tutorial 8 kurhab2 pembahasan

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya mengenai kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun semakin penting bagi masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam bidang perawatan gigi. Definisi gigi tiruan sebagian (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi asli yang hilang (tidak seluruh gigi) yang didukung oleh gigi yang masih tinggal, mukosa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian sangat diperlukan mengingat akibat yang ditimbulkan karena hilangnya satu gigi atau lebih dalam jangka waktu lama. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan bila gigi yang hilang tidak dibuat GTSL yaitu migrasi dan rotasi, over erupted, kelainan TMJ, gangguan fungsi kunyah, dan sebagainya. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan 2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan 3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses pembuatan hingga insersi gigi tiruan sebagian lepasan

Upload: retno-rachmayanti

Post on 30-Jan-2016

308 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kurhab 2

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya mengenai

kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun semakin penting bagi

masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam bidang perawatan gigi.

Definisi gigi tiruan sebagian (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau

lebih gigi asli yang hilang (tidak seluruh gigi) yang didukung oleh gigi yang masih tinggal,

mukosa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa dan sebagian sadel dapat

dipasang atau dilepas oleh pasien.

Gigi tiruan sebagian sangat diperlukan mengingat akibat yang ditimbulkan karena

hilangnya satu gigi atau lebih dalam jangka waktu lama. Beberapa akibat yang dapat

ditimbulkan bila gigi yang hilang tidak dibuat GTSL yaitu migrasi dan rotasi, over erupted,

kelainan TMJ, gangguan fungsi kunyah, dan sebagainya.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi pembuatan

gigi tiruan sebagian lepasan

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses pembuatan hingga insersi gigi

tiruan sebagian lepasan

4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami keberhasilan dari pemakaian gigi tiruan

sebagian lepasan

1.3 Rumusan Masalah

1 Apasaja klasifikasi gigi tiruan sebagian lepasan

2 Bagaimana indikasi dan kontraindikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

3 Bagaimana proses pembuatan hingga insersi gigi tiruan sebagian lepasan

4 Apasaja keberhasilan dari pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan

Page 2: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

1.4 Mapping Edentulus Ridge 13,14,25,26,27,28

Rencana PerawatanIndikasi dan Kontraindikasi

Prosedur

GTSL

Keberhasilan GTSL

Page 3: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi tiruan yang

menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien. Menurut Mc. Craken

(1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti gigi asli yang hilang dan

bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat dukungan terutama dari jaringan

dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih tinggal akan menjadi gigi pegangan.

Indikasi pemakaian GTSL

1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:

a. Usia : usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih

kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya

memerlukan waktu yang lama.

b. Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante

c. Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous.

2. Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end saddle).

3. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat.

4. Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan.

5. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik.

6. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut.

7. Keinginan pasien

Kontraindikasi GTSL

1. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.

2. Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya dibuatkan GT

temporer.

3. Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)

4. OH jelek.

Page 4: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Dampak yang terjadi bila tidak menggunakan GTSL

a. Migrasi dan rotasi gigi

Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring

atau berputarnya gigi. karena gigi ini tidak lagi menempati posisi yang normal untuk

menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan

kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga

aktivitas karies dapat meningkat.

b. Erupsi berlebih

Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berebih

(overeruption). Erupsi berlebih dapa terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang

alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal

akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai

pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akna menimbulkan kesulitan jika pada suatu

hari penderita perlu dibuatkan gigi tiruan lengkap.

c. Penurunan efisiensi kunyah

Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang akan

merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang ditnya cukup

lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh maklum pada masa kini banyak jenis

makanan yag dapat dicerna hanya dengan sedikit proses kunyah saja.

d. Gangguan pada sendi temporo-mandibula

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure) hubungan rahang

yang eksentrik akibat keilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi

rahang.

e. Beban berlebih pada jaringan pendukung

Bila penderita sudah kehilangn sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masi ada akan

menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih (over

loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane periodontal dan lama

kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut.

Page 5: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

f. Kelainan bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara, kaena

gigi –khususnya yang depan- termasuk bagian organ fonetik.

g. Memburuknya penampilan

Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan akan

mengurangi daya tarik wajah seseorang. Apalagi dari segi pandang manusia modern.

h. Terganggunya kebersihan mulut

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tatangganya,

demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak

wajar ini mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi sisa makanan. Dengan sendirinya

kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terjadi plak. Plak tahap berikut terjadinya

karies gigi dapat meningkat.

i. Atrisi

Pada kasus tertentu dimana membrane periodontal gigi asli masih menerima beban

berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi terhadap

beban ini biasa berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang

akan terjadi pengurangan dimensi vertical wajah pada saat gigi dalam keadaan oklusi

sentrik.

j. Efek terhadap jaringan lunak mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi

dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi

tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat

yang ditempati protesis. Dalam hal seperti ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan

sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.

