latar belakang rabies

24
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT RABIES I. LATAR BELAKANG RABIES Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit hewan yang sangat terkenal, bahkan sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Prasasti rabies yang berisikan aturan denda bagi pemilik anjing, yang positif rabies menggigit manusia hingga mati telah dibuat pada zaman kekuasaan raja Hamurabi (2300 SM). Rabies pada anjing dan kucing telah digambarkan oleh Democritus (500 SM) dan Aristoteles (322 SM), Celcus (100 tahun sesudah masehi) untuk pertama kalinya memperkenalkan hubungan antara gejala takut air (hidrofobia) pada manusia dengan rabies pada hewan. Di Indonesia rabies pertama kali dilaporkan pada kerbau oleh Esser (1884), kemudian oleh Penning pada anjing (1889) dan oleh E.V. De Haan pada manusia (1894), selanjutnya selama pendudukan Jepang situasi daerah tertular rabies tidak diketahui dengan pasti, namun setelah Perang Dunia II peta rabies di Indonesia berubah. Secara kronologis tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat (1948), Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (1953), 1

Upload: ry-lestary

Post on 29-Nov-2015

99 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang Rabies

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT RABIES

I. LATAR BELAKANG RABIES

Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh

virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera,

rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.

Rabies merupakan penyakit hewan yang sangat terkenal, bahkan sudah dikenal sejak

ribuan tahun sebelum masehi. Prasasti rabies yang berisikan aturan denda bagi pemilik

anjing, yang positif rabies menggigit manusia hingga mati telah dibuat pada zaman

kekuasaan raja Hamurabi (2300 SM). Rabies pada anjing dan kucing telah digambarkan oleh

Democritus (500 SM) dan Aristoteles (322 SM), Celcus (100 tahun sesudah masehi) untuk

pertama kalinya memperkenalkan hubungan antara gejala takut air (hidrofobia) pada manusia

dengan rabies pada hewan. Di Indonesia rabies pertama kali dilaporkan pada kerbau oleh

Esser (1884), kemudian oleh Penning pada anjing (1889) dan oleh E.V. De Haan pada

manusia (1894), selanjutnya selama pendudukan Jepang situasi daerah tertular rabies tidak

diketahui dengan pasti, namun setelah Perang Dunia II peta rabies di Indonesia berubah.

Secara kronologis tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat (1948), Sumatera

Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (1953), Sumatera Utara (1956), Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Utara (1958), Sumatera Selatan (1959), D.I. Aceh (1970), Jambi dan Yogyakarta

(1971), Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi Tenggara (1972), Kalimantan Timur (1974),

Riau (1975), Kalimantan Tengah (1978), Kalimantan Selatan (1983) dan P. Flores (1997).

Pada akhir tahun 1997, KLB (Kejadian Luar Biasa) rabies muncul di Kab. Flores Timur-NTT

sebagai akibat pemasukan secara ilegal anjing dari pulau Buton-Sulawesi Tenggara yang

merupakan daerah endemik rabies.

Dan sepanjang tahun 2010 secara nasional telah terjadi 74.858 kasus gigitan hewan

penular rabies (GHPR), 195 diantaranya berakhir pada kematian. Hal itu disampaikan Menko

Kesra H.R. Agung Laksono dalam jumpa pers usai Rapat Koordinasi lingkungan

Kementerian Kesejahteraan Rakyat  di Jakarta tanggal 1 Februari 2011. Menurut Menkes,

angka absolut jumlah kasus rabies di Indonesia setiap tahun lebih sedikit bila dibandingkan

dengan negara lain seperti India, Filipina, Vietnam, dan China. India, terjadi 25.000

1

Page 2: Latar Belakang Rabies

kasus/tahun, China, 2.500/tahun, Philipina 200-300 kasus/tahun, Vietnam 9.000 kasus/tahun.

