tugas pendahuluan mekter
TRANSCRIPT
TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAANBUCKLING
OLEH :
NAMA : WENDI MANGIRISTAMBUK : D211 09 273KELOMPOK : II
LABORATORIUM MEKANIKA TERPAKAIJURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
1. Jelaskan Apa yang Dimaksud dengan :
a. Buckling e. Reganganb. Defleksi f. Momen Inersiac. Modulus elastisitas g. Hukum Hooked. Tegangan
Jawab :
a) Peristiwa Buckling merupakan peristiwa terjadi nya Defleksi pada
batang langsing ( plat tipis ) yang mendapatkan tekanan aksial. Batang
plat tipis adalah batang yang mempunyai perbandingan panjang dan jari-
jari girasi penampang yang besar.
b) Defleksi merupakan Proses Hilang nya Infleksi
c) Modulus elastisitas adalah penjabaran matematis dari suatu
kecenderungan objek atau bentuk untuk berubah bentuk ketika diberikan
suatu gaya.
Dari Rumus maka Modulus Elastisitas Merupakan Rasio Perbandingan
antara Tegangan dan Regangan.
d) Tegangan merupakan Rasio Perbandingan antara Gaya yang diberikan
terhadap Luas Permukaan.
σ = NA= PA ( kg/cm2)
σ : Tegangan (kg/cm2)
N : Gaya Normal
A : Luas Penampang
e) Regangan merupakan Rasio perbandingan antara Pertambahan suatu
objek terhadap Panjang Mula-mula.
∑ = ΔLLo
f) Momen Inersia merupakan momen yang timbul karena pengaruh massa
terhadap jarak ke titik berat massa.
g) Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir
atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan
berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
di mana
F = gaya (dalam unit newton)
k = konstante pegas (dalam newton per meter)
x = jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).
2. Jelaskan Tujuan Percoban Buckling !
Jawab :
Tujuan Percobaan
a. Untuk menunjukkan peristiwa buckling dan kebenaran dari teori persamaan
Euler.
b. Menetukan besarnya beban kritis batang uji terhadap system beban.
c. Menetukan besarnya pengaruh pembebanan.
d. Mengetahui jenis-jenis tumpuan yang sesuai untuk digunakan pada suatu
specimen batang sehingga defleksi yang dialami tidak merusak konstruksi
yang direncanakan.
e. Untuk mengetahui momen inersia yang terjadi.
f. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan buckling.
3. Jelaskan Jenis – Jenis Tumpuan yang digunakan !
Jawab :
Jenis-Jenis Tumpuan
a. Tumpuan Engsel – Jepit
Dari gambar diatas terlihat bahwa pada ujung yang ditumpu dengan tumpuan
jepit bekerja 3 buah gaya sehingga daerah defleksi lebih mendekati tumpuan
engsel yang cuma mendapat 1 gaya.
b. Tumpuan Engsel – Engsel
Pada tumpuan engsel – engsel kedua ujung spesimen ditumpu oleh engsel.
Pada tumpuan ini spesimen / material sangat mudah patah. Karena tegangan
kritisnya kecil. Hal ini disebabkan karena pada tumpuan ini, yaitu pada ujung
bagian spesimen / pada tumpuan hanya bekerja gaya yang sejajar dengan sumbu
batang dan gaya horisontal.
c. Tumpuan Jepit – Jepit
Pada tumpuan ini spesimen memiliki tegangan kritis yang besar (kemampuan terima
beban yang besar) dibandingkan dengan tumpuan engsel – engsel / engsel – jepit.
Karena pada kedua ujung spesimen bekerja tiga gaya yaitu gaya yang sejajar dengan
sumbu batang, gaya horisontal, dan momen gaya.
4. Jelaskan + Gambar Diagram Tegangan Regangan !
Jawab :
Keterangan :
1. Titik proporsional (p), daerah batas berlakunya hokum Hooke dimana
dan berbanding lurus.
2. Titik elastisitas (E), kondisi dimana dihilangkan maka spesimen kembali
ke bentuk semula
3. Titik yelding (y), pada keadaan ini terjadi perpanjangan dan pengecilan
titik.