1.2 Klasifikasi GTSL

Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah hilang

adalah agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan rongga mulut

yang akan dibuatkan gigi tiruan

Dasar klasifikasi:

Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:

Page 6: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

a. Kennedy

b. Swenson

c. Austin Lidge

d. Applegate Kennedy

Syarat:

1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi

yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut.

2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.

3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan

klasifikasi

4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.

5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.

6. Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam

modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.

7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.

8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak bergigi menurut

Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu :

1. Klas I

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang

tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).

2. Klas II

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang

tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).

3. Klas III

Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada di bagian posterior.

4. Klas IV

Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis median.

Page 7: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

1.3 Komponen GTSL

Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:

1. Basis

Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di

daerah palatum labial, bukal, lingual.

Fungsi basis:

a. Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya.

b. Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis

dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah

c. Tempat melekatnya cengkeram

d. Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan

pipi(estetik)

2. Sadel

Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan

mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya:

a. Antara gigi asli diseut bounded saddle

b. Posterior dari gigi asli disebut free end saddle

3. Elemen gigi tiruan

Adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli yang

hilang. Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik,

porselen,logam.

Page 8: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

4. Cengkeram

Disebut juga klammer. Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang berbentuk

bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang

melingkari/memegang gigi penjangakaran.

Fungsi cengkeram:

a. untuk retensi

b. untuk stabilisasi

c. untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran

Syarat umum gigi abutman:

a. gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna

b. bentuk anatomis dan besarnya normal

c. tidak ada kerusakan/kelainan. Misalnya: tambalan yang besar, karies, hypoplasia,

konus

d. posisi dalam lengkung gigi normal

e. keadaan akar gigi:

bentuk ukurannya normal

tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota

akar 2:3

jaringan periodonta sehat

tidak ada kelainan periapikal

sedapat mungkin tidak goyang

Page 9: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Kennedy

Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas:

1. Kelas I : Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan

berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End

2. Kelas II : Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi

rahang/unilateral free end.

Page 10: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

3. Kelas III : Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian

posterior.

4. Kelas IV : Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah

rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi.

Page 11: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan
Page 12: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Klasifikasi Applegate – Kennedy

1. Kelas I

a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.

b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun

kehilangan gigi.

c. Secara klinis dijumpai:

Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.

Tenggang waktu /pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan

yang akan dipasang.

Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.

Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.

Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat

Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi.

Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.

d. Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral

dan perluasan basis distal

2. Kelas II

Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II. Secara klinis dijumpai keadaan:

a. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak

b. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.

c. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.

Page 13: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

d. Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu

karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.

e. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi temporomandibula.

Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan

basis distal.

3. Kelas III

Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi

dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan. Secara klinis dijumpai keadaan:

a. Daerah tidak bergigi sudah panjang.

b. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai

c. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya gigi secara

berlebihan.

d. Beban oklusal berlebihan

e. Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan

desain bilateral.

4. Kelas IV

a. Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.

b. Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila:

Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma

Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi

pendukung.

Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan

daya kunyah besar.

Page 14: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan

Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor

estetik

Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV:

a. Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat

b. Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan

atau kombinasi.

c. Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL

5. Kelas V

a. Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi

penahan atau tak mampu menahan daya kunyah

b. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut

karena malposisi atau terjadinya kecelakaan

c. Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu

alasan berikut ini:

Daerah tak bergigi sangat panjang

Daya kunyah pasien berlebihan

Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai

Tulang pendukung lemah, penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun

dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan

perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini

d. Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V: Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain

bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.

6. Kelas VI

Page 15: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

a. Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai

gigi penahan.Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi

pertama kalinya dalam mulut

b. Biasanya dijumpai keadaan klinis:

Daerah tak bergigi yang pendek

Bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai pendukung penuh

Sisa processus alveolaris memadai

Daya kunyah pasien tidak besar

c. Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI

Geligi tiruan cekat

Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel)

d. Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:

Usia pasien masih muda

Mencegah ekstrusi gigi antagonis

Pulpa gigi masih lebar

Kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi segera

Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat

Pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat

Keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang

e. Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy mengenai juga

modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.

f. Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A

g. Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ... modifikasi P.

h. Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi.

Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.

