tugas lapkas nastesi

Upload: kusumagama28

Post on 03-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    1/11

    2. Cidera Kepala

    2.1. Cidera Jaringan Lunak Kepala

    jaringan lunak kepala terdiri dari 5 lapisan yaitu SCALP (skin connective tissue aponeurosis

    galea loose areolar tissue perikranium).

    Skin (kulit),sifatnya tebal dan mengandung rambut serta kelenjar keringat (sebacea).

    connective tissue (jaringan subkutis),merupakan jaringan ikat lemak yang memiliki septa

    septa! kaya akan pembulu" dara" terutama di atas galea. pembulu" dara" tersebut merupakan

    anastomosis antara arteri karotis interna dan eksterna.

    aponeurosis galea! lapisan ini merupakan lapisan terkuat! berupa fascia yang melekat pada tiga

    otot! yaitu ke anterior m.frontalis! ke posterior m. occipitalis! ke lateral m temporoparietalis

    ketiga otot ini dipersarafi ole" nervus fasialis (#. $%%).

    Looseareolar tissue (jaringan areolar longgar),lapisan ini mengandung vena emissary yang

    merupakan vena tanpa katup! meng"ubungkan scalp! vena diploica dan sinus vena intracranial

    (missal& sinus sagital superior).

    perikarnium! merupakan periostium yang melapisi tulang tengkorak! melekat erat terutama pada

    sutura karna melalui sutura ini periosteum akan langsung ber"ubungan dengan endosteum.

    trauma pada SCALP meliputi&

    '. Abrasi (ecoriasi)! berupa luka yang terbatas pada lapisan skin.. laserasi! lika tela" melebi"i ketebalan kulit dapat mencapai kulit tanpa disertai pemisa"an

    lapisan SCALP.*. kuntosio! berupa memar pada SCALP! bisa disertai "ematoma seperti subgaleal

    "ematoma dan c"epal "ematoma.

    +. avulse! yaitu luka pada SCALP yang disertai dengan pemisa"an lapisan SCALP! biasanya

    terjadi pada lapisan loose areolar tissue.

    2.2. Fraktur ulang engkorak.

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    2/11

    ,ulang tengkorak terdiri dari tiga lapisan yaitu&

    '. ,abula -ksterna

    . iploe

    *. ,abula interna

    klasifikasi fraktur tulang tengkorak dapat dilakukan berdasarkan&

    '. gambaran fraktur! dibedakan atas &

    a. linearb. diatase

    c. comminuted

    d. depressed. Lokasi anatomis

    a. /onveksitas

    b. 0asis cranii*. keadaan luka! dibedakan atas&

    a. terbukab. tertutup

    2.2.1. Fraktur Linear

    1raktur linear merupakan garis fraktur tunggal pada tengkorak yang meliputi seluru" ketebelan

    tulang. pada pemeriksaan radiologi akan terli"at sebagai garis radiolusen.

    2.2.2. Fraktur diastase

    1raktur yang terjadi pada sutura se"ingga terjadi pemisa"an sutura cranial. 1raktur ini sering

    terjadi pada anak diba2a" usia * ta"un.

    2.2.!. Fraktur "co##unuted$

    1raktur dengan dua atau lebi" fragmen fraktur

    ketiga fraktur diatas tidak memerlukan tindakan k"usus! kecuali jika disertai lesi intracranial

    seperti epidural "ematoma! subdural "ematoma! dll. jika disertai dengan laserasi SCALP! maka

    perlu dilakukan debridmen yang baik dan luka dapat segera ditutup dengan penja"itan.

    2.2.%. &raktur depressed

    1raktur dengan tabula eksterna pada satu atau lebi" tepi fraktur terletak ditepi ba2a" level

    anatomic normal dari tabula interna tulang tengkorak sekitarnya yang masi" utu". 1raktur ini

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    3/11

    terjadi jika energy benturan relative besar ter"adap area benturan yang relative kecil. 3isalnya

    benturan yang disebabkan ole" martil!pipa besi! kayu. Pada gambaran radiologis akan terli"at

    suatu area 4double density (lebi" radio opa6ue) karena adanya bagian bagian tumpa" tindi".

