asbabun nuzul - ulumul qur'an

23
ASBABUN NUZUL MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an Dosen Pengampu : H. Fakhrudin Aziz, Lc., PgD., MSI Disusun Oleh : Kholida Zia Rahmanika (113411083) TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONGO SEMARANG

Upload: muktia-amalina

Post on 29-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

ASBABUN NUZUL

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : H. Fakhrudin Aziz, Lc., PgD., MSI

Disusun Oleh :

Kholida Zia Rahmanika (113411083)

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN WALISONGO SEMARANG

2013

Page 2: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam studi Al-Qur’an ada beberapa kajian yang berkaitan erat dengan

ilmu sejarah. Sebagaimana pengetahuan tentang sejarah itu sendiri sangatlah

penting, maka materi-materi Ulumul Qur’an yang berkaitan dengan sejarah

emnajdi sangat urgen untuk diperdalam. Bagaimanapun, pengetahuan tentang sisi

kesejarahan Al-Qur’an akan sangat menentukan penafsirannya.

Sebagai wujud sebuah teks, untuk memahami Al-Qur’an akan kurang

tepat jika alat yang digunakan hanya terbatas pengetahan tentang makna-makna

luar dari teks tersebut. Pemahaman yang komprehensif dan objektif tentunya

harus didukung dengan sebah pengetahuan yang cukup tentang sisi-sisi historis

dibalik teks tersebut. Sisi inilah yang menjadi garapan utuh dalam disiplin kajian

yang bernama asbâb an-nuzûl.

Oleh karena itu, dalam makalah kali ini akan dibahas tentang ilmu

asbabun nuzul dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian dari Asbabun Nuzul?

2. Apa Funsi Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an?

3. Sebutkan Klasifikasi Asbabun Nuzul Ayat dan Contoh!

4. Sebutkan Aneka Riwayat Tentang Sebab Turunnya Satu Ayat!

2

Page 3: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul

Ungkapan asbâb an-nuzûl terdiri dari dua kata, yaitu asbâb dan an-

nuzûl. Kata asbâb merupakan jama’ dari sabab dan an nuzûl adalah masdar

dari nazala. Secara harfiah, sabab berarati sebab atau beberapa latar

belakang. Sedangkan an nuzûl berarti turun. Maka dengan demikian, kata

asbâb an nuzûl secara harfiah berarti sebab-sebab turun atau beberapa latar

belakang yang membuat turun. Jika dikaitkan dengan Al-Qur’an, maka

asbâb an nuzûl itu bermakna beberapa latar belakang atau sebab yang

membuat turunnya Al-Qur’an.

Secara istilah asbâb an-nuzûl dapat didefinisikan kepada “suatu ilmu

yang mengkaji tentang sebab-sebab atau hal-hal yang melatarbelakangi

turunnya Al-Qur’an”. Menurut Az-Zarqani, asbâb an-nuzûl adalah peristiwa

yang menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat dimana ayat

tersebut pada waktu terjadinya. Atau suatu pertanyaan yang ditujukan

kepada Nabi, dimana pertanyaan itu menjadi sebab turunnya suatu ayat

sebagai jawaban atas pertanyaan itu.1

Terkadang ada satu kasus (kejadian). Dari kasus tersebut turun satu

atau beberapa ayat yang berhubungan dengan kasus tersebut, itulah yang

disebut Asbabun Nuzul. Dari segi lain, kadang-kadang ada suatu pertanyaan

yang dilontarkan kepada Nabi SAW dengan maksud minta ketegasan tentang

hukum syara‘ atau mohon penjelasan secara terperinci tentang urusan

agama, oleh karena itu turun beberapa ayat, yang demikian juga disebut

Asbabun Nuzul.2

1 Az-Zarqani ,Manâhil Al-‘Irfân fi ‘Ulumûl Qur’ân, Beirut: Dar Al-Fikr, 1988, hlm. 99.2 Ash-Shabuny, Muhammad Aly, Pengantar Study Al-Qur’an,Bandung:Al Ma’arif, 1987, hlm. 45.

