tugas rabies klmp 2 fix

23
RABIES Kelompok 2 : 1. ASIF YULIYATI NIM : 30000314410002 2. NANI WARYANI NIM: 30000314410005 3. MOSTANG ARIANTO NIM: 30000314410008 4. KARTIKA IKAWATI NIM: 30000314410012 5. RIZQA WAHYU HANDAYANI NIM: 30000314410014 6. NAZIER TUASAMU NIM: 30000314410017 7. MEYLA ANGELINE MOHEDE NIM: 30000314410022

Upload: nazier-ier

Post on 06-Nov-2015

263 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Rabies Diseases for Read

TRANSCRIPT

KLB RABIES

RABIESKelompok 2 :ASIF YULIYATINIM : 30000314410002NANI WARYANINIM: 30000314410005MOSTANG ARIANTONIM: 30000314410008KARTIKA IKAWATINIM: 30000314410012RIZQA WAHYU HANDAYANINIM: 30000314410014NAZIER TUASAMUNIM: 30000314410017MEYLA ANGELINE MOHEDENIM: 30000314410022LA ODE LIAUMINNIM: 30000314410027ERNA ZAKIYAHNIM: 30000314410029ELIA YOHANES YENINARNIM : 30000314410031

TRIBUNPONTIANAK.CO.IDKETAPANG -Ancaman virus rabies atau serangan anjing gila di Ketapang semakin mengkhawatirkan. Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinkes Ketapang, Ardi, mengatakan korban rabies saat ini terus bertambah.Pada Selasa (23/12/2014) lalu, korban yang digigit anjing yang diduga rabies sebanyak 70 orang. Di antaranya enam orang meninggal, tiga anak-anak usia 15 tahun kebawah. Saat ini korban yang digigit menjadi 86 orang dan korban meninggal bertambah satu.Sehingga totalnya korban meninggal diduga akibat rabies menjadi 7 orang. Jika sebelumnya tiga anak yang meninggal terjadi di wilayah Kecamatan Jelai Hulu. Satu korban baru ini juga terjadi di wilayah yang sama. Virgo meninggal diusianya enam tahun pada 24 Desember 2014 lalu.Dari gejalanya menurut keterangan petugas Puskesmas Riam, persis rabies. Korban tertular virus rabies melalui gigitan anjing pada 22 November 2014, kata Ardi kepada wartawan di ketapang, Kamis (1/1/2015).

RABIESPenyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat, disebabkan oleh virus rabies, menyerang hewan berdarah panas termasuk manusia, yang ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, kera, kelelawar, dan selalu diakhiri dengan kematian.

MASA INKUBASI2 - 8 minggu2 tahunDi Indonesia 2 3 bulandan pada hewan berkisar 2 8 minggu

Belum ditemukan obat/cara pengobatan untuk penderita rabies baik pada manusia maupun hewan.

GEJALA KLINISYang kemungkinan tampak jelas umumnya:Hydrophobia

Aerophobia

Photophobia

Nyeri pada bekas luka gigitan

Takut suara kerasBESAR MASALAHKorban yang digigit anjing di duga rabies (GHPR) sebanyak 86 orangKasus yang meninggal di duga karena rabies sebanyak 7 orang ( 4 orang adalah anak-anak).4 orang anak-anak yang meninggal dari wilayah yang sama yaitu Kecamatan Jelai Hulu.Rentang waktu dari digigit hewan penular rabies (anjing) sampai dengan meninggal pada kasus yang terakhir adalah 1 bulan.1. YANG HARUS DILAKUKAN KADINKESDari masalah diatas, maka yang harus dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan :Menyampaikan masalah GHPR kepada Komda ZoonosisMelakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan Rabies di Kabupaten Ketapang, yaitu berkoordinasi dengan dinas Peternakan setiap menemukan Kasus GHPR sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut pada Hewan Penular Rabies oleh Dinas Perternakan.Menekankan kepada Puskesmas untuk melakukan penyelidikan Epidemiologi setiap ditemukan kasus GHPR.Menekankan kepada Puskesmas untuk melakukan tata laksana kasus GHPR sesuai dengan SOP.Menyediakan Vaksin Anti Rabies (VAR)Mengalokasikan anggaran setiap tahun untuk penanggulangan Rabies.2. PERLU DILAKUKAN INVESTIGASI WABAH? Screening KLB?Investigasi wabah tetap harus dilakukan apabila hasil dari kegiatan Surveilans Rabies ada peningkatan jumlah kasus Rabies atau diduga kasus Rabies.

Dari informasi diatas, jumlah kasus berdasarkan informasi dibandingkan dengan jumlah kasus dalam keadaan normal sebelumnya.

Tidak ada informasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewannya, atau

Tidak Informasi pengamatan langsung terhadap hewannya setelah menggigit.

