tugas pendahuluan praktikum

25
Nama : Anna Sutrianah NIM : 95014001 TUGAS PENDAHULUAN Modul 2.1 : Sintesis Garam Mohr, (NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2 .6H 2 O 1. Bentuk Kristal Garam Mohr : Hijau dan bening. Garam mohr merupakan garam rangkap yang terbentuk dari reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan amoniak. Senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya.antara lain: a. logam besi (logam transisi) b. larutan amoniak (NH 3 ) c. Asam sulfat pekat (H 2 SO 4 pekat) 2. Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh FeSO 4 , Fe (s) + H 2 SO 4(aq) FeSO 4(aq) + H 2(g). Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh (NH 4 ) 2 SO 4 , H 2 SO 4(aq) + NH 4 OH (aq) (NH 4 ) 2 SO 4(aq). 3. Persamaan reaksi pembuatan garam Mohr dari campuran larutan jenuh FeSO 4 dan larutan jenuh (NH 4 ) 2 SO 4, FeSO 4(aq) + (NH 4 ) 2 SO 4(aq) (NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2 .6H 2 O. - Bagian 1 - Larutan H 2 SO 4 10% dengan volume 500 mL berati 50 mL H 2 SO 4 dalam 450 air Larutan H 2 SO 4 10% setara dengan 1,9 M ( 1,86gr/mL=1860gr/L x 10% : 98gr/mol) - Bagian 2 : Pembuatan larutan FeSO 4 ; Massa besi = 3,5 gram (Ar = 56 gr/mol), didapat n besi = 3,5/56= 0,0625 mol

Upload: anna-sutrianah

Post on 30-Sep-2015

210 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

tugas pendahuluan

TRANSCRIPT

Nama : Anna Sutrianah NIM : 95014001

TUGAS PENDAHULUANModul 2.1 : Sintesis Garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

1. Bentuk Kristal Garam Mohr : Hijau dan bening. Garam mohr merupakan garam rangkap yang terbentuk dari reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan amoniak. Senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya.antara lain: a. logam besi (logam transisi) b. larutan amoniak (NH3) c. Asam sulfat pekat (H2SO4 pekat)2. Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh FeSO4,Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g).Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh (NH4)2SO4,H2SO4(aq) + NH4OH(aq) (NH4)2SO4(aq).3. Persamaan reaksi pembuatan garam Mohr dari campuran larutan jenuh FeSO4 dan larutan jenuh (NH4)2SO4,FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.

Bagian 1 Larutan H2SO4 10% dengan volume 500 mL berati 50 mL H2SO4 dalam 450 airLarutan H2SO4 10% setara dengan 1,9 M ( 1,86gr/mL=1860gr/L x 10% : 98gr/mol) Bagian 2 :Pembuatan larutan FeSO4 ;Massa besi = 3,5 gram (Ar = 56 gr/mol), didapat nbesi = 3,5/56= 0,0625 molMol H2SO4 = 1,9 M x 0,11 liter = 0,209 molPersamaan reaksinya ; Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)Awal 0,00625 mol 0,209 mol - -Bereaksi 0,00625 mol 0,00625 mol 0,00625 molYang menjadi pereaksi pembatas adalah logam Fe maka FeSO4 yang dihasilkan sebanyak 0,00625 mol.

Pembuatan larutan (NH4)2SO4 ;Konsentrasi H2SO4 10% sebanyak 50 mL=1,9 M. Maka n H2SO4= 50mL x 1,9 M = 95 mmol = 0,095 mol.Konsentrasi NH3 25%, p = 0,91gr/mL ,0,91gr/mL = 910gr/L x 25% :17= 13,38M Volume NH3 yang digunakan sebanyak 41 mL,Maka n NH3 = 41 mL x 13,38M = 548 mmol = 0,548 mol.Persamaan reaksinya ; H2SO4(aq) + 2NH3(aq) (NH4)2SO4(aq) + 2H2O(s) Awal : 0,095 mol 0,548 mol - - Bereaksi : 0,095 mol 0,19 mol 0,095 mol Bagian 3 :Pembuatan Kristal garam Mohr ;Persamaan reaksinya ; FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2OAwal : 0,00625 mol 0,095 mol -Bereaksi : 0,00625 mol 0,00625 mol 0,00625 molYang menjadi pereaksi pembatas adalah FeSO4,

