tugas jurnal filsafat dan teori ap (uas) dr andi fefta

Upload: eni-purwanti

Post on 08-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    1/18

     

    Tugas Akhir Semester

    MK. Filsafat dan Teori Administrasi Publik

    Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D

    Disusun oleh:

    Nama : Eni Purwanti

    Kelas : Reguler B

    NIM : 156030101111016

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

    MALANG

    2016

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    2/18

     

    1

    Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta

    Eni Purwanti1

    1Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi,Universitas Brawijaya

    email :[email protected]

    Abstrak

    Makalah ini membahas hubungan legislatif dan eksekutif di Provinsi DKI Jakarta

     pada saat proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun2015. Munculnya pos-pos anggaran dengan total nilai 12,1 T menjadi

     permasalahan antara Ahok dan DPRD Provinsi DKI Jakarta. DPRD Provinsi DKI

    Jakarta merasa pos-pos anggaran ini sah, karena dilindungi oleh payung hukum

    Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 pasal 55 perihal pokok pikiran

    (pokir). Namun Gubernur menyebut anggaran tersebut “siluman” karena

    dicantumkan dalam RAPBD setelah dicapai kesepakatan antara Gubernur dan

    DPRD dalam rapat paripurna mengenai penetapan RAPBD Tahun 2015.

    Ketidakharmonisan hubungan antara Ahok dengan DPRD Provinsi DKI Jakarta

    dapat ditelaah dengan menggunakan Teori Kontrol Politik Atas Birokrasi. Dalam

    Model yang dibuat oleh James H. Svara, pola hubungan Ahok Vs DPRD Provinsi

    DKI Jakarta disebut dengan  Mixture in Policy. Yaitu birokrasi yang sangat kuat

    dan mendominasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, sehingga dapat

    mengeliminasi atau menolak kontrol politik atasnya. Walaupun model ini tidak

    selalu dianggap buruk, selama kepentingan publik masih dikedepankan dalam

     penyelenggaraan pemerintahan, namun idealnya legislatif-eksekutif mampu

     bekerja sama dalam merumuskan, menetapkan, menerapkan dan mengevaluasi

    kebijakan sehingga dicapai pelayanan publik yang baik dan memuaskan.

    Kata kunci:  Ahok VS DPRD,  Mixture in Policy, RAPBD DKI Jakarta 2015,

    Strong Manager , Teori Kontrol Politik Birokrasi.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    3/18

    2 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    1.  Pendahuluan

    Perseteruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama1, atau

     biasa dipanggil Ahok, dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

    Provinsi DKI Jakarta masih saja berlangsung. Semua ini dimulai dari pembahasan

    Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi DKI

    Jakarta Tahun 20152. Bibit perseteruan sebenarnya sudah muncul lebih lama,

    yaitu sejak Ahok melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan

    Tanah Abang yang memunculkan nama Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta

    dari Fraksi PPP Abraham Lunggana (Haji Lulung)3. Perseteruan antara Ahok dan

    Haji Lulung lambat laun juga melibatkan Fraksi PPP4

    . Pada akhir tahun 2014,

    Gubernur dan DPRD Provinsi DKI Jakarta kembali bersitegang. Hal ini dipicu

    munculnya pos-pos anggaran pokok pikiran (pokir) setelah Rancangan APBD

    Tahun 2015 disepakati dalam rapat paripurna DPR. Perseteruan antara Ahok dan

    DPRD Provinsi DKI Jakarta membuat pengesahan RAPBD Tahun 2015 mundur

    sangat jauh dari jadwal yang ditentukan, dan bahkan tidak mencapai kesepakatan

    dalam rancangannya. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 disahkan dengan menggunakan peraturangubernur dan dengan menggunakan pagu anggaran tahun 20145.

    Tahun 2016, perseteruan Ahok dan DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam

    menentukan RAPBD 2016 mulai meredam6. RAPBD Tahun 2016 Provinsi DKI

    Jakarta disepakati bersama antara Gubernur dan DPRD sebelum diserahkan

    kepada Kemendagri, sehingga tidak mengalami keterlambataan seperti

    1  “Presiden lantik gubernur DKI pada Rabu siang”. www.kemendagri.go.id. 19 November 2014.

    Diakses tanggal 9 Januari 2016.2  “Diduga DPRD Susupkan Anggaran Siluman”. www.mediaindonesia.com. 26 Februari 2015.

    Diakses tanggal 9 Januari 2016. Dan “ketika ahok disamakan dengan firaun”.

    www.cnnindonesia.com. 26 Februari 2015. Diakses tanggal 9 Januari 2016.3  “10 perseteruan ahok vs haji lulung”. Pojoksatu.id. 6 Maret 2015. Diakses tanggal 9 Januari

    2016.4  “Campur  Tangan PPP Bela Lulung Serang Basuki”. megapolitan.kompas.com. 31 Juli 2013.