    2.2.'. Fraktur Konveksitas

    1raktur yang terjadi pada tulangtulang yang membentuk konveksitas tengkorak seperti os

    1rontalis! os Parietal! os ,emporal! os 7ksipital.

    2.2.. Fraktur basis kranii

    1raktur basis kranii adala" suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak! fraktur

    ini seringkali disertai dengan robekan pada durameter yang merekat erat pada dasar tengkorak.

    1raktur basis kranii berdasarkan letak anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior! fraktur

    fossa media dan fraktur fossa posterior.

    Secara anatomi ada perbedaan struktur di daera" basis kranii dan tulang kalfaria. urameter

    daera" basis krani lebi" tipis dibandingkan daera" kalfaria dan durameter daera" basis melekat

    lebi" erat pada tulang dibandingkan daera" kalfaria. Se"ingga bila terjadi fraktur daera" basis

    dapat menyebabkan robekan durameter. 8al ini dapat menyebabkan kebocoran cairan

    cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis).

    Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan r"inorr"ea dan raccon eyes sign (fraktur basis kranii

    fossa anterior)! atau ottor"ea dan batles sign (fraktur basis kranii fossa media). /ondisi ini juga

    dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang paling sering terjadi adala" gangguan saraf

    penciuman (#!olfactorius). Saraf 2aja" (#.facialis) dan saraf pendengaran

    (#.vestibulokok"learis). Penanganan dari fraktur basis kranii meliputi pencega"an peningkatan

    tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencega" batuk! mengejan! dan makanan

    yang tidak menyebabkan sembelit. 9aga kebersi"an sekitar lubang "idung dan telinga! jika perlu

    dilakukan tampon steril (konsultasi a"li ,8,) pada tanda bloody: otorr"ea:otoli6uorr"ea. Pada

    penderita dengan tandatanda bloody/otorr"ea:otoli6uorr"ea penderita tidur dengan posisi

    terlentang dan kepala miring ke posisi yang se"at.

    2.!. Cidera tak

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    4/11

    2.!.1 kerusakan pri#er

    kerusakan yang timbul pada saat cidera ! sebagai akibat dari kekuatan mekanik yangmenyebabkan deformasi jaringan. kerusakan ini dapat bersifat local ataupun difus.

    *. kerusakan &okal

    merupakan kerusakan yang melibatkan bagian bagian tertentu dari otak! bergantung pada

    mekanisme cidera yang terjadi. kerusakan fokal yang timbul bias berupa &

    '. Kontusio Serebri! diartikan sebagai kerusakan jaringan otak tanpa disertai kerusakan

    piamater. /erusakan tersebut merupakan gabungan daera" perdara"an (kerusakan

    pembulu" dara" kecil seperti kapiler! vena dan arteri)! nekrosis otak dan infark.

    ,eruama melibatkan puncak gyrus karna bagian ini akan bergesekan dengan

    penonjolan dan lekukan tulang saat terjadi benturan. Lesi diba2a" tempat benturandisebut kontusio 4coup sedangkan yang jau" dari tempat benturan disebut kontusio

    4kontracoup.

    . Kontusio "inter#ediete coup$ terletak diantara lesi 4coup dan 4kontracoup.

    isamping itu juga dikenal kontusio 4glinding yang terdapat pada daera" parasagital!

    biasanya disebabkan ole" gerakan dalam ara" rostrokaudal. /ontusio "erniasi timbul

    sebagai akibat dari terjadinya "erniasi! paling sering pada incisura tentorium. Lesi

    kontusio sering berkembang sejalan dengan 2aktu! sebabnya antara lain adala"

    perdara"an yang terus berlangsung! iskemik nekrosis! dan diikuti ole" edema

    vasogenik. Selanjutnya lesi akan mengalami reabsorbsi ter"adap eritrosit yang lisis

    (+;

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    5/11

    dan intraserebral. Laserasi dapat dibedakan atas laserasi langsung dan laserasi .

    Laserasi langsung disebabkan ole" luka tembus yang disebabkan ole" luka tembus

    kepala yang disebabkan ole" benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama

    pada fraktur depressed terbuka. Sedangkan laserasi tak langsung disebabkan ole"

    deformitas jaringan yang "ebat akibat kekuatan mekanis.