Indonesia rata-rata 125 kasus/tahun. Tetapi walaupun jumlah kasusnya sedikit,  kematian

manusia tak dapat diganti dengan apapun. Penyakit ini harus mendapat perhatian besar,

karena dapat berkembang cepat bila tidak dilakukan pengendalian.Rabies sudah menyebar di

24 Prov , artinya hanya 9 provinsi bebas rabies yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Barat,

DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat

dan Papua. Dari Januari sampai  31 Desember 2010 tercatat 74.858 kasus gigitan HPR,

dengan 195 kasus kematian (lyssa), ujar Menkes.

Sampai tahun 2011 Bali sulit mencapai target bebas rabies, pasalnya jumlah gigitan

anjing masih sangat tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bali, tercatat terdapat 28.633

kasus gigitan anjing. Sebanyak 36 korban tewas dinyatakan positif rabies. Salah satu

kabupaten di Bali yang tertular rabies yaitu Karangasem dari awal kemunculanya di

Karangasem pada tahun 2009, kasus rabies merenggut lima orang tewas. Kasusnya kemudian

meningkat pada tahun 2010. Jumlah korban tewas saat itu mencapai 29 orang. Kemudian

tahun 2011 kasus rabies kembali merenggut tiga korban tewas. Salah satu dari korban yang

meninggal berasal dari Banjar Pande, Desa Manggis, Kecamatan Manggis.

II. TUJUAN

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Setelah di berikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran diharapkan mampu

memahami cara pencegahan dan pertolongan pertama penyakit rabies.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran dapat :

1. Menjelaskan kembali pengertian penyakit rabies dengan benar.

2. Menyebutkan kembali hewan penular rabies dengan tepat.

3. Menyebutkan kembali minimal tanda-tanda dan gejala anjing yang

terkena penyakit rabies dengan benar.

4. Menyebutkan kembali minimal tanda dan gejala manusia yang

terinfeksi rabies dengan tepat.

2

Page 3: Latar Belakang Rabies

5. Menyebutkan kembali minimal cara penularan penyakit rabies dengan

benar.

6. Menjelaskan kembali cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat.

7. Mendemonstrasikan kembali cara pertolongan pertama pada luka

gigitan dengan benar.

III. MATERI

Dalam penyuluhan ini akan disampaikan beberapa hal mengenai pertolongan

pertama penyakit rabies, diantaranya :

1. Pengertian rabies.

2. Hewan penular rabies.

3. Tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies.

4. Tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies.

5. Cara penularan penyakit rabies.

6. Cara pencegahan penyakit rabies.

7. Redemonstrasi pertolongan pertama pada luka gigitan anjing rabies.

IV. METODE

Metode yang digunakan dalam penyuluhan pertolongan pertama penyakit rabies

adalah :

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

V. ALAT/BAHAN/MEDIA/SUMBER

1. Alat : Meja, kursi, microphone, sound system,

2. Bahan : sabun dengan desinfektan, antiseptik, botol air mineral, tissue,

handscone/sarung tangan, ember, kasa, dan plester.

3. Media : Leaflet, laptop, dan slide/power point

4. Sumber :

3

Page 4: Latar Belakang Rabies

ningrum,wahyuni.2009.rabies.available:

http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/09/04/rabies.

Diakses 10 april 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Rabies. Diakses 10 April 2012

Siregar, A.A. 2009. Rabies and Its Control In Indonesia. Hibah KompetisiInstitusi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

VI. SASARAN

Masyarakat Banjar Pande, Desa Manggis, Kecamatan Manggis, Kabupaten

Karangasem.

VII. WAKTU

Hari, Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012

Jam : 11.00 Wita

VIII. TEMPAT

Penyuluhan dilaksanakan di balalai banjar desa Manggis, Kecamatan

Manggis, Kabupaten Karangasem.

setting tempat :

4

Layar

MC

Undangan

Sasaran

LCD

Sasaran Sasaran Sasaran

Sasaran

Sasaran

Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran

Page 5: Latar Belakang Rabies

IX. RENCANA EVALUASI

a. Struktur

1. Persiapan Alat dan Media

Alat yang digunakan kursi, meja, laptop, microphone, LCD, sabun dengan

desinfektan, gayung, dan ember. Media yang digunakan dalam

penyuluhan adalah leaflet, lembar balik, poster dan power point.

2. Persiapan Materi

Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan akan disebarluaskan dalam

bentuk leaflet. Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari

segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat mempermuda penerimaan

dan pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.

3. Persiapan Undangan

Dalam Penyuluhan ini diharapkan kehadiran Kepala Ruangan dan sasaran

(penunggu pasien).

b. Proses penyuluhan

a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan

sasaran memahami tentang penyakit rabies.

b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara penyuluh

dengan sasaran.

c. Sasaran diharapkan kehadirannya 100% dan tidak ada yang meninggalkan

tempat saat penyuluhan berlangsung.

d. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh

c. Hasil penyuluhan

1. Jangka Pendek

a. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan

pengertian penyakit rabies dengan benar.

b. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat

menyebutkan hewan penular rabies dengan tepat.

5

Page 6: Latar Belakang Rabies

c. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat

menyebutkan tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies dengan

benar.

d. Minimal 60 % sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat

menyebutkan tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies dengan

tepat.

e. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat

menyebutkan cara penularan penyakit rabies dengan benar.

f. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat

menyebutkan cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat.

g. Minimal 60% sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan

dan melakukan cara pertolongan pertama pada luka gigitan dengan benar.

2. Jangka Panjang

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengetahui hewan

penular rabies, tanda dan gejala hewan dan manusia yang terinfeksi rabies,

serta mampu mengaplikasikan cara pertolongan pertama pada luka gigitan,

sehingga dapat mengurangi penularan penyakit rabies di masyarakat.

6

Page 7: Latar Belakang Rabies

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT RABIES

1. PENGERTIAN

Asal kata rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas yang

artinya melakukan kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut

Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa Jerman, rabies disebut

tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut

yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata

benda robere yang artinya menjadi gila

Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan

oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan

ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya

oleh anjing, kucing, kera, dan kelelawar.

2. HEWAN PENULAR RABIES

1. Anjing

2. Kucing

3. Kera

4. Kalelawar (kalong)

5. Rakun

6. Sigung

7. Rubah

3. TANDA DAN GEJALA ANJING YANG TERKENA PENYAKIT RABIES

Pada hewan, penyakit Rabies dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk

bentuk ganas (Furious Rabies) dan tenang/diam (Dumb Rabies) :

7

Page 8: Latar Belakang Rabies

Rabies Ganas (Furious Rabies)

o Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada

tuannya.

o Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.

o Nafsu makan berkurang.

o Suara menjadi parau.

o Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.

o Ekornya ada diantara kedua pahanya.

o Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).

o Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.

o Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama.

Rabies Tenang/diam (Dumb Rabies)

o Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang

terlihat.

o Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.

o Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus.

o Tidak dapat menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan

air liur menetes berlebihan.

o Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.

o Tidak ada keinginan menyerang atau menggigit.

o Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.

4. TANDA DAN GEJALA MANUSIA YANG TERINFEKSI PENYAKIT

RABIES

Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4

stadium :

a. Stadium Prodromal

8

Page 9: Latar Belakang Rabies

Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,

anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari,

dsb.

b. Stadim Sensoris

Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup,

anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan

terhadap rangsang sensorik.

c. Stadium Eksitasi

1. Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala

hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.

2. apnoe, sianosis, konvulsa dan tahikardi.

3. Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita

meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-

otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.

d. Stadium Paralitic

Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-

kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis

otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang

belakang,

5. CARA PENULARAN PENYAKIT RABIES

Penularan terjadi melalui beberapa cara:

a. Binatang ke manusia

Inokulasi virus rabies kedalam luka atau membran mukosa akan menyebabkan

infeksi. Kulit yang utuh merupakan barrier bagi masuknya virus. Manusia biasanya

diinfeksi melalui ludah yang mengandung virus rabies dan diinokulasi sewaktu digigit

anjing.

b. Dari manusia ke manusia

9

Page 10: Latar Belakang Rabies

Terdapat laporan terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi kornea dan

pembuluh darah dari orang yang telah terinfeksi.

c. Inhalasi

Infeksi melalui inhalasi terjadi akibat inhalasi udara yang mengandung virus rabies

yang didapatkan dari airbone binatang yaitu kelelawar yang terinfeksi (jarang).

d. Vaksinasi

Infeksi terjadi karena vaksin mengandung virus rabies yang belum mati. Meskipun air

liur binatang yang menderita rabies adalah infektif, tetapi tidak setiap gigitannya selalu

menimbulkan rabies. Hanya sekitar 5-15% penderita gigitan anjing atau binatang

penderita rabies akan menjadi sakit.

6. PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES

a. Pencegahan terhadap binatang

Vaksinasi pada binatang – binatang tidak boleh dilupakan. Rabies adalah

zoonosis, suatu penyakit yang ditularkan pada manusia dari binatang, oleh

karena itu pencegahan terbaik melawan penyakit tersebut adalah dengan cara

mengurangi / mengeliminasi penyakit dari anjing atau kucing dengan

memvaksin binatang- binatang tersebut. Mengurangi kemungkinan terkena

rabies dengan tidak membiarkan hewan peliharaan anda bebas berkeliaran.

Jauhkan kucing dan musang di dalam ruangan, dan mengawasi anjing ketika

mereka berada di luar.

b. Pencegahan terhadap manusia

Pada daerah enzootik, hindari kontak dengan hewan liar dan segera bersihkan

setiap luka gigitan.

7. CARA PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA GIGITAN

10

Page 11: Latar Belakang Rabies

Setiap luka gigitan oleh hewan yang tertular penyakit rabies harus segera

diambil tindakan yang efektif karena penyebaran virus yang cepat. usaha yang

paling efektif untuk mengurangi/mematikan virus rabies ialah:

a. Lihat bentuk luka

b. Memakai sarung tangan (handscun)

c. Mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)

d. Membersihkan luka dengan sabun selama 10-15 menit sampai keluar darah

segar dari luka tersebut.

e. Memberi antiseptik (betadine, obat merah dan lain-lain).

f. Tutup luka dengan menggunakan kasa bersih kemudian di plester.

g. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk

mendapatkan pengobatan sementara.

h. Laporkan kepada petugas Dinas Peternakan setempat tentang kasus

penggigitan tersebut.

i. Hewan yang menggigit diobservasi dan diperiksa kesehatannya selama 10 - 14

hari.

j. Bila hewan yang menggigit tidak diketahui atau tidak dapat ditemukan, maka

orang yang tergigigit harus dibawa ke rumah sakit.

11

Page 12: Latar Belakang Rabies

Lanpiran 2

EVALUASI

Pertanyaan :

1. Apakah yang dimaksud dengan Rabies?

2. Sebutkan minimal 4 dari 7 hewan penular rabies?

3. Sebutkan minimal 6 dari 10 tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit

rabies?

4. Sebutkan minimal 4 dari 7 tanda dan gejala manusia yang terinfeksi rabies

dengan tepat?

5. Sebutkan minimal 3 dari 4 cara penularan penyakit rabies dengan benar?

6. Bagaimana cara pencegahan penyakit rabies dengan tepat?

7. Bagaimana cara pertolongan pertama pada luka gigitan dengan benar?

Jawaban :

1. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan

oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari

hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan

misalnya oleh anjing, kucing, kera, dan kelelawar.

2. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies adalah :

1. Anjing

2. Kucing

3. Kera

4. Kalelawar (kalong)

5. Rakun

12

Page 13: Latar Belakang Rabies

6. Sigung

7. Rubah

3. Tanda dan gejala anjing yang terkena penyakit rabies ada 2 yaitu :

a. Rabies Ganas (Furious Rabies)

o Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada

tuannya.

o Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.

o Nafsu makan berkurang.

o Suara menjadi parau.

o Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.

o Ekornya ada diantara kedua pahanya.

o Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).

o Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.

o Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama

b. Rabies Tenang/diam (Dumb Rabies)

o Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang

terlihat.

o Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.

o Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus.

o Tidak dapat menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan

dan air liur menetes berlebihan.

o Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.

o Tidak ada keinginan menyerang atau menggigit.

o Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.

