ulumul qur'an

7
1. A. Pengertian ‘Ulumul Qur’an kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “Ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata “ilmu” yang berarti ilmu- ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Adapun definisi ‘ulum al – qu’an secara istilah, para ulama memberikan redaksi yang berbeda – beda, sebagimna dijelaskan berikut ini : 1. Menurut Manna ‘Al-Qaththan “Ilmu yang mencangkup pembahasan – pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Qur’an), kodifikasi dan tertib penulisan Al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan di madinah, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an.” 2. Menurut Az-Zarqani “beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan penolakan hal- hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.” 3. Menurut Abu Syahbah “sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai pembahasan- pembahasan lain.” Walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda, ketiga definisi di atas memiliki maksud yang sama. Sehingga ketiga ulama tersebut sepakat bahwa ‘ulumul qur’an adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an. 1. B. Ruang Lingkup Pembahasan ‘Ulumul Al-Qur’an Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an terdiri atas enam hal pokok berikut ini : a. Persoalan turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an) Waktu dan tempat turunnyaAl-Qur’an Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an Sejarah turunnya Al-Qur’an b. Persoalan Sanad (Rangkaian para Periwayat) Riwayat mutawatir

Upload: nurhidayat

Post on 11-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ajib

TRANSCRIPT

1. A.Pengertian Ulumul Qurankata Ulumul Quran berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Ulum dan Al-Quran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Quran telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Quran maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.Adapun definisi ulum al quan secara istilah, para ulama memberikan redaksi yang berbeda beda, sebagimna dijelaskan berikut ini :1. Menurut Manna Al-QaththanIlmu yang mencangkup pembahasan pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Quran), kodifikasi dan tertib penulisan Al-Quran, ayat-ayat yang diturunkan di mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan di madinah, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan Al-Quran. 2. Menurut Az-Zarqanibeberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.3. Menurut Abu Syahbahsebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.Walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda, ketiga definisi di atas memiliki maksud yang sama. Sehingga ketiga ulama tersebut sepakat bahwa ulumul quran adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran.1. B.Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Al-QuranBerkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran terdiri atas enam hal pokok berikut ini :a. Persoalan turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran)Waktu dan tempat turunnyaAl-QuranSebab-sebab turunnya Al-QuranSejarah turunnya Al-Quranb. Persoalan Sanad (Rangkaian para Periwayat)Riwayat mutawatirRiwayat ahadRiwayad syadzMacam-macam qiraat NabiPara perawi dan penghafal Al-QuranCara-cara penyebaran riwayatc. Persoalan Qiraat (Cara pembacaan Al-Quran)Cara berhenti (waqaf)Cara memulai (ibtida)ImalahBacaan yang dipanjangkan (madd)Meringankan bacaan hamzahMemasukkan bunyi huruf yang sukun kepasa bunyi sesudahnya (idgam)d. Persoalan kata-kata Al-Qur anKata-kata Al-Quran yang asing (gharib)Kata-kata Al-Quran yang berubah-rubah harakat akhirnya (murab)Kata-kata Al-Quran yang mempunyai makna serupa (hononim)Padanan kata-kata Al-Quran (sinonim)IstiarahPenyerupaan (tasybih)e. Persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan hukumMakna umum yang tetap pada keumumannyaMakna umum yang dimaksudkan makna khususMakna umum yang maknanya dikhususkkan sunnahNashMakna lahirMakna globalMakna yang diperinciMakna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraanNash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguanNash yang muskil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnyaNash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiriAyat yang menghapus dan dihapus (nasikh-mansukh)Yang didahulukan (muqaddam)Yang diakhirkan (muakhakhar)f. Persoalan makna Al-Quran yang berpautan dengan kata-kata Al-QuranBerpisahBersambungUraian singkatUraian seimbangPendek1. C.Cabang Cabang (Pokok Bahasan) Ulumul Al-Qurana. Ilmu Mawathin al-NuzulIlmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awalnya, dan akhirnya.b. Ilmu tawarikh al-NuzulIlmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu, dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan sempurna.c. Ilmu Asbab al-NuzulIlmu ini menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.d. Ilmu QiraatIlmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Quran yang telah diterima dari Rasul SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa macam pula yang tidak sah.e. Ilmu TajwidIlmu ini menerangkan cara membaca Al-Quran dengan baik. Ilmu ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang dan pendek, dan sebagainya.f. Ilmu Gharib Al-QuranIlmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelskan makna kata-kata yang pelik dan tinggi.g. Ilmu Irab Al-QuranIlmu ini menerangkan baris kata-kata Al-Quran dan kedudukannya dalam susunan kalimat.h. Ilmu Wujuh wa al-NazairIlmu ini menerangkan kata-kata Al-Quran yang mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu.i. Ilmu Marifah al-Muhkam wa al-MutasyabihIlmu ini menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabihat (samar maknanya, perlu ditakwil).j. Ilmu Nasikh wa al-MansukhIlmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian mufassir.k. Ilmu Badai Al-QuranIlmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Quran dari sudut kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.l. Ilmu Ijaz Al-QuranIlmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Quran sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.m. Ilmu Tanasub Ayat Al-QuranIlmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang didepan dan yang dibelakangnya.n. Ilmu Aqsam Al-QuranIlmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam Al-Quran.o. Ilmu Amtsal Al-QuranIlmu ini menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan Al-Quran.p. Ilmu Jidal Al-QuranIlmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Quran yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.q. Ilmu Adab Tilawah Al-QuranIlmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca Al-Quran.1. D.Perkembangan Ulumul Al-QuranA. Fase Sebelum KodifikasiPada fase sebelum kodifikasi, Ulumul Al-Quran kurang lebih sudah merupakan benih yang kemunculannya sangat dirasakan semenjak Nabi masih ada. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari Al-Qurandengan sungguh-sungguh. Terlebih lagi, diantara mereka sebaimana yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman As-Sulami, ada kebiasaan untuk tidak berpindah kepada ayat lain, sebelum benar-benar dapat memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajarinya. Mereka mempelajari sekaligus mengamalkan ayat yang sedang dipelajarinya. Dan itulah sebabnya mengapa Ibnu Umar memerlukan waktu delapan tahun hanya untuk menghafal surah Al-Baqarah.1. Fase KodifikasiPada fase sebelum kodifikasi Ulumul Al-Quran juga ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Saatu-satunya yang sudah dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-Quran, fenomena it uterus berlangsung sampai ketika Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Dauli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Pengodifikasian itu semakin marak dan meluas ketika islam berada pada tangan pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiah pada periode-periode awal pemerintahannya.1.Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad II H.Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir merupakan induk Ulumul Al-Quran. Di antara ulama abad II H. yang menyusun tafsir adalah: Syubah Al-Hjjaj (w. 160 H.) Sufyan bin Uyainah (w. 198 H.) Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.) Waqi bin Al-jarrh (128-197 H.) Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.) Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.)2.Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad III H.Pada abad III H. selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Quran (Ulumul Al-Quran), di antaranya: Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu Asbab An-Nuzul Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, dan Fadhail Al-Quran Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu Makki wa Al-Madani Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitabAl-Hawi Fi Ulum Al-Quran1. 3.Perkembanga ulumul Al-Quran abad IV H.Pada abad IV H. mulai disusun Ilmu Gharib Al-Quran dan beberapa kitab Ulumul Al-Quran dengan memakai istilah Ulum Al-Quran. Diantara ulama yang menyusun ilmu-ilmu itu adalah: Abu Bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitabGharib Al-Quran Abu bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H.) yang menyusun kitab Ajaib Ulum Al-Quran Abu Al-Hasan Al-Asyari (w. 324 H.) yang menyusun kitabAl-Mukhtazan fi Ulum Al-Quran Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H.) yang menyusun kitabNukat Al-Quran Ad-Dallah Ala Al-Bayanfi Anwa Al-Ulum Wa Al-Ahkam Al-Munbiah An Ikhtilaf Al-Anam Muhammad bin Ali Al-Adfawi (w. 388 H.) yang menyusun kitabAl-Istighna fi Ulum Al-Quran(20 jilid)1. 4.Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad V H.Pada abad V H. mulai disusun Ilmu Irab Al-Quran dalam satu kitab. Di samping itu, penulisan kitab kitab Ulum Al-Quran masih terus dilakukan oleh ulama masa ini. Di antara ulama ulama yang berjasa dalam pengembangan Ulum Al-Quran pada masa ini adalah : Ali bin Ibrahim bin Said al-Hufi (w. 430 H.), selain mempelopori penyusunan Irab Al-Quran, ia pun menyusun kitabAl-Burhan fiUlum Al-Quran. Abu Amr Ad-Dani (w. 444 H.) yang menyusun kitabAt-Taisir fi Qiraat As-Sabidan kitabAl-Muhkam fi An-Naqth5.Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad VI H.Pada abad VI H. di samping terdapat ulama yangbmeneruskan pengembangan Ulumul Al-Quran, juga terdapat ulama yang mulai menyusun ilmu Mubhamat Al-Quran, di antaranya adalah: Abu Al-Qasim bin Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H.) yang menyusun kitabMubhamat Al-Quran Ibn Al-jauzi (w. 597 H.) yang menyusun kitabFunun Al-Afnan fi Ajaib Al-Qurandan kitabAl-Mujtaba fi Ulum Tataallaq bi Al-Quran.6. Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad VII H.Pada abad VII H. ilmu-ilmu Al-Quran terus berkembang dengan mulai tersusunnya Ilmu Majas Al-Quran dan Ilmu Qiraat. Di antara ulama abad VII yang besar perhatiannya terhadap ilmu-ilmu ini adalah: Alamuddin As-Sakhawi (w. 643 H.), kitabnya mengenai ilmu Qiraat dinamaiHidayat Al-Murtab fi Mutasyabih Ibn Abd As-Salam yang terkenal dengan namaAl-Izz(w. 660 H.) yang mempelopori penulisan ilmu Majaz Al-Quran dalam satu kitab Abu Syamah (w. 655 H.) yang menyusun kitabAl-Mursyid Al-Wajiz fi Ulum Al-Quran Tataallaq bi Al-Quran Al-Aziz.7.Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad VIII H. Pada abad VII H. muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang Al-Quran, sedangkan penulisan kitab-kitab tentang Ulum Al-Quran terus berjalan. Di antara mereka adalah: Ibn Abi Al-isba yang menyusun ilmu Badaii Al-Quran Ibn Al-Qayyim (w. 752 H.) yang menyusun ilmu Aqsam Al-Quran Najmuddin ath-Thufi (w. 716 H.) yang menyusun Ilmu Hujaj Al-Quran atau Ilmu Jadal Al-Quran Abu Al-Hasan Al-Mawardi, yang menyusun Ilmu Amtsal Al-Quran Badruddin Az-Zarkasyi (745-794 H.) yang menyusun kitabAl-Burhan fi ulum Al-Quran Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyah Al-Harrani (w. 728 H.) yang menyusun kitabUshul Al-Tafsir8. Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad IX dan X H Pada abad IX dan permulaan abad X H., makin banyak karangan yang ditulis ulama tentang Ulum Al-Quran. Pada masa ini, perkembangan Ulum Al-Quran mencpai kesempurnaannya. Di antara ulama yang menyusun Ulum Al-Quran pada masa ini adalah: Jalaluddin Al-Bulqni (w. 824 H.) yang menyusun kitabMawaki Al-Ulum min Mawaqi al-Nujum. Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiyaji (w. 879 H.) yang menyusun kitabAt-Taisir fi Qawaid At-Tafsir Jalaluddin Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuthi (849-911H.) yang menyusun kitabAth-TAhbir fi Ulum At-Tafsir9. Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad XIV H.Setelah memasuki abad XIV H., bangkitlah kembali perhatian ulama dalam penyusunan kitab-kitab yang membahas Al-Quran dari berbagai segi. Kebangkitan ini di antaranya dipicuh oleh kegiatan ilmiah di Universitas Al-Azhar Mesir, terutama ketika universitas ini membuka jurusan-jurusan bidang studi yang menjadikan tafsr dan hadits sebagai salah saatu jurusannya.Pada abad ini ada sedikit pengembangan tema yang dilakukan oleh para ulama dibandingkan pada abad-abad sebelumnya. Pengembangan itu di antaranya berupa penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa-bahasa Ajam. Pada abad ini, perkembangan Ulum Al-Quran diwarnai oleh usaha-usaha menebarkan keraguan di seputar Al-Quran yang dilakukan oleh kalangan orientalis atau oleh orang islam itu sendiri yang dipengaruhi oleh orientalis.Di antara karya-karya Ulum Al-Quran yang lahir pada abad ini adalah:1. Syekh Thahir Al-Jazairi yang menyusun kitabAt-Tibyan fiUlum Al-Quranyang selesai pada tahun 1335 H2. Jamaluddin Al-Qasimy (w. 1332 H.) yang menyusun kitabMahasin Al-Tawil3. Muhammad Abd Al-Azhim Az-Zarqani yang menyusun kitabManahil Al-irfan fiUlum Al-Quran(2 jilid)4. Muhammad Ali Salamah yang menyusun kitabManhaj Al-Furqan fiUlum Al-Quran5. Syeikh Tanthawi Jauhari yang menyusun kitabAl-Jawahir fi Tafsir Al-Quran dan Al-Quran wa Ulum Ashriyyah6. Mushthafa Shadiq Ar-RafiI yang menyusun kitabIjaz Al-Quran7. Ustadz Sayyid Quthub yang menyusun kitabAt-Tashwir Al-Fani fi Al-Quran8. Ustadz Malik bin Nabi yang menyusun kitab Az-Zhahirah Al-Quraniyah.9. Sayyid Imam Muhammad Rasyid Ridha yang menyusun kitabTafsir Al-Quran Al-Hakim (TAfsir Al-Manar)10. Syekh Muhammad Abdullah Darraz yang menyusun kitabAn-Naba Al-Azhim an Al-Quran Al-Karim: Nazharat Jadidah fi Al-Quran11. DR. Subhi As-SAlih, Guru BesarIslamic StudiesdanFiqhu Lugahpada Fakultas Adab Universitas Libanon, yang menyusun kitabMabahits fi Ulum Al-Quran.12. Syekh Mahmud Abu Daqiqi yang menyusun kitabUlum Al-Quran.13. Syekh Muhammad Ali Salamah, yang menyusun kitabManhaj Al-Furqan fiUlum al-Quran.14. Ustadz Muhammad Al-Mubarak yang menyusun kitabAl-Manhal Al-Khalid.15. Muhammad Al-Ghazali yang menyusun kitabNazharat fi Al-Quran.16. Syekh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang menyusun sebuah risalah yang menerangkan kebolehan kita menerjemahkan Al-Quran. Ia pun menulis kitabTafsir Al-Maraghi