    +. +erdaraan intracranial,mencakup perdara"an ekstradural dan intradural. 0erikut

    anatomi pembukus otak yaitu&

    a. uramater! secara embriologi berasal dari mesoderm. ,erletak paling luar! terdiri

    dari dua lapisan! lapisan luar (lapisan periosteal) langsung melekat pada

    endosteum tabula interna. pada beberapa tempat! lapisan sebela" dalam (lapisan

    meningeal) akan memisa" dari lapisan luar se"ingga terbentuk ruang yang

    merupakan sinussinus vena (misalnya sinus sagitalis superior). iperdara"i ole"

    arteri meningea anterior! media! posterior. 3asing masing merupakan cabang

    dari arteri opt"alamika untuk yang anterior! arteri carotis iksterna untuk yang

    media! arteri vertebralis dan arteri occipitalis untuk yang posterior. uramater

    dipersarafi ole" nervus trigeminus untuk yang supratentorial! sedangkan yang

    infratentorial berasal dari nervus vagus dan sebagian cabang saraf csrvikal bagian

    rostral.

    b. Arac"noid! secara embriologi berasal dari ectoderm. ,erletak tepat diba2a"

    duramater. Lapisan ini merupaka laisan avaskuler! mendapatkan nutrisi dari CSS

    (cairan serebrispinal) dan jaringan saraf diba2a"nya. i antara duramater dan

    arac"noid disebut ruang subdural! yang merupakan ruang semu ptensial. /ea ra"

    dalam lapisan ini mempunyai banyak trabekula yang melekat pada lapisan epipial

    dari piamater. ,rebekula ini banyak memfiksasi pembulu" dara" cortical yang

    berjalan diatas lapisan epipial. >uang diantara trabekulatrabekula ini di isi ole"

    CSS! ruang ini disebut subarac"noid.

    c. Piamater! secara embriologi dan "istology sama dengan arac"noid! "anya pada

    lapisan ini sel selnya tidak saling tumpang tindi". ,erdiri dua lapisan yaitu

    lapisan epipial (luar) dan lapisan pia glia (dalam).

    5. +erdaraan ekstradural ("ematoma ekstradural)! diartikan sebagai adanya

    penumpukan dara" diantara dura dan tabula interna. Paling terletak pada daera"

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    6/11

    temporal dan frontal. Pada pemeriksaan C,scan kepala akan terli"at sebagai massa

    "iperdens berbentuk bikonveks. Sumber perdara"an biasanya berasal dari laserasi

    cabang arteri meningea ole" fraktur tulang! 2alaupin kadangkadang dapat berasal

    dari vena ataupun dilpoe. aera" pada -8 membeku! berbentuk bikonveks. 9ika

    perdara"an berasal dari vena atau diploe! maka gambaran bikonveks yang terbentuk

    lebi" tipis. -8 bifrontal sering terjadi pada anak dan bayi! biasanya berasal dari

    vena. Perdara"an ini jarang terjadi pada usia diatas ?@ ta"un! mungakin duramater

    lebi" kuat melekat pada tabula interna pada usia tua.

    perjalanan klinisnya dapat mengikuti sala" satu dari yang disebut berikut&

    a. ,etap sadar

    b. ,atap tidak sadar

    c. 3ula mula sadar lalu menjadi tidak sadar

    d. 3ulamula tidak sadar lalu menjadi sadar

    e. 3ula mula tidak sadar! lalu menjadi sadar (lucid interval) dan ak"irnya menjadi

    tidak sadar

    Lucid interval tidak potognomonik untuk -8 dan "anya terjadi pada sepertiga

    kasus. diasamping gejala diatas juga terjadi "emipiresis dan dilatasi pupil. 9ika

    terjadi pada fossa posterior! akan timbul sakit kepala dan kaku kuduk. Pada

    keadaan ini "arus dicurigai adanya massa infratentorial jika penurunan kesadaran

    selama observasi tidak disertai dengan tandatanda fokal! terutam jika disertai

    adanya jejas pada bagian occipital. -8 infrantetorial ini biasanya disebabkan

    ole" robeknya sinus vena pada dura.

