tugas pendahuluan aib - copy
DESCRIPTION
pendahuluan praktikum analisa inti batuan bagus buatTRANSCRIPT
1. Apa yang dimaksud dengan Analisa Inti Batuan ?
jawab:
Analisa inti batuan dalam teknik perminyakan pada penerapannya di lapangan diawali dengan
coring. Coring merupakan kegiatan atau usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi
bawah permukaan. Core sampel inilah yang nantinya diuji dalam laboratorium untuk mengetahui
sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah
permukaan (core) diperoleh.
2. Sebutkan dan jelaskan tentang Petroleum System Process dan Petroleum System element !
jawab:
PROSES-PROSES PETROLEUM SYSTEM
1. Generation
Generation merupakan proses dimana source rock (batuan induk) mengalami proses pemanasan
dan tekanan yang cukup untuk merubah material-material organik menjadi hidrokarbon.
2. Migration
Migration merupakan proses perpindahan hidrokarbon dari batuan induk menuju batuan reservoar
hingga pergerakannya berhenti di perangkap reservoar.
3. Accumulation
Accumulation merupakan proses terakumulasinya hidrokarbon pada perangkap reservoar setelah
pergerakannya berhenti di trap.
4. Preservation
Preservation merupakan sisa-sisa dari hidrokarbon yang berada dalam batuan reservoar yang
tidak terubah oleh proses biodegration dan water washing.
5. Timming
Timming merupakan proses terbentuknya perangkap sebelum dan selama hidrokarbon
bermigrasi.
UNSUR-UNSUR PETROLEUM SYSTEM
1. Source Rock
Source rock atau batuan induk merupakan unsur pertama dalam pembentukan hidrokarbon.
Source rock adalah batuan yang memiliki banyak kandungan dari material organik sisa-sisa
hewan dan tumbuhan. Source rock biasanya merupakan batuan berbutir halus, sehingga mampu
mengawetkan kandungan material organik yang ada didalamnya. Material organik tersebut harus
mengalami proses pematangan agar bisa menjadi hidrokarbon dengan cara memperoleh tekanan
dan suhu yang cukup. Source rock sendiri terletak didasar-dasar basin (cekungan) tempat sisa-sisa
material organik terendapkan.
2. Migration Route
Migration route merupakan proses perpindahan hidrokarbon yang telah matang dari source rock
(batuan induk) ke batuan reservoar. Migration itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Primary
Migration dan Secondary Migration. Primary Migration merupakan proses perpindahan atau
bergeraknya hidrokarbon yang telah matang dari batuan induk menuju ke batuan reservoar.
Secondary Migration merupakan pergerakan hirdokarbon didalam reservoar menuju tempat
akumulasinya hidrokarbon (pergerakan ke arah perangkap/trap).
3. Reservoir Rock
Reservoir rock atau batuan reservoar merupakan batuan yang memiliki tingkat porositas
(kemampuan untuk menyimpan fluida) dan tingkat permeabilitas (kemampuan untuk meloloskan
fluida) yang baik, sehingga hidrokarbon yang berasal dari batuan induk dapat disimpan,
tersalurkan, dan terakumulasi dengan baik didalam batuan ini. Pada hakekatnya semua jenis
batuan (Batuan Beku, Piroklastik, Sedimen, dan Metamorf) dapat menjadi batuan reservoar
asalkan dapat memenuhi dua syarat diatas, yaitu memiliki tingkat Porositas dan Permeabilitas
yang baik.
4. Traps
Traps atau perangkap merupakan bentukan geometri dibawah permukaan yang memungkinkan
berhentinya pergerakan hidrokarbon dibatuan reservoar, sehingga hidrokarbon yang berada pada
batuan reservoar dapat terakumulasi.Traps merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
mencari keterdapatan hidrokarbon dibawah permukaan. Usaha dalam eksplorasi lebih ditujukan
untuk mencari parangkap-perangkap reservoir ini. Secara umum traps (Perangkap) dapat dibagi
menjadi 3, yaitu : Perangkap Struktur, Perangkap Stratigrafi, dan Perangkap Kombinasi.
5. Seal Rock
Seal rock atau batuan tudung merupan suatu batuan yang memiliki tingkat porositas dan
permeabilitas yang buruk (kedap air) sehingga hidrokarbon yang ada pada batua reservoar tidak
akan keluar lagi, biasanya seal rock terletak diatas batuan reservoar.