    Diakses tanggal 9 Januari 2016. Dan “Pernyataan Basuki yang Menyinggung Fraksi PPP”.

    megapolitan.kompas.com. 2 September 2013. Diakses tanggal 9 Januari 2016.5  “mendagri apbd dki 2015 pakai peraturan gubernur”.  www.kemendagri.go.id. 23 Maret 2015.

    Diakses tanggal 9 Januari 2016.6

     “bisik -bisik ahok dengan ketua dprd dki soal apbd 2016”. News.liputan6.com. 25 Mei 2015.Diakses tanggal 9 Januari 2016.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    4/18

    3 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    sebelumnya7. Namun beberapa fraksi merasa keberatan terhadap proses

     pembahasan RAPBD Tahun 2016 Provinsi DKI Jakarta yang sudah disepakati.

    Fraksi PPP menilai bahwa RAPBD Tahun 2016 disusun sesuka hati oleh ahok 8.

    Beberapa program dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Tahun 2016 dicoret

    oleh Gubernur tanpa melibatkan DPRD, sehingga fraksi PPP menilai fungsi dan

    keberadaan DPRD dikesampingkan oleh Gubernur 9. Berbeda lagi dengan Fraksi

    Gerindra yang mengkritik Gubernur karena anggaran belanja langsung yang

    dinilai terlalu besar 10. Sedangkan Fraksi PDI-P menyayangkan pagu RAPBD

    Tahun 2016 yang lebih rendah dari tahun 2015, namun tidak menolak rancangan

    ini11. Kritikan-kritikan yang ditujukan kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta

    tersebut, mungkin juga sebagai “serangan” terhadap sikap Ahok yang selama ini

    dikenal keras dan dinilai kurang etis. Namun tetap saja dimaksudkan untuk

    memperbaiki pola hubungan kerjasama Gubernur dan DPRD Provinsi DKI

    Jakarta. Walaupun begitu, proses penyusunan RAPBD Provinsi DKI Jakarta

    Tahun 2016, jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan dengan sepakatnya

    Gubernur dan DPRD, maka RAPBD Tahun 2016 kembali menggunakan

     peraturan daerah sebagai landasan hukum.

    Pola hubungan eksekutif (gubernur)  –   legislatif (DPRD) Provinsi DKI

    Jakarta dapat dijelaskan melalui Teori Kontrol Birokrasi (Theory of Politics

    Control of Bureaucracy)12, dimana dalam teori tersebut diuraikan berbagai macam

     pola kontrol politik atas birokrasi. Sejauh mana kekuatan politik dapat

    mempengaruhi birokrasi yang menyelenggarakan pelayanan publik dan dalam

     bidang apa saja kontrol politik ini dilakukan. Makalah ini akan menjelaskan,

    7

     “ahok  ini sejarah apbd 2016 yang terbaik di dki jakarta”. News.detik.com. 19 Desember 2015.Diakses tanggal 9 Januari 2015 dan “apbd 2016 dki jakarta disahkan tunggu proses

    administrasi”. news.liputan6.com. 4 Januari 2016. Diakses tanggal 9 Januari 2016. 8 “PPP RAPBD 2016 Disusun Suka-sukanya Ahok”. megapolitan.k ompas.com. 18 Desember

    2015. Diakses tanggal 9 Januari 2016.9 ; “PPP Anggap Ahok Menafikan Peran DPRD dalam Penyusunan Anggaran”.

    megapolitan.kompas.com. 18 Desember 2015 dan “Tanggapan Ahok Disebut Fraksi PPP

    Susun RAPBD 2016 Seenaknya”. megapolitan.kompas.com. 18 Desember 2015. Diakses

    tanggal 9 Januari 2016.10

     “Gerindra Kritik Alokasi Belanja Tidak Langsung di RAPBD DKI 2015”. 

    megapolitan.kompas.com. 18 Desember 2015. Diakses tanggal 9 Januari 201511

     “PDI-P Harusnya Alokasi RAPBD 2016 Lebih Besar dari 2015”. megapolitan.kompas.com. 18Desember 2015. Diakses tanggal 9 Januari 2016.

    12

     Frederickson, H. George, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and MichaeL J. Licari.2012. The Public Administration Theory Primer. Colorado. Westview Press.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    5/18

    4 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    ternasuk dalam pola hubungan eksekutif-legislatif serta pola hubungan dan

     pembagian yang manakah kasus perselisihan antara Gubernur dan DPRD Provinsi

    DKI Jakarta selama penyusunan APBD Provinsi DKI Jakarta.

