tugas makalah 1.3.doc

96
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya. Negara hukum harus memenuhi beberapa unsur, antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hukum atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya pengawasan dari badan-badan peradilan. 1

Upload: siti-azza

Post on 01-Feb-2016

295 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas makalah 1.3.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan

pada kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan

Undang Undang Dasar 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia menjunjung

tinggi hak asasi manusia dan menjamin warga negaranya bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung

tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan

bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai

konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai

ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta

kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat

bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya. Negara

hukum harus memenuhi beberapa unsur, antara lain pemerintah dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hukum atau

peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi

manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya

pengawasan dari badan-badan peradilan.

Berkaitan dengan unsur di atas, adanya jaminan terhadap hak

asasi manusia (HAM), dapat diartikan bahwa di dalam setiap konstitusi

selalu ditemukan adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (warga

negara). Pada UUD 1945 perlindungan konstitusi terhadap hak asasi

manusia tersebut tercantum dalam Pasal 28.

Setiap negara memiliki kewajiban untuk menjamin dan

menghormati hak asasi manusia, melindungi dan menegakkannya di

negara masing-masing. Oleh karena itu, sebagaimana ditegaskan dalam

Mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia/DUHAM, HAM perlu

dilindungi dengan merumuskannya dalam instrumen hukum.

1

Page 2: tugas makalah 1.3.doc

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana definisi dan konsepsi negara hukum?

2. Apa saja ciri-ciri dan asas-asas negara hukum?

3. Apa pengertian HAM ?

4. Sebutkan macam- macam HAM ?

5. Sebutkan undang-undang mengenai HAM ?

6. Apa saja Lembaga penegak HAM di Indonesia ?

7. Bagaimana hubungan Negara hukum dan HAM ?

8. Sebutkan berbagai macam pelanggaran HAM yang terjadi di negara

hukum ?

9. Studi kasus

1.3 Manfaat dan Tujuan

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah memberikan

pengetahuan dan informasi mengenai negara hukum dan HAM kepada

pembaca. Dan tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa tentang negara hukum dan HAM, serta mampu menerapkan

undang-undang HAM di lingkungan masyarakat agar mereka menjadi

kritis terhadap kejadian yang sedang terjadi di masyarakat.

2

Page 3: tugas makalah 1.3.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi dan Konsepsi Negara Hukum

2.1.1 Definisi Negara Hukum

Dalam penjelasan UUD 1945 bagian pertama tentang sistem

pemerintahan negara Republik Indonesia disebutkan bahwa “Indonesia

adalah Negara yang berdasarkan atas hukum”. Adapun pengertian negara

hukum menurut pendapat beberapa ahli, yaitu:

a. Aristoteles 

Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada

warga negaranya.

b. Hugo Krabbe 

Bahwa Negara seharusnya Negara Hukum (rechtsstaat) dan setiap

tindakan Negara harus didasarkan pada hukum atau harus dapat

dipertanggungjawabkan pada hukum.

c. F.R. Bothlingk 

De staat, waarin de wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door

grenzen van recht” (negara, dimana kebebasan kehendak

pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum). 

d. Wirjono Prodjodikoro

a. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya alat-alat

perlengkapan dari pemerintah dalam tindakannya baik terhadap

para warga negara maupun dalam negara saling berhubungan

masing-masing, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan

harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku;

b. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan

harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku. 

3

Page 4: tugas makalah 1.3.doc

e. Prof. R. Djokosutomo, SH 

Negara Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada

kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah

merupakan subjek hukum, dalam arti rechtstaat (badan hukum

republik). Karena negara itu dipandang sebagai subjek hukum,

maka jika ia bersalah dapat dituntut didepan pengadilan karena

perbuatan melanggar hukum.

f. Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL 

dalam brosur beliau “Mekanisme Demokrasi Pancasila”

mengatakan, bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-

unsur:

1. Menjunjung tinggi hukum

2. Adanya pembagian kekuasaan

3. Adanya perlinduungan terhadap hak-hak asasi manusia serta

remedi-remedi prosedural untuk mempertahankannya

4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi

g. Sudargo Gautama

Dalam negara hukum terdapat pembatasan kekuasaan negara

terhadap perseorangan. Kekuasaan negara tidak absolute atau

tidak sewenang-wenang, segala tindakan negara dibatasi hokum

h. Prof.Dr. Djoko Soetono, S.H.

Negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara yang

berdasarkan pada kedaulatan hukum.

i. Prof.Dr. Padmo Wahyono, S.H.

Negara hukum yang ideal pada abad ke-20 adalah jika segala

tindakan penguasa selalu dapat dipertanggungjawabkan secara

hukum.

4

Page 5: tugas makalah 1.3.doc

2.1.2 Konsepsi Negara Hukum

Secara historis, gagasan tentang konsepsi negara hukum terus

bergulir sejalan dengan arus perkembangan sejarah. Mulai dari konsepsi

negara hukum liberal (nachwachter staat/ negara sebagai penjaga malam)

ke negara hukum formal (formele rechtsstaat) kemudian menjadi negara

hukum materiil (materiele rechtsstaat) hingga pada ide negara

kemakmuran (welvarstaat) atau negara yang mengabdi kepada

kepentingan umum (social service state atau sociale verzorgingsstaat).

Negara hukum liberal atau yang sering disebut sebagai negara

hukum dalam arti sempit adalah konsepsi yang diberikan oleh Immanuel

Kant (1724 – 1804 SM), yang kemunculannya bersamaan dengan lahirnya

paham liberalisme yang menentang kekuasaan absolut dari para raja

pada masa itu. Menurut paham liberalisme negara justru harus

melepaskan dirinya dari campur tangan urusan kepentingan rakyatnya,

yang berarti sikap negara harus pasif (staatsonthouding). Kant

berangapan bahwa negera hukum yang baik ialah Negara hokum yang

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (rust en order) karena itu,

ide Negara hokum versi kant ini lebih dikenal dengan nama Negara “jaga

malam” (nachtwakerstaat).

Negara hukum formal merupakan konsepsi negara hukum yang

ditawarkan oleh Frederich Julius Stahl melalui tulisanya yang berjudul

philosophie des rechts yang dipublikasikan pada tahun 1878. Hal yang

melatarbelakangi tercetusnya konsepsi Negara hukum formal yaitu

sebagai reaksi atas konsepsi Negara hukum liberal yang kurang

melindungi rakyat kecil. Konsep Negara hukum formal Frederich Julius

Stahlbertujuan untuk memberikan jaminan perlindungan terhadap hak

asasi manusia sekaligus membatasi penyelengaraan kekuasaan. Tetapi

wujud negara hukum formal hanya membawa perubahan pada aspek

social dan politik saja. Tidak membawa perubahan dalam aspek ekonomi

5

Page 6: tugas makalah 1.3.doc

yang berkaitan dengan peningkatan kesejahtraan rakyat. Urusan ekonomi

diserahkan pada warganya dengan dalil laissez faire, laissez aller Pada

akhirnya terdapat kesenjangan yang sangat besar dalam masyarakat.

Selain itu, dalam Negara hukum formal dalam seluruh penyelengaraan

kekuasaan harus berdasarkan pada peraturan hukum yang tertuis. Hal ini

menyebabbkan perwujudan Negara hukum formal lebih mengedepankan

aspek formal dibandingkan aspek matrialnya. Pada giliranya,

penyelengaraan kekuasaan dan pemerintah menjadi kaku karena seluruh

tidakanya harus berdasaarkan peraturan hukum yang berlaku.

Negara hukum materiil atau yang disebut welvarstaat yaitu konsep

Negara hukum yang membuat negara harus bertanggung jawab terhadap

kesejahteraan seluruh warganya. Dengan landasan dan semangat Negara

hukum dalam arti materiil itu, setiap tindakan Negara haruslah

mempertimbangkan dua kepentingan atau landasan, ialah kegunaannya

(doelmatigheid) dan landasan hukumnya (rechmatighed). Negara hukum

materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari Negara

hukum formil. Pada Negara hukum formil tindakan penguasa harus

berdasarkan undang-undang aatau berlaku asas legalitas. Tapi dalam

Negara hukum materiil tinndakan dari penguasa dalam hal mendesak

demi kepentingan warga negar dibenarkan bertindak menyimpang dari

undang undang atau berlaku asas opportunitas. Dalam hal ini

pemerintahanya memiliki keluasan untuk turut campur tangan dalam

urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertangungjawab

terhadap kesejahtraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam

upaya membangun kesejahtraan rakyat.

 Dalam bernegara, umat manusia memang tidak mengenal adanya

konsep Negara Ekonomi atau pun Negara Politik. Yang ada adalah doktrin

mengenai Negara Hukum. Negara kita diimpikan oleh ‘the founding

leaders’ sebagai Negara Hukum atau ‘Rechtsstaat’ menurut tradisi Eropa

Kontinental atau pun ‘The Rule of Law’, menurut tradisi Anglo-Amerika.

6

Page 7: tugas makalah 1.3.doc

Negara Indonesia ialah ‘rechtsstaat’, bukan ‘machtsstaat’ (negara

kekuasaan) atau pun korporatokrasi.

Persaman antara konsep rechtsstaat dengan konsep rule of law,

yaitu pada dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu

sasaran yang utama, yakni pengakuan dan perlindungan terhadap hak-

hak asasi manusia.

Sedangkan perbedaan antara konsep rechsstaat dengan konsep

rule of law, yaitu: 

a. Konsep rechsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang

absolutisme sehingga sifatnya revolusioner, sebaliknya konsep rule

of law berkembang secara evolusioner.

b. Konsep rechsstaat bertumpu atas sistem hukum kontinental yang

disebut civil law, sedangkan konsep rule of law bertumpu atas

sistem hukum yang disebut common law. Karakteristik civil law

adalah administratif, tapi karakteristik common law adalah judicial.

Menurut Mahfud MD (dalam Imamuddin, 2011), perbedaan

konsepsi antara rechtsstaat dengan rule of law sebenarnya lebih terletak

pada operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan atas

hak-hak asasi manusia.

Perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of

law ialah pada konsep rechtsstat peradilan administrasi negara

merupakan suatu sarana yang sangat penting dan sekaligus pula ciri yang

menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sebaliknya pada rule of law,

peradilan administrasi tidak diterapkan, karena kepercayaan masyarakat

yang besar kepada peradilan umum. Ciri yang menonjol pada konsep rule

of law ialah ditegakkannya hukum yang adil dan tepat (just law).

7

Page 8: tugas makalah 1.3.doc

Menurut Prof. Jimly Asshiddiqie prinsip pokok Negara Hukum yang

berlaku di zaman sekarang ini merupakan pilar utama yang menyangga

berdiri tegaknya suatu negara sehingga dapat disebut sebagai Negara

Hukum dalam arti yang sebenarnya. Di samping itu, jika konsep Negara

Hukum itu dikaitkan pula dengan paham negara yang ber-Ketuhanan

Yang Maha Esa seperti Indonesia, maka keduabelas prinsip tersebut patut

pula ditambah satu prinsip lagi, yaitu: Prinsip Berke-Tuhanan Yang Maha

Esa sebagai prinsip kesebelas gagasan Negara Hukum modern. Prinsip

pokok negara hukum menurut Jimly Asshiddiqie adalah sebagai berikut :

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law):

Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip supremasi

hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum

sebagai pedoman tertinggi. Dalam perspektif supremasi hukum

(supremacy of law), pada hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang

sesungguhnya, bukanlah manusia, tetapi konstitusi yang

mencerminkan hukum yang tertinggi. Pengakuan normative atas

supremasi hukum tercermin dalam perumusan hukum dan/atau

konstitusi, sedangkan pengakuan empirik tercermin dalam perilaku

sebagian terbesar masyarakatnya bahwa hukum itu memang

‘supreme’. Bahkan, dalam republik yang menganut sistem presidential

yang bersifat murni, konstitusi itulah yang sebenarnya lebih tepat untuk

disebut sebagai ‘kepala negara’. Itu sebabnya, dalam sistem

pemerintahan presidential, tidak dikenal pembedaan antara kepala

Negara dan kepala pemerintahan seperti dalam sistem pemerintahan

parlementer.

