tugas kel 2 nursing theory
DESCRIPTION
makalah tentang salah satu teori keperawatanTRANSCRIPT
Klasifikasi Theory Florence Nightingale
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sains Keperawatan
Oleh :
Agus Khoirul Anam (116070300111002)
Novita Ana Anggraini (116070300111007)
Barangkau (116070300111012)
Sri Haryuni (116070300111017)
Elfi Quyumi Rahmawati (116070300111022)
Sutono (116070300111027)
Noor Faidah (116070300111032)
MAGISTER KEPERAWATAN EMERGENCY
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang selalu
berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan. Perawat dituntut untuk lebih
meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan – kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan
potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakain tinggi
terhadap pelayanan keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk
pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh
aspek yang termasuk dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk
holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal
yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang dapat mempengaruhi kondisi sehat dan
sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal.
Dalam keperawatan kita mengenal empat komponen yang merupakan pola dasar dari
teori – teori keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi : manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan.
Salah satu tokoh yang mengemukakan tentang hal tersebut adalah Florence
Nightingale, atau yang sering disebut Teori Nightingale. Teori Nightingale merupakan teori
yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence Noghtingale sendiri adalah perawat
yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah
dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam
perkembangan ilmu keperawatan. Teori dari Florence nightingale sangatlah bermanfaat
bagi para perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Pada saat kita merawat pasien
mungkin kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan sangatlah
berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan kenyamanan
dan ketenangan pada saat dia di rawat.
Munculnya teory Florence nightingale menjadikan bahan kajian sebagai teori
keperawatan yang pertama. Seiring berkembangnya ilmu keperawatan maka dibuatlah
klasifikasi teori-teori yang mengklasifikasikan teori Florence Nightingale kedalam Grand
Theory.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan perhatian kita semua dan
bisa diaplikasikan dalam proses keperawatan sehingga menjadikan keperawatan menjadi
lebih maju dan professional.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah klasifikasi nursing theory pada Florence nightingale ?
1.3 Tujuan Tujuan Umum:
Secara umum, penyampaian makalah ini bertujuan agar mahasiswa memahami tentang
penerapan model konsep Florence Nightingale serta mampu mengembangkan sikap
profesional dengan menerapkan model konsep Florence Nightingale dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien pada tatanan klinik.
Tujuan khusus:
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah mahasiswa mampu:
Mengetahui klasifikasi nursing teory pada Florence nightingale
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Model Konsep dan Teori Keperawatan
2.1.1 Pengertian teori keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut
dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu
pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan
dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang
memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
2.1.2 Karakteristik teori keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik diantaranya :
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan didasarkan pada kenyataan-
kenyataan yang ada di alam seperti hubungan antara konsep manusia, konsep
sehat-sakit, dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan bersifat ilmiah,artinya teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan cara berpikir logis.
c. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan.
d. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga
dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan
Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat
digunakan dalam pedoman praktek keperawatan
2.2 Filosofi Florence Nigtingale
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – wafat di London, Inggris, 13
Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik.
Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas
jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di
semenanjung Krimea, Rusia. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan
kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian
teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik
sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan
pemerintahan Inggris.
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menenmukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan
didalam perawatan orang yang sakit dikenal dengan teori lingkungannya. Selain florence
nigtingale juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan
asuhan keperawatan yangg efisien. Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
Awal mula praktik keperawatan florence adalah tentang mulainya perang dunia. Pada saat
itu ia melihat kondisi pasien yang sangat menyedihkan banyak ditempatkan pada tempat yang
kurang layak seperti ruangan yang gelap serta lembab, sebagai mana ia tahu bahwa penyakit
bisa lebih parah ketika kondisi lingkungan yang tidak baik. Konsep inti Florence Nightingale
terhadap lingkungan di mencangkup hal-hal sebagai berikut:
1. Kesehatan Rumah
Dalam bukunya “Notes on nursing “Florence membicarakan pentingnya kesehatan
rumah yang mencangkup udara segar,air bersih,saluran pembuangan yang baik,kebersihan
dan pencahayaan.Tanpa semua hal tersebut rumah tidak akan sehat dan bisa kurang
menyehatkan jika kondisinya kurang baik.Dirumah sakit lingkungan sangat mendukung
penyembuhan pasien yang di katakan Florence bahwa lingkungan yang tidak construktif
akan menyebabkan tubuh menjadi sakit.Nightingale juga menulis bahwa kebersihan akan
berpengaruh secara internal dan eksternal terhadap kesembuhan pasien secara
keseluruhan.