Page 16: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

3.2 Survey

Survey merupakan prosedur diagnostik yang dapat menganalisis hubungan dimensional

antara jaringan lunak dan keras dalam mulut. Surveyor adalah paralelisasi yang digunakan

dalam dalam pembangunan lokasi dari protesis dan menggambarkan kontur dan posisi relatif

dari gigi penyangga dan struktur terkait. Ini adalah alat yang digunakan untuk menentukan

pararelisme relatif dari dua atau lebih permukaan gigi atau bagian lain dari tuangan pada

lengkung gigi. Selain itu juga digunakan untuk preparasi restorasi gigi seperti lepasan dan

jembatan fixed dan dentur dari model gigi dari pasien.

Ada beberapa kegunaan dari surveyor adalah:

• Menguji paralelisasi dari preparasi-preparasi gigi.

Paralelisasi dari gigi FPD yang dipreparasi dapat dievaluasi dengan surveyor gigi.

• Membuat diagnosa surveying

Satu kegunaan utama dari surveyor gigi adalah untuk meneliti pembuatan diagnosa

untuk a. Membentuk kontur dan jaringan lunak/keras dari gigi ketika dibentuk oleh

RPD, b. Rencana modifikasi dari gigi dan jaringan lunak/keras untuk RPD, c. Menguji

preparasi yang cukup komplit.

• Pola kontur wax (lilin) untuk mahkota.

Pola wax untuk mahkota dapat dikontur dengan potongan khusus menggunakan

surveyor gigi. Terutama untuk pembentukan mahkota dari gigi penyangga untuk RPD.

Mereka menyebutnya MAHKOTA SURVEYER dan harus dipotong khusus untuk clasp

atau attachment yang digunakan pada RPD.

• Kontur Mahkota

Permukaan mahkota metal dan porselen dapat di kontur untuk mencapaai pemotongan

khusus menggunakan bur pada untuk keamanan handpiece untuk keamanan pada

vertikal spindel dari surveyor gigi. Proses dari pemotongan permukaan mahkota secara

paralel untuk memneri jalan kecil pada penempatan dari RPD menggunakan bur yang

disebut MILLING.G

• Ketika menggunakan alat presision dan semipresision.

Surveyor gigi digunakan untuk meluruskan alat presision dan semipresision.

• Model kerangka RPD pada tuangan utama

Page 17: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Surveyor gigi digunakan untuk menandai batas survey dan undercut pada master cast

prior untuk kerangka outlining RPD.

• Menghalangi master cast

Surveyor digunakan untuk menghalangi undesirable undercuts pada master cast sebagai

langka dalam produksi kerangka RPD.

Tipe-tipe dari Surveyor

Memiliki dua tipe surveyor gigi : elektronik dan mekanik. Surveyor elektronik lengkap dan

mahal dan digunakan untuk membatasi pencarian dan perdagangan laboratorium gigi

terbesar. Mereka tidak akan membahasnya dalam catatan kuliah.

Surveyor mekanik relatif tidak mahal dan mudah untuk digunakan. Setiap dokter gigi belajar

untuk menggunakan surveyor sebagai siswa di sekolah gigi dan harus menggunakan satu

dalam praktek jika ia sedang membangun RPD dan/atau FPD.

Bagian-bagian Surveyor

Surveyor mekanikal terdiri dari tiga bagian utama : surveyor, cast holder dan berbagai alat-

alat survey.

Surveyor terdiri dari:

1. PLATFORM yang memegang cast duduk.

2. KOLOM vertikal yang mendukung lengan lurus.

3. LENGAN LURUS dari spindle vertikal adalah suspend.

4. SPINDLE VERTIKAL dengan cekaman pada akhir inferior.

5. CHUCK (CEKAMAN) pada akhir inferior dari spindle, dimana berbagai alat-alat survey

dapat dijamin.

Cast holder terdiri dari:

1. CAST CLAMP sebagai pengaman casp untuk cast holder.

2. BASE yang didukung cast clamp dan sandaran pada platform dari surveyor.

3. BALL JOINT yang desediakan cast clamp untuk merotasi berbagai posisi pada hubungan

dengan base.

Page 18: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Beberapa alat yang digunakan pada survey:

1. ANALIZING ROD adalah sisi paralel rod. Digunakan untuk menganalisa paralelisasi

relative dari dua atau lebih permukaan pada cast dan untuk menandai batas survey pada

pola wax.

2. UNDERCUT GAUGES adalah sisi parallel rods dengan bibir atau kepala dari ukuran

khusus. Mereka digunakan untuk ukuran dari undercut.

