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan

ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi adalah kemampuan

aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi

pengikatan.

c. Kepekaan terhadap temperature

Aspal adalah material yang termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih

kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperature

bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur.

Kepekaan terhadap temperatur dari setiap hasil produksi aspal berbeda-beda

tergantung dari asalnya walaupun aspal tersebut mempunyai jenis yang sama.

d. Kekerasan aspal

Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat

sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan

agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses

pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas

(viskositas bertambah tinggi). Peristiwa perapuhan terus berlangsung setelah

masa pelaksanaan selesai. Jadi selama masa pelayanan, aspal mengalami

17

Page 18: Laporan PKL Aldo

oksidasi dan polimerisasi yang besarnya dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal

yang menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal, semakin besar tingkat

kerapuhan yang terjadi.

Gambar 2.9 Proses Penyiraman Aspal

Gambar 2.10 Sesudah Penyiraman Aspal

2.4. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan

Kerusakan pada konstruksi perkerasa jalan dapat disebabkan oleh:

b. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.

c. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik

dan naiknya air akibat kapilaritas.

18

Page 19: Laporan PKL Aldo

S0ls

Gereja

d. Material konstruksi perkerasan, dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat

material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan

yang tidak baik.

e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh system

pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah

dasarnya yang memang kurang bagus.

f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.

Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor

saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling berkaitan.

BAB III

METODOLOGY

3.1. Tempat Dan Waktu Praktek Kerja

Papangan

3.1.1. Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan ini di laksanakan di lokasi Suai, Zumalai, Suku Lour. Durasi

praktek kerja lapangan di lakukan selama 3 bulan sesuai dengan waktu yang di

tentukan oleh ketua jurusan Teknik sipil DIT

Ainaro

Suku Lour( Lokasi Pkl)

Toko

19

Page 20: Laporan PKL Aldo

Toko

Bobonaro

Suai

Sekolah SD

Kanto polisi

Mercado Zumalai Kantor kabupaten

gambar 3.1. lokasi kerja praktek (sketsa)

3.1.2. Waktu Pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan dalam Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) adalah selama

tiga bulan, terhitung mulai tanggal 04 Juli 2014 sampai dengan 04 September

2014 atau selama 12 (dua belas minggu).

N

o

Kegiatan

I II III

I II III IV I I

I

III IV I II III IV

1 Proses Pengerjaan

Pemadatan Tanah Dasar

20

Page 21: Laporan PKL Aldo

Data Sekunder Data Referensi Literatur Pustaka

Kompanya Roman Junior

Pengumpulan Data

Surat Permohonan Mahasiswa

Data PrimerSurvey Lokasi LDokumentasi

Analisa Data

Mulai

Ketua Jurusan Teknik Sipil

2 Proses Penyusunan Batu

Belah/Poko 15-20 dan

kerikil

3 Proses Penyiraman Aspal

dan Pengerasan.

Time Esquidul Dari Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Minguan

3.2. Alur Penelitian ( Flow Chart )

Dalam suatu praktek kerja lapangan diperlukan suatu prosedur pelaksanaan,

supaya pelaksanaan Pkl dapat berjalan secara sistematis untuk mendapatkan hasil

yang diharapkan secara maksimal. Pada Pkl ini penulis membuat prosedur pkl yang

berupa bagan alir Pkl. Gambar 3.2 menunjukan bagan alir Pkl yang di lakukan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada flow chart berikut :

21

Page 22: Laporan PKL Aldo

Gambar 3.2. Flow Chart

Secara garis besar urutan pekerjaan laporan kerja praktek yang dilakukan mengacu

pada urutan atau tahapan proses perencaan bagan alir diatas. Adapun tahapan-tahapan

pelaksanaan sebagai berikut:

1. Untuk kelancaran pelaksanaan praktek kerja lapangan , maka dari awal

semester mahasiswa diharapkan untuk mengajukan permohonan Pkl sesuai

dengan prosedur tersebut.