4. Titik ultimate (u), titik dimana tegangan maksimum dapat diterima.
5. Titik break (B), titik dimana spesimen patah.
5. Jelaskan Karakteristik Baja dan Kuningan !
Jawab :
Karakteristik Baja & Kuningan
Karakteristik Baja
1. Baja merupakan logam terkuat dimana baja terdiri atas Fe + C. Bahan
terbagi atas :
Baja karbon rendah = C < 0,2 %
Baja karbon sedang = 0,2 % < C > 0,5 %
Baja karbon tinggi = 0,5 % < C > 1,2 %
Semakin tinggi kadar karbon pada baja maka akan semakin keras baja tersebut,
tetapi getas.
2. Daya hantar panas dan listrik tinggi karena sifatnya yang disebabkan oleh
beberapa elektron yang terdislokasi dan dapat meninggalkan logam dan
induknya.
3. Sifat kedap cahaya dan daya pantul disebabkan oleh tanggap elektron yang
terdislokasi terhadap getaran elektron magnetik frekuensi tinggi.
4. Pada suhu diatas setengah cair, pertumbuhan butir lebih cepat pada suhu rendah.
Batas butir mengalami deformasi oleh karena itu baja berbutir halus lebih kuat
dari bahan berbutir besar.
5. Pada baja dalam suhu tinggi besi berubah struktur dan karbon didalamnya
menjadi rapuh.
30O
Karakteristik Kuningan
1. Logam tahan korosi
2. Memiliki keuletan yang lebih baik
3. Tingkat ketangguhan dan kekerasan kuningan lebih rendah dari pada
baja
4. Modulus elastisitas kuningan ( E=9,17 x 105 kg/cm2 )
5. Konduktivitas listrik kuningan lebih baik dibandingkan baja
6.
a. Reaksi tiap tumpuan ?
b. Reaksi Tiap Titik ?
5 m 10 m 5 m
10 m
10 KN 5 KN
Penyelesaian :
a) Reaksi pada Tumpuan
∑MA = 0 +
-RDY.20 + 5.15 + 10.(Sin 30o).5 – 10.(Cos 30o).10 = 0
20RDY = 75 + 25 – 86,6
20RDY = 13,4
RDY = 0,67 KN
∑FY = 0 ( + )
RAY + RDY – 10.Sin 30o - 5 = 0
RAY = - 0,67 + 5 + 5
RAY = 9,33 KN
10 m
5 m 10 m 5 m
300
DCBA
E F
5 KN10 KN
αRAX
RAY
EA
BAA
∑FX = 0 (+ )
RAX - 10.Cos 30o = 0
RAX = 5 KN
b) Reaksi pada Titik
Titik A
tan α=105=2
α = 63,43o
∑FY = 0 +
RAY –SAE.Sin 63,43o = 0
SAE Sin 63,43o = 9,33
SAE= 9,33 / 0,89
SAE = 10,48 KN
∑FX = 0 +
RAX – SAB - SAE.Cos 63,43o = 0
5 – SAB – 10,48 – 4,68 = 0
SAB = - 10,16
TITIK B
∑ Fx=0 ∑ Fy=0
BA
FE
SBA−SCB=0 SEB=0
−10,16−SCB=0
−SCB=10,16KN
SCB=−10,16KN
TITIK E
∑FY = 0 +
SAE + SBE – 10 Sin 30o = 0
10,48+ SBE – 5 = 0
SBE = 5,48 KN
tan β= 510
=0,5
β = 26,65o
∑FX = 0 +
SAE.sin 26,65 – SFE - 10 Cos 30o = 0
10,48.0,4 – SFE – 8,6 = 0
SFE = - 4,408 KN
B
SCBSAB
A C
30 0
10 KN
6
11
7
9
8
1 2
3
4
5
10
7. Jelaskan Bagian-Bagian Alat + Gambar !
Jawab :
Gambar alat dan spesifikasinya
Keterangan:
1. Water pass, untuk menunjukkan keseimbangan dari alat penguji.
2. Batang pembebanan, untuk meneruskan gaya ke tumpuan spesimen.
3. Penunjuk gaya, untuk menunjukkan besar beban yang diberikan pada
spesimen.
4. Beban, untuk memberikan gaya penyeimbang dari beban yang diberikan.
5. Batang penghubung, untuk menghubungkan penunjuk gaya dengan rangka
alat sehingga terjadi gaya.
