uas desain pembelajaran kimia fix

Upload: apri-zal

Post on 13-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Akson terbuka yang melebar terletak pada alur permukaan serabut otot yang dibentuk oleh lipatan sarkolema ke dalam (junctional fold = dasar alur dibentuk oleh sarkolema yang membentuk lipatan-lipatan). Junctional fold berfungsi memperluas area permukaan sarkolema yang terletak di dekat akson yang melebar. Di antara membran plasma akson (aksolema atau membran prasinaps) dan membran plasma serabut otot (sarkolema atau membran pascasinaps) terdapat celah sinaps.Saat potensial aksi mencapai membran prasinaps motor end-plate, kanal voltage-gated Ca2+ terbuka dan Ca2+ masuk ke dalam akson. Hal ini menstimulasi penggabungan vesikel sinaptik dengan membran prasinaps dan menyebabkan pelepasan asetilkolin ke celah sinaps. Kemudian asetilkolin menyebar dan mencapai reseptor Ach tipe nikotinik di membran pascasinaps junctional fold. Setelah pintu kanal terbuka, membran pascasinaps lebih permeabel terhadap Na+ yang mengalir ke dalam sel-sel otot dan terjadi potensial lokal (end-plate potential). Pintu kanal Ach permeabel terhadap K+ yang keluar dari sel namun dalam jumlah yang lebih kecil. Jika end-plate potential cukup besar, kanal voltage-gated untuk Na+ terbuka dan timbul potensial aksi yang menyebar sepanjang permukaan sarkolema. Gelombang depolarisasi diteruskan ke serabut otot oleh sistem tubulus T menuju miofibril yang kontraktil. Hal ini menyebabkan pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma yang akan menimbulkan kontraksi otot.Disusun oleh Lyriestrata Anisa

TRANSCRIPT

PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Oleh :

APRIZAL (A1C112015)

ELVI YARNI (A1C112039)

SAMSINAR (A1C112026)Dosen Pengampu

Dra.Wilda Syahri, M.PdPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT BERDASARKAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN ADDIEA. Rancangan Penggunaan Media Menggunakan Model ADDIEModel pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Model ADDIE didasarkan pada lima proses belajar, yaitu : Analysis(Analisa)

Design(Desain / Perancangan)

Development(Pengembangan)

Implementation(Implementasi/Eksekusi)

Evaluation(Evaluasi/ Umpan Balik)

Oleh karena itu dalam perancangan/penyusunan media pembelajaran yang akan di gunakan untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit berdasarkan model ADDIE di dasarkan pada kelima tahapan di atas. Berikut uraian dari kelima tahapan dalam mendesain media pembelajaran dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

1. Analysis(Analisa)Tahap analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dari siswa, baik itu dari segi latar belakang, minat terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan lain-lainnya. Selain itu juga untuk mengkaji tentang kompetensi yang terdapat dalam kurikulum serta menganalisis tentang setting (dimana media tersebut di manfaatkan). Untuk itu di lakukanlah observasi (pengumpulan data) dengan menggunakan angket dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan keterangan serta gambaran seperti apa siswa tersebut, bagaimana gaya belajarnya, apakah keseluruhan lebih suka mendengar, melihat, melihat-mendengar, dan apakah penggunaan media cocok untuk diterapkan serta observasi ini juga digunakan untuk mengetahui mengenai media apa yang selama ini digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat diketahui media apa yang tepat yang harus di kembangkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran kimia khususnya materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Identifikasi karakreristik siswa di lakukan terhadap siswa kelas sepuluh semester dua. Hal ini di karenakan materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit merupakan materi SMA kelas X semester 2. Adapun tujuan dari pembelajaran ini sendiri yaitu dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit.

Dari kegiatan analisis melalui angket ini terlihat bahwa ternyata dalam proses pembelajaran, guru menjelaskan teori larutan elektrolit dan Nonelektrolit melalui pembelajaran klasik (ceramah) saja, sehingga sebagian besar siswa masih merasa bingung dan belum menguasai materi secara maksimal. Oleh karena itu, agar siswa lebih mengerti dan memahami mengenai materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini di gunakanlah media pembelajaran berupa multimedia dengan sebagai penunjang, yang di harapkan mampu menarik minat serta motivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud.Hal ini juga di dukung dengan adanya fasilitas yang memadai yang dimiliki oleh sekolah. Sehingga bila dalam pembelajaran digunakan media maka hal ini dapat dilakukan. Penyususan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Untuk itulah pentingnya observasi yang dilakukan di awal tadi, agar media yang dikembangkan sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. 2. Design(Desain / Perancangan)Pada tahap desain ini, hal pertama yang dilakukan yaitu merumuskan tujuan pembelajaran. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dalam pengembangan media Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit terdiri dari tujuan pembelajaran umum, yakni peserta didik mampu memahami Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, serta tujuan khusus, yakni mampu mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya, mengelompokkan larutan ke dalam larutan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya, menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit, serta menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode/strategi serta media pembelajaran yang dapat kita pilih yang paling relevan. Dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini digunakan metode ceramah dan eksperimen. Guru memberikan penjelasan mengenai materi ini di dukung dengan tayangan-tayangan video. Di samping berisi materi pelajaran, video ini juga berisi latihan-latihan soal, serta eksperimen yang di lakukan untuk menguji antara larutan elektrolit dan nonelektrolit, sehingga dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang di sampaikan. Berdasarkan identifikasi tujuan dan materi, media yang kami pilih untuk materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ini yaitu power point. Pemilihan media power point sebagai media pembelajaran karena power point memiliki banyak keunggulan dibanding dengan yang lain, yaitu pengoperasian lebih mudah, bisa digunakan pada semua komputer karena power point merupakan progam dasar yang terdapat dalam setiap komputer. 3. Development(Pengembangan)