Garam Mohr yang dihasilkan secara teoritis = 0,00625 mol (Mr = 392 gr/mol) = 0,00625 mol x 392 gr/mol = 24,5 grm.

TUGAS PENDAHULUANModul 2.2 : Sintesis Tembaga Sulfat, CuSO4.5H2O1. Persamaan reaksi untuk sintesis CuSO4.5H2O

3Cu(s) + 2HNO3(aq) + 3H2SO4(aq) 3CuSO4(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)CuSO4(Aq) + 5 H2O CuSO4..5H2O2. Jenis reaksi untuk reaksi diatas adalah reaksi redoks (reduksi oksidasi) yang terjadi pada suasana asam. Atom Cu mengalami oksidasi, sedangkan HNO3 sebagai pengoksidasi mengalami reduksi, persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut;Reaksi oksidasi : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e (x3)Reaksi reduksi : NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e NO(g) + 2H2O(l) (x2)-------------------------------------------------------------------------------------- +Reaksi redoks : 3 Cu(s) + 2NO3-(aq)+8H+(aq)3Cu2+(aq)+2NO(g)+4H2O(l)

3. Fungsi penggunaan larutan H2SO4 dan HNO3 pada sintesis CuSO4.5H2O adalah; Larutan H2SO4 digunakan sebagai penyedia ion sulfat agar terbentuk CuSO4. Larutan HNO3 digunakan sebagai pengoksidasi Cu, melarutkan (mengaktifkan) Cu supaya bisa bereaksi dengan H2SO4 membentuk CuSO4.4. Analisis kualitatif yang dapat dilakukan untuk identifikasi ion logam Cu2+ adalah Dengan NaOH membentuk endapan biru Cu(OH)2Cu2+(aq) + 2OH-(aq) Cu(OH)2(s)Endapan Cu(OH)2 larut jika NaOH berlebih dan jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam. Dengan larutan ammonia dalam jumlah sedikit membentuk endapan biru, yang larut dalam ammonia berlebih membentuk larutan yang berwarna biru tua.2Cu2+(aq) + SO42-(aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(l) Cu(OH)2..CuSO4(s) + 2NH3Cu(OH)2.CuSO4(s) + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+9aq) + SO42-(aq) + 2OH-(aq) Dengan heksasianoferat (II) terbentuk endapan coklat kemerahan,2Cu2+(aq) + [Fe(CN)6]4-(aq) Cu2[Fe(CN)6](s)Endapan larut dalam ammonia dan membentuk larutan biru tua. Dengan gas H2S akan terbentuk endapan hitam CuS.Cu2+(aq) + H2S(g) CuS(s) + 2H+(aq)Endapan CuS tidak larut dalam H2SO4 encer panas, tidak larut dalam NaOH sedangkan Na2S dan (NH4)2S sedikit larut dalam polisulfida. CuS larut dalam HNO3 dan KSCN.

Nama :

TUGAS PENDAHULUANModul 2.1 : Sintesis Garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O

4. Bentuk Kristal Garam Mohr : Hijau dan bening. Garam mohr merupakan garam rangkap yang terbentuk dari reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan amoniak. Senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya.antara lain: a. logam besi (logam transisi) b. larutan amoniak (NH3) c. Asam sulfat pekat (H2SO4 pekat)5. Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh FeSO4,Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g).Persamaan reaksi pembuatan larutan jenuh (NH4)2SO4,H2SO4(aq) + NH4OH(aq) (NH4)2SO4(aq).6. Persamaan reaksi pembuatan garam Mohr dari campuran larutan jenuh FeSO4 dan larutan jenuh (NH4)2SO4,FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.