2. Ventilasi dan Kehangatan
Aspek lingkungan yang menjadi perhatian Nightingale terutama adanya ventilasi yang
cukup bagi pasien.Dengan tersedianya udara yang segar maka keadaan sakit dapat
dihindari sehingga akan meningkatkan status kesehatan klien.
Sedangkan untuk kehangatan Florence menyarankan bahwa perawat harus
memperhatikan kehangatan,ketenangan dan makanan.Kehangatan ini dapat dikontrol
dengan menjaga kesimbangan antara udara yang masuk dan keluar serta memantau suhu
tubuh pasien dengan melakukan palpitating seluruh tubuh untuk mencegah dampak
turunnya tanda-tanda vital tersebut.
3. Pencahayaan
Cahaya atau sinar matahari adalah elemen lain dari penanganan perawatan Florence
yang tidak boleh diabaikan.Florence benar-benar menyakini manfaat dari sinar matahari.Ia
bahkan menyarankan perawat bisa saja membawa keluar pasien mencari sinar matahari
dengan mengacu pada aspek-aspek rungan bila kondisinya mengijinkan.
4. Keramaian/kebisingan
Merupakan elemen lingkungan lain yang diyakini Florence harus ditangani
perawat.Suara-suara yang tidak perlu atau yang mengganggu pikiran klien harus segera
diatasi karena sebaik apapun udara,pencahayaan atau perhatian perawat tidak akan berarti
tanpa adanya ketenangan sehingga akan menghambat penyembuhan pasien.
5. Variety
Nightingale mempercayai bahwa keragaman lingkungan mempengaruhi proses
penyembuhan pasien,termasuk disini adalah taman bunga dan pepohonan serta adanya
lukisan atau ukiran yang diganti setiap minggu.Selain itu juga menganjurkan pasien untuk
membaca,beraktivitas ringan,menulis dan membersihkan diri sebagai kegiatan untuk
mengurangi kebosanan.
6. Tempat tidur dan Matras
Tempat tidur (TT) merupakan tempat yang terpenting bagi pasien, terutama pasien –
pasien yang harus berbaring dalam waktu lama. Menurut Florence perawat harus
menciptakan TT menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi pasien yang dihubungkan
dengan fungsi respirasi orang dewasa yang tiap hari menghembuskan tiga liter udara
melalui paru-paru dan kulit. Dengan demikian penempatan tempat tidur yang tepat bagi
pasien akan memberikan perubahan pada tingkat kesembuhannya.Sedangkan untuk kasur
atau matras di rumah sakit modern sekarang dapat dibengkokkan untuk bersandar dan
biasanya terbungkus dengan bahan tahan air sehingga dapat menahan kotoran dan mudah
dibersihkan
7. Personal hygiene
Nightingale juga meyakini perlunya kebersihan pasien terutama yang terpenting adalah
personal hygiene pada kulit karena banyak penyakit yang dapat ditularkan lewat kulit
tersebut.Dengan demikian perawat harus membantu pasien memberikan kebutuhan dasar
dalam mandi dan mengeringkan pasien agar pori-pori kulit terjaga kebersihannya dan
mengurangi penularan penyakit.Florence juga menganjurkan tiap perawat sebelum dan
sesudah melakukan tindakan pada pasien harus mencuci tangan.