3. PISAU PEMOTONG WAX adalah alat pemotong tepi yang digunakan untuk

mengkontur pola wax.

4. A CARBON MARKER adalah sisi karbon rod pararel untuk menandai batas survey pada

cast atau mahkota pada cast.

5. THE PROTEVTIVE SHEATH adalah metal sheats digunakan dengan karbon marker

untuk melindungi dari fraktur ketika melindungi chuck.

6. BLOCKOUT TOOLS pada rod dengan sisi khusus dari tapper. Mereka digunakan untuk

membuat tingkat khusus dari blockout pada undercut ketika menghalangi dan mengurangi

cast untuk pembuatan denture.

Prosedur survey

Survey dilakukan pada model studi maupun model kerja. Model dipasang pada meja basis

dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan basis datar surveyor.

1. Evaluasi bidang bimbing (guiding plane)

Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari, atau bila

tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat digunakan sebagai bidang bimbing.

Bidang bimbing diperlukan untuk mempermudah pemasangan dan pengeluaran gigi

tiruan tanpa paksaan. Bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau restorasi yang

dibuat diatas gigi tersebut, yamg dibuat menjadi datar dan sejajar dengan arah

pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan bidang ini idealnya antara 2-4

mm dalam arah okluso-gingival dan berkontak dengan bagian kaku rangka geligi tiruan.

2. Evaluasi daerah retensi

Page 19: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

Bagian ini dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada cengkeram. Retensi dinilai

memuaskan bila tidak menyebabkan perubahan bentuk kepada logam cengkeram.

3. Evaluasi masalah hambatan (interference)

Hambatan dapat berupa gigi yang malposisi atau tonjolan tulang yang nyolok.

Interferensi dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan pembedahan, ekstraksi,

mengikis permukaan atau mengubah kontur gigi dengan pemasangan restorasi tuang.

4. Evaluasi faktor estetik

Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari segi estetik, baik mengenai

penempatan lengan cengkeram maupun menyusun elemennya.

Langkah-langkah :

a. Pemiringan model rahang

1. Pemiringan anterior

Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung bebas yang

lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah pemasangan dari posterior ke

anterior, dengan memanfaatkan gerong yang ada pada bagian distal premolar.

2. Pemiringan posterior

Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari premolar dan

molar yang dimanfaatkan. Pada kasus kehilangan gigi yang terjadi pada bagian

anterior maupun posterior

3. Pemiringan lateral

Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti gigi molar

kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan tertentu seperti tuberositas

yang menonjol.

b. Pengukuran retensi

Dengan mempergunakan alat undercut gauge yang besarnya 0.01-0.03 inci.

c. Pemilihan final arah pemasangan

Harus memenuhi empat syarat yaitu aspek bidang bimbing, retensi, hambatan dan estetik.

Page 20: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

d. Penutupan bagian model kerja

Setiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus ditutupi dengan

cara blocking out dengan menggunakan malam.

e. Rilif bagian model kerja

Rilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng jaringan yang miring dan pada

semua bagian gingival yang harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya penekanan

berlebih kerangka protesa. Rilif dilakukan dengan pemasangan selapis tipis malam pada

permukaan model kerja, diatas malam baru dipasang konektor atau bagian lain.

f. Rekaman hubungan model kerja dengan surveyor (recording)

1. Tripoding (tripodization)

2. Pemberian tanda garis pada tiga sisi berlainan pada model

3. Pemberian tanda goresan pada tiga sisi berlainan pada model

4. Pemasanagn pin yang disemen

3.3 Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan GTSL

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTS adalah sebagai berikut :

1. Retensi

Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan. Faktor pemberi retensi

antara lain kualitas klamer, oclusal rest , contour, landasan denture, oklusi, adhesi,

tekanan atmosfer, dan surface tension.

2. Stabilisasi

Perlawanan atas ketahanan terhadap pemindahan tempat. Stagnasi ditentukan oleh tiga

titik sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar – besarnya agar beban

yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil.

3. Estetika

Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :

a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi

bagaimanapun.

Page 21: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap – tiap pasien meliputi warna dan

inklinasi gigi.

c. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.

d. Perlekatan gigi diatas ridge.

Syarat – syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer adalah :

1. Gigi pilar harus cukup kuat.

a. Akarnya panjang

b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar

c. Makin banyak akar makin kuat

d. Gigi pilar tidak boleh goyang

e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.

2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan.

3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang

letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.

4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.

5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang letaknya sejajar.

3.4 Proses Pembuatan GTSL

BAB IV KESIMPULAN

Page 22: Tutorial 8 Kurhab2 Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA