rabies malaria influenza

35
RABIES Dr. TRI RATIH AGUSTINA, dr., MARS

Upload: stephenypuspaw

Post on 26-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Rabies Malaria Influenza

RABIES

Dr. TRI RATIH AGUSTINA, dr., MARS

Page 2: Rabies Malaria Influenza

KepMentan No. 1637/2008, 1 Desember 2008 dan Peraturan Gubernur Bali No. 88/2008, 1 Desmber 2008, Bali dinyatakan sebagai daerah tertular Rabies.

Rabies adalah penyakit menular yang mematikan yang disebabkan oleh virus

Selalu berakibat fatal / kematian.

Tersebar di seluruh dunia terutama di Negara berkembang.

Dikenal di Indonesia sejak dilaporkan oleh Schrool pada seekor kuda tahun 1884, dan pada manusia dilaporkan pertama kali oleh E. V. De Haan tahun 1884.

Page 3: Rabies Malaria Influenza

• Rabies / penyakit anjing gila adalah merupakan penyakit Zoonosa, penting untuk diketahui di Indonesia, karena :– luasnya daerah penyebaran rabies,– banyaknya kasus gigitan hewan tersangka atau

menderita rabies, – selalu diakhiri dengan kematian.

• Jadi case fatality rabies adalah tertinggi dari seluruh penyakit infeksi yang ada.

• Virus rabies dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas, juga manusia dan burung.

Page 4: Rabies Malaria Influenza

• Penularannya melalui gigitan dari berbagai hewan reservoir, misalnya : anjing, kucing, srigala, kelelawar dll. Dapat juga melaui aerosol terutama berbagai jenis kelelawar di Amerika. Anjing sebagai reservoir utama dalam penularan rabies di Asia.

Page 5: Rabies Malaria Influenza

Gejala KlinisAda beberapa fase g/ klinis : 1. Periode / fase Inkubasi : Umumnya 30 – 90 hari, ada bbrp

kasus dg masa inkubasi 4 hr – bbrp th, tergantung lokasi gigitan, gigitan di wajah lebih singkat drp di tungkai.

2. Periode / fase prodromal / awal : 2 – 10 hari, timbul rasa gatal, nyeri, rasa baal di daerah luka / bekas luka gigitan, demam, menggigil, kelemahan, cepat lelah, nyeri kepala, myalgia, cemas, depresi, gelisah, gangguan pernafasan atau pencernaan.

1. Periode /fase gangguan saraf dengan gejalan neurology akut : 2 – 7 hari,

2. Periode / fase koma diikuti kematian : 0 – 14 hari, tanpa therapy suportif 1/3 pasien akan meninggal pada hari I hidrofobia, 2/3 jatuh menjadi koma dengan atau tanpa kelumpuhan dan jarang ada yang bertahan lebih dari 1 minggu tanpa perawatan intensif.

Page 6: Rabies Malaria Influenza

Gejala neurology akut dibedakan atas 2 jenis :

• Encephalitis rabies / rabies galak / furious rabies ----> bila organ dominant terinfeksi adalah Otak.

• Paralitik rabies / dumb rabies ----> bila organ dominant terinfeksi adalah Medula spinalis.

Page 7: Rabies Malaria Influenza

• Encephalitis rabies, merupakan gejala yang paling sering dijumpai ( 80% ), dengan menunjukkan gejala :

– Hyperexcitabilitas ( kepekaan yg tinggi ) : kebingungan, halusinasi, agitasi (tingkah laku yang agresif berlangsung dalam beberapa menit diikuti dengan fase tenang ).

– Hidrofobia dengan trias : spasme otot inspirasi, laringspasme dan ketakutan menelan, ----> diprovokasi oleh air ( minum air, kulit kena air, melihat air, mendengar kata air ).

– Gejala lain : hyperestesia, hipersalivasi dan hiperlakrimasi spasme laryngopharingeal, nyeri tenggorokan, nyeri dada.

Page 8: Rabies Malaria Influenza

• Paralitik rabies, ditemukan sekitar 20% kasus, ditandai oleh gejala kelumpuhan yang menonjol berupa paresis pada keempat ekstrimitas serta gangguan spincter ani. Beberapa kasus disertai dengan hidrofobia dan spasme otot larynx pada fase terminal.

Page 9: Rabies Malaria Influenza

• Pengobatan

• Manajemen therapy infeksi rabies pada manusia belum memuaskan terutama bila penyakit ini sudah menunjukkan gejala. Hingga saat ini belum ada laporan kasus yang dapat bertahan hidup setelah manifestasi dari penyakit ini timbul

Page 10: Rabies Malaria Influenza

Pencegahan

• Hindari gigitan binatang• Bila terlanjur digigit binatang tersangka rabies

maka dilakukan usaha mematikan/mengurangi virus rabies dengan : – mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun

atau diterjen selama 10 – 15 menit kemudian deberi antiseptic.

– Di RS luka diinfiltrasi dengan SAR (serum anti rabies ), dipertimbangkan ----> anti tetanus, antibiotika dan analgetika.