8. Nutrisi
Perawat harus juga memperhatikan makanan pasien bukan hanya mencatat makanan
yang masuk tapi juga memperhatikan waktu yang tepat untuk makan dan pengaruhnya
pada pasien.Dalam pemberian makanan perawat juga harus membedakan dengan pasien
yang mempunyai penyakit kronis agar pasien tersebut tidak mengalami keparahan karena
pemberian makanan atau diet yang tidak tepat.
9. Chattering hopes dan advices (Komunikasi dan Saran)
Nightingale mengatakan bahwa lingkungan sosial dan psychologi berbeda dengan
lingkungan fisik.Lingkungan psychologi disini mencangkup bahwa perawat harus mampu
berkomunikasi yang baik dengan pasien sehingga pasien mampu mengeluarkan apa yang
jadi pikiran atau ganjalannya serta mampu menghibur pasien untuk mengurangi stress yang
pasien rasakan.Nightingale juga mendorong perawat untuk memperhatikan keluarga yang
berkunjung agar memberikan kabar-kabar gembira pada pasien yang akan membantu
mereka untuk sehat.
10. Petimbangan Sosial
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosialnya, yang dibicarakan
dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
2.3 Teori Model Florence Nightingale
Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan
perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Inti konsep Florence
Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial. Nightingale mempunyai
pandangan untuk memanipulasi lingkungan fisik sebagai komponen sebagai komponen utama
dalam asuhan keperawatan. Dia lebih berorientasi pada ventilasi dan kehangatan, lampu,
suara, aktifitas, kebersihan lingkungan dan di dinding, penataan bed (kasur), dan nutrisi sebagai
komponen utama lingkungan yang harus dikontrol. Jika satu atau lebih aspek lingkungan yang
tidak seimbang, maka klien harus meningkatkan energi untuk memghadapi stres lingkungan.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada di dalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat
tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur
harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi
lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
2.3 Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
o Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
o Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
o Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
o Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
2.1 Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitikberatkan pada kondisi
lingkungan,antara lain:
a. Kesehatan rumah
Menurut Florence Nightingale lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses
penyembuhan dan kesehatan meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi:
1. Udara bersih dapat diketahui dengan mengetahui:
Bagaimana keadaan ventilasinya?
Apakah tinggi eternit/langit-langit dari lantai minimal 2,4m?
Apakah terdapat lobang angin atau jendela?
Apakah luas jendela >10% dari luas lantai?
Apakah didalam ruangan terasa sejuk?
Apakah didalam ruangan terasa panas?
Apakah didalam ruangan terasa pengap?
Berapa banyak jumlah jendala dalam ruangan atau rumah?
2. Air yang bersih dapat diketahui dengan mengetahui:
Apakah sumber air yang digunakan?
Berapa jarak sumber air dengan MCK?
Bagaimana sistem pembuangan air kotornya?
3. Pemeliharaan yang efisien
Apakah ada keluarga yang membersihkan ruangan atau rumah tiap hari?
4. Kebersihan
Bagaimana cara pengelolaan sampahnya?
Berapa kali lantai dibersihkan?
Apakah ada tempat sampah dalam ruangan atau rumah?
Bagaiman kondisi kebersihan MCK?
b. Penerangan atau pencahayaan
o Berapa banyak jumlah jendala dalam ruangan atau rumah?
o Apakah terdapat genting kaca dalam ruangan atau rumah?
c. Nutrisi
o Makanan apa yang ingin dimakan pasien?
o Kapan pasien akan makan?
d. Kebisingan
o Berapa lama pasien tidur dalam semalam?
o Apa yang menyebabkan pasien tidak bisa tidur?
e. Personal Hygiene
f. Lingkungan psikologi
Dalam pengkajian lingkungan psikologi Nightingale menekankan pada pasien untuk
menjaga rangsangan fisiknya,seperti: mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual yang dapat merangsang untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya. Termasuk disini juga harus diketahui informasi
tentang sistem pendukung klien dan cara-cara klien serta anggota keluarga dalam
mengatasi stres.