3

Page 4: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

B. Fungsi Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an

Asbâb an-nuzûl suatu ilmu yang sangat penting dikuasai oleh

seseorang dalam menafsirkan Al-Qur’an. Tanpa bantuan ilmu ini seseorang

bisa salah dalam menafsirkannya, karena ayat AL-Qur’an kadang-kadang

menjelaskan hukum secara umum sedangkan yang dimaksud adalah khusus

yang menyangkut dengan peristiwa itu saja. Al-Wahadi mengatakan : tidak

mungkin menafsirkan Al-Qur’an tanpa mengetahui kisah dan penjelasan

turunnya.3

Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.4 Hal

ini seperti yang terlihat dalam asbabun nuzul, artinya:

“Maka siapa saja di antara kamu yang sakit atau gangguan di

kepalanya (kemudaian dia mencukur rambutnya), maka hendaklah dia

membayar fidyah dengan perpuasa, atau bersedekah atau berkurban.”

(QS. Al-Baqarah : 196).

Asbabun Nuzul ayat ini berkaitan dengan apa yang dialami oleh

Ka’ab ketika ihran, yaitu terdapat banyak kutu di kepalanya sehingga

dia merasa susah dengan keadaan itu. Dia ingin mencukur rambunya,

tetapi hal itu terlarang karena dalam ihram. Maka ayat ini turun

membolehkan Ka’ab menukur rambutnya dengan syarat bahwa dia

mesti membayar fidyah slah satu di antara tiga hal; berpuasa, memberi

makan fakir miskin, atau berkurban. Keringanan seperti ini juga berlaku

pada siapa saja, jika mengalami peristiwa atau keadaan yang sama.5

3 Yusuf, Kadar M, Studi Al-Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009, hlm. 95.4 Ash-Shabuny, Muhammad Aly, Pengantar Study Al-Qur’an,Bandung:Al Ma’arif, 1987, hlm.395 Yusuf, Kadar M, Studi Al-Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009, hlm. 97.

4

Page 5: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

b. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang

berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khusunya

sebab. Sebagai contoh dapat dikemukakan pada ayat yang artinya:

“Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang

gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka

dipuji dengan perbuatan yang belum mereka kerjakan; janganlah kamu

menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa; padahal bagi mereka

siksaan yang pedih.” (QS. Ali Imran : 188).

Diriwayatkan bahwa Marwan berkata kepada penjaga pintunya,

“Pergilah, hai Rafi‘, kepada Ibnu Abbas dan katakan kepadanya, Yang

sekiranya setiap orang di antara kita bergembira dengan apa yang telah

dikerjakan dan ingin dipuji dengan perbuatan yang belum dikerjakan itu

akan disiksa, niscaya kita semua akan disiksa.” Ibnu Abbas berkata,

“Mengapa kamu berpendapat demikian mengenai ayat ini? Ayat ini

turun berkenaan dengan Ahli Kitab. Kemudian membaca ayat, “Dan

ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang etlah

diberi Kitab...” (Ali Imran : 187) Lalu Ibnu Abbas melanjutkan,

“Rasulullah menanyakan kepada mereka tentang sesuatu, tetapi mereka

menyembunyikannya dengan mengalihkan kepada persoalan lain. Itulah

yang mereka tunjukkan

Kepada beliau. Kemudian mereka pergi, menganggap bahwa mereka

telah memberitahukan kepada Rasulullah yapa yang ditanyakan kepada

mereka. Dengan perbuatan itu mereka ingin dipuji oleh Rasulullah dan

mereka gembira dengan apa yang mereka kerjakan, yaitu

menyembunyikan apa yang ditanyakan kepeda mereka itu.”6

c. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat

yang zhahirnya hashr.

