makalah itkg (konservasi).doc

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penegakan diagnosis dan penetuan perencaan perawatan merupakan aktivtitas yang memisahkan dan membedakan dokter gigi dengan paramedic lainnya. Dokter gigi berhak melakukan hal-hal berikut, seperti: melaksanakan semua tes diagnosis, menginterpretasikan secara diferensial hasil-hasil pengetesan, menangani pasien secara psikologis selama pengetesan, dan memformulasikan diagnosis yang tepat dan rencana perawatannya. Untuk menghindari kesalahan penegakan diagnosis dan untuk menelusuri orofasila apakah nyeri berasal dari nonpulpa atau periapeks, maka perlu dilakukan perdekatan sistemik bertahap. Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 1

Upload: pebrian-diki-prestya

Post on 27-Nov-2015

289 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penegakan diagnosis dan penetuan perencaan perawatan merupakan aktivtitas yang

memisahkan dan membedakan dokter gigi dengan paramedic lainnya. Dokter gigi berhak

melakukan hal-hal berikut, seperti: melaksanakan semua tes diagnosis, menginterpretasikan

secara diferensial hasil-hasil pengetesan, menangani pasien secara psikologis selama

pengetesan, dan memformulasikan diagnosis yang tepat dan rencana perawatannya.

Untuk menghindari kesalahan penegakan diagnosis dan untuk menelusuri orofasila

apakah nyeri berasal dari nonpulpa atau periapeks, maka perlu dilakukan perdekatan sistemik

bertahap.

Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak

dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk

mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi.

Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin

komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan Nasti, 2002).

Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat

sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas,

penggunaan restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan,

1993). Oleh karena itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari

restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum

melakukan restorasi diperlukan terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi

terlebih dahulu.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 1

Page 2: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Pemakaian instrument dan penentuan jenis serilisasi dalam bidang endodontic sangat

penting diperhatikan. Menurut (Walton dan Torabinejad) dalam Widyawati, 2010:77

Klasifikasi instrument dalam endodontic terbagi atas:

a) Instrument yang digerakan dengan tangan (hand instrument), seperti K-reamer, K-

file, h-file, dan lain-lain.

b) Instrument yang digerakan dengan mesin adalah instrument genggam yang

mempunyai Grendel (latch) untuk dimasukan ke dalam handpis kecepatan rendah

seperti lentulo, gates glidden drill, reamer peeso, file rotary, dan lain-lain.

c) Instrument sonic dan ultrasonic, instrument jenis ini mempunyai bentuk yang

berbeda, sebagian, menyerupai jarum ekstirpasi, file yang dimasukan ke dalam henpis

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penegakan diagnose dan instrument diagnose?

2. Apa yang dimaksud dengan pulpektomi dan instrument melakukan pulpektomi?

3. Apa yang dimaksud dengan restorasi sandwich dan instrument melakukan restorasi

sandwich?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mengetahui instrument untuk diagnosa pada konservasi

2. Mengetahui pengertian pulpektomi, prosedur dan instrument dalam melakukan

pulopektomi

3. Mengetahui pengertian restorasi sandwich , prosedur dan instrumen dala melakukan

restorasi sandwich

BAB II

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 2

Page 3: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dengan Pemeriksaan Objektif

Gejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi yang dilakukan oleh seorang

klinisi. Pengujian-pengujian terasebut adalah:

(1)Pemeriksaan visual dan taktil (dengan melihat dan meraba), (2) perkusi, (3)

palpasi, (4) mobilitas dan depresibilitas (5) uji listrik pulpa (6) radiograf, (7) uji termal panas

dan dingin, (8) uji anastetik dan (9) uji kavitas. Meskipun tidak perlu melakukan seluruh

pengujian ini dalam waktu yang bersamaan, tetapi diperluka sekali suatu kombinasi

pengujian yang mneguatkan untuk menjamin suatu diagnosis yang tepat. Jangan

menyandarkan hanya pada pengujian tunggal dalam menegakkan diagnose.

2.2 Pulpektomi

Pulpektomi adalah ekstirpasi saluran pulpa samapai atau medekati foramen apikal,

diindikasikan bila apeks akar telah berbentuk sempurna dan foramen apikal telah cukup

tertutup untuk dilakukan pengisian saluran akar secara konvensional. Pulpektomi

2.3 Restorasi Sandwich

Teknik restorasi ini adalah dengan menggunakan GIC yang digunakan sebagai basis

yang berikatan dengan dentin, digabung dengan resin komposit, yang lebih kuat menahan

daya kunyah, tahan terhadap abrasi, dan memiliki nilai estetika yang jauh lebih baik. Terbagi

menjadi dua yaitu RS Open dan RS Close

BAB III

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 3

Page 4: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

PEMBAHASAN

3.1 Menegakan diganosa dan Instrumen Diagnosa

1. Menegakkan Diagnosa (Objektif)

a) Pemeriksaan Visual dan taktil

` Teknik pemeriksaan visual dan taktil adalah sederhana. Pemeriksaan menggunakan

mata, jari-jari tangan, sonde, probe periodontal. Gigi dan periodonsium pasien harus

diperiksa dibawah sinar terang dengan lampu operasi dan dalam keadaan kering. Mahkota

gigi harus dievaluasi secara hati-hati, untuk menentukan apakah masih dapat direstorasi

sebagaimana mestinya setelah selesai perawatan endodontic. Seperti pada kasus pemeriksaan

visual didapatkan bahwa pasien mangalami karies Kelas II dimana terlihat gigi 36 karies

pada bagian proksimal mencapai oklusal.