Mahasiswa diharuskan mengisi formulir yang tersedia di administrasi

jurusan. Pengisian formulir meliputi nama perusahaan yaitu Kompanya

Roman Junior yang disetujuhi ; nama mahasiswa yang akan mengikuti Pkl

pada perusahan yang bersangkutan pada waktu pelaksanaan Pkl. Berdasarkan

formulir tersebut Jurusan akan membuat surat yang ditunjukkan kepada

22

Page 23: Laporan PKL Aldo

Director KompanyaJose Amaral

InsinyurBenjamin d.s. Barreito

SecretarisAgustinho de Menezes

BendaharaJuleta Pintu

Kompanya Roman Junior sesuai yang ada pada formulir dan memberikannya

kepada mahasiswa tersebut setelah ditanda tangani oleh Ketua Jurusan. Surat

jawaban dari perusahan tersebut yang ditunjukkan kepada ketua Jurusan,

selanjutnya akan disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.

2. Praktek Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dan

sebelum pelaksanaan terlebih dahulu akan diberikan pengarahan tentang

pelaksanaan PKL yang akan diberikan oleh: Ketua Jurusan, Koordinator kerja

praktek atau yang mewakili.

Dengan pengarahan ini diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan

Pkl sesuai dengan yang diharapkan serta untuk lebih mudah dalam

menyesuaikan kondisi di lapangan. Selama berlangsungnya praktek kerja

lapangan, mahasiswa harus selalu mengadakan kegiatan di lapangan agar

dapat memperoleh informasi semaksimal mungkin mengenai segala sesuatu

kegiatan yang ada di proyek.

3.3. Struktur Organisasi Perusahan ( Kompanya )

23

Page 24: Laporan PKL Aldo

Gambar 3.3 Struktur Kompanya

3.4. Metode Pengumpulan data

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis menggunakan beberapa metode

atau teknik dalam pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung dengan proses pekerjaan Konstruksi jalan raya seperti

pengambilan foto - foto konstruksi jalan raya.

2. Metode Interview

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara berupa

tanya jawab secara langsung dengan pegawai yang ada di instansi tersebut

untuk memperoleh data dan informasi tersebut

24

Page 25: Laporan PKL Aldo

3.5. Metode Kepustakaan

Metode ini dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur baik

diperpustakaan maupun ditempat-tempat yang lain. Literatur yang digunakan

tidak terbatas pada buku, tetapi juga berupa, internet dan lain-lain.

3.6. Sumber Data

Sumber data ini terdiri dari dua (2) yaitu antara lain:

1. Data Primer

Data primer adalah data-data yang di ambil dari lapangan atau lokasi pratek

selama pekerjaan berjalan. Sumber pengambilan data primer diperoleh dari

penulis di ambil data-data tersebut antara lain: dokumetasi, tempat praktek

(lokasi)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang di ambil dari referensi seperti buku,

internet dan lain-lain.

25

Page 26: Laporan PKL Aldo

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Umum

Dalam pembahasan ini, penulis hanya menbahas mengenai metode

pelaksanaan pekerjaan jalan raya dengan system telford. Karena selama

melakukan praktek disana penulis hanya melihat dan memantau konstruksi

tersebut.

Pada awal pekerjaan jalan raya konsultan dan kontraktor mendiskusikan

mengenai gambaran jalan raya yang akan di laksanakan serta pengecekan dan

persiapan bahan atau material yang akan digunakan pada proses pelaksanaannya.

Dari berbagai proses pelaksanaan tersebut Para Kontraktor dan Konsultan serta

26

Page 27: Laporan PKL Aldo

dari pihak pemilik Proyek (ROMAN JUNIOR) Selalu mengadakan Rapat/meting

dalam seminggu sekali, apakah permasalahan di lapangan maka kontraktor dan

konsultan mengadakan meting secara darurat untuk menyelesaikan

permasalahannya.

4.2. Metode pelaksanaan

Metode pelaksanaan pekerjaan jalan dengan system telford adalah sebagai

berikut:

1. Penentuan as jalan

2. Pembersihan lapagan

3. Pekerjaan galian

4. Timbunan

5. Penyiapan subgrade

6. Perkerasan.

4.2.1. Penentuan As Jalan

Penentuan as jalan prinsipnya adalah pengalihan dari bentuk gambar ke

lapangan, akan tetapi karena tidak di lakukan pengukuran situasi, maka

penentuan as jalan tidak perlu menggunakan alat ukur.