6 Al-qaththan, Syaikh Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006. Hlm. 96.

5

Page 6: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

Sebagian Imam mengalami kesulitan dalam memahami makana syarat

“inir tabtum” dalam firman Allah swt:

“Dan perempuan-perempuanyang terhenti dari haid diantara perempu-

an-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang) masa iddahnya maka

iddah mereka 3 bulan.” (QS. Ath-Thalaq: 4).

Golongan zhahiriah berpendapat bahwa Ayisah (wanita yang tidak

lagi haid karena sudah lanjut usia) mereka tidak perlu masa iddah jika

keayisahannya tidak diragukan lagi. Kesalahpemahaman mereka akan

nampak dengan berdasarkan Asbabun Nuzul, dimana ayat tersebut adlah

merupakan khitab (ketentuan) bai orang yang tidak mengetahui

bagaimana seharusnya dalam masa iddah, serta mereka ragu apakah

mereka perlu iddah atau tidak. Ayat turun setelah ada sebagian sahabat

yang mengatakan bahwa diantara iddah kaum wanita yang ayisah.

Setelah itu turunlah ayat yang menjelaskan ketentuan tentang mereka.7

d. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta

memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan. Sebagaimana

diriwayatkan oleh Imam Syafi’i tentanh firman Allah swt:

“Katakanlah! Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan

kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakan-

nya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau

daging babi, akrena sesungguhnya semua itu kotor, atau binatang yang

disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Anam : 145).

Dalam hal ini beliau mengungkapkan yang maksudnya: bahwa

orang kafir ketika mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan

menghalalkan apa yang diharamkan Allah serta mereka terlalu

berlebihan, maka turunlah ayat sebagai bantahan terhadap mereka.

Dengan demikian seolah-oleh Allah berfirman “Yang halal hanya yang

7 Ash-Shabuny, Muhammad Aly, Pengantar Study Al-Qur’an,Bandung:Al Ma’arif, 1987, hlm. 42.

6

Page 7: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

kamu anggap haram dan yang haram itu yang kamu anggap halal.”

Dalam hal ini Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan ketentuan

di atas melainkan sekedar menjelaskan ketentuan yang haram

samasekali tidak menyinggung-nyinggung yang halal.

Iama Al-Haramain berkata “uslub ayat tersebut sangat indah.

Kalau saja Imam Syafi’i tidak mengatakan pendapat yang demikian

niscaya kami tidak dapat menarik kesimpulan perbedaan Imam Malik

dalam hal hashr/batasan hal yang diharamkan sebagaimana disebutkan

dalam ayat diatas.”8

C. Klasifikasi Asbabun Nuzul Ayat dan Contoh

Ababun nuzul diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk peristiwa atau kejadian dan kedua, dalam bentuk pertanyaan. Sedangkan asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa ini dibagi menjadi tiga oleh para mufassir. Yaitu:

1) Perdebatan (jadal), yaitu perdebatan antara seseama umat isalam atau antara umat isalam dengan orang-orang kafir, seperti perdebatan antara sahabt Nabi dengan orang Yahudi yang menyebabkan turunnya Surah Ali ‘imran(3) ayat 96. Mujahid berkata : suatu ketika orang Islam dan Yahudi saling membanggakan kiblart mereka. Orang yahudi berkata : Baitul Maqdis lebih utama dari Ka’bah karena kesanalah tempat berhijrahnya para nabi dan ia terletak pada tanah suci. Umat islam berkata pula, Ka’bahlah yang paling mulia dan utama. Maka kemudian turun surah Ali ‘imran (3) ayat 96 tersebut. Yaitu :

Artinya:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat (beribadah) manusia ialah baitullah yang ada di Bakkah (mekah).

