tutor viii trigger 2 oxyurasis

14
LAPORAN TUTORIAL MODUL INFEKSI DAN IMUNITAS TRIGGER 1 SINDI YANG GELISAH OLEH : Kelompok Tutorial VIII Fasilitator : dr. Nadra B. Azwar Ketua : Yuliana Suryani Putri (1210070100078) Sekretaris : Gina Aisy Ramadhani (1210070100088) Notulen : Randi (1210070100098) Anggota : Muhammad Apris Setiawan (1210070100008) Febri Yulia Sari (1210070100018) Lysi Erlina (1210070100038) Nofia Gustiani Indra (1210070100028)

Upload: rianda-dwi-putra

Post on 15-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

MODUL INFEKSI DAN IMUNITASTRIGGER 1SINDI YANG GELISAH

OLEH :

Kelompok Tutorial VIII

Fasilitator: dr. Nadra B. Azwar

Ketua:Yuliana Suryani Putri (1210070100078)

Sekretaris:Gina Aisy Ramadhani (1210070100088)

Notulen:Randi (1210070100098)

Anggota:Muhammad Apris Setiawan (1210070100008)

Febri Yulia Sari (1210070100018)

Lysi Erlina (1210070100038)

Nofia Gustiani Indra (1210070100028)

Tiara Yunela (1210070100048)

Nurifna Angella (1210070100058)

Alan Budi Kusuma (1210070100068)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa sehingga kami bisa menyelesaikan laporan tutorial dengan judul trigger : Sindi Yang Gelisah. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada fasilitator Ibu dr. Nadra B. Azwar yang telah memfasilitasi kami dalam diskusi kelompok I dan II dan juga kepada ketua kelompok dan sekretaris yang telah membantu jalannya diskusi dengan baik.

Penyusunan hasil laporan ini tentu tidak lepas dari kesalahan, oleh sebab itu kami dari kelompok tutorial VIII menerima kritik dan saran yang membangun sehingga kami bisa memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik.

Padang, 14 Maret 2014

Tutorial VIIIBAB I

PENDAHULUANBAB II

ISIStep 1 : clarify unfamiliar terms 1. Inspeksi

: pengamatan suatu penyakit

2. Anamnesa : pemeriksaan suatu penyakit dengan teknik wawancara

3. Oxyuriasis: penyakit yang disebabkan oleh cacing oxyuris vermicularis

Step 2 : define the problem 1. Benda apakah dalam kotak sebesar ampas kelapa yang dibawa ibu oki ?

2. Apa yang dimaksud dengan oxyuriasis dan bagaimana gejala dari penyakit tersebut ?

3. Bagaimana gangguan imunitas bila sering terinfeksi oxyuriasis ?

4. Jelaskan mekanisme terinfeksi karena oxyuriasis ?

5. Apa hubungan pola hidup oki dengan gejala penyakit yang dideritanya ?

6. Kenapa oki sering menangis malam dan cengeng ?

7. Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan terhadap penderita oxyuriasis ?

8. Bagaimana penatalaksanaan terhadap penyakit oxyuriasis ? Step 3 : braisstorm possible hypothesis or explanation

1. Cacing oxyuris vermicularis

2. Oxyuriasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing oxyuris vermicularis.

Gejalanya : suka menangis malam,rasa gatal pada anus, lesu dan pucat.

3. Pending

4. Tertelan telur usus besar kawin

jantan mati betina menuju plica anus pada malam hari meletakkan telur diplica anus betina mati telur berubah jadi larvaterjadi infeksi melalui retro infeksi dan auto infeksi5. Oki mempunyai kebiasaan tidak suka mencuci tangan sebelum makan sehingga organisme yang ada di tangan oki masuk tubuh bersama makanan

6. Karena pada malam hari larva dari oxyuris vermicularis bergerak sehingga menimbulkan rasa gatal dan menyebabkan oki menggaruk garuk anusnya dan menimbulkan luka pada anus

7. Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dan laboratorium

8. Melakukan pemerisaan dan pengobatan serta pencegahan.

STEP 4 : Arrange Explanation Into a Tentative Solution

Susun berbagai penjelasan kedalam bentuk solusi sementara

STEP 5 : DEFINE LEARNING OBJECTIVE1. Helminth :

Klasifikasi

Cara infeksi

Gambaran mikroskopis

2. Oxyuriasis :

Penyebab

Gejala

Pemeriksaan

Pengobatan

Pencegahan

3. Gangguan imunitas terhadap penyakit infeksi STEP 6 : Gather information and private study

Kumpulkan berbagai sumber informasi dan belajar mandiri

BELAJAR MANDIRIStep 7 : Share the result of information garthering and private study

Diskusikan bersama-sama hasil dari berbagai sumber informasi yang didapat dari belajar mandiri1. a) Klasifikasiberdasarkan taksonomi, parasit cacing yang hidup pada manusia dibagi atas :

1. nemathelmintes : terbagi atas :

a. nematoda intertinal : nematoda yang berhabitat disaluran pencernaan manusia dan hewan, dibagi atas :

soil transmited helminth

# ascaris lumbricoides

Panjang cacing yang betina 20 40 cm dan cacing jantan 15 31 cm. cacing betina dapat bertelur sampai 200.000 butir sehari.

# necator americanus

Berbentuk hurup s, yang betina berukuran 9 11 mm x 0.4 mm dan yang jantan 7 9 x 0.3 mm, mempunyai sepasang benda kitin

# ancylostoma duodenale

Berbentuk huruf c, yang betina berukuran 10 13 mm x 0.6 mm, yang jantan 8 11 x 0.5 mm

# strongyloides sternocostalis

Cacing dewasa yang diketahui hanya betina, panjangnya kira kira 2mm

# trichuris trichiura

Cacing betina 3.5 5 cm, yang jantan 3 4.5 cm

# trichostrongylus spp

- non soil transmited helminth

# oxyuris vermicularis

# trichinella spiralis

bPlathyhelmintes

# trematoda : cacing daun

# cestoda : cacing pita

2. cara infeksi

a. tertelan telur

contoh : lumbricoides, oxyuris vermicularis, toxocora canis dan thricuris trichiura

b. tertelan larva contoh : dranculus medinensis, trichinella spiralis

c. penetrasi larva pada kulit

contoh : ancylostoma duodenale, ancylostoma braziliense, necator americanus, strongyloides stercoralis

d. vector anthropoda

contoh : loa loa, onchocerca volvulus, wucheretia bancrofti

c) gambaran mikroskopis oxyuris vermicularis cacing betina ukurannya 8 13 mm dan jantan 2 5 mm, mulut mempunyai pelebaran seperti sayap disebut alae , bulbus esofagusnya jelas, ekor runcing dan badan kaku, uterus gravid penuh berisi telur. Cacing betina dapat bertelur satu hari 10.000 11.000 butir. Telur lonjong asimetris dengan dinding 2 lapis. Cacing jantan memiliki ekor yang melingkar dengan spikula tunggal. Cacing jantan mati setelah kopulasi, cacing betina yang gravid bermigrasi pada malam hari ke lipatan anus hinggan jarang ditemukan bersama tinja. Dalam waktu 6 jam, telur dilipatan anus akan menjadi infektif. Manusia akan terinfeksi dengan termakannya telur secara autoinfeksi dan retroinfeksi.

2. a. penyebab oxyuriasis adalah infeksi yang disebabkan oleh oxyuris vermicularis ( cacing kremi ) yang terjadi pada kelompok, maksudnya infeksi ini lebih sering terjadi dalam satu keluarga atau pada orang yang tinggal dalam satu rumah dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada populasi yang luas. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak dari pada orang dewasa.Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif, kemudian menetas disekum dan berkembang menjadi dewasa. Siklus hidup cacing ini adalah lebih kurang 1 bulan.

