tugas pendahuluan

28
Tugas Pendahuluan PEMILIHAN MEDIUM KULTUR BAKTERI DI LABORATORIUM A.Milka.Betaubun, Rahmafitria, Irda Handayani, Nurhayana Sennang Bagian Ilmu Patologi Klinik FK – UH/BLU RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makasar I. PENDAHULUAN Bagi sebagian besar penyakit infeksi, biakan masih merupakan hal utama yang digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti. 1 Pembiakan adalah proses memperbanyak organisme dengan memberikan keadaan lingkungan yang tepat. 2 Telah dikembangkan berbagai medium pertumbuhan cair dan padat untuk menumbuhkan sebagian besar bakteri dan jamur di laboratorium. 1 Ketahanan dan kelangsungan hidup suatu mikroorganisme tergantung dari adekuatnya suplai makanan dari lingkungan pertumbuhan yang sesuai. 3 Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ,yaitu : 1. Faktor fisik : temperatur, pH media, tekanan osmotik, dan cahaya atau radiasi. 2,5 1

Upload: milka-miming

Post on 06-Aug-2015

146 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pendahuluan

Tugas Pendahuluan

PEMILIHAN MEDIUM KULTUR BAKTERI

DI LABORATORIUM

A.Milka.Betaubun, Rahmafitria, Irda Handayani, Nurhayana Sennang

Bagian Ilmu Patologi Klinik FK – UH/BLU RSUP

Wahidin Sudirohusodo, Makasar

I. PENDAHULUAN

Bagi sebagian besar penyakit infeksi, biakan masih merupakan hal utama

yang digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti.1 Pembiakan adalah proses

memperbanyak organisme dengan memberikan keadaan lingkungan yang tepat.2

Telah dikembangkan berbagai medium pertumbuhan cair dan padat untuk

menumbuhkan sebagian besar bakteri dan jamur di laboratorium.1 Ketahanan dan

kelangsungan hidup suatu mikroorganisme tergantung dari adekuatnya suplai

makanan dari lingkungan pertumbuhan yang sesuai.3

Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ,yaitu :

1. Faktor fisik : temperatur, pH media, tekanan osmotik, dan cahaya atau

radiasi.2,5

2. Faktor kimia : oksigen, trace elements ( Mn,Zn,Co,Mo,Ni,Cu), dan faktor-

faktor pertumbuhan organik, termasuk nutrisi yang terdapat dalam

medium pertumbuhan. 2,3,5

Bakteri dapat dikelompokkan ke dalam golongan-golongan untuk

mempermudah identifikasi akhir oleh laboratorium. Pengetahuan tentang

kebutuhan oksigen, morfologi koloni dan pewarnaan gram, serta reaksi uji

katalase dan oksidase bakteri sangat mempersempit pilihan.1

1

Page 2: Tugas Pendahuluan

Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibagi dalam lima kategori :

1. Aerob obligat : menghasilkan energi secara eksklusif dari metabolisme

tergantung pada oksigen (respirasi aerobik).

2. Aerob mikroaerofilik : memerlukan oksigen untuk pertumbuhan , tetapi

pada konsentrasi yang lebih rendah daripada yang ditemukan di atmosfer

bumi.

3. Anaerob fakultatif : menghasilkan energi dari metabolism tergantung pada

oksigen atau tidak tergantung oksigen (fermentasi , peragian).

4. Anaerob aerotoleran : secara eksklusif bergantung pada peragian sebagai

sumber energi, namun toleran terhadap oksigen di atmosfer.

5. Anaerob obligat : menghasilkan energi dari peragian, tetapi terhambat

atau mati oleh oksigen di atmosfer.1,5

II. JENIS MEDIUM KULTUR

Kultur dilakukan dalam dua bentuk yaitu pertumbuhan di dalam medium

cair yang memperbanyak jumlah organisme yang ada; pertumbuhan di dalam

medium padat yang menghasilkan koloni individu yang dapat dipisahkan untuk

identifikasi, uji kerentanan, dan penentuan tipe.4

A. MENURUT KANDUNGAN NUTRISINYA :

1. Defined medium (synthetic medium)

Merupakan medium yang komponen penyusunnya sudah diketahui

atau ditentukan. Medium ini biasanya digunakan dalam penelitian.

