tutorial 1

26
 A. SKENARIO Setelah pensiun sebagai Direktur PT. Batubara Palembang, Ir. Cek Nang (56 tahun), ingin memenuhi cita-cita masa kecilnya yaitu berlibur ke pegunungan Alpen di Swiss. Ia pergi ke resort “Verbier Les-Quarte” di dekat kota St -Bernard yang memiiki ketinggian 3200 meter diatas permukaan laut. Setelah 1 hari sampai di sana, ia masih mengeluh mengalami sesak nafas, sakit kepala, terasa melayang, serta susa h tidur. Sesak tetap terjadi meski sedang du duk dan bertambah berat bila berjalan/ naik tangga, ia juga mengeluh mual. Selama ini ia tidak pernah mengalami gangguan respirasi ataupun gangguan kardiovaskular. Ir. Cek nang pergi ke klinik resort. Pemeriksaan Vital Sign menunjukan: Temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80 mmhg,  Pemeriksaan Fisik : Tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat kebiruan pada kuku jari Hasil pemeriksaan lab: EKG : Tampak normal Tekanan gas arteri : PO2: 60 mmhg, PCO2 : 30 mmhg Dokter yang merawat menyatakan bahwa, Ir. Cek Nang tidak mengidap penyakit jantung/paru- paru dan hanya tidak terbiasa dengan ketinggian. B. KLARIFIKASI ISTILAH a. Resort: tempat peristirahatan (penginapan). b. Sesak nafas: perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas pendek dan penggunaan otot bantu pernafasan. c. Sakit kepala : perasaan tidak nyaman karena menderita sesuatu di daerah kepala. d. Rasa melayang: suatu keadaan merasa tubuh sedang tidak menentu arah. e. Susah tidur: keadaan terjaga yang abnormal. f. Mual : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen dengan kecenderungan muntah. g. Gangguan respirasi : keadaan dimana terjadi kontraksi atau rasa tidak nyaman pada pernapasan.

Upload: indah-aprilia

Post on 19-Jul-2015

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 1/26

 

A.  SKENARIO

Setelah pensiun sebagai Direktur PT. Batubara Palembang, Ir. Cek Nang (56 tahun),

ingin memenuhi cita-cita masa kecilnya yaitu berlibur ke pegunungan Alpen di Swiss. Ia pergi ke

resort “Verbier Les-Quarte” di dekat kota St-Bernard yang memiiki ketinggian 3200 meter diatas

permukaan laut.

Setelah 1 hari sampai di sana, ia masih mengeluh mengalami sesak nafas, sakit kepala,

terasa melayang, serta susah tidur. Sesak tetap terjadi meski sedang duduk dan bertambah berat

bila berjalan/ naik tangga, ia juga mengeluh mual.

Selama ini ia tidak pernah mengalami gangguan respirasi ataupun gangguan

kardiovaskular. Ir. Cek nang pergi ke klinik resort.

Pemeriksaan Vital Sign menunjukan:

Temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80 mmhg,  

Pemeriksaan Fisik :

Tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat kebiruan pada kuku jari

Hasil pemeriksaan lab:

EKG : Tampak normal

Tekanan gas arteri : PO2: 60 mmhg, PCO2 : 30 mmhg

Dokter yang merawat menyatakan bahwa, Ir. Cek Nang tidak mengidap penyakit jantung/paru-

paru dan hanya tidak terbiasa dengan ketinggian.

B.  KLARIFIKASI ISTILAH

a.  Resort: tempat peristirahatan (penginapan).

b.  Sesak nafas: perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas pendek dan penggunaan otot bantu

pernafasan.

c.  Sakit kepala : perasaan tidak nyaman karena menderita sesuatu di daerah kepala.

d.  Rasa melayang: suatu keadaan merasa tubuh sedang tidak menentu arah.

e.  Susah tidur: keadaan terjaga yang abnormal.

f.  Mual : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen dengan

kecenderungan muntah.

g.  Gangguan respirasi : keadaan dimana terjadi kontraksi atau rasa tidak nyaman pada

pernapasan.

Page 2: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 2/26

 

h.  Gangguan kardiovaskuler: Gangguan dalam sistem yang mengakibatkan kelainan pada

sistem kardiovaskuler. 

i.  Klinik: bagian dari rumah sakit atau lembaga yang melayani kesehatan.

 j.  Vital sign: pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pengukuran suhu badan, denyut nadi,

tekanan darah, dan pernafasan.

k.  Tachypneu: pernafasan yang sangat cepat.

l.  HR: jumlah detak jantung permenit.

m.  RR: jumlah pertukaran inspirasi dan ekspirasi/menit.

n.  TD: gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada

volumedarah yang terkandung dalam pembuluh dan compliance dinding pembuluh.

o.  Terlihat kebiruan: diskolorasi kebiruan dari kulit dan membrane mukosa akibat konsentrasi

HB tereduksi yang berlebihan dalam darah.

p.  EKG: Rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan aktivitas diseluruh

 jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi.

q.  Tekanan gas arteri: Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan

 jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri.

C.  IDENTIFIKASI MASALAH

a.  Cek Nang (56 tahun) berlibur kepegunungan Alpen yang tingginya 3200 meter di atas

permukaan laut.

b.  Setelah 1 hari, ia mengeluh sesak nafas, sakit kepala, rasa melayang, dan susah tidur serta

mual.

c.  Sesak terjadi meski duduk dan akan bertambah saat berjalan.

d.  Selama ini tidak pernah mengalami gangguan pernafasan dan kadiovaskular.

e.  Pemeriksaan vital sign menunjukan temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80

mmhg.

f.  Hasil pemeriksaan fisik tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat

kebiruan pada kuku jari.

g.  Hasil pemeriksaan lab.