4. Tanda dan gejala manusia yang terinfeksi penyakit rabies :

a. Stadium Prodromal

Tidak khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,

anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari,

dsb.

b. Stadim Sensoris

13

Page 14: Latar Belakang Rabies

Biasanya terasa nyeri di daerah bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup,

anxietas. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang

berlebihan terhadap rangsang sensorik.

c. Stadium Eksitasi

1. Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala

hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.

2. apnoe, sianosis, konvulsa dan tahikardi.

3. Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita

meninggal, tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi

otot-otot melemah, hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.

d. Stadium Paralitic

Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-

kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan

paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum

tulang belakang,

5. Cara penularan penyakit rabies adalah :

a. Binatang ke manusia

Inokulasi virus rabies kedalam luka atau membran mukosa akan

menyebabkan infeksi. Kulit yang utuh merupakan barrier bagi masuknya

virus. Manusia biasanya diinfeksi melalui ludah yang mengandung virus

rabies dan diinokulasi sewaktu digigit anjing.

b. Dari manusia ke manusia

Terdapat laporan terjadinya transmisi rabies melalui transplantasi kornea

dan pembuluh darah dari orang yang telah terinfeksi.

c. Inhalasi

Infeksi melalui inhalasi terjadi akibat inhalasi udara yang mengandung

virus rabies yang didapatkan dari airbone binatang yaitu kelelawar yang

terinfeksi (jarang).

d. Vaksinasi

Infeksi terjadi karena vaksin mengandung virus rabies yang belum mati.

6. Cara pencegehan penyakit rabies :

14

Page 15: Latar Belakang Rabies

a. Pencegahan terhadap binatang

Dengan cara mengurangi / mengeliminasi penyakit dari anjing atau kucing

dengan memvaksin binatang- binatang tersebut. Mengurangi kemungkinan

terkena rabies dengan tidak membiarkan hewan peliharaan anda bebas

berkeliaran. Jauhkan kucing dan musang di dalam ruangan, dan mengawasi

anjing ketika mereka berada di luar.

b. Pencegahan terhadap manusia

Pada daerah enzootik, hindari kontak dengan hewan liar dan segera

bersihkan setiap luka gigitan.

7. Cara pertolongan pertama pada luka gigitan :

a. Lihat bentuk luka

b. Memakai sarung tangan (handscun)

c. Mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)

d. Membersihkan luka dengan sabun selama 10-15 menit sampai keluar darah

segar dari luka tersebut

e .Memberi antiseptik (betadine, obat merah dan lain-lain).

f. Tutup luka dengan menggunakan kasa bersih kemudian di plester.

g. Setelah itu pergi secepatnya ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk

mendapatkan pengobatan sementara.

h. Laporkan kepada petugas Dinas Peternakan setempat tentang kasus

penggigitan tersebut.

i. Hewan yang menggigit diobservasi dan diperiksa kesehatannya selama 10 -

14 hari.

j. Bila hewan yang menggigit tidak diketahui atau tidak dapat ditemukan,

maka orang yang tergigigit harus dibawa ke rumah sakit.

15

Page 16: Latar Belakang Rabies

Lampiran 3

Denpasar,19 April 2012

Mengetahui,

Pembimbing, Mahasiswa,

(I Gusti Ayu Harini, S.KM.) (Komang Sri Lestari)

NIP.196412311985032011 NIM. P07120011101

16

Page 17: Latar Belakang Rabies

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA

PADA PENYAKIT RABIES

OLEH :

Komang Sri Lestari

P07120011102

1.3 Reguler

17

Page 18: Latar Belakang Rabies

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

18