2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law):

Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan

pemerintahan, yang diakui secara normative dan dilaksanakan secara

empirik. Dalam rangka prinsip persamaan ini, segala sikap dan

8

Page 9: tugas makalah 1.3.doc

tindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan manifestasinya diakui

sebagai sikap dan tindakan yang terlarang, kecuali tindakan-tindakan

yang bersifat khusus dan sementara yang dinamakan ‘affirmative

actions’ guna mendorong dan mempercepat kelompok masyarakat

tertentu atau kelompok warga masyarakat tertentu untuk mengejar

kemajuan sehingga mencapai tingkat perkembangan yang sama dan

setara dengan kelompok masyarakat kebanyakan yang sudah jauh

lebih maju. Kelompok masyarakat tertentu yang dapat diberikan

perlakuan khusus melalui ‘affirmative actions’ yang tidak termasuk

pengertian diskriminasi itu misalnya adalah kelompok masyarakat suku

terasing atau kelompok masyarakat hukum adapt tertentu yang

kondisinya terbelakang. Sedangkan kelompok warga masyarakat

tertentu yang dapat diberi perlakuan khusus yang bukan bersifat

diskriminatif, misalnya, adalah kaum wanita ataupun anak-anak

terlantar.

3. Asas Legalitas (Due Process of Law):

Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas

dalam segala bentuknya (due process of law), yaitu segala tindakan

pemerintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan

yang sah dan tertulis. Peraturan perundang-undangan tertulis harus

ada dan berlaku lebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan

administrasi yang dilakukan. Dengan demikian, setiap perbuatan atau

tindakan administrasi harus didasarkan atas aturan atau ‘rules and

procedures’ (regels). Prinsip normatif demikian nampaknya sangat

kaku dan dapat menyebabkan birokrasi menjadi lamban. Karena itu,

untuk menjamin ruang gerak para pejabat administrasi negara dalam

menjalankan tugasnya, maka sebagai pengimbang, diakui pula adanya

prinsip ‘frijsermessen’ yang memungkinkan para pejabat administrasi

negara mengembangkan dan menetapkan sendiri ‘beleid-regels’ atau

‘policy rules’ yang berlaku internal secara bebas dan mandiri dalam

9

Page 10: tugas makalah 1.3.doc

rangka menjalankan tugas jabatan yang dibebankan oleh peraturan

yang sah.

4. Pembatasan Kekuasaan:

Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara

dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara

vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal. Sesuai dengan

hukum besi kekuasaan, setiap kekuasaan pasti memiliki

kecenderungan untuk berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti

dikemukakan oleh Lord Acton: “Power tends to corrupt, and absolute

power corrupts absolutely”. Karena itu, kekuasaan selalu harus

dibatasi dengan cara memisah-misahkan kekuasaan ke dalam

cabang-cabang yang bersifat ‘checks and balances’ dalam kedudukan

yang sederajat dan saling mengimbangi dan mengendalikan satu

sama lain. Pembatasan kekuasaan juga dilakukan dengan membagi-

bagi kekuasaan itu ke dalam beberapa organ yang tersusun secara

vertical. Dengan demikian, kekuasaan tidak tersentralisasi dan

terkonsentrasi dalam satu organ atau satu tangan yang memungkinkan

terjadinya kesewenang-wenangan. 

5. Organ-Organ Eksekutif Yang Bersifat Independen:

Dalam rangka pembatasan kekuasaan tersebut, tidak lagi cukup

bahwa kekuasaan Pemerintah dipisah dan dibagi-bagikan ke dalam

beberapa organ seperti selama ini. Untuk meningkatkan kualitas

demokrasi dan demokratisasi, terutama sejak akhir abad ke 20,

kekuasaan pemerintahan juga semakin dikurangi dengan dibentuknya

berbagai ‘independent body’ seperti Komisi Nasional Hak Asasi

Manusia (KOMNASHAM), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan bahkan

lembaga tradisional yang sebelumnya melekat sebagai bagian tak

terpisahkan dari fungsi eksekutif, juga dikembangkan menjadi

10

Page 11: tugas makalah 1.3.doc

independent seperti Bank Central, Organisasi Tentara, Kepolisian, dan

bahkan di beberapa Negara juga Kejaksaan dibuat independent,

sehingga dalam menjalankan tugas utamanya tidak dipengaruhi oleh

kepentingan politik memereka yang menduduki jabatan politik di

pemerintahan. Di hamper semua negara demokrasi, gejala

pertumbuhan badan-badan independen semacam itu merupakan

sesuatu yang niscaya. Di Amerika Serikat sendiri, lebih dari 30-an

badan semacam ini dikembangkan selama abad ke 20, dan biasa

disebut sebagai ‘independent auxiliary state organs’ (lembaga-

lembaga negara yang independent dan bersifat penunjang). Beberapa

di antaranya diberi kewenangan regulatoris sehingga biasa disebut

sebagai ‘self regulatory body’. Di Indonesia, dapat disebut beberapa di

antaranya, misalnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPTPK), dan sebagainya. 

6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak:

Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and

impartial judiciary). Peradilan bebas dan tidak memihak ini mutlak

harus ada dalam setiap Negara Hukum. Dalam menjalankan tugas

judisialnya, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun juga, baik

karena kepentingan jabatan (politik) maupun kepentingan uang

(ekonomi). Untuk menjamin keadilan dan kebenaran, tidak

diperkenankan adanya intervensi ke dalam proses pengambilan

putusan keadilan oleh hakim, baik intervensi dari lingkungan

kekuasaan eksekutif maupun legislative ataupun dari kalangan

masyarakat dan media massa. Dalam menjalankan tugasnya, hakim

tidak boleh memihak kepada siapapun juga kecuali hanya kepada

kebenaran dan keadilan. Namun demikian, dalam menjalankan

tugasnya, proses pemeriksaan perkara oleh hakim juga harus bersifat

terbuka, dan dalam menentukan penilaian dan menjatuhkan putusan,

hakim harus menghayati nilai-nilai keadilan yang hidup di tengah-

11

Page 12: tugas makalah 1.3.doc

tengah masyarakat. Hakim tidak hanya bertindak sebagai ‘mulut’

undang-undang atau peraturan perundang-undangan, melainkan juga

‘mulut’ keadilan yang menyuarakan perasaan keadilan yang hidup di

tengah-tengah masyarakat. 

7. Peradilan Tata Usaha Negara:

Meskipun peradilan tata usaha negara juga menyangkut prinsip

peradilan bebas dan tidak memihak, tetapi penyebutannya secara

khusus sebagai pilar utama Negara Hukum tetap perlu ditegaskan

tersendiri. Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan

bagi tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat

administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha

negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.

Pengadilan Tata Usaha Negara ini penting disebut tersendiri, karena

dialah yang menjamin agar warga negara tidak didzalimi oleh

keputusan-keputusan para pejabat administrasi negara sebagai pihak

yang berkuasa. Jika hal itu terjadi, maka harus ada pengadilan yang

menyelesaikan tuntutan keadilan itu bagi warga Negara, dan harus

ada jaminan bahwa putusan hakim tata usaha Negara itu benar-benar

djalankan oleh para pejabat tata usaha Negara yang bersangkutan.

Sudah tentu, keberadaan hakim peradilan tata usaha negara itu sendiri

harus pula dijamin bebas dan tidak memihak sesuai prinsip

‘independent and impartial judiciary’ tersebut di atas.  

8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court):

Di samping adanya Pengadilan Administrasi Negara atau Pengadilan

Tata Usaha Negara (verwaltungsgericht), di lingkungan negara-negara

yang menganut tradisi ‘civil law’, sejak tahun 1920, juga berkembang

adanya Pengadilan Tata Negara (verfassungsgericht). Jika pengadilan

tata usaha negara dapat disebut sebagai fenomena abad ke-19 dan

12

Page 13: tugas makalah 1.3.doc

karena itu dianggap sebagai salah satu ciri penting konsep

‘rechtsstaat’ abad ke-19, maka dengan berkembangnya pengadilan

tata negara pada abad ke-20, adalah wajar pula jika keberadaannya

organ baru ini, baik keberadaan kelembagaannya yang berdiri sendiri

ataupun setidaknya dari segi fungsinya sebagai pengawal konstitusi

sebagaimana yang dikaitkan dengan fungsi Mahkamah Agung

Amerika Serikat, juga sebagai ciri konsep negara hukum modern. Jika

suatu negara mengklaim menganut paham Negara Hukum, tetapi tidak

tersedia mekanisme untuk mengontrol konstitusionalitas pembuatan

undang-undang ataupun konstitusionalitas penyelenggaraan

demokrasi, maka negara yang bersangkutan tidak sempurna untuk

disebut sebagai Negara Hukum yang demokratis (democratische

rechtsstaat) ataupun negara demokrasi yang berdasar atas hukum

(constitutional democracy). 

9. Perlindungan Hak Asasi Manusia:

Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia

dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses

yang adil. Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut

dimasyarakatkan secara luas dalam rangka mempromosikan

penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia

sebagai ciri yang penting suatu Negara Hukum yang demokratis.

Setiap manusia sejak kelahirannya menyandang hak-hak dan

kewajiban-kewajiban yang bersifat bebas dan asasi. Terbentuknya

Negara dan demikian pula penyelenggaraan kekuasaan suatu Negara

tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak-hak asasi

kemanusiaan itu. Karena itu, adanya perlindungan dan penghormatan

terhadap hak-hak asasi manusia itu merupakan pilar yang sangat

penting dalam setiap Negara yang disebut sebagai Negara Hukum.

Jika dalam suatu Negara, hak asasi manusia terabaikan atau dilanggar

dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat

13

Page 14: tugas makalah 1.3.doc

diatasi secara adil, maka Negara yang bersangkutan tidak dapat

disebut sebagai Negara Hukum dalam arti yang sesungguhnya.

10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat):

Dalam setiap Negara Hukum, dianut dan dipraktekkan adanya prinsip

demokrasi atau kedaulatan rakyat yang menjamin peranserta

masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan.

Dengan adanya peranserta masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan tersebut, setiap peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan dan ditegakkan dapat diharapkan benar-benar

mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah masyarakat.

Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak boleh

ditetapkan dan diterapkan secara sepihak oleh dan/atau hanya untuk

kepentingan penguasa secara bertentangan dengan prinsip-prinsip

demokrasi. Karena hukum memang tidak dimaksudkan untuk hanya

menjamin kepentingan segelintir orang yang berkuasa, melainkan

menjamin kepentingan akan rasa adil bagi semua orang tanpa kecuali.

