231311795 tumor palpebra copy copy

52
REFERAT TUMOR PALPEBRA BAB I PENDAHULUAN Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju kulit periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis dermis atau struktur adneksa palpebra. 1 Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang sering dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit. 2 Tumor ganas yang paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel squamous, karsinoma sel sebasea dan melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebraseperti hemangioma dan xanthalesma bertambah banyak dengan meningkatnya usia. 3 Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering ditemukan. 4 Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan sisa lima persen terdiri atas karsinoma sel squamosa, karsinoma kelenjar meibom, dan tumor – tumor lain yang jarang seperti karsinoma sel Merkel dan karsinoma kelenjar keringat. 3 Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang paling jarang tetapi paling ganas dan banyak menimbulkan kematian. 2,4 0

Upload: riezkytrinawati

Post on 02-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fk

TRANSCRIPT

Page 1: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

REFERAT

TUMOR PALPEBRA

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju kulit

periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis dermis atau struktur adneksa palpebra.1

Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang sering dijumpai dan

dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit.2 Tumor ganas yang paling sering mengenai

palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel squamous, karsinoma sel sebasea dan

melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebraseperti hemangioma dan xanthalesma

bertambah banyak dengan meningkatnya usia.3

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering ditemukan.4

Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan sisa lima persen

terdiri atas karsinoma sel squamosa, karsinoma kelenjar meibom, dan tumor – tumor lain

yang jarang seperti karsinoma sel Merkel dan karsinoma kelenjar keringat.3

Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang paling jarang tetapi

paling ganas dan banyak menimbulkan kematian.2,4

Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering ditemukan pada

anak. Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10%

bayi dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini

biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna

merah terang, bertambah besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami

involusi pada usia sekolah.1,5

Tumor palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan eksisi dilakukan

dengan alasan kosmetik.Meskipun begitu lesi ganas sering kali sulit dikenali secara klinis

dan biopsy harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan.3

0

Page 2: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Palpebra

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan

melindungi bola mata bagian anterior.Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari

dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.3

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat

lapiskulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan

lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).3

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan

elastis,dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra.Serat-serat ototnya

mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian

orbita.Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.Bagian otot yang terdapat di dalam palpebral

dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian

praseptal.Segmen luar palpebra disebut bagian orbita.Orbikularis okuli dipersarafi oleh

nervus facialis.

3. Jaringan Areolar

1

Page 3: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kulit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang

disebuttarsus superior dan inferior.Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata

dengan kelenjar Meibom.

5. Konjungtiva Palpebra

Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,

yangmelekat erat pada tarsus.

Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2 mm. Ia dipisahkan oleh

gariskelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri

dari bulumata, glandula Zeiss dan Moll.3

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun teratur.Bulu mata atas lebih

panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas; bulu mata bawah

melengkung ke bawah.Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang

bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi

kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.3

Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini

terdapatmuara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom

atau tarsal).1

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra, berupa

elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior.

Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus

lakrimalis.3

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.Fisura ini

berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian

lateral orbita dan membentuk sudut tajam.6

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak

di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum

orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;

septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.3

2

Page 4: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot

rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke

depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang

mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra

inferior, retractor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus

inferior dan orbicularis okuli.Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis.

Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.3

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata

bawah oleh cabang kedua nervus V.3

2.2. TUMOR JINAK

2.2.1 HEMANGIOMA

Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering ditemukan pada

anak.Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10% bayi

dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini biasanya muncul

pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang,

bertambah besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia

sekolah.1

Hemangioma merupakan pertumbuhan hamartomatous yang terdiri dari sel-sel

endotel kapiler yang berproliferasi. Hemangioma ditemukan pada fase awal pertumbuhan

aktif pada bayi dengan periode selanjutnya berupa regresi dan involusi.5

2.2.1.1 Klasifikasi

Secara histologik hemangioma dibedakan berdasarkan besarnya pembuluh darah yang

terlibat, menjadi 3 jenis, yaitu:7

1. Hemangioma kapiler yang terdiri atas:

a. hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)

b. granuloma piogenik

c. cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis

2. Hemangioma kavernosum

a. hemangioma kavernosum (hemangioma matang)

b. hemangioma keratotik

3

Page 5: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

c. hamartoma vaskular.

3. Telangiektasis

a. nevus flameus

b. angiokeratoma

c. spider angioma

Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:7

1. Hemangioma kapiler

2. Hemangioma kavernosum

3. Hemangioma campuran

Perkembangan dalam karakteristik biologi dari lesi vaskuler telah merevisi klasifikasi

dari hemangioma.Klasifikasi lesi vaskuler yang digunakan saat ini mampu membedakan

dengan jelas gambaran klinis, histopatologi, dan prognosis antara hemangioma dan

malformasi vaskuler.Istilah lama hemangioma kapiler dan hemangioma strawberry diubah

menjadi satu istilah saja yaitu hemangioma. Sebaliknya, hemangioma kavernosa, port-wine

stains, dan limfangioma merupakan bagian dari malformasi vaskuler. Penamaan ini telah

dimasukkan ke dalam literatur kedokteran tetapi belum digunakan secara konsisten pada

literature mata.2

2.2.1.2 Etiologi4

Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui.Meskipun

growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di perkirakan menjadi penyebab proliferasi

abnormal pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang menimbulkan defek pada

hemangiogenesis masih belum jelas.Dan belum terbukti sampai saat ini tentang pengaruh

genetik.

4

Page 6: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut sampai

beberapa bulan setelah lahir.Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah

lahir.Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan

involusi hemangioma.Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai

kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor.

Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik. Angiogenik bekerja melalui dua

cara:

1. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,

2. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell, dan sel T helper.

Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan

kapiler.Di samping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis.Efek angiogenesis ini

dihambat oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa kortikosteroid.Konsep inhibisi

kortikosteroid ini diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase

involusi.

Angioplastin, salah fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor potent dan

spesifik untuk proliferasi endotel.Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor

angiogenesis.Pada fase proliferasi, jaringan hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast

cell, sedangkan pada fase involusi terdapat infiltrasi monosit.

Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh Monocyte chemoattractant protein-

1 (MCP-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis mediator.Zat ini dihasilkan

oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi tidak dihasilkan oleh

hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler.Keberadaan MCP-1 dapat di-

down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa.Interferon alfa terbukti menghambat

migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis.Hal ini memberikan efek

tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas makrofag.Bukti-bukti di

atas menjelaskan efek deksametason dan interferon alfa pada hemangioma pada fase

proliferasi.

2.2.1.3 Epidemiologi 4

Prevalensi hemangioma infantil ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada bayi sampai

dengan umur 1 tahun.Lokasi tersering yaitu pada kepala dan leher (60%), dan faktor resiko

yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500

gram.Rasio kejadian perempuan disbanding laki-laki 3:1.Hemangioma infantil lebih sering

terjadi di ras kaukasia daripada ras di Afrika maupun Amerika.

5

Page 7: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Lesi hemangioma infantil tidak ada pada saat kelahiran. Seiring dengan bertambahnya

usia, resiko hemangioma infantil, pada usia 5 tahun meningkat 50%, pada usia 7

meningkatkan 70%, dan 90% pada usia 9 tahun. Mereka bermanifestasi pada bulan pertama

kehidupan, menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju

bentuk lesi yang sempurna.

2.2.1.4 Gambaran Klinis

Gambaran klinis hemangioma berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.Hemangioma

kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir.Strawberry nevus terlihat sebagai bercak merah

yang makin lama makin besar.Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk

lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan.Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada

yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan berwarna kebiru-biruan.

Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang

tegang dan lebih mendatar.8

Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa atau

nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya merupakan tonjolan yang timbul dari

permukaan, bila ditekan mengempis dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila

dilepas dan kembali berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang

matang. Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat permanen.8

Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis kapiler dan

jenis kavernosum.Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang pada

perkembangannya dapat memberikan gambaran keratotik dan verukosa. Sebagian besar

ditemukan pada ekstremitas inferior dan biasanya unilateral.8

2.2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

Ketersediaan alat-alat canggih saat ini memungkinkan pencitraan massa orbita untuk

dibedakan secara non-invasif dalam banyak kasus. Untuk evaluasi diagnostik pada orbita,

CT-Scan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap tulang, sedangkan MRI terutama untuk

jaringan lemak. Selain itu, di tangan yang berpengalaman, USG juga dapat memberikan

informasi penting dalam diagnosis massa orbita.2

Jika diagnosis hemangioma belum jelas secara klinis, MRI sangat berguna untuk

membedakan hemangioma dari neurofibroma pleksiformis, malformasi limfatik, dan

rhabdomiosarkoma, dimana masing-masing berhubungan dengan pertumbuhan dan

proliferasi yang cepat atau proptosis yang progresif. MRI atau USG Doppler dapat

menggambarkan perluasan tumor ke posterior apabila tidak dapat dipastikan secara klinis.2

6

Page 8: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Gambaran histopatologi tergantung dari stadium perkembangan hemangioma.Lesi

awal tampak banyak sel dengan sarang-sarang padat sel endotel dan selalu berhubungan

dengan pembentukan lumen vaskuler yang kecil.Lesi yang terbentuk secara khas

menunjukkan saluran kapiler yang berkembang dengan baik, rata, dan mengandung endotel

dengan konfigurasi lobuler. Lesi involusi menunjukkan peningkatan fibrosis dan hyalinisasi

dinding kapiler dengan oklusi lumen.2

2.2.1.6 Penatalaksanaan

Observasi dilakukan apabila hemangioma berukuran kecil dan tidak ada risiko

terjadinya ambliopia, baik akibat obstruksi aksis visual maupun astigmat terinduksi.2

Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar mendapat terapi

konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun campuran. Hal ini disebabkan lesi

ini kebanyakan akan mengalami involusi spontan. Pada banyak kasus hemangioma yang

mendapatkan terapi konservatif mempunyai hasil yang lebih baik daripada terapi

pembedahan baik secara fungsional maupun kosmetik. Terdapat dua cara pengobatan pada

hemangioma, yaitu:3

Terapi konservatif

Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-

bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan

sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma

superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila hemangioma ini

dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal.5

Terapi aktif

Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang

tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang

mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami

infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.3

Terapi kompresi

Terdapat dua macam terapi kompresi yang dapat digunakan yaitu continous

compression dengan menggunakan bebat elastik dan intermittentpneumatic compression

dengan menggunakan pompa Wright Linear.Diduga dengan penekanan yang diberikan, akan

terjadi pengosongan pembuluh darah yang akan menyebabkan rusaknya sel-sel endothelial

yang akan menyebabkan involusi dini dari hemangioma.

Terapi kortikosteroid

7

Page 9: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Steroid digunakan selama fase proliferatif tumor untuk menghentikan pertumbuhan

dan mempercepat involusi lesi.Steroid dapat digunakan secara topikal, intralesi, atau

sistemik. Krim clobetasol propionate 0,05% topikal dapat digunakan pada lesi superfisial

yang kecil. Injeksi intralesi kombinasi antara steroid kerja panjang dan kerja singkat sering

digunakan pada hemangioma periorbita terlokalisir (sebaiknya digunakan sediaan steroid

yang terbukti dapat digunakan untuk suntikan intralesi).Jika hemangioma difus atau meluas

ke posterior orbita, digunakan steroid sistemik dengan dosis anjuran prednison atau

prednisolon 2-5 mg/kg BB/hari. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-

kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat.2

Steroid dihubungkan dengan banyak komplikasi sehingga perlu dipertimbangkan

keuntungan dan kerugiannya. Supresi adrenal dan retardasi pertumbuhan dapat terjadi pada

semua cara penggunaan, termasuk krim topikal. Injeksi intralesi berisiko menyebabkan

emboli arteri retinalis bilateral, atrofi lemak subkutan linier, dan depigmentasi

palpebra.Imunisasi perlu ditunda pada anak-anak yang mendapat terapi steroid dosis tinggi.

Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.2

Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:

1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital,

2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik,

3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium,

4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia,

5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.7

Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu

penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi untuk mengurangi ukuran lesi secara

cepat, sehingga penglihatan bisa pulih.Hemangioma kavernosum atau hemangioma campuran

dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma.

Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi

sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.7

Terapi pembedahan

Indikasi pembedahan tergantung dari ukuran dan lokasi hemangioma yang akan

dieksisi. Karena itu pemeriksaan radiologi dan penunjang lainnya sangat diperlukan untuk

menegakkan diagnosa secara akurat. Adapun indikasi dilakukannya terapi pembedahan pada

hemangioma adalah:

1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa

minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar,

8

Page 10: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia,

3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.6

Eksisi hemangioma periorbita dapat dilakukan dengan mudah pada beberapa lesi yang

terlokalisir dengan baik. Pada kasus lain, pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan bertahun-

tahun setelah terapi medis.2

Embolisasi sebelum pembedahan dapat sangat berguna apabila hemangioma yang

akan dieksisi mempunyai ukuran yang besar dan lokasi yang sulit dijangkau dengan

pembedahan. Embolisasi akan mengecilkan ukuran hemangioma dan mengurangi resiko

perdarahan pada saat pembedahan.6

Terapi radiasi

Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:

1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya

masih sangat aktif,

2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka panjang,

3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila

diperlukan suatu tindakan.3

Terapi sklerotik

Terapi ini diberikan dengan cara menyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma,

misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl

hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan

sikatriks.3

Terapi pembekuan

Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair. Dianggap cukup efektif diberikan

pada hemangioma tipe superfisial, akan tetapi terapi ini jarang dilakukan karena dilaporkan

menyebakan sikatrik paska terapi.6

Terapi embolisasi

Embolisasi merupakan tehnik memposisikan bahan yang bersifat trombus kedalam

lumen pembuluh darah melalui kateter arteri dengan panduan fluoroskopi. Embolisasi

dilakukan apabila modalitas terapi yang lain tidak dapat dilakukan atau sebagai persiapan

pembedahan. Pembuntuan pembuluh darah ini dapat bersifat permanen, semi permanen atau

sementara, tergantung jenis bahan yang digunakan. Banyak bahan embolisasi yang

digunakan, antara lain

methacrylate spheres, balon kateter, cyanoacrylate, karet silicon, wol, katun, spon gelatin,

spon polyvinyl alcohol.6

9

Page 11: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Terapi laser

Penyinaran hemangioma dengan laser dapat dilakukan dengan menggunakan pulsed-

dye laser (PDL), dimana jenis laser ini dianggap efektif terutama untuk jenis Port-Wine

stain.Pulsed-dye laser dapat digunakan untuk mengobati hemangioma superfisial dengan

beberapa komplikasi, tetapi berefek kecil terhadap komponen tumor yang lebih dalam. Jenis

laser ini memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan jenis laser lain karena efek keloid

yang ditimbulkan minimal.5

Kemoterapi

Vincristine merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan tetapi masih dalam

penelitian.Vinkristin merupakan terapi lini kedua lainnya yang dapat digunakan pada anak-

anak yang tidak berhasil diterapi dengan kortikosteroid dan juga dianggap efektif pada anak-

anak yang menderita Sindrom Kassabach-Merritt.Vinkristin diberikan secara intravena

dengan angka keberhasilan lebih dari 80%.Efek samping dari terapi ini adalah peripheral

neuropathy, konstipasi dan rambut rontok. Siklofosfamid jarang digunakan pada tumor

vaskuler yang jinak karena mempunyai efek toksisitas yang sangat besar.5

2.2.1.7 Komplikasi

Morbiditas hemangioma mata sangat bergantung dari seberapa besar ukurannya

mengisi rongga mata.Komplikasi yang paling sering dari hemangioma adalah ambliopia

deprivasi pada mata yang terkena jika lesi cukup besar untuk menghalangi aksis visual.Hal

ini dapat ditemukan pada 43-60% pasien dengan hemangioma palpebra. Jika lesi cukup besar

untuk menyebabkan

distorsi kornea dan astigmat, maka ambliopia anisometrik dapat terjadi.1,2

Selain itu, perdarahan juga merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.

Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena

tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus

tumbuh.6

Ulkus dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan

dan sikatrik.Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur.6

10

Page 12: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.2.2 MOLLUSCUM CONTAGIOSUM

2.2.2.1 Definisi

Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada epidermis yang sering mengenai

kelopak mata. Dahulunya molluscum contagiosum paling sering mengenai anak – anak tapi

baru – baru ini telah diketahui bahwa penyakit ini lebih sering terdapat pada orang dewasa

dengan sindrom defisiensi imun (AIDS). Pada anak – anak, penularan penyakit ini adalah

melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan pada

orang dewasa umumnya menular melalui hubungan seksual. Molluscum contagiosum

merupakan infeksi pox virus pada kulit yang juga bisa menyebabkan lesi pada wajah, batang

tubuh dan bagian proksimal ekstremitas.8

2.2.2.2 Epidemiologi

Molluskum contagiosum lebih sering terlihat pada anak dibawah usia 15 tahun,

sekitar 80 % kasus dilaporkan bahwa anak – anak yang terkena pada usia 1 – 4 tahun yang

paling parah keadaannya.9

2.2.2.3 Etiologi

Penyebab molluskum contagiosum adalah Poxvirus.Virus ini bereplikasi di dalam sel

epitel host.Masa inkubasi dari virus ini adalah sekitar 2 minggu.10

2.2.2.4 Manifestasi Klinik

Infeksi molluskum contagiosum biasanya muncul sebagai satu atau lebih lesi yang

terpisah satu dengan yang lain, lesi berupa papul yang berukuran 1 – 5 mm. Setiap lesi

biasanya memiliki umbilisasi di tengahnya dimana dari bagian tengah lesi tersebut dapat

muncul detritus. Sebagai akibat dari penyebaran partikel virus ke dalam konjungtiva forniks

dapat mengakibatkan konjungtivitis follicular kronik yang jika tidak diobati maka hal ini

akan dapat menyebabkan pannus kornea dan dapat menimbulkan trachoma. Molluscum

contagiosum juga dapat menyebabkan dermatitis eksematosa di periorbita.Pada pasien yang

terinfeksi HIV, lesi cenderung lebih besar dan lebih agresif.Keterlibatan kelopak mata

bilateral dapat terjadi pada anak – anak dengan immunosupresan. Infeksi molluscum

kontagiosum bisa menjadi tanda awal dari AIDS.8

11

Page 13: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.2.2.5 Patologi

Secara histopatologi, khas dari lesi molluscum kontagiosum menunjukkan acanthosis

invasive dan degenerasi sel – sel epitel yang mengisi bagian tengah lesi dan terdapat juga

sejumlah badan inklusi intrasitoplasma.8

2.2.2.6 Tatalaksana

Pengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan kuretase dari bagian

tengah lesi.Krioterapi dan kularpengobatan dengan laser telah digunakan sebagian besar

untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan anestesi local dilaorkan menjadi metode

yang lebih aman untuk molluscum kontagiosum kelopak mata yang multiple pada pasien

AIDS. Topikal trichoroacetic acid tretinoin, asam salisilat dan cantharidhin juga telah

digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan memperkecil angka

kekambuhan.8

2.2.3 NEVUS

2.2.3.1 DEFINISI

Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi pada

kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit,yaitu sel yang memproduksi pigmen.

Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol – benjol tergantung pada jumlah keratin

yang dikandungnya. Pada tahi lalat bisa terdapat beberapa rambut dengan ukuran panjangnya

yang bervariasi. Warna dari nevus bervariasi mulai dari sewarna kulit hingga coklat dan

hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan pigmen di dalam tumor. Nevus

dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang lebih dekat ke permukaan.11

12

Page 14: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.2.3.2 Klasifikasi

1. Junctional nevus

Junctional nevus biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna coklat yang

seragam.Dinamakan junctional nevus karena sel – sel nevus ini terletak pada

perbatasan antara epidermis dan dermis.Nevus ini memiliki potensi yang rendah

untuk berubah menjadi suatu keganasan.

2. Intradermal nevus

Intradermal nevus umumnya meninggi di atas kulit dan merupakan jenis nevus yang

paling umum.Nevus ini biasanya berwarna coklat hingga hitam.Nevus intradermal

sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu mata pada kelopak mata yang

ditumbuhi nevus tersebut dapat tumbuh normal diatas nevus. Nevus ini juga bisa

tumbuh pada alis mata dan bulu – bulu alis mata juga dapat tumbuh baik pada

nevus. Oleh karena itu sebagian besar ahli berpendapat bahwa nevus ini tidak

memiliki potensi keganasan.

3. Compound nevus

Compound nevus adalah nevus yang berasal dari gabungan dari komponen jaringan

pembatas antara epidermis dan dermis dengan komponen jaringan dermis kulit.

Nevus ini memiliki potensi keganasan yang rendah.

4. Nevus biru

Nevus biru biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang berbatas tegas.Nevus ini

dapat berwarna biru, abu – abu hingga hitam.Warna biru-hitam dari nevus ini

dikarenakan karena letaknya yang jauh lebih dalam dari kulit yang di atasnya.

5. Congenital oculodermal melanocytosis (nevus of Ota)

Adalah jenis dari nevus biru dari kulit di sekitar bola mata yang berhubungan dengan

nevus biru dari konjungtiva dan perluasan dari nevus di uvea.Nevus ini biasa

mengenai ras kulit hitam dan oriental dan jarang mengenai ras kaukasia. Nevus ini

berpotensi untuk menjadi ganas khususnya jika mengenai ras kaukasia.11

2.2.3.3 Tatalaksana

Walaupun dari tampilan klinis dan riwayat penyakit membantu dalam membuat

diagnosis klinis, biopsy biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis nevus.Biopsi

insisi bisa dilakukan jika lesi berukuran besar dan untuk memastikan diagnosis. Biopsi

eksisi juga dapat dilakukan jika nevus ingin dihilangkan karena alasan kosmetik selain juga

13

Page 15: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

untuk konfirmasi diagnosis. Nevus tidak sensitive terhadap radioterapi sehingga bedah eksisi

adalah cara terbaik untuk menghilangkan tumor ini.11

2.2.4 XANTHELASMA

2.2.4.1 Defenisi

Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling

sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal. Selain itu Xanthelasma

diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawahkulit dengan batas tegas berwarna

kekuningan biasanya di permukaan anterior papelbra,sehingga sering disebut xanthelasma

palpebra. 12,3

2.2.4.2 Epidemiologi

Di Amerika Serikat jarang ditemukan xanthelasma. Secara global,xanthelasma juga

merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studikasus pasien dengan xanthomatosis,

xanthelasma lebih sering dijumpai padawanita dengan persenan 32% dan 17,4% pada laki-

laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15 – 73 tahun dengan puncak pada decade 40an dan 50

an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-anak dan remaja.12

2.2.4.3 Patofisiologi

Setengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid.Erupsi Xanthomasdapat

ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder.Kelainan geneticprimer termasuk

dislipoproteinemia, hipertrigliseridimia dan defisiensi lipaselipoprotein yang

diturunkan.Diabetes yang tidak terkontrol jugamenyebabkan hiperlipidemia sekunder.

