tugas mpp control production (1)

13
TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN PANGAN CONTROL PRODUCTION Disusun oleh : Mohamad Fajar A 125100107111024 Maulana Panji A 125100107111059 Argha Akbar 125100107111013 Kelas G PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: arghaakbarpurwonugroho

Post on 02-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas MPP Control Production (1)

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN PANGAN

CONTROL PRODUCTION

Disusun oleh :

Mohamad Fajar A 125100107111024

Maulana Panji A 125100107111059

Argha Akbar 125100107111013

Kelas G

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Tugas MPP Control Production (1)

Control Production / Kontrol Produksi

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Kontrol produksi pada pelayanan pangan meliputi manajemen mutu, sanitasi, dan keamanan pangan yang merupakan prinsip dasar dari HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). HACCP merupakan sistem manajemen keamanan pangan yang bertujuan menganalisis dan mengontrol adanya bahaya kimia, biologi, dan fisik yang berasal dari bahan mentah, proses, penanganan, hingga distribusi (Georgia, 2010 ).

A. Sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan

Page 3: Tugas MPP Control Production (1)

merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan (Harisdianto, 2010).

B. Keamanan Pangan

Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Keamanan makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan safety.Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahyakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi (Puspita,2010).

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Masalah keamanan pangan yang masih saja terjadi di Indonesia saat ini antara lain kasus keracunan, ditemukannya pangan tercemar oleh kontaminan mikrobiologi dan kontaminan kimia, penggunaan bahan tambahan illegal, dan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas yang diijinkan. Masalah keamanan pangan dapat terjadi di sepanjang rantai pangan dan disebabkan karena ketidaktahuan produsen terutama produsen skala kecil terhadap bahaya keamanan pangan. Ketidakperdulian produsen dan ketidaksadaran konsumen untuk memilih pangan yang aman, selain juga karena tindaklanjut pengawasan yang dilakukan instansi pemerintah belum memberikan efek jera (Harisdianto, 2010)

C. Manajemen Mutu

Manajemen pangan yang meliputi penanganan bahan baku dan pengolahan bahan untuk memenuhi standar kualitas / mutu produk hingga menghasilkan produk pangan yang diinginkan. Penanganan bahan baku bertujuan untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas dan memenuhi standar dengan melakukan sortasi sebelum diolah lebih lanjut. Pengolahan bahan baku bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan secara organoleptik (rasa, aroma, warna, dll) hingga menjadi produk pangan bermutu dan disukai konsumen (Krisnamurni, 2007).

Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalalam tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.

1. Bahaya biologis Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit

(patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini berasal dari udara, tanah air dan tempat-tempat lainnya yang kotor. Demikaian juga virus hepatitis A dan parasit misalnya cacing dapat berasal dari lingkungan yang kotor. Umumnya cemaran mikroba dibawa oleh hama yaitu serangga seperti lalat, kecoa dan binatang pengerat seperti tikus, dan binatang pembawa penyakit lainnya. Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat pembesar yang disebut mikroskop. Pada prinsipnya mikroba

Page 4: Tugas MPP Control Production (1)

dibagi ke dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri, kapang, kamir dan virus. Mikroba dapat menguntungkan manusia, misalnya mikroba yang aktif di dalam proses fermentasi pangan seperti tempe yang mengandung kapang yang disebut Rhizopus oligosporus, kapang Neurospora sitophila yang tumbuh pada oncom merah, kamir atau ragi Saccharomyces cerevisae pada tape singkong atau tape ketan, dan Lactobacillus plantarum pada acar dan sayur asin. Di samping ada yang menguntungkan, ada juga mikroba yang merugikan, yaitu mikroba pembusuk dan patogen.

Mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat menguraikan bahan sehingga menjadi busuk, misalnya busuknya bahan pangan. Mikroba patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya. Bakteri-bakteri tertentu dapat juga menghasilkan racun yang jika termakan akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia..

Di samping bakteri, kapang juga dapat menghasilkan racun seerti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun aflatoksin. Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk, yaitu hangat dan lembab. Mikroba tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungan lembab dan hangat, mengandung zat gizi baik seperti pada bahan pangan, pada lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, bahan pangan mudah sekali diserang mikroba jika berada pada lingkungan yang kotor. Cemaran mikroba patogen dan mikroba penghasil racun ini merupakan bahaya biologis dalam pangan.