D.  ANALISIS MASALAH

Page 3: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 3/26

 

Masalah 1

Cek Nang (56 tahun) berlibur kepegunungan Alpen yang tingginya 3200 meter di atas

 permukaan laut. 

a.  Apakah ada hubungan adaptasi tubuh terhadap umur dan jenis kelamin?

Jawab:

Toleransi terhadap tempat tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu

umur, ketahanan fisik, dan jenis kelamin. Individu yang masih muda lebihbaik dalam

melakukan adaptasi daripada yang sudah tua, ini disebabkan karena fungsi metabolisme

tubuh pada usia muda masih baik juga mobilisasi air plasma dalam ruang interstitial atau

ekstraseluler. Individu dengan ketahanan fisik yang tinggi memberi toleransi terhadap stress

hipoksia lebih baik.

b.  Apa pengaruh ketinggian terhadap homeostasis tubuh?

Jawab:

 Di dalam tubuh sudah dilengkapi dengan suatu mekanisme dimana bila suatu faktor mulai

merubah lingkungan internal menjauhi kondisi optimalnya, maka reaksi balik yang tepatakan

dilakukan untuk memperbaiki kondisi internal tersebut.

Pemeliharaan lingungan internal relatif konstan ini disebut homostasis (homeo = sama;

statis = tetap/mantap).

 Di antara faktor-fasktor lingkungan internal yang harus dijaga secara homeostatik adalah:

1. Kondisi molekul-molekul makanan.

2. Konsentrasi O2 dan CO2.

Sel memerlukan O2 untuk keperluan oksidasi molekul-molekul zat makanan guna

menghasilkan energi yang digunakan oleh sel. sedangkanCO2 yang diproduksi selama reaksi

kimia tersebut harus diimbangi dengan pengeluaran CO2 dari paru-paru, sehingga

 pembentukan asam dari CO2 tidak meningkatkan keasaman lingkungan eksternal.

3. Konsentrasi zat sampah.

4. pH.

5. Konsentrasi garam dan elektrolit yang lain.

6. Suhu.

Sel-sel tubuh akan berfungsi secara optimal di dalam rentangan suhu yang sempit. Fungsi sel

sangat menurun bila berada dalam lingkungan yang sangat dingin, dan emnjadi rusak 

(struktur protein dan enzimatiknya) apabila berada dalam lingkungan yang sangat panas

7. Volume dan tekanan.

 Homeostasis memiliki 3 komponen fungsional : 

Page 4: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 4/26

 

1.   Reseptor : mendeteksi perubahan variable seperti suhu

2.  Pusat control : memproses informasi dr reseptor 

3.   Efektor : pengarahan respon

 Homeostasis suhu badan diatur di hypothalamus yang antra lain menghasilkan keringat 

untuk meredam suhu badan bila dalam kondisi panas

 Mekanisme termogulator meliputi :

a.  Termogenesis tiroid : membentuk lbh byk panas

b.  Vasokonstriksi perifer : menghemat panas

c.  Vasodilatasi perifer : pendinginan

d.   Berkeringat 

Ketika terjadi peningkatan suhu tubuh, akan dikirimkan impuls syaraf yg mengarahkan

kelenjar keringat untuk meningkatkan produksi keringat dan menurunkan suhu tubuh.

Ketika terjadi penurunan suhu tubuh, akan dikirimkan impuls syaraf untuk menahan kelenjar 

keringat dan menahan panas yang dihasilkan pada proses metabolism pengaruh temperatur 

dingin lingkungan cenderung menurunkan temperatur internal tubuh, maka tubuh akan

menggigil, yang secara internal menghasilkan panas untuk memperbaiki suhu tubuh ke arah

normal

c.  Apa perbedaan kondisi di dataran rendah dan dataran tinggi?

Jawab:

1.  Ketinggian

2.  Suhu dan kelembapan : semakin tinggi daerahnya semakin rendah suhunya

3.  Gravitasi : Gravitasi di dataran rendah menjadi lebih tinggi karena kedekatannya

dengan pusat bumi, sedangkan semakin daerah itu tinggi maka semakin pula menjauhi

 pusat bumi

4.  Tekanan udara : Semakin tinggi suatu tempat semakin maka rendah tekanan udaranya.

5.  Kandungan oksigen : Tekanan udara yang rendah ini berakibat kandungan oksigen pada

lingkungan udara setempat menjadi rendah (penyesuaia bentuk jantung dan paru-paru)

(penyesuaian kadar eritrosit dalam darah)

6.  Keadaan tanah

7.  Gangguan tersebut terumatama mulai terasa pada

ketinggian 2000 meter dari atas permukaan laut 

d.  Berapa batas ketinggian yang masih bisa di terima tubuh manusia?

Jawab:

Page 5: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 5/26

 

 Zona ketinggian 

1.   Zona iklim panas : 0-700 dpl, 22 celcius

2.   Zona iklim sedang : 700-1500 dpl, 15-22 celcius

3.   Zona iklim sejuk : 1500-2500 dpl, 11-15 celcius

4.   Zona iklim dingin : 2500-4000 dpl, 11 celcius

5.   Zona iklim salju : diatas 4000 dpl,

23-26 celcius: suhu termal masyarakat Indonesia

 Mulai terjadi gejala setelah diatas 2000m diatas permukaan laut 

e.  Apa perbedaan fisiologis manusia di dataran tinggi dan rendah?

