ktsp sdn 23 sawang - copy - copy

Upload: chairul

Post on 11-Jul-2015

864 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Perubahan itu, selain bermanfaat bagi manusia, juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin kuat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia itu perlu dilakukan secara terencana, terarah, insentif, efisien dan efektif dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia itu sangat berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang teritengrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa sistem pemerintan Negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan sistem pendidikan sesuai dengan otonomi yang dimilikinya. Di samping itu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan memberikan arahan tentang perlunya dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

1

Mengacu pada pelaksanaan kedelapan standar pendidikan tersebut, SD Negeri 15 Sawang, sesuai dengan hasil analisis konteks, kondisinya sebagai berikut. 1. Penyelenggaraan pendidikan belum sepenuhnya mengacu pada standar nasional pendidikan. 2. Penguasaan peserta didik terhadap IMTAQ dan IPTEK masih kurang dan belum seimbang. 3. Penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik berkaitan dengan materi kurikulum belum optimal. 4. Proses belajar mengajar di sekolah belum sepenuhnya mengarah pada pembelajaran yang menjadikan peserta didik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). 5. Sekolah masih belum memberikan kesempatan yang optimal kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan peserta didik. 6. Sarana dan prasarana sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta sesuai dengan bakat dan minat peserta didik masih sangat kurang. 7. Peran serta masyarakat dalam mendukung peningkatan mutu sekolah masih sangat kurang. 8. Letak lokasi sekolah (daerah geografis) jauh dari kota kabupaten, kota kecamatan, dan masih sangat tertinggal. 9. Lingkungan pekarangan sekolah masih belum dapat dijadikan sebagai tempat yang kondusif untuk bermain dan belajar. Sesuai dengan kondisi sekolah seperti yang dikemukakan di atas, dan untuk mencapai tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, dan tingkat sekolah perlu dikembangkan kurikulum sekolah yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi siswa dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP memberikan kesempatan kepada peserta didik:Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

2

1. belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. belajar untuk memahami dan menghayati; 3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; 4. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan 5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 1.2. Prinsip-Prinsip Pendidikan Ada tujuh prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. b. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

Pengembangan

Kurikulum

Tingkat

Satuan

3

c.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Sehubungan dengan itu, aspek pengembangan meliputi keterampilan pribadi, keterampilan vokasional. e.Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

4

1.3.

Acuan

Operasional

Penyusunan

Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. 2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi. 5. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapanDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

5

hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 6. Perkengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 7. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia. 8. Dinamika perkembangan global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempatDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

6

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 11. Kesetaraan Jender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender. 12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. 1.4. Landasan Hukum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Landasan pengembangan KTSP adalah sebagai berikut: 1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) 3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 6) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pelaksanaan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

7

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 1.5. Tujuan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Nomor 6

Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Secara umum, KTSP SD Negeri 15 Sawang disusun sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara khusus, tujuan penyusunan KTSP SD Negeri 15 Sawang adalah sebagai berikut ini. a. Merumuskan dan memberikan arahan secara jelas tentang visi pendidikan pada SD Negeri 15 Sawang. b. Merumuskan dan memberikan arahan secara jelas tentang misi pendidikan pada SD Negeri 15 Sawang c. Merumuskan dan memberikan arahan secara jelas tentang tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada SD Negeri 15 Sawang. d. Menetapkan dan memberikan arahan secara jelas tentang struktur kurikulum, muatan kurikulum, beban belajar, kriteria ketuntasan belajar, penentuan kenaikan kelas dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. e. Menetapkan dan memberikan arahan secara jelas tentang kalender pendidikan yang akan diterapkan pada SD Negeri 15 Sawang, yang mencakup: permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan waktu libur.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

8

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN 2.1. Tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Dalam Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. 1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dengan mengacu pada tujuan pendidikan dasar seperti disebutkan poin satu di atas, (1) Visi, (2) Misi, dan (3) Tujuan Pendidikan SD Negeri 15 Sawang. Masing-masing itu dirumuskan seperti berikut ini. 2.1.1. Visi SD Negeri 15 Sawang Visi sekolah merupakan gambaran sekolah yang dicita-citakan di masa depan. Visi sekolah merupakanrumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang, dan berorientasi pada tujuan pendidikan dasar dan tujuan pendidikan nasional. Visi sekolah mencerminkan profil dan cita-cita sekolah, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