    2.  Tinjauan Pustaka

    Dalam tata pemerintahan negara republik Indonesia, Gubernur-Wakil

    Gubernur merupakan representasi rakyat pada fungsi eksekutif dan DPRD pada

    fungsi legislatif, walaupun tidak mutlak seperti itu. Karena di Indonesia yang

     berlaku adalah pendistribusian kekuasaan (distribution of power ), maka eksekutif

     pun masih mempunyai tugas di bidang legislatif dan yudikatif 13. Eksekutif

    utamanya, bertanggungjawab dalam menerapkan hukum dan legislatif mempunyai

    kuasa dalam membuat hukum serta mengawasi pelaksanaannya. Untuk itu

    eksekutif menjalankan pemerintahan dalam ranah administrasi. Sedangkan

    legislatif membuat hukum dengan mekanisme pembahasan bersama dalam

    internal organisasinya yang terdiri dari anggota-anggota partai politik pemenang

     pemilu. Oleh karena itu, legislatif menjalankan fungsi politik dalam tata pemerintahan.

    Pada awal kemunculan administrasi publik sebagai ilmu, Woodrow Wilson

    membuat suatu model pemerintahan dimana administrasi terpisah sama sekali dari

     politik (dikotomi politik-administrasi)14. Namun kenyataannya administrasi tidak

     pernah bisa dipisahkan dari politik, karena dalam menjalankan fungsi dan

    tugasnya masing-masing selalu saling bersinggungan bahkan bekerjasama15. Teori

    kontrol politik atas birokrasi berusaha menjelaskan pola-pola hubungan antara

    administrasi dan politik dalam menjalankan pemerintahan. James H. Svara16 

    membuat model yang menjelaskan pola-pola ini (Gambar 2.1).

    13 Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hal.169-170

    14 Sjamsuddin, Sjamsiar. 2012. Dasar-Dasar Teori Administrasi Publik. Malang. Yayasan

    Pembangunan Nasional .hal.55.15

     Frederickson, H. George, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and MichaeL J. Licari.

    2012. The Public Administration Theory Primer. Colorado. Westview Press. Page 16.16 Ibid. hal.19.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    6/18

    5 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    Gambar 2.1. Empat model pola hubungan administrasi-politik oleh James H.Svara

    Gambar 2.1 menggambarkan pola-pola hubungan antara politik dan

     birokrasi. Masing-masing gambar terdiri dari sebuah kotak yang dibagi menjadi

    area kebijakan ( policy/politik) dan area birokrasi (bureaucracy/birokrasi). Garis

    tebal menunjukkan batas tanggung jawab atau kewenangan legislatif ( policy) dan

    eksekutif (bureaucracy). Area diatas garis tebal merupakan tanggung jawab

    legislatif dan area dibawah garis tebal menjadi tanggung jawab eksekutif.

    Gambar 2.1a disebut pola  policy-administration dichotomy, menyerupai

    konsep dikotomi politik-administrasi oleh Wilson, Goodnow, atau logika

     positivisme oleh Simon. Pembagian yang tegas antara politik dan ekonomi, yang

    menyisakan sedikit persinggungan atau bahkan tidak ada persinggungan sama

    sekali. Masing-masing eksekutif dan legislatif melaksanakan fungsinya secara

    terpisah.

    a. b.

    d.c.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    7/18

    6 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    Gambar 2.1b Pola  Mixture in Policy, menggambarkan konsep para ahli17 

    yang mendefinisikan politik-administrasi sebagai distribusi nilai, biaya, dan

    manfaat. Legislatif dan eksekutif berperan serta dalam proses distribusi ini, dan

    eksekutif mempunyai kesempatan luas unntuk mensimulasikan kebijakan yang

    terbatas, menyusun anggaran, dan menentukan cara pengadaannya. Lalu melalui

    implementasi, hal-hal ini mempengaruhi kebijakan yang diformulasikan oleh

    legislatif. Lengkungan bagian atas kurva bergaris tebal, menggambarkan luasnya

     bidang pembuatan kebijakan yang dipengaruhi oleh kekuatan birokrasi atau

    sedikitnya kontrol politik pada birokrasi. Sedangkan lengkungan bagian bawah

    kurva bergaris tebal, menunjukkan campur tangan politik yang terbatas dalam

     beberapa bidang administrasi. Bentuk-bentuk kontrol politik atas birokrasi

     biasanya berkaitan dengan pengadaan barang/jasa tertentu, kelonggaran

     pembelian barang/jasa tertentu atau kontrak konstruksi yang bernilai besar, atau

    membuat kesepakatan-kesepakatan administratif tertentu.

    Gambar 2.1c Pola  Mixture in Administration, merupakan kebalikan dari

    Gambar 2.1b, yaitu kontrol politik yang sangat kuat terhadap birokrasi. Beberapa

    ahli menganggapnya sebagai bentuk tanggung jawab politik atas penyelenggaraan

     birokrasi yang kurang terkendali18

    . Namun sebagian yang lain justru

    mengkhawatirkan akan kembalinya praktik-praktik korupsi yang coba dibasmi

    oleh birokrasi19.

