tugas kelompok 2
TRANSCRIPT
Nama Kelompok :
1. Listania Triwigati (0910233095)
2. Lita Permata Sari (0910233096)
RISET KELOMPOK (KASUS 1)
Latar Belakang
Auditor switching (Pergantian Auditor) saat ini merupakan hal yang umum
dilakukan oleh suatu perusahaan. Hal ini juga didukung oleh Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI No.423/KMK.06/2002 dan perbaharuan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa
Akuntan Publik” yaitu aturan mengenai perputaran kantor akuntan dan akuntan
publik menegaskan bahwa audit umum atas laporan keuangan yang masih bisa
dilakukan oleh kantor akuntan (akuntan publik) yang telah mencapai batas waktu
lima tahun berturut-turut. Perusahaan yang mengganti KAP yang telah mengaudit
selama lima tahun tidak akan menimbulkan pertanyaan karena perpindahan auditor
bersifat mandatory. Peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tanggal 5 Februari
2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
KAP paling lama untuk enam tahun buku berturu-turut dan oleh seorang akuntan
publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Atas dasar tujuan
pemenuhan peraturan- peraturan mengenai pembatasan audit tenure inilah maka
auditor switching dilaksanakan.
Terdapat dua bentuk auditor switch, yaitu auditor switch yang secara nyata
dan secara semu. Berikut penjelasannya :
Auditor switch yang nyata berarti perusahaan mengganti suatu KAP dengan KAP
lain yang berbeda afiliasi.
Auditor switch secara semu berarti perusahaan dianggap melakukan auditor
switch, tetapi masih merupakan KAP yang berafiliasi sama namun memenuhi
syarat yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.17/KMK.01./2008,
yaitu suatu KAP dianggap sebagai KAP yang berbeda jika komposisi partner
berjumlah di bawah 50% dibandingkan dengan komposisi partner awal.
Dalam praktiknya setiap perusahaan diizinkan untuk mengganti auditornya,
berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini adalah perusahaan diizinkan untuk
memperoleh jasa audit umum atas laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) berturut-turut selama lima tahun buku dan akuntan publik (AP) berturut-turut
selama tiga tahun. Pergantian KAP (auditor switch) yang dilakukan oleh klien
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan independensi KAP.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perusahaan mengganti Auditor
1. Ukuran Perusahaan Klien
Perusahaan besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan
kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan
dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit laporan
keuangannya. Jika mereka harus mengganti kantor akuntan publik, mereka
juga akan memilih kantor akuntan publik besar (big-4) lainnya daripada
berpindah ke kantor akuntan publik kecil (non big-4). Selain itu, menurut
Palmrose (dikutip oleh Calderon dan Ofobike, 2008) menemukan bahwa
seiring ukuran perusahaan bertambah, jumlah hubungan agensi meningkat.
Hal ini menyebabkan prinsipal (misalnya kreditor) lebih sulit dan kompleks
untuk memantau tindakan agen. Kondisi ini secara secara potensial diatasi
dengan berganti ke auditor dari suatu KAP yang memiliki independensi
tinggi untuk mengurangi biaya agensi.
2. Pertumbuhan Perusahaan Klien
Seiring dengan pertumbuhan perusahaan maka semakin kompleks kegiatan
operasionalnya, dan meningkatnya pemisahan antara manajemen dan pemilik.
Maka dari itu, perusahaan akan mengganti KAP jika perusahaan menganggap
KAP yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan mereka, atau mereka akan
cenderung mengganti dengan KAP yang lebih besar untuk meningkatkan
prestise, sehingga dimata stakeholder citra perusaaan dapat meningkat.
3. Pergantian Manajemen (Change of Management)
Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran
dewan direksinya. Apabila perusahaan mengubah dewan direksi, baik
direktur maupun komisaris, akan menimbulkan adanya perubahan dalam
kebijakan perusahaan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan
KAP. Menurut Nagy (2005) dalam Suparlan dan Andayani (2010)
menjelaskan bahwa perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan
kebijakan dan pelaporan keuangan perusahaan.
4. Masalah Keuangan Perusahaan Klien
Menurut Scwartz dan Menon (1985), kesulitan keuangan perusahaan sebagai
faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP, dapat ditinjau dari
dua cara yang berbeda, yaitu :
Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam
bangkrut menimbulkan kondisi yang dapat mendorong perusahaan
berpindah KAP, jika kesulitan keuangan perusahaan berkorelasi dengan
faktor-faktor yang dapat mendorong perusahaan berpindah KAP, seperti
perusahaan tidak setuju dengan hasil pemeriksaan auditor atau opini yang
diberikan auditor pada laporan keuangan perusahaan adalah pendapat
wajar dengan pengecualian, pergantian manajemen perusahaan, fee audit,
jaminan yang diberikan auditor, dan faktor-faktor lain yang tidak
diidentifikasikan. Faktor tersebut sering terjadi dalam bisnis yang
mengalami ketidakpastian, sehingga perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan cenderung berpindah KAP daripada perusahaan yang
sehat.
Pengaruh faktor-faktor yang merupakan instrumen berpindah KAP,
tergantung pada kondisi keuangan perusahaan karena faktor-faktor yang
dikaitkan dengan berpindah KAP pada perusahaan yang terancam
bangkrut mungkin tidak sama dengan faktor-faktor yang dihubungkan
dengan berpindah KAP pada perusahaan yang sehat dan faktor-faktor
lainnya yang relatif penting tergantung pada kondisi keuangan. Pada
perusahaan yang terancam bangkrut berpindah KAP mungkin dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti fee audit, dan hasil laporan audit yang mungkin
menimbulkan masalah pada perusahaan yang terancam bangkrut.
5. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Menurut Sinason,et al. (dikutip oleh Nasser, et al., 2006) mengemukakan
bahwa KAP kecil mengalami jangka waktu perikatan yang lebih pendek
daripada KAP besar yang mengalami jangka waktu perikatan yang panjang.
Perbedaan dalam jangka waktu ini dapat berdampak pada independensi.
Dalam jangka panjang KAP kecil akan semakin sulit mempertahankan
kliennya, dan pada waktu yang sama mempertahankan tingkat independensi
yang tinggi, juga objektivitas. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang
semakin meningkat antar KAP, juga karena perbedaan ukuran. Secara ideal,
ukuran KAP harus sebanding dengan ukuran perusahaan klien. Sebuah
ketidakseimbangan ukuran antara perusahaan klien besar yang diaudit oleh
KAP kecil dapat menyebabkan pemutusan perikatan, atau dengan kata lain
terjadi pergantian KAP.
6. Opini Audit
Menurut Kell, et al. (dikutip oleh Kadir, 1993) mengemukakan bahwa jika
manajemen perusahaan tidak sepakat dengan hasil temuan auditor yang
mengusulkan untuk dilakukan penyesuaian – penyesuaian atau
pengungkapan, maka untuk keadaan itu, auditor tidak dapat memberi opini
wajar tanpa pengecualian. Perbedaan perspektif antara manajemen
perusahaan dengan auditor dapat terjadi karena metode akuntansi yang
diterapkan pada laporan keuangan perusahaan menurut auditor menyimpang
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan harus dilakukan
pengungkapan. Oleh karena itu, auditor tidak dapat memberikan opini
sebagaimana yang diharapkan perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan
perusahaan berpindah kepada KAP yang mungkin dapat memberikan opini
audit yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Pengungkapan ketika Perusahaan mengganti Auditor
Pengungkapan dari aktivitas yang dilaporkan yaitu diperlukan jika sepanjang
periode 2 tahun sebelumnya auditor sebelumnya menginformasikan pada
pendaftar bahwa :
1. Internal control tak dapat dipercaya.
2. Auditor tidak bergantung pada manajemen.
3. Auditor memiliki syarat serius mengenai kejujuran atau keandalan dari
laporan keuangan yang sekarang atau yang dulu atau audit reports.
Dari kegiatan penggatian auditor oleh perusahaan diharapakan opini yang
dikeluarkan oleh auditor adalah opini wajar tanpa pengecualian.
Pemilihan KAP sesuai Keinginan Perusahaan dalam memberi Opini Audit
Perusahaan tidak dapat memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk
memberikan opini audit sesuai dengan yang dikehendaki. Tidak diperkenankan
terjadi hubungan bilateral monopoli dimana klien (perusahaan) dapat secara
potensial meraih keuntungan dari pekerjaan auditor dengan meminta auditor
hanya mengungkapkan hal-hal yang diinginkan klien saja. Sedangkan auditor
dapat secara potensial meraih keuntungan dengan menaikkan audit fee. Hal ini
dikarenakan di dalam “Standard Setting : Political Environment” dijelaskan
bahwa : walaupun tidak ada aturan atau hukum yang melarang suatu perusahaan
untuk mengganti auditor, profesi akuntan dan SEC ingin untuk melarang
”opinion shopping” SEC menganggap jual beli opini sebagai Praktek dari
pendaftaran yang mencari auditor yang ingin mendukung tujuan dari pelaporan
akuntansi yang berniat untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan, tetapi yang
tidak diperlukan persetujuan GAAP. Maka dari itu, di dalam Auditing Standards
Board (ASB) dari AICPA dalam Statement of Auditing (SAS) no. 7, yang terbit
pada 1975, menginginkan bahwa auditor berkomunikasi dengan auditor
pendahulu sebelum menerima perjanjian. Tujuannya adalah untuk berjaga-jaga
jika terdapat masalah-masalah dari klien auditor. Untuk menghalangi adanya jual
beli opini, SEC pada 1988 dalam FRR 31 mengklarifikasi bahwa permintaan
yang ada untuk melaporkan ketidaksetujuan dengan auditor pendahulu dan
ditambah dengan beberapa peraturan baru dalam perubahan auditor.
Tetapi faktanya juga ada auditor yang mengikuti keinginan perusahaan, hal
ini tidak dipungkiri bahwa KAP non big four dapat melakukan hal seperti itu.
Ketika kondisi ini terjadi, auditor sudah melanggar independensi akuntan publik
(melanggar pengauditan yang seharusnya memberi atestasi kewajaran laporan
keuangan, SPAP 2001)
Ketidaketisan Pemilihan KAP untuk memberi Opini Audit sesuai Keinginan
Perusahaan
Perusahaan yang memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk memberikan
opini audit sesuai dengan yang dikehendaki merupakan hal yang tidak etis.
Ketidaketisan tersebut menyebabkan tingkat indepedensi dari KAP yang
melakukan audit terhadap perusahaan tentu akan menjadi berkurang. Dimana
independemsi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu : (1) independence in
fact, dan (2) independen ini appearance. Independence in fact berarti adanya
kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan tidak
memihak di dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Sedangkan
independence in appearance berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan
publik bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari
keadaan-keadaan atau faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat
meragukan kebebasannya
Contohnya : kegagalan KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat tahun 2001,
yang gagal mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron. Hal ini
dikarenakan perusahaan mengganti KAP atas keinginan perusahaan itu sendiri
(voluntary)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 359/KMK.06/2003 tentang perubahan atas KMK Nomor
423/KMK.06/2002.
Nagy, Suparlan dan Andayani. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian
Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Proposal Doktoral UI.
Standar Profesi Akuntan Publik. 2001