Artinya, negara hukum (rechtsstaat) yang dikembangkan bukanlah

‘absolute rechtsstaat’, melainkan ‘democratische rechtsstaat’ atau

negara hukum yang demokratis. Dengan perkataan lain, dalam setiap

Negara Hukum yang bersifat nomokratis harus dijamin adanya

demokrasi, sebagaimana di dalam setiap Negara Demokrasi harus

dijamin penyelenggaraannya berdasar atas hukum. 

11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Kesejahteraan

(Welfare Rechtsstaat):

Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan

bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui

gagasan negara demokrasi (democracy) maupun yang diwujudkan

melalaui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk

14

Page 15: tugas makalah 1.3.doc

meningkatkan kesejahteraan umum. Bahkan sebagaimana cita-cita

nasional Indonesia yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945,

tujuan bangsa Indonesia bernegara adalah dalam rangka melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan social. Negara Hukum berfungsi

sebagai sarana untuk mewujudkan dan mencapai keempat tujuan

negara Indonesia tersebut. Dengan demikian, pembangunan negara

Indonesia tidak akan terjebak menjadi sekedar ‘rule-driven’, melainkan

tetap ‘mission driven’, tetapi ‘mission driven’ yang tetap didasarkan

atas aturan. 

12. Transparansi dan Kontrol Sosial:

Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka terhadap setiap

proses pembuatan dan penegakan hukum, sehingga kelemahan dan

kekurangan yang terdapat dalam mekanisme kelembagaan resmi

dapat dilengkapi secara komplementer oleh peranserta masyarakat

secara langsung (partisipasi langsung) dalam rangka menjamin

keadilan dan kebenaran. Adanya partisipasi langsung ini penting

karena sistem perwakilan rakyat melalui parlemen tidak pernah dapat

diandalkan sebagai satu-satunya saluran aspirasi rakyat. Karena

itulah, prinsip ‘representation in ideas’ dibedakan dari ‘representation in

presence’, karena perwakilan fisik saja belum tentu mencerminkan

keterwakilan gagasan atau aspirasi. Demikian pula dalam penegakan

hukum yang dijalankan oleh aparatur kepolisian, kejaksaan,

pengacara, hakim, dan pejabat lembaga pemasyarakatan, semuanya

memerlukan kontrol sosial agar dapat bekerja dengan efektif, efisien

serta menjamin keadilan dan kebenaran.

13. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa:

15

Page 16: tugas makalah 1.3.doc

Negara modern biasanya mengaitkan diri dengan paham sekularisme

yang memisahkan diri dari urusan-urusan keagamaan dan ketuhanan

sama sekali. Negara modern mengaku (claim) mampu bersikap netral

dalam urusan-urusan agama dan keagamaan. Karena itu, dimensi-

dimensi ketuhanan lazimnya berada di luar jangkauan kajian

kenegaraan. Akan tetapi, Negara Hukum Indonesia adalah negara

hukum yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Karena setiap produk

hukum Indonesia di samping harus dibuat dan ditetapkan secara

demokratis serta ditegakkan tanpa melanggar hak-hak asasi manusia,

juga mempersyaratkan adanya persesuaiannya dengan ataupun

terbebas dari kemungkinan bertentangan dengan norma-norma agama

yang diyakini oleh para subjek warganegara Indonesia. Hukum

Indonesia juga tidak boleh ditegakkan dengan semena-mena dengan

tanpa mempertimbangkan nilai-nilai keadilan yang hidup dalam

konteks kehidupan umat beragama dalam negara Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila.

Idealitas negara berdasarkan hukum ini pada dataran implementasi

memiliki karakteristik yang beragam, sesuai dengan muatan lokal, falsafah

bangsa, ideologi negara, dan latar belakang historis masing-masing

negara. Oleh karena itu, secara historis dan praktis, konsep negara

hukum muncul dalam berbagai model seperti negara hukum menurut

Qur’an dan Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep

Eropa Kontinental yang dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut

konsep Anglo-Saxon (rule of law), konsep socialist legality, dan konsep

negara hukum Pancasila.

Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila

tampak pada unsur-unsur yang ada dalam negara Indonesia, yaitu

sebagai berikut :

16

Page 17: tugas makalah 1.3.doc

1) Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan

asas kerukunan

2) Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan

kekuasaan negara;

3) Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan

merupakan sarana ter-akhir;

4) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum Indonesia memiliki

Unsur-unsur sebagai berkut :

1) Ada hubungan yang erat antara agama dan negara;

2) Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa;

3) Kebebasan beragama dalam arti positip;

4) Ateisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang;

5) Asas kekeluargaan dan kerukunan.

Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary terdapat

perbedaan, karena terdapat titik pandang yang berbeda. Tahir Azhary

melihatnya dari titik pandang hubungan antara agama dengan negara,

sedangkan Philipus memandangnya dari aspek perlindungan hukum bagi

rakyat. Namun sesungguhnya unsur-unsur yang dikemukakan oleh kedua

pakar hukum ini terdapat dalam negara hukum Indonesia. Artinya unsur-

unsur yang dikemukakan ini saling melengkapi.

2.2 Ciri-Ciri dan Asas-Asas Negara Hukum

2.2.1 Ciri-ciri Negara Hukum

17

Page 18: tugas makalah 1.3.doc

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule

of Law. Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental

memberikan ciri-ciri Rechtsstaat sebagai berikut.

1) Hak asasi manusia.

2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi

manusia yang biasa dikenal sebagai Trias Politika.

3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.

4) Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri

Rule of Law sebagai berikut.

1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan,

sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.

2) Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa

maupun bagi pejabat.

3) Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan

pengadilan

Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh

konsep negara hukum formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari

pencirian di atas terlihat bahwa peranan pemerintah hanya sedikit karena

ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit adalah pemerintah yang baik”.

Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka

perumusan ciri-ciri negara hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl

dan Dicey di atas kemudian ditinjau lagi sehingga dapat menggambarkan

perluasan tugas pemerintahan yang tidak boleh lagi bersifat pasif.

Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International Comunition

of Jurits pada konferensi Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri

18

Page 19: tugas makalah 1.3.doc

pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang dinamis. Ciri-

ciri tersebut adalah:

1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada

menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara procedural

untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;

3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;

4) Pemilihan umum yang bebas;

5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;

6) Pendidikan civics (kewarganegaraan)

Frans Magnis Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara

hukum sebagai salah satu ciri hakiki negara demokrasi. Kelima ciri negara

hukum tersebut adalah sebagai berikut.

1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan

sesuai dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar.

2) Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling

penting. Karena tanpa jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana

penindasan. Jaminan hak asasi manusia memastikan bahwa

pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang

tidak adil atau tercela.

3) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu

dan hanya taat pada dasar hukum yang berlaku.

4) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke

pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara.

5) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

2.2.2 Asas-Asas Negara Hukum

19

Page 20: tugas makalah 1.3.doc

Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 Negara Indonesia

merupakan negara hukum (The Rule Of Law State). Didalam berpraktik

sebagai negara hukum maka kita perlu mengetahui tentang asas-asas

negara hukum. Sebagaimana dijelaskan olehArief Sidharta dan Scheltema

merumuskan pandangannya tentang unsur-unsur dan asas-asas negara

hukum secara baru, yaitu meliputi 5 (lima) hal sebagai berikut:

1. Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia

yang berakar dalam penghormatan atas martabat manusia (human

dignity).

2. Berlakunya asas kepastian hukum. Negara hukum untuk bertujuan

menjamin bahwa kepastian hukum terwujud dalam masyarakat.

Asas-asas yang terkandung dalam asas kepastian hukum itu

adalah:

a. Asas legalitas, konstitusionalitas, dan supremasi hukum;

b. Asas undang-undang menetapkan berbagai perangkat

peraturan tentang cara pemerintah dan para pejabatnya

melakukan tindakan pemerintahan;

c. Asas non-retroaktif perundang-undangan, sebelum mengikat

undang-undang harus lebih dulu diundangkan dan

diumumkan secara layak;

d. Asas peradilan bebas, independent, imparial, dan objektif,

rasional, adil dan manusiawi;

e. Asas non-liquet, hakim tidak boleh menolak perkara karena

alasan undang-undangnya tidak ada atau tidak jelas;

f. Hak asasi manusia harus dirumuskan dan dijamin

perlindungannya dalam undang-undang atau UUD.

3. Berlakunya Persamaan (Similia Similius atau Equality before the

Law). Di dalam prinsip ini, terkandung (a) adanya jaminan

persamaan bagi semua orang di hadapan hukum dan

20

Page 21: tugas makalah 1.3.doc

pemerintahan, dan (b) tersedianya mekanisme untuk menuntut

perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

4. Asas demokrasi di mana setiap orang mempunyai hak dan

kesempatan yang sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau

untuk mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintahan. Untuk itu

asas demokrasi itu diwujudkan melalui beberapa prinsip, yaitu:

a. Adanya mekanisme pemilihan pejabat-pejabat publik

tertentu yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur

dan adil yang diselenggarakan secara berkala;

b. Pemerintah bertanggung jawab dan dapat dimintai

pertanggungjawaban oleh badan perwakilan rakyat;

c. Semua warga negara memiliki kemungkinan dan

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses

pengambilan keputusan politik dan mengontrol pemerintah;

d. Semua tindakan pemerintahan terbuka bagi kritik dan kajian

rasional oleh semua pihak;

e. Kebebasan berpendapat/ berkeyakinan dan menyatakan

pendapat;

f. Kebebasan pers dan lalu lintas informasi;

g. Rancangan undang-undang harus dipublikasikan untuk

memungkinkan partisipasi rakyat secara efektif.

5. Pemerintah dan Pejabat mengemban amanat sebagai pelayan

masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat

sesuai dengan tujuan bernegara yang bersangkutan. Dalam asas

ini terkandung hal-hal sebagai berikut:

a. Asas-asas umum pemerintahan yang layak;

21

Page 22: tugas makalah 1.3.doc

b. Syarat-syarat fundamental bagi keberadaan manusia yang

bermartabat manusiawi dijamin dan dirumuskan dalam

aturan perundang-undangan, khususnya dalam konstitusi;

c. Pemerintah harus secara rasional menata tiap tindakannya,

memiliki tujuan yang jelas dan berhasil guna (doelmatig).

2.3 Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia,

sesuai dengan kodratnya. Menurut ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1988

bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri

manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa.

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki manusia

sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak

yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak

tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh

manusia semata- mata karena ia manusia, bukan karena pemberian

masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak

tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara

lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat

yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia.

Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk

siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan

manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga

digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan

dengan sesama manusia.

22

Page 23: tugas makalah 1.3.doc

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak

asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang

harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia

(HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk

memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga

dimiliki oleh orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan

martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal

itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak

manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri

manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai

suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia

. Beberapa ahli menjelaskan pengertian HAM menurut

pendapatnya, yaitu yang pertama John Locke menyatakan bahwa individu

dikaruniai oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan

harta yang merupakan milik mereka sendiri, dan tidak dapat dipindahkan

atau dicabut oleh negara. Kemudian Maurice Cranston mengatakan Hak-

Hak Asasi Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang

setiap saat. Yang ketiga A. Gunawan Setiardjo memberikan pengertian

tentang Hak Asasi Manusia, yakni hak-hak yang melekat pada manusia

berdasarkan kodratnya. Dan yang terakhir Darwin Prinst memberikan

rumusan HAM sebagai hak yang melekat Tuhan Yang Maha Esa dengan

memberi manusia kemampuan membedakan yang baik dengan yang

buruk (akal budi).