Jawab:

Terjadi perubahan fisiologis yang signifikan terhadap kinerja paru saat berada di

ketinggian ataupun dataran rendah yaitu berpengaruh dalam Respons ventilasi. Saat di

ketinggian tekanan barometer menurun, ventilasi meningkat untuk meminimalkan penurunan

PaO2. Peningkatan ventilasi terjadi bila tekanan oksigen inspirasi menurun sampai kira-kira

13,3 kPa (kilopascal) atau pada ketinggian 3000 meter dan tekanan oksigen alveolar kira-

kira 8 kPa. Peningkatan ventilasi ini merupakan akibat perangsangan hipoksia dari badan

karotid yang derajatnya berbeda tiap individu.

 Hipoksia akut menyebabkan peningkatan ventilasi, setelah 15 menit terjadi pengurangan

hiperventilasi sekitar 25-30%; pengurangan ini terjadi akibat reaksi sekunder 

neurotransmitter di sistem saraf pusat dan penurunan nilai metabolik serebral, walaupun

mekanismenya belum diketahui. Selanjutnya setelah beberapa hari, ventilasi terus meningkat 

akibat kompensasi ginjal terhadap alkalosis respiratorik melalui ekskresi bikarbonat yang

memperbaiki status asam basa sehingga merangsang pernapasan.

 Hiperventilasi karena ketinggian akan diikuti peningkatan curah jantung, frekuensi

 jantung dan tekanan darah sistemik. Efek ini akibat perangsangan simpatis system

kardiovaskular yang menyebabkan perangsangan kemoreseptorarteri dan peningkatan inflasi

 paru. 

Selain itu mungkin juga merupakan akibat langsung efek hipoksia miokardium yang

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah pulmoner. Peningkatan curah jantung,

vasokonstriksi hipoksik pulmoner dan rangsang saraf simpatis pembuluh darah menyebabkan

 peningkatan tekanan arteri pulmoner rata-rata yang selanjutnya dapat mengakibatkan

hipertensi pulmoner serta peningkatan kerja ventrikel kanan

f.  Apa gejala yang di timbulkan akibat ketinggian?

Jawab:

Page 6: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 6/26

 

Gejala yang mencakup lesu, mual, hilangnya nafsu makan, bernafas terengah, kecepatan

 jantung tinggi dipicu oleh hipoksia sebagai tindakan kompensasi untuk meningkatkan

 penyaluran O2 yang ada melalui sirkulasi ke jaringan, dan terjadi disfungsi saraf yang

ditandai oleh gangguan penilaian, pusing bergoyang (seperti melayang), dan inkoordinasi.

Kelainan paru yang sering terjadi akibat pendakian cepat atau secara mendadak pada

ketinggian tertentu adalah acute mountain sickness (AMS) dan high altitude pulmonary

oedema (HAPE). Chronic mountain sickness (CMC) 

Masalah 2

Setelah 1 hari, ia mengeluh sesak nafas, sakit kepala, rasa melayang, dan susah tidur serta mual.

a.  Bagaimana mekanisme terjadinya gejala: sesak nafas, sakit kepala, melayang, susah tidur,

mual?

Jawab:

 a.  sesak napas

ketika dalam keadaan normal, maka yang terjadi adalah ventilasi udara (terutama

oksigen) dari lingkungan dengan tekanan atmosfer yang lebih tinggi ke alveolus yang

memiliki tekanan lebih rendah. Tetapi yang terjadi pada cek nang, tekanan atmosfer di

 pegunungan alpen lebih rendah daripada di palembang sehingga oksigen yang masuk 

lebih sedikit. Pada keadaan normal, pernapasan diatur di medulla oblongata dan di pons.

 Di medulla oblongata ada 2 kelompok neuron utama yaitu:

1. kelompok respiratorik dorsal (KRD)

kelompok neuron ini merangsang inspirasi tenang pada paru dan di rangsang oleh

oksigen yang sebelumnya merangsang kemoreseptor di badan aorta dan badan karotid.

Selain itu juga KRD ini bisa dirangsang oleh Area Kemosensitif di medulla yang

sebelumnya telah dirangsang oleh ion hidrogen dan karbondioksida

2. Kelompok respiratorik ventral (KRV)

kelompok neuron ini merangsang inspirasi ekspirasi, dan di rangsang oleh KRD. KRV ini

lebih mengatur pernapasan dalam meningkatkan ventilasi paru.

ketika terjadi perubahan konsentrasi oksigen dan karbondioksida di tubuh, maka oksigen,

karbondioksida dan ion hidrogen melakukan tugasnya. Dan lalu merangsang KRD untuk 

mengaktifkan KRV. Setelah aktif, maka yang terjadi adalah hiperventilasi dengan harapan

lebih banyak mendapatkan oksigen. Dan terjadilah tachypneu dengan akibat alkalosis

karena banyaknya karbondioksida dikeluarkan

inilah yang membuat cek nang sesak napas (tachypneu).

Page 7: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 7/26

 

 b.  Susah tidur 

susah tidur ini terjadi karena cek nang melakukan pernapasan periodik yaitu bernapas

dalam interval dan menganggu saat istirahat. Dan juga karena kekurangan suplai oksigen

ini membuat sel-sel otak mengalami sedikit gangguan.

 c.  Nyeri kepala

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal

sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat 

 pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang

disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminalsentral.

lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari ganglion

trigeminal dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana

 jumlah dan peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin Gene Related 

Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate

cyclase activating peptide (PACAP) nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E 2

(PGEJ 2)

bradikinin, serotonin(5-HT) dan adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau

mensensitisasi nosiseptor2. Khusus untuk nyeri kepala klaster clan chronic parox-ysmal

headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam

timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea.

 Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid 

dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Nav

1.8), purinergic reseptors(P2X 3),

isolectin B4

(IB4) , neuropeptide Y , galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝  3 = GDNF 

Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝  3). Sistem ascending dan

descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak 

dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam

 pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi

transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal

grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular formation), ia mengatur 

integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan konvergensi kerja dari

korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik 

lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator 

sefalgi.

Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct 

grey(PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti

Page 8: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 8/26

 

migren (migraine like headache).Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance Imaging)

terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH(Chronic Daily

 Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian

deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol.

Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang paling

berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA(N-metil-

 D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide

sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan

dengan kenaikan kadar cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar 

CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada likuor pasien CDH.

 Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang

cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi

dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overusedmaka terjadi

desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CDH.15

 Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat 

substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6 dan

TNF ∝  (Tumor Necrotizing Factor ∝  ) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell

melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid 

dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi,

terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-

2)dan peptides(CGRP, SP)

 d.   Mual

 Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa

mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui.

Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf   –  saraf yang berlokasi di

medulla oblongata. Saraf  – saraf ini menerima input dari :

1. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema

2. Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit 

telinga tengah).

3. Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)

4. Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera fisik)

5. Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)

Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus

berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.

Page 9: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 9/26

 

1. Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan

distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.

2. Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus

kimia.

Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks

muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.

Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan

sentral dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract,

mediastinum, ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral

dirangsang dari korteks serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus

solitarius, CTZ, dan sistem vestibular di telinga dan pusat penglihatan dapat juga

merangsang pusat muntah. Karena area postrema tidak efektif terhadap sawar darah

otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat langsung merangsang

CTZ.

Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan

dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman. 

 Nukleus traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan

simpatis dan parasimpatis melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna

dan saluran kemih. 

Sistem vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang

menyebabkan gangguan pada vestibular telinga tengah. 

 Reseptor sepeti 5-HT 3 , dopamin tipe 2 (D

2), opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat 

dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi pada

enkepalin, histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini

mengirim pesan ke pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga

dapat ditemukan di pusat muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik,

dan saraf spinal, pernafasan dan otot- otot perut untuk melakukan refleks muntah.

b.  Mengapa keluhan terjadi setelah 1 hari kedatangan?

c.  Adakah keterkaitan keterkaitan antar gejala?

Jawab:

keterkaitan antar keluhan yaitu :semua keluhan di atas pada umumnya disebabkan oleh

hipoksia. di awali dengan  sesak napas , dimana sesak napas mempunyai beberapa penyebab

 yaitu : oksigenasi jaringan menurun, kebutuhan oksigen meningkat, kerja pernapasan

meningkat,rangsangan pada SSP, penyakit neuromuskuler. Dalam kasus ini penyebab sesak 

Page 10: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 10/26

 

napas masuk kedalam oksigensasi jaringan menurun(hipoksia). Hipoksia ini disebabkan oleh

rangsangan respirasi melalui kemoreseptorpefer. Stimulasi reseptor ini menyebabkan

 peningkatan aktifitas motorik respirasi. peningkatan aktifitas motorik respirasi ini bisa

menyebabkan hiperkapnia yang di sertai dengan hipoksia. Hiperkapnia ini mempunyai tanda

klinik salah satunya yaitu  sakit kepala yang disebabkan oleh vasodilatasi serebral.

Selanjutnya, susah tidur,  susah tidur dalam kasus ini disebab karena terjadi pernapasan

 periodik yang bisa dibilang sesak napas yang ditandai dengan periode hiperpnea kemudian

diikuti dengan apnea(henti napas karena kegagalan stimulasi pusat napas di medula

oblongata) selama 3  –  10 detik. Selama periode apnea, orang sering menjadi lelah dan

terbangun karena perasaan seperti tercekik. Pusing(vertigo) biasa di sebabkan oleh

gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh

 yang sebenarnya dengan apa yang di persepsikan oleh susunan saraf pusat. Ada banyak teori

 yang mencoba untuk menerangkan gangguan keseimbangan ini, dalam kasus ini antara lain

teori rangsangan berlebihan yang mana terjadi hiperemi kanalis semisirkularis sehinga

 fungsinya terganggu, lalu teori konflik sensorik, dimana terjadi ketidak cocokan masukan

sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer sehingga terjadi kebingungan

sensorik di sentral. Pusing atau vertigo ini biasanya di sertai dengan rasa mual.

d.  Bagaimana cara mengatasi keluhan yang dialami?

Jawab:

Dengan cara diberi obat penenang atau di larang untuk naik lebih tinggi lagi. Bilamana

sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli lagi

dengan nasehat-nasehat yang diberikan, maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan.

 Bila terjadi mual yang dilanjutkan dengan muntah, maka harus segera diberi makanan atau

minuman untuk mencegah perut kosong. Sealin itu dapat juga di beri obat  Acetazolamide

(Diamox): Ini adalah obat yang paling dicoba dan diuji untuk pencegahan dan pengobatan

 penyakit ketinggian. Tidak seperti dexamethasone (di bawah) obat ini tidak menutupi gejala

namun sebenarnya memperlakukan masalah. Tampaknya bekerja dengan meningkatkan

 jumlah alkali (bikarbonat) diekskresikan dalam urin, membuat darah lebih asam. Acidifying

darah drive ventilasi, yang merupakan landasan aklimatisasi.