Bagian 1 :Dengan rumus pengenceran V1 x .M1 = V2 x M2 dimanaV1 = volum H2SO4 pekat, M1 = konsentrasi H2SO4 pekat 96%V2 = volum H2SO4 yang diencerkan 10%, M2 = konsentrasi H2SO4 10%Maka didapat V1 x 96% = 500mL x 10%, V1 = 52 mLLalu dilarutkan dalam 448mL air sehingga didapat larutan H2SO4 10%.Larutan H2SO4 10% setara dengan 1,9 M ( 1,86gr/mL=1860gr/L x 10% : 98gr/mol)

Bagian 2 :Pembuatan larutan FeSO4 ;Massa besi = 3,5 gram (Ar = 56 gr/mol), didapat nbesi = 3,5/56= 0,0625 molVolume H2SO4 10% = 110 mL (berlebih), p=1,86gr/mL, maka ;10 mL/100mL x 110 mL x 1,86gr/L : 98 gr/mol = 0,209 mol.Persamaan reaksinya ; Fe(s) + H2SO4(aq) FeSO4(aq) + H2(g)Awal 0,00625 mol 0,209 mol - -Bereaksi 0,00625 mol 0,00625 mol 0,00625 molYang menjadi pereaksi pembatas adalah logam Fe maka FeSO4 yang dihasilkan sebanyak 0,00625 mol.

Pembuatan larutan (NH4)2SO4 ;Konsentrasi H2SO4 10% sebanyak 50 mL=1,9 M. Maka n H2SO4= 50mL x 1,9 M = 95 mmol = 0,095 mol.Konsentrasi NH3 25%, p = 0,91gr/mL ,0,91gr/mL = 910gr/L x 25% :17= 13,38M Volume NH3 yang digunakan sebanyak 41 mL,Maka n NH3 = 41 mL x 13,38M = 548 mmol = 0,548 mol.Persamaan reaksinya ; H2SO4(aq) + 2NH3(aq) (NH4)2SO4(aq) + 2H2O(s) Awal : 0,095 mol 0,548 mol - - Bereaksi : 0,095 mol 0,19 mol 0,095 mol Bagian 3 :Pembuatan Kristal garam Mohr ;Persamaan reaksinya ; FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) (NH4)2Fe(SO4)2.6H2OAwal : 0,00625 mol 0,095 mol -Bereaksi : 0,00625 mol 0,00625 mol 0,00625 molYang menjadi pereaksi pembatas adalah FeSO4,

Garam Mohr yang dihasilkan secara teoritis = 0,00625 mol (Mr = 392 gr/mol) = 0,00625 mol x 392 gr/mol = 24,5 grm.

TUGAS PENDAHULUANModul 2.3 : Sintesis Senyawa Kompleks Heksaurea Kromium (III) KloridaTrihidrat, [Cr(ur)]6Cl3.3H2O

1. Analisis kualitatif untuk identifikasi ion Cr3+ : Dengan larutan natrium karbonat membentuk endapan hijau2 Cr3+(aq) + 3 CO32-(aq) + 3 H2O(l) 2Cr(OH)3(s) + 3CO2(g) Dengan larutan NaOH membentuk endapan hijau, yang larut dalam NaOH berlebih membentuk larutan berwarna hijau.Cr3+(aq) + 3OH-(aq) Cr(OH)3(s)Cr(OH)3(S) + OH-(aq) [Cr(OH)4]-(aq) Dengan larutan natrium pospat membentuk endapan hijau yang larut dalam asam-asam mineral, tapi praktisnya tak larut dalam asam sulfat encer dingin.Cr3+(aq) + HPO42-(aq) CrPO4(s) + H+(aq) Dengan larutan ammonia terbentuk endapam gelatin yang berwarna abu-abu hijau hingg abu-abu biru yang larut dalam ammonia berlebih membentuk larutan merah jambu.Cr3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l) Cr(OH)3(s) + 3NH4+(aq)Cr(OH)3(s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)6]3+(aq) + 3OH-(aq)