Secara umum, apa yang dinamakan HAM adalah hak pokok atau

hak dasar, yaitu hak yang bersifat fundamental, sehingga keberadaannya

merupakan suatu keharusan, tidak dapat diganggu gugat, bahkan harus

dilindungi, dihormati, dan dipertahankan dari segala macam ancaman,

hambatan, dan gangguan dari manusia lainnya. Istilah hak asasi manusia

merupakan terjemahan dari istilah droits de l’homme dalam bahasa

23

Page 24: tugas makalah 1.3.doc

Perancis yang berarti “hak manusia”, atau dalam bahasa Inggrisnya

human rights, yang dalam bahasa Belanda disebut menselijke rechten. Di

Indonesia umumnya dipergunakan istilah “hak-hak asasi”, yang

merupakan terjemahan dari basic rights dalam bahasa Inggris dan

grondrechten dalam bahasa Belanda. Dalam pengertian universal, HAM

diartikan sebagai hak kebebasan dasar manusia yang secara alamiah

melekat pada diri manusia, dan tanpa itu manusia tidak dapat hidup

secara wajar sebagai manusia. Dalam buku “ABC, Teaching of Human

Rights”, HAM didefinisikan sebagai hak-hak yang melekat secara kodrati

pada manusia, dan tanpa itu tidak dapat hidup layaknya seorang manusia

(those rights which are inherent in our nature and without which we cannot

live a human being).

b.3.1 Sejarah perkembangan dan Perumusan Hak Asasi Manusia di

dunia

Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan

secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain

dapat ditelusuri sebagai berikut.

b.3.1.1 Hak Asasi Manusia di Yunani

Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato

(428-348 SM) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan

diakuinya hak-hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan

masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang

zalim dan tidak mengakui nilai-nilai keadilan dan kebenaran.

Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus

mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga

negaranya.

24

Page 25: tugas makalah 1.3.doc

b.3.1.2 Hak Asasi Manusia di Inggris

Inggris sering disebut-sebut sebagai negara pertama di

dunia yang memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak

pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.

Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen

kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-

dokumen tersebut adalah sebagai berikut :

a. MAGNA CHARTA

Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan

bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak

sewenang-wenang terhadap rakyat dan para bangsawan.

Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan

rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil

mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang

disebut Magna Charta atau Piagam Agung.

Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip

dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi

manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun

dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta

kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas

hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam

Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab

hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh

pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya

perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan

bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi

daripada kekuasaan raja.

25

Page 26: tugas makalah 1.3.doc

Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :

1) Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati

kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.

2) Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk

memberikan hak-hak sebagi berikut :

1) Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan

menghormati hak-hak penduduk.

2) Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa

bukti dan saksi yang sah.

3) Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap,

dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa

alasan hukum sebagai dasar tindakannya.

4) Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur

ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya.

b. PETITION OF RIGHTS

Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya. Petisi

ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen

pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak

sebagai berikut :

1) Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.

2) Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di

rumahnya.

3) Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam

keadaan damai.

26

Page 27: tugas makalah 1.3.doc

c. HOBEAS CORPUS ACT

Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur

tentang penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya

adalah sebagai berikut :

1) Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari

setelah penahanan.

2) Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah

menurut hukum.

d. BILL OF RIGHTS

Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan

tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur

tentang :

1) Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.

2) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.

3) Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus

seizin parlemen.

4) Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut

kepercayaan masing-masing

5) Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.

b.3.1.3 Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan

hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life,

liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan

bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa

Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak-

hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika

Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF

INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.

27

Page 28: tugas makalah 1.3.doc

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya

tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang

diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan

pula piagam hak-hak asasi manusia karena mengandung

pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan

sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia

dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan

kebebasan untuk menikmati kebahagiaan”.

John Locke menggambarkan keadaan status naturalis,

ketika manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan.

Dalam keadaan bersama-sama, John Locke berpendapat

manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak

dasarnya dilindungi oleh negara.

Declaration of Independence di Amerika Serikat

menempatkan Amerika sebagai negara yang memberi

perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam

konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah

lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas

jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya

yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah

Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.

Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat

kebebasan” yang diucapkannya di depan Kongres Amerika

Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :

1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran

(freedom of speech and expression).

2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan

kepercayaannya (freedom of religion).

3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).

4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from

want).

28

Page 29: tugas makalah 1.3.doc

Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan

sebagai kebalikan dari kekejaman dan penindasan melawan

fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia.

Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan hak

(kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan

kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada

hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia

yang paling pokok dan mendasar.

b.3.1.4 Hak Asasi Manusia di Prancis

Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan

dalam suatu naskah pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu

dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama.

Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS

DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-

hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan

pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan,

kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte,

egalite, fraternite).

Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi

manusia masyarakat Prancis yang berada di Amerika ketika

Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya

Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di

tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan

seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah

dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam

konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir-

pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu.

Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :

1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.

29

Page 30: tugas makalah 1.3.doc

2. Manusia mempunyai hak yang sama.

3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak

lain.

4. Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai

kedudukan serta pekerjaan umum.

5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut

undang-undang.

6. Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.

7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

8. Adanya kemerdekaan surat kabar.

9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.

10.Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

11.Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan

kerajinan.

12.Adanya kemerdekaan rumah tangga.

13.Adanya kemerdekaan hak milik.

14.Adanya kemedekaan lalu lintas.

15.Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

b.3.1.5 Hak Asasi Manusia oleh PBB

Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946,

disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh

organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-

Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak

asasi manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai

pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor

Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948

30

Page 31: tugas makalah 1.3.doc

Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris

menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa

UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau

Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang terdiri

dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum

tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara

abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap

tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.

Universal Declaration of Human Rights antara lain

mencantumkan, Bahwa setiap orang mempunyai Hak :

1. Hidup

2. Kemerdekaan dan keamanan badan

3. Diakui kepribadiannya

4. Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain

menurut hukum untuk mendapat jaminan hokum dalam

perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak

bersalah kecuali ada bukti yang sah

1. Masuk dan keluar wilayah suatu Negara

2. Mendapatkan asylum

3. Mendapatkan suatu kebangsaan

4. Mendapatkan hak milik atas benda

5. Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

6. Bebas memeluk agama

7. Mengeluarkan pendapat

8. Berapat dan berkumpul

9. Mendapat jaminan sosial

10.Mendapatkan pekerjaan

11.Berdagang

12.Mendapatkan pendidikan

31

Page 32: tugas makalah 1.3.doc

13.Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam

masyarakat

14.Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan

keilmuan

Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia

tentang Hak Asasi Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil

usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua

anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin

pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan

yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan

merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral

berkewajiban menerapkannya.

b.3.1.6 Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan

bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia

mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.

Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak

asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang

telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa

Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti

melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam

pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini

disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat

dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika

dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang

lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan

dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

32

Page 33: tugas makalah 1.3.doc

Negara Republik Indonesia mengakui dan

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar

manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak

terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan

ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan,

kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki

Negara Republik Indonesia,yakni:

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang

Hak Asasi Manusia

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak

asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

a. Hak-hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi

kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk

agama, dan kebebasan bergerak.

b. Hak-hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi

hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan

menjual serta memanfaatkannya.

c. Hak-hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut

serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih

dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.

d. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama

dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal equality).

b. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and

culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan

dan hak untukmengembangkan kebudayaan.

33

Page 34: tugas makalah 1.3.doc

c. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara

peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya

peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,

penggeledahan, dan peradilan.

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan

dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan

Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang, di Indonesia

telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode, antara lain :

1. Periode 18 agustus 1945 sampai 27 desember 1949 berlaku UUD

1945.

2. Periode 27 desember 1949 sampai 17 agustus 1950 berlaku konstitusi

Republik Indonesia Serikat.

3. Periode 17 agustus 1950 sampai tahun 1959 berlaku UUDS 1950.

4. Periode 5 juli 1959 sampai sekarang berlaku UUD 1945.

Dalam UUD 1945 butir-buti hak asasi manusia hanya tercantum

beberapa saja. Sementara konstitusi RIS 1945 dan UUDS 1950 hampir

bulat-bulat mencantumkan isi deklarasi HAM dari PBB.

Pada awal orde baru, salah satu tujuan pemerintah adalah

melaksanakan hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 serta

berusaha untuk melengkapinya. Tugas untuk melengkapi HAM ini

ditangani oleh panitia MPRS yang kemudian menyusun rancangan

piagam hak asasi manusia serta hak dan kewajiban warga negara yang

dibahas dalam sidang MPRS tahun 1968.

Pada awal reformasi itu diselenggarakan pula sidang istimewa

MPR (1998) yang salah satu ketetapannya berisi piagam HAM

34

Page 35: tugas makalah 1.3.doc

2.4 Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)

1.1.1 Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)

Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan

menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan

bergerak, kebabasan dalam untuk aktif setiap organisasi atau

perkumpulan dan sebagainya.

Contohnya : 

a. Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan

pendapat. 

b. Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan  dan

memeluk atau memilih agama.

c. Hak Kebabasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-

pindah tempat.

d. Hak Kebabasan dalam memilih, menentukan organisasi dan

aktif dalam organisasi tersebut. 

1.1.2 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan

menjual, serta memanfaatkan sesuatu. 

Contohnya : 

a. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.

b. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan

dan melakukan perjanjian Kontrak

c. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu

d. Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam memiliki

pekerjaan yang layak.

e. Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam melakukan

transaksi

35

Page 36: tugas makalah 1.3.doc

f. Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja 

1.1.3 Hak Asasi Politik (Politik Rights) 

Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak

pilih maksunya hak untuk dipilih contohnya : mencalonkan sebagai

Bupati , dan memilih dalam suatu pemilu contohnya memilih Bupati

atau Presiden), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.

Contohnya : 

a. Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan

contohnya pemilihan presiden dan kepala daerah

b. Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya

pemilihan bupati atau presiden

c. Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam

kegiatan pemerintahan

d. Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik

e. Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada

bidang politik 

f. Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau

pendapat yang berupa usulan petisi.

1.1.4 Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)

Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang

sama dalam hukum dan pemerintahan. 

Contohnya :

a. Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum

b. Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum

pada peradilan. 

c. Hak yang sama dalam proses hukum 

36

Page 37: tugas makalah 1.3.doc

d. Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum

1.1.5 Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)

Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam

masyarkat yakni untuk memilih pendidikan, hak untuk

mengembangkan kebudayaan dan sebagainya. 

Contohnya : 

a. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

b. Hak untuk mendapat pelajaran 

c. Hak untuk memilih, menentukan pendidikan

d. Hak untuk mengembangkan bakat dan minat

e. Hak untuk mengembangkan Hobi

f. Hak untuk berkreasi 

1.1.6 Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)

 Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan

tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights), misalnya

peraturan dalam hal penahanan, penangkapan dan

penggeledahan. 