Gambar : illustrasi Karies Kelas II

b) Perkusi, Palpasi dan Mobiliti

Palpasi Dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan, untuk

mengetahui adanya peradangan pada jaringan periosteal tulang rahang, cadanya

pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 4

Page 5: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Perkusi Dilakukan dengan cara mengetukan jari atau instrument ke arah jaringan.

Sedangkan Mobiliti adalah lemeriksa adanya luksasi yaitu menggambarkan suatu gigi yang

telah berubah posisinya dari soketnya (Harty, 1995: 98)

c) Radiografi

Radiografi adalah salah satu alat klinis paling penting untuk membuat diagnosis. Alat

ini digunakan untuk membuat diagnosis. Alat ini memungkinkan pemeriksaan visual struktur

mulut yang mungkin tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tanpa alat ini mungkin

dilakukan diagnosis, seleksi kasus, perawatan, dan evaluasi perawatan. Praktek kedokteran

gigi tidak mungkin dapat dilakukan tanoa radiograf.

d) Tes termal

Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukan sensitivitas

terhadap perubahan termal. Status respon terhadap dingin menunjukan pulpa vital, tanpa

memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Status respon abnormal terhadap

panas biasanya menunjukan adanya gangguan pulpa atau periapikal yang memerlukan

perawatan endodontic.

Gambar : Tes termal dingin dan Tes Termal Panas

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 5

Page 6: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Metode yang muda untuk memperoleh aplikator es adalah mengisi tutup jarum

disposable dengan air dan meletakannya dalam frezzer. Es didapat dengan memengang tutup

tersebut sampai plastic cukup panas sehingga es dapat dilepaskan dan dapat juga dengan es

yang dibungkus kain kassa diletakan pada daerah serviks. Sedangkan pada tes termal panas

jika diletakan pada tumpatan bur karet bundar akan menimbulkan panas yang dihantarka ke

pulpa, ini adalah cara yang mudah untuk menetukan sensitivitas gigi dengan mahkota tiruan

terhadap rangsangan panas. Atau batang guta perca yang dipanaskan ujungnya ditempelkan

pada gigi untuk melihat reaksi pulpa pada perubahan suhu, sebelumnya gigi dilapisi vaselin

dahulu.

e) Tes Listrik (Vitalistester)

Cara menggunakan alat ini adalah suatu prob elektrik diletakan pada permuakaan gigi

yang kering diberi suatu elektrolit. Mekanismenya adalah menentukan jumlah aliran listrik

yang dapat menimbulkan reaksi jaringan pulpa. Alat ini digunakan untuk menguji vitalitas

pulpa (Bence, 1990:27)

Gambar: vitalitester dan aplikasinya

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 6

Page 7: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

2. Instrumen Diganosa

a) Kaca mulut untuk menentukan dimana karies dan kelas dari karies tersebut jika terhalangi

dan untuk menarik mukosa pipi untuk memudahkan pengerjaan. Instrument ini juga

disebut dengan front surface mirror.

Gambar : Front Surface Mirror

Fungsi: melihat keadaan mulut yang tidak dapat dilihat secara langsung dan dapat

sebagai alat bantu diagnosis. Kaca mulut memiliki diameter yang bermacam-macam, bahkan

dengan ukuran mini yang digunakan pada bedah endodontik (Widyawati, 78: 2010).

b) Sonde (Explorer) endodontik, Untuk mendiagnosa kedalaman kavitas dan reaksi pasien

baik rasa sakit yang menetap atau sebentar atau ada rasa ngilu. Pada gigi 36 tersebut hasil

pemeriksaan dari sondase positif dan mengeluarkan darah. Sonde terbagi atas double

ended berujung lurus dan bengkok, dan single ended.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 7

Page 8: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar: Explorer

c) Pinset, instrument ini juga disebut Endolocking Tweezer, mempunyai pengunci sehingga

sewaktu benda dijepit, tidak akan terlepas. Ujung instrument mempunyai lekukan

sehingga mudah untuk memegang bahan, seperti paper point, cone gutta percha,

gulungan kapas.