Contoh : medium untuk Escherechia coli.5,6

2. Medium kompleks (complex medium)

Merupakan medium yang tersusun dari komponen yang secara

kimia tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi

mikrooganisme tertentu tidak diketahui. Komponen medium kompleks

terdiri atas hasil penguraian atau ekstrak dari berbagai jenis jaringan

tumbuhan, daging, kasein, dan ragi yang kaya akan polipeptida, asam

amino, vitamin dan mineral. Contohnya : Mac Conkey Agar, Tryptic Soy

Broth.5,6

2

Page 3: Tugas Pendahuluan

3. Medium umum (general medium)

Merupakan medium semi sintetik atau alami yang mengandung

nutrisi umum untuk mikroorganisme. Contohnya : Nutrient Agar, Potatoes

Dextrose Agar, Tryptic Soy Broth.5,6

4. Medium penyubur (enrichment media)

Merupakan medium yang berguna untuk mempercepat

pertumbuhan mikroorganisme tertentu atau medium sintetik yang

mengandung komponen yang berasal dari ekstrak jaringan tumbuhan dan

hewan. Contoh : BHIB.5,6

5. Medium selektif (selective medium)

Merupakan medium sintetik yang dapat ditambahkan zat kimia

tertentu yang dapat mencegah pertumbuhan sekelompok mikroorganisme.

Contoh : Mac Conkey Agar, Brilliant Green Lactose Bile Broth,

Lowenstein Jensen (L J).1,2,5,6

Gambar 1. Medium Lowenstein Jensen

Sumber : Koleksi Laboratorium Patologi Klinik RSWS,2011

6. Medium diferensial (differential media)

Merupakan medium yang mengandung senyawa kimia tertentu

yang dapat membedakan sifat mikroorganisme tertentu dalam suatu kultur

campuran dari jenis mikroorganisme lainnya karena adanya perbedaan

respon terhadap senyawa kimia. Contoh : Eosine Methylene Blue (EMB),

Mac Conkey Agar (MC).1,2,5,6

3

Page 4: Tugas Pendahuluan

7. Medium khusus

Digunakan untuk bakteri anaerob. Biasanya ke dalam medium

tersebut ditambahkan bahan yang dapat mereduksi kandungan oksigen

dengan cara pengikatan kimiawi. Contoh bahan-bahan itu adalah

natioglikolat, sistein, asam askorbat. Sebagai indikator anaerob digunakan

rezasurin (bila terjadi oksidasi- yang berarti bakteri bersifat aerobik – akan

terbentuk warna merah).5,6

Terdapat tiga kategori medium pertumbuhan yang sering digunakan yaitu medium

non selektif, medium selektif, dan medium differensial.1,2,5,6

B. MENURUT JENIS BAKTERI :

I. BAKTERI AEROB

Untuk bakteri aerob, medium pertumbuhan yang baik syaratnya adalah :

1. Suhu inkubasi antara 35-37 o C

2. Kadar CO2 antara 5 – 10 %

3. Lama inkubasi umumnya antara 48 – 72 jam, tetapi dapat sampai 14 hari

bila digunakan medium yang diperkaya. 2,6,7,8,9

Medium dasar yang digunakan untuk bakteri-bakteri aerob adalah :

1. BRAIN HEART INFUSION BROTH ( BHIB)

Brain Heart Infusion Broth adalah medium cair untuk berbagai

mikroorganisme baik yang aerob atau anaerob dari bakteri, jamur, dan ragi.5

Secara rutin medium ini selalu tersedia di laboratorium dan dapat

digunakan sebagai medium kultur darah dan medium basal untuk tes-tes

metabolik, misalnya untuk identifikasi awal bakteri Streptococcus,

Pneumococcus, dan Meningococcus.2,6

1. Bahan :

a) Campuran BHI untuk 1 liter air berupa daging cincang 450 g, aquades

1 liter (L), pepton 10 g, NaCl 5 g, phosphat buffer dan dekstrose

(sedikit).

