tutorial

19
Nama : Bima Indra NIM : 04011181419208 Kelas : Beta 4. Pemeriksaan fisik: abdomen membesar, ascites minimal, caput medusae (+), tampak dilatasi pada vena superficialis abdomen, splenomegali (+) dan hemorrhoid. a. Apa hubungan hepatitis B dengan hasil pemeriksaan fisik tersebut? Sekitar 10% penderita Hepatitis Virus B akut perkembangannya akan menjadi kronis bahkan dapat menjadi sirosis. Penderita dengan hepatitis aktif kronis banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan sel hati yang kronis. b. Apa hubungan hemorrhoid dengan feses Tn. Patrol yang berwarna hitam? Feses yang berwarna hitam (melena) disebabkan perdarahan pada saluran pencernaan. Hali ini dapat terjadi karena varises yang diakibatkan hipertensi vena porta. Varises ini terjadi akibat pembendungan vena porta pada sirosis, yang menimbulkan vena kolateral pada dinding perut atau di esophagus dan cardia. Varises akan pecah dan menimbulkan pendarahan saluran makanan bagian atas dan terjadilah feses berwarna hitam. Faktor yang penting dalam terjadinya varises ini adalah tingginya tekanan vena porta.

Upload: bimaindra

Post on 21-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial

Nama : Bima Indra

NIM : 04011181419208

Kelas : Beta

4. Pemeriksaan fisik: abdomen membesar, ascites minimal, caput medusae (+),

tampak dilatasi pada vena superficialis abdomen, splenomegali (+) dan

hemorrhoid.

a. Apa hubungan hepatitis B dengan hasil pemeriksaan fisik tersebut?

Sekitar 10% penderita Hepatitis Virus B akut perkembangannya akan

menjadi kronis bahkan dapat menjadi sirosis. Penderita dengan hepatitis

aktif kronis banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan

sel hati yang kronis.

b. Apa hubungan hemorrhoid dengan feses Tn. Patrol yang berwarna hitam?

Feses yang berwarna hitam (melena) disebabkan perdarahan pada saluran

pencernaan. Hali ini dapat terjadi karena varises yang diakibatkan

hipertensi vena porta. Varises ini terjadi akibat pembendungan vena porta

pada sirosis, yang menimbulkan vena kolateral pada dinding perut atau di

esophagus dan cardia. Varises akan pecah dan menimbulkan pendarahan

saluran makanan bagian atas dan terjadilah feses berwarna hitam. Faktor

yang penting dalam terjadinya varises ini adalah tingginya tekanan vena

porta.

c. Apa hubungan pembesaran perut Tn. Patrol dengan hasil pemeriksaan fisik

tersebut?

Asites disebabkan oleh :

a. Hipertensi portal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik

dalam kapiler usus dan peningkatan pembentukan limfa hepatic dari

hati hingga ke rongga peritoneum yang menyebabkan tingginya

kandungan protein dalam cairan asites.

b. Hipoalbuminemia atau penurunan produksi albumin terjadi karena

menurunnya sintesis yang dihasilkan oleh sel-sel hati yang terganggu.

Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid.

c. Penurunan volume sirkulasi menyebabkan hiperaldosterinism yang

mengakibatkan retensi natrium dan gangguan ekskresi air.

Page 2: Tutorial

Hal-hal di atas menyebabkan terjadinya transudasi cairan dari ruang

intravaskular ke ruang interstisial. Asites ini yang menyebabkan perut

Tn. Portal membesar.

Splenomegali disebabkan oleh hipertensi porta yang membuat aliran darah

dari vena porta mengalir balik ke v. lienalis, dan membuat tekanan darah

pada v. lienalis menjadi lebih tinggi, hal ini menyebabkan kongesti dan

menumpuknya platelet pada limpa sehingga menyebabkan pembesaran

limpa (splenomegali).

Caput medusae disebabkan oleh kolateral yang dibentuk oleh vena porta

menuju vena paraumbicalis yang menghubungkan cabang kiri vena porta

dengan vena-vena superfisialis dinding anterior abdomen, sehingga vena-

vena superfisial pada dinding anterior abdomen akan mengalami dilatasi

yang menyebabkan terjadinya varises pada daerah umbilicus atau yang

disebut capus medusae.

Hemorrhoid disebabkan oleh hipertensi porta yang menyebabkan darah

tidak bisa langsung dibawa ke v. kava inferior, sehingga darah dibawa

melalui kolateral yang dibentuk vena porta, salah satunya melalui v.

rectalis superior, sehingga terjadi dilatasi pada vena ini yang menyebabkan

terjadinya hemoroid pada Tn. Portal.