9

1. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian; 2. sesuai dengan norma, nilai, dan harapan masyarakat; 3. ingin mencapai keunggulan; 4. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah; 5. 6. mendorong adanya perubahan yang lebih baik; mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah. Dengan memperhatikan maksud dan ciri-ciri sekolah secara umum, dan dengan melibatkan warga sekolah, visi SD Negeri 15 Sawang dapat dirumuskan sebagai berikut. VISI : Peserta didik Cerdas, unggul, dan berprestasi di bidang akademik dan nonakademik, dengan berlandaskan iman dan taqwa. 2.1.2. Misi SD Negeri 15 Sawang Misi sekolah merupakan tindak strategis yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi sekolah. Misi sekolah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. berbentuk layanan untuk memenuhi tuntutan visi; 2. berupa rumusan tindakan sebagai arahan untuk mewujudkan visi. 3. Mengacu pada maksud dan ciri misi sekolah, dengan melibatkan warga sekolah, misi SD Negeri 15 Sawang dapat dirumuskan sebagai berikut. 4. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan standar pendidikan yang ditetapkan secara nasional. 5. Mengupayakan peserta didik menguasai IMTAQ dan IPTEK secara seimbang, dan mencapai hasil belajar minimal sesuai dengan standar kompetensi lulusan. 6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik di bidang kurikuler melalui proses belajar mengajar dan pelayanan bimbingan konseling yang optimal. 7. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode yang bervariasi sehingga memungkinkan terciptanya suasana pembelajaran siswa aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

10

8. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan tuntutan kebutuhannya dengan bimbingan guru, tenaga kependidikan, dan tenaga khusus lainnya yang disediakan oleh sekolah sehingga peserta didik mampu berkompetisi di bidang keagamaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, dan olahraga. 9. Meningkatkan kualitas kepribadian peserta didik melalui keteladanan guru dan warga sekolah dalam memahami dan melaksanakan peraturan sekolah yang berlandaskan iman dan taqwa. 10. Berusaha memperoleh dukungan orang tua siswa, masyarakat, komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana dengan menerapkan managemen berbasis sekolah sehingga terwujud pendidikan yang berkualitas pada SD Negeri 15 Sawang. 11. Mewujudkan lingkungan sekolah yang indah, bersih, sehat, rindang, dan aman, serta kekeluargaan yang dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif. 2.1.3. Tujuan Pendidikan SD Negeri 15 Sawang Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan merupakan rumusan mengenai apa yang diinginkan dicapai pada kurun waktu tertentu. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan memiliki ciri sebagai berikut: (1) sesuai dengan visi sekolah, (2) dapat diukur, dan (3) terjangkau. Memperhatikan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan secara umum dan ciri-cirinya, tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan SD Negeri 23 Sawang sebagai berikut : a.Mulai tahun pelajaran 2011/2012 Guru melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan (1) standar isi, (2) standar proses. (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pengelolaan, (5) standar penilaian pendidikan.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

11

b. Peserta didik SD Negeri 19 Sawang dapat membaca Al-Quran secara benar dan lancar. c.Tingkat kelulusan peserta didik pada ujian nasional (UN) dan ujian sekolah (US) Tahun 2011/2012 sekurang-kurangnya 87 %. d. Peserta didik SD Negeri 15 Sawang lulus ujian sekolah dan ujian nasional dengan nilai terendah secara individu pada ujian nasional (UN) 6,00, dan nilai terendah secara individu pada ujian sekolah 7,00. e.Tahun 2011 peserta didik SD Negeri 15 Sawang ikutserta pada lomba Olimpiade Sains dan Matematika dan pada tahun 2012 peserta didik mampu meraih juara tingkat kabupaten. f. Mulai tahun 2011/2012, sekurang-kurangnya 5% dan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya, peserta didik lulusan SD Negeri 15 Sawang dapat memasuki sekolah-sekolah unggul di Provinsi Aceh, seperti: SMP Negeri Modal Bangsa Aceh Besar, SMP Fatih Bilingual Scool (SMP Indonesian Turkish School), SMP Fajar Harapan Banda Aceh, SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe, MTsN Model Gandapura, SMP Negeri 1 Langsa. g. Mulai 2011/2012 ikutserta dalam lomba berpidato pada tingkat kabupaten, baik dalan bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, maupun bahasa Arab. h. Mulai tahun 2011/2012 semua peserta didik yang mengalami hambatan dalam belajar diberi kesempatan untuk mengikuti pembelajaran remedial, dan peserta didik yang cepat/tuntas dalam belajarnya diberi kesempatan untuk mengikuti program pengayaan. i. Semua Peserta didik melaksanakan salat zuhur berjamaah secara lebih baik lagi, dan bagi peserta didik wanita yang berhalangan salat wajib ikut kegiatan keputrian. j. Semua Peserta didik berbudaya salam dan tegur sapa saat-saat bertemu di lingkungan sekolah. k. Semua peserta didik berakhlakulkarimah, dan terhindar dari pengaruh narkoba (napza).