2. Bahaya Kimia Bahaya kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun

yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan kimia lainnya.Bahan Kimia Timbul Dalam Pangan :• Bahan pangan seperti sayuran dan buah-buah dapat tercemar pestisida di kebun karena penggunaan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau karena penyemprotan pestisida masih dilakukan walaupun sayuran atau buah-buahan hendak dipanen.• Sayuran dapat tercemar logam berbahaya karena selalu disiram dengan air sungai yang tercemar oleh logam berbahaya dari buangan industri kimia.• Beberapa jenis ikan laut mengandung racun alami yang dapat membahayakan manusia jika termakan.• Kacang tanah telah berjamur mungkin ditumbuhi kapang Aspergillus flavus yang menghasilkan sejenis racun yang disebut aflatoksin.• Tempe bongkrek dapat tercemari racun bongkrek sebagai akibat dari proses pembuatan yang salah.Bahan Pangan Atau Makanan Beresiko Bahan Kimia :• Bahan pangan atau makanan yang secara alami mengandung racun (singkong, racun, ikan laut yang beracun, tempe bongkrek, dsb.)• Bahan pangan atau makanan yang tercemar pestisida, pupuk kimia, antibiotika, logam berbahaya, dan cemaran kimia lainnya.• Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan pangan yang melebihi takaran maksimum ynag diizinkan dalam penggunaannya.• Bahan pangan atau makanan yang tercemar racun kapang, misalnya biji-bijian atau kacang-kacangan yang disimpan pada kondisi penyimpanan salah.

Page 5: Tugas MPP Control Production (1)

Penyimpanan yang salah adalah penyimpanan pada ruangan yang terlalu lembab dan hangat.

3. Bahaya fisik Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti

benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda-benda asing lainnya.

Resiko bahaya dari bahan pangan atau makanan sangat beragam tergantung antara lain pada jenis dan tempat diperolehnya, dan pada peka tidaknya bahan pangan atau makanan itu terhadap kerusakan, khususnya kerusakan karena mikroba. Bahan pangan dapat mengalami kerusakan dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya, seperti digolongkan sebagai berikut: • Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan yang berasal dari hewan seperti daging, susu, telur dan ikan.• Bahan pangan yang agak mudah rusak,misalnya sayuran dan buah-buahan, dan• Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian dan kacang-kacangan yang kering seperti gabah kering, jagung pipil kering dan kacang kedelai kering.

Umumnya bahan pangan yang mudah rusak beresiko mengandung bahaya biologis karena tercemar mikroba. Bahan pangan yang bersifat mudah rusak umumnya mengandung air dalam kadar yang tinggi sehingga mudah ditumbuhi bakteri. Dengan demikian, bahan pangan atau makan di bawah ini beresiko mengandung bahaya biologis: • Daging dan hasil olahnya• Susu dan hasil olahnya• Telur dan hasil olahnya• Ikan dan hasil olahnya• Sayur dan hasil olahnya• Buah-buahan yang rasanya tidak asam• Santan

Bahan pangan atau makanan yang kotor karena tercemar benda-benda asing seperti pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan sebagainya. Makanan yang dibungkus plastik atau daun dengan menggunakan stapler beresiko bahaya fisik, karena stapler yang terlepas dapat masuk ke dalam makanan tanpa diketahui.

Cara Menghindari Dari Bahaya Dalam Pangan :• Untuk menghindari bahaya biologis, jauhkan atau lindungi bahan pangan atau makanan dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara melindungi (menutup) bahan pangan atau makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa, tikus dan binatang pembawa penyakit lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik adalah suatu cara yang paling utama dalam menghindari bahaya biologis.• Untuk menghindari bahaya kimia, jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber pencemaran seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya. Menggunakan bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya untuk menghindar dari bahaya kimia.

Page 6: Tugas MPP Control Production (1)

• Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil, dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan yang baik untuk menghindari bahaya fisik.

Kontrol produksi yang diterapkan pada pelayanan pangan pada umumnya sebagai berikut:

A. Penerimaan Bahan Baku

Penerimaan bahan baku mempertimbangkan pemilihan bahan makanan, sumber bahan makanan, pengangkutan bahan, penyimpanan bahan sebagai berikut:

a. Sumber Bahan MakananApakah diperoleh dari hasil pertanian, peternakan, atau lainnya, sumber

bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi dan kualitas.

b. Pengangkutan Bahan MakananCara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi.