Perawat juga harus mengetahui perubahan perilaku klien yang menunjukkan
kecemasan,depresi,kesulitan dalam berkonsentrasi dan mempunyai kecenderungan
menunjukkan ledakkan emosional yang tidak beralasan.
g. Lingkungan social
Observasi dari lingkungan sosial yang berhubungan dengan pengumpulan data
spesifik yang berkaitan dengan penyakit dan merupakan hal yang sangat penting
untuk mencegah penyakit,misalnya sudah berapa lama anda menghisap
rokok,berapa batang yang dihabiskan dalam satu hari dsb.
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan diperoleh dari analisis informasi saat pengkajian yang
digunakan sebagai dasar membuat kesimpulan.Diagnosa keperawatan harus
mencerminkan pentingnya lingkungan yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan pasien.
Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain:
o Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan sistem
pendukung yang tidak adekuat atau kurang pengetahuan.
o Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
o Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu,kelembapan yang berubah-ubah
atau stimulasi yang berlebihan.
o Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan pemajanan lingkungan
terhadap patogen
o Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak
kondusif.
2. Rencana Asuhan keperawatan
Adalah upaya dasar merubah lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi
lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan
perkembangan individu.Upaya tersebut dapat dilakukan dengan:
o Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan sistem
pendukung yang tidak adekuat atau kurang pengetahuan.
Data subjektif:
- Anggota keluarga mengungkapkan kesulitan dalam mempertahankan tatanan yang
nyaman dirumah mereka.
- Anggota keluarga meminta bantuan untuk pemeliharaan rumah.
Data objektif:
- Menumpukkan kotoran sisa makanan atau limbah
- Gangguan lingkungan
- Suhu dirumah yang tidak biasa
- Bau yang menyengat
- Alat-alat masak,pakaian,linen belum dicuci.
- Adanya serangga atau hewan pengerat.
Rencana asuhan keperawatannya:
- Mengikuti rencana khusus untuk memelihara rumah
- Melakukan tugas pemeliharan rumah misalnya mencuci, berkebun dan
membersihkan rumah tiap hari
- Membuka jendela selebar-lebarnya
- Membuang sampah pada tempatnya.
- Menyingkirkan barang yang berbahaya dalam rumah
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang criteria rumah sehat
o Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
Data subjektif:
Mengungkapkan keluhan terhadap kondisi lingkungan saat ini
Data objektif:
Menunjukkan atau mengobservasi kurang pengetahuan tentang perilaku yang
mendukung kesehatan
Rencana Asuhan keperawatan:
- Mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan dari berbagai sumber
- Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
- Melakukan pemeriksaan dini dan pemantauan diri.
- Mengenali perilaku kesehatan pasien
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan kebersihan lingkungannya.
o Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu,kelembapan yang berubah-ubah
atau stimulasi yang berlebihan.
Data sujektif
- Keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur
- Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik
Data objektif
- Sering menguap
- Tidak bergairah
- Mata merah
- Penurunan rentang perhatian
- Letargi
Rencana asuhan keperawatan
- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama sakit
- Hindari suasana keras dan penggunaan lampu pada malam hari
- Beri lingkungan yang tenang,damai dan meminimalkan gangguan
- Bantu pasien mengidentifikasi factor-faktor yang mungkin menyebabkan kurang
tidur
- Beri posisi yang nyaman dan sentuhan yang afektif
- Ajurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang
dapat mengganggu tidur
o Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan pemajanan lingkungan
terhadap pathogen
Data subjektif:
Klien menyatakan badannya terasa panas.