Page 11: Rabies Malaria Influenza

• Pemberian immunisasi / vaksin anti rabies, dilakukan melalui 2 cara : – Immunisasi sesudah terkontak, (VAR saja atau

dengan SAR )– immunisasi sebelum terkontak , ( VAR -->

diindikasikan bagi masyarakat dengan resiko tinggi seperti mereka yang bekerja pada pusat penelitian rabies, dokter hewan, peternak, petugas kebun binatang dan petugas kehutanan ).

Page 12: Rabies Malaria Influenza

Malaria

Page 13: Rabies Malaria Influenza

• EPIDEMIOLOGI MALARIA adalah pengetahuan yang menyangkut studi tentang kejadian (insidensi, prevalensi, kematian)

• Materi studi epidemiologi malaria, secara garis besar, menyangkut 3 hal utama yang saling berkaitan:

1) Inang (HOST): manusia sebagai inang antara, dan nyamuk vektor sebagai inang definitif parasit malaria.

2) Penyebab penyakit (AGENT): parasit malaria (Plasmodium).

3) Lingkungan (ENVIRONMENT).

Page 14: Rabies Malaria Influenza

CARA PENULARAN PENYAKIT MALARIA

1) Alami secara inokulatif, sporozoit masuk tubuh manusia lewat gigitan nyamuk vektor.

2) Aksidental lewat transfusi darah, atau jarum suntik yang terkontaminasi darah berparasit malaria yang hidup trofozoit langsung ke darah.

3) Secara sengaja dengan suntikan intravena atau transfusi untuk tujuan terapi layuh saraf (paresis).

Page 15: Rabies Malaria Influenza

PENYEBARAN MALARIA

• Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini (2000) berkisar antara 2-3 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar. Sepcies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium vivax Plasmodium malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.

Page 16: Rabies Malaria Influenza

GEJALA KLINIS

• Nafsu makan menurun. • Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah. • Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.• Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

plasmodium Falciparum. • Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa. • Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan. • Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang

menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

• Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu :

a) Stadium dingin (cold stage). b) Stadium demam (Hot stage).c) Stadium berkeringat (sweating stage).

Page 17: Rabies Malaria Influenza

1. Stadium dingin Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat

dingin. Nadi cepat tetapi lemah. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

2. Stadium Demam • suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih.

Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.

• Pada plasmodium vivax dan P. ovate sison-sison dari setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini.

• Pada plasmodium malariaa, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale

Page 18: Rabies Malaria Influenza

3. Stadium Berkeringat penderita berkeringat banyak sekali, Suhu badan

meningkat dengan cepat, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala klinis yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum. Adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.

Page 19: Rabies Malaria Influenza

VEKTOR MALARIA DI INDONESIA

Nyamuk anopheles dapat dikatakan sebagai vektor malaria apabila memenuhi suatu persyaratan tertentu diantaranya seperti yang di sebutkan dibawah ini:

1. Kontaknya dengan manusia cukup besar. 2. Merupakan species yang selalu dominan. 3. Anggota populasi pada umumnya berumur cukup panjang,

sehingga memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan plasmodium hingga menjadi sporosoit

4. Ditempat lain terbukti sebagai vektor Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui diantaranya. 1. An. Aconitus. 2. An. Sundaicus. 3. An. Maculatus. 4. An. Barbirostris.

Page 20: Rabies Malaria Influenza

PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA DAN DATA ENTOMOLOGIS

• Pengendalian vektor adalah salah satu cara atau strategi memutus rantai penularan malaria, mengurangi laju penularan dari vektor ke manusia, dengan mencegah dan atau mengurangi jumlah kontak nyamuk vektor-parasit-manusia.

• Sebagai data dasar (data base) dan parameter keberhasilan pengendalian vektor dengan berkurangnya laju penularan malaria (malaria transmission rate), diperlukan data entomologis.

• Data entomologis ini mencakup:1) Nama spesies nyamuk vektor : dilakukan identifikasi

nyamuk stadium dewasa (imago) dan jentik.2) Kepadatan nyamuk.

Page 21: Rabies Malaria Influenza

PEMBERANTASAN MALARIA

• Pemberantasan malaria bertujuan untuk mencegah kematian akibat malaria, terutama jika terjadi KLB, menurunkan angka kematian, menurunkan angka kesakitan (insidensi dan prevalensi), meminimalkan kerugian sosial dan ekonomi akibat malaria.

Page 22: Rabies Malaria Influenza

Program pemberantasan malaria dilaksanakan dengan sasaran:

1) Kasus atau penderita yang diagnostik terbukti positif gejala klinis dan parasitnya dalam darah à diberi pengobatan dan perawatan menurut SOP atau protokol bakunya di puskesmas atau rumah sakit;

2) Penduduk daerah endemik à diberikan penyuluhan kesehatan dan dibagikan kelambu berinsektisida.

3) Nyamuk vektornya dengan pengendalian vektor cara kimia, hayati atau manajemen lingkungan, atau secara terpadu.

4) Lingkungan à dengan memodifiksi atau memanipulasi lingkungan supaya tidak cocok lagi jadi habitat vektor à vektor pindah tempat atau berkurang kepadatannya secara nyata.