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

12

l. Semua Peserta didik aktif dalam pelaksanaan hari-hari besar Islam, dan harihari besar nasional. m. Semua Peserta didik mengikuti kegiatan pengembangan diri sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan, dan kondisinya masing-masing sesuai dengan kemampuan sekolah, meliputi kegiatan: (a) Keagamaan (b) Pramuka (c) Olahraga (d) Kesenian (f) bimbingan dan konseling n. Peserta didik SD Negeri 15 Sawang berprestasi di bidang olahraga dan seni pada ditingkat kabupaten.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

13

BAB III STUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 3.1 Struktur Kurikulum Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasi peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum SD Negeri 15 Sawang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut: 1. memuat 10 mata pelajaran muatan nasional, tiga mata pelajaran muatan lokal (satu bersifat wajib, dan dua bersifat pilihan), dan pengembangan diri; 2. substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA terpadu dan IPS terpadu; 3. jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum; 4. alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit; 5. minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu. Secara keseluruhan struktur kurikulum SD Negeri 15 Sawang adalah sebagai berikut:

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

14

Tabel 1 : Struktur Kurikulum SD Negeri 15 SawangKelas dan Alokasi Waktu Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur'an-Hadis b. Akidah-Akhlak c. Fikih d. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya dan Keterampilan 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan B. Muatan Lokal *) C. Pengembangan Diri **) Jumlah I II III IV, V, dan VI

31

31

33

2 2 2 2 2 5 2 5 4 3 4 4 2 2 39

Tematik

*) Kegiatan dilakukan/diberikan/diikuti peserta didik setara dengan 2 jam pelajaran. 3.2.1. Muatan Kurikulum Muatan kurikulum meliputi mata pelajaran (muatan nasional), mata pelajaran muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. 3.2.1.1. Mata Pelajaran (Muatan Nasional) 1. Tematik

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

Tematik

Tematik

15

A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada padarentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan sepertiIQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkatperkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampumemahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masihbergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni matapelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yangberhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yangmasih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yangmenyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkananak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan padakelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah.Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggidibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angkamengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%,kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angkaputus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengankelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam1,78%. Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masingpropinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanakkanak. Hal itu terjadi terutamadi daerah terpencil.Pada saat ini hanya sedikitDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

16

peserta didik kelas satu sekolah dasar yangmengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61%atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurangdari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didikkelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah.Sementara itu, hasil penelitianmenunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memilikikesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikutipendidikan Taman Kanak-Kanak.Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsipprinsippembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan prasekolahdapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolahpun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah. Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuatdalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasaryakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melaluipendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajarantematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaanpembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III. B. Tujuan Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awalSekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik. 2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuaidengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar. 3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakandan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

17

4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehinggadiharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaanpembelajaran tematik

C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran padakelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IlmuPengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budayadan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan. 4. Pendidikan Agama Islam Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

18

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: 1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi; 2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. B. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk: 1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusiaDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

19

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. C. Ruang Lingkup 1. Al-Quran dan Hadits 2. Aqidah Akhlak 3. Fiqih 4. Tarikh dan Kebudayaan Islam Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. 5. Pendidikan Kewarganegaraan Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. (Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

20

Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998]. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945) Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945.Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa,Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

21

pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. A. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

22

negara,

sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,

keterbukaan dan jaminan keadilan b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilannasional, hukum dan peradilan internasional c) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM d) Kebutuhan sebagai warga warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi f) Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka h) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. 6. Bahasa Indonesia

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

23

Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan: a) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan kemampuan, sendiri; b) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; c) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya; d) orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah;Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa

24

e) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; f) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional A. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a) Mendengarkan b) Berbicara c) MembacaDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

25

d) Menulis. Pada akhir pendidikan di SD, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra. 7. Bahasa Inggris A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain.Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan.Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk.Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

26

berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells,1987). Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan standar kompetensi bahasa Inggris bagi SD/MI yang menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Kompetensi lulusan SD/MI tersebut selayaknya merupakan kemampuan yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan untuk belajar bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan kelas dan sekolah. Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat here and now. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang ada dalam konteks situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik perlu dipajankan dan dibiasakan dengan berbagai ragam pasangan bersanding (adjacency pairs) yang merupakan dasar menuju kemampuan berinteraksi yang lebih kompleks. B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisansecara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah 2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Mendengarkan

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

27

2. 3. 4. Menulis.

