tutorial
DESCRIPTION
TutorialTRANSCRIPT
Nama : Bima Indra
NIM : 04011181419208
Kelas : Beta
4. Pemeriksaan fisik: abdomen membesar, ascites minimal, caput medusae (+),
tampak dilatasi pada vena superficialis abdomen, splenomegali (+) dan
hemorrhoid.
a. Apa hubungan hepatitis B dengan hasil pemeriksaan fisik tersebut?
Sekitar 10% penderita Hepatitis Virus B akut perkembangannya akan
menjadi kronis bahkan dapat menjadi sirosis. Penderita dengan hepatitis
aktif kronis banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan
sel hati yang kronis.
b. Apa hubungan hemorrhoid dengan feses Tn. Patrol yang berwarna hitam?
Feses yang berwarna hitam (melena) disebabkan perdarahan pada saluran
pencernaan. Hali ini dapat terjadi karena varises yang diakibatkan
hipertensi vena porta. Varises ini terjadi akibat pembendungan vena porta
pada sirosis, yang menimbulkan vena kolateral pada dinding perut atau di
esophagus dan cardia. Varises akan pecah dan menimbulkan pendarahan
saluran makanan bagian atas dan terjadilah feses berwarna hitam. Faktor
yang penting dalam terjadinya varises ini adalah tingginya tekanan vena
porta.
c. Apa hubungan pembesaran perut Tn. Patrol dengan hasil pemeriksaan fisik
tersebut?
Asites disebabkan oleh :
a. Hipertensi portal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik
dalam kapiler usus dan peningkatan pembentukan limfa hepatic dari
hati hingga ke rongga peritoneum yang menyebabkan tingginya
kandungan protein dalam cairan asites.
b. Hipoalbuminemia atau penurunan produksi albumin terjadi karena
menurunnya sintesis yang dihasilkan oleh sel-sel hati yang terganggu.
Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid.
c. Penurunan volume sirkulasi menyebabkan hiperaldosterinism yang
mengakibatkan retensi natrium dan gangguan ekskresi air.
Hal-hal di atas menyebabkan terjadinya transudasi cairan dari ruang
intravaskular ke ruang interstisial. Asites ini yang menyebabkan perut
Tn. Portal membesar.
Splenomegali disebabkan oleh hipertensi porta yang membuat aliran darah
dari vena porta mengalir balik ke v. lienalis, dan membuat tekanan darah
pada v. lienalis menjadi lebih tinggi, hal ini menyebabkan kongesti dan
menumpuknya platelet pada limpa sehingga menyebabkan pembesaran
limpa (splenomegali).
Caput medusae disebabkan oleh kolateral yang dibentuk oleh vena porta
menuju vena paraumbicalis yang menghubungkan cabang kiri vena porta
dengan vena-vena superfisialis dinding anterior abdomen, sehingga vena-
vena superfisial pada dinding anterior abdomen akan mengalami dilatasi
yang menyebabkan terjadinya varises pada daerah umbilicus atau yang
disebut capus medusae.
Hemorrhoid disebabkan oleh hipertensi porta yang menyebabkan darah
tidak bisa langsung dibawa ke v. kava inferior, sehingga darah dibawa
melalui kolateral yang dibentuk vena porta, salah satunya melalui v.
rectalis superior, sehingga terjadi dilatasi pada vena ini yang menyebabkan
terjadinya hemoroid pada Tn. Portal.
LEARNING ISSUE
A. ANATOMI REGIO ABDOMEN
1. ANATOMI DAN HISTOLOGI HATI
Hepar merupakan kelenjar yang
terbesar dalam tubuh manusia.
Hepar pada manusia terletak pada
bagian atas cavum abdominis, di
bawah diafragma, di kedua sisi
kuadran atas, yang sebagian besar
terdapat pada sebelah kanan.
Beratnya 1200 – 1600 gram.
Permukaan atas terletak
bersentuhan di bawah diafragma,
permukaan bawah terletak
bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan
intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang
berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.
Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum
dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa
ligamen.