Gambar : Pinset Endodontik

d) Ekscavator, bentuk ekascavator endodontic hampir sama dengan ekscavator alat standar,

hanya saja instrument ini mempunyai bentuk ujung yang lebih kecil, pipih dan tajam.

Gambar : Excavator

Fungsi: untuk memotong sisa-sisa dentin yang menggantung pada atap pulpa.

f) Vitalitester (APE)

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 8

Page 9: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : APE dengan Baterai

3.2 Pulpektomi dan Instrumen Pulpektomi

1. Pengertian Pulpektomi

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan

korona gigi (Tarigan, 2013: 144), dengan indikasi

a. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,

nekrosis sebagian maupun gigi sudah non-vital.

b. Saluran akar sapat dimasuki instrument

c. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga

apical.

Pulpektomi terbagi menjadi:

a) Pulpektomi vital

Seringkali dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang telah meluas ke arah

pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.

b) Pulpektomi devital

Seiring dilakukan pada gigi posterior yang mengalami pulpitis atau dapat juga pada

gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan kasus untuk

perawatan secara pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan melihat

indikasi dan kontraindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada gigi

tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior.

Pulpektomi devital masih sering dilakukan hanya pada gigi sulung dengan memepergunakan

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 9

Page 10: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

bahan devitalisasi paraformaldehid, seperti toxavit dan lain-lain. Bahan dengan komposisi

As2O2 sama sekali tidak digunakan lagi.

c) Pulpektomi non-vital

Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai akar

saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada gigi posterior dengan saluran

lebih dari jika sarana benar-benar mengizikan seleksi kasus yang tepat.

Gigi yang dirawat secara pulpektomi non-vital adalah gigi dengan diagnosis gangrene

pulpa atau nekrosis. Dengan indikasi sebagai:

Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk

pilar restorasi jembatan)

Gigi tidak goyang yang periodontal tidak normal

Foto rontgen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada

granuloma pada gigi sulung

Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara

kesehatan gigi dan mulutnya

Keadaan ekonomi pasien memungkinkan

Dengan kontra indikasi sebagai berikut :

Gigi tidak dapat direstorasi lagi

Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical

Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis

Terdapat belokan ujung dengan granuloma yang sulit dibersihkan

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 10

Page 11: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

2. Prosedur Pulpektomi

Menurut Widyawati (2010: 73) Teknik perawatan gigi terinflamasi dapat dibuat garis

besanya sebagai berikut:

Kunjungan pertama

1) Slang isolator karet, dan desinfeksi bidang operasi persiapkan kavitas jalan masuk

2) Kamar pulpa dibuka dengan bur steril sehingga diperoleh jalan masuk bebas kesemua

saluran malalui garis-garis lurus.

3) Tanpa tekanan, keluarka isi kamar pulpa dengan ekscavator steril. Tentukan orifice

saluran akar dengan ujung ekplorer yang berbilah panjang atau instrument D-11.

Letakkan larutan sodium hipoklorit pada orifis saluran akar.

4) Secara hati-hati eksplorasi sebagian saluran dengan broach halus, reamer, atau kikir

menentukan semua rintangan. Dengan catatan semua instrument yang digunakan di

dalam saluran akar harus dilengkapi dengan stopper instrument untuk membatasi agar

tidak keluar dari saluran akar.

5) Dengan stop instrument atau penanda yang terikat pada instrument dengan gaya “B”

pada panjang gigi sementara minus/kurang 1mm, buat radiograf. Hati-hati agar tidak

melukai jaringan periapikal. Keluarkan instrument. Periksa radiograf. Pasang kembali

stop instrument bila perlu.

6) Berangsur-angsur besarkan saluran dengan kikir dan reamer sampai saluran selesai

dipreparasi untuk akhirnya diisi dengan gutha-perca

7) Hilangkan serpihan dentin dan debris organik di dalam saluran dengam mengirigasi

secara bergantian menggunkan larutan sodium hipoklorit sebagai larutan irigasi

terakhir keringkan saluran. Pada tahap ini, jalan masuk ke foramen apikal diseluruh

panjang saluran harus diperoleh.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 11

Page 12: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

8) Tutup medikamen di dalam saluran. Lepaskan isolator karet.

Kunjungan Kedua

1. Pasang rubber dam, dan desinfeksi

2. Keluarkan dan buang dressing, dan bila kondisi klinis memuaskan, ambil biakan

seperti berikut:

Teknik Biakan:

a) Bersihkan permukaan gigi dengan alkohol

biarkan menguap atau keringkan dengan sponge-pellet

b) Dengan tang kapas yang baru saja disterilkan, masukan poin absorben steril ke

dalam saluran dan dengan gerakan menghapus hilangkan bekas medikamen.

