tugas pendahuluan 2
DESCRIPTION
;.TRANSCRIPT
Nama : Amalia Octa Permatasari
NPM : 260110130032
Kelompok : 1
Hari, Jam Praktikum : Senin, 13.00 – 16.00
Soal Pendahuluan Percobaan 2
1. Apa perbedaan obat analgetika narkotika dan analgetika nonnarkotika ?
Jawaban : Obat analgetika non narkotika tidak bersifat adiktif dan kurang kuat. Obat ini
biasa dipakai untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli bebas.
Obat-obat ini efektif untuk nyeri tumpul pada sakit kepala, dimenore (nyeri menstruasi),
nyeri pada inflamasi, abrasi minor, nyeri otot, dan arthritis ringan sampai sedang.
Analgetic non narkotik bekerja pada system saraf tepi pada tempat reseptor nyeri (Kee,
1996).
Obat analgetika narkotika biasanya diresepkan untuk mengatasi nyeri yang sedang
sampai berat. Obat ini terutama bekerja pada system saraf pusat. Obat analgetic narkotika
tidak hanya menekan rangsang nyeri tetapi juga menekan pernafasan dan batuk dengan
bekerja pada pusat pernafasan dan batuk pada medulla di batang otak (Kee, 1996).
2. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika nonnarkotika ?
Jawaban : Pada saat sel mengalami kerusakan, maka akan dilepaskan beberapa mediator
kimia. Di antara mediator inflamasi, prostaglandin adalah mediator dengan peran
terpenting. Enzim yang dilepaskan saat ada rangsang mekanik maupun kimia adalah
prostaglandin endoperoksida sintase (PGHS) atau siklo oksigenase (COX) yang memiliki
dua sisi katalitik. Sisi yang pertama adalah sisi aktif siklo oksigenase, yang akan
mengubah asam arakhidonat menjadi endoperoksid PGG2. Sisi yang lainnya adalah sisi
aktif peroksidase, yang akan mengubah PGG2 menjadi endoperoksid lain yaitu PGH2.
PGH2 selanjutnya akan diproses membentuk PGs, prostasiklin dan tromboksan A2, yang
ketiganya merupakan mediator utama proses inflamasi. COX terdiri atas dua isoform
yaitu COX-1 dan COX-2. Golongan obat ini menghambat enzim siklo oksigenase (COX)
sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat
dengan cara berbeda. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksida yang
dihasilkan oleh leukosit (Dewoto, 2012).
3. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetika-antipiretika dalam menurunkan suhu tubuh?
Jawaban : Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali penglepasan suatu zat
pirogen endogen atau sitokin misalnya interleukin-1 (IL-1) yang memacu penglepasan
PG yang perlebihhan di daerah preoptik hipotalamus.obat ini dapat menekan efek
zatpirogen endogen dengan menghambat sintesis PG (Wilmana dan Gan, 2012)
Analgetika non narkotika menimbulkan efek antipiretik dengan meningkatkan eliminasi
panas. Pada penderita dengan suhu badan tinggi, obat analgetika non narkotika
menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi air sehingga terjadi
pengenceran darah dan pengeluaran keringat. Pengaruh obat pada suhu badan normal
relatif kecil. Penurunan suhu tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang
melibatkan pusat kontrol suhu di hipotalamus (Admin, 2011).
4. Terangkan mengapa asam asetat dapat menginduksi rasa nyeri (geliat) ?
Jawaban : Asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam
tubuh,pemberian sediaan asam asetat terhadaphewan percobaan akan merangsang
prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya kerusakan jaringan atau
inflamasi. Prostaglandin menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi
mekanin dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan keadann hiperalgesia,
kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamine merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yangnyata. Akibat dariadanya rasa nyeri inilah hewan percobaan
akan menggeliatkan kaki belakangnya saat efek dari penginduksi bekerja (Ernerst,1991).
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2011. Farmakologi. Tersedia online di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16911/4/Chapter%20II.pdf (Diakses
pada 14 Maret 2015)
Dewoto, Hedi R. . 2012. Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
FKUI : Jakarta.
Ernerst, Mutschler. 1991. Dinamika Obat Edisi Kelima. ITB Press : Bandung.
Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan.
EGC : Jakarta.
Wilmana, P. Freddy dan Sulistia Gan. 2012. Farmakologi dan Terapi. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI : Jakarta.