    Gambar 2.1d dinamakan pola  Elected Official-Administrator as Co-Equals

    in Policy, menunjukkan pendapat beberapa ahli20  bahwa administrasi publik

    mempunyai hak kekuasaan yang melekat dan kewajiban etis untuk melindungi

    kepentingan masyarakat yang diwakilinya, untuk bertindak sebagai wakil bagi

    warga negara, dan untuk mengurusi urusan-urusan publik sesuai dengan peraturan perundangan, saran-saran dari dewan, dan standar birokrasi tentang keadilan dan

    efisiensi. Model ini secara akurat menggambarkan keterbatasan kekuatan politik

    dalam mempengaruhi kebijakan dan menyetujui anggaran serta menggambarkan

    17  Frederickson, H. George, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and MichaeL J. Licari.

    2012. The Public Administration Theory Primer. Colorado. Westview Press. Page 19.18

      Frederickson, H. George, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and MichaeL J. Licari.2012. The Public Administration Theory Primer. Colorado. Westview Press. Page 21

    19

      Ibid.20  Ibid.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    8/18

    7 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

     pula birokrasi yang cukup kuat dan adil untuk menerapkan kebijakan dan

    menyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan standar keadilan dan efisiensi

    tanpa melibatkan dewan.

    Gambar 2.2 tidak menggambarkan tugas-tugas legislatif dan eksekutif

    dalam aktifitas menjalankan administrasi publik. Untuk itu James H. Svara

    menjelaskan tugas-tugas itu dalam sebuah model yang diilustrasikan pada Gambar

    2.2 dibawah.

    Gambar 2.2 Pembagian tugas legislatif-eksekutif dalam administrasi publik.

    Pada Gambar 2.2, di sebelah kiri merupakan tugas-tugas legislatif dan di

    sebelah kanan adalah tugas-tugas eksekutif dalam menjalankan administrasi publik. Tugas-tugas ini dibagi dalam 4 (empat) bidang dan tugas legislatif-

    eksekutif dalam masing-masing bidang diuraikan lebih jelas pada tabel 2.1

    dibawah. Kurva bergaris tebal menunjukkan batasan kontrol masing-masing

    kekuatan dalam bidang-bidang administrasi publik. Semakin ke kiri, artinya

     birokrasi mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada kekuatan politik.

    Sebaliknya, bila semakin ke kanan, maka kekuatan politik lebih besar

     pengaruhnya daripada birokrasi.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    9/18

    8 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    Tabel 2.2 Tugas-tugas legislatif-eksekutif dalam penyelanggaraan administrasi publik.

    Bidang Tugas Legislatif Tugas Eksekutif

    Misi Menentukan tujuan, lingkup pelayanan, tarif pajak, dan hal-hal

    lain yang berkaitan dengan perundang-undangan

    Memberikan saran-saran,menganalisa keadaan dan

    kecenderungan situasi yang terjadi dimasyarakat

    Kebijakan Menyetujui rancangan peraturan,

    rancangan program dan proyek

     pembangunan, menyortir anggaran.

    Membuat rekomendasi untuk semua

    keputusan, merumuskan anggaran,

    menentukan cara pendistribusian

     pelayanan.

    Administrasi Membuat keputusan-keputusan

    tentang implentasi kebijakan,

    seperti pemilihan lokasi,

     penanganan pengaduan, dan

     pengawasan penyelanggaraan

    administrasi publik.

    Menyusun langkah-langkah

     pelaksanaan dan prosedur, serta

    membuat keputusan tentang

    implementasi kebijakan.

    Manajemen Menyarankan perubahan, meninjau

    kinerja organisasi dengan persetujuan eksekutif.

    Mengatur sumber daya manusia,

    material, dan informasi yang dimilikiorganisasi untuk menyokong

    implementasi kebijakan dan

     penerapan fungsi-fungsi

    administratif.

    Kurva bergaris tebal pada Gambar 2.2 menunjukkan sejauh mana masing-

    masing kekuatan mempengaruhi kekuatan lainnya. Dalam bidang administrasi dan

    manajemen, birokrasi mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan

    kekuatan politik. Hal ini dikarenakan, birokrasilah yang menjalankan administrasi

     publik yang berkaitan langsung dengan masyarakat dan memastikan bahwa

     pelayanan publik dilaksanakan dengan baik. Dalam bidang kebijakan, kekuatan

     politik mempunyai pengaruh lebih besar terhadap birokrasi dibandingkan

     pengaruhnya dalam dua bidang sebelumnya. Birokrasi dan politik bisa dikatakan

    mempunyai pengaruh lebih berimbang. Karena dalam bidang kebijakan, birokrasi

    memiliki sumber daya dan informasi sedangkan kekuatan politik memberikan

     persetujuan atas rumusan kebijakan. Dan dalam menentukan visi dan misi atau

    arah pembangunan, kekuatan politik lebih berpengaruh daripada birokrasi. Hal ini

    karena visi dan misi administrasi publik ditentukan oleh visi dan misi partai

     politik atau politikus yang terpilih menjadi anggota dewan.