Untuk pencegahan, 125 sampai 250 mg dua kali sehari mulai satu atau dua hari sebelum

dan berlanjut selama tiga hari setelah ketinggian tertinggi tercapai, efektif. Darah

konsentrasi puncak acetazolamide antara satu sampai empat jam setelah pemberian tablet.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian profilaksis acetazolamide pada dosis

250 mg setiap delapan sampai dua belas jam sebelum dan selama pendakian cepat untuk 

Page 11: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 11/26

 

hasil ketinggian dalam waktu kurang dan / atau kurang gejala berat (seperti sakit kepala

sesak, mual, napas, pusing, mengantuk, dan kelelahan) penyakit gunung akut (AMS). Fungsi

 paru lebih besar baik pada subyek dengan AMS ringan dan subyek tanpa gejala. Para

 pendaki diperlakukan juga mengalami kesulitan kurang tidur.

Pendakian bertahap selalu diinginkan untuk mencoba untuk menghindari penyakit akut 

gunung tetapi jika pendakian cepat dilakukan dan actazolamide digunakan, harus dicatat 

bahwa penggunaan tersebut tidak meniadakan kebutuhan untuk turun ke tempat yang lebih

rendah jika bentuk parah penyakit ketinggian tinggi terjadi, yaitu paru atau edema serebral.

 Efek samping dari acetazolamide mencakup: kesemutan tidak nyaman jari, jari kaki dan

mencicipi minuman berkarbonasi wajah datar; buang air kecil yang berlebihan, dan jarang,

mengaburkan visi.

Pada kebanyakan treks, pendakian bertahap profilaksis adalah mungkin dan cenderung

 putus asa. Tentu saja jika trekker mengalami peningkatan sakit kepala dan mual atau gejala

lain dari AMS, maka pengobatan dengan acetazolamide cukup baik. Dosis pengobatan 250

mg dua kali sehari selama sekitar tiga hari.

Sebuah kursus sidang dianjurkan sebelum pergi ke lokasi terpencil di mana reaksi alergi

 yang parah bisa membuktikan sulit untuk mengobati jika terjadi.

 Deksametason (steroid) adalah obat yang menurunkan pembengkakan otak dan

membalikkan efek dari AMS. Dosis biasanya 4 mg dua kali sehari selama beberapa hari

dimulai dengan pendakian. Hal ini mencegah sebagian besar gejala penyakit ketinggian

berkembang.

PERINGATAN: Deksametason adalah obat kuat dan harus digunakan dengan hati-hati dan

hanya atas saran dari dokter dan hanya harus digunakan untuk membantu aklimatisasi oleh

orang-orang cukup memenuhi syarat atau mereka dengan pengalaman yang diperlukan

 penggunaannya.

e.  Apa yang terjadi jika keluhan tersebut tidak ditangani?

Jawab:

Cek nang akan mountain sickness kronik 

 a.  sel darah merah dan hematorkit meningkat tinggi sekali

 b.  tekanan arteri pulmonalis meningkat, bahkan melebihi peningkatan normal yang terjadi

selama aklimatisasi

 c.   jantung sisi kanan sangat membesar 

 d.  tekanan arteri perifer menurun

e.  terjadi gagal jantung kongestif 

Page 12: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 12/26

 

 f.  kematian sering terjasi kecuali pada pasien yang dipindahkan ke tempat yang lebih

rendah

Masalah 3

Sesak terjadi meski duduk dan akan bertambah saat berjalan.

a.  Mengapa sesak tetap terjadi saat istirahat dan beraktivitas?

Jawab:

sesak disebabkan oleh pajanan PO2 yang rendah secara mendadak yang akan merangsang

kemoreseptor arteri sehingga kemoreseptor tersebut akan meningkatkan ventilasi alveolus

menjadi maksmimal sekitar 1,65 kali di atas normal. Sesak tetap berlangsung sekalipun

 pasien beristirahat, dan sesak akan meningkat saat pasien beraktivitas seperti jalan atau naik 

tangga.

b.  Bagaimana fisiologi pernafasan saat aktivitas dan istirahat?

Jawab:

 fisiologi saat aktifitas : melalui gerakan diafragma. Selama inspirasi, kontraksi diafragma

menarik permukaan bawah paru ke arah bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma

mengadakan relaksasi, dan sifat elastic daya lenting paru (elastic recoil ), dinding dada, dan

struktur abdomen akan menekan paru-paru dan mengeluarkan udara. Namun, selama

bernafas kuat, daya elastic tidak cukup kuat untuk menghasilkan ekspirasi cepat yang

diperlukan, sehingga diperlukan tenaga ekstra yang terutama diperoleh dari kontraksi otot-

otot abdomen, yang mendorong isi abdomen ke atas melawan dasar diafragma, sehingga

mengkompresi paru. 

Fisiologi saat istirahat : dapat terjadi pengembangan paru dimana, iga miring ke bawah,

dengan demikian sternum turun ke belakang kea rah kolumna vertebralis. Tetapi, bila rangka

iga dielevasikan, tulang iga langsung maju sehingga sternum sekarang bergerak ke depan

menjauhi spinal, membentuk jarak anteroposterior dada kira-kira 20% lebih besar selama

inspirasi maksimum dibandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, otot-otot yang

mengelevasikan rangka dada dapat diklasifikasikan sebagai otot-otot inspirasi, dan otot-otot 

 yang menurunkan rangka dada dapat diklasifikasikan sebagai otot-otot ekspirasi.

Masalah 4

Selama ini tidak pernah mengalami gangguan pernafasan dan kadiovaskular.

a.  apa saja contoh gangguan pernafasan dan kardiovaskular ?

Jawab:

Page 13: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 13/26

 

  Ganguan pernapasan:

1.   Asma , 

merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi,

seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga

dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.

2.   Kanker paru-paru. 

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-

 paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh

tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat 

memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

3.  Tuberkulosis (TBC) , 

merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

 Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini

menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati.

 Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para

 penderita TBC napasnya sering terengah-engah.

4.   Bronkhitis , 

merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah

 penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang

tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.

5.   Influenza (flu) , 

merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan

gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.

   Jenis gangguan jantung lain yang dapat mengancam kita:

1.   Aterosklerosis.

 Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak 

(lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat 

Page 14: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 14/26

 

 pasokan darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila

terjadi pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary

artery disease) atau penyakit jantung iskemik  .

 Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan banyak gangguan penyakit.

 Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada dinding pembuluh darah,

terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung. Pada tahap berikutnya,

tubuh berusaha memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat lemak ke dalam pembuluh

darah untuk menutup keretakan. Lambat laun, karena proses peretakan dan penutupan

 yang berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung.

Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah Angina pektoris ,  yaitu rasa nyeri/tidak 

enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke otot jantung.

 Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun beristirahat. Bila berlanjut,

angina bisa berkembang menjadi infark miokard akut yang berbahaya.

2.   Infark Miokard Akut 

 Infark miokard adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner.

Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian

mendadak.

3.   Kardiomiopati 

Kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dinding-

dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah.

Penderita kardiomiopati seringkali berisiko terkena arritmia dan gagal jantung

mendadak. Kardiomiopati masih dibagi lagi jenisnya menjadi kardiomipati kongestif,

hipertrofik, restriktif dan peripartum.

4.   Arritmia 

 Arritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan oleh gangguan

rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun berat.

5.  Gagal Jantung Kongestif. 

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke

seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena

tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke

 paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

Page 15: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 15/26

 

 

6.   Fibrilasi Atrial  

Fibrilasi atrial adalah gangguan ritme listik jantung yang mengganggu atrial. Gangguan

impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa

darah secara tidak efisien. Akibatnya, atrium jantung tidak sepenuhnya mengosongkan

darah menuju ke serambi (ventrikel). Fibrilasi atrial biasanya terkait dengan banyak 

gangguan jantung lainnya, termasuk kardiomiopati , koroner  , hipertropi ventrikel , dll.

 Hipertiroid dan keracunan alkohol juga bisa menyebabkan fibrilasi atrial.

7.   Inflamasi Jantung 

 Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang

menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung

dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.

8.   Penyakit Jantung Rematik 

Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam rematik,

 yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.

9.   Kelainan Katup Jantung 

Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan

katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan

(stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan

katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping

 pengobatan.

b.  apa terjadi jika seseorang dengan gangguan pernafasan dan kardiovaskular datang kedataran

tinggi?

Jawab:

 Maka akan terjadi kerusakan yang lebih parah pada organ yang bermasalah tersebut 

karena pada saat berada di dataran tinggi pembuluh darah pada jantung mengalami

vasokonstriksi yang mengakibatkan aliran darah melalui pembuluh darah ke jantung menjadi

terhambat dan pada paru-paru tekanan udara yang rendah pada dataran tinggi dapat 

menyebabkan cairan bocor dari kapiler di kedua paru-paru yang dapat menyebabkan cairan

keluar dan membanjiri paru-paru.

Page 16: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 16/26

 

c.  Adakah penyakit yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian ?

 Ada, yaitu Acute Mountain Sickness (Early Mountain Sickness, Pulmonary Oedema,

Cerebral Oedema) , pendarahan retina pada ketinggian, polisitemia, hipoksia otak, dan

amnesia (akibat hipoksia otak).

Masalah 5

 Pemeriksaan vital sign menunjukan temp. 36,6’C, HR: 101x/min, RR: 36x/min, TD:110/80 mmhg.

a.  Bagaimana ukuran normal vital sign?

Jawab:

Temperatur : 36,5- 37,2˚C  

 Heart Rate : 60-100 bpm

 Respiratory Rate : 12-20 bpm

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Sensorium : Compos Mentis 

b.  Bagaimana interpretasi dari vital sign?

Jawab:

Temperatur 36,3˚C  : cenderung normal

 HR 101x/ min : normal cenderung tinggi

 RR 36x/min : tinggi 

TD 120/80 mmHg : normal

c.  Bagaimana cara pengukuran vital sign?

Jawab:

Cara mengukur sensorium:

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah

menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera

kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran

dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang

menunjukan adanya penurunan kesadaran.

 Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik 

(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain),

atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri

(unresponsive).

 Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang

lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik 

Page 17: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 17/26

 

(alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon

(unresponsiveness). 

DASAR PENGUKURAN TINGKAT KESADARAN DENGAN GLASGOW’S COMA

SCALE (GCS) 

Skala Koma Glasgow 

Membuka

Mata 

RESPON  SCORE  KET  CONTOH 

Spontan 4  Membuka

mata dengan

panggilan

Mas….

(Klien

langsung

membuka

matanya)

Dengan

perintah

3  Membuka

mata dengan

perintah yang

diperintahkan

Mas…..