Contohnya : 

a. Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum

b. Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum

37

Page 38: tugas makalah 1.3.doc

c. Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya

proses hukum baik itu penyelidikan, penggeledahan,

penangkapan, dan penahanan

b.5 Isi Undang-Undang HAM

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang semata-mata

karena dia adalah manusia. HAM didasarkan pada prinsip bahwa setiap

orang dilahirkan setara dalam harkat dan hak-haknya. Semua HAM sama

pentingnya dan mereka tidak dapat dicabut dalam keadaan apapun. HAM

penting karena mereka melindungi hak kita untuk hidup dengan harga diri,

yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan keamanan. Hidup

dengan harga diri berarti bahwa kita harus memiliki sesuatu seperti tempat

yang layak untuk tinggal dan makanan yang cukup. Ini berarti bahwa kita

harus dapat berpartisipasi dalam masyarakat, untuk menerima

pendidikan, bekerja, dan mempraktekkan agama kita, berbicara dalam

bahasa kita sendiri, dan hidup dengan damai

HAM mengembangkan saling menghargai antara manusia. HAM

mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk

menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar. Misalnya, kita

memiliki hak untuk hidup bebas dari segala bentuk diskriminasi, tapi di

saat yang sama, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak mendiskriminasi

orang lain. Deklarasi Universal HAM (DUHAM) adalah dokumen dasar

dari HAM. Diadopsi pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa, DUHAM merupakan referensi umum di seluruh dunia

dan menentukan standar bersama untuk pencapaian HAM. Meskipun

DUHAM tidak memiliki kekuatan resmi secara hukum, prinsip-prinsip

dasarnya telah menjadi standar internasional di seluruh dunia dan banyak

38

Page 39: tugas makalah 1.3.doc

negara memandangnya sebagai hukum internasional. HAM telah

dimodifikasi dalam berbagai dokumen hukum di tingkat internasional,

nasional, provinsi, dan kota/kabupaten. Di Kanada, HAM didefinisikan

dalam Piagam HAM dan Kebebasan Kanada serta dalam perundangan

dan peraturan yang diadopsi di tingkat provinsi. Sementara di Indonesia,

HAM didefinisikan dalam piagam HAM yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU 39/1999). Adapun

pelaksanannya harus sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar

(UUD) 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta Deklarasi

Universal HAM (DUHAM)

pembahasan HAM menurut UU HAM No 39 tahun 1999 BAB I sebagai

berikut:

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia.

2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang

apabila hak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan

tegaknya hak asasi manusia.

3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau

pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada

pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,

golongan, status sosial, status ekomomi, jenis kelamin, bahasa,

39

Page 40: tugas makalah 1.3.doc

keyakinan politik. yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau

penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak

asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik

individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi. hukum,

sosial, budaya. dan aspek kehidupan lainnya.

4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang

hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk

memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari

orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang

lelah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau

orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau

orang ketiga. atau untuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap

bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut

ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau

sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.

5. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan

belas) tahun dan belum menikah, terrnasuk anak yang masih

dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi

kepentingannya.

6. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan

seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau

mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang

dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau

dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang

adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

7. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut

Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya

setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi

40

Page 41: tugas makalah 1.3.doc

melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan,

dan mediasi hak asasi manusia.

UU HAM No 39 tahun 1999 ini terdiri dari 11 BAB yang didalamnya

terdpat 106 pasl yang mengatur tentang HAM di Indonesia. UU ini

juga digunakan sebagai acuan dalam penegakan HAM di Indonesia

b.6 Lembaga Penegak Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia

Pembentukan lembaga penegakan hak asasi manusia merupakan

tindak lanjut dari kebijakan penegakan HAM di Indonesia. Berikut

lembaga-lembaga penegakan HAM di Indonesia.

b.6.1 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komnas HAM pertama kali dibentuk berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 50 tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993 atas

rekomendasi Lokakarya I Hak Asasi Manusia yang diselenggarakan

oleh Departemen Luar Negeri RI dengan sponsor Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). 

Berdasarkan UU No.39 tahun 1999, lembaga tersebut telah

dikuatkan kedudukan dan fungsinya sebagai lembaga mandiri yang

kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dan

berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,

pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. Komisi Penyelidik

Pelanggaran (KPP) HAM dapat dibentuk oleh Komnas HAM untuk

kasus-kasus tertentu.

Keberadaan Komnas HAM diatur dalam Pasal 75 sampai dengan

Pasal 99 UU No. 39 tahun 1999. Pembentukan Komnas HAM

bertujuan untuk:

41

Page 42: tugas makalah 1.3.doc

1) meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia

guna mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya

dan memampukannya berpartisipasi dalam berbagai bidang

kehidupan;

2) mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak

asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang

Dasar 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Dalam melaksanakan tugasnya Komnas HAM dipimpin oleh

seorang ketua yang dibantu oleh 2 orang wakil ketua. Anggota

Komnas HAM terdiri dari 35 orang dengan masa jabatan 5 tahun

dan setelah berakhir dapat diangkat kembali untuk satu kali masa

jabatan lagi. Anggota Komnas HAM dipilih oleh DPR berdasarkan

usulan dari Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden selaku

Kepala Negara.

Selain itu Komnas HAM mempunyai subkomisi-subkomisi.

Subkomisi adalah kelengkapan Komnas HAM yang bertugas

melaksanakan fungsi Komnas HAM. Subkomisi tersebut adalah:

1)    Subkomisi Hak Sipil dan Politik

2)    Subkomisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

3)    Subkomisi Perlindungan Kelompok Khusus

Komnas HAM melaksanakan empat fungsi, yaitu pengkajian,

penelitian, penyuluhan, dan mediasi tentang hak asasi manusia.

Keempat fungsi tersebut selanjutnya dirinci menjadi 22 tugas dan

kewenangan. Lebih lanjut tugas dan kewenangan tersebut dapat

dibaca dalam UU No. 39 tahun 1999 Pasal 89.

Komnas HAM berkedudukan di ibukota negara RI. Anggota

42

Page 43: tugas makalah 1.3.doc

Komnas HAM terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat yang profesional,

berdedikasi dan berintegritas tinggi, menghayati cita-cita negara

hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan,

menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.

Tujuan komnasHAM adalah:

1)    Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi

pelaksanaan HAM

2)    Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna

berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan

kemampuan partisipasi dalam berbagai bisang kehidupan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM menjalankan

fungsinya sebagai berikut:

1)   Pengkajian dan Penelitian

Meliputi; mengkaji dan meneliti instrument internasional HAM

(kemungkinan aksesi dan ratifikasi) dan instrument nasional HAM

(rekomendasi pembentukan, perubahan dan pencabutan per-

UUan)

2)   Penyuluhan

Meliputi; menyebarluaskan wawasan HAM kepada masyarakat,

peningkatan kesadaran HAM dalam lembaga formal dan non-

formal, dan  kerjasama dengan organisasi lain dalam bidang HAM

3)   Pemantauan

Meliputi; pengamatan dan penyusunan laporan hasil pengamatan

terhadap pelaksanaan HAM, penyelidikan dan pemeriksaan

peristiwa pelanggaran HAM dalam masyarakat, pemanggilan

43

Page 44: tugas makalah 1.3.doc

kepada pelapor atau korban atau atau saksi atau yang diadukan

terkait pelanggaran HAM, peninjauan lokasi pelanggaran HAM,

pemanggilan pihak terkait dan pemeriksaan setempat terhadap

suatu tempat atau bangunan yang dimiliki pihak tertentu dengan

izin pengadilan dan pemberian pendapat erdasar persetujuan ketua

pengadilan dalam kasus HAM

4)    Mediasi

Meliputi; perdamaian, penyelesaian perkara, pemberian saran

untuk menempuah jalan pengadilan, penyampaian rekomendasi

kepada pemerintah DPR RI untuk ditindaklanjuti

Peranan Komnas HAM dalam penegakkan HAM antara lain

sebagai berikut:

1) sebagai salah satu lembaga penggerak dalam menjalankan

perlindungan HAM

2) sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan kajian tentang

HAM

3) sebagai salah satu lembaga yang turut serta secara aktif dalam

menegakkan HAM

4) sebagai salah satu lembaga yang bergerak sebagai media

(perantara) bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan HAM

b.6.2 Pengadilan HAM

Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No. 26 tahun 2000,

adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yang berat

yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap

kemanusiaan sebagaimana diatur dalam pasal 7, 8, dan 9 UU No.

26 tahun 2000. Berdasarkan peraturan tersebut pelanggaran HAM

yang berat meliputi:

44

Page 45: tugas makalah 1.3.doc

1)    Kejahatan Genosida

Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan

cara:

a. membunuh anggota kelompok,

b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat

terhadap anggota kelompok,

c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau

sebagian,

d. melaksanakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah

kelahiran di dalam kelompok,

e. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu

ke kelompok lain.

2)    Kejahatan terhadap kemanusiaan

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari

serangan yang meluas atau sistematik yang diketahui bahwa

serangan tersebut secara langsung terhadap penduduk sipil,

berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran,

perkosaan, penganiayaan, penghilangan orang secara

paksa/penculikan, kejahatan apartheid.

Tugas dan wewenang Pengadilan HAM adalah:

1) Memutus perkara pelanggaran HAM berat

2) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat yang

dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara RI oleh WNI

3) Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutuskan

pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh seseorang yang

berumur dibawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.

45

Page 46: tugas makalah 1.3.doc

Sanksi bagi pelanggar HAM:

1) Kejahatan Genosida, dipidana dengan pidana:

a. pidana mati, atau

b. pidana penjara seumur hidup,

c. pidana paling lama 25 tahun

d. pidana paling singkat 10 tahun

2) Kejahatan terhadap kemanusiaan

a. Kejahatan pembunuhan, pemusnahan, pengusiran

perampasan kebebasan atau kejahatan apartheid dapat

dipidana dengan pidana mati atau pidana seumur hidup,

penjara paling lama 25 tahun dan paling singkat 10 tahun

b.Kejahatan perbudakan dapat dipidana dengan pidana

penjara paling lama 15 tahun atau paling singkat 5 tahun

c.Kejahatan penyiksaan dapat dipidana dengan pidana

penjara paling lama 15 tahun atau paling singkat 5 tahun

d.Kejahatan perkosaan, penganiayaan atau penculikan dapat

dipidana dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan

paling singkat 10 tahun.

b.6.3 Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Komisi ini dibentuk berdasar kepres No. 181 tahun 1998 dengan

dasar pertimbangan sebagai upaya penghapusan tindak kekerasan

terhadap perempuan.

Tujuan komisi ini adalah:

1) Menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan

terhadap perempuan

2) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan

kekerasan terhadap perempuan

46

Page 47: tugas makalah 1.3.doc

3) Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala

bentuk kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi

perempuan.

Fungsi komisi ini antara lain:

1) Penyebarluasan pemahaman, pencegahan penanggulangan,

penghapusan kekerasan terhadap perempuan

2) Pengkajian dan penelitian terhadap instrument PBB terkait

perlindungan HAM terhadap perempuan

3) Pemantauan dan penelitian terhadap segala bentuk kekerasan

terhadap perempuan

4) Penyebarluasan hasl pemantauan thd kekerasan terhadap

perempuan

5) Pelaksanaan kerjasama regionl dan internasional dalam

pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap

perempuan

b.6.4 Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) dan Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

KNPA lahir berawal dari gerakan nasional perlindungan anak sejak

1997. Setelah reformasi, tanggung jawab tersebut diserahkan pada

masyarakat. KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan

diskriminasi, eksploitasi, penelantaran, kekejaman, kekerasan,

penganiayaan, ketidakadilan dan perlkuan salah yang lain.