4

Page 5: Tugas Pendahuluan

b) BHI substrat, dengan komposisi 1 L berisi nutrient substrat (ekstrat

brain, heart, dan pepton) 27,5 g, glukosa 2,0 g, sodium chloride 5,0 g,

disodium hydrops phosphate 2,5 g.2,6

2. Spesimen :

a) Darah

Menggunakan darah vena. Waktu pengambilan sebaiknya sebelum

diterapi antibiotik atau sampai 72 jam setelah diterapi antibiotik

terakhir. Bila jarak ke laboratorium jauh, maka darah dimasukkan ke

dalam botol atau medium transport (Carry Blair) yang berisi

antikoagulan Sodium Polyantnethol Sulfonate (SPS) 0,05 %

(perbandingan 0,1 : 1). Volume yang digunakan pada anak 2-3 ml,

sedangkan pada orang dewasa 5-10 ml. Untuk penyimpanan spesimen

tidak boleh lebih dari 24 jam dan pengirimannya harus segera.2,5,6,7

b) Spesimen yang lain, contohnya jaringan tubuh, pus, cairan tubuh, dan

feses, dengan perbandingan volume spesiemen dan medium yaitu

1: 10.2,6,7,8,9

3. Organisme kontrol :

a) Neisseria meningitidis (ATCC 13090)

b) Streptococcus pneumonia (ATCC 6305)

c) Streptococcus pyogenes (ATCC 19615).10,11

2. BLOOD AGAR (BA)

Medium ini biasanya digunakan untuk melihat terjadinya hemolisis

pada beberapa mikroorganisme yang diakibatkan oleh produk enzim

ekstraseluler (streptolisin O) yang bereaksi dengan eritrosit dan bersifat

antigenik. Reaksi hemolisis terjadi ketika dilakukan penggoresan atau

penusukan pada medium. Berdasarkan banyaknya hemolisis yang terjadi

maka aktivitas hemolitik di bagi atas tiga kategori yaitu gamma hemolisis,

alpha hemolisis, beta hemolisis.2

1. Bahan :

5

Page 6: Tugas Pendahuluan

a) Campuran bahan : Ekstrat hati 10 g, triptose 10 g, NaCl 5 g, agar 15

g, pH 6,9.

b)4-8% darah domba segar 20 cc.2

2. Spesimen : darah (volume, penyimpanan dan pengiriman, sama dengan

BHIB).2,6,10

3. Organisme kontrol :

a)Streptococcus pneumoniae (ATCC 10231)

b)Pseudomonas aeruginosa (ATCC 10145)

c) Staphylococcus aureus (ATCC 25923).10,11

3. MAC CONKEY (MC) AGAR

Medium Mac Conkey Agar adalah medium padat selektif atau medium

diferensial untuk isolasi, identifikasi dan kultur Enterobacter sp, karena

adanya kandungan kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan coccus

gram positif, sebaliknya basil gram negatif tumbuh dengan mudah.

Fermentasi laktosa Enterobacter menurunkan pH medium yang dideteksi

oleh indikator merah netral, menghasilkan koloni merah atau naik.

Mikroorganisme lain yang tidak termasuk Enterobacter seperti Pseudomonas

dan Aeromonas tumbuh di Mac Conkey Agar. Sukrosa dalam konsentrasi 1%

yang ditambahkan ke Mac Conkey Agar untuk memungkinkan deteksi

anggota tertentu dari kelompok coliform yang memfermentasi sukrosa.2,6,10

1. Bahan :

a) Campuran MC agar : pepton 20 g, neutral red 0,075 g, bile salt 5 g,

agar 12g, laktosa 10 g, aquades1 liter,dan NaCl 5 g.