6. Landasan, sebagai tumpuan utama dari alat uji.
7. Tumpuan bawah (engsel), untuk menumpu ujung spesimen bagian bawah.
8. Dial gauge, untuk mengukur defleksi pada spesimen.
9. Spesimen, sebagai benda yang akan diuji defleksinya.
10. Kunci selongsong, untuk mengatur penyeimbangan batang pembebanan
secara tepat.
11. Tumpuan atas (jepit), untuk menumpu ujung spesimen bagian atas.
8. Artikel Tentang buckling !
Jawab :
Aplikasi Buckling
Perancangan Pipa Bawah Laut
Metode pengiriman minyak dan
gas bumi lepas pantai dapat dengan menggunakan kapal tanker dan pipa bawah
laut. Metode pengiriman dengan menggunakan pipa dianggap lebih handal dan
murah. Keandalan metode ini salah satunya karena tidak terpengaruh cuaca, baik
terjadi badai ataupun tidak, pengiriman minyak dan gas tidak akan mengalami
gangguan. Kelebihan lain adalah biaya operasional yang murah, investasi mahal
hanya pada saat penginstalan pertama dan bersifat jangka panjang. Apabila dengan
menggunakan tanker maka biaya sewa akan sangat mahal, belum lagi tidak
beroperasinya kapal pada saat badai juga akan menyebabkan kenaikan biaya yang
signifikan. Oleh karena itu, penggunaan pipa merupakan pilihan yang tepat dan
efisien untuk investasi jangka panjang. Perencanaan dalam perancangan pipa
bawah laut harus matang agar pada saat beroperasi nanti tidak akan terjadi
kegagalan akibat kesalahan perancangan. Kesalahan dalam perancangan akan
mengakibatkan kerugian yang besar baik finansial maupun material.
Secara umum alur dalam perancangan pipa bawah laut dapat dilihat pada flowchart
berikut ini:
1. Cek ketebalan pipa
Pada proses desain ketebalan pipa hawah
laut pipa yang digunakan harus memenuhi
syarat kearnanan, dengan tidak
mengabaikan pertimbangan ekonomi
dalarn pemilihan material pipa. Pipa yang
berada pada dasar laut akan mengalami
gaya-gaya yang bekerja baik dari dalam pipa maupun gaya lingkungan dan luar
pipa.
2. Cek buckling
Pipa bawah laut akan mengalami
tekanan hidrostatis. Semakin
dalam pipa berada maka tekanan
hidrostatis yang diterima pipa
akan semakin besar.
Kegagalan/keruntuhan pipa bawah laut dapat disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya adalah perbandingan antara diameter dan ketebalan pipa (D/t),
keadaan stress strain pipa, tekanan hidrostatik serta momen bending yang
terjadi pada pipa
3. Analisis Span
Pipa bawah laut yang terkena beban hidrodinamis suatu ketika akan
mengalami kelelahan, karena akibatkan beban tersebut yang bersifat siklis.
Kelelahan pada struktur akan memicu terjadinya kegagalan. Tujuan dari
analisa span dinamis adalah untuk menentukan panjang span maksimum
yang diijinkan agar pipa terhindar dari respon-respon alami yang bisa
menyebabkan kelelahan.
4. Stablitas pipa bawah laut
Pada saat proses desain pipeline
lepas pantai dilakukan, hal
penting yang harus diperhatikan
adalah kestabilan pipa pada saat
berada di dasar laut selama masa operasi atau sebelum pipa tersebut
mendapatkan kestabilan lainnya (trenching, burial, self burial). Ada
beberapa cara untuk menstabilkan pipa di dasar laut, diantaranya adalah
dengan mengurangi gaya-gaya yang bekerja pada pipa seperti dengan
melakukan penguburan pipa (burial), penggalian parit atau saluran untuk
pipa (trenching).
5. Metode instalasi Guo et al (2005) mengatakan bahwa metode instalasi pipa
bawah laut yang umum antara lain:
#S-lay (Shallow to Deep)
Biasa digunakan untuk instalasi
pipa pada laut dangkal menuju
dalam. Dengan kedalaman laut
kurang dari 500 ft (Guo et al, 2005). Umumnya digunakan instalasi pipa
pada kedalaman laut menengah yaitu 500 ft – 1000 ft (Guo et al, 2005).
#Reel lay (Intermediate to Deep)
Umumnya digunakan instalasi
pipa pada kedalaman laut
menengah yaitu 500 ft – 1000 ft
(Guo et al, 2005).