1. Untuk badan jalan, penentuan As jalan di lakukan menangkapkan patok

di tepi jalan

2. Jarak tiap patok di usahakan tidak terlalu jauh kaksimal 20 meter.

27

Page 28: Laporan PKL Aldo

4.2.2. Pembersihan Lapangan

Kegiatan ini di maksudkan untuk membersihkan daerah milik jalan

sebelum di lakukan pekerjaan lebih lanjut. Langkah-langkah yang di perlu

untuk pembersikan lapangan adalah sebagai berikut :

1. Tentukan lebar jalan yang akan di kerjakan dengan cara

mengukur lebarnya, patokannya dari As jalan.

2. Lakukan pembersihan semak-semak dan penghalang-

penghalang lain pada daerah tersebut, material hasil

pembersihan harus di keluarkan dari bagisn jalan (di timbun / di

bakar / di mamfaatkan).

4.2.3. Pekerjaan Galian

Dari pengukuran patok pada saat pembersihan lapangan dapat di

tentukan batas-batas galian atau pekerjaan timbunan tanah, sebagai berikut :

1. Terapkan gambar jalan pada pekerjaan tanah untuk pengalian

tanah tersebut

2. Selanjutnya pengalian dilakukan untuk massa tanah diantaranya

3. Pembuangan sisa galian dilakukan ke tempat-tempat yang

ditunjuhkan oleh fasilitador teknik, juga dengan memperhatikan

saran masyarakat.

4.2.4. Pekerjaan Timbunan

28

Page 29: Laporan PKL Aldo

Untuk pekerjaan timbunan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan

patok .

Gambar 4.1 Menentukan Elevasi Jalan

1. Sebelum dilakukan penimbunan permukaan tanah yang ditimbun

harus diratakan dahulu, permukaan setebal kurang lebih 20 cm,

agar tanah yang ditimbun dapat menempel dengan tanah dasar.

2. Gunakan tanah timbunan dari daerah setempat, bias tanah berpasir

atau bercampur kerikil, akan tetapi tanah yang terlalu lembek dan

lekat jangan digunakan.

3. Penghamparan tanah timbunan dilakukan berlapis-lapis dengan

ketebalan maksimum 20 cm, yang dilakukan pemadatan pada tiap

kali penghamparannya dengan mesin gilas.

29

Page 30: Laporan PKL Aldo

4. Setelah timbunan selesai dikerjakan, badan jalan di bentuk sesuai

dengan profil yang patokkan.

5. Untuk pekerjaan timbunan pada pekerjaan konstrksi, harus

dilakukan pemadatan dengan padat sehingga tidak dapat

kerusakan.

Gambar 4.2 Pemadatan Tanah Dasar Dengan Selinder

4.2.5. Pekerjaan Penyipan Subgrade

Subgrade adalah tanah dasar bawah lapis perkerasan. Sebelum

penghamparan material perkerasan bagian subgrade tersebut harus dalam

keadaan siap (kuat, padat, bersih dan bentuknya sesuai jalan).

4.2.6. Pekerjaan Perkerasan

Untuk pengankutan material dari tempat pemrosesan (sungai) dengan

mengunakan truk atau dump truk. Ada beberapa bagian untuk pekerjaan

perkerasan adalah sebagai berikut :

30

Page 31: Laporan PKL Aldo

1. Tanah dasar jalan (subgrade) harus di siapkan lebih dulu artinya

tanah dasar yang kurang padat harus dipadatkan.

2. Penghamparan dilakukan dengan cara berlapis-lapis, masing-

masing tiap lapis ketebalannya sekitar 10 cm. untuk pondasi

dengan ketebalan 20 cm.

3. Bahan untuk bahu jalan (tanah berpasir) dihamparkan sebelum

melaksanakan penghamparan lapis pondasi bawah.

4. Pada material bahan pondasi yang telah dihamparkan yang

dilakukan pemadatan atau pengilasan dalam keadaan lembab (tidak

terlalu basah).