2. Teori yang digunakan untuk menjelaskan senyawa kompleks :a. Teori medan Ligan : Senyawa kompleks dipandang sebagai satu molekul tunggal yang terisolasi. Dalam molekul kompleks tersebut, electron-elektron atom pusat khususnya yang berada dalam orbital d belum terisi penuh, dipengaruhi oleh medan elektrostatik yang dibangkitkan oleh ligan-ligan disekitarnya.b. Teori ikatan valensi : berkaitan dengan struktur electron keadaan dasar dari atom pusat, khususnya dengan jenis ikatan, stereokimia dan sifat magnetic senyawa kompleks.c. Teori medan Kristal (CFT) : Sebuah teori yang menjelaskan struktur elektronik dari senyawa logam transisi yang semuanya dikategorikan sebagai kompleks koordinasi, dijelaskan juga sifat-sifat magnetic, warna, entalpi hidrasi dam struktur spinel senyawa kompleks dari logam transisi.

3. Perbedaan senyawa kompleks dengan senyawa-senyawa yang disintesis pada modul-modul sebelumnya : Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari interaksi donor-aseptor antara molekul atau ion. Dalam senyawa kompleks terdapat satu kation logam transisi (Mn+) yang bertindak sebagai aseptor, sedangkan pada senyawa-senyawa yang disintesis sebelumnya senyawa tersebut merupakan garam rangkap (garam Mohr) yang terdiri dari dua kation yang berbeda biasanya lebih mudah membentuk Kristal besar dibandingkan garam-garam penyusunnya. Sedangkan pada garam tembaga sulfat merupakan senyawa hidrat, dalam senyawa ini air bergabung secara kimia dan ketika dipanaskan molekul air mudah lepas dari senyawanya. Ikatan pada garam rangkap merupakan ionic sedangkan ikatan pada senyawa kompleks ikatan ionic dan ikatan kovalen koordinasi.

4. Kegunaan panangas es dalam sintesis :Sebagai pendingin untuk mempercepat terbentuknya Kristal, dengan penurunan suhu diharapkan kelarutannya kecil dan menjadi cepat mengendap.

5. Persamaan reaksi untuk pembuatan senyawa kompleks heksaurea kromium (III) klorida trihidrat :CrCl3.6H2O(s) + H2O(l) [Cr(H2O)6]3+(aq) + 3Cl-(aq) + H2O(l)[Cr(H2O)6]3+(aq ) + 3HCl(aq) + 6NH2CONH2(aq) Cr(NH2CONH2)6Cl3.3H2O(s) + 3H+(aq)+ 3H2O(l)

TUGAS PENDAHULUANModul 2.4 : Analisis Kualitatif Kation dan Anion

1. Identifikasi jenis kation/anion yang terdapat dalam sampel berikut :a. Mengandung ion Ag+, Cu2+, dan Fe3+.Sampel ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 6M terbentuk endapan putih. Jenis kation Ag+.b. Mengandung ion Ag+, Cu2+, dan Zn2+.Sampel ditambahkan HCl 6M tidak ada endapan, lalu ditambahkan larutan NaOH 6M sampai menjadi basa, dan tetap tidak ada larutan yang terbentuk. Jenis kation Zn2+.c. Mengandung ion Cu2+, Fe3+ dan Zn2+.Sampel ditambahkan NaOH 6M sampai larutan menjadi basa, terbentuk endapan berwarna gelap dalam larutan. Lalu endapan dilarutkan dalam H2SO4 6M, tambahkan NH3 6M sampai terbentuk kembali endapan berwarna gelap dalam larutan jernih. Jenis kation Fe3+.d. Mengandung CO32- dan Cl-.Sampel ditambahkan larutan HCl 6M,lalu larutan dipanaskan, diamati adanya gelembung-gelembung dalam larutan. Jenis Anion : CO32-e. Mengandung ion CO32-, Cl-, NO3-, SO42-.Sampel ditambahkan larutan AgNO3 tidak terbentuk endapan, lalu ditambahkan BaCl2 tidak ada perubahan dalam larutan. Jenis anion : NO3-.

