tutorial 1
TRANSCRIPT
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 1/26
A. SKENARIO
Setelah pensiun sebagai Direktur PT. Batubara Palembang, Ir. Cek Nang (56 tahun),
ingin memenuhi cita-cita masa kecilnya yaitu berlibur ke pegunungan Alpen di Swiss. Ia pergi ke
resort “Verbier Les-Quarte” di dekat kota St-Bernard yang memiiki ketinggian 3200 meter diatas
permukaan laut.
Setelah 1 hari sampai di sana, ia masih mengeluh mengalami sesak nafas, sakit kepala,
terasa melayang, serta susah tidur. Sesak tetap terjadi meski sedang duduk dan bertambah berat
bila berjalan/ naik tangga, ia juga mengeluh mual.
Selama ini ia tidak pernah mengalami gangguan respirasi ataupun gangguan
kardiovaskular. Ir. Cek nang pergi ke klinik resort.
Pemeriksaan Vital Sign menunjukan:
Temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80 mmhg,
Pemeriksaan Fisik :
Tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat kebiruan pada kuku jari
Hasil pemeriksaan lab:
EKG : Tampak normal
Tekanan gas arteri : PO2: 60 mmhg, PCO2 : 30 mmhg
Dokter yang merawat menyatakan bahwa, Ir. Cek Nang tidak mengidap penyakit jantung/paru-
paru dan hanya tidak terbiasa dengan ketinggian.
B. KLARIFIKASI ISTILAH
a. Resort: tempat peristirahatan (penginapan).
b. Sesak nafas: perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas pendek dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
c. Sakit kepala : perasaan tidak nyaman karena menderita sesuatu di daerah kepala.
d. Rasa melayang: suatu keadaan merasa tubuh sedang tidak menentu arah.
e. Susah tidur: keadaan terjaga yang abnormal.
f. Mual : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen dengan
kecenderungan muntah.
g. Gangguan respirasi : keadaan dimana terjadi kontraksi atau rasa tidak nyaman pada
pernapasan.
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 2/26
h. Gangguan kardiovaskuler: Gangguan dalam sistem yang mengakibatkan kelainan pada
sistem kardiovaskuler.
i. Klinik: bagian dari rumah sakit atau lembaga yang melayani kesehatan.
j. Vital sign: pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pengukuran suhu badan, denyut nadi,
tekanan darah, dan pernafasan.
k. Tachypneu: pernafasan yang sangat cepat.
l. HR: jumlah detak jantung permenit.
m. RR: jumlah pertukaran inspirasi dan ekspirasi/menit.
n. TD: gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada
volumedarah yang terkandung dalam pembuluh dan compliance dinding pembuluh.
o. Terlihat kebiruan: diskolorasi kebiruan dari kulit dan membrane mukosa akibat konsentrasi
HB tereduksi yang berlebihan dalam darah.
p. EKG: Rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan aktivitas diseluruh
jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi.
q. Tekanan gas arteri: Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan
jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
a. Cek Nang (56 tahun) berlibur kepegunungan Alpen yang tingginya 3200 meter di atas
permukaan laut.
b. Setelah 1 hari, ia mengeluh sesak nafas, sakit kepala, rasa melayang, dan susah tidur serta
mual.
c. Sesak terjadi meski duduk dan akan bertambah saat berjalan.
d. Selama ini tidak pernah mengalami gangguan pernafasan dan kadiovaskular.
e. Pemeriksaan vital sign menunjukan temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80
mmhg.
f. Hasil pemeriksaan fisik tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat
kebiruan pada kuku jari.
g. Hasil pemeriksaan lab.
D. ANALISIS MASALAH
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 3/26
Masalah 1
Cek Nang (56 tahun) berlibur kepegunungan Alpen yang tingginya 3200 meter di atas
permukaan laut.
a. Apakah ada hubungan adaptasi tubuh terhadap umur dan jenis kelamin?
Jawab:
Toleransi terhadap tempat tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
umur, ketahanan fisik, dan jenis kelamin. Individu yang masih muda lebihbaik dalam
melakukan adaptasi daripada yang sudah tua, ini disebabkan karena fungsi metabolisme
tubuh pada usia muda masih baik juga mobilisasi air plasma dalam ruang interstitial atau
ekstraseluler. Individu dengan ketahanan fisik yang tinggi memberi toleransi terhadap stress
hipoksia lebih baik.
b. Apa pengaruh ketinggian terhadap homeostasis tubuh?
Jawab:
Di dalam tubuh sudah dilengkapi dengan suatu mekanisme dimana bila suatu faktor mulai
merubah lingkungan internal menjauhi kondisi optimalnya, maka reaksi balik yang tepatakan
dilakukan untuk memperbaiki kondisi internal tersebut.
Pemeliharaan lingungan internal relatif konstan ini disebut homostasis (homeo = sama;
statis = tetap/mantap).