Pengangkutan tersebut dilakukan baik dari sumber ke pasar maupun dari sumber ke tempat penyimpanan agar bahan makanan tidak tercemar oleh kontaminan dan tidak terjadi kerusakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama transportasi / pengangkutan antara lain, alat untuk mengangkut, kondisi jalan, lama perjalanan, dan kondisi penyimpanan bahan selama pengangkutan.

Alat/transportasi pengangkut dan kondisi penyimpanan harus disesuaikan dengan bahan, karena perlakuan tiap bahan akan berbeda-beda. Kondisi jalan dan lama pengangkutan dari sumber ke tempat tujuan akan mempengaruhi kualitas dan umur simpan dari bahan, sehingga perlu pennanganan awal agar bahan tetap terjaga kualitasnya dan mencegah adanya kerusakan baik fisik, kimia, atau biologi.

c. Pemilihan / Sortasi Bahan MakananSortasi bahan dilakukan saat bahan sampai ke tangan produsen, sehingga

perlu dilakukan pemilihan sesuai kualitas atau standar dari produsen yang akan mengolah bahan tersebut. Bahan yang telah memenuhi standar akan diproses lebih lanjut untuk dilakukan penanganan awal, kemudian disimpan sementara hingga digunakan untuk proses pengolahan. Jika bahan tidak memenuhi standar maka akan dilakukan reject yaitu penolakan bahan sesuai kebijakan dari produsen.

d. Penyimpanan bahan makananTidak semua makanan langsung dikonsumsi, tetapi sebagian mungkin

disimpan baik dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang. Tempat penyimpanan atau gudang harus memenuhi persyaratan sanitasi.

Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut: Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan

memenuhi syarat. Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak

memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

Page 7: Tugas MPP Control Production (1)

B. Proses Pengolahan

Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.

Pada proses / cara pengolahan makanan ada empat hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:1. Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain tempat higienis tidak mudah terkontaminasi dari lingkungan luar, sumber air mencukupi, penerangan cukup, fasilitas pendukung sanitasi tersedia, tata letak sesuai standar sanitasi dan GMP (Good Manufacturing Practice).

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah MakananPenjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara

langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menyebabkan kontaminasi. Penyebab kontaminasi melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus yang berasal dari kuli manusia dan adanya kontaminasi bakteri dan virus lain ketika penjamah sedang sakit. Orang-orang yang bekerja pada tahapan diatas juga harus memenuhi persyaratan sanitasi seperti kesehatan dan kebersihan individu, tidak menderita penyakit infeksi dan bukan carrier dari suatu penyakit. Untuk personil yang menyajikan makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun, memiliki penampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan atau 1 tahun.

3. Cara pengolahan makananCara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan

makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip. Titik kritis dalam pelayanan pangan dominan ada saat proses pengolahan seperti suhu, lama pemasakan, pencampuran, pemotongan, pemindahan bahan, kebersihan perlatan.

Suhu dan lama pemasakan yang diterapkan akan menentukan kualitas dari produk secara organoleptik dan menentukan kematangan makanan. Kematangan makanan akan berpengaruh terhadap keamanan pangan, karena suhu dan lama pemasakan harus disesuaikan dengan bahan yang akan diolah dan mikroorganisme yang berpeluang untuk merusak makanan. Penggunaan suhu tinggi dan lama pemasakan yang cukup dapat membunuh mikroba awal yang terdapat di bahan sehingga meningkatkan keamanan pangan dari produk makanan.

Kebersihan peralatan atau perlengkapan menentukan keamanan pangan dari produk pangan karena banyak peluang kontaminasi secara biologis, kimia, maupun fisik. Sebelum dan setelah pengolahan perlu dilakukan pengecekan kondisi dan kebersihan perlatan. Ketika ada peralatan yang rusak maka perlu ada pergantian

Page 8: Tugas MPP Control Production (1)

alat atau perbaikan, sedangkan jika peralatan tidak higienis maka hanya dilakukan proses sanitasi.

C. Penanganan Produk

Produk yang telah dibuat selanjutnya akan di saji atau di simpan sementara. Penyajian dan penyimpanan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli.