    ?. +erdaraan subdural(S8) diartikan sebagai penumpukan dara" diantara dura dan

    arac"noid. =ambaran bulan sabit menunjukkan "ematoma subdural. Lesi ini lebi"

    sering ditemukan daripada -8. engan mortalitas ?@

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    7/11

    ;. +eradaraan intraserebral! atau lebi" dikenal dengan intraserebral "ematoma

    (%C8)! merupakan "ematoma yang terbentuk pada jaringan otak (parenkim) sebagai

    akibat adanya robekan pembulu" dara". ,erutama melibatkan lobus frontal dan

    temporal (;@B@)! tapi dapat juga melibatkan korpus kallosum! batang otak dan

    ganglia basalis.

    B. +erdaraan intraserebellar! merupakan perdara"an yang terjadi pada serebelum.

    Lesi ini jarang terjadi pada trauma! umumnya merupakan perdara"an spontan.

    '@. +erdaraan basal ganglia trau#atika! perdara"an dapat terjadi pada nucleus

    kaudatus! putamen dan globus pallidus. ,imbul akibat kekuatan akselerasi deselerasi

    se"ingga merobek pembulu" dara" pada yang terletak pada struktur yang dalam.

    ''. +erdaraan intraventrikuler trau#atika! diartikan sebagai adanya dara" dalam

    system ventrikel akibat trauma. Sumber perdara"an berasal dari robekan vena pada

    dinding ventrikel! robekan pada korpus kallosum! septum pellusidum! forniks atau

    pada fleksus k"oroid. Pada sepertiga kasus merupakan perluasan "ematoma yang ada

    pada lobus frontal! temporal dan ganglia basalis.

    0. Kerusakan -i&us ( kerusakan #eneluru)

    iartikan sebagai keadaan patologis penderita koma (penderita yang tidak sadar sejak

    benturan pada kepala dan mengalami suatu interval lucid) tanpa gambaran S7L ( spase

    occupying lesion) pada C, Scan atau 3>%. Paling sering disebabkan ole" kecelakaan lalu

    lintas dengan kecepatan tinggi se"ingga terjadi mekanisme akselerasi dan deselerasi.

    Angulasi! rotasi dan peregangan yang timbul menyebabkan robekan serabut saraf pada

    berbagai tempat! yang sifatnya menyeluru" (difus). /lasifikasi diffuse brain injury

    berdasarkan S, Scan kepala dibedakan menjadi&

    '. =rade ' & ,idak terdapat kelainan paotlogi yang terli"at C,.

    . =rade & Cisterna masi" #ampak ! middline s"ift d 5mmD! tidak terdapat lesi

    berdensitas tinggi atau campuran yang E5

    *. =rade * & Cisterna compress atau "ilang! middline s"ift d 5mmD! tidak terdapat lesi

    berdensitas tinggi atau campuran yang E5

    +. =rade + & Cisterna compress atau "ilang! middline s"ift E5mmD

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    8/11

    /erusakan menyeluru" berdasarkan gambaran patologi dibedakan atas &

    a. iffuse Aonal %njury

    Adanya kerusakan aon yang difus dari "emisfer serebri! korpus kallosum! batang

    otak dan serebellum (pedunkulus). A2alnya kekuatan renggang pada saat

    benturan melebi"i keta"anan aon! se"ingga terjadi sobekan atau fragmentasi

    aksolemma! dan keteraturan susunan sitoskeleton akson menjadi rusak. ,aejadi

    saat benturan tetapi ada juga yang member batas 2aktu ?@ menit sejak kejadian.

    Aksolemma dan susunan membrane pada a2alnya masi" utu"! 2alaupun susunan

    sitoskeleton akson terganggu. Peng"antaran aksiplasma akan terbendung pada

    sitoskleton yang mengalami kerusakan se"ingga terjadi pembengkakan akson

    (retraction ball)! yang ak"irnya akan menyebabkan putusnya akson. ,erjadi antara

    '+; jam (secondary aotomy).

    0eberapa gambaran patologi yang dapat ditemukan antara lain &

    a. Aonal 0alloning! butu" ' + jam untuk terjadi! jumla"nya cenderung

    makin banyak pada minggu pertama.

    b. 3icroglial stars! timbul dalam beberapa "ari atau minggu stela" cidera.