Ada juga KPAI yang dibentuk berdasar pasal 76 UU No, 23 tahun

2002. KPAI dibentuk dengan tujuan:

1) Melakukan sosialisasi per-UUan yang berkaitan dengan

perlindungan anak

47

Page 48: tugas makalah 1.3.doc

2) Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan

masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak

3) Member laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada

presiden dalm rangka perlindungan anak

b.6.5 Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

UU RI No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik

Indonesia bertujuan untuk mewuhjudkan keamanan dalam negeri

yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat,

tertib dan tegak hukum, terselenggaranya perlindungan,

pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya

ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia.

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik adalah

1)    memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

2)    menegakkn hukum

3)    memberikan pengayoman dan pelayanan pada masyarakat

4)    membina ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi

HAM

b.6.6 Lembaga Bantuan Hukum

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) adalah lembaga independen yang

memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat.

Lembaga ini bersifat pengabdian dan profesional. LBH mempunyai

peran antara lain:

1. sebagai relawan membantu kepada pihak-pihak yang

membutuhkan bantuan hukum

48

Page 49: tugas makalah 1.3.doc

2. sebagai pembela dalam menegakkan keadilan dan

kebenaran

3. sebagai pembela dan melindungi HAM

4. sebagai penyuluhdan penyebar informasi di bidang hukum

dan HAM

2.6.7 LSM Pro Demokrasi dan HAM

Merupakan organisasi non pemerintah (lembaga swadaya

masyarakat) yang berfokus pada pengembangan kehidupan

demokratis dan pengembangan HAM.  Yang termasuk LSM ini

antara lain: YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia),

Kontras (Komisi untuk orang hilang dan korban kekerasan), Elsam

(lembaga studi dan advokasi masyarakat), PBHI (Perhimpunan

bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia) dan lain-lain. LSM

semacam ini kebanyakan lahir sebelum lahirnya KomnasHAM.

Dalam pelaksanaannya, LSM merupakan mitra kerja Komnas HAM

yang mendampingi korban pelanggaran HAM ke Komnas HAM.

2.6.8 Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

Tridaharma perguruan tinggi terdiri dari 3 macam pengabdian

perguruan tinggi; yaitu; pengembangan, penelitian dan pengabdian

masyarakat. Dalam rangka mewujudkan pengabdian pada

masyarakat perguruan tinggi yang mempunyai fakultas hukum

membentuk biro konsultasi dan Bantuan Hukum. Biro ini antara lain

berperan sebagai:

1) kantor, pusat kegiatan untuk memberikan layanan kepada

semua pihak yang ingin berkonsultasi dan meminta bantuan di

bidang hukum dan HAM

49

Page 50: tugas makalah 1.3.doc

2) Pelaksana program tridharma perguruan tinggi di bidang hukum

dan HAM

3) Pelatihan dalam pembelaan dan penegakkan hukum dan HAM

2.7 Perkembangan HAM di Indonesia

Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan dilema HAM diatas.

Transisi politik sejak 1998 diyakin sebagai kemajuan demokrasi di

Indonesia. Tesisnya selalu diperbandingkan dengan masa orde baru yang

represif dan korup. Berbagai mekanisme hukum dan semi hukum dibidang

HAM bermunculan. Gawatnya, berbagai pelanggaran tetap saja terjadi,

dari mulai kejahatan terhadap kemanusiaan di Timor Timur pada 1999,

penembakan mahasiswa, kriminalisasi aktivis, pembunuhan Munir, hingga

hari ini berbagai rekayasa kasus oleh satuan-satuan kepolisian dan

pengambila allihan lahan untuk kepentingan bisnis dan pembangunan

semata, serta berbagai kasus lainnya.

Ukuran-ukuran kemajuan institusional sering dijadikan argumentasi

kemajuan HAM. Tren ini dilakukan oleh kementerian luar negeri Indonesia

jika membuat laporan perkembangan HAM di forum-forum PBB.

Kemajuan-kemajuan ini kerap dijadikan ruang bagi kelompok-kelompok

advokasi untuk menuntut penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM

yang terjadi, atau lebih jauh dari itu, mekanisme-mekanisme ini sering

dijadikan ruang rebut banyak kalangan untuk masuk menjadi komisioner

dalam mekanisme-mekanisme tersebut. Namun hasilnya dari semua itu

tetap sama, tidak memperbaiki kondisi kemanusiaan di Indonesia.

50

Page 51: tugas makalah 1.3.doc

Terdapat sejumah situasi kontemporer yang melekat pada lembaga si

pemegang otoritas, utamanya negara. Pertama, Mekanisme pemilihan

langsung kepala daerah dan sejumlah pejabat negara berhasil melahirkan

pemimpin-pemimpin yang ‘didukung’ oleh publik. Namun demikian hal ini

tetap  tidak menjamin keutuhan nilai kemanusiaan, keadilan dan

kesetaraan terjaga. Justru, sebaliknya, populisme bisa men-daku-kan si

pemimpin untuk sewenang-wenang dan seolah sudah disetujui oleh

pemilihnya.

Kedua, persoalan pragmatisme ‘gerak cepat’ yang kerap mengaburkan

mekanisme atau prosedur. Dalam konsep keadilan dikenal keadilan yang

substansial dan prosedural. Keduanya saling terkait. Dalam proses

terdapat nilai ‘pengakuan’ kepada si korban ketika dilibatkan secara

setara, informatif dan jujur. Hal ini yang disebut sebagai partisipasi. Gerak

cepat harus diimbangi dengan prosedur yang tepat, partisipatif, efesien

dan transparan. Pendekatan demokratis dan partisipatif tidak sama

dengan pendekatan bisnis, dimana semua orang hampir mirip dianggap

robot menjalankan tugasnya masing-masing,  serta berada dalam

pengawasan kualitas produk semata tanpa ada ruang partisipasi dan

opini.

Ketiga, Ketidak pahaman konsep HAM. Negara, lewat berbagai pejabat

dan petingginya, sering diambil bagian-bagian yang pentingnya saja.

Misalnya, Ahok, melihat problem diskriminasi ketika FPI menolak

Gubernur dari warga negara keturunan tionghoa seperti Ahok, namun

disisi lain Ahok menyetujui praktek hukuman mati. Demikian pula dengan

mantan mitra kuasanya, Joko Widodo yang hari ini menjadi Presiden.

Joko Widodo menyetujui penambahan alat kelengkapan keamanan di

Papua, Komando Daerah Militer [KODAM] akan tetapi tidak membuat

kebijakan yang merubah situasi Papua menjadi lebih damai; Joko Widodo

memberikan Grasi bagi Eva Bande pejuang hak atas tanah dari Sulawesi

Tengah, namun membiarkan birokrasinya di Kementerian Hukum dan

51

Page 52: tugas makalah 1.3.doc

HAM membebaskan secara bersyarat Pollycarpus pelaku pembunuhan

Munir.

Keempat, argumentasi HAM sering digunakan untuk menghukum yang

lemah. Berbagai tindakan cepat dilakukan oleh Polisi, selama yang

dianggap sebagai pelaku berasal dari ekonomi lemah, tidak memiliki

psikologi yang mumpuni dan tidak memiliki akses bantuan hukum. Bahkan

mereka kerap dapat perlakuan penyiksaan agar mengakui kesalahannya. 

Berbeda dengan pelaku dengan ekonomi yang kuat, birokrasi,

purnawirawan militer, kalangan politisi atau kelompok yang menggunakan

justifikasi agama. Mereka diperlakukan dengan nyaman.

Kelima, last but not least, Hak asasi kerap dipinggirkan oleh argumentasi

kedaulatan negara atau nasionalisme. Tuntutan penyelesaian

pelanggaran hak asasi manusia sering dituduh sebagai agen asing. Hal ini

aneh karena tuntutan penyelesaian pelanggaran HAM adalah kebutuhan

atas pembunuhan yang dilakukan ke manusia-manusia Indonesia. HAM

sebagai kesepakatan global sering dianggap tidak pas dengan nilai

nasionalisme dan “budaya” Indonesia. Persoalannya kemudian, jika

menggunakan argumentasi kedaulatan, dalam konsep hukum kedaulatan

tidak sekedar dibatasi oleh batas fisik negara. Kedaulatan juga harus

dilihat dari nilai ideologi negara yang ditegakan, seperti kemanusiaan dan

keadilan. Maka tidak tepat jika pembela HAM dituduh agen asing karena

sesungguhnya pembela HAM adalah pelaksana Pancasila, Ideologi

negara. Justru sebaliknya, para penentang HAM adalah anti Pancasila.

Sementara menggunakan nilai Budaya pun, masih meninggalkan

pertanyaan, budaya yang mana, sesuai adat atau agama yang mana?

padahal Indonesia adalah negara yang paling beragam, dari sisi suku,

etnis dan agamanya, meskipun negara cenderung tidak mengakuinya.

Contoh-contoh dilema diatas hanya melahirkan praktek belah bambu,

menggunakan HAM secara diskriminatif belaka.

52

Page 53: tugas makalah 1.3.doc

Prediksi

Kedepan, persoalan HAM di Indonesia akan menghadapi persoalan-

persoalan diatas, HAM hanya dianggap sebanyak ornamen [pajangan]

belaka. HAM akan diberlakukan secara potongan demi potongan tanpa

ada kohesi dan integrasi secara keseluruhan. Isu HAM akan direspon

selama memberikan perlindungan bagi kepentingan rejim politik dikursi

negara, bukan berbasis pada kasus-kasus yang dilaporkan dan endemik

ditengah masyarakat. HAM tidak dijadikan dasar dan konsep untuk

membangun peradaban dan pembangunan.

Rejim nasional hari ini akan menunjukan praktek seperti dugaan diatas.

Pada awalnya masyarakat yang menantikan harapan pemenuhan HAM

masih akan bersabar. Kesabaran ini dibungkus oleh akrobat politik

blusukan dan ‘sikap tegas-cepat’. Namun akan tiba saatnya deret

kekecewaan semakin panjang dan meletup tanpa konstruksi yang diluar

mekanisme yang ada. Ekspresi dan Solidaritas diantara warga akan

menjadi sasaran pengintaian dari kalangan instrumen-instrumen negara.

Bahkan dikriminalkan. Pertarungan bisa menjadi keras pada titik tertentu.

2.8 Hubungan Negara Hukum dan HAM

HAM dan Negara Hukum mempunyai kaitan yang amat erat, tanpa

kita sadari HAM dan negara hukum adalah dua sisi mata uang yang

berbeda, keduanya memang berbeda namun keberadaannya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Negara hukum adalah negara yang berdasar atas hukum

(Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat) dan

pemerintahannya berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak

bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Negara hukum

dengan penegakan HAM ibarat dua sisi mata uang dengan sisi yang

berbeda. Negara Hukum dan HAM tidak bisa dipisahkan. Indonesia

53

Page 54: tugas makalah 1.3.doc

sebagai Negara Hukum telah menetapkan pengertian HAM yang

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang nomor 39/1999

yaitu Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Ayu, 2011).

2.9 Macam-Macam Pelanggaran HAM yang Terjadi di Negara Hukum

Menurut Sunarisasi (2008), mengenai bentuk-bentuk pelanggaran

HAM berat, antara lain dapat kita temukan pula di dalam Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yaitu meliputi kejahatan

genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Di samping persoalan

tentang pelanggaran HAM berat, sebenarnya ada satu kejahatan lagi yang

juga kemudian dibahas para ahli, yaitu kejahatan perang (war crime).

Meskipun kejahatan perang tidak termasuk yurisdiksi dari Pengadilan

HAM, namun masalah ini banyak dibicarakan karena hal ini diatur di

dalam Statuta International Criminal Court (ICC).