Buka

matanya

(Klien

baru

membuka

matanya

Dengan

rangsang

nyeri

2  Membuka

mata bila ada

rangsang

nyeri

Klien

dicubit

baru

membuka

matanyaTidak Ber

respon

1  Tidak 

membuka

mata saat ada

rangsang

Page 18: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 18/26

 

apapun

 Eye Respons 

Respon

Verbal 

RESPON  SCORE  KET 

Berorientasi 5  Menjawab

pertanyaan

tentang

orientasi

waktu,

lingkungan,

orang,

tempatdengan

benar

Bicara

membingungkan

4  Menjawab

pertanyaan

sesuai

pertanyaan

tetapi

 jawaban

tidak sesuai

dengan

kenyataan / 

 jawaban di

luar

pertanyaan

Kata-kata tidak 

tepat

3  Menjawab

pertanyaan

tidak sesuai

dengan

pertanyaan

Page 19: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 19/26

 

tetapi

 jawaban

membentuk 

satu satukalimat

Suara tidak 

dapat

dimengerti

2  Menjawab

dengan

tidak 

membentuk 

kalimat / 

kata

Tidak berespons 1  Tidak ada

respon

Verbal Respons 

Respon

Motorik 

RESPON  SCORE  KET: 

Dengan

perintah

6  Mengankat

anggota

badansesuai

dengan

perintah

kita

Melokalisasi

nyeri

5  Mengankat

anggota

badan yang

dirangsang

nyeri

Menarik 

area yang

4  Mengangkat

dengan

Page 20: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 20/26

 

nyeri cepat dan

menghindar

bagian yang

dirangsangnyeri

Fleksi

abnormal

3  Menarik 

flexi

anggota

badan yang

dirangsang

nyeri

Ekstensi 2  Menarik 

extensi

anggota

badan yang

dirangsang

nyeri

Tidak 

berespons

1  Tidak ada

respon

 Motorik Respons 

d.  Apakah kaitan vital sign dengan keluhan?

Jawab:

Pada hasil vital sign menunjukan bahwa respiratory rate pada cek nang melebihi batas

normal. Inilah yang menyebabkan cek nang bernafas dengan cepat dan pendek (tachypneu).

 Jika dikaitkan dengan keluhan, tachypneu ini menyebabkan cek nang mengalami sesak nafas.Masalah 6

 Hasil pemeriksaan fisik tampak pernafasan cepat dan pendek (tachypneu) dan terlihat kebiruan

 pada kuku jari.

a.  Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?

Jawab:

Page 21: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 21/26

 

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, sebaiknya seorang dokter membuat suasana yang

hangan dan nyaman kepada pasien. Bimbing dan ajak pasien selama pemeriksaaan.

Pemeriksaan fisik dimulai ketika dokter menyapa pasien dan mulai mewawancarainya.

Perhatikanlah bagaimana penampilannya, jabatan tangannya, sikap dan habitus umumnya, dan

cara berbicaranya. Lakukanlah pemeriksaan secara sistematis agar tidak terjadi

kelallaianpemeriksaan itu adalah :

1.   Inspeksi : bukalah bagian yang anda inspeksi dangunakan cahaya yanag baik. Warana

sklera kuning samar-samar sukar dilihat dnegna cahaya lampu neon. Sinosis warna

kebiruan pada kuku, sukar dilihat bila cahaya lampu remang-remang. Setelah alat 

tersedia, mulailah pemeriksaan dengan posisi duduk di tepi tempt tidur. Tungkai bawah

 pasien harus berjuntai lururs ke bawah dna usahakan agar wajah pasien mendapat 

cukup cahaya yang dapat dikurangi selama pemeriksaan oftalmoligik.

2.  Palpasi : tindakan meraba dengan satu atau dua tangan. Palpasi embedakan tekstur,

dimensi, konsistensi, suhu dan kejadian-kejadian lain. Tekstur paling baik dideteksi

dengan ujung jari, sedangkan untuk mendeteksi dimensi menggunakan dua tangan.

3.  Perkusi : mengetuk dengan tangan atau dengan suatu alat pada suatu bagian tubuh.

 Jangan melakukan ketukan pada satu tempat berulang-ulang tanpa memperthatikan

bunyinya. Udara dan gas paling rensonan, jaringan keras padat kurnag rnsoonan.

Perkusi pada paru-paru berkembang normal memberikan bunyi standar disebut 

rensonan. Bunyi perkusi diatas gelembung udara lambung disebut timpani dan diatas

hati disebut redup, serta diatas paha disebut pekak (tidak ada rensonan sama seklai).

4.   Auskultasi : mendengarkan bunyi yang bersal dari dalam tubuh. Penilaian buni meliputi

 frekuensi, intensitas, durasi dan kualitas.

5.   Bau : indera penghidu kadang-kadang berguna pada proses pemeriksaan fisik. 

b.  Apakah kaitan pemeriksaan dengan keluhan?

Jawab:

 Dari hasil pemeriksaan fisik pada Ir. Cek Nang mengemukaakan bahwa terlihat sianosis

(kebiruan ) pada kulitnya. Ini merupakan petunjuk kasar tentang oksigenasi yg dialami cek 

 Nang. Sianosis terjadi apabila jumlah darah terdeoksigenasi mencapai 5 s/100 ml atau lebih.

Pada kadar Hb yang snagat tinggi sianosis sangat menyesatkan. Karena terdapat masalah

oksigenasi oleh karena itulah cek nang mengalami sesak nafas. Kemudian cek nag juga

menunjukkan adanya pernapasan yang cepat dan pendek (tachypnea). Tachypnea

Page 22: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 22/26

 

dikarenakan keadaaan asidosis metabolik yang berat., paru-paru mengadakan kompensasi

dengan mengeluarkan karbon dioksida. Bila volum epernafasan berkurang, pernapasan yang

cepat merupakan ushaa untuk mempertahankan pertukaran volume total normal. Hal ini juga

 yang dapat menyebabkan desak nafas yang terjadi pada cek Nang.

Masalah 7

 Hasil pemeriksaan lab.

a.  Bagaimana ukuran tekanan arteri normal?

Jawab:

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam

basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan

atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan

sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan

menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan

 penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari

 penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja tapi harus menghubungkan

dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

 Rentan nilai normal :

 pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L

PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L

PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2: 95 % atau lebih

 HCO3 : 22-26 mEq/L 

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar atmosfir 760 mmHg, sedangkan tekanan O2 di

lingkungan sekitar bisa sampai 160 mmHg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari

 pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh

karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.

b.  Interpretasi dari pemeriksaan lab?