Data objektif
Suhu tubuh >38ᴼc
Melihat kondisi luka terdapat pus atau tidak
Malaise
Rencana asuhan keperawatan:
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Ukur tanda-tanda vital
- Anjurkan pada pasien untuk meningkatkan makan yang mengandung protein
- Jelaskan pada pasien tentang resiko pengobatan
- Kaji faktor yang dapat meningkatkan resiko infeksi
- Lakukan rawat luka tiap hari
- Lakukan rawat luka dengan teknik septik-antiseptik
- Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemeriksaan darah
o Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak
kondusif.
Data subjektif:
Klien mengatakan tidak bias istirahat dengan tenang
Data objektif
- Banyak keluarga pasien lain yang bergantian menjenguk
- Suara gaduh,terdengar anak kecil nangis
Rencana asuhan keperawatan
- Bina hubungan saling percaya
- Anjurkan pasien untuk relaksasi dan distraksi untuk mengurangi ketegangan.
- Ciptakan lingkungan yang kondusif
3. Intervensi keperawatan
o Gangguan manajemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan sistem
pendukung yang tidak adekuat atau kurang pengetahuan.
Intervensi keperawatannya:
- Menganjurkan mengikuti rencana khusus untuk memelihara rumah
- Menganjurkan melakukan tugas pemeliharan rumah misalnya mencuci, berkebun
dan membersihkan rumah tiap hari
- Menganjurkan membuka jendela selebar-lebarnya
- Menganjurkan membuang sampah pada tempatnya.
- Menganjurkan menyingkirkan barang yang berbahaya dalam rumah
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang kriteria rumah sehat
o Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
Intervensi keperawatannya:
- Menganjurkan pada pasien dan keluarga untuk mencari informasi yang
berhubungan dengan kesehatan dari berbagai sumber
- Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
- Melakukan pemeriksaan dini dan pemantauan diri.
- Mengenali perilaku kesehatan pasien
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan kebersihan lingkungannya.
o Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu,kelembapan yang berubah-ubah
atau stimulasi yang berlebihan.
Intervensi keperawatannya:
- Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama sakit
- Menganjurkan menghindari suasana keras dan penggunaan lampu pada malam
hari
- Memberi lingkungan yang tenang,damai dan meminimalkan gangguan
- Membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan
kurang tidur
- Memberi posisi yang nyaman dan sentuhan yang afektif
- Mengajurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang
dapat mengganggu tidur
o Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan pemajanan lingkungan
terhadap patogen
Intervensi keperawatannya:
- Memeriksa ada tidaknya tanda dan gejala infeksi
- Mengukur tanda-tanda vital
- Menganjurkan pada pasien untuk meningkatkan makan yang mengandung protein
- Menjelaskan pada pasien tentang resiko pengobatan
- Mengkaji faktor yang dapat meningkatkan resiko infeksi
- Melakukan rawat luka tiap hari
- Melakukan rawat luka dengan teknik septik-antiseptik
- Melakukan kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemeriksaan darah
o Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak
kondusif
Intervensi keperawatannya:
- Membina hubungan saling percaya
- Menganjurkan pasien untuk relaksasi dan distraksi untuk mengurangi ketegangan.
- Menciptakan lingkungan yang kondusif
4. Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan terhadap klien dan keluarga mempunyai dampak pada
perubahan lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan individu atau keluarga.
3. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain :
o Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang
ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat
dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N. Kemampuan diri
sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperan penting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif.
o Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence N, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara
segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan
saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
o Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan,
yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil
akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam
mencapai keinginan atau kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien
dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor,
misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba,
semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan
lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping
individu.
Teori Model Florence dalam praktek keperawatan :
BAB III
PEMBAHASAN
Teori Florence nightingale
Teori Florence disebut sebagai grand teory . grand teory memiliki ruang lingkup yang
luas dan konsep yang umum dan proposisi. Teori pada level ini menggambarkan dan
memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk praktek tetapi tidak dirancang untuk uji
empiris. Keterbatasan penggunaan grand teory untuk mengatur, menjelaskan dan meramalkan
keperawatan dalam situasi tertentu. Teori pada level ini diniatkan untuk dihubungkan kesemua
peristiwa keperawatan. Perkembangan grand teori sebagai hasil dari refleksi pemikiran para
sarjana dalam praktek keperawatan dan pengetahuan tentang keadaan keperawatan sepanjang
waktu.