2. Menyetarakan persamaan reaksi :a. NaCl(aq) + BaCl(aq) b. Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) 2NaCl(aq) + BaSO4(s)putihc. Fe(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq) 3NaNO3(aq) + Fe(OH)3(s)coklatd. 2AgNO3(aq) + Na2SO4(aq) 2NaNO3(aq) + Ag2SO4(s)putihe. Na2CO3(aq) + Zn(NO3)2(aq) 2NaNO3(aq) + ZnO(s) + CO2(g)

TUGAS PENDAHULUANModul 2.5 : Reaksi-reaksi Ion Logam Transisi

Persamaan Reaksi untuk reaksi-reaksi dalam percobaan ini :Bagian 1 : Ion Logam Vanadiuma. Padatan V2O5 dilarutkan dengan NaOH, membentuk ion VO3- yang seterusnya digunakan sebagai sampel. V2O5 + 2NaOH 2NaVO3 + H2Ob. Sampel ditambah HCl, 2VO3- + 8HCl 2VO2+ + Cl2(g) + 6Cl- + 4H2Oc. Sampel ditambah H2SO4, 2VO3- + 4H2SO4 2VO2++4H2O + 3SO42- + SO2(g)d. Sampel ditambah NH4OH jenuh dan BaCl2, VO3- + NH4OH + BaCl2 NH4VO3 + Ba(OH)2 + 2Cl-e. Sampel ditambah HCl dan H2O2, VO3- + HCl + H2O2 VO23+ + 3H2Of. Sampel ditambah asam sulfat membentuk ion 2VO2+ ( perc c), lalu ditambahkan Zn, VO2+ + 2H+ + e + Zn V3+ + H2O V3+ + e + Zn V2+, V2+ + 2e + Zn V(s)Fltratnya ditambahkan AgNO3, SO42- + Ag+ AgSO4(s)

Bagian 2 : Ion Logam Kromiuma. Larutan Cr(VI) dari K2CrO4, Cr(III) dariCr(NO3)3.9H2O dan padatan K2Cr2O7b. Larutan K2CrO4 ditambah asam sulfat dan hydrogen peroksida, CrO42- + 2H+ + 2H2O2 CrO5 + 3H2O 4CrO5 + 12H+ 4Cr3+ + 7O2 + 6H2Oc. Larutan K2CrO4 ditambah air, lalu ditambah asam oksalat, K2CrO4 + H2O + 3e [Cr(OH)4]-1 + 4OH- [Cr(OH)4]-1 + 4OH- + H+ Cr2O72-d. Larutan Cr(III) ditambah NaOH sampai terbentuk endapan, lalu ditambah lagi NaOH berlebih sampai endapan larut lagi. Ditambah H2O2 larutan menjadi kuning. Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3(s)abu hijau Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]- 2[Cr(OH)4]- + 3H2O2 + 2OH- CrO42-kuning + 2H2Oe. K2Cr2O7 ditambah serbuk Zn dan larutan HCl, K2Cr2O7 + Zn + HCl Cr[(H2O)6]2+ + ZnCl2Filtrate ditambah natrium asetat jenuh, ZnCl2 + CH3COONa NaCl + CH3COOH

Bagian 3 : ion Logam Mangana. Larutan MnSO4 dan KMnSO4b. Larutan MnSO4 ditambah NH4Cl dan NH3,Mn2+ + 2NH3 + 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4+c. Pada penambahan hydrogen peroksida,Mn(OH)2 + H2O2 MnO(OH)2(s) + H2O