    3erupakan kelompok sel microglia yang "ipertrofi sebagai reaksi ter"adap

    kerusakan yang terjadi.

    c. egenerasi traktus panjang! terutama pada traktus ascending dan descending

    dibatang otak! k"ususnya traktus kortikospinal! lemniskus medial! spino

    cerebellar ventral! dorsal dan traktus pyramidal pada medulla spinalis.

    3erupakan degenerasi Fallerian. ,erjadi pada masa beberapa minggu "ingga

    beberapa bulan setela" cidera.

    d. =liosis masa puti" yang difus! paling menonjol pada batang otak. ,ampak

    pada masa beberapa ta"un setela" cedera.

    0erdasarkan luasnya cedera yang tiimbul! A% dapat dikelompokkan atas &

    '. =rade ' & ,anpa lesi fokal

    . =rade & engan lesi fokal pada corpus callosum

    *. =rade * & yaitu grade G lesi fokal pada kuadran dorsolateral pada rostral

    batang otak.

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    9/11

    =ambaran klinis A% ditandai dengan koma sejak kejadian! suatu keadaan

    dimana penderita tidak sadar ter"adap dirinya dan seklilingnya dan tidak

    mampu memberikan reaksi yang berarti ter"adap rangsangan dari luar.

    b. iffuse $ascular %njury

    itandai dengan perdara"an kecilkecil yang menyebar pada seluru" "emisfer

    k"ususnya massa puti" pada daera" lobus frontal! temporal dan batang otak!

    biasanya pasien segera meninggal dalam bberapa menit. Pada $% ! terjadi

    peruba"an struktur menyeluru" pada endotel mikrovaskulerotak. Se"ingga terjadi

    ekstravasasi sel dara" mera".

    .*.. /erusakan Sekunder

    /erusakan otak yang timbul sebagai kompliaksi dari kerusakan primer termasuk kerusakan

    ole" "ipoksia! iskemia! pembengkakan otak! ,,%/! "idrosefalus dan infeksi.

    0erdasarkan mekanismenya! kerusakan ini dapat dikelompokan atas dua yaitu&

    A. /erusakan 8ipoksi iskemik meneyeluru" (iffuse "ypoic isc"emic damage)

    Suda" berlangsung pada saat antara terjadinya trauma dan a2al pengobatan. 3artin

    dkk membaginya atas * fase yaitu&

    '. fase ' & "ipoperfusi! terjadi pada "ari @! dapat turun "ingga H '; ml:'@@g:min pada

    ? jam sesuda" cedera

    . fase & "yperemia! terjadi pada "ari '*

    *. fase * & vasospasme! terjadi diantara "ari +5

    Intuk pemeriksaan ini dapat digunakan Jenon C,! karena dapat menila C01

    secara 6uantitative pada berbagai lokasi otak.

    /erusakan ini timbul karena&

    '. 8ipoksia & Penurunan jumla" 7 dalam alveoli

    . %skemia & 0er"entinya aliran dara"

    *. 8ipotensi arterial sistemik

    Pada pasien dengan autoregulasi baik! peningkatan tekanan dara" dalam batas

    tertentu tidak menimbulkan peruba"an %CP ( intracranial preassure) dan C01

    (Cerebral blood 1lo2) Sedangkan penuruna tekanan dara" menyebabkan

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    10/11

    vasodilatasi pembulu" dara" otak! terjadi peningkatan volume dara" otak dan

    ak"irnya peningkatan %CP.

    CPP (Cerebral Perfusion Preassure) K 3A0P %CP

    3A0P K (Syatolic G iastolik)

    *

    3A0P (3ean arterial blood preassure) normal adala" ;@ '@@ mm8g. %CP normal

    adala" 5 '@ mm8g (H@ mm8g). CPP normal adala"

  • 7/21/2019 tugas lapkas nastesi

    11/11

    +. 7amotic 0rain edema! penurunan osmolaritas serum yang berakibat pada

    peningkatan cairan intrasel. -dema ini terjadi pada "ipontremia.

    5. %nterstisial brain edema! ekstravasasi air pada periventrikuler terjadi karena

    tingginya tekanan akibat "idrosefalus obstrukstif.