    Dengan menggabungkan model empat bagian (Gambar 2.1) dan pembagian

    tugas legislatif-eksekutif dalam pemerintahan (Gambar 2.2), James H. Svara

    kemudian membuat sebuah model yang menyusun temuan-temuan penelitian

    lapangan dalam Gambar2.3. Dalam empat kotak di Gambar 2.3, garis putus-putus

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    10/18

    9 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    mewakili garis padat yang ditunjukkan pada Gambar2.1. Dan garis berkurva tebal

    mewakili situasi atau keadaan empiris.

    Gambar 2.3. Penggabungan empat model pola hubungan dan pembagian tugas legislatif-

    eksekutif

    Gambar 2.3a dinamakan Strong Manager , menggambarkan tata

     pemerintahan yang memiliki eksekutif yang sangat kuat. Ia memiliki keleluasaan

    lebih besar untuk ikut andil dalam bidang-bidang pemerintahan. Hal ini bisa

    ditemui pada perusahaan atau dewan direksi, di mana kebijakan sepenuhnya

    disusun oleh pemegang kendali perusahaan (manajer) dan dewan direksi hanya

    a b

    c d

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    11/18

    10 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    menyetujui atau mensahkan kebijakan. Dalam bidang pemerintahan, hal ini dapat

    digambarkan dengan sebuah model dimana legislatif memberikan kesempatan

    seluas-luasnya pada eksekutif untuk menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan

    dalam urusan sehari-hari pemerintahan.

    Gambar 2.3b Dinamakan Council Dominant , merupakan kebalikan dari

    Gambar 2.3a, pada Gambar ini legislatif memiliki kontrol yang sangat kuat

    terhadap birokrasi dalam bidang-bidang pemerintahan. Dinamakan pula Council-

    Control Of Bureaucracy. Eksekutif memiliki kontrol yang sangat besar untuk

    melakukan intervensi pada birokrasi dalam bidang-bidang pemerintahan.

    Biasanya model ini bisa ditemukan pada sebuah tata pemerintahan yang memiliki

    eksekutif yang lunak, pasif, mudah dipengaruhi, dan ditunjuk untuk menjabat oleh

    mandat yang lebih tinggi. Di sisi lain memiliki legislatif yang tegas dan anggota-

    anggotanya dipilh masyarakat melalui mekanisme pemilu.

    Gambar 2.3c Dinamakan dengan Council Incursion, yang ditandai dengan

    kontrol politik yang lebih kuat terhadap birokrasi dalam beberapa bidang

     pemerintahan. Namun di bidang lain, legislatif tidak memiliki kontrol yang cukup

    untuk mempengaruhi birokrasi, dan birokrasilah yang lebih banyak menentukan.

    Dalam model ini eksekutif menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam

    menawarkan proposal kebijakan, karena reaksi tidak terduga dari legislatif.

    Terkadang legislatif bersedia menerima banyak masukan dari eksekutif, dilain

    waktu legislatif menolak semua saran dan proposal dari eksekutif dan mengambil

    keputusan sendiri. Legislatif secara gigih melakukan intervensi dalam birokrasi

    namun dilakukan dengan sembarangan sehingga mengacak-acak tata kelola

     pemerintahan. Digambarkan dari kurva bergaris tebal dan garis putus-putus yang

    tidak beratur dan saling bersilangan.Gambar 2.3 Dinamakan Council-Manager Standoff . Dalam model ini

    eksekutif dan legislatif mempunyai kekuatan yang berimbang dalam menjalankan

    tata pemerintahan. Masing-masing saling mengawasi dan melengkapi, tanpa

    keterlibatan politik yang lebih dalam atau eksekutif yang memaksakan

    kehendaknya. Semuanya dilaksanakan dengan seimbang.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    12/18

    11 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    3.  Analisis

    Pola hubungan legislatif-eksekutif di Provinsi DKI Jakarta, selama satu

    setengah tahun masa pemerintahan Ahok mencerminkan eksekutif yang begitu

    kuat dalam menentukan arah kebijakan dan pengendalian program-program

    anggaran. Hal ini tercermin dalam beberapa kasus perseteruan yang terjadi antara

    legislatif-eksekutif selama masa itu. Contohnya, penyusunan APBD Provinsi DKI

    Jakarta Tahun Anggaran 2015 yang menggunakan Peraturan Gubernur sebagai

    landasan hukumnya. Ahok menuduh bahwa terdapat pos- pos anggaran “siluman”

    yang berusaha disisipkan oleh DPRD pada RAPBD 2015 yang total nilainya

    mencapai 12,1 T. Pos anggaran tersebut dinamakan Pokir atau pokok pikiran21

    ,

    yang sebenarnya memang diperuntukkan bagi masing-masing anggota DPRD

    untuk mewujudkan janji atau visi misinya kepada masyarakat daerah pemilihan

    yang diwakilinya. Namun memang benar, seringkali pos anggaran ini

    diselewengkan untuk kepentingan pribadi anggota DPRD atau kepentingan

    kelompok partai politiknya. Rencana APBD Tahun 2015 yang sebelumnya telah

    disepakati oleh Ahok dan DPRD pada Rapat Paripurna tanggal 27 Januari 2015,

    mendadak disisipkan program-program pokir tanpa sepengetahuan Gubernur.Kemudian ditemukan dana sebesar 12,1T yang tidak pernah diajukan oleh SKPD-