b) Substrat MC agar : pepton dari casein 17 g, bile salt mixture 1,5 g,

pepton dari daging 3 g, neutral red 0,03 g, sodium chloride 5 g, kristal

violet 0,001 g, laktose 19 g, dan agar 13,5 g.2,10

2. Spesimen :

a) Darah, jaringan tubuh, pus, cairan tubuh, dan feses yaitu untuk volume,

penyimpanan, dan pengiriman sama dengan BHIB.2,5,6,7

b) Urin

6

Page 7: Tugas Pendahuluan

Spesimen yang digunakan adalah urin pagi porsi tengah, aspirasi

dan supra pubik. Volume yang digunakan sekitar 10-20 ml. waktu

pengambilan, sebaiknya sebelum diterapi antibiotik atau 48 -72 jam

setelah diterapi antibiotik terakhir. Untuk penyimpanan, sampel harus

dites paling lambat satu jam setelah pengambilan. Jika tidak

memungkinkan simpan dilemari es (2-80C), kemudian harus dites

maksimal 18 jam. Untuk pengiriman spesimen dapat digunakan cool

box (2-80C), kecuali jika waktu perjalanan kurang dari satu jam.2,6

3. Organisme kontrol :

a) Escherechia coli ( ATCC 25922 )

b) Proteus mirabilis ( ATCC 12453 )

c) Enterococcus faecalis ( ATCC 29212 ).10,11

Gambar 2:

Keterangan : Muller Hilton (1), Nutrient agar (2), Mac Conkey (3)

Sumber : Koleksi Laboratorium Patologi Klinik RSWS,2011

II. BAKTERI ANAEROB

Bakteri anaerob telah dilaporkan sebagai penyebab infeksi hampir semua

tempat anatomik, antara lain :

1. Susunan saraf pusat, infeksi terkait yang umumnya meliputi sinusitis,

otitis media dan mastoiditis.

2. Saluran napas bagian atas meliputi hampir semua infeksi gigi.

7

1

2

3

Page 8: Tugas Pendahuluan

3. Pleuropulmonal, termasuk pneumonia aspirasi yang diikuti komplikasi

supuratif.

4. Kulit dan jaringan lunak

5. Bakterimia.10,12

Ada beberapa medium kultur yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri

anaerob:

1. THYOGLYCOLLATE BROTH (THIO)

Merupakan medium yang mendukung pertumbuhan semua jenis

bakteri.13 Medium ini mengandung sodium thyoglicollate, yang dapat

berikatan dengan oksigen yang berfungsi sebagai komponen pereduksi. Pada

medium ini juga terdapat indicator potensial redoks sodium rezasurin, yang

menghasilkan warna pink pada lingkungan teroksidasi.8,10

1. Bahan : ( untuk 1 liter )

Casitone 15,0 g, yeast extract 5,0 g, dekstrosa 5,5 g, sodium chloride 2,5 g,

L-cystine 0,5 g, sodium thioglycollate 0,5 g.10

2. Spesimen :

a) Darah : untuk pengambilan spesimen, sebaiknya menggunakan jarum,

setelah sampel diambil, keluarkan udara yang ada, mata jarum ditekuk

atau ditusukkan pada prop karet. Volume sama dengan BHIB. Medium

transport, misalnya anaerobik jar.8,10

Gambar 3: Anaerobik Jar

Sumber : Koleksi Laboratorium Patologi Klinik RSWS,2011

8

Page 9: Tugas Pendahuluan

b) Spesimen yang lain, misalnya : jaringan dan swab (pus).2

3. Organisme kontrol :

a) Bacteroides vulgatus ( ATCC 8482 )

b) Clostridium sporogenes ( ATCC 11437 )

c) Clostridium sporogenes ( ATCC 19404 ).10,11

2. BRUCELLA BLOOD AGAR (BRU)

Brucella agar adalah medium kultur untuk Brucella sp, dengan

penambahan darah domba 5% medium ini dapat digunakan secara kuantitatif

untuk bakteri yang fastidious dan non fastidious.10 Merupakan medium isolasi

yang mendukung pertumbuhan hampir semua obligat anaerob, fastidious

aerob, dan fakultatif anaerob.13 Medium ini dapat digunakan sebagai medium

selektif, non selektif dan medium penyubur.10

Untuk menciptakan kondisi anaerob, dapat digunakan GasPak system

anaerob. GasPak adalah suatu sistem yang membuat lingkungan bebas

oksigen, berisi dua tablet kimia (natrium borohidrida dan natrium bikarbonat)

dalam amplop dan air yang akan bereaksi dengan bahan kimia tersebut dan

menghasilkan gas hidrogen dan karbon dioksida.10

1. Bahan : ( untuk 1 liter )

Pancreatic digest of casein 10,0 g, peptic digest pada jaringan hewan,

yeast extract 2,0 g, dekstrosa 1,0 g, sodium chloride 5,0 g, sodium

bisulfate 0,1 g, agar 15,0 g.10

2. Spesimen :

a) Darah, untuk pengambilan spesimen dan volume sama dengan

thyoglicollate broth.