Berbicara Membaca

Ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan.

8. Matematika Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai caraDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

28

penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Tujuan Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

29

a) Bilangan b) Aljabar c) Geometri dan Pengukuran d) Statistika dan Peluang.

9. Ilmu Pengetahuan Alam A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalamanDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

30

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. B. Tujuan Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya b) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat d) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam f)Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan g) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. C. Ruang Lingkup

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

31

Bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a) b) c) d) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Materi dan Sifatnya Energi dan Perubahannya Bumi dan Alam Semesta

8. Ilmu Pengetahuan Sosial A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. B. Tujuan Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

32

a) b) sosial

Mengenal

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c) Sistem Sosial dan Budaya d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. 9. Penjaskes A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

33

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif.Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. B. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

34

4.

Meletakkan

landasan

karakter

moral

yang

kuat

melalui

internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. 6. 7. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan kerjasama, percaya diri dan demokratis sendiri, orang lain dan lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya 2. 3. 4. 5. 6. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya Pendidikan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

35

sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. 10. Seni Budaya dan Keterampilan A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkanDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

melalui pendekatan: belajar

dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Peran ini tidak

36

seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. B. Tujuan Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. C. Ruang Lingkup Mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

37

b) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik c) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari d) Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran. Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.

3.2.2. Mata Pelajaran Muatan Lokal Mata pelajaran muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh satuan pendidikan meliputi (1) Bahasa Aceh, sebagai pilihan wajib, (2) Imtaq, dan (3) Bahasa Arab sebagai mata pelajaran muatan lokal pilihan. A. Bahasa Arab 1) Latar Belakang Bahasa Arab merupakan alat komunikasi yang dipergunakan secara internasional. Bahasa Arab digunakan secara lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Mata pelajaran bahasa Arab pada SD dikembangkan untuk pencapaian keterampilan dasar awal berbahasa Arab pada peserta didik. Mata pelajaran ini dapat berfungsi asebagai alat pengembangan diri peserta didik dalam bidang komunikasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya.Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

38

2) Tujuan Program pembelajaran bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik memiliki kemampuan dalam hal sebagai berikut. (a) mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik; (b) berbicara secara sederhana tetapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran, perasaan, dan menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenagkan; (c) menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan meressspon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan; (d) menulis kreatif meskipun pendek sederhana dalam berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan; (e) menghayati dan menghargai karya sastra; (f) berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis; (g) menguasai kata bahasa Arab sebanyak 700 kata dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang diprogramkan, meliputi tema tentang kegiatan seharihari, aqidah dan ibadah. 3) Ruang Lingkup Aspek mata pelajaran bahasa Arab meliputi hal-hal berikut. (a) Keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan menyimak peserta didik terlatih untuk memahami bahasa Arab lisan. Bercakap adalah mengajarkan keterampilan menggunakan bahasa Arab secara lisan untuk mengembangkan kemampuan mengungkapkan berbagai fungsi komnikasi bahasa. Membaca dapat mengajarkan peserta didik memahami isi wacana. Kemudian, menulis mengembangkan kemampuan menyusun kalimatkalimat yang benar dalam karangan terpimpin (insyamuwajjah). (b) Unsur-unsur kebahasaan yang meliputi bentuk kata, kosa kata, struktur kalimat. Unsur bahasa yang melahirkan ilmu sharaf dalam tingkat tsnawiyah terdiri atas tiga bentuk kata. Pertama, isim yang meliputi isim isyaraf mufrad, dhamir mufrad dan jama, jama, taksir, muannats salaim, mudzakar salim,Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

39

isim tafdil, al-maushul. Kedua, fiil yang meliputi fiil madhi, mudhari dan amar dengan berbagai tasrifnya, wazan-wazan tsulasi mazid dengan tambahan satu huruf. Ketiga, huruf yang meliputi huruf-huruf jar, huruf-huruf nashab, macam-macam lam (lam talil, lam amar, lam taukid, dan lam nafi). Sedangkan struktur kalimat pada jenjang tsnawiyah meliputi: fail (zhahir dan dhamir baik muttasil maupun munfashil), maful bih (zhahir maupun dhamir), mubtada (zhahir maupun dhamir), khabar mubtada (berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, maupun jar majruf), naat manut, dan idhafah lafzhiyah. B. Imam dan Taqwa (Budi Pekerti) 1) Latar Belakang Iman dan Taqwa di SD adalah salah mata pelajaran muatan lokal yang berupaya meningkatkan akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asmaal-husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak-akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Secara substantial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-Akhlak alkarimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. 2)TujuanDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