Di antara faktor-fasktor lingkungan internal yang harus dijaga secara homeostatik adalah:
1. Kondisi molekul-molekul makanan.
2. Konsentrasi O2 dan CO2.
Sel memerlukan O2 untuk keperluan oksidasi molekul-molekul zat makanan guna
menghasilkan energi yang digunakan oleh sel. sedangkanCO2 yang diproduksi selama reaksi
kimia tersebut harus diimbangi dengan pengeluaran CO2 dari paru-paru, sehingga
pembentukan asam dari CO2 tidak meningkatkan keasaman lingkungan eksternal.
3. Konsentrasi zat sampah.
4. pH.
5. Konsentrasi garam dan elektrolit yang lain.
6. Suhu.
Sel-sel tubuh akan berfungsi secara optimal di dalam rentangan suhu yang sempit. Fungsi sel
sangat menurun bila berada dalam lingkungan yang sangat dingin, dan emnjadi rusak
(struktur protein dan enzimatiknya) apabila berada dalam lingkungan yang sangat panas
7. Volume dan tekanan.
Homeostasis memiliki 3 komponen fungsional :
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 4/26
1. Reseptor : mendeteksi perubahan variable seperti suhu
2. Pusat control : memproses informasi dr reseptor
3. Efektor : pengarahan respon
Homeostasis suhu badan diatur di hypothalamus yang antra lain menghasilkan keringat
untuk meredam suhu badan bila dalam kondisi panas
Mekanisme termogulator meliputi :
a. Termogenesis tiroid : membentuk lbh byk panas
b. Vasokonstriksi perifer : menghemat panas
c. Vasodilatasi perifer : pendinginan
d. Berkeringat
Ketika terjadi peningkatan suhu tubuh, akan dikirimkan impuls syaraf yg mengarahkan
kelenjar keringat untuk meningkatkan produksi keringat dan menurunkan suhu tubuh.
Ketika terjadi penurunan suhu tubuh, akan dikirimkan impuls syaraf untuk menahan kelenjar
keringat dan menahan panas yang dihasilkan pada proses metabolism pengaruh temperatur
dingin lingkungan cenderung menurunkan temperatur internal tubuh, maka tubuh akan
menggigil, yang secara internal menghasilkan panas untuk memperbaiki suhu tubuh ke arah
normal
c. Apa perbedaan kondisi di dataran rendah dan dataran tinggi?
Jawab:
1. Ketinggian
2. Suhu dan kelembapan : semakin tinggi daerahnya semakin rendah suhunya
3. Gravitasi : Gravitasi di dataran rendah menjadi lebih tinggi karena kedekatannya
dengan pusat bumi, sedangkan semakin daerah itu tinggi maka semakin pula menjauhi
pusat bumi
4. Tekanan udara : Semakin tinggi suatu tempat semakin maka rendah tekanan udaranya.
5. Kandungan oksigen : Tekanan udara yang rendah ini berakibat kandungan oksigen pada
lingkungan udara setempat menjadi rendah (penyesuaia bentuk jantung dan paru-paru)
(penyesuaian kadar eritrosit dalam darah)
6. Keadaan tanah
7. Gangguan tersebut terumatama mulai terasa pada
ketinggian 2000 meter dari atas permukaan laut
d. Berapa batas ketinggian yang masih bisa di terima tubuh manusia?
Jawab:
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 5/26
Zona ketinggian
1. Zona iklim panas : 0-700 dpl, 22 celcius
2. Zona iklim sedang : 700-1500 dpl, 15-22 celcius
3. Zona iklim sejuk : 1500-2500 dpl, 11-15 celcius
4. Zona iklim dingin : 2500-4000 dpl, 11 celcius
5. Zona iklim salju : diatas 4000 dpl,
23-26 celcius: suhu termal masyarakat Indonesia
Mulai terjadi gejala setelah diatas 2000m diatas permukaan laut
e. Apa perbedaan fisiologis manusia di dataran tinggi dan rendah?
Jawab:
Terjadi perubahan fisiologis yang signifikan terhadap kinerja paru saat berada di
ketinggian ataupun dataran rendah yaitu berpengaruh dalam Respons ventilasi. Saat di
ketinggian tekanan barometer menurun, ventilasi meningkat untuk meminimalkan penurunan
PaO2. Peningkatan ventilasi terjadi bila tekanan oksigen inspirasi menurun sampai kira-kira
13,3 kPa (kilopascal) atau pada ketinggian 3000 meter dan tekanan oksigen alveolar kira-
kira 8 kPa. Peningkatan ventilasi ini merupakan akibat perangsangan hipoksia dari badan
karotid yang derajatnya berbeda tiap individu.
Hipoksia akut menyebabkan peningkatan ventilasi, setelah 15 menit terjadi pengurangan
hiperventilasi sekitar 25-30%; pengurangan ini terjadi akibat reaksi sekunder
neurotransmitter di sistem saraf pusat dan penurunan nilai metabolik serebral, walaupun
mekanismenya belum diketahui. Selanjutnya setelah beberapa hari, ventilasi terus meningkat
akibat kompensasi ginjal terhadap alkalosis respiratorik melalui ekskresi bikarbonat yang
memperbaiki status asam basa sehingga merangsang pernapasan.