2). Kesalahan, yaitu peristiwa yang merupakan perbuatan salah yang dilakukan oleh sahabat kemudian turun ayat guna meluruskan kesalahan

8 Ash-Shabuny, Muhammad Aly, Pengantar Study Al-Qur’an,Bandung:Al Ma’arif, 1987, hlm. 43.

7

Page 8: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

tersebut agat tidak terulang lagi. Seperti kejadian yang menyebabkan turunnya surat an-nisa (4) ayat 43, yaitu:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabukPada suatu ketika Abdurrahman bin Auf melakukan kenduri,dia mengundang para sahabat Nabi dan menjamu mereka dengan makanan dan minuman Khamr. Mereka pun berpeseta dangen makanan dan minuman tersebut kemudian mabuk. Selanjutnya, waktu maghrib pun tiba. Mereka lalu sholat dengan diimami oleh salah seorang diantara mereka. Sang imam dalam sholatnya membaca surah dengan bacaan yang salah; dia membaca surah Al-Kafirun (109) dengan tidak

membaca huruf nafi pada kata sehingga

ayat itu dibacanya dengan (aku sembah apa

yang kamu sembah). Peristiwa ini disampaikan kepada Nabi, maka

turunlah ayat diatas.3). Harapan dan kepentingan seperti turunnya ayat :

Artinya :Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada palingkanlah mukamu kearahnya. (QS. Al-baqarah(2) : 144)Al-barra’ mengatakan setelah sampai di kota Madinah, Rasul shalat menghadap baitul maqdis selama 16 bulan, padahal dia lebih suka berkiblat ke arah Ka’bah. Maka setiap kali sholat, Nabi selalu menengadah ka langit mengharap turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke kiblat. Karena itu turunlah ayat diatas.

Asbabun nuzul dalam bentuk pertanyaan juga dikategorikan

menjadi tigan macam. 1) pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

8

Page 9: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

masa lalu 2) tenatang masa yang sedang berlangsung dan 3) masa yang akan

datang.

Contoh Asbabun Nuzul ayat.

ن� م�� ن� ه� ن م� م� م ه ن� م� ض�ى م� ن� م� ن� ه� ن م� م� مه ه ن� م� م� مه ال� ن�ا �ه �م م�ا م�ا ن�ا ه� �م م ل! م#ا م$ م� ن� م م� ن% ه� نل ا م� م�

) م& ن' �م ن م) ن�ا هل �� م م( م�ا م� ه* ر م, م- ن ن.) ۲۳م' م/ا م� ن� م0 م1 ض ه� نل ا م2 ذ3 م5 ه' م� ن� م� م� �ن م6 م( م� ن� م� م7 م�6ا ال هه ال� م8 م9 ن: م� ذل

ها ( م� ن� م> م�$ م$ا ن� ه1 م= م. م<ا مه ال� م�. م/ا ن� م� ن� م� م� م2 ن� ه- م' ن� م?ا م@ آاا )۲۶ش

“Di antara orang mukmin itu ada yang menepati janji mereka kepada Allah.

Di antara mereka ada yang gugur. Dan ada di antara mereka ada (pula)

yang meunggu-nunggu, dan mereka tidak mengubah (janjinya). Allah

memberikan balasan kepada orang yang benar itu karena kebenarannya,

dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya,atau menerima tobat

mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(Q.S Al-Ahzab : 23-24)

Ketika Rasulullah dan Abu Bakar hijrah dari Makkah ke Yastrib,

Anas ibn al-Nadhr termasuk rombongan yang sangat gembira menyambut

kedatangan Rasulullah saw. Anas merasa bahagia luar biasa ketika ia bisa

membawa keluarga dan sebagian besar anggota sukunya untuk menghadap

Rasulullah dan menyatakan sumpah setia mereka kepada Rasulullah. Mereka

menegaskan keislaman mereka, keimanan mereka kepada Allah swt dan

Muhammad ibn Abdullah sebagai Rasulnya. Anas ibn al-Nadhr bersumpah

kepada Tuhannya untuk senantiasa menyertai Rasulullah saw sebagai

penolong dan pelindungnya.