Nama : Ina Yulianti/ 90510002

TUGAS PENDAHULUANModul 3.1 : Penentuan kadar Besi Secara Spektrofotometri

1. Kondisi pH larutan untuk reaksi ion Fe2+ dengan phenantrolin berlangsung pada pH =3,5, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya endapan dari garam-garam besi sehingga pembentukan kompleks besi phenantrolin yang stabil tidak tercapai. Untu penentuan kadar besi ini, kita memerlukan pembentukan kompleks besi phenantrolin dalam fasa larutan.Reaksi ; Fe2+(aq) + 3 phen H+(aq) Fe(phen)32+(aq) + 3 H+(aq)

2. Struktur molekul 1,10-phenantrolin ;

Struktur molekul [Fe(phen)3]2+ ,

3. Kegunaan larutan natrium asetat dan larutan hidrosilamin klorida dalam penyiapan larutan Fe(II)-phenantrolin adalah untuk menjaga harga pH larutan dan juga untuk menjamin ion besi pada keadaan tingkat oksidasi +2 (Fe2+), sehingga pembentukan senyawa kompleks sangat stabil dan kadar besi (II) dapat diukur dengan spektrofotometer pada 508 nm.

4. Cara menentukan panjang gelombang maksimum untuk sebuah larutan berwarna dengan metode spektrofotometri ;-Mengukur absorbansi larutan 2 ppm pada berbagai panjang gelombang. Pada panjang gelombang yang terjadi absorbansi maksimum itu merupakan panjang gelombang maksimum ( maks).-Menggunakan persamaan Lambert-Beer, A = . b.C dimana, A = absorban C = konsentrasi Atau b = A / .c = tetapan b = panjang jalan sinar (tebal larutan)Dengan cara mengalurkan absorbansi (A) terhadap konsentrasi (C) dalam ppm. Untuk larutan standar dalam bentuk grafik kurva standar larutan standar.

5. Prinsip dasar metoda spektrofotometri adalah metoda analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan tabung foton hampa,. Alatnya disebut Spektofotometer.

Nama : Ina Yulianti/ 90510002

TUGAS PENDAHULUANModul 3.2 : Penentuan Kadar Sulfat dengan Metoda Turbidimetri

1. - Kegunaan penambahan larutan natrium klorida-asam klorida dalam penyiapan larutan sulfat,untuk mencegah pertumbuhan mikrokristal barium sulfat yang terbentuk.- Kegunaan penambahan larutan gliserol-etanol dalam penyiapan larutan sulfat untuk menstabilkan suspense yang terbentuk agar dapat diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 530 nm.

2. Kadar % sulfat dalam Tawas,Rumus kimia tawas = KAl(SO4)2. 12H20, Mr = 474 gr/molKadar SO42- = 2 x Mr SO4 x 100% Mr KAl(SO4)2.12 H2O % SO42- = 2 x 96 gr/mol x 100% 474 gr/mol %SO42- = 40,51%

3. Pengukuran konsentrasi sulfat digunakan metoda turbidimetri, karena turbidimetri merupakan metode pengukuran konsentrasi partikulat dalam suatu suspense, ion sulfat merupakan partikulat dalam larutan tawas sehingga untuk menentukan konsentrasi sulfat dalam larutan tawas dengan disuspensikan terlebih dahulu, metoda yang tepat adalah turbidimetri.

4. Metode lain untuk menentukan kadar sulfat :a. Metode gravimetricb. Metode potensiometric. Metode spektrofotometri UV-vis.