Hiperventilasi karena ketinggian akan diikuti peningkatan curah jantung, frekuensi
jantung dan tekanan darah sistemik. Efek ini akibat perangsangan simpatis system
kardiovaskular yang menyebabkan perangsangan kemoreseptorarteri dan peningkatan inflasi
paru.
Selain itu mungkin juga merupakan akibat langsung efek hipoksia miokardium yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah pulmoner. Peningkatan curah jantung,
vasokonstriksi hipoksik pulmoner dan rangsang saraf simpatis pembuluh darah menyebabkan
peningkatan tekanan arteri pulmoner rata-rata yang selanjutnya dapat mengakibatkan
hipertensi pulmoner serta peningkatan kerja ventrikel kanan
f. Apa gejala yang di timbulkan akibat ketinggian?
Jawab:
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 6/26
Gejala yang mencakup lesu, mual, hilangnya nafsu makan, bernafas terengah, kecepatan
jantung tinggi dipicu oleh hipoksia sebagai tindakan kompensasi untuk meningkatkan
penyaluran O2 yang ada melalui sirkulasi ke jaringan, dan terjadi disfungsi saraf yang
ditandai oleh gangguan penilaian, pusing bergoyang (seperti melayang), dan inkoordinasi.
Kelainan paru yang sering terjadi akibat pendakian cepat atau secara mendadak pada
ketinggian tertentu adalah acute mountain sickness (AMS) dan high altitude pulmonary
oedema (HAPE). Chronic mountain sickness (CMC)
Masalah 2
Setelah 1 hari, ia mengeluh sesak nafas, sakit kepala, rasa melayang, dan susah tidur serta mual.
a. Bagaimana mekanisme terjadinya gejala: sesak nafas, sakit kepala, melayang, susah tidur,
mual?
Jawab:
a. sesak napas
ketika dalam keadaan normal, maka yang terjadi adalah ventilasi udara (terutama
oksigen) dari lingkungan dengan tekanan atmosfer yang lebih tinggi ke alveolus yang
memiliki tekanan lebih rendah. Tetapi yang terjadi pada cek nang, tekanan atmosfer di
pegunungan alpen lebih rendah daripada di palembang sehingga oksigen yang masuk
lebih sedikit. Pada keadaan normal, pernapasan diatur di medulla oblongata dan di pons.
Di medulla oblongata ada 2 kelompok neuron utama yaitu:
1. kelompok respiratorik dorsal (KRD)
kelompok neuron ini merangsang inspirasi tenang pada paru dan di rangsang oleh
oksigen yang sebelumnya merangsang kemoreseptor di badan aorta dan badan karotid.
Selain itu juga KRD ini bisa dirangsang oleh Area Kemosensitif di medulla yang
sebelumnya telah dirangsang oleh ion hidrogen dan karbondioksida
2. Kelompok respiratorik ventral (KRV)
kelompok neuron ini merangsang inspirasi ekspirasi, dan di rangsang oleh KRD. KRV ini
lebih mengatur pernapasan dalam meningkatkan ventilasi paru.
ketika terjadi perubahan konsentrasi oksigen dan karbondioksida di tubuh, maka oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen melakukan tugasnya. Dan lalu merangsang KRD untuk
mengaktifkan KRV. Setelah aktif, maka yang terjadi adalah hiperventilasi dengan harapan
lebih banyak mendapatkan oksigen. Dan terjadilah tachypneu dengan akibat alkalosis
karena banyaknya karbondioksida dikeluarkan
inilah yang membuat cek nang sesak napas (tachypneu).
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 7/26
b. Susah tidur
susah tidur ini terjadi karena cek nang melakukan pernapasan periodik yaitu bernapas
dalam interval dan menganggu saat istirahat. Dan juga karena kekurangan suplai oksigen
ini membuat sel-sel otak mengalami sedikit gangguan.
c. Nyeri kepala
Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal
sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat
pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang
disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminalsentral.
lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari ganglion
trigeminal dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana
jumlah dan peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin Gene Related
Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate
cyclase activating peptide (PACAP) nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E 2
(PGEJ 2)
bradikinin, serotonin(5-HT) dan adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau
mensensitisasi nosiseptor2. Khusus untuk nyeri kepala klaster clan chronic parox-ysmal
headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam
timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea.
Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid
dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Nav
1.8), purinergic reseptors(P2X 3),
isolectin B4
(IB4) , neuropeptide Y , galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝ 3 = GDNF
Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝ 3). Sistem ascending dan
descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak
dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam
pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi
transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal
grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular formation), ia mengatur
integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan konvergensi kerja dari
korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik
lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator
sefalgi.
Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct
grey(PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 8/26
migren (migraine like headache).Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance Imaging)
terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH(Chronic Daily
Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian
deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol.
Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang paling
berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA(N-metil-
D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide
sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan
dengan kenaikan kadar cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar
CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada likuor pasien CDH.
Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang
cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi
dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overusedmaka terjadi
desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CDH.15
Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat
substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6 dan
TNF ∝ (Tumor Necrotizing Factor ∝ ) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell
melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid
dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi,
terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-
2)dan peptides(CGRP, SP)
d. Mual
Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa
mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui.
Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di
medulla oblongata. Saraf – saraf ini menerima input dari :
1. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema
2. Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit
telinga tengah).
3. Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)
4. Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera fisik)
5. Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus
berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 9/26
1. Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan
distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.
2. Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus
kimia.
Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks
muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan
sentral dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract,
mediastinum, ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral
dirangsang dari korteks serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus
solitarius, CTZ, dan sistem vestibular di telinga dan pusat penglihatan dapat juga
merangsang pusat muntah. Karena area postrema tidak efektif terhadap sawar darah
otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat langsung merangsang
CTZ.
Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan
dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman.
Nukleus traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan
simpatis dan parasimpatis melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna
dan saluran kemih.
Sistem vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang
menyebabkan gangguan pada vestibular telinga tengah.
Reseptor sepeti 5-HT 3 , dopamin tipe 2 (D
2), opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat
dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi pada
enkepalin, histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini
mengirim pesan ke pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga
dapat ditemukan di pusat muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik,
dan saraf spinal, pernafasan dan otot- otot perut untuk melakukan refleks muntah.
b. Mengapa keluhan terjadi setelah 1 hari kedatangan?
c. Adakah keterkaitan keterkaitan antar gejala?
Jawab:
keterkaitan antar keluhan yaitu :semua keluhan di atas pada umumnya disebabkan oleh
hipoksia. di awali dengan sesak napas , dimana sesak napas mempunyai beberapa penyebab
yaitu : oksigenasi jaringan menurun, kebutuhan oksigen meningkat, kerja pernapasan
meningkat,rangsangan pada SSP, penyakit neuromuskuler. Dalam kasus ini penyebab sesak
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 10/26
napas masuk kedalam oksigensasi jaringan menurun(hipoksia). Hipoksia ini disebabkan oleh
rangsangan respirasi melalui kemoreseptorpefer. Stimulasi reseptor ini menyebabkan
peningkatan aktifitas motorik respirasi. peningkatan aktifitas motorik respirasi ini bisa
menyebabkan hiperkapnia yang di sertai dengan hipoksia. Hiperkapnia ini mempunyai tanda
klinik salah satunya yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh vasodilatasi serebral.
Selanjutnya, susah tidur, susah tidur dalam kasus ini disebab karena terjadi pernapasan
periodik yang bisa dibilang sesak napas yang ditandai dengan periode hiperpnea kemudian
diikuti dengan apnea(henti napas karena kegagalan stimulasi pusat napas di medula
oblongata) selama 3 – 10 detik. Selama periode apnea, orang sering menjadi lelah dan
terbangun karena perasaan seperti tercekik. Pusing(vertigo) biasa di sebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh
yang sebenarnya dengan apa yang di persepsikan oleh susunan saraf pusat. Ada banyak teori
yang mencoba untuk menerangkan gangguan keseimbangan ini, dalam kasus ini antara lain
teori rangsangan berlebihan yang mana terjadi hiperemi kanalis semisirkularis sehinga
fungsinya terganggu, lalu teori konflik sensorik, dimana terjadi ketidak cocokan masukan
sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer sehingga terjadi kebingungan
sensorik di sentral. Pusing atau vertigo ini biasanya di sertai dengan rasa mual.
d. Bagaimana cara mengatasi keluhan yang dialami?
Jawab:
Dengan cara diberi obat penenang atau di larang untuk naik lebih tinggi lagi. Bilamana
sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli lagi
dengan nasehat-nasehat yang diberikan, maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan.
Bila terjadi mual yang dilanjutkan dengan muntah, maka harus segera diberi makanan atau
minuman untuk mencegah perut kosong. Sealin itu dapat juga di beri obat Acetazolamide
(Diamox): Ini adalah obat yang paling dicoba dan diuji untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit ketinggian. Tidak seperti dexamethasone (di bawah) obat ini tidak menutupi gejala
namun sebenarnya memperlakukan masalah. Tampaknya bekerja dengan meningkatkan
jumlah alkali (bikarbonat) diekskresikan dalam urin, membuat darah lebih asam. Acidifying
darah drive ventilasi, yang merupakan landasan aklimatisasi.
Untuk pencegahan, 125 sampai 250 mg dua kali sehari mulai satu atau dua hari sebelum
dan berlanjut selama tiga hari setelah ketinggian tertinggi tercapai, efektif. Darah
konsentrasi puncak acetazolamide antara satu sampai empat jam setelah pemberian tablet.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian profilaksis acetazolamide pada dosis
250 mg setiap delapan sampai dua belas jam sebelum dan selama pendakian cepat untuk
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 11/26
hasil ketinggian dalam waktu kurang dan / atau kurang gejala berat (seperti sakit kepala
sesak, mual, napas, pusing, mengantuk, dan kelelahan) penyakit gunung akut (AMS). Fungsi
paru lebih besar baik pada subyek dengan AMS ringan dan subyek tanpa gejala. Para
pendaki diperlakukan juga mengalami kesulitan kurang tidur.