Menurut Muhamad (2013), pelanggaran HAM yang terjadi di negara

hukum salah satu contohnya adalah yang seperti terjadi di Indonesia,

antara lain sebagai berikut:

1. Menangkap seseorang yang mengkritik kebijakan presiden.

2. Membredel atau mencabut surat izin usaha sebuah surat kabar

yang memuat berita tentang dugaan korupsi yang dilakukan

pejabat negara.

3. Melarang warga negara untuk beraktivitas politik seperti

membentuk partai politik.

4. Membubarkan sebuah demonstrasi damai dengan cara

kekerasan seperti menembak dengan peluru tajam.

54

Page 55: tugas makalah 1.3.doc

5. Membiarkan terjadinya tindak kejahatan di dalam masyarakat.

6. Mengeluarkan kebijakan yang diskriminatif, misalnya kebijakan

ketenagakerjaan yang lebih menguntungkan pihak pengusaha.

Sebagai negara hukum, kita patut mengusahakan penyelesaian secara

hukum terhadap setiap pelanggaran HAM yang pernah terjadi. Dengan

demikian, rasa keadilan dan supremasi hukum di negara kita dapat

semakin berkembang. Tekad ini tentu harus pula diiringi dengan sikap

rekonsiliasi dan kerjasama antarsesama warga negara Indonesia.

Dengan cara ini, kita akan dapat menata kehidupan berbangsa dan

bernegara dengan lebih baik.

Menurut Wesly (2011), bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi

manusia terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran hak asasi manusia terjadi bila hak-hak individu yang

melekat serta diakui dan dijamin dicabut, ditekan dan ditindas. Ini

berarti pelanggaran hak asasi manusia berada dalam hubungan

politik. Dalam hubungan ini hak asasi manusia terkait dengan

kekuasaan politik.

2. Pelanggaran Hak-Hak Sipil dan Politik

Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang

dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative rights).

Pelanggaran hak-hak sipil dan politik adalah pelanggaran yang

dilakukan oleh negara atas hak-hak negatif (negative right).

3. Pelanggaran Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Pelanggaran atau penyangkalan (denial) hak-hak ekonomi, sosial

dan budaya adalah pengabaian negara atas hak-hak positif

(positive rights). Pengabaian hak-hak ekonomi , sosial dan budaya

akan terjadi bila negara sangat kurang aatau kurang aktif

mengupayakann yang memungkinkan individu warganya dapat

55

Page 56: tugas makalah 1.3.doc

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sebagai manusia (human

needs).

4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat

Selain ada penggolongan pelanggaran hak-hak sipil dan politik

serta pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial dan budaya juga

terdapat dua kualifikasi pelanggaran manusia yaitu: (a)

pelanggaran hak asasi manusia yang berat (gross violation of

human rights), serta (b) bukan pelanggaran berat (non-grass).

2.10 Studi kasus

2.9.1 Kronologi Kasus

Jakarta - Pro kontra mengiringi pemblokiran sejumlah situs yang dituding

menyebarkan paham radikalisme. Banyak yang mempertanyakan, tak

sedikit pula yang mendukungnya. Ya, publik dibuat heboh, apalagi tak ada

sosialisasi.

Tak lama setelah pemblokiran itu terungkap ke publik, para pemangku

kepentingan langsung jadi sasaran konfirmasi oleh media. Mulai dari

Menkominfo Rudiantara, Pejabat di Kominfo, pengurus Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sampai Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT) coba dikonfirmasi Namun pada Senin

(30/3/2015) petang, mereka tak ada yang menjawab.

Sampai akhirnya satu per satu muncul ke permukaan untuk menjelaskan

duduk perkara sampai akhirnya keputusan pemblokiran itu diambil.

Ismail Cawidu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo

menjelaskan, situs-situs yang dituding radikal tersebut merupakan hasil

dari laporan BNPT. "Normatifnya sesuai aturan, semua pengaduan itu

berasal dari lembaga yang terkait bidang yang diadukan. Dimana dalam

56

Page 57: tugas makalah 1.3.doc

hal ini BNPT memang punya lingkup terkait terorisme," kata Ismail saat

dikonfirmasi detikINET, Selasa (31/3/2015).

Awalnya, situs yang masuk daftar hitam BNPT ada 26. Ismail

mengungkapkan, ke 26 situs itu dianggap melanggar UU ITE Pasal 28

ayat 2. Dimana berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak

menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa

kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat

tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)".

"Sebenarnya BNPT juga telah mendapat laporan dari masyarakat terkait

situs-situs ini, yang dianggap mengandung paham radikalisme dan

terorisme. Setelah dianalisa oleh BNPT dan disimpulkan betul dan

mengirimkan surat permintaan pemblokiran ke Kominfo," Imbuh Ismail.

Kominfo pun disebut tak asal langsung memblokir saat mendapat surat

permintaan BNPT. Kementerian yang dipimpin Menteri Rudiantara ini juga

melakukan cek dan ricek. Dimana hasilnya dari 26 situs yang dilaporkan

ternyata ada 4 situs yang sudah tidak aktif, 2 situs merupakan duplikasi

dan 1 situs sudah ditutup. Jadi total ada 19 situs yang diputuskan untuk

diblokir.

Surat perintah pemblokiran dari Kominfo kemudian dikirimkan kepada

para penyedia layanan internet (ISP/Internet Service Provider) melalui

Ditjen Aplikasi dan Telematika (Aptika).

"Tugas Kominfo hanya sebatas itu. Adapun soal indikator radikal itu

seperti apa sepenuhnya ada di tangan BNPT. Di surat permintaan

pemblokiran dari BNPT tidak secara detail dijelaskan hanya secara umum.

Seperti apa yang dilanggar, dan prosesnya bagaimana," ujar Ismail.

Alasan Pemblokiran

57

Page 58: tugas makalah 1.3.doc

Kepala BNPT Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan

usulan pemblokiran tersebut merupakan hasil pengaduan dari masyarakat

yang kemudian dikaji oleh Tim Media Cyber BNPT.

"Hasil penelitian tim kami menyimpulkan bahwa ada beberapa web yang

nyata-nyata mengajarkan jihad dan paham radikal dan menyebarkan isu

SARA," kata Saud saat berbincang dengan detikcom, Selasa (31/3/2015).

Menurut Saud sejumlah situs tersebut selain mengajarkan paham radikal

juga mengajak mengkafirkan orang yang tak sepaham. Terkadang judul

dan bagian awal dari artikel yang ditayangkan oleh situs tersebut adalah

hal-hal yang bagus.

Namun kemudian di bagian tengah diselipkan ajaran radikal yang

mengarah ke ajakan melakukan teror. "Ada ajakan melakukan jihad keras

sehingga kami usulkan untuk diblok," kata mantan Kepala Detasemen

Khusus Antiteror Markas Besar Kepolisian RI itu.

Menurut Saud pemblokiran terhadap situs tersebut dilakukan sebagai

upaya preventif untuk mencegah berkembangnya aksi terorisme. Dia

mengakui pemblokiran situs ini akan menimbulkan pro dan kontra di

masyarakat. Untuk itu dia pun mengaku siap menjelaskan kepada

masyarakat. Bahkan BNPT juga siap bila ada yang ingin menguji

kesimpulan atas usul pemblokiran tersebut. "Kami siap menjelaskan

kepada masyarakat," kata Saud.

Adapun 19 yang diblokir adalah:

1. arrahmah.com

2. voa-islam.com

3. ghur4ba.blogspot.com

58

Page 59: tugas makalah 1.3.doc

4. panjimas.com

5. thoriquna.com

6. dakwatuna.com

7. kafilahmujahid.com

8. an-najah.net

9. muslimdaily.net

10. hidayatullah.com

11. salam-online.com

12. aqlislamiccenter.com

13. kiblat.net

14. dakwahmedia.com

15. muqawamah.com

16. lasdipo.com

17. gemaislam.com

18. eramuslim.com

19. daulahislam.com

Di beberapa layanan ISP, situs-situs ini memang ada yang masih bisa

diakses. Namun menurut Ismail, harusnya seluruh ISP mengikuti

rekomendasi pemblokiran yang dikeluarkan Kominfo.

Pemrkembangan Terkini

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia

(Kemenkominfo) akhirnya membuka blokir 12 situs yang dituduh

bermuatan radikal.

Pembukaan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan rapat panel

Terosisme, SARA dan Kebencian dalam forum Penanganan Situs Internet

Bermuatan Negatif (PSIBN).

59

Page 60: tugas makalah 1.3.doc

"10 situs telah hadir dan mengisi data diri, sedangkan dua situs

mengajukan pembukaan melalui surat," demikian tertulis dalam lampiran

rekomendasi tim panel, Kamis (9/4/2015).

Dua belas situs yang telah dibebaskan ini dapat diakses kembali, namun

tim panel memberikan catatan seluruhnya diberikan pengawasan. Daftar

lengkapnya adalah:

1. hidayatullah.com

2. salam-online.com

3. aqlislamiccenter.com

4. kiblat.net

5. gemaislam.com

6. panjimas.com

7. muslimdaily.net

8. voa-islam.com

9. dakwatuna.com

10. an-najah.net

11. eramuslim.com

12. arrahmah.com

Sebelumnya, terdapat 19 situs "radikal" yang diblokir Kemenkominfo.

Dengan dibukanya 12 situs ini, masih ada tujuh situs berikut ini yang

masih diblokir.

1. ghu4ba.blogspot.com

2. thoriquna.com

3. kafilahmujahid.com

4. lasdipo.com

5. muqawamah.com

6. daulahislam.com

7. dakwahmedia.com

60

Page 61: tugas makalah 1.3.doc

Kepala Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu mengatakan, tujuh situs

tersebut masih diblokir karena hingga saat ini Kementerian belum bisa

menemui pengelolanya.

Namun mereka masih memiliki kesempatan untuk membebaskan diri

dengan terlebih dahulu menghubungi kementerian.

"Karena kita tidak bisa komunikasi dengan pemilik situs dan dari mereka

juga tidak ada yang menghubungi Kominfo," pungkas Ismail dalam pesan

singkat kepada KompasTekno.

2.9.2 Analisa Kasus

Beberapa hari kemarin, masyarakat di hebohkan oleh Pemberitaan

mengenai beberapa Media Massa Islam yang di blokir oleh Kominfo atas

laporan BNPT karena diduga menyebarkan ajaran radikalisme Islam,

memelintir ayat Quran dan Sunnah, dan dicurigai sebagai media yang

terafiliasi terhadap gerakan terorisme.

Mendengar berita tersebut kelompok kami sempat membuktikan

sendiri, apakah betul atau sekedar hoax belaka, karena ternyata dari 19

media Islam yang di blokir ada salah satu media yang menjadi konsumsi

kami untuk meng-update berita Islam internasional, ternyata memang

betul media itu diblokir.

Kami menganggap pemblokiran tersebut mencederai hak asasi

manusia dan kebebasan menyampaikan pendapat. Terlebih lagi tuduhan

media tersebut mendukung gerakan terorisme adalah tidak berdasar, lebih

mengedepankan penilaian subyektif bahkan terkesan dipaksakan karena

tekanan dari pihak lain. Apalagi upaya pemblokiran tersebut tidak pernah

ada dialog, peringatan (jika diduga menyimpang), arahan dan teguran

terlebih dahulu.