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan dari Analisa Inti Batuan !
jawab:
Tujuan dari analisa inti batuan adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-
sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam
pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan
hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan
untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk
melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selain itu data inti batuan ini juga berguna
sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari metode logging.
4. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat fisik batuan beserta rumusnya (jika ada) !
jawab:
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan
volume total batuan per satuan volume tertentu, yang jika dirumuskan :
Dimana :
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume batuan total
yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis sesuai persamaan sebagai
berikut :
2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.
Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida.
Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai
permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif.
Dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
μ = viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam
batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat tiga jenis fluida,
maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas
(Sg), dimana secara matematis dapat ditulis :
Total saturasi fluida jika reservoir mengandung 3 jenis fluida :
Untuk sistem air-minyak, maka persamaan (12) dapat disederhanakan menjadi :
Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir adalah :
a. Ukuran dan distribusi pori-pori batuan.
b. Ketinggian diatas free water level.
c. Adanya perbedaan tekanan kapiler.
Didalam kenyataan, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini disebabkan adanya
saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau disebut dengan irreducible
saturation sehingga berapa besarnya fluida yang diproduksi dapat dihitung dalam bentuk saturasi
dengan persamaan berikut :
Dimana :
St = saturasi total fluida terproduksi
Swirr = saturasi air tersisa (iireducible)
Sgirr = saturasi gas tersisa (iireducible)
Soirr = saturasi minyak tersisa (iireducible)
Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-padatan
mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat kelistrikan
batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang mengisi pori. Minyak
dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat menghantarkan arus
listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk
menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak maka
digunakan parameter resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material
untuk menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep “faktor
formasi” dari Archie yang didefinisikan :
Dimana :
Ro = resistiviti batuan yang terisi minyak
Rw = resistiviti batuan yang terisi air
Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau
kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
minyak atau gas yang terletak diantara matrik batuan.
Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan sudut
kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang lebih
berat, yang berharga 0o – 180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT)
dapat dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
AT = tegangan adhesi, dyne/cm
σso = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
σwo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
θ = sudut kontak air-minyak
Tekanan Kapiler (Pc)
Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang
membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam batuan
tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis. Secara
matematis dapat dilihat bahwa :
Dimana :
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
Pnw = tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2
Pw = tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2
5. Di dalam dunia perminyakan, kita dapat mengukur porositas di dua tempat , sebutkan dan
jelaskan !
Jawab:
Pengukuran Porositas dapat dilakukan dengan dua tempat metode , yaitu :
a. Pengukuran Laboratorium yaitu dengan menggunakan sampel batuan (core)
b. Pengukuran dengan menggunakan logging tool , seperti neutron log , density log dan sonic
log .
6. Mengapa distribusi batuan menjadi salah satu factor yang mempengaruhi besarnya nilai porositas
suatu batuan ?
jawab:
Nilai porositas sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Keseragaman butiran : semakin seragam butir penyusun batuan maka nilai porositasnya akan
semakin besar, dilain pihak apabila ukuran butiran tidak seragam maka butiran yang lebih kecil
akan mengisi ruang kosong diantara butiran yang lebih besar sehingga nilai porositas akan turun.
2. Derajat sementasi : semakin tinggi derajat sementasi maka pori-pori batuan yang tertutup
semen akan semakin kecil, sehingga nilai porositas akan semakin kecil pula
3. Derajat kompaksi : semakin besar tekanan yang diberikan ketika proses diagenesa batuan
maka akan membuat ukuran pori-pori semakin kecil dan akibatnya nilai porositas juga akan
semakin kecil
4. Derajat angularitas : pada umumnya batuan dengan butiran yang memiliki roundness yang
baik akan memiliki nilai porositas yang lebih baik daripada batuan dengan bentuk yang melancip.
7. Jelaskan bagaimana kalkulasi harga porositas menurut Slitcher , Graton , serta Frase dalam
bentuk kubus dan rhombohedral !
jawab:
Pemeriksaan porositas batuan salah satunya dengan melihat porositas gabungan batuan. Dalam
memperkirakan nilai porositas, Slichter dan kemudian Graton dan Fraser menghitung porositas
berbagai susunan batuan serupa. Porositas dengan susunan kubik atau biasa disebut cubic packing
(agak kompak) adalah 47.6 %, sedangkan rombohedral (seperti belah ketupat, lebih kompak)
adalah 25,96 %.