Nama : Ina Yulianti/ 90510002

TUGAS PENDAHULUANModul 3.3 : Penentuan Kadar Tembaga Secara Iodometri

1. Prinsip dasar penentuan kadar Cu secara Iodometri adalah berdasarkan reaksi redoks. Sampel yang mengandung ion Cu2+ direduksi oleh KI, menurut reaksi, 2CuSO4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + I2(aq) , (1) Mol CuSO4 = 2 mol I2 Lalu I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 yang sudah distandarkan dulu oleh larutan Kalium dikromat (konsentrasi larutan Na2S2O3 diperoleh ), K2Cr2O7 menurut reaksi 2Na2S2O3(aq) + I2(aq) Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq) .(2) Mol Na2S2O3 = 2 mol I2 Setelah titik akhir titrasi dengan menghilangnya warna biru pada larutan Karena penambahan kanji, diperoleh volum akhir natrium tiosianat yang Terpakai. Lalu Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh,

mol CuSO4 = mol Na2S2O3 = mol Cu2+ = V Na2S2O3 x M Na2S2O3 dimana V Na2S2O3 = volum yang terpakai pada saat titik akhir titrasi. M Na2S2O3 = konsentrasi yang didapat dari hasil pembakuan dengan Larutan K2Cr2O7 Massa Cu2+ = mol Cu2+ x Ar Cu

Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7

K2Cr2O7(aq) + 6KI(aq) + 14HCl(aq) 2CrCl3(aq) + 3I2(aq) + 7H2O(l) + 8KCl mol I2 = 3 mol K2Cr2O7 . (1) 2Na2S2O3(aq) + I2(aq) Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq) Mol Na2S2O3 = 2 mol I2 ......(2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh, Mol Na2S2O3 = 2 mol I2 = 6 mol K2Cr2O7, pada saat volum akhir titrasi diperoleh, konsentrasi Na2S2O3 dapat ditentukan.

Kadar Cu2+ hasil praktek = massa Cu2+ x 100% = Massa sampel Kadar Cu2+ secara teoritis = Ar Cu x 100% = 25,455 Mr CuSO4.5H2O

2. Pereaksi yang digunakan pada titrasi Iodometri ;

Asam klorida / asam sulfat digunakan untuk penyedia suasana asam . Larutan kanji digunakan sebagai indicator yang sangat peka terhadap kompleks kanji-yodium. Kepekaan akan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam dan adanya ion iodide ( warna larutan biru tua). Larutan KI sebagai pereduksi Larutan Na2S2O3 sebagai titran, larutan tidak boleh distandarkan langsung, tapi harus dustandarkan terhadap standar primer. Larutan K2Cr2O7 sebagai larutan standar yang stabil, tidak higroskopis, derajat kemurniannya tinggi, digunakan untuk membakukan larutan Na2S2O3. Media aqua yang dipanaskan terlebih dahulu pada proses pelarutan Na2S2O3 digunakan supaya terbebas dari bakteri/ kuman karena larutan Na2S2O3 tidak stabil untuk waktu lama, bakteri yang ada pada larutan dapat mengubah belerang menjadi ion sulfit, sulfat atau belerang koloidal yang menyebabkan larutan menjadi keruh.