Setelah mengumpulkan semua materi yang dibutuhkan, yaitu meliputi materi pelajaran Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, gambar, audio, dan animasi, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan media dengan memadukan semua materi tersebut sehingga membentuk sebuah multimedia interaktif yang siap di gunakan dalam proses pembelajaran. Tahapan ini di kenal dengan tahapan development (pengembangan).

Dalam pengembangan media diperlukan pengukuran dan penilaian terhadap media yang telah dirancang (uji coba). Penilaian (uji coba) tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai dasar apakah media pembelajaran yang telah di buat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat menunjang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penilaian ini meliputi penilain dari ahli materi dan ahli media. Media yang telah dibuat di uji cobakan kepada ahli materi dan ahli media untuk diuji keefektifannya, yaitu dengan memberikan angket. Validator menilai seluruh tampilan yang terdapat dalam media pembelajaran, baik itu video, audio, gambar, animasi, kemenarikan media (untuk ahli media), serta penilain materi pada media ini yang meliputi kelengkapan informasi materi Larutan elektrolit dan Nonelektrolit, kesesuaian video, gambar, dan animasi dengan materi, serta kesesuaian latihan soal sebagai penunjang (untuk ahli materi).

Angket penilaian yang di berikan kepada ahli materi dan ahli media ini terdiri atas 10 butir pertanyaan dengan alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori (jawaban 4 di beri skor 3, jawaban 3 di beri skor 2, jawaban 2 di beri skor 1, dan jawaban 1 di beri skor 0). Tabel kriteria jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

4321

Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik

Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai

Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas

Menarik Cukup menarik Kurang menarik Sangat kurang menarik

Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat

Angket Tanggapan Ahli Media Terhadap Media Yang Digunakan

NoAspek yang di NilaiKriteria

4321

1Kesesuaian media power point dengan materi pelajaran

2Kejelasan tulisan dan gambar yang terdapat dalam media power point

3Kesesuaian peletakan menu dalam tampilan media power point

4Petunjuk penggunaan media mudah untuk dipahami

5Ketepatan evaluasi pada menu latihan

6Kesesuaian animasi terhadap materi dalam media ini

7Keefektifan media yang dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran

8Kemenarikan komposisi warna

9Kemudahan memahami materi pelajaran dalam power point

10Kemudahan pengoperasian media power point

Angket Tanggapan Ahli Materi Terhadap Media Yang Digunakan

NoAspek Yang DinilaiKriteria

4321

1Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami

2Kejelasan isi materi pembelajaran

3Materi yang terdapat dalam media ini sudah tepat dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran

4Kesesuaian soal latihan dengan wacana dalam materi

5Kejelasan petunjuk pengisian soal

6Kesesuaian animasi dengan materi yang terdapat dalam media

7Keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media

8Materi yang terdapat dalam media ini sudah lengkap dan jelas

9Objek gambar yang tersedia dalam media ini sesuai dengan materi

10Kesesuaian isi media dengan materi yang dipelajari

Selain dari uji coba terhadap ahli materi dan ahli media, uji coba juga di lakukan terhadap kelompok kecil (beberapa siswa) dan kelompok besar (seluruh siswa 1 kelas). Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan mengambil sampel dari 1 orang siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, 1 orang siswa yang memiliki kemampuan standar, dan 1 orang yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Dengan menggunakan sampel yang dengan perbedaan kemampuan (inteligensi) ini di harapkan dapat mewakili homogenitas yang terdapat dalam suatu kelas.4. Implementation(Implementasi/Eksekusi)

Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya, media pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam bentuk macromedia flah 8, maka software (perangkat lunak) tersebut harus sudah diinstal. Setelah itu barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.

