tutorial etap 1

16
ETAP (Electric Transient Analysis Program) ETAP (Electric Transient Analysis Program) merupakan suatu software (perangkat lunak) yang digunakan suatu sistem tenaga listrik. Perangkat ini dapat bekerja dalam keadaan offline yaitu untuk simulasi tenaga listrik, dan juga dalam keadaan online untuk pengelolaan data real time. Analisa tenaga listrik yang daoat dilakukan dengan menggunakan ETAP antara lain : Analisa Aliran Daya (Load Flow Analysis) Analisa Hubung Singkat (Short Circuit Analysis) Motor Starting Arc Flash Analysis Harmonics Power System Analisa Kestabilan Transien (Transient Stability Analysis) Protective Device Coordination Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja menggunakan ETAP antara lain One Line Diagram , merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian Library, merupakan informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai dalam sistem kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan yang lengkap dapat mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi ataupun analisa Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada standar IEC dan ANSI . Perbedaan antara standar IEC dan ANSI terletak pada standar frekuensi yang digunakan yang mengakibatkan perbedaan spesifikasi peralatan yang digunakan. Jika pada standar IEC nilai frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz, sedangkan pada standar ANSI nilai frekuensi yang digunakan adalah 60 HZ

Upload: -deny-dhana-

Post on 29-Oct-2015

239 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

sssss

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial ETAP 1

ETAP (Electric Transient Analysis Program)

ETAP (Electric Transient Analysis Program) merupakan suatu software (perangkat

lunak) yang digunakan suatu sistem tenaga listrik. Perangkat ini dapat bekerja dalam keadaan

offline yaitu untuk simulasi tenaga listrik, dan juga dalam keadaan online untuk pengelolaan data

real time. Analisa tenaga listrik yang daoat dilakukan dengan menggunakan ETAP antara lain :

Analisa Aliran Daya (Load Flow Analysis)

Analisa Hubung Singkat (Short Circuit Analysis)

Motor Starting

Arc Flash Analysis

Harmonics Power System

Analisa Kestabilan Transien (Transient Stability Analysis)

Protective Device Coordination

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja menggunakan ETAP antara lain

One Line Diagram, merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik

tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah sebuah

konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian

Library, merupakan informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai dalam sistem

kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan yang lengkap dapat mempermudah dan

memperbaiki hasil simulasi ataupun analisa

Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada standar IEC dan ANSI. Perbedaan antara standar

IEC dan ANSI terletak pada standar frekuensi yang digunakan yang mengakibatkan perbedaan

spesifikasi peralatan yang digunakan. Jika pada standar IEC nilai frekuensi yang digunakan

adalah 50 Hz, sedangkan pada standar ANSI nilai frekuensi yang digunakan adalah 60 HZ

Page 2: Tutorial ETAP 1
Page 3: Tutorial ETAP 1

Standar IEC Standar ANSI

Study Case, berisikan parameter-parameter yang berhubungan dengan metode studi yang akan

dilakukan dan format hasil analisa

Di bawah ini merupakan gambar dari perangkat ETAP

Page 4: Tutorial ETAP 1

Berikut ini merupakan beberapa elemen yang digunakan dalam single line diagram

Generator

Merupakan suatu mesin listrik yang berfungsi untuk membangkitkan listrik

Transformator

Merupakan peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dengan rasio

tertentu sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan

Standar ANSI Standar IEC

Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)

Merupakan peralatan yang berfungsi untuk untuk melindungi sebuah rangkaian listrik dari

kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau hubungan pendek.

Page 5: Tutorial ETAP 1

Circuit Breaker untuk High Voltage dan Low Voltage

Beban

Terdapat 2 beban dalam ETAP, yaitu Static Load dan Lumped Load

Static Load Lumped Load

Dari sekian analisa yang dapat dilakukan menggunakan ETAP, terdapat tiga analisa yang akan

dibahas kali ini. Analisa tersebut yaitu Load Flow Analysis (Analisa Aliran Daya), Short Circuit

Analysis (Analisa Hubung Singkat), dan Motor Acceleration Analysis.

1. Load Flow Analysis (Analisa Aliran Daya)

Analisa aliran daya merupakan suatu analisa aliran daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari suatu

sistem pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saliran transmisi hingga sampai ke beban (sisi

penerima). Idealnya, daya yang dikirim akan sama dengan daya yang diterimadi beban adalah

sama. Namun pada kenyataannya, daya yang dikirim di sisi pengirim tidak sama dengan daya

yang diterima di sisi beban. Hal ini disebabkan beberapa hal

1. Impedansi di saluran transmisi.

Impedansi di saluran transmisi dapat terjadi karena berbagai hal dan sudah mencakup

resultan antara hambatan resistif, induktif dan kapasitif. Hal ini yang menyebabkan rugi-

rugi daya karena terkonversi atau terbuang menjadi energi lain dalam transfer energi.