LEARNING ISSUE

A. ANATOMI REGIO ABDOMEN

Page 3: Tutorial

1. ANATOMI DAN HISTOLOGI HATI

Hepar merupakan kelenjar yang

terbesar dalam tubuh manusia.

Hepar pada manusia terletak pada

bagian atas cavum abdominis, di

bawah diafragma, di kedua sisi

kuadran atas, yang sebagian besar

terdapat pada sebelah kanan.

Beratnya 1200 – 1600 gram.

Permukaan atas terletak

bersentuhan di bawah diafragma,

permukaan bawah terletak

bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan

intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang

berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.

Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum

dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa

ligamen.

Macam-macam ligamennya:

a. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan

terletak di antara umbilicus dan diafragma.

b. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah

lig. falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah

menetap.

c. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum

hepatoduodenalis :Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang

dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox ke hepar.Di dalam

ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus

communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari

Foramen Wislow.

d. Ligamentum Coronaria Anterior ki–ka dan Lig coronaria posterior ki-

ka :Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.

Page 4: Tutorial

e. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum

coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan

melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang

normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus

kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi

hepar secara topografis bukan scr anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri.

Hati diperdarahi oleh vena porta (membawa nutrisi dari usus) dan arteri hepatika

(membawa darah yang kaya oksigen).

Lambung

Lambung merupakan organ pada sistem GI yang memiliki kemampuan meregang

paling tinggi, yang berada di regio hipokondria sinistra, epigastrikum, dan umbilikalis, tepat

di bawah diafragma. Berbentuk seperti huruf J saat kosong, lambung berfungsi sebagai

tempat penyimpanan makanan yang akan dicerna sementara makanan tersebut dicampur

dengan sekret dari lambung untuk menjadi chyme, yang akan bergerak menuju usus halus.

Lambung dibagi menjadi empat bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, dan pylorus. Cardia

merupakan bagian atas yang langsung berhubungan dengan esofagus, tepat di bawah

sphincter esofagus. Fundus merupakan bagian kubah di daerah sinistra yang langsung

bersentuhan dengan diafragma. Corpus merupakan bagian tengah dari lambung yang

berukuran paling besar, sementara pylorus merupakan bagian berbentuk saluran/cerobong

pada bagian ujung dari lambung. Sphincter pylorus merupakan otot sirkular yang

Page 5: Tutorial

termodifikasi pada ujung pylorus yang bersambungan dengan usus halus. Persambungan ini

mengatur pergerakan chyme menuju usus halus dan menghambat aliran balik ke arah

lambung. Pylorus terbagi menjadi bagian antrum, canal, dan sphincter.

Lambung menerima makanan dari esophagus melalui orifisium kardiak dan bekerja

sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah

lambung.

Kelenjar dalam mukosa lambung mengeluarkan sekret, yaitu cairan pencerna penting,

getah lambung. Getah ini adalah cairan asam bening tak berwarna, mengandung 0,4% asam

hidroklorida (HCl) yang mengasamkan semua makanan dan bekerja sebagai zat antiseptik

dan disinfektan, membuat banyak organisme yang ikut masuk bersama makanan, tidak

berbahaya, dan menyediakan lingkungan untuk pencernaan makanan protein.

Pepsin yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklorida dan

bekerja atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, disebut pepton.

Renin ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen yang

dapat larut. Kasein adalah protein susu dan setelah dipisahkan dapat dipengaruhi fermen

pepsin.

2. Usus Halus/ Intestinum Tenue

Usus halus atau usus kecil

adalah bagian dari saluran pencernaan

yang terletak di antara lambung dan

usus besar. Dinding usus kaya akan

pembuluh darah yang mengangkut zat-

zat yang diserap ke hati melalui vena

porta. Dinding usus melepaskan lendir

(yang melumasi isi usus) dan air (yang

membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M

sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Page 6: Tutorial

Usus halus merupakan bagian dari saluran GI di antara sphincter pylorus lambung dan

katup ileocecal yang membuka ke usus besar. Usus halus berada di bagian tengah dan bawah

dari rongga abdominal dan disokong oleh mesenterium, kecuali bagian awalnya.

Mesenterium tersebut berfungsi untuk memberikan kemampuan bagi usus untuk bergerak

namun mencegah usus menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam mesenterium terdapat

pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus pada manusia hidup memiliki

panjang kurang lebih 3m dengan diameter 2,4 cm, akan tetapi panjangnya akan menjadi dua

kali lipat pada kadaver, dimana muskularis externanya mengalami relaksasi. Usus halus

merupakan organ pencernaan utama dan daerah utama penyerapan nutrisi. Usus halus

dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, diperdarahi oleh arteri mesenteria superior dan

cabang-cabang dari arteri celiaca dan arteri mesenteria inferior, dan memiliki sistem drainase

melalui vena mesenterika superior. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian:

a. Duodenum

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah

lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari

merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di

ligamentum Treitz. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada

usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.Berbentuk C,

dengan ukuran 25 cm, dari sphincter pylorus sampai fleksura duodenojejunum. Terkecuali

sebagian kecil yang menempel dengan lambung, duodenum merupakan organ retroperitoneal.

