tugas praktikum geomekanika
DESCRIPTION
Mata Kuliah GeomekanikaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Rekahan reservoir (Fractured reservoir) adalah rekahan pada reservoir yang secara
makroskopik berupa diskontuniatas planar akibar deformasi atau diagenesa fisik pada batuan.
Apabila terkait dengan deformasi brittle, maka kemungkinan akan bersifat terbuka, dan terjadi
setelah proses atlerasi atau mineralisasi. Apabila terkait dengan deformasi ductile, maka
kemungkinan akan terbentuk lapisan batuan yang terdeformasi sangat kuat. Sebagai hasilnya
maka rekahan reservoir yang ada akan menimbulkan efek negative atau positif pada liran fluida
yang ada di batuan tersebut. Define yang luas ini dapat menyederhanakan penjelasan terhadap
anisotropi pada aliran fluida dengan kaitan mekanisme terbentuknya dan morfologi rekahan
yang ada. (Nelson, 2001)
Rekahan reservoir (Fractured reservoir) didefinisikan debagai reservoir dengan rekahan
yang terbentuk secara alamiah dan telah terbukti atau disuga terdapatnya signfikan efek
hubungan antara rekahan dengan aliran fluida yang ada baik meningkatnya permeabilitas
reservoir dan/atau meningkatnya cadangan terukur atau meningkatnya anisotropi
permeabilitas. (Nelson, 2001)
Dalam industry minyak dan gas bumi, penerapan geomekanika rekahan digunakan
dalam analisa reservoir. Rekahan reservoir (fractured reservoir) bersifat memiliki porositas yang
baik namun memiliki kemampuan deliver yang rendah. Dalam hal ini, rekahan dapat berperan
untuk meningkatkan kemampuan deliver dari reservoir tersebut.
Keadaan lubang sumur bor dicitrakan dalam bentuk log gambar (image log). Log gambar
(image log) menunjukkan keadaan batuan di bawah permukaan. Log gambar (image log)
memiliki beberapa nama dagang, diantaranya FMI (schlumberger), XRMI (Haliburton). Log
gambar (image log) menggunakan kaliper untuk mengambil data permukaan dinding lubang
bor berdasarkan nilai resistivitasnya. Setiap bidang pada hasil pencitraan lubang bor akan
berbentuk sinusoidal pada log gambar (image log) lubang bor.
1
BAB II
DATA
Data yang digunakan adalah data log dambar yang diambil dari sumur Well-05 dan Well-
10, yang terdiri dari:
1. log caliper
2. log gamma ray
3. log image static (FMI)
4. log image dynamic (FMI)
Tabel 1.1 Litologi sumur Well-05 dan Well-10
WELL Top Bottom Lithology Formation
WELL-04
WELL-05
2075 2170 Metasediment Pre Tertiary Metasediment
2170 2189 Granite Wash
Pre Tertiary Granite Complex
2189 2210 Weathered Granite
2210 2241 Granite-1
2241 2315 Granodiorite-1
2315 2321 Diorite
2321 2370 Granodiorite-2
2370 2825 Granite-2
WELL-10
WELL-11
2079 2115 cgl-sst,mt qz-cgl,sh/arg
Pre Tertiary Metasediment
2117 2236 blind drill
2236 2261 lst
2261 2262 sh/arg
2262 2264 qzt
2264 2627 sh/arg, w/ qzt
2627 2745 granite Pre Tertiary Granite
Berdasarkan log gambar tersebut dikenali 4 jenis rekahan yang dapat digunakan untuk
menentukan kondisi stress pada batuan dasar tersebut. Rekahan tersebut meliputi rekahan tensile
(tensile fracture) (Gambar 2.1), rekahan resistif (resistive fracture) (Gambar 2.2), rekahan konduktif
(conductive fracture) (Gambar 2.3), rekahan parsial (partial fracture) (Gambar 2.4).
2
(a) (b)
Gambar 2.1 Log gambar dari induced fracture (a) Well-05 (b) Well-10
(a) (b)
Gambar 2.2 Log gambar dari resistive fracture (a) Well-05 (b) Well-10
3
(a) (b)
Gambar 2.3 Log gambar dari conductive fracture (a) Well-05 (b) Well-10
(a) (b)
Gambar 2.4 Log gambar dari partial fracture (a) Well-05 (b) Well-10
4
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
3.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh, berupa conductive fracture, resistive fracture, dan partial fracture,
dianggap sama dengan shear fracture. Data tensile fracture dan shear fracture disajikan dalam
diagram roset yang menggambarkan arah jurus bidang rekahan.
5
(a)
(b)
Keterangan:
Conductive fracture – hijau
Resistive fracture – biru
Partial fracture – merah
Gambar 3.1 Diagram roset rekahan (a) Well-05 (b)
Well-10
Berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan, diketahui bahwa rekahan
konduktif dan rekahan campuran, dalam
hal ini dianggap sebagai kekar gerus. Pada
sumur Well-05 kekar gerus memiliki orientasi umum NE-SW dan sumur Well-10 memiliki
orientasi umum NW-SE, seperti ditunjukkan dalam gambar 3.1. Adapun untuk tensile fracture
sumur Well-05 dan Well-10 memiliki arah umum NW-SE.
6
(a) (b)
Gambar 3.2 Diagram roset jurus induced fracture (a) Well-05 (b) Well-10
3.2 Analisis Arah Tegasan
Dalam interpretasi tegasan utama digunakan data tensile fracture, yang dimana induced
fracture adalah rekahan yang memiliki sifat terbuka dan perambatannya menunjukkan arah
dari tegasan masa kini. Arah perambatan tegasan sejajar dengan arah SHmin dan yang tegak
lurus menunjukkan SHmax.
Gambar 3.3 Stress yang bekerja pada sumur Well-05
7
SHmin
SHmin
SHmax
SHmax
SHmin
SHmax
Gambar 3.4 Stress yang bekerja pada sumur Well-10
Berdasarkan gambar 3.3 dan gambar 3.4 dapat diketahui arah SHmax dari sumur Well-
05 dan Well-10 berarah NE-SW dan SHmin berarah NW-SE.
8
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data log gambar (image log) pada sumur Well-05 dan Well-10
didapatkan data berupa rekahan tensile (tensile fracture), rekahan resistif (resistive fracture),
rekahan konduktif (conductive fracture) rekahan parsial (partial fracture). Pada sumur Well-05
kekar gerus memiliki orientasi umum NE-SW dan sumur Well-10 memiliki orientasi umum NW-
SE. Berdasarkan analisis data rekahan dengan menggunakan diagram roset diketahui arah rezim
tektonik SHmax dari sumur Well-05 dan Well-10 yaitu berarah NE-SW dan SHmin berarah NW-
SE.
9