Xanthelasma juga bisa terjadi padapasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai

HDL kolesterolrendah atau kelainan lain lipoprotein. 12

2.2.4.4 Manifestasi Klinis

Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata.Ukuran

xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm, ada kalanya simetris dan cenderung bersifat

permanen.Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan

estetika.Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak

mata atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa plaque berisi deposit lemak dengan

14

Page 16: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

batas tegas. Lesi akan bertambah besar danbertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak

mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan.12

Xanthelasma palpebrarum

2.2.4.5 Pemeriksaan Laboratorium 

Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, makadisarankan

untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL. Xanthelasmabiasanya dapat didiagnosa

dengan jelas secara klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Jika ada

keraguan, eksisi bedah dan analisispatologi sebaiknya dilakukan.12

2.2.4.6 Pemeriksaan Histologi

Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan

deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang disimpan

pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol.Kebanyakan kolesterol ini

adalah yang teresterifikasi.12

2.2.4.7 Tatalaksana

Pembatasan diet dan penggunaan obat-obatan penurun lipid serum, hanya

memberikan respon pengobatan yang kecil terhadap xanthelasma. 1

Terdapat beberapa pilihan tindakanuntuk menghilangkanxanthelasmapalpebrarum, yaitu

eksisibedah,argon dankarbondioksidaablasilaser,kauterisasikimia,electrodesiccation, dan

cryotherapy. 12,13

Eksisi Bedah 12

o Pada lesi liniar yang kecil, eksisi lebih disarankan, karena scar akan berbaur

dengan jaringan sekitar.

15

Page 17: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

o Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah terjadi scar

karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi yang

lebih luas beresiko menyebablan retraksi kelopak mata, ektropion, sehingga

membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah

menjadi bagian dari bedah kosmetik.

Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon: menambah hemostasis,

memberikan visualisasi lebih baik, tanpa penjahitan dan lebih cepat, namun scar dan

perubahan pigmen dapat terjadi.12

Kauterisasi kimia: penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan

xanthelasma. zat ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid.

Monochloroacetic acid, dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi

hasil yang baik. Haygood menggunakan kurang dari 0.01ml dari 100% dichloracetic acid

dengan hasil yang sempurna dan scar minimal. 12

Elektrodesikasi dan cryoterapi dapat menghancurkan xanthelasma superficial tetapi

membutuhkan terapi berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scardan

hipopigmentasi. 12

2.2.4.8 Prognosis

Kekambuhan sering terjadi.Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitianyang

dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40%pasien.Persentase ini lebih

tinggi dengan eksisi sekunder.Kegagalan ini terjadi pada tahun pertama dengan persentase

26% dan lebih sering terjadipada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada

4 kelopakmata sekaligus.12

2.3 TUMOR GANAS

Klasifikasi Tumor Ganas Palpebra

Tumor ganas palpebra:13

1. Karsinoma

a. Karsinoma sel basal

b. Karsinoma sel skuamosa

c. Karsinoma kelenjar sebasea

2. Sarkoma

3. Melanoma

2.3.1 Karsinoma Sel Basal

16

Page 18: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.3.1.1 Definisi dan Epidemiologi

Karsinoma sel basal berasal dari lapisan basal epitel kulit atau dari lapis luar sel

folikel rambut.Berupa benjolan yang transparan, kadang dengan pinggir yang seperti

mutiara.Bagian sentral benjolan tersebut lalu mencekung dan halus, seakan-akan

menyembuh.Tumbuhnya lambat dengan ulserasi.Jenis ulkus rodiens tumbuh lebih cepat dan

dapat menyebabkan kerusakan hebat disekitarnya.

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas paling banyak di kelopak mata dengan

frekuensi 90 – 95 % dari seluruh tumor ganas di kelopak mata.Karsinoma sel basal banyak

berlokasi di kelopak mata bawah bagian pinggir atau palpebra inferior (50 – 60 %) dan di

daerah kantus medial (25 – 30%). Selebihnya juga bisa tumbuh di kelopak mata atas atau

palpebra superior (15 %) dan di kantus lateral (5 %).14

2.3.1.2 Faktor Resiko

Pasien yang memiliki faktor resiko tinggi untuk terjadinya karsinoma sel basal adalah

yang memiliki corak kulit putih, mata biru, rambut pirang, usia pertengahan dan usia tua pada

keturunan Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan Skandinavia. Pasien biasanya juga memiliki

riwayat terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama pada usia dekade dua kehidupan.

Riwayat merokok cerutu juga merupakan resiko unruk terjadinya karsinoma sel basal. Pasien

dengan karsinoma sel basal sebelumnya, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk

berkembang menjadi kanker kulit.14

Karsinoma sel basal terlihat meningkat frekuensinya pada pasien yang lebih muda dan

ditemukan lesi ganas di kelopak mata pada pasien ini atau mereka yang memiliki riwayat

keluarga dengan kelainan sistemik lain seperti basal cell nevus syndrome atau xeroderma

pigmentosum.Basal cell nevus syndrome (Gorlin syndrome) adalah kelainan autosomal

dominan, kerusakan multisitem yang ditandai dengan karsinoma sel basal nevoid yang

multipel yang muncul lebih awal dalam kehidupan yang diikuti dengan anomali skeletal

khususnya pada mandibula, maksila dan vertebra. Xeroderma pigmentosum merupakan

kelainan resesif autosomal yang ditandai dengan sangat sensitif terhadap paparan sinar

matahari dan kerusakan mekanisme repair terhadap sinar matahari sehingga merangsang

kerusakan DNA pada sel kulit.14

2.3.1.3 Gejala Klinis

17

Page 19: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang

mempunyai anak sebar atau bermetastasis.Dapat merusak jaringan di sekitarnya terutama

bagian permukaan bahkan dapat sampai ke tulang (bersifat lokal destruktif), serta cenderung

untuk residif lebih bila pengobatannya tidak adekuat.Ulserasi dapat terjadi yang menjalar dari

samping maupun dari arah dasar, sehingga dapat merusak bola mata sampai orbita.

Karsinoma sel basal merupakan tumor yang bersifat radiosensitif dengan diagnosis

pasti dilihat dengan biopsi.Angka kematian untuk karsinoma sel basal adalah 2 – 3 % karena

tumor ini jarang bermetastasis.

2.3.1.4 Klasifikasi

Secara klinis dan secara patologi, karsinoma sel basal di bagi menjadi empat tipe,

yaitu :

a) Karsinoma sel basal tipe nodular merupakan manifestasi klinis terbanyak dari

karsinoma sel basal, keras, berbatas tegas, nodul seperti mutiara dan disertai

dengan telangiectasia and sentral ulkus. Secara histologi, tumor ini terbentuk dari

sekumpulan sel basal yang asalnya dari lapisan sel basal epitelium dan terlihat

seperti pagar di bagian pinggir.14

Pada tahap permulaan, sangat sulit ditentukan malah dapat berwarna seperti kulit

normal atau menyerupai kutil.Kumpulan sel atipik merusak permukaan epitel,

nekrosis di tengah karena lebih cekung dan timbul ulkus bila sudah berdiameter ±

0,5 cm yang pada pinggir tumor awalnya berbentuk papular, meninggi, anular.