Nama : Ina Yulianti/ 90510002

TUGAS PENDAHULUANModul 3.3 : Penentuan Kadar Tembaga Secara Iodometri

1. Prinsip dasar penentuan kadar Cu secara Iodometri adalah berdasarkan reaksi redoks. Ion Cu2+ di dalam larutan dapat ditentukan dengan titrasi iodometri. Pada titrasi iodometri, ion Cu2+ pertama-tama direduksi dengan iodide berlebih menurut reaksi,2CuSO4(aq) + 4KI(aq) 2CuI(s) + I2(aq) , (1)Spesi I2 yang terbentuk memiliki kelarutan yang kecil dalam air, tetapi kelarutan I2 akan meningkat jika didalam larutan terdapat kelebihan iodide yang dapat membentuk spesi I3- dengan I2. I2 yang dihasilkan pada reaksi (1) kemudian dititrasi dengan ion tiosianat menggunakan indicator kanji menurut reaksi 2Na2S2O3(aq) + I2(aq) Na2S4O6(aq) + 2NaI(aq) (2)Molekul -amilose pada larutan kanji akan berinteraksi dengan I2 sehingga terbentuk warna biru. Jika seluruh molekul I2 telah bereaksi dengan ion tiosianat, warna biru larutan akan hilang yang menandakan titik akhir titrasi telah tercapai. Titrasi I2 harus dilakukan sesegera mungkin karena I2 mudah menguap dan juga mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa organic. Disamping itu ion iodide dapat bereaksi dengan oksigen di udara menurut reaksi2I-(aq) + O2(g) + 4H+(aq) I2(aq) + H2O(l) (3)Reaksi ini dapat mengubah konsentrasi I2 yang tertdapat didalam larutan. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan tiosianat dibakukan dengan larutan standar dikromat. Pada proses pembakuan ini, didalam labu titrasi ion dikromat direaksikan dengan oksigen di udara menurut reaksiCr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6I-(aq) 2Cr3+(aq) + 3I2(aq) + 7H2O(l) (4)Kelebihan I2 kemudian dititrasi dengan larutan tiosulfat menurut reaksi (2) dengan indicator kanji. (5)Berdasarkan persamaan (4) dan (5), diperolehMol Na2S2O3 = 2 mol I2 = 6 mol K2Cr2O7, pada saat volum akhir titrasi diperoleh, konsentrasi Na2S2O3 dapat ditentukan.

Berdasarkan persamaan (1) dan (2), diperolehmol CuSO4 = mol Na2S2O3 = mol Cu2+ = V Na2S2O3 x M Na2S2O3 Jadi kadar Cu dalam sampel dapat dihitung, Massa Cu2+ = mol Cu2+ x Ar Cu

Kadar Cu2+ hasil praktek = massa Cu2+ x 100% = Massa sampel Kadar Cu2+ secara teoritis = Ar Cu x 100% = 25,455 Mr CuSO4.5H2O

3. Pereaksi yang digunakan pada titrasi Iodometri ;

Asam klorida / asam sulfat digunakan untuk penyedia suasana asam . Larutan kanji digunakan sebagai indicator yang sangat peka terhadap kompleks kanji-yodium. Kepekaan akan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam dan adanya ion iodide ( warna larutan biru tua). Larutan KI sebagai pereduksi Larutan Na2S2O3 sebagai titran, larutan tidak boleh distandarkan langsung, tapi harus dustandarkan terhadap standar primer. Larutan K2Cr2O7 sebagai larutan standar yang stabil, tidak higroskopis, derajat kemurniannya tinggi, digunakan untuk membakukan larutan Na2S2O3. Media aqua yang dipanaskan terlebih dahulu pada proses pelarutan Na2S2O3 digunakan supaya terbebas dari bakteri/ kuman karena larutan Na2S2O3 tidak stabil untuk waktu lama, bakteri yang ada pada larutan dapat mengubah belerang menjadi ion sulfit, sulfat atau belerang koloidal yang menyebabkan larutan menjadi keruh.

Nama : Ina Yulianti/ 90510002

TUGAS PENDAHULUANModul 3.4 : Penentuan Kadar Kromium Secara Spektrofotomete Serapan Atom (AAS)

1. Kadar Cr dalam 1 gr sampel senyawa kompleks [Cr(ur)6]Cl3.3H2O adalah Massa Cr(III) = ArCr / MrCr(H2NCONH2)6Cl.3H2O x massa sampel = 52 gr/mol x 1 gr = 0,0908 gr = 90,8 mg 572,5 gr /mol Atau persen Cr(III) = massa Cr x 100% = 0,0908 gr x 100% = 9,08% Massa sampel 1 gr %Cr = ArCr / MrCr(H2NCONH2)6Cl.3H2O x 100% = 52 gr/mol x 100% = 9,08% 572,5 gr /mol

2. Konsentrasi Cr (ppm) dalam 1 gr sampel = massa Cr(III) = 90,8 mg = 908 ppmYang dilarutkan dalam 100 mL larutan Volum 0,1L