Ulangi tindakan ini.

c) Masukan poin absorben yang kering dan steril ke dalam saluran. Biarkan poin

disitu sedikitnya selama 1 menit. Pada waktu basah oleh eksudat, ambil tutup

dari tabung tabung tes, panaskan bibir tabung dengan nyala api, dan jatuhkan

poin absorben ke dalam tabung berisi medium steril. Tabung ditutup kembali.

d) Pasang label pada tabung biakan, dan letakkan tabung di dalam indicator.

Tutup kavitas dengan tambalan sementara, yang sebelumnya diberikan medikamen. Minta

pasien datang kembali untuk waktu yangtelah dijanjikan.

Kunjungan Ketiga

a) Bila biakan negatif dan tidak terdapat kontra indikasi klinis, saluran akar dapat

diobturasi kalau tidak ulangi prosedur.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 12

Page 13: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

b) Kecuali apabila dalam keadaan menantikan reaksi segera, saluran akar sebaiknya

tidak diobturasi selagi masih ada infeksi, seperti yang ditunjukan biakan, atau bila

gigi asimptomatik.

3. Instrumen Perawatan Pulpektomi

Berikut ini adalah Instrument dalam melakukan perawatan Pulpektomi:

Instrument Endodontik

1. Pinset Endodonti, mempunyai pengunci sehingga pada waktu benda dijepit tidak akan

terlepas

2. Sonde Endodonti, mendeteksi bagian yang tertinggal atau undercut atap pulpa

3. Spuit Endodontik, spuit khusus dimana 1/3 bagian lateral berlobang dan ujung

tumpul.

Gambar: penampang spuit endodontic dan ujung spuit

4. Endo Box/ Kotak busa/ Spoon Box

Tempat untuk meletakan dan mencapkan instrument intraknal seperti file dan reamer

selama melakukan preparasi saluran akar. Juga dapat sebagai pembersih instrument

intrakanal dari kotoran atau serbuk dentin.

5. Paper Point, untuk mengeringkan saluran akar (Bakar, 2012: 56)

Gambar : Paper Point dan aplikasinya

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 13

Page 14: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

6. Cincin Pengaman

Suatu alat yang terdiri dari sebuah cincin, rantai (dari benang wol) dan sebuah

penjepit (untuk memegang instrument preparasi saluran akar).

Gambar : Cincin pengaman

Alat ini berguna untuk mencegah tertelannya instrument preparasi/ pengisian saluran

akar yang pada umunya berukuran kecil. Kalau sudah menggunakan isolasi absolut maka

instrument ini tidak diperlukan lagi (Tarigan, 2012:65)

Instrumen Isolasi Daerah Kerja

Tujuan isolasi adalah memelihara daerah operasi agar tetap besih, kering, bebas dari

kontaminasi udara dan saliva, menjaga agar instrument tidak tertelan oleh pasien, mencegah

terjadinya luka pada gingiva, dan memberikan kenyaman pada pasien.

Rubber dam, berfungsi untuk mengisolasi daerah yang tidak diperlukan selama

perawatan

Rubber dam gauze mask, diletakan antara muka pasien dengan rubber dam sehingga

nyaman.

Gambar : Rubber dam gauze mask

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 14

Page 15: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Rubber dam frame, bingkai rubber dam terbuat dari logam dan plastik. Berfungsi

untuk menahan atau meregangkan lembaran karet yang digunakan. Saat ini bingkai

yang sering digunakan adalah starlite visiframe.

Gambar : rubber dam frame

Rubber dam clamps, untuk memfiksasi gigi yang akan dirawat, setiap gigi

mempunyai clamps tersendiri.

Gambar : rubber dam clamps

Rubber dam punch dan forceps

a) Rubber dam punch, berguna unutk membuat lubang pada rubber yang sesuai

dengan elemen gigiyang ingin diisolasi. Yang sering digunakan adalah rubber

dam punch ivory.

b) Rubber dam forceps, untuk menepatkan clamps pada gigi yang diisolasi, seperti

tang Ash dan tang Ivory.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 15

Page 16: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : rubber dam punch dan forcep

Gambar : aplikasi rubber dam

Cotton rolls, aplikasi pada rongga mulut dipasang pada bukal dan lingual gigi

yang akan dirawat, dijepitkan pada germer’s clamp atau tonge holder.

Gambar : cotton rolls

Cotton rolls holder, sebagai penjepit cotton rolls

Gambar : cotton rolls holder

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 16

Page 17: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Absorben Fiber Disc, digunakan untuk isolasi lapangan kerja gigi pada rahang

atas. Bahan ini mempunyai daya serap cairan yang sangat bagus.

Saliva Adjector dan HVE

Gambar: Saliva adjector dan HVE

Instrument pengukur Panjang kerja

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 17

Page 18: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Endodonti meter: Priopex, Apex locator, mencari panjang kerja secara elektrik,

alat ini jika berkontak dengan file maka dapat mendeteksi bagi file yang melewati

saluran akar dan mecapai ligament periodontal. Alat ini digunakan untuk

mendapatkan panjang kerja yang akurat, dan dapat dipercaya.