Bila telah berkembang lebih lanjut, dapat melekat di dasarnya.Dengan trauma

ringan atau bila krustanya diangkat mudah terjadi perdarahan.

b) Karsinoma sel basal tipe morphea merupakan jenis yang paling sedikit ditemukan,

tetapi tumor ini bersifat lebih agresif karena dapat berkembang lebih cepat

daripada karsinoma sel basal tipe nodular. Lesi tipe morphea bersifat keras, lebih

datar dengan pinggir yang secara klinis susah ditentukan. Secara histologi, lesi

tidak terlihat seperti pagar di pinggirnya tetapi berbentuk seperti kawat tipis yang

menyebar di daerah pinggir. Di sekitar stroma terlihat proliferasi dari jaringan

penyambung menjadi pola fibrosis.14

Karsinoma sel basal mulai menstimulasi inflamasi kronis dari bagian pinggir

kelopak mata dan sering disertai dengan rontoknya bulu mata (madarosis).14

18

Page 20: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Invasi dari karsinoma sel basal ke orbita bisa terjadi karena pengobatan yang tidak

adekuat, klinis yang terlambat ditemukan serta karsinoma sel basal dengan tipe

morphea.14

c) Karsinoma sel basal tipe ulserative

d) Karsinoma sel basal tipe multisentrik atau superfisial terjadi akibat blefaritis

kronis dan bisa menyebar ke bagian pinggir kelopak mata tanpa di sadari.14

Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema, skuamasi halus dengan pinggir

yang agak keras seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya dapat hitam

berbintik-bintik atau homogen.14

2.3.1.5 Tatalaksana

Biopsi diperlukan untuk mengkonfirmasi kecurigaan secara klinis dari karsinoma sel

basal. Diagnosis yang sangat akurat bisa dijamin jika pada setiap biopsi insisional jaringan

yang akan diperiksa:

a) Mewakili keadaan lesi secara klinis

b) Ukuran yang tepat untuk pemeriksaan secara histopatologi

c) Tidak menambah trauma atau kerusakan

d) Mengikutsertakan jaringan normal di bagian pinggir sekitar daerah yang dicurigai

Biopsi insisi merupakan salah satu prosedur yang bisa digunakan untuk

menkonfirmasi kecurigaan terhadap tumor ganas. Area dari biopsi insisi seharusnya di potret

atau di gambar dengan pengukuran sehingga daerah asal tumor menjadi tidak sulit untuk

ditemukan pada saat prose pengangkatan tumor berikutnya.14

Biopsi eksisi bisa menjadi pertimbangan ketika lesi di kelopak mata kecil dan tidak

terlibatnya daerah di pinggir kelopak mata atau saat lesi di pinggir kelopak mata yang

berlokasi di sentral jauh dari kantus lateral atau pungtum lakrimal. Biopsi eksisi harus

diarahkan secara vertikal sehingga tidak terjadi traksi pada kelopak mata. Jika pinggir dari

daerah kelopak mata yang di eksisi positif terdapat sel tumor, maka area yang terlibat harus di

reeksisi secara pembedahan dengan teknik Mohs micrographic untuk mengetahui batas

bawah atau teknik frozen-section untuk mengetahui batas samping.14

Untuk menatalaksana karsinoma sel basal dapat ada beberapa pilihan terapi,

diantaranya :

a) Bedah dilakukan dengan mengeksisi tumor sampai dengan benar-benar meninggalkan

sisa. Pilihan terapi bedah :

Eksisi dengan potong beku (frozen section)

19

Page 21: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Bedh mikrografi Mohs

Bedah dengan laser CO2

Eksisi tanpa potong beku

Bedah merupakan pilihan terapi dari karsinoma sel basal di kelopak mata.Bedah

eksisi memberikan keuntungan dari diangkatnya tumor secara keseluruhan dengan batas

areanya dikontrol secara histologi. Tingkat kekambuhan tumor pada terapi bedah lebih sedikit

dan lebih jarang jika dibandingkan jika diterapi dengan modalitas terapi lain.14

Ketika karsinoma sel basal bertempat di daerah kantus medial, sistem aliran air mata

juga bisa terangkat jika dilakukan eradikasi tumor secara komplet. Jika sistem drainase air

mata telah terangkat setelah proses eradikasi tumor, rekonstruksi sistem aliran keluar air mata

tidak bisa dilakukan sampai pasien benar-benar bebas dari tumor. Beberapa tumor bisa

menyebar ke daerah subkutan dan tidak dapat diketahui sebelum operasi 14

Kambuhnya tumor yang sudah diangkat secara total, infiltrasi yang lebih dalam, atau

tumor tipe morphea dan tumor yang berada di kantus medial dikelola dengan cara bedah

mikrografi Mohs. Jaringan diangkat secara lapis demi lapis dan dibuat tipis yang dilengkapi

dengan gambar 3 dimensi untuk mengangkat tumor. Reseksi tumor secara mikrografik Mohs

paling sering digunakan untuk mengeksisi karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.14

Mikrografi eksisi bisa menjamin secara maksimal jumlah jaringan yang sehat untuk

tidak terlibat sehingga hanya area tumor yang terangkat secara komplet. Kekurangan dari

bedah mikrografi Mohs ini adalah dalam mengidentifikasi batas tumor ketika tumor sudah

menginvasi daerah orbita.14

Setelah dilakukan reseksi tumor, kelopak mata seharusnya direkonstruksi dengan

prosedur okuloplastik yang terstandar.Rekonstruksi ini penting walaupun bukan merupakan

hal yang mendesak, pembedahan awal bertujuan untuk melindungi secara maksimal bola

mata lalu diikuti dengan memperbaiki sisa kelopak mata yang masih baik. Jika rekonstruksi

tidak bisa dilakukan segera, kornea harus dilindungi dengan cara menempelkan atau

sementara dengan cara menutup kelopak mata. Jika defeknya kecil, maka granulasi jaringan

secara spontan bisa menjadi alternatif terapi.14

Untuk lesi yang nodular, angka kekambuhan jika diterapi dengan cryotherapy lebih

besar daripada setelah diterapi secara pembedahan. Saat cryotherapy digunakan untuk

menangani diffuse sclerosing lesion, angka kekambuhan tinggi.Selain itu, secara histologi

pinggir area tidak bisa dievaluasi dengan cryotherapy.Akibatnya, modalitas terapi ini

dihindari untuk lesi yang kambuh, lesi dengan diameter lebih dari 1 cm, dan lesi tipe

morphea.Lagipula, cryotherapy menimbulkan depigmentasi dan atropi pada jaringan. Maka

20

Page 22: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

dari itu, cryotherapy untuk karsinoma sel basal pada kelopak mata dijadikan cadangan terapi

untuk pasien yang intoleran terhadap pembedahan seperti pasien yang sangat tua yang

aktifitasnya terbatas di tempat tidur, atau pasien dengan kondisi medis yang serius yang

kontraindikasi untuk dilakukan intervensi bedah.14

Jika tumor terbatas pada adneksa dilakukan eksisi 3-5 mm dari batas

makroskopis.Sedangkan jika tumor sudah menginvasi orbita, maka ada dua pilihan terapi

secara eksentrasi yaitu dengan mengangkat seluruh bola mata disertai dengan adneksa mata

dengan meninggalkan bagian tulang saja, selain itu juga bisa dilakukan radioterapi.Jika sudah

menginvasi intrakranial harus dikonsultasikan ke bagian bedah saraf.

b) Non bedah dilakukan jika lokasi cukup sulit untuk dilakukan pembedahan, respon dari

terapi non bedah cukup bagus tetapi memiliki efek samping yang cukup banyak. Pilihan

terapi non bedah yaitu :

Radioterapi

Kemoterapi

Interferon

Terapi radiasi juga bisa dipertimbangkan sebagai terapi paliatif tetapi untuk lesi

periorbita sebaiknya dihindari.Seperti cryotherapy, terapi radiasi juga tidak bisa digunakan

untuk memantau area pinggir tumor secara histologi.Angka kekambuhan jika diterapi dengan

radiasi juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan terapi pembedahan.Ditambah lagi,

kekambuhan setelah radiasi sulit untuk dideteksi. Kekambuhan ini timbulnya lebih lama

setelah terapi awal dan lebih sulit untuk menangani secara pembedahan karena telah terjadi

perubahan dari struktur jaringan yang telah diradiasi sebelumnya.14

Komplikasi yang terjadi akibat terapi radiasi diantanya adalah timbulnya sikatrik pada

kelopak mata, pembentukan scar pada drainase air mata disertai dengan obstruksi, keratitis

sica. Radiasi juga merangsang timbulnya keganasan baru atau cedera pada bola mata yang

timbul jika bola mata tidak dilindungi selama terapi.14

2.3.2 Karsinoma sel skuamosa

2.3.2.1 Definisi

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu jenis tumor ganas intra epitelial yang

bermanifestasi pada mata di daerah limbus dan margo palpebra,yaitu didaerah peralihan

epitel(18). Margo palpebra merupakan daerah peralihan epitel dari susunan sel gepeng berlapis

epidermis menjadi sel silindris konjungtiva tarsal,sedangkan pada daerah limbus terdapat

21

Page 23: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

peralihan berupa sel mukosa konjungtiva bulbi menjadi epitel skuamosa kornea.Lesi-lesi

yang berada di daerah peralihan ini perlu di perhatikan karena cendrung dapat bersifat ganas.9

2.3.2.2 Epidemiologi

Karsinoma sel skuamosa relatif jarang dijumpai pada kelopak mata dan konjungtiva,

frekuensinya kurang lebih 9,2% dari seluruh keganasan pada kelopak mata. Meskipun

demikian kejadian karsinoma sel skuamosa yang telah menyerang orbita,tercatat sebanyak 36

pasien diantara 486 pasien tumor orbita di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)

selama tahun 1980-1990.

Karsinoma sel skuamosa lebih banyak mengenai pria daripada wanita. Tumor ini

sering terjadi pada usia lanjut, walaupun dapat juga dijumpai pada dewasa muda. Tumor

terutama didapat pada daerah tropis dan sifat karsinoma sel skuamosa cendrung lebih

invasive.8

2.3.2.3 Etiologi

Penyebab karsinoma sel skuamosa ataupun tumor intraepitel belum diketahui,tetapi

diduga sebagai akibat terpapar oleh zat aktinik atau kimia,terapi radiasi, iritasi yang

berlebihan, serta virus yang akhir-akhir ini juga diduga sebagai penyebabnya,yaitu Virus

papiloma humanum.

2.3.2.4 Patofisiologi

Kelainan patologi karsinoma sel skuamosa dapat dijumpai dalam berbagai derajat

keganansan dimulai dari stadium awal pralesi displasia, karsinoma in situ sampai dengan

stadium lanjut invasif.Karsinoma sel skuamosa dapat didahului oleh berbagai macam tumor

jinak seperti lesi papiloma skuamosa atai diskeratosis sebelum berubah menjadi displasi.

Pada displasia stadium awal gambaran patologi belum menunjukan terjadi perubahab

sel,yang terjadi hanya perubahan sel menjadi atipik,dimana secara histologis belum termasuk

kriteria keganasan.Displasia mempunyai gradasi dari sel atipik yang ringan sampai

berat,bergantung pada ketebalan perubahan sel epitel.Karsinoma in situ sering dimasukan

dalam kategori kelainan displasia berat oleh banyak peneliti. Apabila sel yang telah berubahs

sifat tersebut ,menembus membrana bsalis maka lesi tersebut merupakan karsinoma

invasif .Karsinoma sel skuamosa terjadi akibat progresivitas karsinoma in situ dan displasia

berat

22

Page 24: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.3.2.5 Diagnosis

1. Anamnesis

- Ada riwayat perkembangan dari luka akibat paparan sinar matahari dan actinic

keratosis

- Ada riwayat kemoterapi dan transplantasi organ

- Riwayat terpapar sinar matahari

- Ada riwayat kekambuhan setelah pengobatan lesi kelopak mata

- Perubahan kontur,ukuran,atau warna lesi seperti adanya ulserasi,luka,bintik merah

dan trikiasi.

2. Pemeriksaan fisik

Tumor ditemukan tumbuh lambat tanpa rasa sakit,berawal dari nodul hiperkeratotik

yang dapat berulkus dapat mengikis jaringan sekitar dan juga menyebar kelimfonodus

regional melalui sistem limfatik.

3. Pemeriksaan laboratorium

-Biopsi untuk memastikan tumor

-Tes fungsi hati atau CT scan jika terdapat metastasis

2.3.2.6 Tatalaksana

-Pembedahan dilaksanakan eksisi tumor

-Pembedahan radikal eksenterasi dengan atau tanpa kombinasi radiasi.

2.3.2.7 Prognosis

Rekurensi karsinoma sel skuamosa terjadi sebanyak 20-40 % dan dilaporkan

umumnya terjadi setelah penderita mengalami eksisi tidak lengkap pada karsinoma sel

skuamosa tergantung beberapa faktor,baik derajat keganasan secara patologis ataupun

berdasarkan lokasi dan ukuran massa.

2.3.3. Karsinoma kelenjar sebasea

2.3.3.1 Epidemiologi

Insiden karsinoma sel sebasea adalah 3,2% diantara tumor ganas dan 0,8% dari

seluruh tumor palpebra. Angka kematiannya berkisar sekitar 22%. Karsinoma sel sebasea

paling sering terjadi pada perempuan dibandingkan lelaki, terutama pada usia 70 tahun

keatas.

23

Page 25: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.3.3.2 Gejala dan Tanda

Karsinoma kelenjar sebasea bisa menunjukkan gambaran klinis berspektrum

luas.Biasanya, berbentuk nodul yang kecil, keras seperti khalazion.Sering terlihat seperti

khalazion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan konsistensi yang kenyal.Beberapa

pasien dengan karsinoma kelenjar Meibom mempunyai penebalan berbentuk plak yang difus

dari tarsus atau sebuah pertumbuhan berbentuk jamur atau papilloma menyerupai papilloma

sel skuamosa atau karsinoma sel skuamosa papilla.

Tempat predileksinya terdapat pada palpebra superior dan terlihat massa bewarna

kuning yang berisi lemak, massa ini juga dapat berupa papil-papil.Tumor pada pinggir

palpebra bisanya menyebabkan hilangnya bulu mata. Biasanya, lesi tidak nyeri, berindurasi

atau berulkus diikuti dengan hilangnya silia pada daerah khalazion berulang.

Pada kondisi inflamasi seperti blepharoconjungtivitis atau keratokonhungtivitis juga

dapat menyertai karsinoma sel sebasea.

2.3.3.3 Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosa pasti dari karsinoma sel sebasea ini dilakukan biopsy.

2.3.3.4 Diagnosis banding

Diagnosis banding karsinoma sel sebasea dapat dibagi menjadi dua.Yaitu, menurut

gejala klinis dapat di diagnosa banding dengan chalazion, blepharoconjungtivitis atau

keratokonhungtivitis.Secara histopatologis dapat didiagnosa banding dengan karsinoma sel

basal, karsinoma mukoepidermoid dan hemangioma.

2.3.3.5 Tatalaksana

Pada penatalaksanaan karsinoma sel sebasea dilakukan terapi bedah.Pengobatan

bertujuan untuk mengangkat lesi yang ganas untuk mencegah penyebaran local ataupun

sistemik. Pengobatan dari karsinoma kelenjar sebasea adalah operasi eksisi yang adekuat,

dengan batasan operasi yang luas dengan control potongan beku segar untuk menggambarkan

pinggiran tumor. Evaluasi nodul limfatik diperlukan untuk menilai metastase.

Jika terdapat keterlibatan difus dari kedua bola mata atas dan bawah, diperlukan

tindakan eksentrasi.Buatkan biopsy pada area konjungtiva yang hyperemia yang dicurigai

karsinoma kelenjar sebasea pada waktu operasi.

24

Page 26: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

2.3.3.6 Prognosis

Karsinoma kelenjar sebasea dari kelopak mata dapat berhubungan dengan bagian

yangagresif dan prognosa yang buruk.Identifikasi faktor-faktor risiko dengan pasti

membantumenemukan pasien-pasien yang mungkin memperoleh keuntungan dari terapi yang

lebihagresif.

Indikator-indikator prognosa buruk, keterlibatan kelopak mata atas, durasi gejala

lebihdari 6 bulan, bentuk pertumbuhan yang infiltrative, diferensiasi sebasea sedang sampai

buruk,asal multisentrik, karsinoma intraepitel (penyebaran pagetoid), invasi vascular dan

saluranlimfatik, invasi ke orbita, ukuran lebih dari 10 mm.

Dengan eksisi luas dan tanpa bukti metastase, hasil operasi dapat mencegah

keganasan.Meskipun demikian, lesi-lesi sebasea mempunyai insiden kekambuhan dan

metastase.

2.3.4 Melanoma Maligna Palpebra

2.3.4.1 Epidemiologi

Melanoma adalah tumor palpebra berpigmen yang jarang yang harus dibedakan dari

Nevi dan karsinoma sel basal.26Terdapat peningkatan 4% kejadian melanoma maligna yang

didiagnosa setiap tahun.Ada 51.400 kasus baru melanoma didiagnosa pada tahun 2002

dengan 7.800 kematian. 25% pasien melanoma maligna dijumpai pada umur di bawah 40

tahun.13

Meloma hanya ditemukan 1% dari keseluruhan lesi palpebra.Kenyataannya, walaupun

hanya 3% dari semua kanker kulit melanoma, ini sangat penting karena lebih dari dua pertiga

dari semua kematian akibat kanker kulit yang disebabkan melanoma maligna.Oleh karena itu,

penting untuk mengenali lesi jinak dan ganas kelopak mata, terutama ketika berpigmen.

2.3.4.2 Faktor Risiko

Mereka yang paling berisiko untuk berkembangnya melanoma adalah kelompok yang

mempunyai riwayat melanoma dalam keluarga dan pasien dengan nevus displastik.

Kelompok berisiko tinggi adalah pasien dengan xeroderma pigmentosa, pasien dengan

limfoma non- Hodgkin, dan pasien dengan transplantasi organ atau AIDS. Pasien melanoma

memiliki risiko tinggi lima kali lipat untuk mengidap melanoma kedua.14

2.3.4.3 Diagnosis

25

Page 27: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Ciri khas dari melanoma maligna adalah pigmentasi variabel (yaitu sebuah lesi

dengan tingkat warna coklat, merah, putih, biru atau hitam gelap) batas tidak tegas, ulserasi

dan perdarahan. Melanoma palpebra yang melibatkan konjungtiva biasanya lebih agresif

daripada yang terbatas di kulit palpebra.12

Perubahan tampilan pada lesi berpigmen memerlukan biopsi eksisi pada lesi. Evaluasi

sistemik untuk metastasis regional atau jauh diperlukan bila didiagnosis melanoma.12

Clark dan Breslow membagi kedalaman invasi ke dalam lima tingkat anatomis:11

Tingkat 1 hanya terbatas pada epidermis (in situ).

Tingkat 2 menembus papiler dermis.

Tingkat 3 mengisi papila dermis.

Tingkat 4 meluas ke reticular dermis.

Tingkat 5 tumor meluas ke dalam jaringan subkutan.

2.3.4.4 Penatalaksanaan

Terapi bedah dapat dilakukan untuk alasan kosmetik atau kecurigaan keganasan pada

lesi jinak berpigmen.Prosedur pilihan untuk pengobatan melanoma maligna kulit kelopak

mata adalah eksisi bedah lebar dengan 1 cm margin kulit dikonfirmasi oleh histologi.

Pemotongan kelenjar getah bening regional harus dilakukan untuk tumor yang lebih besar

dari 1,5 mm secara mendalam dan / atau untuk tumor yang menunjukkan bukti penyebaran

vaskular atau limfatik.12

Laser dapat digunakan untuk lesi berpigmen kelopak mata tertentu, sebuah penelitian

terbaru telah menunjukkan kasus uveitis bilateral setelah terapi laser pada lesi kelopak mata

berpigmen.14

2.3.4.5 Prognosis

Tingkat 4 atau Tingkat 5 melanoma ganas kulit palpebra biasanya mempunyai

prognosis buruk.Breslow mengembangkan metode kuantitatif dengan mengukur kedalaman

invasi dengan milimeter. Pasien dengan tebal tumor kurang dari 0,75 mm memiliki prognosis

sangat baik dengan dapat bertahan hidup 5 tahun sebesar 100%. Pasien dengan lesi 0,75 mm

sampai 1,5 mm memiliki prognosis yang cukup baik, dan pasien dengan tumor lebih dari 1,5

mm memiliki prognosis yang buruk dengan ketahanan hidup 5 tahun sebesar 50% sampai

60%.13

2.3.5 Sarkoma Palpebra

2.3.5.1 Epidemiologi

26

Page 28: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Sarkoma Kaposi merupakan salah satu manifestasi yang sering dijumpai pada

penderita AIDS (24%) dan 20% dari sarkoma dapat mengenai mata, yaitu palpebra

atas/bawah menyerupai hordeolum atau hemangioma dan pada konjuntiva forniks, dan bulbi

bagian inferior (menyerupai perdarahan subkonjuntiva granuloma atau hemangioma). Tumor

ini bersifat agresif, multifokal dan sering kambuh.14

Pada tahun 1872, Kaposi melaporkan sarkoma multiple-pigmented dari kulit yang

idiopatik. Sarkoma Kaposi endemik lazim di Afrika Tengah, terutama mempengaruhi laki-

laki muda dengan lesi kulit yang agresif dan viseral.15

2.3.5.2 Etiologi

Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi beberapa faktor terlibat yang ditemui pada

pasien sarkoma Kaposi:15

Human herpesvirus-8 (HHV-8) DNA atau sarkoma Kaposi terkait virus herpes

(KSHV) telah ditemui pada pasien yang HIV-negatif dan HIV-positive.

Laki-laki homoseksual dengan HIV mempunyai risiko yang tinggi. Risiko ini

meningkat tajam dengan jumlah pasangan yang banyak.

Pasien yang sudah pernah transplantasi organ, dan menggunakan agen

imunosupresif dan steroid berisiko tinggi.

2.3.5.3 Patofisiologi

Sarkoma Kaposi kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk

ekspresi deregulasi dari onkogen dan gen oncosuppressor oleh KSHV/HHV-8

dikombinasikan dengan penurunan kekebalan tubuh dan pelepasan sitokin (interleukin [IL] -

6) dan faktor pertumbuhan dari HIV bertindak ke atas terjadinya infeksi sel. IL-6

menginduksi signal transducers andactivators of transcription 3 (STAT3), sehingga

menyebabkan ekspresi onkogen. Meskipun mekanisme yang tepat tentang KSHV/HHV-8

bertindak sebagai perantara oncogenesis belum sepenuhnya diketahui, banyak KSHV/HHV-8

onkogen virus yang telah dikatakan dapat menyebabkan neoplasia.15

2.3.5.4 Diagnosis

27

Page 29: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Sarkoma Kaposi pada mata biasanya asimptomatik, kadang-kadang disertai iritasi

ringan. Tumor sarkoma Kaposi berwarna kemerah-merahan, padat, dengan gambaran

proliferasi vaskuler, sel-sel spindle dan serat-serat retikulin, diduga berasal dari endotel.11

Untuk mengidentifikasi faktor risiko pada sarkoma Kaposi, dokter harus anamnesa

tentang hal-hal berikut:15

Demografi

Status kekebalan

Lesi kulit Sebelumnya

Pengobatan sebelumnya untuk sarkoma Kaposi

Riwayat infeksi oportunistik

Penggunaan obat saat ini.

Gejala sarkoma Kaposi adalah sebagai berikut:15

Sakit

Fotofobia

Mata merah atau perdarahan berulang

Iritasi dan sensasi benda asing

Epiphora

Kering mata

Keluarnya mukopurulen

Kelopak mata keras atau bengkak

Ketidakmampuan untuk menutup mata

Penglihatan kabur

Pemeriksaan Fisik15

Pemeriksaan mata penuh harus mencakup sebagai berikut:

Inspeksi dan eversi kelopak mata dan bulu mata.

Lakukan slit lamp biomicroscopy.

Periksa palpebral dan konjungtiva bulbi dan forniks dengan terperinci.

Palpasi kelenjar lakrimal, dan pemeriksaan pada massa.

Lesi yang merah keunguan hingga merah terang dengan pembuluh telangiekstatik

sekitarnya, mungkin makula, seperti plak, atau nodular.

Dugel dkk menguraikan 3 tahapan klinis yang dapat membantu terapi langsung:

Tahap I dan II, tumor merata dan datar. Lesi ini memiliki tinggi ketebalan

kurang dari 3 mm vertikal dan timbul kurang dari 4 bulan.

28

Page 30: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

Tahap III, tumor nodular dan kenaikan tinggi vertikal yang lebih besar dari

3 mm, cenderung timbul lebih dari 4 bulan.

Lesi sarkoma Kaposi oftalmik ditemukan di kelopak mata, konjungtiva, dan

jarang ditemukan di dalam orbital.

Keterlibatan konjungtiva dapat disertai pendarahan subkonjunctiva, injeksi, dan

kemosis.

Pemeriksaan Lab 30

Pada pasien dengan sarkoma Kaposi diindikasikan:

HIV enzyme-linked immunosorbent assay

HIV Western blot

Berhubung dengan kulit atau konjungtiva, biopsi dari lesi mungkin diperlukan untuk

diagnosispasti.

2.3.5.5 Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan spesifik untuk sakoma Kaposi, hanya bersifat paliatif.

Radioterapi memberikan respon yang baik pada 93-100% penderita dengan sarkoma

Kaposi.14

Tujuan terapi pada pasien dengan sarkoma Kaposi adalah untuk meringankan iritasi

mata,efek massa, dan kerusakannya. Sarkoma Kaposi cenderung untuk mempunyai respon

terhadapkemoterapi.Jika pasien memiliki keterlibatan sistemik yang membutuhkan

kemoterapi, lesi mataseringkali teratasi atau berkurang drastis setelah memulai terapi ini.

Namun, biasanya terjadikekambuhan berikut setelah penghentian kemoterapi.15

Pengobatan dengan Interferon hanya 10% memberikan respon baik, 20%

memberikanrespons partial sedangkan sebagian besar penderita tidak memberikan hasil yang

baik. Indikasiuntuk eksisi lokal mencakup lesi mengganggu secara kosmetik,

ketidaknyamanan, dan obstruksipenglihatan dari bagian terbesar tumor. Pertimbangan dalam

mengobati lesi untuk mencegahpembentukan entropion dengan trikiasis dan keratopati

eksposur dan ulkus kornea.15

2.3.5.6 Komplikasi

Keterlibatan pada kelopak mata dapat menyebabkan kerusakan dan disfungsi

kelopak.Lagofthalmos dan trikiasis dapat menyebabkan iritasi mendalam dan kekeringan,

29

Page 31: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

infeksi, danjaringan parut pada kornea.Keterlibatan konjungtiva dapat mengakibatkan

pendarahansubkonjunctiva berulang. Pada akhirnya, penglihatan bisa hilang dari disfungsi

kelopak,perubahan permukaan kornea, atau obstruksi penglihatan.15

30

Page 32: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

BAB III

PENUTUP

Tumor kulit baik tumor jinak maupun tumor ganas bisa berkembang ke lapisan kulit

di periokular.Tumor ini menyebar mulai dari lapisan epidermis, ke dermis bahkan ke struktur

adneksa kelopak mata. Tumor jinak palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan

eksisi dilakukan dengan alasan kosmetik. Sedangkan lesi ganas sering kali sulit dikenali

secara klinis dan biopsy harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan.

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering dan paling banyak

di kelopak mata dengan frekuensi 90 – 95 % dari seluruh tumor ganas di kelopak mata.

Sedangkan karsinoma sel skuamosa relatif jarang dijumpai pada kelopak mata dan

konjungtiva, frekuensinya kurang lebih 9,2 % dari seluruh keganasan pada kelopak mata.

Untuk karsinoma sel sebasea insidennya adalah 3,2% diantara tumor ganas dan 0,8% dari

seluruh tumor palpebra. Tumor ganas lain seperti melanoma maligna merupakan tumor

ganas palpebra yang paling jarang tetapi paling ganas dan banyak menimbulkan kematian.

Untuk tumor jinak palpebra seperti hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra

yang paling sering ditemukan pada anak dengan prevalensi hemangioma infantil ± 1- 3%

pada neonatus dan ± 10% pada bayi sampai dengan umur 1 tahun. Sedangkan molluskum

contagiosum lebih sering terlihat pada anak dibawah usia 15 tahun, sekitar 80 % kasus.

Berbeda dengan xanthelasma yang terjadi berkisar antara 15 – 73 tahun dengan puncak pada decade 40an

dan 50 an dan jarang ditemukan pada anak-anak dan remaja.

Secara umum, penatalaksanaan tumor palpebra baik tumor jinak maupun tumor ganas dilakukan

secara pembedahan.Untuk tumor jinak biasanya dilakukan dengan tujuan kosmetik sedangkan untuk tumor

ganas dilakukan dengan mengangkat keseluruhan tumor agar tidak menyebar dan bermetastasis lebih jauh.

Kecuali untuk sarkoma kaposi tidak ada terapi spesifik yang dilakukan kecuali terapi paliatif yaitu dengan

radioterapi atau kemoterapi yang tujuannya untuk meringankan iritasi mata,efek massa, dan

kerusakannya.

31

Page 33: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

DAFTAR PUSTAKA

1. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Dermal Neoplasms. In: Skuta GL, Cantor LB, Weiss

JS. Basic and Clinical Science Course: Ophthalmic Pathology and Intraocular Tumors

2011-2012. Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2011. p. 219-20.

2. Hasan Q, Tan T.S, Gush J, Peters S, Davis P. Steroid Therapy of a Proliferating

Hemangioma: Histochemical and Molecular Changes. J Pediatr 2000; 105: 117-20.

3. Roy, Hampton Sr. Xanthelasma. 2008 http://emedicine.medscape.com/article/1213423-

overview diakses tanggal 11 Mei 2014.

4. Oski F, Deangelis C, Feigen R. Hemangioma. In: Julia A. McMillan, Catherine D.

Deangelis, Ralph D, editors. Principle and Practice of Pediatrics. 2nd edition.

Philadelphia : WB Saunders Co; 1999. p.802-12.

5. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Benign Tumors. In: Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.

Basic and Clinical Science Course: Pediatric Ophthalomology and Strabismus 2011-

2012. Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2011. p. 338-41.

6. Marchuk DA. Pathogenesis of Hemangioma. Journal Clinical Investigations Vol.107;

2001.

7. Mulliken J.B. Vascular Anomalies. In: Aston S, Beasley R, Thorne C, Editors. Grabb

and Smith’s Plastic Surgery. 5th ed. Philadelphia : Lippincot-Raven Publ; 1997. p.

191-200

8. Ocular Molluscum contagiosum- A case report. Nigwekar Shubhangi. Pravara Med

Rev 2009: 4.

9. yelid, Conjungtival, and Orbital Tumors : An Atlas and Text . Second Edition. Jerry

A. Shields and Carol L. Shields. Penerbit : Wolters Kluwer Health. Hal: 206.

10. Eyelid Tumors clinical diagnosis & surgical treatment. Second edition. Jay justin

older. 2003 hal : 38 – 40.

11. Vaughan & Asbury. Oftamologi Umum Edisi 17. 2010. Jakarta: EGC.

12. American Academy of Ophtalmology. Orbit, Eyelids, and Lacrimal System. Basic and

Clinical Science Course, Section 7. The Foundation of AAO. San Fransisco:

American Academy of Ophtalmology : 2011-2012; 168-172.

13. Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penykit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. FKUI. Jakarta :

2007 ; 235-236.

14. Rahman, Ardizal. Tumor. Bahan kuliah blok 19 : 2011

32

Page 34: 231311795 Tumor Palpebra Copy Copy

15. Imam Budi Putra. 2008. Diunduh dari

http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/a002-ca-kulit.pdf. Diakses pada

tanggal 17 Agustus 2012.

33