Macam-macam ligamennya:
a. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan
terletak di antara umbilicus dan diafragma.
b. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah
lig. falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah
menetap.
c. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum
hepatoduodenalis :Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang
dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox ke hepar.Di dalam
ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus
communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari
Foramen Wislow.
d. Ligamentum Coronaria Anterior ki–ka dan Lig coronaria posterior ki-
ka :Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
e. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan
melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang
normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus
kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi
hepar secara topografis bukan scr anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri.
Hati diperdarahi oleh vena porta (membawa nutrisi dari usus) dan arteri hepatika
(membawa darah yang kaya oksigen).
Lambung
Lambung merupakan organ pada sistem GI yang memiliki kemampuan meregang
paling tinggi, yang berada di regio hipokondria sinistra, epigastrikum, dan umbilikalis, tepat
di bawah diafragma. Berbentuk seperti huruf J saat kosong, lambung berfungsi sebagai
tempat penyimpanan makanan yang akan dicerna sementara makanan tersebut dicampur
dengan sekret dari lambung untuk menjadi chyme, yang akan bergerak menuju usus halus.
Lambung dibagi menjadi empat bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, dan pylorus. Cardia
merupakan bagian atas yang langsung berhubungan dengan esofagus, tepat di bawah
sphincter esofagus. Fundus merupakan bagian kubah di daerah sinistra yang langsung
bersentuhan dengan diafragma. Corpus merupakan bagian tengah dari lambung yang
berukuran paling besar, sementara pylorus merupakan bagian berbentuk saluran/cerobong
pada bagian ujung dari lambung. Sphincter pylorus merupakan otot sirkular yang
termodifikasi pada ujung pylorus yang bersambungan dengan usus halus. Persambungan ini
mengatur pergerakan chyme menuju usus halus dan menghambat aliran balik ke arah
lambung. Pylorus terbagi menjadi bagian antrum, canal, dan sphincter.
Lambung menerima makanan dari esophagus melalui orifisium kardiak dan bekerja
sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah
lambung.
Kelenjar dalam mukosa lambung mengeluarkan sekret, yaitu cairan pencerna penting,
getah lambung. Getah ini adalah cairan asam bening tak berwarna, mengandung 0,4% asam
hidroklorida (HCl) yang mengasamkan semua makanan dan bekerja sebagai zat antiseptik
dan disinfektan, membuat banyak organisme yang ikut masuk bersama makanan, tidak
berbahaya, dan menyediakan lingkungan untuk pencernaan makanan protein.
Pepsin yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklorida dan
bekerja atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, disebut pepton.
Renin ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen yang
dapat larut. Kasein adalah protein susu dan setelah dipisahkan dapat dipengaruhi fermen
pepsin.
2. Usus Halus/ Intestinum Tenue
Usus halus atau usus kecil
adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-
zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir
(yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus merupakan bagian dari saluran GI di antara sphincter pylorus lambung dan
katup ileocecal yang membuka ke usus besar. Usus halus berada di bagian tengah dan bawah
dari rongga abdominal dan disokong oleh mesenterium, kecuali bagian awalnya.
Mesenterium tersebut berfungsi untuk memberikan kemampuan bagi usus untuk bergerak
namun mencegah usus menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam mesenterium terdapat
pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus pada manusia hidup memiliki
panjang kurang lebih 3m dengan diameter 2,4 cm, akan tetapi panjangnya akan menjadi dua
kali lipat pada kadaver, dimana muskularis externanya mengalami relaksasi. Usus halus
merupakan organ pencernaan utama dan daerah utama penyerapan nutrisi. Usus halus
dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, diperdarahi oleh arteri mesenteria superior dan
cabang-cabang dari arteri celiaca dan arteri mesenteria inferior, dan memiliki sistem drainase
melalui vena mesenterika superior. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian:
a. Duodenum
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.Berbentuk C,
dengan ukuran 25 cm, dari sphincter pylorus sampai fleksura duodenojejunum. Terkecuali
sebagian kecil yang menempel dengan lambung, duodenum merupakan organ retroperitoneal.
Bagian konkafnya yang menghadap sinistra menerima sekresi empedu dari hati dan kandung
empedu melalui duktus koledokus dan sekresi pankreas melalui duktus pankreatikus major.