Gambar : Apex locator

Radiografi, gambaran radiologi dari gigi yang akan dirawat

Instrument intrakanal yang dilengkapi dengan stopper karet.

Penggaris Endodontik (endoblock)

Gambar : endoblock

Sliding caliper (jangka sorong), untuk mengukur panjang gigi pada rontgen.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 18

Page 19: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : Jangka sorong

Instrumen Preparasi Saluran Akar

1. Endo Box, untuk meletakan K-file, H-file, Niti-file

2. Smooth (Broaches): Jarum Miller, mempunyai dua penampang melintang yaitu bulat dan

segitiga. Berguna untuk :

a) Ekplorasi untuk mendapatkan orifisium dan saluran akar

b) Sebagai instrument pembantu dalam pengukuran panjang kerja

c) Mempunyaii fungsi tambahan, sebagai instrument pembersih saluran akar

dengan melingkarkan kapas pada bilahnya (blade)

3. Barbed Broaches (Jarum Ektirpasi), mempunyai kait-kait yang berinklinasi kearah

pegangannya. Berguna untuk :

Instrument pengait dalam pengambilan jaringan pulpa dan jaringan nekrotik dari

saluran akar.

Mengambil pecahan tambalan, instrument kapas, paper point yang ada di dalam

saluran akar. Terdiri dari : reamer, K-file (K-flexfile dan flexofile), Headstromfile

4. Reamer, mempunyai penampang segitiga yang terpelintir dengan pangkal yang tertahan

sehingga membentuk spiral yang semakin keujung semakin kecil. Instrument ini terdiri

dari beberapa ukuran panjang yaitu 21, 25, dan 31 mm. instrument pendek biasanya

digunakan untuk gigi posterior sedangkan instrument yang lebih panjang uuntuk gigi

anterior.

Gambar : Reamer

5. K-file, untuk membersihkan, menghaluskan dan mensimetriskan dinding saluran akar,

juga untuk melebarkan dan menghaluskan saluran akar. Menurut American dental

association (ADA) syarat instrument saluran akar adalah: ketahanan terhadap fraktur,

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 19

Page 20: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

fleksibilitas, dan ketahanan terhadap korosi. Terbagi menjadi dua : K-Flexfile dan

Flexofile

Gambar: K-File

6. H-file (Headstrom), berfungsi untuk membentuk saluran akar seperti corong sehingga

memudahkan pada waktu obturasi saluran akar. Mudah patah karena diameter potongan

melintangnya kecil dibanding dengan instrument lain yang seukuran. H-file mengikis

dentin lebih cepat dibanding dengan K-file. Walaupun demikian terjepit tanpa sengaja

dalam saluran akar, kemungkinan patahnya lebih besar dibandingkan dengan K-File.

Karena kerapuhannya H-file tidak digunkan dalam aksi memutar.

7. Protaper Hand instrument, digunakan dalam preparasi saluran akar terdiri dari 6 buah

file yang dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penggunaanya, yaitu:

a) Shaping file, file terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk

saluran akar gigi.

1. Shaper-X (SX): memiliki cincin berwarna orange pada pegangannya

dengan panjang keseluruhan 19mm. digunakan untuk menyingkirkan

dentin secara selektif. Instrument SX ini dapat menggantikan fungsi

Gates Glidden Drill.

2. Shaping file. No.1 dan No. 2: handle identifikasi warna ungu (S1)

dengan panjang 21 mm. Didesain untuk membentuk bagian 1/3

korona dari saluran akar.

3. Shaping File No. 2, Sedangkan S2 memiliki handle berwarna putih

dengan panjang 25 mm. digunakan untuk membentuk dan melebarkan

bagian 1/3 tengah saluran akar. Kedua instrumen ini membentuk 2/3

korona dari saluran akar dan melebarkan 1/3 apikal.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 20

Page 21: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

b) Finishing file, memiliki tiga jenis yang berbeda ketiga file akhir disebut F1,

F2, F3 mempunyai handle masing-masing berwarna kuning, merah, dam

biru. Instrument ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir sepertiga

apikal dan dapat juga untuk memotong dan memperluas bentuk sampai

sepertiga tengah saluran akar.

Patahnya instrument dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan teratur terhadap

kerusakan yang mungkin timbul, missal: pelintiran yang tidak tajam, pelintiran yang merapat,

distorsi ujung instrument dan korosi.

Instrumen Obturasi Saluran Akar

1) Spreader dan Plugger, instruement ini digunakan untuk mengkondensasikan dan

mengadaptasikan guta perca, dan menciptakan ruangan untuk pengisian kon guta percha

tambahan.

Gambar : Spreader dan Plugger

2) Lentulo, digunakan dengan henpis low-speed berguna sebagai alat pembawa sealer ke

saluran akar.