Pendakian bertahap selalu diinginkan untuk mencoba untuk menghindari penyakit akut
gunung tetapi jika pendakian cepat dilakukan dan actazolamide digunakan, harus dicatat
bahwa penggunaan tersebut tidak meniadakan kebutuhan untuk turun ke tempat yang lebih
rendah jika bentuk parah penyakit ketinggian tinggi terjadi, yaitu paru atau edema serebral.
Efek samping dari acetazolamide mencakup: kesemutan tidak nyaman jari, jari kaki dan
mencicipi minuman berkarbonasi wajah datar; buang air kecil yang berlebihan, dan jarang,
mengaburkan visi.
Pada kebanyakan treks, pendakian bertahap profilaksis adalah mungkin dan cenderung
putus asa. Tentu saja jika trekker mengalami peningkatan sakit kepala dan mual atau gejala
lain dari AMS, maka pengobatan dengan acetazolamide cukup baik. Dosis pengobatan 250
mg dua kali sehari selama sekitar tiga hari.
Sebuah kursus sidang dianjurkan sebelum pergi ke lokasi terpencil di mana reaksi alergi
yang parah bisa membuktikan sulit untuk mengobati jika terjadi.
Deksametason (steroid) adalah obat yang menurunkan pembengkakan otak dan
membalikkan efek dari AMS. Dosis biasanya 4 mg dua kali sehari selama beberapa hari
dimulai dengan pendakian. Hal ini mencegah sebagian besar gejala penyakit ketinggian
berkembang.
PERINGATAN: Deksametason adalah obat kuat dan harus digunakan dengan hati-hati dan
hanya atas saran dari dokter dan hanya harus digunakan untuk membantu aklimatisasi oleh
orang-orang cukup memenuhi syarat atau mereka dengan pengalaman yang diperlukan
penggunaannya.
e. Apa yang terjadi jika keluhan tersebut tidak ditangani?
Jawab:
Cek nang akan mountain sickness kronik
a. sel darah merah dan hematorkit meningkat tinggi sekali
b. tekanan arteri pulmonalis meningkat, bahkan melebihi peningkatan normal yang terjadi
selama aklimatisasi
c. jantung sisi kanan sangat membesar
d. tekanan arteri perifer menurun
e. terjadi gagal jantung kongestif
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 12/26
f. kematian sering terjasi kecuali pada pasien yang dipindahkan ke tempat yang lebih
rendah
Masalah 3
Sesak terjadi meski duduk dan akan bertambah saat berjalan.
a. Mengapa sesak tetap terjadi saat istirahat dan beraktivitas?
Jawab:
sesak disebabkan oleh pajanan PO2 yang rendah secara mendadak yang akan merangsang
kemoreseptor arteri sehingga kemoreseptor tersebut akan meningkatkan ventilasi alveolus
menjadi maksmimal sekitar 1,65 kali di atas normal. Sesak tetap berlangsung sekalipun
pasien beristirahat, dan sesak akan meningkat saat pasien beraktivitas seperti jalan atau naik
tangga.
b. Bagaimana fisiologi pernafasan saat aktivitas dan istirahat?
Jawab:
fisiologi saat aktifitas : melalui gerakan diafragma. Selama inspirasi, kontraksi diafragma
menarik permukaan bawah paru ke arah bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma
mengadakan relaksasi, dan sifat elastic daya lenting paru (elastic recoil ), dinding dada, dan
struktur abdomen akan menekan paru-paru dan mengeluarkan udara. Namun, selama
bernafas kuat, daya elastic tidak cukup kuat untuk menghasilkan ekspirasi cepat yang
diperlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang terutama diperoleh dari kontraksi otot-
otot abdomen, yang mendorong isi abdomen ke atas melawan dasar diafragma, sehingga
mengkompresi paru.
Fisiologi saat istirahat : dapat terjadi pengembangan paru dimana, iga miring ke bawah,
dengan demikian sternum turun ke belakang kea rah kolumna vertebralis. Tetapi, bila rangka
iga dielevasikan, tulang iga langsung maju sehingga sternum sekarang bergerak ke depan
menjauhi spinal, membentuk jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar selama
inspirasi maksimum dibandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, otot-otot yang
mengelevasikan rangka dada dapat diklasifikasikan sebagai otot-otot inspirasi, dan otot-otot
yang menurunkan rangka dada dapat diklasifikasikan sebagai otot-otot ekspirasi.
Masalah 4
Selama ini tidak pernah mengalami gangguan pernafasan dan kadiovaskular.
a. apa saja contoh gangguan pernafasan dan kardiovaskular ?
Jawab:
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 13/26
Ganguan pernapasan:
1. Asma ,
merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi,
seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga
dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
2. Kanker paru-paru.
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-
paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh
tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat
memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
3. Tuberkulosis (TBC) ,
merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini
menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati.
Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para
penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
4. Bronkhitis ,
merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah
penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang
tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
5. Influenza (flu) ,
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan
gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
Jenis gangguan jantung lain yang dapat mengancam kita:
1. Aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak
(lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 14/26
pasokan darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila
terjadi pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary
artery disease) atau penyakit jantung iskemik .
Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan banyak gangguan penyakit.
Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada dinding pembuluh darah,
terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung. Pada tahap berikutnya,
tubuh berusaha memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat lemak ke dalam pembuluh
darah untuk menutup keretakan. Lambat laun, karena proses peretakan dan penutupan
yang berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung.
Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah Angina pektoris , yaitu rasa nyeri/tidak
enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke otot jantung.
Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun beristirahat. Bila berlanjut,
angina bisa berkembang menjadi infark miokard akut yang berbahaya.
2. Infark Miokard Akut
Infark miokard adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner.
Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian
mendadak.
3. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dinding-
dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah.
Penderita kardiomiopati seringkali berisiko terkena arritmia dan gagal jantung
mendadak. Kardiomiopati masih dibagi lagi jenisnya menjadi kardiomipati kongestif,
hipertrofik, restriktif dan peripartum.
4. Arritmia
Arritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan oleh gangguan
rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun berat.
5. Gagal Jantung Kongestif.
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke
seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena
tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke
paru-paru dan bagian tubuh lainnya.
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 15/26
6. Fibrilasi Atrial
Fibrilasi atrial adalah gangguan ritme listik jantung yang mengganggu atrial. Gangguan
impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa
darah secara tidak efisien. Akibatnya, atrium jantung tidak sepenuhnya mengosongkan
darah menuju ke serambi (ventrikel). Fibrilasi atrial biasanya terkait dengan banyak
gangguan jantung lainnya, termasuk kardiomiopati , koroner , hipertropi ventrikel , dll.
Hipertiroid dan keracunan alkohol juga bisa menyebabkan fibrilasi atrial.
7. Inflamasi Jantung
Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang
menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung
dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.
8. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam rematik,
yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.
9. Kelainan Katup Jantung
Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan
katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan
(stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan
katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping
pengobatan.
b. apa terjadi jika seseorang dengan gangguan pernafasan dan kardiovaskular datang kedataran
tinggi?
Jawab:
Maka akan terjadi kerusakan yang lebih parah pada organ yang bermasalah tersebut
karena pada saat berada di dataran tinggi pembuluh darah pada jantung mengalami
vasokonstriksi yang mengakibatkan aliran darah melalui pembuluh darah ke jantung menjadi
terhambat dan pada paru-paru tekanan udara yang rendah pada dataran tinggi dapat
menyebabkan cairan bocor dari kapiler di kedua paru-paru yang dapat menyebabkan cairan
keluar dan membanjiri paru-paru.
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 16/26
c. Adakah penyakit yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian ?
Ada, yaitu Acute Mountain Sickness (Early Mountain Sickness, Pulmonary Oedema,
Cerebral Oedema) , pendarahan retina pada ketinggian, polisitemia, hipoksia otak, dan
amnesia (akibat hipoksia otak).
Masalah 5
Pemeriksaan vital sign menunjukan temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80 mmhg.
a. Bagaimana ukuran normal vital sign?
Jawab:
Temperatur : 36,5- 37,2˚C
Heart Rate : 60-100 bpm
Respiratory Rate : 12-20 bpm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Sensorium : Compos Mentis
b. Bagaimana interpretasi dari vital sign?
Jawab:
Temperatur 36,3˚C : cenderung normal
HR 101x/ min : normal cenderung tinggi
RR 36x/min : tinggi
TD 120/80 mmHg : normal
c. Bagaimana cara pengukuran vital sign?
Jawab:
Cara mengukur sensorium:
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang
menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik
(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain),
atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang
lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 17/26
(alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon
(unresponsiveness).
DASAR PENGUKURAN TINGKAT KESADARAN DENGAN GLASGOW’S COMA
SCALE (GCS)
Skala Koma Glasgow
Membuka
Mata
RESPON SCORE KET CONTOH
Spontan 4 Membuka
mata dengan
panggilan
Mas….
(Klien
langsung
membuka
matanya)
Dengan
perintah
3 Membuka
mata dengan
perintah yang
diperintahkan
Mas…..
Buka
matanya
(Klien
baru
membuka
matanya
Dengan
rangsang
nyeri
2 Membuka
mata bila ada
rangsang
nyeri
Klien
dicubit
baru
membuka
matanyaTidak Ber
respon
1 Tidak
membuka
mata saat ada
rangsang
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 18/26
apapun
Eye Respons
Respon
Verbal
RESPON SCORE KET
Berorientasi 5 Menjawab
pertanyaan
tentang
orientasi
waktu,
lingkungan,
orang,
tempatdengan
benar
Bicara
membingungkan
4 Menjawab
pertanyaan
sesuai
pertanyaan
tetapi
jawaban
tidak sesuai
dengan
kenyataan /
jawaban di
luar
pertanyaan
Kata-kata tidak
tepat
3 Menjawab
pertanyaan
tidak sesuai
dengan
pertanyaan
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 19/26
tetapi
jawaban
membentuk
satu satukalimat
Suara tidak
dapat
dimengerti
2 Menjawab
dengan
tidak
membentuk
kalimat /
kata
Tidak berespons 1 Tidak ada
respon
Verbal Respons
Respon
Motorik
RESPON SCORE KET:
Dengan
perintah
6 Mengankat
anggota
badansesuai
dengan
perintah
kita
Melokalisasi
nyeri
5 Mengankat
anggota
badan yang
dirangsang
nyeri
Menarik
area yang
4 Mengangkat
dengan
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 20/26
nyeri cepat dan
menghindar
bagian yang
dirangsangnyeri
Fleksi
abnormal
3 Menarik
flexi
anggota
badan yang
dirangsang
nyeri
Ekstensi 2 Menarik
extensi
anggota
badan yang
dirangsang
nyeri
Tidak
berespons
1 Tidak ada
respon
Motorik Respons
d. Apakah kaitan vital sign dengan keluhan?