BILA TERNYATA KLB/WABAHPERENCANAAN YANG DILAKUKAN :Persiapan Administrasi penyelidikan.Pembentukan Tim Penyelidikan EpidemiologiPerencanaan bahan logistik dan bahan laboratorium.Merumuskan rencana kerja penyelidikan (apa yang akan diselediki, lokasi, Perencanaan anggaran kegiatan penyelidikan Penunjukkan puskesmas sentinel rabiesMembangun jejaring surveilans

SISTEM SURVEILANS RABIESPerlu dikembangkan sistem surveilans rabies baik pada hewan maupun manusia.KEMENKES......................>> SURVEILANS PADA MANUSIAPERLU DIKEMBANGKAN SISTEM SURVEILANS PADA MANUSIA Situasi NormalAncaman KLBKLBterjadiKembali NormalSurveilansRutin untuk SKDRespon Cepat&Surveilans IntensifPenanggulangan&Surveilans IntensifSurveilansRutin untuk SKD Menentukan arah respon/penanggulangan Menilai keberhasilan respon/penanggulangan Menilai situasi & kecenderungan KLBSURVEILANSTahapan Surveilens RabiesDeteksi kasus GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies)Penilaian Risiko (Kondisi normal atau KLB/Wabah) Pelaporan , melalui laporan mingguan (EWARS) dari Desa ke Puskesmas dan puskesmas ke Kabupaten Manajemen Data dan analisisUmpan balik dan Supervisi

Mekanisme koordinasi guna pengumpulan dan memadukan informasi yang relevan dari semua sumber dan sektor terutama dengan Dinas Peternakan terkait dengan hewan penggigit penular rabies.MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS RABIESTingkat masyarakat / PuskesmasMendeteksi peristiwa GHPR pada tempat dan periode waktu tertentu diwilayahnya

Segera Melaporkan semua informasi terkait kasus GHPR kepada otoritas kesehatan yang berwenang. Informasi penting yang dilaporkan antara lain: jumlah kasus yang digigit, jumlah kematian akibat gigitan, jenis hewan GHPR, lokasi kejadian, penanganan yang sudah dilakukan, kondisi hewan yang mengigit (mati atau ditangkap dan dilakukan pengamatan)Melaksanakan penanggulangan pendahuluan secepatnya

MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS RABIESTingkat Menengah Kabupaten Memastikan status GHPR melalui hasil pengamatan dan pemeriksaan laboratorium hewan penular rabies oleh Dinas Peternakan.Melakukan Penilaian terhadap semua kasus GHPR yang dilaporkan dan segera dilakukan respon.

Melaporkan informasi tersebut ke tingkat provinsi.

MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS DAN RESPONS NASIONAL Tingkat Nasional :

Penilaian Melakukan penilaian atas semua laporan laporan kejadian dalam waktu 48 jam

Segera memberitahu WHO melalui fokal point nasional ketika hasil penilaian mengindikasikan bahwa kejadian tersebut termasuk yang harus dilaporkan sesuai dengan paragraf 1 pasal 6 dan annex 2 IHR

Respons kesehatan masyarakat TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (1) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011; TUGASMelaksanakan Pencegahan Masuk Dan Keluarnya Penyakit, Penyakit Potensial Wabah,Surveilance Epidemiologi,Kekarantinaan,Pengendalian Dampak Kesehatan Lingkungan,Pelayanan Kesehatan,Pengawasan OMKABA Pengamanan Terhadap Penyakit Baru Dan Penyakit Yang Muncul Kembali,Bioterorisme, Unsur Biologi, Kimia Dan Pengamanan Radiasi Di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negaraFUNGSIPelaksanaan kekarantinaan;Pelayanan kesehatan;Pengendalian risiko lingk di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara (LBDN);Pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;Pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (2) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011; Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas barat darat negara;TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (3) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011; 1. Tahapan pelaksanaan :Petugas bersama agen/pemilik kapal menuju ke KapalPengawasan dan Pemeriksaan di mulai pada masing-masing bagian alat angkut terhadap faktor risiko penyakit, sekaligus melakukan check list sebagai evaluasi untuk rekomendasi keberangkatan kapal.Memeriksa semua kelengkapan dokumen kesehatan kapalMencatat dan membuat laporan serta menyusun rencana tindak lanjut.Tahapan dan Waktu Pelaksanaan2. Waktu PelaksanaanWaktu pelaksanaan kegiatan penerbitan PHC/ Surat izin berlayar berdasarkan hasil chek list rekomendasi keberangkatan kapal.Saran ke KOMDA ZoonosisMenetapkan rabies sebagai penyakit zoonosis yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan penanganan oleh komda zoonosis kab Ketapang.Melakukan perencanaan pendanaan dan sarana prasarana terkait dengan kegiatan penanggulangan hewan penular rabies di Kabupaten Ketapang.Melakukan penyusunan rencana aksi dari masing-masing SKPD terkait dengan pengendalian rabies di Kabupaten Ketapang sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing SKPD.Perlunya penguatan litbang dengan melibatkan perguruan Tinggi dalam pengendalian Rabies di Kabupaten Ketapang.Melakukan penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka berperan sebagai ujung tombak untuk menggerakkan masyarakat di wilayahnya guna berpartisipasi aktif dalam penanganan Rabies.Adanya regulasi hukum penanganan hewan hewan penular rabies berupa Regulasi terhadap masyarakat yang memiliki/memelihara hewan yang berpotensi menularkan rabiesMelaksanakan program vaksinasi hewan.