Masinal Instrument

a) Rotary Isntrumen berkecepatan rendah, yang digunakan dengan kecepatan 250-

300 rpm. Contoh instrumennya, gates glidden drill, profile, protaper rotary.

Gerakan alat ini secara vibrasi.

b) Instrument ultrasonic dan sonic, alat preparasi saluran akar yang digerakan

menggunakan handpis khusus dengan tenaga putaran 750-2000 rpm yang

dihasilkan oleh motor dan gerakan alat ini secara vibrasi.

Peaso Drill (Reamer Peaso), berguna untuk membesarkan saluran dengan dentikel atau

saluran akar yang sempit karena tertutup oleh sebagaian instrument yang patah di dalaamnya.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 21

Page 22: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : Peaso Drill

Bur Gates (Bur Orifisum), bergunan untuk melebarkan orifisum sehingga memudahkan

kerja instrument, seperti file, reamer serta digunakan juga untuk memperoleh akses yang

lurus.

Gambar : bur gates

Protaper Rotary Instrumen, protaper rotary instrument digerakan ooleh mesin berkecepatan

rendah.

3.3 Restorasi Sandwich dan Instrumen restorasi Sandwich

1. Pengertian Restorasi Sandwich

Bahan restorasi resin komposit saat ini sudah berkembang sangat pesat. Resrtorasi

gigi menggunakan resin komposit memeberikan hasil akhir restorasi yang baik, yaitu

memiliki kriteria estetis yang memadai dan kekuatan serta ketahanannya juga meningkat.

Saat ini bahan restorasi resin komposit dapat digunakan pada gigi anterior maupun posterior

dan menjadi pilihan dalam restorasi rutin (Dharsono, 2007).

Wilson dan McLean memperkenalkan suatu teknik dengan menggabungkan dua

macam bahan, yaitu glass ionomer cement dengan resin komposit. Teknik ini dikenal dengan

istilah restorasi sandwich atau laminasi (sandwich restoration)

Penggabungan kedua bahan ini dalam satu restorasi ini bertujuan untuk

mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass ionomer semen dan

jaringan keras gigi. Kelebihan sifat fisi GIC digunakan untuk mengatasi kekurangan sifat

fisis resin komposit, atau sebaliknya. Restorasi Sandwich terbagi menjadi open-sandwich dan

close-sandwich. Open-sandwich merupaka indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 22

Page 23: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

batas dinging gingiva melewati CEJ. GIC diaplikasikan pada dasar restorasi bagian

proksimal dan resin komposit dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi kelas II. Pada

restorasi ini, GIC pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan

berhubungan langsung dengan lingkungan rongga mulut.

Sedangkan pada close-sandwich GIC dibuat sebagai pengganti bassis pengganti

dentin pada kavitas cukup dalam. GIC terlindungi oleeh resin komposit oleh dinding-dinding

kavitas. Restorasi sandwich dilakukan dengan indikasi seperti kavitas kelas II dan Kelas V

yang dinding gingivanya terletak di bawah dentino-enamel-junction (DEJ). Pertimbangan

ekonomis juga menjadi alasan pemilihan restorasi sandwich. Kendala ekonomis untuk

pembuatan restorasi indirect menjadi pertimbangan untuk pembuatan restorasi sandwich.

Teknik ini juga memungkinkan pengurangan pemakaian resin komposit, sehingga biaya

dapat ditekan (Dharsono, 2007:8)

Prinsip-prinsip Preparasi kavitas (Bakar, 2012:69):

1) Outline Form (menentukan batas-batas perluasan)

Membuang semua jaringan karies dan fissure yang dalam, membuang jaringan

enamel yang tidak didukung dentin.

2) Resistence Form

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 23

Page 24: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya atau tahan terhadap tekanan

penguyahan

3) Retention Form

Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas

4) Convenience Form

Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan

bahan restorasi

5) Removing the Remaining of the Caries Dentin

Membuang jaringan karies yang masih tersisa

6) Finishing Enamel Wall and Margin

Mengahaluskan dan membentuk sudut pada dinding enamel

7) Toilet of Cavity

Membuang semua jaringan karies yang masih tertinggal, memeriksa, dan

menghaluskan dinding kavitas, serta mengeringkan kavitas dengan kapas.

3. Prosedur Kerja Restorasi Sandwich

Prosedur Preparasi Kavitas

a) Isolasi dahulu daerah kerja dengan rubber dam atau cotton roll

b) Tentukan outline form

c) Akses ke jaringan karies di enamel dan dentin menggunakan

round bur kecil. Contra angle dipegang seperti pensil (pen

grip) sebagai tumpuan atau dengan modified pengrasp.