5. Pelaksanaan pengilasan harus di mulai dari kedua sisi luar

perkerasan menuju ke tengah dan selalu sejajar As jalan. Pada

bagian tikungan pemadatan dimulai dari tempat sisi terendah (sisi

bagian dalam ) menuju sisi kebagian yang lebih tinggi.

Gambar 4.3 Selesai pemadatan tanah dasar

31

Page 32: Laporan PKL Aldo

Gambar 4.4 pemadatan tanah dasar dan pengankutan material.

4.3. Metode

Yang di Pakai Dalam Pekerjaan Jalan Dengan System Telford

Dalam pekerjaan jalan Telford dengan menggunakan cara manual, panaskan

aspal, dan siraman aspal di atas permukaan jalan.

Gambar 4.5 Proses pemanasan aspal

32

Page 33: Laporan PKL Aldo

Gambar 4.6 Proses peniraman aspal

Pada gambar diatas menunjukkan pekerjaan jalan yang bekerja tidak dapat

menggunakan alat atau mesin untuk bekerja, kecuali pada pemadatan atau

perkerasan itu harus menggunakan alat atau mesin gilas, seperti pada gambar

berikut :

Gambar 4.7 pemadatan atau perkerasan jalan.

i. Pelatan-Peralatan Yang Di Pakai

a. Alat angkut

33

Page 34: Laporan PKL Aldo

- Truk

- Gerobak darong

b. Alat pemadatan

- Mesin gilas

- Temper (syempel)

c. Penyiram aspal

- Kaleng berlubang-lubang kecil di lengkapi tangkai.

d. Alat bantu

- Sekop

- Pengki/ keranjang

ii. Cara Pekerjaan Aspal

a. Panaskan aspal yang ada di dalam drum. Panaskan tidak boleh terlalu

panas karena menyebabkan kebakaran, dan sifat kelenketan dan

rkelenturan aspal rusak.

b. Bersikan permukaan pondasi jalan dari kotorandan debu.

c. Semprotkan/siramkan aspal yang sudah di panaskan ke permukaan

yang akan di lapisi.

34

Page 35: Laporan PKL Aldo

d. Hamparkan pasir bersih dan kering sewaktu aspal di permukaan jalan

masi panas, hal ini akan membuat peletakan yang baik antara aspal di

permukaan dengan pasir yang di hamparkan.

e. Lakukan pemadatan pasir dengan mesin gilas pada saag aspal

dipermukaan masih panas, agar di dapatkan yang sbaik-baiknya.

f. Periksa kerataan hasil pemadatan dan prbaiki yang masih kurang

dangan hamparan pasir, kemudian di padatkan lagi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari uraian judul laporan praktek kerja lapangan, di atas penulis

menyimpulkan bahwa Laporan ini hanya bersifat metode pelaksanaan perkerasan

35

Page 36: Laporan PKL Aldo

jalan raya dengan system telford. Berdasarkan harga satuan bahan yang ada di Timor

Leste serta waktu yang di perlukan dalam pelaksanaan.

Dari hasil jumlah anggaran tersebut merupakan biaya yang di perlukan guna

mendirikan suatu bangunan, sesuai dengan gambar rencana atau bestek harga satuan

yaitu besarnya harga yang di hitung berdasarkan kebutuhan pada suatu kontruksi

bangunan.

5.2 Saran

Penulis Menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,

dengan ini mengingat waktu serta keterbatasan penulis, Sehingga untuk masa-masa

yang akan datang di pertimbangkan agar dapat memberikan hasil yang di harapkan.

Saran dan kritik penulis sangat diharapkan, sebagai bahan masukan di masa yang

akan datang demi untuk penyempurnaan laporan PKL ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Menurut Yoder, E. J dan Witczak (1975)

2. Menurut Teori Thomas Telford (1757-1834)

3. lapangan(JICA, (2008), Soil Testing Manual).

4. Jumikis, (1962), Hardiyatmo“ Mekanika Tanah I “ edisi v (2006).

5. Menurut Hardiyatmo (2006)

36

Page 37: Laporan PKL Aldo

37