Jawab:

 Dari hasil pemeriksaan lab tekanan gas arteri PC02 dan P02 mengalami penurunan atau

dibawah rentan batas normal.

 Nilai P02 normal berkisar antara 80  – 100 mmHg. Jika nilai P02 kurang dari 60mmHg

keadaan ini digolongkan sebagai hipoksemia moderat sedangkan jika kurang dari 50mmHg

digolongkan sebagai hipoksemia berat dan jika kurang dari 40mmHg digolongkan sebagai

Page 23: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 23/26

 

hipoksemia ekstrem. PC02 normal yang berkisar 35-45mmHg keasaman darah atau PH 

serum darah dijaga oleh mekanisme tubuh agar tetap dalam kisaran 7,35-7,44. turunnya PH 

darah yang disebut asidemia dapat disebabkan olehfaktor metabolic seperti ketoasidosis

diabetik, gagal ginjal, dan asidosis laktat. Sedangkan asidosis metabolic dinyatakan dengan

turunnya kadar HC03 serum.

Pada dasarnya proses perubahan darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang

bersifat metabolic ( perubahan konsentrasi bikarbonat yang disebabkan gangguan

metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (perubahan tekanan parsial pco2 yang

disebabkan gangguan respirasi). Ph darah akan turun (asidosis) jika pco2 meningkat 

(asidosis respiratorik primer) atau jika hco3 turun (asidosis metabolik primer). Apabila ph

darah naik (alkalosis) jika pco2 turun (alkalosis respiratorik primer) atau jika hco3 naik (

alkalosis metabolik primer). Terdapat dua macam asidosis yaitu asidosis akut dan asidosis

kronik dan juga terdapat dua macam alkalosis yaitu alkalosis akut dan kronik. Suatu

keadaan digolongkan sebagai asidosis atau alkalosis akut jika terjadinya belum lama dan

belum ada hasil upaya tubuh untuk mengompensasi perubahan ph darah. Sedangkan

digolongkan sebagai asidosis/ alkalosis kronik jika kejadiannya telah melampaui 48 jam dan

telah terdapat hasil upaya tubuh untuk mengompensasi perubahan ph.

 Asidosis respiratorik Terjadi akibat penurunan ventilasi pulmonar melalui pengeluaran

sedikit CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam pCO2 arteri dan asam karbonat 

akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah. Asidosis respiratorik dapat bersifat 

akut dan kronis. 

  Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah

meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau trauma

dan Obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika

dan sedative

  Faktor kompensator 

  Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan respiratorik (hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2 dari tubuh

  Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak 

ion hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang normal

   Jika penyesuaian respiratorik dan ginjal terhadap pH gagal, akan terjadi gejala-

gejala depresi sistem saraf pusat 

Page 24: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 24/26

 

 Asidosis metabolik. Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara normal tidak 

dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari tubuh

  Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan,

akumulasi peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti

konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai hilangnya

bikarbonat dapat menyebabakan asidosis.

  Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah

tanda klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi ginjal,peningkatan

 frekuensi respiratorik dapat mengembalikan pH darah mendekati tingkat normalnya.

 Asidosis yang tidak terkompensasi akan menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan

mengakibatkan disorentasi,koma dan kematian.

 Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat 

menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot respiratorik 

(Alkalosis respiratorik. Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan ada

 penurunaan kadarnya dalam darah)

  Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibat 

 pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia karena tekanan

udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat 

  Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya dapat 

diredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal

mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan

menahan ion hidrogen.

 Alkalosis metabolik. Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini terjadi jika ada

 pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan berlebihan iio bikarbonat dalam

cairan tubuh.

  Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida lambung),disfungsi

ginjal,pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan hipokalemia dan penipisan

volume CES atau pemakian antasid yang berlebihan.

Page 25: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 25/26

 

  Faktor kompensator 

  Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan mengakibatkan

 peningkatan pCO2 dan asan karbonat 

  Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi

ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak 

ekskresi bikarbonat 

c.  Kaitan pemeriksaan lab terhadap keluhan?

Jawab:

 Berdasarkan pemeriksaan EKG yang tampak normal, ini berarti Cek Nang tidak 

memiliki masalah dengan kardiovaskular. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan

tekanan gas arteri nya sebagai berikut: 

  PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan

hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg

mengindikasikan perlunya pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-

100 mmHg

  PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2

dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi

dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi

abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45

mmHg

d.  Apa fungsi dari pemeriksaan EKG ?

Jawab:

 Elektrokardiografi (EKG) adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan

 potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.

 Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang

dihubungkan dengan waktu.

Pada dasarnya fungsi EKG adalah mencatat sinyal listrik yang dihasilkan oleh aktivitas

otot jantung. Perlu diketahui tubuh kita menghasilkan listrik walaupun sangat kecil.

Sehingga aktivitas otot jantung dapat direkam karena menghasilkan sinyal listrik. EKG

merekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada

Page 26: Tutorial 1

5/17/2018 Tutorial 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tutorial-1-55b07a194acda 26/26

 

badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari

 pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

Kegunaan EKG adalah :

   Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)   Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)

   Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung

   Mengetahui adanya gangguan elektrolit 

   Mengetahui adanya gangguan perikarditis

E.  KETERKAITAN ANTAR MASALAH

F.  LEARNING ISSUES

G.  KERANGKA KONSEP

H.  SINTESIS

I.  KESIMPULAN