    SKPD22 melalui sistem e-budgeting . DPRD Provinsi DKI Jakarta merasa bahwa

    anggaran pokir ini sah-sah saja, karena memang ada payung hukumnya. Namun

    tidak demikian halnya dengan Ahok, anggaran ini dianggapnya potensial untuk

    diselewengkan. Maka terjadilah perseteruan yang berlarut-larut antara Gubernur

    dan DPRD Provinsi DKI Jakarta, sehingga RAPBD Tahun 2015 sangat terlambat

    diajukan kepada Kemendagri. Karena mendesaknya waktu, akhirnya dipakailah

    Peraturan Gubernur pada RAPBD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015.

    APBD yang biasanya menggunakan Peraturan Daerah, pada tahun 2015

    menggunakan Peraturan Gubernur. Tidak dicapainya kesepakatan, karena

    Gubernur memaksa untuk menghilangkan dana yang dianggapnya siluman

    sebesar 12,1 T dan hanya menggunakan program-program yang telah diajukan

    21 “menyoal-pokir-dprd”. www.kompasiana.com. 17 Juni 2015. Diakses tanggal 9 Januari 2016.

    Dan “aspirasi-masyarakat-reses-dan-pokok-pokok-pikiran-dprd”. Dewandaerah.wordpress.com. 7

    Juni 2012. Diakses tanggal 9 Januari 2016.22 Satuan Kerja Perangkat Daerah

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    13/18

    12 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    SKPD saja. Sebenarnya DPRD Provinsi DKI Jakarta “mengalah” dengan

    menyetujui RAPBD yang dibuat Gubernur, namun tidak bersedia untuk

    mengeluarkan Perda sebagai payung hukum penyusunan anggaran dengan alasan

    waktu yang tersedia tidak cukup untuk membahas RAPBD untuk kedua kalinya.

    Maka pemakaian Pergub ini, seolah-olah DPRD menyatakan kepada Gubernur

    untuk melaksanakan dan mempertanggungjawabkan sendiri anggaran yang

    dibuatnya.

    Pemakaian Peraturan Gubernur sebagai landasan hukum penyusunan

    Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun

    Anggaran 2015 menunjukkan kuatnya birokrasi dalam menghadapi intervensi

     politik dalam hal penetapan kebijakan. Hal ini sesuai dengan pola  Mixture in

     Policy” yang dibuat oleh James H.Svara. pada Gambar 2.2b. Diperlukan seorang

    manajer kota (dalam hal ini gubernur) yang memiliki kecakapan dalam

    menjalankan administrasi pemerintahan, tegas, tidak mudah terpengaruh, dan

    didukung oleh publik. Walaupun idealnya legislatif dan eksekutif bekerjasama

    dalam menyelenggarakan pemerintahan, namun dominasi salah satu kekuatan atas

    kekuatan yang lainnya tidak bisa dianggap selalu buruk. Selama kekuatan yang

    mendominasi, politik atau birokarasi, mewakili dan berusaha mewujudkan

    kehendak masyarakat maka hal ini bisa dianggap baik. Karena tujuan

     penyelenggaraan administrasi publik sebenarnya adalah untuk memberikan

     pelayanan kepada masyarakat yang baik dan memuaskan. Sistem e-budgeting 23 

    digunakan untuk mengetahui secara terperinci kegiatan-kegiatan yang diusulkan

    oleh SKPD dan menilai rasionalisasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. Termasuk

     pula melacak anggaran-anggaran yang tidak diusulkan oleh SKPD, namun tiba-

    tiba muncul dalam DPA

    24

    . Kemunculan anggaran yang tidak diusulkan ini biasanya menjadi alat politik untuk mengintervensi birokrasi. Walaupun lebih

    sering dijumpai penyelewengan dalam anggaran yang tidak diusulkan tadi, bukan

     berarti seluruh anggaran “politik” ini buruk. Terdapat juga anggaran “politik”

    yang dialokasikan dengan baik dan tepat sasaran.