8. Jika diketahui volume pori-pori batuan sebesar 15,7 cc, dengan volume butiran 44,78 cc,
berapakah besar porositas dan dalam katagori apa besar porositas batuan tersebut !
jawab:
Harga porositas 26% termasuk katagori porositas istimewa
9. Jelaskan perbedaan unconsolidated dengan cobsolidated pada formasi !
jawab:
formasi yang cukup kompak (moderate consolidated). Tahanan formasi sedang dan mempunyai
porositas antara 15% - 20%. Diameter invasi lumpur Di = 3d. Golongan formasi ini adalah batu
pasir.
Batuan unconsolidated untuk formasi yang bersih dari clay (clean sands) porositasnya lebih besar
dari 25%, sedangkan untuk shaly sand mempunyai porositas lebih dari 20%, biasanya mempunyai
tahanan batuan antara kecil sampai menengah (low resistivity-moderate resistivity).
10. Sebutkan fakto-faktor yang mempengaruhi saturasi fluida !
jawab:
Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir adalah :
a. Ukuran dan distribusi pori-pori batuan.
b. Ketinggian diatas free water level.
c. Adanya perbedaan tekanan kapiler.
11. Menurut Anda , apa tujuan dari pengukuran saturasi ?
jawab:
Untuk mengetahui tingkat kejenuhan batuan dalam pori pori batuan reservoir
12. Jelaskan yang dimaksud wetting phase dan non wetting phase ? sebutkan contohnya !
jawab:
Wetting-Phase Fluid
Fasa fluida pembasah biasanya akan dengan mudah membasahi permukaan batuan. Akan tetapi
karena adanya gaya tarik menarik antara batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan mengisi ke
pori-pori yang lebih kecil dahulu dari batuan berpori. Fasa fluida pembasah umumnya sangat
sukar bergerak ke reservoir hidrokarbon.
Non-Wetting Phase Fluid
Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan adanya gaya repulsive
(tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-weting phase fluid umumnya sangat mudah
bergerak.
13. Jika diketahui volume oil 1,49 cc, volume pori 6,78 cc, dan volume water 4,31 cc. berapakah
harga So , Sg dan Sw !
jawab:
14. Tuliskan persamaan darcy ! dan sebutkan anggapan – anggapan yang digunakan untuk
menentukan persamaan tersebut !
jawab:
Dalam dinamika fluida, persamaan Darcy-weisbach adalah persamaan fenomenologika yang
berkaitan dengan head loss, atau kehilangan tekanan akibat gesekan sepanjang pipa
terhadapkecepatan aliran rata-rata. Persemaan ini terbentuk atas kontribusi Henry
Darcy dan Julius weisbach
Persamaan Darcy-weisbach mengandung faktor gesekan tak berdimensi, yang dinamai faktor
gesekan Darcy, faktor gesekan Darcy-Weisbach, atau faktor gesekan Moody. Faktor gesekan
Darcy besarnya empat kali faktor gesekan Fanning, dan tidak boleh disamakan.
Head loss dapat dihitung dengan:
dengan
hf adalah head loss akibat gesekan;
L adalah panjang pipa;
D adalah diameter hidraulik dari pipa (untuk pipa yang berbentuk melingkar, diameter hidraulik
sebanding dengan diameter pipa tersebut);
V adalah kecepatan rata-rata dari aliran, sebanding dengan debit aliran dibagi dengan perimeter
basah;
g adalah percepatan gravitasi;
f adalah koefisien tak berdimensi yang disebut faktor gesekan Darcy;
K= (Q . μ)/(A .(∆P/∆l) ) ………………………………………………………………………… 4-
19
Keterangan :
k = permeabilitas media berpori, darcy
q = debit aliran, cm3/s
µ = viskositas fluida yang menjenuhi, cp
A = luas penampang media, cm2
∆P = Beda tekanan masuk dengan tekanan keluar. Atm
∆l = panjang media berpori
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam persamaan (4-19) diatas, adalah :
1. Alirannya mantap (steady state).
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogeny dan arahnya alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
15. Gambarkan grafik hubungan antara permeabelitas relative dengan saturasi pada system minya-
air!
jawab:
16. Sebutkan cara untuk mendapatkan data permeabelitas pada saat di lapangan !
jawab :
Sampel tanah diambil dari lapangan dengan tabung kuningan lalu sampel tersebut diremdam
dalam air beserta tabungnya , pada bak perendam sampai setinggi 3 cm dari dasar bak selama 24
jam. Maksud perendaman adalah untuk mengeluarkan semua udara dalam pori-pori tanah sebuah
permeabilitas . Ini diterapkan dalam keadaan jenuh untuk membuat jenuh tanah , berat diperlukan
waktu lebih dari 24 jam .