40

Mata pelajaran Iman dan Taqwa bertujuan untuk: a). Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; b). Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam. 3) Ruang Lingkup Ruang lingkup Mata Pelajaran Iman dan Taqwa yang akan diajarkan kepada peserta didik SD Negeri 19 Sawang meliputi hal-hal sebagai berikut. a) rukun iman b) al-asmaal-husna c) Al-Akhlak al-karimah 3.2.3. Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Secara umum, pengembangan diri bertujuan untuk memberi kesempatan peserta didik mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Secara khusus, pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan peserta didik dalam pengembangan bakat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial,

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

41

kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karier, kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilakukan secara langsung pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik. Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen, yaitu: a. pelayanan konseling, meliputi pengembangan: 1) kehidupan pribadi, 2) kehidupan sosial, 3) kemampuan belajar, 4) wawasan dan perencanaan karier; b. ekstrakurikuler, meliputi kegiatan: 1) kepramukaan, 2) latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja; 3) seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. Kegiatan pengembangan diri yang dikembangkan di SD Negeri 15 Sawang adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan Diri yang Terprogram Kegiatan pengembangan diri yang secara terprogram dilaksankan di SD Negeri 15 Sawang seperti terlihat pada tabel 2 pada halaman berikut ini. Tabel 2 : Rincian Pengembangan Diri Terprogram SD Negeri 15 SawangNo . 1 Jenis Pengem bangan Diri Keagama an Tujuan Yang Ingin Dicapai 1. Peserta didik terbiasa mengikuti kegiatan keagamaan. Bentuk Kegiatan 1. Ceramah keagamaa n 2. Diskusi 3. Studi Jumlah Pertem uan 34 kali dalam dua semeste r Jumla h Peser ta Sesuai denga n Hasil penelu - suran Wakt u Kegi atan Sesu ai deng an jadw

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

42

2. Peserta didik memper dalam ilmu agama sesuai dengan minatnya. 3. Peserta didik terampil berpidato. Seni 1. Peserta didik budaya terampil di a. Tarian bidang tarian tradision Aceh. al Aceh 2. Peserta didik b. Drama terampil di 2 c. Musik bidang seni d. Seni teater. Rupa 3. Peserta didik terapan. terampil e. Kasidah menggunakan f. Seudati alat musik 1. Peserta didik terampil bermain voli. 2. Peserta didik terampil bermain bola kaki 3. Peserta didik Olahraga terampil bermain tenis meja. 4. Peserta didik terampil di bidang Atletik 5. Sepak Takraw Kepramu -kaan Membina peserta didik agar: 1. kuat keyakinan beragamanya 2. tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila

Pustaka 4. Latihan Berpidato

bakat dan minat

al

3

1. menari 2. Bermain teater. 3. Praktik bermain musik 4. Melukis dan membuat kali grafi. 5. Melaksankan 1. Bermain voli 2. Bermain bola kaki 3. Bermain tenis meja 4. Melakukan kegiatan atletik.

34 kali dalam dua semeste r

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan minat

Sesu ai deng an jadw al

34 kali dalam dua semeste r

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan minat

Sesu ai deng an jadw al

4

1. Pemecaha n masalah 2. Surprise 3. Lomba 4. Kerja 5. Demontras

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan minat

Sesu ai deng an jadw al

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

43

3. sehat, segar dan i kuat jasmaninya6. Diskusi 4. cerdas, tangkas, Pangkalan 7. dan terampil 8. Bermain 5. berpengetahuan peran 6. berjiwa 9. Curah kepemimpinan gagasan dan patriot 10. Belajar 7. berkesadaran sambil nasional, dan melakukan peka terhadap 11 Belajar perubahan sambil lingkungan, dan mengajar 8. berpengalaman 12 Dinamika banyak kelompok 13 Ceramah

5

Palang Merah Remaja

6

Karya Ilmiah Remaja

1. Peserta didik berperan aftif dalam kegiatan kemanusiaan. 2. Meningkatkan kesadaran 1. peserta didik Pemecaha tentang kegiatan n masalah kesukarelaan. 2. Belajar 3. Memperluas sambil wawasan melakukan peserta didik 3. tentang PMI. Demonstra 4. Peserta didik si memiliki 4. Diskusi pengetahuan, 5. Kerja dan kelompok keterampilan 7. Lomba dalam melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. 1. Meningkatkan 1. Diskusi kualitas peserta 2. Studi didik dalam Pustaka membaca dan 3. Karya menulis. Mandiri 2. Meningkatkan 4. kemampuan Presentasi

34 kali dalam dua semeste r

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan minat

Sesu ai deng an jadw al

34 kali dalam dua semeste r

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan

Sesu ai deng an jadw al

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

44

7

peserta didik dalam berpikir ilmiah. 3. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan mode penelitian. 5. 4. Meningkatkan Penelitian kemampuan peserta didik dalam membuat karya tulis bidang kegamaan, bahasa, sains, matematika, IPS. Bimbinga1. Peserta didik, 1. Bimbingan n Belajar khususnya kelas cara VI, yang belajar menguasai yang matari efektif. pembelajaran 80% ke atas, 2. Kerja dibina secara Kelompok khusus untuk lebih 3. Kerja meningkatkan Mandiri penguasaannya pada bidang 4. Studi studi Pustaka Matematika, IPA, Bahasa Inggris, 5. Latihan. dan Bahasa MenyelesaiIndondesia, kan soal sehingga dapat masuk ke SMP, atau MTs unggul. 2. Pesertta didik, khususnya kelas VI, yang baru menguasai materi pembelajaran di bawah 65%, dibina secara khusus untuk

minat

30 pertemu an dalam dua semeste r

Sesuai denga n Hasil penelu suran bakat dan minat

Setia p Hari Senin , Selas a, Rabu, pukul 15.00

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

45

dapat berhasil pada ujian sekolah dan ujian nasional

2. Pengembangan Diri Tidak Terprogram Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram yang dilaksanakan SD Negeri 15 Sawang adalah sebagai berikut. Tabel 3: Pengembangan Diri Tidak TerprogramNO 1 2 3 JENIS KEGIATAN Shalat Zuhur Berjamaah Upacara Bendera PEMBINA/ PENANGGUNG JAWAB Guru Piket/ Dewan Guru Dewan Guru Dewan Guru/ Warga Sekolah Lainnya. Semua Warga Sekolah Semua Warga Sekolah SIFATNYA Rutin Setiap Hari Sekolah Rutin, Setiap Hari Senin Spontan, dan Tidak Terjadwal Spontan, dan Tidak Terjadwal Spontan, dan Tidak Terjadwal

Memberi Salam dan Tegur sapa Setiap Bertemu Membuang Sampah Pada 4 Tempatnya Mengatasi Silang Pendapat 5 (Pertengkaran) Kegiatan dalam Bentuk Prilaku Sehari-hari a. Berpakaian rapi b. Datang tepat waktu c. Berbahasa yang baik 6 d. Rajin membaca e. Memuji kebaikan f. Mencegah perbuatan yang merugikan dirinya atau orang lain 7 Pesantren Ramadan

Semua Warga Sekolah

Keteladanan

Semua Warga Sekolah dan Panitia

Rutin, setian bulan Ramadan.

3.3.

Beban Belajar Penyelenggaraan pendidikan pada SD Negeri 15 Sawang menerapkan

sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SD Negeri 15 Sawang. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

46

Beban belajar dirumuskan dalam satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar pada SD Negeri 15 Sawang diatur atas beban belajar tatap muka, dan beban belajar tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur. Masingmasing sebagai berikut. 3.4. Beban Belajar Tatap Muka Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses intraksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar dalam kegiatan tatap muka seperti terlihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4: Pengaturan Beban Belajar Tatap Muka pada SD Negeri 15 SawangJumlah jam per tahun (@60 menit) 516-621

Satuan Pendidikan

Kelas

Satu jam pemb. tatap muka (menit) 35

Jumlah jam pemb. Per minggu

Minggu Efektif per tahun ajaran 34-38

Waktu pembelajaran per tahun 884-1064 jam pembelajaran (30940 37240 menit) 1088-1216 jam pembelajaran (38080 - 42560 menit

I s.d. III SD/MI/SD LB*) IV s.d. VI

26-28

35

32

34-38

635-709

3.5.

Beban Belajar Terstruktur dan Mandiri Tidak Terstruktur Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman

materi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang oleh

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

47

pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran yang dilakukan peserta didik dan dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Tugas terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur yang diberikan kepada peserta didik harus dapat diselesaikan dengan waktu 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. 3.6. Kriteria Ketuntasan Belajar 3.6.1. Ketuntasan Belajar pada Mata Pelajaran Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah batas minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. KKM ditentukan berdasarkan analisis tingkat kerumitan (kompleksitas) kompetensi pembelajaran, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, dan tingkat kemampuan sumber daya dukung sekolah. Ketuntasan minimal berkisar dari 0 100%. Ketuntasan minimal yang ideal adalah 75%. Sekolah boleh menetapakan KKM lebih tinggi atau lebih rendah dari 75% dengan memperhatikan tingkat kerumitan, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, dan tingkat kemampuan sumber daya dukung sekolah. Memperhatikan ketentuan di atas, dan kesepakatan guru mata pelajaran sesuai dengan hasil analisisnya, KKM pada SD Negeri 15 Sawang ditetapkan sebagai berikut. Tabel 5: Kriteria Ketuntasan Minimal pada SD Negeri 15 Sawang No Mata Pelajaran A. Muatan Nasional 1 Pendidikan Agama Ranah Penilaian 1. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilaiDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

KKM

70

48

2. Penerapan Konsep dan Nilai-nlai 1. Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai 2. Penerapan Konsep dan Nilai-nlai 1. Mendengarkan 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis 1. Mendengarkan 4 Bahasa Ingris 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis 1. Pemahaman Konsep 5 Matematika 2. Penalaran dan Komunikasi 3. Pemecahan Masalah 1. Pemahaman dan Penerapan Konsep 2. Kinerja Ilmiah 1. Pemahaman Konsep 2. Penerapan Konsep 1. Apresiasi 2. Kreasi 1. Permainan dan Olahraga 2. Aktivitas Pengembangan Pendidikan Jasmani, 9 Olahraga, dan Kesehatan 3. Uji Diri/ Senam 4. Aktivitas Ritmik 5. Pilihan : Akuatik/ Pendidikan Luar Kelas 6. Kesehatan B . Muatan Lokal 1 Bahasa Inggris 1. Mendengarkan 69 69 65 70 65 65 65 60 65 65 65 65 65 65 60 60 60 62 62 65 65 65 65 69 69 69 69

2

Pendidikan Kewarganegaraan

6

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni dan Budaya

7

8

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

49

2

Bahasa Aceh

2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis 1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis

65 65 65 65 65 65 65

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran di atas setiap tahun pelajaran akan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan hasil belajar peserta didik di lapangan. 3.6.2 Ketuntasan Pengembangan Diri Pengembangan diri dibimbing oleh pendidik, instruktur, dan alumni di bawah koordinator konselor (guru BK/BP). Alokasi waktu untuk pengembangan diri setiap minggu setara dengan 2 jam pelajaran. Penilaian pengembangan diri dilakukan dengan cara observasi oleh pembimbing kegiatan pengembangan diri di bawah koordinasi konselor. Nilai pengembangan diri peserta didik 15 Sawang sebagai berikut. Tabel 6: Acuan Nilai Kualitatif untuk Pengembangan Diri dan Nilai Sikap Peserta didik pada SD Negeri 15 Sawang Tingkat Penguasaan/ No. 1 2 3 4 5 Kemahiran/ Ketuntasan/ Keterpujian 86% - 100% 71% - 85% 56% - 70% 41% - 55% 0 % - 40% A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Nilai Kualifikasi diberikan dalam bentuk nilai kualitatif deskriptif. Adapun rambu-rambu nilai kualitatif yang diterapkan pada SD Negeri

Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

50

3.6.3 Remedial dan Pengayaan Remedial adalah kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk membantu peserta didik mencapai atau menguasai kompetensi dasar sesuai dengan KKM yang ditetapkan. Program remedial dapat dilaksanakan setiap saat, baik pada jam efektif maupun di luar jam efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat dilakukan melalui tes maupun penugasan. Pengayaan adalah program pendalaman kompetensi yang diberikan kepada peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal agar peserta didik yang bersangkutan memiliki kompetensi yang lebih luas dan tinggi.