Bagian konkafnya yang menghadap sinistra menerima sekresi empedu dari hati dan kandung

empedu melalui duktus koledokus dan sekresi pankreas melalui duktus pankreatikus major.

Dua saluran ini menyatu membentuk jalan masuk ke duodenum yang disebut

hepatopancreatic ampulla (ampulla Vater), yang menembus dinding duodenum, yang keluar

di duodenum pada duodenal papilla. Di sanalah empedu dan enzim pankreas masuk ke dalam

usus halus. Papilla duodenal dapat dibuka-tutup oleh sphincter ampulla (Oddi).

Page 7: Tutorial

b. Jejunum

Merupakan terusan duodenum ke ileum, memiliki panjang 1 m dengan lumen yang

lebih besar dan pelipatan internal yang lebih banyak dibandingkan ileum. Permukaan dalam

usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas

permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni

berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus

penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan

usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

c. Ileum

Berukuran panjang 2 m, ujung terminal dari ileum mengarah ke bagian medial dari

sekum melalui katup ileocecal. Pada ileum juga banyak ditemui Peyer’s patch. Perbedaan

lainnya adalah mesenterium dari ileum memiliki vasa arcades yang lebih banyak dibanding

jejunum disertai dengan vasa recta yang pendek. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral

atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

3. Usus Besar/ Intestinum Crassum

Usus besar berukuran panjang 1,5 m dengan diameter 6,5 cm. Usus besar berawal dari

ujung ileum di bagian kanan bawah dari abdomen, memanjang ke superior tepat di bawah

liver, kemudian memotong ke kiri, turun menuju pelvis, dan berhenti pada anus. Bagian dari

Page 8: Tutorial

mesenterium, yaitu mesokolon menahan bagian transversum dari usus besar pada dinding

abdomen posterior. Usus besar memiliki fungsi pencernaan yang tidak terlalu besar selain

menyerap air dan elektrolit dari chyme yang tersisa dan membentuk, menyimpan, serta

mengeluarkan feses.

Usus besar dibagi menjadi caecum, colon, rectum, dan anal canal. Caecum atau

sekum merupakan kantong yang berada sedikit di bawah katup ileocecal yang merupakan

pelipatan membran mukosa pada persambungan antara usus kecil dan usus besar yang

berfungsi untuk mencegah aliran balik dari chyme. Appendiks , suatu struktur yang berupa

proyeksi mirip jari menempel pada batas inferior medial dari sekum. Appendiks yang

berukuran 8 cm mengandung jaringan limfa yang banyak, yang dapat berfungsi untuk

melawan infeksi.

Bagian superior dari dari sekum berlanjut menjadi colon, yang terdiri dari kolon

asendens, kolon transversum, kolon desendens, dan kolon sigmoid. Kolon asendens

memanjang ke arah superior dari sekum di sepanjang dinding abdomen kanan menuju

permukaan inferior hati. Kolon pada daerah ini membengkok tajam ke arah sinistra

membentuk fleksura hepatika/ fleksura colic dekstra dan berlanjut melewati rongga abdomen

atas sebagai kolon transversum. Pada bagian kiri rongga abdomen, kolon membengkok

kembali, yang disebut fleksura splenic/ fleksura kolik sinistra, yang menandakan perubahan

menjadi kolon desendens. Dari fleksura splenik, kolon desendens memanjang menuju inferior

sepanjang dinding abdomen kiri ke regio pelvis. Kolon kemudian berbelok ke arah medial

dari pinggir pelvis membentuk lekukan berbentuk S, yang disebut kolon sigmoid.

Ujung terminal 20 cm dari saluran GI adalah rektum, dengan 2-3 cm dari rektum

merupakan canalis analis. Rectum berada pada anterior dari sacrum, dan terikat kuat dengan

peritoneum. Anus merupakan bukaan keluar dari canalis analis. Dua otot sphincter menjaga

bukaan anus, yaitu internal anal sphincter yang merupakan otot polos dan external anal

sphincter yang merupakan otot rangka. Membran mukosa dari canalis analis tersusun dalam

pelipatan longituinal yang memiliki vaskularisasi yang tinggi, yaitu kolum anal.

Terdapat otot longitudinal dari 3 pita tipis, yaitu Taenia Coli, yang bersatu di dasar

appendix dan membentuk selubung otot longitudinal yang sempurna. Kontraksi dari ketiga

otot ini akan membetuk Haustra.