Dua saluran ini menyatu membentuk jalan masuk ke duodenum yang disebut
hepatopancreatic ampulla (ampulla Vater), yang menembus dinding duodenum, yang keluar
di duodenum pada duodenal papilla. Di sanalah empedu dan enzim pankreas masuk ke dalam
usus halus. Papilla duodenal dapat dibuka-tutup oleh sphincter ampulla (Oddi).
b. Jejunum
Merupakan terusan duodenum ke ileum, memiliki panjang 1 m dengan lumen yang
lebih besar dan pelipatan internal yang lebih banyak dibandingkan ileum. Permukaan dalam
usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
c. Ileum
Berukuran panjang 2 m, ujung terminal dari ileum mengarah ke bagian medial dari
sekum melalui katup ileocecal. Pada ileum juga banyak ditemui Peyer’s patch. Perbedaan
lainnya adalah mesenterium dari ileum memiliki vasa arcades yang lebih banyak dibanding
jejunum disertai dengan vasa recta yang pendek. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
3. Usus Besar/ Intestinum Crassum
Usus besar berukuran panjang 1,5 m dengan diameter 6,5 cm. Usus besar berawal dari
ujung ileum di bagian kanan bawah dari abdomen, memanjang ke superior tepat di bawah
liver, kemudian memotong ke kiri, turun menuju pelvis, dan berhenti pada anus. Bagian dari
mesenterium, yaitu mesokolon menahan bagian transversum dari usus besar pada dinding
abdomen posterior. Usus besar memiliki fungsi pencernaan yang tidak terlalu besar selain
menyerap air dan elektrolit dari chyme yang tersisa dan membentuk, menyimpan, serta
mengeluarkan feses.
Usus besar dibagi menjadi caecum, colon, rectum, dan anal canal. Caecum atau
sekum merupakan kantong yang berada sedikit di bawah katup ileocecal yang merupakan
pelipatan membran mukosa pada persambungan antara usus kecil dan usus besar yang
berfungsi untuk mencegah aliran balik dari chyme. Appendiks , suatu struktur yang berupa
proyeksi mirip jari menempel pada batas inferior medial dari sekum. Appendiks yang
berukuran 8 cm mengandung jaringan limfa yang banyak, yang dapat berfungsi untuk
melawan infeksi.
Bagian superior dari dari sekum berlanjut menjadi colon, yang terdiri dari kolon
asendens, kolon transversum, kolon desendens, dan kolon sigmoid. Kolon asendens
memanjang ke arah superior dari sekum di sepanjang dinding abdomen kanan menuju
permukaan inferior hati. Kolon pada daerah ini membengkok tajam ke arah sinistra
membentuk fleksura hepatika/ fleksura colic dekstra dan berlanjut melewati rongga abdomen
atas sebagai kolon transversum. Pada bagian kiri rongga abdomen, kolon membengkok
kembali, yang disebut fleksura splenic/ fleksura kolik sinistra, yang menandakan perubahan
menjadi kolon desendens. Dari fleksura splenik, kolon desendens memanjang menuju inferior
sepanjang dinding abdomen kiri ke regio pelvis. Kolon kemudian berbelok ke arah medial
dari pinggir pelvis membentuk lekukan berbentuk S, yang disebut kolon sigmoid.
Ujung terminal 20 cm dari saluran GI adalah rektum, dengan 2-3 cm dari rektum
merupakan canalis analis. Rectum berada pada anterior dari sacrum, dan terikat kuat dengan
peritoneum. Anus merupakan bukaan keluar dari canalis analis. Dua otot sphincter menjaga
bukaan anus, yaitu internal anal sphincter yang merupakan otot polos dan external anal
sphincter yang merupakan otot rangka. Membran mukosa dari canalis analis tersusun dalam
pelipatan longituinal yang memiliki vaskularisasi yang tinggi, yaitu kolum anal.