Jawab:
Pada hasil vital sign menunjukan bahwa respiratory rate pada cek nang melebihi batas
normal. Inilah yang menyebabkan cek nang bernafas dengan cepat dan pendek (tachypneu).
Jika dikaitkan dengan keluhan, tachypneu ini menyebabkan cek nang mengalami sesak nafas.Masalah 6
Hasil pemeriksaan fisik tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat kebiruan
pada kuku jari.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
Jawab:
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 21/26
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, sebaiknya seorang dokter membuat suasana yang
hangan dan nyaman kepada pasien. Bimbing dan ajak pasien selama pemeriksaaan.
Pemeriksaan fisik dimulai ketika dokter menyapa pasien dan mulai mewawancarainya.
Perhatikanlah bagaimana penampilannya, jabatan tangannya, sikap dan habitus umumnya, dan
cara berbicaranya. Lakukanlah pemeriksaan secara sistematis agar tidak terjadi
kelallaianpemeriksaan itu adalah :
1. Inspeksi : bukalah bagian yang anda inspeksi dangunakan cahaya yanag baik. Warana
sklera kuning samar-samar sukar dilihat dnegna cahaya lampu neon. Sinosis warna
kebiruan pada kuku, sukar dilihat bila cahaya lampu remang-remang. Setelah alat
tersedia, mulailah pemeriksaan dengan posisi duduk di tepi tempt tidur. Tungkai bawah
pasien harus berjuntai lururs ke bawah dna usahakan agar wajah pasien mendapat
cukup cahaya yang dapat dikurangi selama pemeriksaan oftalmoligik.
2. Palpasi : tindakan meraba dengan satu atau dua tangan. Palpasi embedakan tekstur,
dimensi, konsistensi, suhu dan kejadian-kejadian lain. Tekstur paling baik dideteksi
dengan ujung jari, sedangkan untuk mendeteksi dimensi menggunakan dua tangan.
3. Perkusi : mengetuk dengan tangan atau dengan suatu alat pada suatu bagian tubuh.
Jangan melakukan ketukan pada satu tempat berulang-ulang tanpa memperthatikan
bunyinya. Udara dan gas paling rensonan, jaringan keras padat kurnag rnsoonan.
Perkusi pada paru-paru berkembang normal memberikan bunyi standar disebut
rensonan. Bunyi perkusi diatas gelembung udara lambung disebut timpani dan diatas
hati disebut redup, serta diatas paha disebut pekak (tidak ada rensonan sama seklai).
4. Auskultasi : mendengarkan bunyi yang bersal dari dalam tubuh. Penilaian buni meliputi
frekuensi, intensitas, durasi dan kualitas.
5. Bau : indera penghidu kadang-kadang berguna pada proses pemeriksaan fisik.
b. Apakah kaitan pemeriksaan dengan keluhan?
Jawab:
Dari hasil pemeriksaan fisik pada Ir. Cek Nang mengemukaakan bahwa terlihat sianosis
(kebiruan ) pada kulitnya. Ini merupakan petunjuk kasar tentang oksigenasi yg dialami cek
Nang. Sianosis terjadi apabila jumlah darah terdeoksigenasi mencapai 5 s/100 ml atau lebih.
Pada kadar Hb yang snagat tinggi sianosis sangat menyesatkan. Karena terdapat masalah
oksigenasi oleh karena itulah cek nang mengalami sesak nafas. Kemudian cek nag juga
menunjukkan adanya pernapasan yang cepat dan pendek (tachypnea). Tachypnea
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 22/26
dikarenakan keadaaan asidosis metabolik yang berat., paru-paru mengadakan kompensasi
dengan mengeluarkan karbon dioksida. Bila volum epernafasan berkurang, pernapasan yang
cepat merupakan ushaa untuk mempertahankan pertukaran volume total normal. Hal ini juga
yang dapat menyebabkan desak nafas yang terjadi pada cek Nang.
Masalah 7
Hasil pemeriksaan lab.
a. Bagaimana ukuran tekanan arteri normal?