b) Makanan.10

3. Organisme kontrol :

a) Brucella abortus ( ATCC 11192 )

b) Brucella suis ( ATCC 4314 )

c) Staphylococcus aureus ( ATCC 25923 )

d) Streptococcus pyogenes ( ATCC 19615 ).10,11

9

Page 10: Tugas Pendahuluan

3. PHENYLETHYL ALCOHOL AGAR (PEA)

Merupakan medium selektif untuk isolasi bakteri gram positif dan

gram negatif, terutama digunakan untuk bakteri basil gram negatif,

mengandung phenylethyl alkohol yang bersifat bakteriostatik untuk bakteri

gram negatif, dengan menghambat sintesis DNA .10,13

1. Bahan : ( untuk 1 liter )

Pancreatic digest of casein 15,0 g, peptic digest of soybean meal

5,0 g, sodium chloride 5,0 g, ᵝ- phenylethyl alkohol 2,5 g, agar 15,0 g.10

2. Spesimen :

a) Darah, untuk pengambilan spesimen dan volume sama dengan

thyoglicollate broth.

b) Spesimen lain : urin, feses, pus (swab).10

3. Organisme kontrol :

a) Proteus mirabilis ( ATCC 12453 )

b) Staphylococcus aureus ( ATCC 25923 )

c) Streptococcus pyogenes ( ATCC 19615 ).10,11

10

Page 11: Tugas Pendahuluan

Algoritme isolasi dan identifikasi bakteri (modifikasi)2:

Keterangan :

* : spesimen yang lain (pus, jaringan, sputum,feses)

** : spesimen urin (tidak diinokulasi pada BHIB tapi MC dan NA)

11

Darah *

Hari IMedium diperkaya (BHIB)

Inkubasi 370C, 18-24 jam

Hari II

Isolasi koloni pada medium selektif & non selektif (MC,NA) **

Inkubasi 370C, 18-24 jam

Tes BiokimiaInkubasi 370C, 18-24 jam

Pewarnaan Gram

Hari III

Tes SensitivitasInkubasi 370C, 18-24 jam

Hari IV

Hari V

Interpretasi

Tumbuh

Bakteri Gram (+)MC (+), NA (+)

Bakteri Gram (-)MC (+), NA (-)

Tes Katalase

Page 12: Tugas Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

1. Sacher,R.A,McPherson,R.A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ed. 11, EGC : Jakarta, 2004, hal 403-21.

2. Hardjoeno,H, dkk. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman serta Upaya Pengendaliannya,Cahya Dinan Rucitra : Makasar, 2007, hal 5-12, 23-42,52-65.

3. Jawetz, Melnick, Adelberg. Pembiakan Mikroorganisme, Dalam : Mikrobiologi Kedokteran, ed 23, EGC : Jakarta, 2008, hal 63-71.

4. Gillespie,S; Bamford,K.. Pemeriksaan Laboratorium pada Infeksi. Dalam : At Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi, ed 3, Erlangga : Jakarta, 2009, hal 14-5.

5. Pratiwi,S.T. Mikrobiologi Farmasi, Erlangga : Jakarta, 2008, hal 111-8.6. Safitri, Ratu; Novel, Sinta Sasika. Medium untuk Mikroorganisme,

Dalam : Medium Analisis Mikroorganisme. Trans Info Media : Jakarta, 2010, hal 1-3.

7. Gandasoebrata,R. Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat : Jakarta, 2009, hal 190,195 .

8. Cappucino,J. G; et al. Microbiology a Laboratory Manual, 6th ed, Pearson Education : San Fransisco, 2001, page 83, 113-115.

9. Mahon, C. R; et al. Text Book of Diagnostic Microbiology, 4th ed , Saunders Elsevier : Missouri, 2011, page 170.

10. Zimbro, M.J; et al. Monographs in : Difco & BBL Manual Manual of Microbiological Culture Media, 2rd ed ,Becton,Dickinson and Company : Marryland USA, 2009, page 15, 89-90,328, 372, 398.

11. S.Basu,A. Quality Control of Culture Media in a Microbiology Laboratory. http://medind.nic.in/iau/t05/i3/iaut05i3p159.pdf, 2005, diakses tanggal 23 Agustus 2011, jam 03.07 am wita

12. Muliawan, SY. Bakteri Anerob. Dalam : Bakteri Anaerob yang erat kaitannya dengan problem di kinik. EGC:Jakarta, 2007, hal 1-25.

13. Engelkirk,PG. Anaerobic Bacteria. In : Laboratory Diagnostic of Infectious Disease. Lippincott Williams & Wilkin : Philadelphia, 2008, page 383-414.

12

Page 13: Tugas Pendahuluan

J. PEMANTAPAN MUTU LABOTARORIUM MIKROBIOLOGI

Kualitas (mutu) merupakan kesesuaian antara harapan dan kenyataan.

Pemantapan mutu dalam bakteriologi memiliki spektrum luas dari pemantauan

performance alat dan reagen sampai ke manfaat klinik pelayanan dan informasi.

(WHO, 2007).9,10,11,12

Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi,

antara lain adalah : 12

A. Pemantapan Mutu Medium

1. Sumber medium

a) Medium kering, hanya dengan menambahkan air sebelum digunakan.

b) Medium kering dengan bahan tambahan. Untuk isolasi organisme

‘fastidious’ perlu diberi bahan tambahan, misal darah dan serum.

c) Medium komersial, medium jadi yang langsung dipakai.

2. Sumber-sumber kesalahan, contohnya :

a) Air, perhatikan volume air yang diperlukan pada saat pembuatan

medium, gunakan aquades, jangan menggunakan keran.

b) Penimbangan medium kering harus dilakukan dengan cermat.

c) Sterilisasi medium, kesalahan umum adalah suhu yang terlalu tinggi,

atau lama dipanaskan.

3. Penampilan fisik

a) Timbulnya kekeruhan atau presipitasi menunjukkan bahwa beberapa

unsur keluar dari cairannya.

b) Warna lebih gelap dari normal mengindikasikan pemasakan medium

yang terlalu lama.

c) Warna lebih terang dari normal mengindikasikan kesalahan

pencampuran bahan - bahan atau kesalahan pH.

d) Penyimpanan medium yang terlalu lama menyebabkan dehidrasi dan

tidak layak digunakan. Dehidrasi medium dihindari dengan

menyimpannya dalam plastik yang tertutup rapat.

13

Page 14: Tugas Pendahuluan

4. Sterilitas

Medium harus steril ketika diinokulasi. Tiap batch medium harus

dilakukan uji sterilitas. Uji

5. Pertumbuhan

Kemampuan medium untuk mendukung pertumbuhan organism dapat

dilihat dari inokulasi medium dengan isolate stock culture.

6. Respon biokimia

Misalnya fermentasi H2S, gunakan satu spesies yang akan memproduksi

reaksi yang diharapkan.

7. Medium selektif

Untuk melihat efek penghambatan gunakan inokulum yang padat, jika

medium dapat menghambat pertumbuhan berarti dapat menghambat

pertumbuhan organism dalam specimen yang hanya sedikit. (WHO, 2007)

B. Pemantapan Mutu Cat

Semua cat harus dilakukan pemantapan mutu untuk melihat kemampuannya

membedakan organism positif dan negatif dan semua harus dicatat. Contohnya

strain Ziehl – Neelsen, organisme kontrol menggunakan Mycobacterium sp

(ATCC 25177) dan Escherechia coli (ATCC 25922), diddapatkan hasil

berwarna basil berwarna merah muda dan basil berwarna biru.