2. Tipe beban yang tersambung jalur.

Ada 3 tipe beban, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Resultan antara besaran hambatan

kapasitif dan induktif akan mempengaruhi PF sehingga mempengaruhi perbandingan

antara besarnya daya yang ditransfer dengan yang diterima.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menghitung aliran daya, antara lain

Accelerated Gauss-Seidel Method

Hanya butuh sedikit nilai masukan, tetapi lambat dalam kecepatan perhitungan.

Page 6: Tutorial ETAP 1

Newton Raphson Method

Cepat dalam perhitungan tetapi membutuhkan banyak nilai masukan dan parameter.

First Order Derivative digunakan untuk mempercepat perhitungan.

Fast Decoupled Method

Dua set persamaan iterasi, antara sudut tegangan, daya reaktif dengan magnitude

tegangan

Cepat dalam perhitungan namun kurang presisi

Baik untuk sistem radial dan sistem dengan jalur panjang

Pada analisa aliran daya ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya yang berupa

pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi pada aliran daya dan juga mengetahui adanya

tegangan jatuh (drop voltage) pada sisi beban.

Contoh hasil analisis aliran daya

1. Short Circuit Analysis (Analisa Hubung Singkat)

Hubung Singkat (Short Circuit) adalah suatu peristiwa terjadinya hubungan bertegangan atau

penghantar tidak bertegangan secara langsung tidak melalui media (resistor/beban) yang

semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal (sangat besar) yang biasa disebut arus

hubung singkat. Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih yang pada umumnya jauh lebih

Page 7: Tutorial ETAP 1

besar daripada arus pengenal peralatan dan terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik,

sehingga bila gangguan tidak segera dihilangkan dapat merusak peralatan dalam sistem tersebut.

Besarnya arus hubung singkat yang terjadi sangat dipengaruhi oleh jumlah pembangkit yang

masuk pada sistem, letak gangguan dan jenis gangguan.

Ada 2 jenis gangguan hubung singkat berdasarkan jenis arus gangguannya, yaitu gangguan

simetris dan gangguan asimetris. Gangguan simetris adalah gangguan yang arus gangguannya

seimbang, dan sebaliknya gangguan asimetris adalah gangguan yang arus gangguannya tidak

seimbang. Perhitungan tegangan dan arus pada titik hubung singkat dapat dilakukan apabila

sistem sederhana atau seimbang. Apabila sistem tidak seimbang maka digunakan metode

komponen simetri untuk menganalisanya.

Tiga komponen simetris antara lain:

1. Komponen Urutan Positif (Positive Sequence Component)

Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu

dengan yang lain dalam fasa 1200 dan mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor

aslinya (ditandai dengan subscript 1)

2. Komponen Urutan Negatif (Negative Sequence Component)

Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu

dengan yang lain dalam fasa 1200 dan mempunyai urutan fasa yang berbeda dengan fasor

aslinya (ditandai dengan subscript 2)

3. Komponen Urutan Nol (Zero Sequence Component)

Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan tidak ada

pergeseran fasa antara fasor yang satu dengan yang lain (ditandai dengan subscript 0)

Page 8: Tutorial ETAP 1

Selain berdasarkan jenis arus gangguannya, ada juga gangguan hubung singkat lainnya dalam

sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa, 2 phasa, 2 phasa ke tanah, dan satu

phasa ke tanah. Tabel berikut menunjukkan berbagai jenis gangguan hubung singkat dalam

sistem tenaga listrik:

Page 9: Tutorial ETAP 1

1. Motor Acceleration Analysis

Masalah pada saat starting motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-

motor induksi tiga fasa yang memiliki kapasitas yang besar. Selama periode waktu starting,

motor pada sistem akan dianggap sebagai sebuah impedansi kecil yang terhubung dengan sebuah

bus. Motor akan mengambil arus yang besar dari sistem, sekitar enam kali arus ratingnya, dan

bisa menyebabkan voltage drop pada sistem serta menyebabkan gangguan pada operasi beban

yang lain. Hal ini dikarenakan pada motor, khususnya motor induksi, akan terjadi lonjakan arus

pada saat starting. Lonjakan arus ini disebabkan oleh kondisi motor yang masih diam saat akan

distart. Karena rotor belum bergerak, kecepatan relatif rotor terhadap medan magnet putar saat

start akan maksimal sehingga tegangan yang diinduksikannya akan maksimal pula dan

mengakibatkan nilai arus yang mengalir akan sangat besar.