17. Apakah yang dimaksud dengan 1 Darcy !
jawab:
Definisi API untuk 1 Darcy : suatu medium berpori mempunyai kelulusan (permeabilitas) sebesar
1 Darcy, jika cairan berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise mengalir dengan kecepatan 1
cm/sekon melalui penampang seluas 1 cm2pada gradient hidrolik satu atmosfer (76,0 mm Hg) per
sentimeter dan jika cairan tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. Dari defenisi di atas
tidak dijelaskan hubungan antara permeabilitas dan porositas. Memang sebetulnya tidak ada
hubungan antara permeabilitas dengan porositas. Batuan yang permeable selalu sarang (porous),
tetapi sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu permeable. Hal ini disebabkan karena batuan
yang berporositas lebih tinggi belum tentu pori – porinya berhubungan satu dengan yang lain.
Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa porositas tidak tergantung dari besar butir, dan permeabilitas
merupakan suatu fungsi yang langsung terhadap besar butir.
18. Buatlah table klasifikasi dari permeabilitas !
jawab:
Kelas Permeabilitas (cm/jam)
Sangat lambat < 0,125
Lambat 0,125 – 0,50
Agak lambat 0,50 -2,0
Sedang 2,0 – 6,25
Agak cepat 6,25 – 12,5
Cepat 12,5 – 25
Sangat cepat > 25
19. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sieve analysis dan tujuan dilakukan sieve analysis pada
analisa inti batuan !
jawab:
Sieve analysis adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set
sieve. Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak
sederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi. Seandainya
pasir tersebut tidak dikontrol dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan pada peralatan
produksi. Disamping itu juga menimbulkan penyumbatan pada dasar sumur. Produksi pasir lepas
ini, pada umumnya sensitive terhadap laju produksi. Apabila laju alirannya rendah, pasir yang
ikut terproduksi sedikit dan sebaliknya.
20. Apa yang di maksud dengan :
- metode wash down - Metode Crossover Tool
- Metode Reverse Circulation - Metode Modified
jawab:
a. Metode wash down
Dalam metode wash down ini gravel diendapkan sampai pada suatu ketinggian tertentu diatas
perforasi. Kemudian screen (saringan) dan liner serta wash pipe diturunkan, sehingga saringan
dapat menembus gravel. Setelah mencapai dasar, gravel dibiarkan mengendap disekeliling
saringan. Metode ini juga dapat digunakan pada open hole completion dengan interval kurang
dari 30 ft. dengan metode ini diharapkan gravel dapat disqueeze (ditekan) ke lubang perforasi,
sehingga terjadi pengepakan yang baik.
b. Metode reverse circulation
Metode ini dilakukan dengan memompakan gravel melalui annulus antara casing dan string,
kemudian fluida pendorong akan kembali keatas melalui screen dan kepermukaan melalui string.
Metode ini biasanya digunakan saat regravel (teknik perbaikan penempatan gravel) untuk mengisi
gravel antara casing dan string. Sewaktu gravel dipompakan kedalam sumur sering terjadi
kontaminasi didalam annulus, sehingga memungkinkan terbentuknya kerak /scale pada casing.
Dengan adanya kerak atau kotoran itu akan bercampur dan mengendap didalam gravel pack.
Percampuran kotoran tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya permeabilitas pengepakan.
c. Metode crossover tool
Metode crossover tool dilakukan dengan cara mensirkulasikan gravel melalui tubing dengan
batuan pompa melewati packer dan crossover pipe dan kembali kepermukaan melalui annulus
antara tubing dan casing. Pada saat penempatan gravel telah selesai, maka telltale screen akan
menutup, dimana hal ini ditunjukkan dengan naiknya tekanan. Keuntungan yang didapat dengan
menggunakan metode crossover tool, diantaranya adalah :
1. Mud filtrate atau kerak yang terdapat pada casing tidak tergesek dan jika seandainya terjadi
gesekan, maka hasil kotoran dari gesekan itu tidak bercampur dengan gravel.