Page 9: Tutorial

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa

bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin

K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa

menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi

yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

B. HISTOLOGI SISTEM DIGESTIF

1. HISTOLOGI HEPAR

Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan

jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam

parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa

dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-

lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang

disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian

tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel

fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui

oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain. Lempengan sel-sel hepar

tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan

Page 10: Tutorial

selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli

tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang

menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap

tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis

yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari

vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid

setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus

yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi

akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih

besar , air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.

C. VENA PORTA

VENA-VENA YANG BERMUARA KE VENA PORTA

Page 11: Tutorial

1. Vena lienalis, vena ini meninggalkan hilum lienale dan berjalan ke kanan di dalam

ligamentum lienorenale di sebelah caudal arteria lienalis. Vena lienalis bergabung

dengan vena mesenterica superior di belakang collum paankreaticus untuk

membentuk vena porta.Vena lienalis menerima darah dari vena gastrica brevis, vena

gastoomentalis sinistra, vena mesenterica inferior, dan vena pankreatica. Pada kasus

ini, splenomegali disebabkan oleh hipertensi porta yang membuat aliran darah dari

vena porta mengalir balik ke v. lienalis. Hal ini membuat tekanan darah pada v.

lienalis menjadi lebih tinggi yang kemudian akan menyebabkan kongesti dan

menumpuknya platelet pada limpa sehingga menyebabkan pembesaran limpa

(splenomegali).

2. Vena mesenterica inferior, vena ini berjalan ke atas dinding posterior abdomen dan

bergabung dengan vena lienalis di belakang corpus pankreatis. Vena ini menerima

darah dari vena rectales superiores, vena sigmoideae, dan vena colica sinistra.

3. Vena mesenterica superior, vena ini berjalan ke atas radix mesenterii intestinum

tenue pada sisi kanan arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars

horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di belakang collum

pankreatis. Vena ini menerima darah dari venae jejunales, vena ileales, vena

ileocolica, vena colica dextra, vena colica media, vena pancreaticoduodenalis inferior,

dan gastroomentalis dextra.

4. Vena gastrica sinistra, vena ini mengalirkan darah dari bagian kiri curvatura minor

dan bagian distal esofagus. Vena ini bermuara langsung ke vena porta.

5. Vena gastrica dextra, vena ini mengalirkan darah dari bagian kanan curvatura minor

dan bermuara langsung ke vena porta.

6. Vena cystica, vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris langsung ke hepar atau

bergabung dengan vena porta.

SISTEM VENA PORTA-SISTEMIK

Dalam keadaan normal, darah venosa porta melewati hati lalu masuk ke vena kava

inferior secara langsung. Akan tetapi, terdapat hubungan lain yang lebih kecil antara sistem

portal dan sistemik. Ini berfungsi apabila jalan langsung ke vena kava inferior mengalami

sumbatan. Hubungan tersebut antara lain :

1. Pada sepertiga bawah esofagus ramus oesophagea dari v. gastrica sinistera (cabang

vena porta) beranastomosis dengan vv. Oesophagea mengalirkan darah dari sepertiga

Page 12: Tutorial

tengah esofagus ke v. azygos (cabang sistemik). Pada kasus ini, Tn. Portal mengalami

pada

2. Pertengahan atas anus v. rectalis superior (cabang v. porta) yang mengalirkan darah

dari separuh atas anus beranastomosis dengan v. rectalis media (cabang sistemik),

yang merupakan cabang dari v. iliaca interna dan v. pudenda. Pada kasus ini, Tn.

Portal mengalami varises di vena ini, karena hipertensi porta menyebabkan darah

tidak bisa langsung dibawa ke v. kava inferior, sehingga darah dibawa melalui

kolateral yang dibentuk vena porta, salah satunya melalui v. rectalis superior,

sehingga terjadi hemoroid pada Tn. Portal.

3. Vena paraumbicalis menghubungkan cabang kiri vena porta dengan vena-vena

superfisialis dinding anterior abdomen (cabang sistemik). Vena paraumbicalis

berjalan dalam ligamentum falsiforme dan ligamentum teres hepatis. Varises pada

vena ini yang menyebabkan terjadinya dilatasi vena superfisialis abdomen (caput

medusae) pada Tn. Portal

4. Vena-vena colon ascenden, colon descenden, duodenum, pankreas dan hati (cabang

vena porta) beranastomosis dengan v. renalis, v. lumbalis, dan v. phrenica (cabang

sistemik).

Daftar Pustaka

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Dianne, Yusri. 2007. Sirosis Hepatis dengan Hipertensi Portal dan Pecahnya Varises Esofagus. Sumatra Barat : Majalah Kedokteran Andalas