Preparasi dimulai pada bagian permukaan oklusal, pit yang

paling besar paling rusak atau yang dikenai karies.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 24

Page 25: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

d) Preparasi diloanjutkan sampai ke proksimal dan lakukan

penetrasu mulai dari permukaan oklusal yang terlibat menuju

daerah titik kontak gigi

e) Perlebaran kavitas proksimal dari bagian oklusal dan perluasan

kearah bukal, lingual dan gingival. Melebarkan bagian

proksimal kea rah bukal dan lingual sesuai dengan garis

Pichler. Gunakan round bur yang diletakan di DEJ. Teknik

preparasi lain adalah dengan menggunakan bur fissure

berbentuk tapered pada DEJ bagian proksimal, dengan

menggerakan bur secara lateral, penetrasi dilakukan sampai

kedalaman yang dibutuhkan dan kavitas diperluas ke bagian

bukal, lingual dan gingival.

f) Dengan menggunakan inverted bur di dinding gingival, sudut

buko-ginggival dan sudut linguo-gingival dipertegas. Letakan

bur ditengah dinding gingival dan rotasikan bur ke arah bukal

dan kemudian ke arah lingual.

g) Dinding bukal dan lingual pada proksimal dibuat agak tegak

lurus dengan permukan gigi tempat dimulai penetrasi.

h) Retensi yang paling efektif adalah dengan membuat dovetail

atau occlusal lock, dimana kavitas diperluas disepanjang

fissure membentuk dovetail, apabila dovetail dibuat dengan

kedalaman 2,5 mm maka lebar isthmus harus 1/3 lebar margin

aksial.

i) Seluruh cavosurface margin di bevel

j) Jika preparasi selesai, kavitas diirigasi dan dikeringkan

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 25

Page 26: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Prosedur Kerja Restorasi Sandwich

A. Tissue Management untuk mengkontrol cairan gusi dan atau menghentikan

pendarahan

B. Aplikasi GIC sebagai basis

a) Lakukan pemasangan lempeng mattriks pada tangkainya. Lempeng dimasukan pada

proksimal gigi melalui permukaan oklusal. Uung bawah lempeng diletakan sedikit

melewati tepi gingiva kavitas dan berakhir di sulkus gingival. Tangkai matriks holder

diletakan secara perlahan-lahan, selanjutnya dimasukan penyekat kayu (wedges) dari

sisi bukal dan lingual sehingga matriks rapat dengan kavitas

b) Kavitas dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Aplikasikan asam polialkenoat 10%

pada dentin sebagai kondisioner selama 10-15 detik, kemudian bilas dengan air lalu

keringkan.

c) GIC disiapkan dan diaplikasikan ke dalam kavitas menggunakan spuit aplikator agar

kavitas benar-benar terisi padat. Cara pengadukan bubuk dan cairan GIC dilakukan

dengan benar merupakan prosedur yang sangat penting, karena akan mempengaruhi

kualitas GIC yang dihasilkan. Caranya adalah sebagai berikut:

a. Bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak

b. Porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan

menggunakan agate spatel dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan

hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk yang menghasilkan

campuran encer. Langkah ini dilakukan selama 10 detik.

c. Kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. Pengadukan

terus dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan

sampai seluruh partikel terbasahi. Luas daerah pengadukan diusahakan

untuk tidak meluas dan adukan selalu dikumpulkan memjadi satu.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 26

Page 27: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan memotong adukan, karena

tujuan –pengadukan hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk.

d. Pangadukan selesai setelah 25-30 detik sejak awal pengadukan. Sebaiknya

adukan tidak perlu diangkat-angkat untuk memeriksa onsistensinya,

karena bila hal ini dilakukan maka proses pengadukan akan terus berlanjut

dan makin banyak partikel bubuk yang larut.

e. Adukan langsung dikumpulkan di spuit aplikator untuk diaplikasikan ke

dalam kavitas. Pada saat ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.

Ada dua cara aplikasi GIC ke kavitas, yaitu

1. GIC diaplikasikan secukupnya dan langsung dibentuk bassis

2. Kavitas diisi penuh dengan GIC, setelah GIC mengeras kavitas

dipreparasi kembali membentuk basis. Dinding-diinding yang tertutup

GIC harus dipreparasi kembali untuk mendapatkan permukaan dentin

dan email fresh, sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit yang

baik.

C. Aplikasi Resin komposit

1. Teknik aplikasi resin komposit dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan, yaitu

diawali dengan aplikasi etsa

2. Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan dinding

kavitas (dentin dan enamel) dietsa selama 15-20 detik atau sesuai dengan petunjuk

pabrik

3. Kavitas dibilas dengan air tanpa tekanan kira-kira selama 30 detik

4. Keringkan kavitas dengan sponge-pellet atau disemprot perlahan dengan chip-blower.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 27

Page 28: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

5. Aplikasikan bonding pada seluruh permukaan yang dietsa, diamkan selama 10 detik

agar zat pelarutnya menguap, semprot perlahan denga chip-blower , kemudian

polimerisasi dengan sinar. Lakukan langkah ini sebanyak dua kali.