Page 23: Rabies Malaria Influenza

KESIMPULAN

• Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk anopheles).

• Penyebab penyakit malaria di Indonesia adalah genus plasmodia family plasmodiidae dan ordo coccidiidae, Sampai saat ini dikenal 4 (empat) macam parasit malaria yaitu:

a. Plasmodium Falcifarum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat.

b. Plasmodilun vivax penyebab malaria Tertiana.c. Plasmodium Malariae penyebab malaria Quartana.d. Plasmodium Ovate jenis ini jarang sekali di jumpai di Indonesia,

karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik barat.

Page 24: Rabies Malaria Influenza

• Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme, biasanya terdiri atas 3 Stadium yang berurutan yaitu: Stadium dingin, Stadium demam dan Stadium berkeringat. Ketiga gejala klinis tersebut ditemukan pada penderita berasal dari daerah non endemis yang mendapat penularan di daerah endemis atau yang pertama kali menderita penyakit malaria.

• Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai berikut: Plasmodium falcifarum 12 hari. Plasmodium Vivax dan plasmodium Ovale 13 -17 hari dan Plasmodium Malariae 28 -30 hari.

Page 25: Rabies Malaria Influenza

INFLUENZA

Page 26: Rabies Malaria Influenza

DEFINISI

• Influenza adalah penyakit virus akut yang menyerang saluran pernafasan ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit tenggorokan dan batuk.

• Batuk biasanya keras dan panjang namun gejala-gejala lainnya bisanya hilang dengan sendirinya. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2-7 hari.

Page 27: Rabies Malaria Influenza

• Influenza menjadi penting karena dari kecepatannya menyebar dan menjadi wabah, luasnya penyebaran penyakit dan timbulnya komplikasi yang serius khususnya terjadi, pneumonia akibat virus dan bakteri.

• Selama terjadinya wabah yang meluas, dapat terjadi penyakit yang berat dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada orang dengan usia lanjut dan orang-rang yang lemah akibat berbagai penyakit seperti penyakit jantung, paru, ginjal atau penyakit gangguan metabolisme kronis.

Page 28: Rabies Malaria Influenza

Penyebab Infeksi

• Tiga tipe virus influenza yang dikenal yaitu: A, B dan C.

• Tipe A terdiri dari 3 subtipe (H1N1, H2N2 dan H3N2) yang dikaitkan dengan terjadinya epidemi dan pandemi yang luas.

Page 29: Rabies Malaria Influenza

Distribusi Penyakit• Di daerah beriklim sedang, wabah cenderung terjadi

pada musim dingin, sedangkan di daerah tropis, wabah sering terjadi pada musim hujan.

• Infeksi oleh virus influenza dengan subtipe antigen yang berbeda juga dapat terjadi secara alami pada babi, kuda, cerpelai dan anjing laut, dan pada spesies unggas peliharaan dan unggas liar di berbagai tempat di dunia

• Penularan antar spesies dan pembauran kembali (Reassortment) dari virus influenza A dilaporkan terjadi diantara babi, manusia dan unggas domestik dan unggas liar.

Page 30: Rabies Malaria Influenza

Reservoir

• Manusia merupakan reservoir utama untuk infeksi yang terjadi pada manusia, namun demikian, reservoir mamalia seperti babi dan burung nerupakan sumber subtipe baru pada manusia yang muncul karena pencampuran gen (gene reassortment).

Page 31: Rabies Malaria Influenza

Cara Penularan

• Penularan melalui udara terutama terjadi pada daerah yang padat penduduk pada ruangan tertutup, seperti pada bis sekolah; penularan dapat juga terjadi dengan kontak langsung, oleh karena virus influenza dapat hidup berjam-jam diluar tubuh manusia, khususnya di daerah dingin dan di daerah dengan kelembaban yang rendah.

Page 32: Rabies Malaria Influenza

Masa Inkubasi - Pendek

• biasanya 1-3 hari.

Page 33: Rabies Malaria Influenza

Masa Penularan

• Masa penularan mungkin berlangsung selama 3-5 hari sejak timbulnya gejala klinis pada orang dewasa; sampai 7 hari pada anak-anak muda.

Page 34: Rabies Malaria Influenza

Cara-cara pemberantasan1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat dan tenaga pelayanan

kesehatan tentang dasar-dasar kebersihan perorangan, khususnya mengenai bahayanya batuk dan bersin tanpa menutup mulut dan hidung, dan bahaya penularan melalui tangan ke selaput lendir.

2) Imunisasi dengan menggunakan vaksin virus yang tidak aktif dapat memberikan 70%-80% perlindungan terhadap infeksi pada orang dewasa muda yang sehat apabila antigen yang ada didalam vaksin sama atau dekat dengan strain virus yang orang bersirkulasi.

3) Hydrochloride amantadine (Symmetrel®, Symadine®) atau rimantadine hydrochloride (Flumadine®) efektif sebagai obat kemoprofilaksis untuk influenza A, namun tidak efektif untuk influenza tipe B.

Page 35: Rabies Malaria Influenza