Implementasi media pembelajaran yang telah di buat ini kemudian di uji cobakan kepada siswa. Uji coba ini di lakukan dalam kelompok. Uji coba kelompok dilakukan dengan mengambil satu sampel dari suatu kelas, yaitu dengan memberikan pre-test (sebelum digunakan media), menyajikan media yang telah dibuat, memberikan post-test (setelah menggunakan media), kemudian membandingkan antara hasil pre-test dengan post-test sebagai acuan seberapa efektif media pembelajaran yang telah dibuat. Selain itu siswa juga di beri angket untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka terhadap materi yang disajikan dalam media serta kualitas media yang di tampilkan. Angket penilaian yang di berikan kepada siswa ini terdiri atas 10 butir pertanyaan dengan alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori (jawaban 4 di beri skor 3, jawaban 3 di beri skor 2, jawaban 2 di beri skor 1, dan jawaban 1 di beri skor 0). Tabel kriteria jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 4321

Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik

Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai

Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas

Menarik Cukup menarik Kurang menarik Sangat kurang menarik

Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat

Adapun aspek yang dinilai dalam angket ini yaitu :

Angket Tanggapan Siswa Terhadap Media Yang Digunakan

NoAspek yang DinilaiKriteria

4321

1Media menyajikan tampilan (warna, juruf, gambar, animasi) yang baik dan menarik

2Mudah dalam menggunakan media ini

3Penggunaan media flash player sebagai media pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar

4Bahasa yang digunakan mudah dipahami

5Media ini memudahkan saya dalam mengerjakan soal evaluasi latihan

6Latihan soal yang disajikan mudah dipahami

7Tutorial atau materi mudah dimengerti dan dipahami

8Urutan materi dalam media ini membingungkan

9Sound effect atau musik mengganggu konsentrasi

10Kejelasan materi yang disajikan

Data dari hasil angket tersebut di olah sedemikian rupa melalui perhitungan untuk keseluruhan aspek sehingga akan di ketahui validitas ataupun kelayakan media yang digunakan.5. Evaluation(Evaluasi/ Umpan Balik)

Tahap evaluasi merupakan tahap dimana produk pengembangan media di revisi untuk menarik kesimpulan dari hasil analisis data baik itu dari ahli media, ahli materi, maupun siswa tentang produk yang divalidasi sebagai dasar dalam perevisian.Hasil revisi media pembelajaran oleh ahli media, ahli materi, dan siswa ini di jadikan acuan apakah media interaktif yang dibuat efektif dan cocok digunakan sebagai meia pembelajaran dalam materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.Keefektifan media pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil persentase analisis yang dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan siswa. Jika persentase diatas 70% berarti media yang dibuat dapat digunakan sebagai media pembelajaran.B. Rencana Pelaksanaan PembelajaranRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit)

Nama Sekolah:SMA N 1 Batanghari

Mata Pelajaran:Kimia

Kelas/Semester:X/ 2

Alokasi Waktu:2 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.B. Kompetensi Dasar

1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.3. Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.4. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .C. Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :1) Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui eksperimen. 2) Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.3) Siswa menyebutkan sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui eksperimen.Asfek AfektifAspek afektif yang dikembangkan diantaranya:1. Kemampuan menanggapi permasalahan yang diajukan guru.2. Kemampuan bertanya dan menyusun pertanyaan.3. Kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan guru.4. Kemampuan menghargai pendapat orang lain.5. Bertanggung jawabAspek PsikomotorikSetelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa terampil :1. Merangkai alat uji daya hantar listrik2. Menuangkan larutan kedalam gelas kimia3. Mengukur larutan D. Materi Ajar

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. suatu larutan terdiri atas zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Dilihat dari kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat terurai menjadi partikel partikel yang bermuatan (ion positif dan ion negative),dan dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit pada alat uji elektrolit ditandai dengan lampu menyala dan timbulnya gelembung gas pada salah satu atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu:

Elektrolit kuat : seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat Lampu menyala terang, dan pada permukaan elektroda terdapat banyak gelembung gas. Contoh : NaCl, H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2. Elektrolit lemah : Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan elektroda terdapat sedikit gelembung gas. Hal ini disebabkan tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3

Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan olehSvante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.

Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain. Contoh larutan elektrolit lemah : CH3COOH, Al(OH)3dan Na2CO3.b. Larutan Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengalami ionisasi(terurai) menjadi partikel-partikel bermutan (ion positif dan ion negatif) dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada permukaan elektrodanya. Contoh : larutan gula, larutan UREA, larutan alkohol.Larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion (tidak terionisasi). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH2)2), Glukosa (C6H12O6).

Kenapa larutan elektrolit atau zat elektrolit dapat menghantarkan arus listrik ?? Menurut Arrhenius bahwa dalam larutan elektrolit yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermutan (ion) yang bergerak bebas didalam larutan. Contohnnya bila Kristal NaCl dilarutkan dalam air, maka oleh pengaruh air NaCl terdissosiasi menjadi ion positif Na+(kation) dan ion Cl-(anion) yang bebas bergerak. Ion-ion inilah yang menghantarkan arus listrik dalam larutan elektrolit melalui kedua ujung kawat (kutub electrode) pada alat uji elekrolit.

Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa ion-ion positif bergerak menuju ke kutub negative dan ion-ion negatif bergerak ke kutub positif, jadi dapat disimpulkan bahwa suatu zat dapat menjadi elektrolit bila didalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.Kekuatan ElektrolitKekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi (). Elektrolit kuat memiliki harga = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion. Elektrolit lemah memiliki harga