Kekalahan kaum muslim pada perang Uhud yang hampir

membinasakan kaum muslim dan Rasulullah swt. Hal itu menunjukkan

kesalahan kaum muslim karena mengabaikan perintah atasan. Pasukan

9

Page 10: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

muslim banyak kehilangan pasukan, termasuk Anas ibn al-Nadhr, lelaki

pemberani yang berseru lantang untuk membangkitkan semangat kaum

muslim di perang Uhud ketika Rasulullah terluka.

Pahlawan itu gugur setelah menumbangkan banyak musuh. Kaum

muslim mendapati lebih dari delapan puluh luka di tubuh Anas, yang

disebabkan oleh tebasan pedang, lemparan tombak maupun anak panah.

Allah berkehendak untuk menenangkan hati Rasulullah dan kaum

muslim dengan menurunkan ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Anas

ibn al-Nadhr telah memenuhi janjinya kepada Allah.9

D. Aneka Riwayat Tentang Sebab Turunnya Satu Ayat

Menurut hasby Ash Shiddieqy sebab nuzul adalah kejadian yang

karenanya diturunkan Al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya pada hari

timbulnya kejadian itu dan suasana yang di dalam suasana itu Al-Qur’an

diturunkan serta membicarakan sebab tersebut, baik diturunkan langsung

sesudah terjadi sebab itu, atau kemudian lantaran suatu hikmah.10

Sebab nuzul ada dua macam :

a. Adanya peristiwa yang terjadi, maka turunlah ayat yang mengandung

hal itu. Contohnya riwayat yang dikemukakan oleh Al Tsa’laby dari

Ibnu Abbas mengatakan bahwa kaum Nasrani Najran dan kaum Yahudi

Madinah mengharap agar Nabi shalat menghadap qiblat mereka. Ketika

Allah membelokkan qiblat itu ke Ka’bah, mereka merasa keberatan,

kemudian mereka berusaha agar Nabi menyetujui qiblat sesuai dengan

agama mereka, maka turunlah ayat :

9 Fathi Fawzi Abd al-Mu’thi, Asbabun Nuzul untuk Zaman Kita, Jakarta: Zaman, 2011, hlm. 87-96.10 Dra. H. St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Semarang: Adhi Grafika, 1993, hlm.81.

10

Page 11: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada agama

mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk

(yang sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan

mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alah tidak lagi

menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.S Al-Baqarah : 120).

Ayat tersebut menegaskan bahwa orang-orang Yahudi dan

orang-orang Nasrani tidak akan senang kepada Nabi Muhammad

walaupun keinginannya dikabulkan.

b. Adanya pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad saw.

Sebagai contoh, diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Mas’ud bahwa

Nabi saw pada suatu hari berjalan dengan bertongkat disertai Ibnu

Mas;ud, lewat didepan segolongan kaum Yahudi. Salah seorang mereka

bertanya: “Terangkan kepada kami tentang ruh?” Nabi berdiri sesaat,

dengan mengangkat kepalanya ke langit, beliau terlihat sedang

menerima wahyu. Lalu Nabi saw membaca :

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu

termasuk urusan Tuhan-ku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan

kecuali sedikit.” (Q.S Al-Isra‘ : 85).

Kebanyakan ayat-ayat hukum turun dengan didahului sebab,

baik berupa peristiwa maupun pertanyaan dan sedikit sekali ayat-ayat

hukum yang tidak disebut sebab-sebab turunnya oleh para Mufassirin.

Tentang ayat-ayat yang tidak aada sebab nuzulnya adalah kebanyakan

kisah-kisah ummat dahulu, keadaan ni’mat surga, azab neraka dan berita

yang akan terjadi seperti surat Al-Qari’ah namun demikian ada juga

kisah yang ada sebab nuzulnya.11

11 Dra. H. St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Semarang: Adhi Grafika, 1993, hlm. 82.

11

Page 12: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

Kadang-kadang satu ayat memiliki beberapa riwayat yang

berhubungan dengan Asbab An-Nuzul. Dalam masalah ini, sikap seorang

Mufassir kepadanya sebagai berikut :

A. Apabila salah satu dari kedua riwayat itu shahih dan yang lain tidak,

maka kita harus mengambil yang shahih dan meninggalkan yang tidak

shahih.