Penyimpanan makanan harus memperhatikan kebersihan, tata letak, dan alat tempat simpan, selain itu harus memperhatkan suhu dan kelembaban ruang simpan agar kualitas produk pangan tetap terjaga. Penyimpanan yang biasa digunakan pada usaha pelayanan pangan yaitu pendingin, freezer, atau ruang penghangat.

Penyajian makanan harus memperhatikan alat dan perlengkapan saji. Sebelum disajikan maka perlu dilakukan pengecekan perlengkapan saji sehingga layak untuk disajikan bersama dengan makanan. Perlengkapan saji yang biasa digunakan pada pelayanan pangan antara lain seperti nampan, troley pembawa makanan, dan alat makan seperti piring, sendok, dll.

Produk makanan juga harus disesuaikan agar layak untuk dikonsumsi. Jika makanan yang layak disajikan hangat maka perlu dilakukan pemanasan hingga nikmat untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk makanan yang nikmat disajikan dingin maka ketika dikeluarkan dari ruang pendingin dapat langsung disajikan ke konsumen.

Contoh penerapan control produksi pada salah satu usaha pelayanan pangan:

PROSEDUR KEAMANAN DAN KEBERSIHAN PANGAN RESTORAN McD

MCD kebersihan restoran meliputi : counter depan harus selalu bersih dan rapi. Begitu juga dengan dapur, tempat dimana untuk menyiapkan makanan. Lantai selalu dibersihkan beberapa kali dalam sehari. Hal ini dilakukan untuk kebersihan dan menghindari kecelakaan, seperti licin. Selain itu toilet dan wastafel selalu diperiksa guna memastikan dapat berfungsi serta menjaga kebersihannya.Prosedur Kebersihan dan Keamanan restoran yang harus dilakukan oleh semua crew dan manager McDonald’s antara lain : Manajer dan crew melakukan prosedur cuci tangan dengan cairan anti mikroba

( Anti Microbial Handwash ). Temperatur pemasakan daging diperiksa minimal 1 kali dalam sehari. Perawatan rutin dilakukan berdasarkan Planed Maintenance Calendar (Kalender

Perawatan Rutin), dan diterapkan pada seluruh sarana memasak dan sarana penyimpanan agar segalanya tetap berfungsi optimal.

Bahan mentah disimpan dalam walk-in-freezer secara sistematis. Meja-meja di lobi dilap dengan menggunakan larutan pembersih. Telur mentah disimpan didalam pendingin bersuhu 1-4°C dan masih memiliki

waktu selama 30 menit setelah dikeluarkan dari pendingin dan disimpan pada suhu ruangan.

Page 9: Tugas MPP Control Production (1)

Untuk mencegah kontaminasi silang, kami menggunakan tweezer (pinset) untuk memecahkan telur mentah yang akan dimasak, dan spatula hutzler putih untuk mengangkat telur yang telah matang.

Preparation table – meja dimana makanan dipersiapkan, dibersihkan dengan kain lap bersanitasi yang diganti setiap jam sekali.

Ketika mengolah bahan mentah dengan tangan, staff dapur wajib menggunakan sarung tangan yang digunakan untuk proses ini berbeda dengan warna sarung tangan yang digunakan pada proses produksi makanan jadi atau pembersih saus.

Mcd menerapkan kontrol waktu untuk pengolahan produksi preparation table. Misalnya, maksimal 2 jam untuk selada.

Produk yang sudah siap masak diletakkan di lemari penyimpanan yang berada pada suhu minimal 60°C (140°F).

Page 10: Tugas MPP Control Production (1)

DAFTAR PUSTAKA

Geogia P. The significance of the Application of Hazard Anlysis Critical Control Point System in Hospital Catering. Health Science Journal 2010;4 (2)

Harisdianto. Dasar-Dasar Keamanan Pangan untuk Petugas Kesehatan. Jakarta : EGC; 2004.

Puspita LW. Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) terhadap Penurunan Bahaya Mikrobiologis pada Makanan Khusus Anak Berbasis Hewani di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2010.

Krisnamurni,S. Keamanan Pangan pada Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit. Dibawakan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Asosiasi Dietisien Indonesia ke III, Semarang, Indonesia, 19-21 Juli 2007.