    23 e-budgeting  adalah sistem aplikasi komputer yang digunakan untuk menyusun rancangan

    kegiatan SKPD.24

     Dokumen Pelaksanaan Anggaran. Dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan

    yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Permendagri13/2006, Permendagri 59/2007, Permendagri 21.2011.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    14/18

    13 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    Sedangkan dari segi pola hubungan dan pembagian tugas, perselisihan

    antara ahok dengan Dewan Perwakilan rakyat daerah Provinsi DKI Jakarta dapat

    digambarkan sebagai model Strong Manager  (Gambar 2.3a). Ahok begitu kuatnya

    dalam menolak intervensi politik DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam penyusunan

    RAPBD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Sehingga Rancangan APBD yang

    diajukan kepada Kemendagri merupakan rancangan APBD awal tanpa adanya

     pos-pos anggaran pokok pikiran (pokir) milik legislatif. Sebenarnya, rancangan

    APBD awal telah disepakati bersama antara eksekutif dan legislatif. Namun

    anggaran pokir ditambahkan setelah kesepakatan bersama. Ngototnya Ahok untuk

    menghilangkan pos anggaran pokir dan menolak untuk menempuh jalan tengah

    dengan DPRD Provinsi DKI Jakarta menggambarkan birokrasi kuat dan

    mempunyai keleluasaan sepenuhnya untuk menyusun kebijakan dalam

    administrasi publik. Walaupun pada akhirnya DPRD Provinsi DKI Jakarta

    menyetujui Rancangan APBD yang diajukan oleh Gubernur ke Kemendagri,

    namun tidak bersedia membuat peraturan daerah sebagai payung hukum

     penyusunan APBD Tahun 2015. Sebagai gantinya digunakanlah peraturan

    gubernur. Hal ini menunjukkan ciri khas legislatif pada pola Strong Manager ,

    yaitu DPRD DKI Jakarta hanya bisa menyetujui (walau tidak sepenuhnya)

    rancangan kebijakan yang dibuat oleh Gubernur sebagai eksekutif. Sedangkan

    Gubernur sangat leluasa untuk menyusun, menetapkan, mengimplementasikan,

    dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan dalam pemerintahan.

    4.  Kesimpulan dan Saran

    Perseteruan Ahok dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI

    Jakarta selama proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    Tahun 2015, menggambarkan pola hubungan legislatif-eksekutif yang disebut

    oleh James H. Svara sebagai  Mixture in Policy. Birokrasi yang sangat kuat

    mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam

    menyelenggarakan administrasi publik. Ditetapkannya APBD Provinsi DKI

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    15/18

    14 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    Jakarta Tahun 2015 menggunakan peraturan gubernur, dan bukan peraturan

    daerah, sebagai bukti kuatnya birokrasi menolak kontrol politik.

    Walaupun kekuatan birokrasi mendominasi dalam penentuan kebijakan

    anggaran, bukan berarti hal tersebut selalu tidak baik. Selama kepentingan publik

    masih dikedepankan oleh penyelenggara pemerintahan, maka model  Mixture in

     Policy  atau sebaliknya ( Mixture in Administrastion) bisa dianggap baik. Namun

    idealnya legislatif dan eksekutif bekerja sama dalam penyelenggaraan

     pemerintahan. Yaitu dalam merumuskan kebijakan, menetapkan anggaran,

    menerapkan dan mengevaluasi kebijakan dengan tetap memperhatikan

    kepentingan publik, peraturan perundangan, norma & nilai yang berlaku, serta

    standar birokrasi tentang keadilan dan efisiensi.

    Dari segi pola hubungan dan pembagian tugas, perselisihan antara Ahok

    dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta digambarkan

    dengan model Strong Manager . Birokrasi mempunyai keleluasaan penuh dalam

    merumuskan, menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan dalam

    administrasi publik. Sedangkan kekuatan politik (legislatif) hanya bisa menyetujui

    atau menolak kebijakan yang dibuat oleh eksekutif, tanpa mengintervensi lebih

     jauh dalam birokrasi. Walaupun DPRD Provinsi DKI Jakarta pada akhirnya

    menyetujui Rancangan APBD yang diajukan Gubernur ke Kemendagri, namun

    DPRD tidak bersedia membuat peraturan daerah sebagai payung hukum

     penyusunan Rancangan APBD. Dan akhirnya gubernur menerbitkan peraturan

    gubernur sebagai landasan hukum penyusunan Rancangan APBD. Hal ini

    semakin menambah keleluasaan eksekutif dalam membuat kebijaksanaan pada

     bidang-bidang pemerintahan, karena terbatasnya peran legislatif sebagai kontrol

     politik.Terlepas dari baik buruknya model  Mixture in policy  dan model Strong

     Manager   yang digambarkan dalam perseteruan Ahok dan DPRD Provinsi DKI

    Jakarta dalam penyusunan Rancangan APBD Tahun 2015, seharusnya legislatif

    dan eksekutif tetap dapat bekerjasama dalam menjalankan pemerintahan. Karena

    keduanya merupakan wakil masyarakat yang dipilih melalui mekanisme pemilu,

    dan diharapkan mampu memenuhi kepentingan masyarakat yang diwakilinya.