2. Pada bagian atas pada zona perforasi atau bagian casing yang kurang baik dapat mengatasi
berkurangnya tekanan.
3. Karena volume string jauh lebih kecil daripada volume annulus antara casing dan string, maka
laju pemompaan yang sama, kecepatan fluida yang lebih besar didalam drillpipe atau tubing akan
mengurangi waktu penempatan gravel didalam annulus dan memungkinkan untuk membentuk
pengepakan atau pemisahan gravel secara efektif.
4. Metode ini memberikan kontrol yang tepat antara volume fluida yang dipompakan dan letak
gravel didalam string. Metode modified Metode ini merupakan modifikasi, dimana peralatan
crossover diganti dengan dengan alat bypass yang dipasang didalam tubing dibawah packer dan
dapat merubah aliran kedalam annulus antara screen dan casing pada saat bypass terbuka. Alat
bypass dibuka dengan menjatuhkan bola besi. Packer di set dan gravel disqueeze kedalam
perforasi tanpa sirkulasi, metode ini merupakan modifikasi dari metode crossover.
21. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan untuk mengatasi problem kepasiran !
jawab:
1. Sand Clean Up
Dikerjakan dan dilaksanakan untuk sumur-sumur yang mengalami problem kepasiran dengan
“Field Up Rate” (kecepatan pasir menutupi lubang sumur) yang paling rendah dan hanya
mengganggu laju produksi secara berkala, karena lubang perforasi tertutup oleh pasir atau
lempung. Teknik dan peralatan yang dapat diaplikasikan untuk Sand Clean Up adalah :
a. Sand Bailer / Sand Pump
b. Clean Up Sand
c. Vacum Clean Sand
2. Sand Consolidation
Dikerjakan untuk sumur-sumur yang mengalami kepasiran dengan “Fill Up Rate” yang cepat /
tinggi dan dapat merusak peralatan produksi (obrasive). Seperti pompa, tubing, drifice dll,
sehingga laju produksi tidak optimum bahkan sumur tersebut tidak dapat berproduksi lagi.
Peralatan yang digunakan untuk sand consolidation adalah :
a. Screen / Slotted Liner
b. Gravel Pack
c. Sand Resin Coated
3. Sand Fracturing
Dilakukan untuk mengatasi sumur-sumur yang mengalami problem selain kepasiran juga
mengalami problem kerusakan formasi (Formastion Damage) mis scale, filtrate lumpur/bonding
semen jelek atau dikarenakan permeabilitas batuan yang rendah. Teknik dan peralatan yang
dibutuhkan untuk sand frac adalah :
A. Frac Pack
B. Damage Frac
22. Apakah perbedaan dari screen linear dengan gravel pack ?
Jawab:
A. Screen and Liner Completion
Dalam metode ini casing dipasang sampai puncak dari lapisan atau zone produktif. Kemudian
liner dipasang pada formasi produktif yang dikombinasikan dengan screen sehingga pasir yang
ikut aliran produksi tertahan oleh screen.
Keuntungan screen and liner completion :
1. Formasi damage selama pemboran melewati zone produktif dapat dikurangi.
2. Tidak ada biaya perforasi.
3. Dapat disesuaikan dengan cara khusus untuk mengontrol pasir.
4. Pembersihan lubang dapat dihindarkan
Kerugian screen and liner completion :
1. Produksi air dan gas sulit dikontrol.
2. Stimulasi tidak dapat dilakukan secara selektif.
3. Rig time bertambah dengan digunakannya cable tool.
4. Sumur tidak mudah ditambah kedalamannya.
5. Fluida tidak mengalir dengan diameter penuh.
Di dalam screen liner completion, dijumpai beberapa macam jenis screen liner yang dapat
digunakan, yaitu sloted screen liner atau screen liner dengan lubang berupa celah yang horizontal
atau vertikal, wire wrapped screen liner yaitu pipa saringan berupa anyaman dan prepack screen
liner yang berupa pipa saringan terdiri dari 2 pipa yang diantaranya diisi oleh gravel. Bentuk-
bentuk dari screen liner ini.
Lubang (opening) pada screen liner harus mempunyai ukuran tertentu agar pasir formasi dapat
membentuk susunan penahan (bridging) dan tertahan pada screen. Untuk maksud tersebut
dilakukan analisa butiran pasir dengan tujuan menganalisa besar butir dan distribusinya.