Jawab:
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam
basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan
atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan
sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja tapi harus menghubungkan
dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Rentan nilai normal :
pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L
PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L
PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2: 95 % atau lebih
HCO3 : 22-26 mEq/L
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar atmosfir 760 mmHg, sedangkan tekanan O2 di
lingkungan sekitar bisa sampai 160 mmHg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari
pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh
karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
b. Interpretasi dari pemeriksaan lab?
Jawab:
Dari hasil pemeriksaan lab tekanan gas arteri PC02 dan P02 mengalami penurunan atau
dibawah rentan batas normal.
Nilai P02 normal berkisar antara 80 – 100 mmHg. Jika nilai P02 kurang dari 60mmHg
keadaan ini digolongkan sebagai hipoksemia moderat sedangkan jika kurang dari 50mmHg
digolongkan sebagai hipoksemia berat dan jika kurang dari 40mmHg digolongkan sebagai
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 23/26
hipoksemia ekstrem. PC02 normal yang berkisar 35-45mmHg keasaman darah atau PH
serum darah dijaga oleh mekanisme tubuh agar tetap dalam kisaran 7,35-7,44. turunnya PH
darah yang disebut asidemia dapat disebabkan olehfaktor metabolic seperti ketoasidosis
diabetik, gagal ginjal, dan asidosis laktat. Sedangkan asidosis metabolic dinyatakan dengan
turunnya kadar HC03 serum.
Pada dasarnya proses perubahan darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang
bersifat metabolic ( perubahan konsentrasi bikarbonat yang disebabkan gangguan
metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (perubahan tekanan parsial pco2 yang
disebabkan gangguan respirasi). Ph darah akan turun (asidosis) jika pco2 meningkat
(asidosis respiratorik primer) atau jika hco3 turun (asidosis metabolik primer). Apabila ph
darah naik (alkalosis) jika pco2 turun (alkalosis respiratorik primer) atau jika hco3 naik (
alkalosis metabolik primer). Terdapat dua macam asidosis yaitu asidosis akut dan asidosis
kronik dan juga terdapat dua macam alkalosis yaitu alkalosis akut dan kronik. Suatu
keadaan digolongkan sebagai asidosis atau alkalosis akut jika terjadinya belum lama dan
belum ada hasil upaya tubuh untuk mengompensasi perubahan ph darah. Sedangkan
digolongkan sebagai asidosis/ alkalosis kronik jika kejadiannya telah melampaui 48 jam dan
telah terdapat hasil upaya tubuh untuk mengompensasi perubahan ph.
Asidosis respiratorik Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar melalui pengeluaran
sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam pCO2 arteri dan asam karbonat
akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah. Asidosis respiratorik dapat bersifat
akut dan kronis.
Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah
meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau trauma
dan Obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika
dan sedative
Faktor kompensator
Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan respiratorik (hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2 dari tubuh
Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak
ion hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang normal
Jika penyesuaian respiratorik dan ginjal terhadap pH gagal, akan terjadi gejala-
gejala depresi sistem saraf pusat
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 24/26
Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara normal tidak
dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari tubuh
Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan,
akumulasi peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti
konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai hilangnya
bikarbonat dapat menyebabakan asidosis.
Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah
tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi ginjal,peningkatan
frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah mendekati tingkat normalnya.
Asidosis yang tidak terkompensasi akan menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan
mengakibatkan disorentasi,koma dan kematian.
Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat
menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot respiratorik
(Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan ada
penurunaan kadarnya dalam darah)
Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibat
pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia karena tekanan
udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat
Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya dapat
diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal
mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan
menahan ion hidrogen.
Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini terjadi jika ada
pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan berlebihan iio bikarbonat dalam
cairan tubuh.
Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida lambung),disfungsi
ginjal,pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan hipokalemia dan penipisan
volume CES atau pemakian antasid yang berlebihan.
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 25/26
Faktor kompensator
Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan mengakibatkan
peningkatan pCO2 dan asan karbonat
Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi
ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak
ekskresi bikarbonat
c. Kaitan pemeriksaan lab terhadap keluhan?
Jawab:
Berdasarkan pemeriksaan EKG yang tampak normal, ini berarti Cek Nang tidak
memiliki masalah dengan kardiovaskular. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan
tekanan gas arteri nya sebagai berikut:
PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan
hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg
mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-
100 mmHg
PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2
dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi
dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi
abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45
mmHg
d. Apa fungsi dari pemeriksaan EKG ?
Jawab:
Elektrokardiografi (EKG) adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang
dihubungkan dengan waktu.
Pada dasarnya fungsi EKG adalah mencatat sinyal listrik yang dihasilkan oleh aktivitas
otot jantung. Perlu diketahui tubuh kita menghasilkan listrik walaupun sangat kecil.
Sehingga aktivitas otot jantung dapat direkam karena menghasilkan sinyal listrik. EKG
merekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 26/26
badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari
pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.
Kegunaan EKG adalah :
Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia) Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
Mengetahui adanya gangguan elektrolit
Mengetahui adanya gangguan perikarditis
E. KETERKAITAN ANTAR MASALAH
F. LEARNING ISSUES
G. KERANGKA KONSEP
H. SINTESIS
I. KESIMPULAN