Hal lain yang menyebabkan lonjakan arus tersebut adalah adanya inrush current, yang

disebabkan oleh sifat motor yang dianalogikan sebagai suatu induktor besar. Resistansi motor

sangat kecil bila dibandingkan dengan induktansinya, sehingga saat starting, di mana induktansi

motor masih bisa diabaikan, impedansinya hanya berasal dari resistansi yang bernilai kecil, dan

menyebabkan arus yang mengalir akan sangat tinggi nilainya.

Walaupun arus start yang besar tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat,

namun hal tersebut juga menyebabkan jatuh tegangan (voltage drop) sesaat yang disebut dengan

voltage dip. Voltage Dip adalah penurunan tegangan antara (10 – 90) % dari tegangan nominal

yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat (0,5 cycle – beberapa detik). Efek yang merugikan

akibat voltage dip ini meliputi :

1. Torsi yang bersifat transient yang dapat menyebabkan stress (tekanan) yang berlebih pada

sistem mekanisnya.

2. Menghambat akselerasi (percepatan) putaran motor menuju kecepatan normal.

3. Kegagalan kerja dari peralatan – peralatan lainnya seperti relay, contactor dan menyebabkan

flicker cahaya yang cukup mengganggu.

Demi menjaga gar motor tetap beroperasi dan mencegah kegagalan kerja motor untuk mencapai

kecepatan nominalnya, maka sebaiknya voltage dip tidak sampai di bawah 70% dari tegangan

Page 10: Tutorial ETAP 1

nominal. Ini dengan menganggap bahwa flicker cahaya bukanlah suatu hal yang mengganggu.

Namun, jika faktor kualitas operasional dan pelayanan adalah hal yang utama, maka batasan

voltage dip yang diizinkan adalah 10%.

Untuk menanggualangi lonjakan arus ini, dapat digunakan beberapa cara starting motor induksi,

antara lain:

a.

Direct On Line starter

Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering dilakukan

untuk motor-motor ac yang mempunyai kapasitas daya yang kecil. Pengertian penyambungan

langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di switch on ke sumber tegangan jala-jala

sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan

tegangan pada saat starting (lihat gambar).

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui biasanya

dipakai 6x arus beban penuhnya). Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat,

Magnetik Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB dan

pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada

coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka

output OCR akan melepas tegangan ke coil contactor. Komponen penyusun starter ini harus

mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor,

demikian juga ukuran range overloadnya.

Page 11: Tutorial ETAP 1

b.

Star Delta starter

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor

yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke

Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan stator

hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi

yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter

akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat

start motor tidak terbebani dengan berat.

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

dimana,

IDOL= Arus start langsung

c.

Autotransformer starter

Page 12: Tutorial ETAP 1

Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder

autotransformer terendah. Setelah beberapa saat motor dipercepat tap autotransformer diputuskan

dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh.

Pada autotransformer starter, arus yang mengalir adalah

dmana :

Vm = Tegangan sekunder dari Auto-Transformer

V1 = Tegangan supply

IDOL = Arus start langsung

d.

Soft starter

Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor. Prisip kerjanya

adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-tama motor hanya diberikan

Page 13: Tutorial ETAP 1

tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga rendah. Pada level ini motor hanya

sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan dinaikan

secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi

RPM yang nominal.

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger thyristor.

Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian tersebut akan

mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor. Thyristor yang terpasang bisa

pada 2 phase atau 3 phase.

Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat stop, tegangan

juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti pada starter yang

menggunakan contactor.

Page 14: Tutorial ETAP 1

e.

Frequency drive

Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable

frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah tegangan AC

(50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke tegangan AC dengan

frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb:

di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor

f = frekuensi

p = jumlah kutub motor

Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan kecepatan motor,

sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat kecepatan motor.

Pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter, seperti pada gambar:

Page 15: Tutorial ETAP 1

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :

Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC,

dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.

Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali

dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya

adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan

menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan

dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.

Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote.

Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan

remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol external seperti push

button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan

sendiri sendiri.

Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external

potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu bisa

dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.

Pada tabel berikut diberikan perbandingan performa dari aneka metode yang umum digunakan

sebagai metode soft starting pada motor induksi, khususnya motor induksi tiga fasa.

Page 16: Tutorial ETAP 1