B. Gravel Pack Completion
Pemasangan gravel pack bertujuan untuk menghentikan pergerakan pasir formasi, serta
memungkinkan produksi ditingkatkan sampai kapasitas maksimum. Pada kenyataannya, operasi
gravel pack gagal meningkatkan kapasitas produksi, meskipun dapat menahan pergerakan pasir.
Kegagalan ini disebabkan karena berkurangnya permeabilitas di depan zona produktif, akibat
partikel-partikel halus bercampur dengan gravel. Pencampuran partikel-partikel ini dapat terjadi
baik pada saat operasi gravel packing sedang berjalan maupun sesudahnya.
Pendekatan analitik dari gravel pack yang digunakan adalah berdasarkan pada pori-pori antara
butiran-butiran gravel. Secara teoritis packing yang paling longgar, yang dibentuk dari partikel-
partikel bulat dengan ukuran seragam adalah cubic packing. Dengan susunan tersebut, partikel
yang dapat melewati ruangan antara partikel tersebut berukuran 0.4142 x diameter partikel yang
membentuk packing. Sedangkan packing yang paling rapat adalah berbentuk hexagonal dan
partikel yang dapat melewati ruangan antar partikel tersebut berukuran 0.1545 x diameter yang
membentuk packing. Dari percobaan, ternyata bentuk packing yang terjadi mendekati hexagonal
packing. Dengan demikian ukuran gravel yang digunakan harus lebih kecil atau sama dengan
6.64 x diameter pasir formasi yang terkecil.
23. Apa yang Anda ketahui tentang acidizing dan sebutkan jenis – jenis asam yang sering digunakan
dalam acidizing !
jawab:
Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur untuk menanggulangi atau
mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju produksi dengan melarutkan
sebagian batuan, dengan demikian akan memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih
dari itu membuka saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan
batuan. Stimulasi dengan acidizing dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu :
Acid Washing
Acid fracturing
Matrix acidizing
Ada beberapa jenis asam yang dipakai dalam program pengasaman, antara lain :
1. Asam Chlorida
Asam HCl atau Muriatic Acidadalah asam yang paling banyak digunakan, Asam ini harganya
murah dan dapat diberi inhibitor, dan hasil reaksi terlarut dalam air.Tabel 3.1, Merupakan Reaksi
HCl terhadap Limestone, dolomite dan sandstone.
Pada umumnya HCl digunakan dilapangan dengan konsentrasi berat 15% hal ini akan
mempengaruhi titik beku dari asam yang bersangkutan. Kerugian pemakian asam HCl terutama
pada sifat korosif yang tinggi, terutama pada temperatur diatas 250oF. Untuk pencegahan perlu
ditambah Corrosion inhibitor.
2. Asam Fluorida
Hydrofloric Acid (HF) digunakan untuk sandstone karena dapat melarutkan Silikat, HF dapat
bereaksi dengan Ca dan Mg akan tetapi membentuk endapan . Penggunaan HCl yang dicampur
HF dapat menghilangkan scale pada sandstone karena sementasi sandstone terdiri dari Ca dan
Mg. Asam HF mempunyai kemampuan melarutkan padatan lumpur,mineral Clay , feldspar dan
silika .
3. Asam Acetic (CH3COOH)
Merupakan asam organik yang dapat melarutkan Carbonat, laju reaksi asam acetic lebih lambat
dibanding dengan HCl,asam acetic tidak bersifat korosif.
4. Asam Formic
Merupakan jenis asam yang terionisasi sangat lemah, sehingga reaksi akan berjalan lambat.
24. Pada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat dibedakan menajdi 2 (dua) kelompok,
Sebutkan !
jawab:
Pada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
• Pengasaman pada perlatan produksi yaitu; tubing dan flowline.
• Pengasaman pada formasi produktif yaitu; perforasi dan lapisan.
25. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi asam terhadap batuan !
jawab:
Temperatur reservoir akan berpengaruh pada laju reaksi asam dengan batuan(semakin tinggi
temperatur akan semakin cepat pula raksi asam yang terjadi) dan juga mempengaruhi dalam
penggunaan volume asam serta jenisnya, misal pada temperatur <2000 F digunakan asam
mineral(HCl dan HF), pada temperatur >2500 F gunakan asam organik(acetik dan formik) atau
asam mineral yang dimodifikasi. Kadar clay dalam hal ini akan berpengaruh dalam konsentrasi
penggunaan asam, semakin besar kadar clay di formasi maka konsentrasi asam yang digunakan
akan semakin kecil karena kita menginginkan tidak terjadinya pengendapan pada formasi jika laju
reaksi melebihi laju injeksi. Kelarutan yang besar akan berdampak pada hasil dari reaksi dengan
batuan, jika >20% kelarutan batupasir oleh HCl akan cenderung menghasilkan pengendapan yang
bisa dikatakan HCl reaktif dalam batupasir dan jika di bawah 75% kelarutan batukarbonat oleh
HCl maka perlu penambahan suspending agent untuk mengalirkan zat-zat yang tak terlarut dari
formasi.
26. Apa saja syarat asam yang dapat digunakan untuk menentukan kadar larut pada sampel formasi ?
jawab :
1. Tidak terlampau reaktif terhadap peralatan logam.
2. Segi keselamatan penanganannya harus dapat menunjukkan indikas atau jaminan keberhasilan
proyek acidizing ini.
3. Harus dapat bereaksi/melarutkan karbonat atau mineral endapan lainnya sehingga membentuk
soluble product atau hsil-hasil yang dapat larut.
27. Jelaskan apa itu imbibisi dan drainage ! serta gambarkan skema hubungan antara imbibisi dan
drainage dengan tekanan kapiler !
jawab:
Imbibisi adalah proses aliran fluida dimana
saturasi fasa pembasah (water) meningkat
sedangkan saturasi non-wetting phase (oil)
menurun. Mobilitas fasa pembasah
meningkat seiring dengan meningkatnya
saturasi fasa pembasah. Misalnya pada
proses pendesakan pada reservoir minyak
dimana batuan reservoir sebagai water wet.
Drainage adalah proses kebalikan dari
imbibisi, dimana saturasi fasa pembasah
menurun dan saturasi non-wetting phase
meningkat.
Adapun skema proses imbibisi dan
drainage dapat dilihat pada gambar 4
berikut :
28. Jelaskan !
jawab:
Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan dengan sebuah sistim
tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk naik bila ditempatkan didalam sebuah
pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat kecil. Hal ini diakibatkan oleh adanya tegangan adhesi
yang bekerja pada permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi dapat diukur dari kenaikkan
fluida , dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan berat kolom fluida. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan kecenderungan rongga pori batuan untuk menata
atau mengisi setiap pori batuan dengan fluida yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa fluida. Fluida
pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada sisi konvek (cembung).
Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan kapiler didalam
tabung.
29. Diketahui pada suatu pori batuan tekanan air(water) adalah 28 dyne/cm2 sedangkan tekanan
minyak(oil) adalah 37 dyne/cm2 . berapakah tekanan kapiler pada pori tersebut ?
jawab :
30. Sebutkan 25 istilah dalam Inti Batuan Reservoir beserta penjelasannya !
jawab :
1. Source Rock
Source rock atau batuan induk merupakan unsur pertama dalam pembentukan hidrokarbon.
Source rock adalah batuan yang memiliki banyak kandungan dari material organik sisa-sisa
hewan dan tumbuhan
2. Migration Route
Migration route merupakan proses perpindahan hidrokarbon yang telah matang dari source rock
(batuan induk) ke batuan reservoar. Migration itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Primary
Migration dan Secondary Migration.
3. Primary Migration merupakan proses perpindahan atau bergeraknya hidrokarbon yang telah
matang dari batuan induk menuju ke batuan reservoar
4. Secondary Migration merupakan pergerakan hirdokarbon didalam reservoar menuju tempat
akumulasinya hidrokarbon (pergerakan ke arah perangkap/trap).
5. Reservoir Rock
Reservoir rock atau batuan reservoar merupakan batuan yang memiliki tingkat porositas
(kemampuan untuk menyimpan fluida) dan tingkat permeabilitas (kemampuan untuk meloloskan
fluida) yang baik, sehingga hidrokarbon yang berasal dari batuan induk dapat disimpan,
tersalurkan, dan terakumulasi dengan baik didalam batuan ini. Pada hakekatnya semua jenis
batuan (Batuan Beku, Piroklastik, Sedimen, dan Metamorf) dapat menjadi batuan reservoar
asalkan dapat memenuhi dua syarat diatas, yaitu memiliki tingkat Porositas dan Permeabilitas
yang baik.