C. Uji Sensitivitas Antibiotik

1. Indikasi uji sensitivitas antibiotik rutin

2. Uji sensitivitas sebagai pedoman terapi

3. Uji sensitivitas sebagai alat epidemiologi

4. Pemilihan obat

Prinsip Umum Uji Sensitivitas Antimikroba

1. Metode Dilusi

Untuk memperkirakan secara kuantitatif aktivitas antibiotic, pengenceran

antibiotic dalam broth atau media agar dan inokulasikan dengan organism

yang akan diuji.

2. Metode Difusi

14

Page 15: Tugas Pendahuluan

Cakram kertas yang diisi antimikroba dosis tertentu, menggunakan

modifikasi metode Kirby – Bauer, dengan reagen Agar Mueller –Hinton.

D. Strain Standar (Stock Culture) minimal :

Gambar 5 : Contoh bakteri untuk strain standar13

Keterangan :

1. Staphylococcus aureus ( ATCC 25923 )

2. Escherechia coli (ATCC 25922 )

3. Pseudomonas aeruginosa ( ATCC 27853 )

Untuk kultur harian tumbuhkan dalam nutrient agar miring (triptic soya) dan

simpan dalam refrigator, subkultur ke dalam agar miring 2 minggu sekali.

E. Pemantapan Mutu Alat

1. Autoclave

a) Catat suhu dan tekanan setiap kali running

b) Gunakan thermometer suhu puncak tiap minggu

c) Jika ditemukan kontaminasi , buat contoh kultur tiap hari/minggu

sampai penyebabnya diketahui dan dihilangkan.

2. Inkubator

Catat suhu tiap hari sebelum dibuka.

3. pH meter

Harus distandarisasi sebelum running dengan buffer standar pH 7,0.

4. Sentrifus

Evaluasi sesering mungkin untuk memastikan fungsinya masih baik.

5. Pipet

Pipet manual, semiotomatik ataupun automatic harus dicek secara berkala.

6. Timer

15

1

2

3

Page 16: Tugas Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

14. Sacher,R.A,McPherson,R.A. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ed. 11, EGC : Jakarta, 2004, hal 403-21.

15. Hardjoeno,H, dkk. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman serta Upaya Pengendaliannya,Cahya Dinan Rucitra : Makasar, 2007, hal 5-12, 23-42,52-65.

16. Jawetz, Melnick, Adelberg. Pembiakan Mikroorganisme, Dalam : Mikrobiologi Kedokteran, ed 23, EGC : Jakarta, 2008, hal 63-71.

17. Gillespie,S; Bamford,K.. Pemeriksaan Laboratorium pada Infeksi. Dalam : At Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi, ed 3, Erlangga : Jakarta, 2009, hal 14-5.

18. Pratiwi,S.T. Mikrobiologi Farmasi, Erlangga : Jakarta, 2008, hal 111-8.19. Safitri, Ratu; Novel, Sinta Sasika. Medium untuk Mikroorganisme,

Dalam : Medium Analisis Mikroorganisme. Trans Info Media : Jakarta, 2010, hal 1-3.

20. Gandasoebrata,R. Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat : Jakarta, 2009, hal 190,195 .

21. Cappucino,J. G; et al. Microbiology a Laboratory Manual, 6th ed, Pearson Education : San Fransisco, 2001, page 83.

22. Mahon, C. R; et al. Text Book of Diagnostic Microbiology, 4th ed , Saunders Elsevier : Missouri, 2011, page 170.

23. Zimbro, M.J; et al. Monographs in : Difco & BBL Manual Manual of Microbiological Culture Media, 2rd ed ,Becton,Dickinson and Company : Marryland USA, 2009, page 15, 89-90,328, 372, 398.

24. S.Basu,A. Quality Control of Culture Media in a Microbiology Laboratory. http://medind.nic.in/iau/t05/i3/iaut05i3p159.pdf, 2005, diakses tanggal 23 Agustus 2011, jam 03.07 am wita

25. Sukorini,U; Nugroho, D.K; Rizki,M; dkk. Pemantapan Mutu Laboratorium Mikrobiologi. Dalam : Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik, Bagian Patologi Klinik Fakutas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2010, hal 65-82.

26. Koleksi Foto , Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makasar, Juli-Agustus 2011.

16

Page 17: Tugas Pendahuluan

17

Page 18: Tugas Pendahuluan

18

Page 19: Tugas Pendahuluan

19