tugas pancasila part 5
DESCRIPTION
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARATRANSCRIPT
Tugas V
Pancasila dan Kewarganegaraan
1. Apa yang anda usulkan kepada pemerintah demi tegaknya supremasi hukum di
Indonesia?
2. Bagaimana paradigma Pancasila dalam menghadapi beberapa kasus yang berkaitan
dengan kehidupan agama di Indonesia ?
Jawaban :
1. Usul saya kepada pemerintah demi tegaknya supremasi hukum di Indonesia :
- Penciptaan aparatur Negara yang bersih dan berwibawa
- Pemerintah harus peduli kepada rakyatnya
- Pemerintah harus bisa membedakan, mana kepentingan pribadi, dan mana
kepentingan rakyat
- Melaksanakan asas pemerintahan yang baik
- Penegakan hukum yang tanpa pilih bulu atau yang sama
- Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
secara murni dan konsekuen
- Lembaga dan penegak hukum yang benar-benar independen
Nama : Debora Elluisa Manurung
NPM : 11312760
Dosen : Edy Prihantoro, SS., MMSI
SMTS 06 2012 B
2. Paradigma Pancasila dalam menghadapi beberapa kasus yang berkaitan dengan
kehidupan keagamaan di Indonesia:
Nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan merupakan “Das Solen” (harus
direalisasikan), masalah, peristiwa merupakan “Das sein”. Sebagai paradigma, nilai-nilai
Pancasila dijadikan sumber / patokan dalam memecahkan masalah.
Sebagai pemecah masalah maka Pancasila harus dijadikan sumber nilai yang
menjadi patokan, atau mengembalikan persoalan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, karena
nilai-nilai ini sudah melembaga kedalam jiwa rakyat Indonesia.
Pancasila sila pertama mengandung nilai-nilai positif dalam beragama dan
berkeyakinan serta menjunjung tinggi asas toleransi. Dan didukung oleh pasal 29 ayat 2
UUD 1945.
Sebagai bangsa yang besar dan majemuk maka seharusnya kita menyadari
perbedaan dan menjadikan khasanah kekayaan bangsa bukan mempertajam, seperti yang
sudah digariskan pada sila ke-tiga persatuan Indonesia.
Peristiwa keagamaan di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian serius
pemerintah karena dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, perlu ketegasan
pemerintah disamping itu harus kembali kepada dasar Negara Pancasila. Beragama
merupakan hak asasi yang hakiki karena menyangkut hubungan manusia dengan
Tuhannya, Pancasila, khususnya sila pertama sangat menghargai kepercayaan dan
ketakwaan dari bangsa Indonesia.
Kemampuan menerima perbedaan merupakan fitrah yang paling mendasar yang
harus dimiliki setiap pemeluk agama. Sementara sikap dan perilaku merasa paling benar,
memaksakan kehendak dengan tekanan, dan intimidasi kepada pihak lain dapat menjadi
pemicu runtuhnya kohesi sosial yang dapat berujung pada disintegrasi bangsa. Indonesia
memiliki sejarah panjang terpatrinya kerukukan dan toleransi kehidupan beragama.
Dengan adanya sikap toleransi maka perbaikan dalam menjalankan toleransi
kehidupan beragama akan berjalan dengan baik. Meskipun ada kasus-kasus spesifik,
tetapi itu kita tidak bisa sebut terjadi intoleransi yang tinggi di Indonesia. Mengapa saya
bilang secara umum ada perkembangan sikap toleransi yang menggembirakan, itu bisa
dilihat dari pertumbuhan rumah ibadah yang cukup tinggi, baik pada agama Islam
maupun Kristen, Buddha, dan Hindu. Pertumbuhan dan pendirian rumah ibadah,
pertumbuhan orang beribadah yang tinggi sekali. Adanya insiden-insiden pada
penghalangan pendirian rumah ibadah atau Ahmadiyah, itu memang terjadi. Insiden itu
yang harus ditangani agar toleransi yang ada semakin kuat. Tingkat intoleransi di
Indonesia tidak bisa disebut tinggi hanya karena ada kasus-kasus insiden terakhir. Karena
secara umum pada statistik pertumbuhan gereja, masjid atau rumah ibadah Hindu
menunjukkan perbaikan yang signifikan. Bahwa adanya insiden-insiden tertentu bukan
berarti tidak adanya intoleransi.
Karena itu letakkan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara kepada Pancasila
maka akan terjamin keadilan dan juga ketercapaian tujuan nasional dan fungsi Negara.