6. Traps
Traps atau perangkap merupakan bentukan geometri dibawah permukaan yang memungkinkan
berhentinya pergerakan hidrokarbon dibatuan reservoar, sehingga hidrokarbon yang berada pada
batuan reservoar dapat terakumulasi.Traps merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
mencari keterdapatan hidrokarbon dibawah permukaan. Usaha dalam eksplorasi lebih ditujukan
untuk mencari parangkap-perangkap reservoir ini. Secara umum traps (Perangkap) dapat dibagi
menjadi 3, yaitu : Perangkap Struktur, Perangkap Stratigrafi, dan Perangkap Kombinasi.
7. Seal Rock
Seal rock atau batuan tudung merupan suatu batuan yang memiliki tingkat porositas dan
permeabilitas yang buruk (kedap air) sehingga hidrokarbon yang ada pada batua reservoar tidak
akan keluar lagi, biasanya seal rock terletak diatas batuan reservoar.
8. Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan
volume total batuan per satuan volume tertentu
9. Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida.
10. Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam
batuan reservoir per satuan volume pori
11. Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-padatan
mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat kelistrikan
batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang mengisi pori.
12. Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau
kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
13. Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang
membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam batuan
tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
14. Wetting-Phase Fluid
Fasa fluida pembasah biasanya akan dengan mudah membasahi permukaan batuan. Akan tetapi
karena adanya gaya tarik menarik antara batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan mengisi ke
pori-pori yang lebih kecil dahulu dari batuan berpori. Fasa fluida pembasah umumnya sangat
sukar bergerak ke reservoir hidrokarbon.
15. Non-Wetting Phase Fluid
Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan adanya gaya repulsive
(tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-weting phase fluid umumnya sangat mudah
16. Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur untuk menanggulangi atau
mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju produksi dengan melarutkan
sebagian batuan, dengan demikian akan memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih
dari itu membuka saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan
batuan.
17. Imbibisi adalah proses aliran fluida dimana saturasi fasa pembasah (water) meningkat sedangkan
saturasi non-wetting phase (oil) menurun. Mobilitas fasa pembasah meningkat seiring dengan
meningkatnya saturasi fasa pembasah. Misalnya pada proses pendesakan pada reservoir minyak
dimana batuan reservoir sebagai water wet.
18. Drainage adalah proses kebalikan dari imbibisi, dimana saturasi fasa pembasah menurun dan
saturasi non-wetting phase meningkat.
19. Sand Clean Up
Dikerjakan dan dilaksanakan untuk sumur-sumur yang mengalami problem kepasiran dengan
“Field Up Rate” (kecepatan pasir menutupi lubang sumur) yang paling rendah dan hanya
mengganggu laju produksi secara berkala, karena lubang perforasi tertutup oleh pasir atau
lempung.
20. Metode wash down
Dalam metode wash down ini gravel diendapkan sampai pada suatu ketinggian tertentu diatas
perforasi. Kemudian screen (saringan) dan liner serta wash pipe diturunkan, sehingga saringan
dapat menembus gravel. Setelah mencapai dasar, gravel dibiarkan mengendap disekeliling
saringan.
21. Sieve analysis adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set sieve.
22. Metode reverse circulation Metode ini dilakukan dengan memompakan gravel melalui annulus
antara casing dan string, kemudian fluida pendorong akan kembali keatas melalui screen dan
kepermukaan melalui string.
23. Persamaan Darcy-weisbach mengandung faktor gesekan tak berdimensi, yang dinamai faktor
gesekan Darcy, faktor gesekan Darcy-Weisbach, atau faktor gesekan Moody. Faktor gesekan
Darcy besarnya empat kali faktor gesekan Fanning, dan tidak boleh disamakan.
24. Asam Chlorida
Asam HCl atau Muriatic Acidadalah asam yang paling banyak digunakan, Asam ini harganya
murah dan dapat diberi inhibitor, dan hasil reaksi terlarut dalam air.
25. Metode crossover tool
Metode crossover tool dilakukan dengan cara mensirkulasikan gravel melalui tubing dengan
batuan pompa melewati packer dan crossover pipe dan kembali kepermukaan melalui annulus
antara tubing dan casing