Terdapat otot longitudinal dari 3 pita tipis, yaitu Taenia Coli, yang bersatu di dasar
appendix dan membentuk selubung otot longitudinal yang sempurna. Kontraksi dari ketiga
otot ini akan membetuk Haustra.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin
K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
B. HISTOLOGI SISTEM DIGESTIF
1. HISTOLOGI HEPAR
Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan
jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam
parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa
dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-
lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang
disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian
tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel
fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui
oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain. Lempengan sel-sel hepar
tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan
selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli
tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang
menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap
tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis
yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari
vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid
setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus
yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi
akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih
besar , air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
C. VENA PORTA
VENA-VENA YANG BERMUARA KE VENA PORTA
1. Vena lienalis, vena ini meninggalkan hilum lienale dan berjalan ke kanan di dalam
ligamentum lienorenale di sebelah caudal arteria lienalis. Vena lienalis bergabung
dengan vena mesenterica superior di belakang collum paankreaticus untuk
membentuk vena porta.Vena lienalis menerima darah dari vena gastrica brevis, vena
gastoomentalis sinistra, vena mesenterica inferior, dan vena pankreatica. Pada kasus
ini, splenomegali disebabkan oleh hipertensi porta yang membuat aliran darah dari
vena porta mengalir balik ke v. lienalis. Hal ini membuat tekanan darah pada v.
lienalis menjadi lebih tinggi yang kemudian akan menyebabkan kongesti dan
menumpuknya platelet pada limpa sehingga menyebabkan pembesaran limpa
(splenomegali).
2. Vena mesenterica inferior, vena ini berjalan ke atas dinding posterior abdomen dan
bergabung dengan vena lienalis di belakang corpus pankreatis. Vena ini menerima
darah dari vena rectales superiores, vena sigmoideae, dan vena colica sinistra.
3. Vena mesenterica superior, vena ini berjalan ke atas radix mesenterii intestinum
tenue pada sisi kanan arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars
horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di belakang collum
pankreatis. Vena ini menerima darah dari venae jejunales, vena ileales, vena
ileocolica, vena colica dextra, vena colica media, vena pancreaticoduodenalis inferior,
dan gastroomentalis dextra.
4. Vena gastrica sinistra, vena ini mengalirkan darah dari bagian kiri curvatura minor
dan bagian distal esofagus. Vena ini bermuara langsung ke vena porta.
5. Vena gastrica dextra, vena ini mengalirkan darah dari bagian kanan curvatura minor
dan bermuara langsung ke vena porta.
6. Vena cystica, vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris langsung ke hepar atau
bergabung dengan vena porta.
SISTEM VENA PORTA-SISTEMIK
Dalam keadaan normal, darah venosa porta melewati hati lalu masuk ke vena kava
inferior secara langsung. Akan tetapi, terdapat hubungan lain yang lebih kecil antara sistem
portal dan sistemik. Ini berfungsi apabila jalan langsung ke vena kava inferior mengalami
sumbatan. Hubungan tersebut antara lain :
1. Pada sepertiga bawah esofagus ramus oesophagea dari v. gastrica sinistera (cabang
vena porta) beranastomosis dengan vv. Oesophagea mengalirkan darah dari sepertiga
tengah esofagus ke v. azygos (cabang sistemik). Pada kasus ini, Tn. Portal mengalami
pada
2. Pertengahan atas anus v. rectalis superior (cabang v. porta) yang mengalirkan darah
dari separuh atas anus beranastomosis dengan v. rectalis media (cabang sistemik),
yang merupakan cabang dari v. iliaca interna dan v. pudenda. Pada kasus ini, Tn.
Portal mengalami varises di vena ini, karena hipertensi porta menyebabkan darah
tidak bisa langsung dibawa ke v. kava inferior, sehingga darah dibawa melalui
kolateral yang dibentuk vena porta, salah satunya melalui v. rectalis superior,
sehingga terjadi hemoroid pada Tn. Portal.
3. Vena paraumbicalis menghubungkan cabang kiri vena porta dengan vena-vena
superfisialis dinding anterior abdomen (cabang sistemik). Vena paraumbicalis
berjalan dalam ligamentum falsiforme dan ligamentum teres hepatis. Varises pada
vena ini yang menyebabkan terjadinya dilatasi vena superfisialis abdomen (caput
medusae) pada Tn. Portal
4. Vena-vena colon ascenden, colon descenden, duodenum, pankreas dan hati (cabang
vena porta) beranastomosis dengan v. renalis, v. lumbalis, dan v. phrenica (cabang
sistemik).
Daftar Pustaka
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Dianne, Yusri. 2007. Sirosis Hepatis dengan Hipertensi Portal dan Pecahnya Varises Esofagus. Sumatra Barat : Majalah Kedokteran Andalas