61

Page 62: tugas makalah 1.3.doc

Pada kasus ini pemerintah dan BNPT telah menghapuskan atau mblokir

19 situs yang diangap membahayakan Negara. pemblokiran tersebut tidak

pernah ada dialog. Hal itu mengakibatkan pemilik iatau institusi yang

memiliki situs situs tersebut mengajukan petisi terhadap pemerintah karna

telah menrampas hak berpendapat mereka.

Payung hukum BNPT adalah Peraturan Presiden (Perpres) No 46 tahun

2010 dan berikut beberapa penjelasan mengenai BNPT, Tugas dan

Wewenang nya, berdasarkan Perpres diatas:

Pasal 1

(1) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang selanjutnya disebut

BNPT adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

(2) BNPT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

(3) BNPT dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

(1) BNPT mempunyai tugas :

1. Menyusun kebijakan, strategi,dan program nasional di bidang

penanggulangan terorisme.

2. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam pelaksanaan

dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme.

3. Melaksanakan kebijakan dibidang penanggulangan terorisme

dengan membentuk Satuan Tugas-Satuan Tugas yang terdiri dari

unsur-unsur instansi pemerintah terkait sesuai dengan tugas,fungsi,

dan kewenangan masing-masing.

(2) Bidang penanggulangan terorisme sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi pencegahan, perlindungan, deradikalisasi, penindakan, dan

penyiapan kesiapsiagaan nasional.

Dalam Perpres di atas, ada 2 ayat yang mengatur mengenai tugas BNPT

lihat Pasal 2 di atas, ayat pertama menjelaskan bahwa BNPT bertugas

untuk menyusun kebijakan dan strategi untuk menanggulangi bahaya

62

Page 63: tugas makalah 1.3.doc

terorisme, kemudian BNPT juga bertugas untuk berkoordinasi dengan

instansi pemerintah, terkait pelaksanaan kebijakan dalam

penanggulangan terorisme

Artinya BNPT tidak dapat bekerja sendiri dalam menanggulangi terorisme,

seperti contohnya kasus Pemblokiran Media Massa Islam, BNPT tidak

bisa memblokir situs-situs tersebut secara internal tanpa dikoordinasikan

dengan instansi pemerintahan terkait dalam hal ini adalah KemenKominfo,

Artinya BNPT tidak memiliki kewenangan memblokir situs-situs media

Islam, ini perlu disampaikan agar tidak terjadi misspresepsi yang

menyebutkan bahwa BNPT telah memblokir situs media Islam, karena

diberita banyak disebutkan bahwa BNPT blokir 22 situs Media Islam, atau

hal yang serupa yang menunjuk BNPT sebagai subjek yang memblokir

situs media Islam, padahal BNPT sama sekali tidak berwenang

melakukan hal tersebut.

Selanjutnya BNPT atas dasar melaksanakan tugas menanggulangi

bahaya terorisme seperti yang dijelaskan dalam pasal 2 Perpres No 46

tahun 2010 berkoordinasi bersama Kominfo terkait beberapa media

massa Islam yang diduga atas laporan masyarakat memuat ajaran

radikalisme Islam.

Yang harus dipertanyakan adalah, “Kapan Laporan BNPT masuk ke

KemenKominfo?” jika memang laporan itu bisa dibuktikan secara empiris

masuk ke bagian administrasi KemenKominfo, “Berapa lama

KemenKominfo melakukan kajian dan analisa terhadap data-data dalam

laporan BNPT atas tuduhan terhadap sebagian Media Islam yang

menyebarkan ajaran Radikalisme?

Sejauh ini kami sangat kesulitan untuk mendapatkan data-data bahwa

BNPT secara administratif telah telah memenuhi prosedur untuk

berkoordinasi bersama kominfo dalam hal memblokir situs-situs yang

dianggap telah mengajarkan radikalisme, karena keterbatasan kami

63

Page 64: tugas makalah 1.3.doc

sebagai bagian dari masyarakat biasa, diluar petugas kedua instansi

tersebut. Disini BNPT tidak terbuka dalam mengumumkan data-data yang

mereka kumpulkan sebagai bukti otentik untuk mengajukan pemblokiran

kepada Kominfo.

Anggaplah bahwa benar adanya BNPT telah menyerahkan laporan berisi

data-data tentang media Islam yang mengajarkan radikalisme. Maka

berapa lama kominfo melakukan kajian dan analisa terhadap data-data

tersebut? atau pertanyaan yang mungkin lebih pas, Sudahkah kominfo

melakukan kajian terhadap data-data yang diberikan BNPT mengenai

beberapa media massa Islam yang dianggap telah mengajarkan

radikalisme?

Karena tadi, kami yakin bahwa kominfo tidak tepat sasaran terhadap

beberapa media massa Islam yang telah di blokir, karena salah satunya

adalah media Islam yang sering dbaca oleh angota kami, yang isinya

memuat tentang berita perkembangan Islam Internasional, pernah juga

memuat mengenai sejarah pahlawan muslim di Indonesia, menguak

kesesatan syi’ah, ahmadiah, JIL, dan lainnya yang sama sekali jauh dari

istilah terorisme.

Dalam kasus ini ada 2 instansi pemerintahan terkait yang melakukan

koordinasi, seperti yang diketahui pada pembahasan sebelumnya instansi

tersebut adalah BNPT dan Kominfo. BNPT sebagai instansi yang

bertanggung jawab atas penanggulangan terorisme dan KemenKominfo

yang bertanggung jawab atas jaringan media massa Nasional. Oleh

karena itu dalam kasus ini karena bersangkutan dengan Media, maka

BNPT melakukan koordinasi dengan KemenKominfo. Kedua Instansi ini

berada langsung dibawah presiden, artinya mereka diangkat oleh

presiden dan diberhentikan oleh presiden.

64

Page 65: tugas makalah 1.3.doc

Sebetulnya kasus ini, menurut kami, tidak dapat dikaitkan dengan isu

bahwa kominfo melanggar UU Kebebasan Press, dan isu lainnya yang

berkaitan dengan kebebasan Press, karena di sini :

1. Tidak ada dampak pidana bagi para wartawan atau orang-orang

yang terkait pada media massa Islam yang diblokir tersebut.

2. Yang melaporkan di sini adalah BNPT dengan dasar “laporan dari

masyarakat terkait beberapa media Islam yang dianggap

menyebarkan ajaran radikalisme” artinya laporan di sini datang dari

masyarakat yang menandakan bahwa ada pihak yang dirugikan.

Coba baca secara teliti UUD 1945 pasal 28F, disana dijelaskan “Setiap

orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia.”. Sedangkan dalam kasus ini menurut BNPT masyarakat

dirugikan berdasarkan laporan dari masyarakat itu sendri mengenai media

Islam yang memuat ajaran radikalisme.

Coba teman-teman renungkan, siapa orang terdekat yang dapat

mengendalikan 2 instansi pemerintah ini? orang tersebut punya kebijakan,

kekuatan, dan jabatan langsung di atas kedua instansi tersebut. Mari kita

review sedikit mengenai BNPT dan Kemenkominfo, lihat pasal 1 Perpres

No 46 tahun 2010, disana dikatakan bahwa BNPT berada langsung di

bawah presiden, maksudnya kepala BNPT itu dipilih dan diberhentikan

oleh presiden. Sama dengan posisi menteri, mereka di pilih berdasarkan

hak priogrative presiden, dan diberhentikan oleh presiden.

Jelas-jelas ini adalah sebuah pengalihan isu Presiden, dari kenaikan

harga BBM, Sembako, Supremasi hukum yang kacau balau, koruptor

yang dilepaskan, narkoba, dan lain sebagainya., dengan diblokirnya situs-

65

Page 66: tugas makalah 1.3.doc

situs ini, tanpa disengaja pemerintah dapat keuntungan dari pengalihan

isu ini. Namun apabila hal ini benar maka pemerintah telah memanfaatkan

kekuasaanyan untuk kepentingan penguasa. hal ini sangat disayangkan

karna hal ini akan menciderai perasaan public. selain itu hal ini telah

melangar HAM tentang kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Terjadinya kasus pelanggaran hak berpendapat di atas telah melanggar

hak asasi manusia terhadap beberapa aturan hukum yang berlaku.

Hukum yang terkait dengan kasus tersebut adalah UUD tahun 1945 pasal

28 tentang kebebasan berpendapat

1. Pasal 28 E ayat (2), yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas

kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,

sesuai dengan hati nuraninya.”

2. Pasal 28 E ayat (3) menyatakan, “Setiap orang berhak atas

kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapa”.

3. Pasal 28F juga menyebutkan, “Setiap orang berhak untuk

berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia.”

4. Pasal 28 H ayat (4) mengatakan, “Setiap orang berhak

mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh

diammbil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.”

5. Serta Pasal 28 I ayat (2) yang menyatakan, “Setiap orang berhak

bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun

dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang

bersifat diskriminatif itu.”

66

Page 67: tugas makalah 1.3.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan

hukum, segala tindakan penguasa selalu dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum dan segala tindakan negara

dibatasi hukum.

2. Negara hukum memiliki 3 ciri-ciri, yaitu: Supremacy of Law, Equality

before the law, dan Due Process of Law. Negra hukum memiliki

beberapa konsep Mulai dari konsepsi negara hukum liberal

(nachwachter staat/ negara sebagai penjaga malam) ke negara

hukum formal (formele rechtsstaat) kemudian menjadi negara

hukum materiil (materiele rechtsstaat) hingga pada ide negara

kemakmuran (welvarstaat) atau negara yang mengabdi kepada

kepentingan umum (social service state atau sociale

verzorgingsstaat).

3. Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang

sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak memandanng

apakah orang tersebut kaya atau miskin, atau laki-laki maupun

67

Page 68: tugas makalah 1.3.doc

perempuan. HAM juga berarti hak-hak yang dimiliki manusia

semata-mata karena manusia.

4. 6 macam HAM : Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights), Hak Asasi

Ekonomi (Property Rights), Hak Asasi Politik (Politik Rights), Hak

Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality), Hak Asasi Sosial dan

Budaya (Social and Culture Rights), Hak Asasi Peradilan

(Procedural Rights)

5. UU HAM No 39 tahun 1999 ini terdiri dari 11 BAB yang didalamnya

terdpat 106 pasl yang mengatur tentang HAM di Indonesia.

6. Lembaga penegakan hak asasi manusia merupakan lembaga yang

mengurus tentang penegakan HAM. Indonesia memiliki embaga

penegakan HAM, yaitu:

Komnas HAM, Pengadilan HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan

terhadap Perempuan, Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA)

dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kepolisian

Negara Republik Indonesia (POLRI), Lembaga Bantuan Hukum,

LSM Pro Demokrasi dan HAM.

3.2 Saran

1. Disarankan kepada mahasiswa agar mencari lebih banyak lagi

informasi mengenai negara hukum dan HAM dari berbagai sumber

sehingga mahasiswa lebih paham negara hukum dan HAM.

2. Dianjurkan untuk mencari materi tidakhanya dari website saja tapi

juga dari buku serta jurnal-jurnal tentang negara hukum dan HAM.

3. Dianjurkan kepada mahasiswa agar lebih kritis lagi dalam

menganalisa sebuah kassus, tau hal sesunguhnya yang terjadi.

tidak hanya berhenti mencari informasi dari brita di TV saja. Karna

banyak media massa di TV saat ini yang tidak profesional dalam

menyajikan informasi

68