Grand teori menurut Maryline Parker dalam neursing theoris dan nursing practices
perkembangan grand teory sebagai hasil dari refleksi pemikiran para sarjana dalam praktek
keperawatan dan pengetahuan tentang keperawatan sepanjang waktu. Grand teory mewakili
pandangan teoritis yang dipegang oleh para sarjana menurut Julia George dalam nursing
theorys. Posisi ini mencakup asumsi dan prinsip-prinsip khusus. Pendeknya grand teory
memberikan dasar akademik yang kuay untuk perawatan pasien yang mana telah diuji dan
dibuktikkan dari waktu ke waktu.
Grand teory menurut Parker memberikan petunjuk untuk perawat praktisi atau nursing
practice. Grand teory menawarkan konsep umum dan proposisi yang menyinggung
keperawatan professional. Mereka memberikan wawasan atau pengetahuan untuk siapapun
yang bertemu dengan situasi yang penuh dengan persoalan dalam perawatan pasien. Grand
teory digunakan untuk mengatur, menjelaskan dan memprediksi mengantarkan kualitas
perawat dan pasien. Yang lebih penting lagi bahwa grand teory berhubungan dengan semua
aspek praktek eperawatan.
Grand teory menurut Meleis membantu perawat praktisi untuk focus dan mencapai
sasaran dalam prakteknya. Mereka memberikan dasar atas nama perawat praktisi bisa
membangun area khusus dalam keperawatan. Grand teory juga dapat meningkatkan otonomi
dari perwata praktisi, dengan semakin meningkatkan pengetahuan perawatan mereka yang
lebih independen dalam prakteknya. Akhirnya grand teory membuat perawat praktisi untuk lebih
bisa mengontrol persoalan atau aspek khusus yang berhubungan dengan perawat praktisi.
Keperawatan professional meliputi banyak konsep dan teory abstrak. Menurut Meleis
grand teory dapat memberikan hubungan diantara konsep abstrak dalam keperawatan
professional. Selain itu grand teory dengan membuat hubungan ini dapat membantu untuk
membuat konsep yang abstrak menjadi lebih dimengerti.
Menurut Meleis dan Parker grand teory memiliki dasar yang luas untuk member mereka
keuji empiric atau percobaan dan observasi dalam kasus-kasus individu. Bagaimanapun grand
teory dapat memberikan dasar yang jelas. Oleh karena itu grand teory yang menyediakan dasar
penelitian dan model experiment memudahkan middle range dan teori-teori praktek
keperawatan yang dapat membantu perawat praktisi mengantarkan kualitas keperawatan
dalam merawat disetiap situasi dengan tiap-tiap pasien.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Florence Nightingale merupakan tokoh pertama dalam keperawatan yang melahirkan teori
keperawatan. Berdasarkan perkembangan ilmu teori Florence nightingale termasuk dalam
Grand Theory.
4.2 Saran
Sebagai perawat kita dapat mengaplikasikan dan mengembangkan teory keperawatan yang
telah ada khususnya teori keperawatan Florence Nightingale.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba medika : Jakarta,
2007.
Julia, dkk. 2005. Nursing Theories. Appleton & Lange USA
Marriner, A, 2005. Nursing Theories and Their Work. Jakarta. EGC
Poter PA, Perry AG, Fundamental of nursing; Conceps, process and practise, ST louis CV
Mosby Company, 1991.
WHO. Pedoman Perawatan Pasien. EGC : Jakarta, 2005.
Zaidin Ali, Dasar – dsar Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta, 2002.