    Kerjasama akan membuat tujuan tersebut lebih mudah dicapai dan menghasilkan

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    16/18

    15 Ahok Versus DPRD Provinsi DKI Jakarta, Eni Purwanti

    kebijakan dan pelayanan publik yang bagus, tepat sasaran, dan memuaskan bagi

    masyarakat. Apabila hal ini terjadi, maka bisa dianggap pemerintah berhasil

    menjalankan roda pemerintahan yang baik. Pemerintah berhasil memberikan

     perlindungan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam melakukan aktifitasnya

    sehari-hari. Kedepannya, diharapkan Ahok selaku Gubernur dan DPRD Provinsi

    DKI Jakarta mampu menyelenggarakan pemerintahan secara bersama, bahu

    membahu dalam melaksanakan pembangunan di Jakarta. Perbedaan pendapat atau

     pandangan seharusnya dibicarakan bersama untuk mencapai kesepakatan

    sepanjang kepentingan masyarakat masih diutamakan, menaati perundangan,

    menaati norma dan nilai, serta memenuhi standar keadilan dan efisiensi.

    Bukannya justru berlarut-larut dan terjerumus dalam perseteruan. Selarasnya

    hubungan antara legislatif-eksekutif menciptakan situasi politik yang tenang dan

    stabil, sehingga membawa pengaruh yang positif terhadap iklim usaha dan

     perekonomian masyarakat.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    17/18

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Frederickson, H. George, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and MichaeL

    J. Licari. 2012. The Public Administration Theory Primer. Colorado.

    Westview Press.

    Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta. PT Rineka Cipta.

    Sjamsuddin, Sjamsiar. 2012. Dasar-Dasar Teori Administrasi Publik. Malang.

    Yayasan Pembangunan Nasional.

    http://www.kemendagri.go.id/news/2014/11/19/ presiden-lantik-gubernur-dki-

     pada-rabu-siang. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://www.mediaindonesia.com/mipagi/read/8687/Diduga-DPRD-Susupkan-

    Anggaran-Siluman/2015/02/26. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul

    08.00 WIB.

    http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150226102101-20-35018/ketika-ahok-

    disamakan-dengan-firaun/. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00

    WIB.

    http://pojoksatu.id/pojok-news/2015/03/06/10-perseteruan-ahok-vs-haji-lulung/.

    Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/31/0721473/Campur.Tangan.PPP.B

    ela.Lulung.Serang.Basuki. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00

    WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/02/1258142/Ini.Pernyataan.Basuki.

    yang.Menyinggung.Fraksi.PPP. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul

    08.00 WIB.

    http://www.kemendagri.go.id/news/2015/03/23/mendagri-apbd-dki-2015-pakai-

     peraturan-gubernur. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://news.liputan6.com/read/2239126/bisik-bisik-ahok-dengan-ketua-dprd-dki-

    soal-apbd-2016. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://news.detik.com/berita/3100243/ahok-ini-sejarah-apbd-2016-yang-terbaik-

    di-dki-jakarta. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://news.liputan6.com/read/2403904/apbd-2016-dki-jakarta-disahkan-tunggu-

     proses-administrasi. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

  • 8/19/2019 Tugas Jurnal Filsafat Dan Teori AP (UAS) DR Andi Fefta

    18/18

     

    http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/17070951/PPP.RAPBD.2016.Di

    susun.Suka-sukanya.Ahok. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul

    08.00 WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/17251261/PPP.Anggap.Ahok.Menafikan.Peran.DPRD.dalam.Penyusunan.Anggaran. Diakses pada tanggal 9

    Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/17501511/Gerindra.Kritik.Aloka

    si.Belanja.Tidak.Langsung.di.RAPBD.DKI.2015. Diakses pada tanggal 9

    Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/18123341/PDI-

    P.Harusnya.Alokasi.RAPBD.2016.Lebih.Besar.dari.2015. Diakses pada

    tanggal 9 Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/18470761/Tanggapan.Ahok.Dise

     but.Fraksi.PPP.Susun.RAPBD.2016.Seenaknya. Diakses pada tanggal 9

    Januari 2016 pukul 08.00 WIB.

    http://www.kompasiana.com/hendra_budiman/menyoal-pokir-

    dprd_54fd1a00a333112b3550f836. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016

     pukul 08.00 WIB.

    https://dewandaerah.wordpress.com/2012/06/07/aspirasi-masyarakat-reses-dan-

     pokok-pokok-pikiran-dprd/. Diakses pada tanggal 9 Januari 2016 pukul

    08.00 WIB.

    http://kamuskeuangandaerah.com/index.php/Dokumen_Pelaksanaan_Anggaran_S

    KPD_(DPA-SKPD). Diakses pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 10.00

    WIB