B. Hendaklah ditarjihkan salah satunya selama masih ada alasan untuk

ditarjihkan. Meskipun keduanya sama-sama shahih, misalnya yang satu

diriwayatkan oleh perawi yang mendengar dari orang lain, atau yang

satu shahih Bukhari dan yang lain shahih Turmudzi.

C. Kedua riwayat tersebut sama-sama shahih dan tidak bisa ditarjihkan

salah satunya serta memungkinkan untuk dikumpulkan, maka ditetapkan

bahwa kedua riwayat tersebut menjadi sebab diturunkannya ayat

tersebut, karena kedua peristiwa tersebut berselang waktu yang pendek.

D. Kedua riwayat tersebut sama-sama shahih, keduanya tidak bisa

ditarjihkan salah satunya. Karena sebab-sebab itu berselang waktu yang

lama.12

12 Dra. H. St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Semarang: Adhi Grafika, 1993, hlm. 87-90.

12

Page 13: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Jika dikaitkan dengan Al-Qur’an, maka asbâb an nuzûl itu bermakna

beberapa latar belakang atau sebab yang membuat turunnya Al-Qur’an.

Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai

berikut:

13

Page 14: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.

2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang

berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khusunya

sebab.

3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat

yang zhahirnya hashr.

4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta

memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.

Ada tiga ungkapan yang menunjukkan asbabun nuzul suatu ayat. Dua

diantaranya dapat dipastikan sebagai asbabun nuzul. Dan satu lainnya tidak

secara pasti menunjukkan kepada asbabun nuzul ; mungkin asbabun nuzul

dan mungkin juga tidak.

Kadang-kadang satu ayat memiliki beberapa riwayat yang

berhubungan dengan Asbab An-Nuzul. Dalam masalah ini, sikap seorang

Mufassir kepadanya sebagai berikut :

1. Apabila salah satu dari kedua riwayat itu shahih dan yang lain tidak,

maka kita harus mengambil yang shahih dan meninggalkan yang tidak

shahih.

2. Hendaklah ditarjihkan salah satunya selama masih ada alasan untuk

ditarjihkan.

3. Kedua riwayat tersebut sama-sama shahih dan tidak bisa ditarjihkan

salah satunya serta memungkinkan untuk dikumpulkan, maka ditetapkan

bahwa kedua riwayat tersebut menjadi sebab diturunkannya ayat

tersebut, karena kedua peristiwa tersebut berselang waktu yang pendek.

4. Kedua riwayat tersebut sama-sama shahih, keduanya tidak bisa

ditarjihkan salah satunya. Karena sebab-sebab itu berselang waktu yang

lama.

B. Kritik dan Saran

14

Page 15: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

Demikian makalah ini dibuat. Semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua serta dapat menambah pengetahuan kita tentang Asbabun Nuzul.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Amien.

15

Page 16: Asbabun Nuzul - Ulumul Qur'An

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mu’thi, Fathi Fawzi Abd, Asbabun Nuzul untuk Zaman Kita, Jakarta: Zaman,

2011.

Al-qaththan, Syaikh Manna, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2006.

Ash-Shabuny, Muhammad Aly, Pengantar Study Al-Qur’an,Bandung:Al Ma’arif,

1987.

Az-Zarqani ,Manâhil Al-‘Irfân fi ‘Ulumûl Qur’ân, Beirut: Dar Al-Fikr,1988.

Dra. H. St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Semarang: Adhi Grafika,

1993.

Yusuf, Kadar M, Studi Al-Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009.

16