Setelah membuahi cacing betina , cacing jantan akan mati dan dikeluarkan bersama tinja. Cacing betina yang gravid umumnya pada malam hari akan turun ke bagian bawah kolon dan keluar melalui anus. Telur akan diletakkan di perianal dan kulit di perineum. Kadang-kadang cacing betina dapat bermigrasi ke vagina. Diperkirakan setelah meletakkan telur cacing betina kembali ke dalam usus.b. Patologi dan klinik

Gejala terpenting adalah pruritus ani dan menyebabkan anak menangis malam, seperti :

1. Anak menjadi pengugup, susuah tdur, mimpi yang menakutkan sehingga bagian kelopak mata bagian bawah d jumpai bayangan kulit yang gelap.

2. Hal yang serius adalah rasa gatal disekitar anus, yang menyebabkan anak menggaruk kulit disekitar anus. Yang berakibat dapat terjadinya eskema yang bisa diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri. Bila hal ini tidak segera diatasi, akan berakibat terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak.

c. Pemeriksaan1. Tes Pita Perekat (skotch tape)

Yaitu dengan menempelkan pita perekat bening pada kulit perianal. Telur cacing akan melekat pada pita tersebut dan kemudian dapat dilihat.2. Dengan melihat anus anak pada malam hari dan menemukan cacing dewasa yang sedang keluar untuk bertelur.

d. Pengobatan

Pada pengobatan dianjurkan seluruh keluarga dari penderita diberi pengobatan. Obet yang dipakai piperazin dan privium pamat.

e. Pencegahan

Menjaga kebersihan kuku dan pakaian, membiasakan makan makanan yang terlindung dari pencemaran, membiasakan anak selalu mengganti pakaian setelah mandi, serta membersihkan lantai rumah setiap hari dan tidak memakai alas kaki ke dalam rumah.

3. Tubuh (manusia) rawan terhadap infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme pathogen. Agar dapat menyebabkan infeksi, mula-mula mikroorganisme harus mengadakan kontak dengan hospes dan kemudian membentuk focus infeksi. Mikroorganisme patogen mempunyai pola hidup dan cara pathogenesis yang berbeda-beda, sehingga memerlukan respon pertahanan tubuh yang berbeda-beda pula. Tubuh mempertahankan diri terhadap infeksi mikroorganisme pathogen melalui beberapa cara. Fungsi fiiologik system imun adalah melindungi tubuh terhadap mikroorganisme pathogen. Evolusi penyakit infeksi pada seseorang melibatkan serangkaian interaksi antara mikroorganisme dengan tubuh antara lain masuknya mikroorganisme, invasi dan kolonisasi dalam jaringan tubuh, proses hinder dari imunitas tubuh dan proses penyembuhan luka.

Beberapa gambaran umum tentang imunitas terhadap mikroorganisme :

1. Pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dilakukan oleh imunitas alami (non spesifik/ bawaan) dan imunitas spesifik (adatif/ didapat)2. Mikroorganisme yang berbeda merangsang respon (limfosit) yang berbeda pula.

3. Survival dan patogenitas mikroorganisme di dalam tubuh dipengaruhi oleh kemampuannya menghindar atau melindungi diri dari imunitas tubuh.

4. Kerusakan jarngan da akibat infeksi disebabkan oleh respon tubuh terhadap mikroorganisme dan produk yang dihasilkan dari pada oleh mikroorganisme itu sendiri.

KESIMPULANOxyuriasis merupakan penyakit yang sangat umum ditengah masyarakat. Umumnya penyakit ini menyerang pada anak-anak. Oxyuriasis dapat terjadi karena terinfeksi cacing oxyuris vermicularis yang masuk ke dalam tubuh secara autoinfeksi dan retroinfeksi. Gejalanya sangat mudah dikenali, yaitu anak menjadi cengeng. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tubuh seperti kuku dan pakaian yang dikenakan.DAFTAR PUSTAKA

Leeson, Roland, Thoms S Lesson dan Anthony A. Paparo. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC.

NTSH

NEMATODA JARINGAN

NEMATODA INTESTINAL

STH

PARASIT

VIRUS

BAKTERI

JAMUR

INFEKSI DAN IMUNITAS

HELMINTH

OXYURIS VERMICULARIS

PENYEBAB

GEJALA

PENCEGAHAN

PEMERIKASAAN

PENGOBATAN