6. Resin komposit diaplikasikan selapis demu selapis (incremental) dengan ketebalan

maksimal 2 mm atau sesuai dengan petunjuk pabrik. Untuk setiap lapisnya

dilakuakan polimerisasi dengan pennyinaran.

7. Penyinaran sebaiknya dilakukan dari tiga arah yaitu bukal, lingual/palatal, dan

terakhir oklusal.

Teknik Restorasi Sandwich pada Kavitas Kelas II

1. Lakukan tissue management sebelum pemasangan mattriks

2. Gunakan matriks dan baji (wedges) untuk membantu mabangun dinding proksimal

3. Aplikasi GIC pada dasar kavitas

4. Aplikasi etching selama 20 detik, lanjutkan dengan irigasi dan keringkan lembabkan

(moist)

5. Aplikasi bonding pada semua permukaan kavitas selama 20 detik, lanjutkan dengan

penyinaran selama 20 detik.

6. Aplikasi resin komposit secara incremental

7. Pemolishan tumpatan, sebelumnya pengolesan Vaseline pada permukaan tumpatan

dilanjutkan pemolishan dengan bur polish resin kompisit.

3. Instrumen Restorasi Sandwich

1. Contra Angel, Sebagai tempat melekanya bur dan berputarnya bur dari contra angle.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 28

Page 29: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : Contra Angle

2. Diamond bur, Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin

komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi.

Gambaro: diamond bur

3. Bur polish komposit, Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk

digunakan disk fine grit (Pickard, 2002) pada permukaan komposit sehingga didapatkan

hasil yang mengkilat.

4. Alat-alat standar

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 29

Page 30: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar : pinset

5. Matrix holder dan wedges

Matrikx holder, Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas

kelas dua untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga

permukaan mesio disto oklusal.

Wedges, sebagai penyekat dengan gigi sebelahnya sehingga lempengan matriks rapat

deengan kavitaps.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 30

Gambar : Kaca Mulut dan Explorer

Page 31: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

-

Gambar : aplikasi wedges, matrix holder dan matrix holder

6. Agate spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit

Gambar : agate spatel

7. Paper pad, digunakan untuk media dalam mengaduk Glass ionomer cement.

Gambar: paper pad

8. Microbrush, digunakan untuk mengaplikasikan bahan adhesive semua bagian atau

struktur gigi yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar bahan adhesive

tidak mengalir ke bagian yang lain.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 31

Page 32: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Gambar: mikrobrush

Apabila sudah diaplikasikan, bahan adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran

cahaya. Setelah polimerisasi material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan

adhesive tersebut ([online] kgugm06.files.wordpress.com).. fungsi lainnya adalah membawa

etching dan membawa bonding ke kavitas

9. Bur fissure, merapikan dinding kavitas dan bevel

10. Round bur, membuka enamel dan dentin

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 32

Page 33: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

11. Sponge-pellet, untuk mengeringkan kavitas setelah aplikasi GIC

12. Chip-blower, mengeringkan kavitas dengan cara menyemprotkan udara

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

a. Menegakkan diagnose dengan pemeriksaan visual dan taktil, palpasi, perkusi,

mobility dan depresibiliti, vitality tes, tes termal, tes anestetik, tes kavitas.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 33

Page 34: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

b. Alat-alat yang digunakan adalah : Kaca mulu, sonde, ekscavator, pinset, vitalitester,

bur karet.

c. Pulpektomi, Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari

seluruh akar dan korona gigi (Tarigan, 2013: 144), dengan indikasi

Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi

vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah non-vital.

Saluran akar sapat dimasuki instrument

Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari

sepertiga apical.

d. Klasifikasi Alat-alat yang digunakan adalah alat isolasi daerah kerja, alat preparasi

saluran akar, alat Obturasi Saluran Akar.

e. Restorasi Sandwich, Teknik restorasi ini adalah dengan menggunakan GIC yang

digunakan sebagai basis yang berikatan dengan dentin, digabung dengan resin

komposit, yang lebih kuat menahan daya kunyah, tahan terhadap abrasi, dan memiliki

nilai estetika yang jauh lebih baik. Terbagi menjadi dua yaitu RS Open dan RS Close

f. Instrument yang digunakan berhubungan dengan instrument isolasi daerah kerja,

preparasi, restorasi, pemolishan.

DAFTAR PUSTAKA

Harty, F.J. 1993. Kamus Kedokteran Gigi. (Terjemahan: Narlan Sumawinata). Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Widyawati. 2010. Dasar-dasar Perawatan Endodontik II. Universitas Baiturrahmah: Padang.

Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergis Media: Yogyakarta.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 34

Page 35: MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc

Tarigan, Rasinta dan Gita Tarigan. 2012. Perawatan Pulpa Gigi [edisi 3]. EGC: Jakarta.

Bence, Richard. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. (Penerjemah : Sundoro).

Universitas Indonesia Press: Jakarta.

INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 35