3.7 Penentuan Kenaikan Kelas dan Kelulusan 3.7.1 Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Penentuan kenaikan kelas mengikuti ketentuan sebagai berikut. 1) Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah tuntas belajarnya pada seluruh KD dan SK sesuai dengan KTSP. 2) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila: a) memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b) jika peserta didik tidak menuntaskan 50% atau lebih dari Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar lebih dari tiga mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai dengan akhir tahun pelajaran. 3) Jika karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil, peserta didik yang bersangkutan dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan. 4) Peserta didik harus mengulang di kelas yang sama apabila tidak menuntaskan SK dan KD lebih dari tiga pelajaran. 5) Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ketuntasan belajarDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

51

minimalnya telah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya. (Depdiknas, 2007: 21; BSNP , Depdiknas, 2007: 54-55). 3.7.2 Penentuan Kelulusan Kriteria kelulusan peserta didik ditentukan sesuai dengan ketentuaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 72 Ayat (1), dan 2. Hal itu sebagai berikut. 1)Peserta didik dinyatakan lulus apabila yang bersangkutan: a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, b) memperoleh nilai minimal, baik pada penilaian akhir untuk seluruh matapelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, c) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan d) lulus ujian nasional. 2) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. 3.8 Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Kecakapan hidup (life skills) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Secara umum, pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya. Artinya, pendidikan mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh. Secara khusus, pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk:Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

52

1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, 2. memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karier peserta didik, 3. memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 4. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan pendidikan berbasis luas (broadbased education), 5. mengoptimalkan sumberdaya di lingkungan sekolah dan masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Adapun kecakapan hidup yang dikembangkan di SD Negeri 15 Sawang sebagai berikut. 1. Kecakapan Personal, meliputi: 1) beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) berakhlak mulia; 3) berpikir rasional; 4) memahami diri sendiri; 5) percaya diri; 6) bertanggung jawab; 7) menghargai dan menilai diri. 2. Kecakapan Sosial, meliputi: 1) kecakapan bekerja sama; 2) menunjukkan tanggung jawab sosial; 3) mengendalikan emosi; 4) berinteraksi dalam budaya lokal dan global; 5) berinteraksi dalam masyarakat; 6) meningkatkan potensi fisik; 7) membudayakan sikap sportif; 8) membudayakan sikap disiplin;Dokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

53

9) membudayakan sikap hidup sehat. 3. Kecakapan Akademik, meliputi: 1) menguasai pengetahuan; 2) menggunakan metode dan penelitian ilmiah; 3) bersikap ilmiah; 4) mengembangkan kapasitas sosial untuk belajar sepanjang hayat; 5) mengembangkan berpikir strategis; 6) berkomunikasi secara ilmiah; 7) memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu dan teknologi; 8) membudayakan berpikir dan berperilaku ilmiah secara mandiri; 9) membudayakan berpikir kreatif; 10) menggunakan teknologi; 11) menggunakan pengetahuan dan nilai-nilai untuk mengambil keputusanyang tepat. 4. Kecakapan Vokasional, meliputi: 1) keterampilan kejuruan, mislanya: menjahit, bertani, beternak, dan otomotif; 2) keterampilan bekerja; 3) keterampilan kewirausahaan; 4) keterampilan merangkai alat. Pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam beragam mata pelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 15 Sawang. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, di samping mengajarkan keterampilan berbahasa, juga diajarkan berkomunikasi secara ilmiah, membudayakan berpikir kreatif, bekerja sama, menggunakan metode dan penelitian ilmiah, dsb. 3.9 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspekDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

54

ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain, yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat juga menjadi mata pelajaran muatan lokal. Mengingat hal tersebut,maka SD Negeri 15 Sawang keunggulan lokal dan global secara terpisah. belum dapat menerapkan

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN SD NEGERI 15 SAWANG 4.1 Pengantar Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan waktu libur.Penjelasan tentang masing-masing aspek tersebut sebagai berikut. 1. Permulaan Tahun Pelajaran Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. 2. Menggu Efektif Belajar Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. 3. Waktu Pembelajaran EfektifDokumen 1 KTSP SD Negeri 15 Sawang

55

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. 4. Waktu Libur Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester,jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. 4.2 Alokasi Waktu Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, alokasi waktu berkenaan dengan minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya, dirinci seperti tertera pada tabel 7 di halaman berikut ini. Tabel 7: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan No Rincian Kegiatan 1. Minggu efektif belajar Alokasi Waktu Minimal 34 minggu dan maksimal 38 2. Jeda tengah semester minggu Maksimal 2 minggu Maksimal 2 minggu 3 minggu 2 4 minggu Keterangan Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan. Satu minggu setiap semester

3.

Jeda antar semester Libur akhir tahun pelajaran Hari libur keagamaan

Antara semester I dan II Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran Daerah