tugas ikm lanjut

44
TUGAS IKM LANJUT (Manajement organisasi dalam kepemimpinan) OLEH : NURLINDA S.kep.Ns P2 Mk 14. 01.04.215 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2013

Upload: ahdir

Post on 10-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ikm lanjut

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS IKM LANJUT

TUGAS

 

IKM LANJUT

 

(Manajement organisasi dalam kepemimpinan)

  

    

 

 

 

 

OLEH :

NURLINDA S.kep.Ns

P2 Mk 14. 01.04.215 

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2013

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

Page 2: TUGAS IKM LANJUT

A.   Latar Belakang

 

Dalam hidup manusia akan memperoleh kebahagiaan jika di dasarkan pada

keselarasan dan keseimbangan hidup pribadi, dalam hubungan dengan masyarakat,

bangsa, alam maupun dengan Tuhannya. Dengan demikian kekuatan manusia itu tidak

hanya terletak pada fisiknya semata, juga kemampuan untuk bekerjasama dengan

sesama manusia lainnya.

Nabi SAW pernah berkata : "Jika ada tiga orang diantara kamu wajib ditunjuk

satu orang sebagai pemimpin". Hadist diatas menerangkan bahwa betapa pentingnya

mengorganisir banyak orang yang lebih dari dua, yang tentunya pula dalam satu

pandangan dan tujuan untuk berbagi peran dan penghasilan. Misalnya pekerjaan itu

adalah membuat bangunan maka tidak semua orang sama-sama menggergaji kayu,

atau sama-sama mengaduk semen, namun harus ada yang bertugas sebagai arsitek,

tukang, kuli dan lain-lain.

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut

setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus

berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan

adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan organisasi dengan

perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi,

sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu

sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi

motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi.

Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan

diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit

dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah

menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia

medis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan

kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting

dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian

misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan

Page 3: TUGAS IKM LANJUT

strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan

tergantung pada kepemimpinan

Menarik untuk dicatat bahwa salah satu alasan mengapa munculnya

kepemimpinan itu menjadi sebuah topik yang cukup penting di sini karena didasarkan

pada tradisi politik suatu negara. Hampir semua negara barat yang mempraktikkan

proses politik yang demokratis memungkinkan setiap orang untuk mencapai posisi-

posisi yang memiliki tanggung jawab. Orang tersebut tidak memerlukan banyak

kekayan, teman-teman pribadi, atau tradisi kekeluargaan untuk memperoleh

kekuasaan. Oleh karena itu, studi tentang bagaimana orang-orang ini memperoleh

posisi tersebut menjadi sangat penting. Ada dua isu yang sangat penting untuk

didiskusikan yaitu pertama, berpusat pada pertanyaan mengapa seseorang itu

menginginkan untuk menjadi pemimpin dan kedua, identifikasi apa saja yang harus

dilakukan seseorang untuk memperoleh posisi tersebut.

Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi

karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah

organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami

kesuksesan, maka direktur, rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan jempol.

Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah yang memperoleh

teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah satu elemen pokok yang menjadi

perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk menarik, melatih atau

mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin – pemimpin yang efektif

Begitu pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi fokus

yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Bass (1990)

menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor

terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Schein (1992),

Nahavandi & Malekzadeh (1993) serta Kouzes & Posner (1987) juga menyatakan

bahwa pimpinan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi. Porter

(1996) dalam Sunarsih (2001). Green Berg dan Baron (2000 : 444) dalam Sunarsih

(2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam

keefektifan organisasi.

Page 4: TUGAS IKM LANJUT

Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok

penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin tidak

hanya seorang

manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas

kepada jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya

menggunakan aturan tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan

dalam melakukan agenda transformasi kearah yang lebih baik.

Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan

tugas manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik.

Meskipun demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang berbeda.

Seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik, dan

sebaliknya. Idealnya, manajer yang baik juga merupakan pemimpin yang baik.

Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain.

Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menngunakan

bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia

perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap

orang yang ditunjuk menjadi pemimpin bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik.

Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik.      Kata

manajemen berasal dari bahasa italia manegiare yang berarti “mengendalikan,” atau

dalam bahasa inggris yang berarti seni mengendalikan, bahasa prancis lalu

mengadopsi kata ini dari bahasa inggris menjadi management, yang memiliki arti seni

melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki defenisi yang mapan dan

diterima secara universal. Mary parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen

sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini berarti bahwa

seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi. Ricky W Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya

untuk mencapai sarana (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan

dapat dicapai sesuai dengan perencanaan sementara efisien berarti bahwa tugas yang

ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Page 5: TUGAS IKM LANJUT

     James A.F.Stoner dalam bukunya “management” (!982) mengemukakan

“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-

sumber daya organisasi lainnya agar mncapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan

pemimpin yang baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban setiap 

pemimpin. Namun demikan, dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa setiap

pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi/institusi dan

memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai bawahannya.

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen

organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-

keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin

dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasan, cara

mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi

mengenai pengaruh yang sah.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai

tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai (2004),

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-

pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses

mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan

tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk

tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat

yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola

tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh

bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin

dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan

Page 6: TUGAS IKM LANJUT

tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono

(2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang

pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).

Dalam menjalankan kepemimpinan, antara pemimpin satu dan lainnya tidaklah selalu

sama bahkan berbeda. Sehingga para pemipin mempunyai gaya kepemimpinan yang

berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu kiranya bagi

seorang calon pemimpin mengetahui tipe-tipe kepemimpinan supaya ia dapat

mengetahui berbagai tipe dan[6]dapat menentukan tipe mana yang efektif dijalankan

dalam sebuah lembaga tertentu. Dan perlu kiranya mengetahui kepemimpinan yang

sesuai. Dalam paper ini kami akan membahas tentang tipe kepemimpinan otokratis.

 

B.   Rumusan Masalah

1.  Bagaimana konsep dasar kepemimpinan ?

2.  Bagaimana  Tipe Kepemimpinan Otokratis ?

3.  Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ?

4.   Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut para ahli ?

5.   Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ?

6.   Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe kepemimpinan

otokratis?

 

C.  Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis.

4. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli.

5. Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik.

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu tipe kepemimpinan

otokratik.

 

Page 7: TUGAS IKM LANJUT

 

D.  Manfaat

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak manajemen

kampus maupun rumah sakit dalam melakukan strategi yang tepat untuk dapat

meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawannya terutama dengan

menggunakan gaya kepemimpinan dan menciptakan komitmen organisasi dengan

tepat.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam

rangka menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu,

khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Page 8: TUGAS IKM LANJUT

A.  Pengertian Kepemimpinan

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti

bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin

(rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin”

(leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan

kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang

mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan”

(leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta

membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga

dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok

(Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku

orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi

sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada

pencapaian tujuannya (Nawawi dan M. Martin, 1995).

Seiring dengan pengertian di atas, pemimpin adalah orang yang mempunyai

wewenang dan hak untuk memepengaruhi orang lain, sehingga mereka berprilaku

sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut melalui kepemimpinannya.

Bass (2008), Bass dan Stogdill (1990) serta Nonthouse (2012) dengan

kemampuannnya telah mencatat bahwa ada beragam defenisi kepemimpinan, mereka

hanya sebagian orang yang telah memberi arti defenisi dalam konsep.

Menurut sejarah, kepemimpinan telah dipertimbangkan untuk menjadi watak

kepribadian, pemimpin dilahirkan, dan tidak dibuat. Tindakan mempengaruhi orang lain,

mengajak, mengacu pada orang lain, dan orang yang fokus dalam proses kelompok

kemudian menjadi gaya yang bisa menjadi dasar dalam sebuah kepribadian, serta

dapat berpikir sosial.

Gulliani dan Kurson (2007) mencatat bahwa pemimpin tidak semudah yang dilihat,

mereka berfikir, belajar, dan menjadi pengemban. Hesselbein dan Cohen (1999)

menyatakan bahwa pemimpin harus menjadi penengah dan pemersatu, mereka harus

membangun jembatan  dan sukses menampung usaha-usaha dari para pengikutnya.

Page 9: TUGAS IKM LANJUT

Maka dari itu, mereka menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah persoalan

bagaimana menjadi bukan apa yang dilakukan. Secara jelas, defenisi dari

kepemimpinan merupakan gabungan dari beberapa karakteristik (Welford,2002).

Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk

bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum.

Pengertian lain mengenai kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan

pemimpin dalam hal menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain agar

melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan (LAN RI : 1996).

Menurut Robbins (1993) kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan

seseorang untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan

kelompok tersebut.

Kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi

orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya (Sullivan & Decker, 1989).

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat (motivasi)

orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap usaha mencapai

atau melampaui tujuan organisasi (Goetsch & Davis).

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan

menggerakkan orang lain agar mereka mau berbuat dan berprilaku sebagaimana yang

diharapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Pusdiklat Kesehatan Depkes RI,

1999).

Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi

kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah proses

interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai

tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu

memaksa orang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan

seorang pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain dibawah

Page 10: TUGAS IKM LANJUT

pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan

tercapai.

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab

yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya,

tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi,

pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal

sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah

SWT di akhirat.

Kata kuncinya adalah kepemimpinan melekat kepada masing-masing individu,

sesuai dengan tingkat kepemimpinannya. Setiap orang adalah pemimpin, minimal untuk

dirinya sendiri.

Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi

merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban

sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun yang

Artinya:

 “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji

mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang

akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya”(Q.S.al-Mukminun 8-11).

Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar

dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai

pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan

dalam Hadits berikut:

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban

atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dalam keluarganya, bertanggung

jawab tentang kepemimpinanya. Laki-laki itu pemimpin, bertanggung jawab tentang

kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangganya, dan bertanggung

jawab tentang kepemimpinannya. Khadam itu pemimpin bagi harta majikannya,

bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.” (H. R. Bukhori).10

 

Page 11: TUGAS IKM LANJUT

B.   Fungsi Kepemimpinan Dan Tugas Pimpinan

Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar

secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu:

fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi

yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran

pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi

pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok

dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai

suatu misal persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok

dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan

baik adalah pemimpin yang berhasil.

Dilihat dari sudut orientasi maka fungsi dan tugas pimpinan terbagi dalam orientasi

tugas dan hubungan antar manusia (HAM).

1.    Orientasi Tugas

a.    Merencanakan dan mengorganisir kegiatan.

b.    Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan maupun staf.

c.    Membuat pengawasan, memberi pengarahan dan bimbingan.

d.    Bertanggung jawab atas pekerjaanya dan pekerjaan orang lain.

e.    Mendukung kerjasama dan partisipasi staf.

f.     Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan staf.

2.    Orientasi HAM

a.    Memberi dorongan dengan sikap bersahabat.

b.    Mengungkapkan perasaan yang dialami.

c.    Mendamaikan / mempertemukan pendapat yang berbeda, menyelesaikan konflik.

d.    Memperlancar urusan dengan sebaik-baiknya.

e.    Menentukan aturan main.

Kemudian berdasarkan orientasi fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas

kepemimpinan dapat digolongkan dalam empat aspek yaitu : 9

1.    Memberikan pengarahan.

2.    Melakukan supervisi.

3.    Melakukan koordinasi.

Page 12: TUGAS IKM LANJUT

4.    Memberikan motivasi.[12]

C.   Teori Dasar Dalam Kepemimpinan

Teori-teori yang membahas kepemimpinan dapat dirangkum dalam tiga macam yaitu :

a.  Teori Bakat

Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang

pemimpin.Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin

dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu

yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut dengan “Great Man

Theory”. Banyak penelitian tentang riwayat kehidupan Great Man Theory. Tetapi

menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan

hanya dari pembawaan sejak lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau

pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi dan lingkungan lainnya.

Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi, personaliti, dan

kemampuan (perilaku). [13]

b.  Teori Perilaku

Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku apa yang dipunyai oleh

pemimpin, yang membedakan dirinya dari non-pemimpin.

Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana

seorang manager menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang

dari sebuah perilaku otoriter ke demokratik atau fokus suatu produksi ke fokus pegawai.

Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan

seorang manager dalam suatu organisasi.

c.  Teori Situasi

Penelitian-penelitian terdahulu yang mencoba melihat karkteristik dan gaya

kepemimpinan tidak dapat menemukan karakteristik atau gaya yang berlaku untuk

semua situasi. Situasi dengan demikian memainkan peranan penting dalam efektifitas

kepemimpinan.

Teori lain dalam kepemimpinan yaitu : [14]

a.  Teori Genetis (Keturunan)

Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not made” (pemimpin itu

dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini

Page 13: TUGAS IKM LANJUT

berpendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah

dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun

seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia

akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan

ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.

b. Teori Sosial

Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun

merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are

made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati). Jadi teori

ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan

pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila

diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

c.  Teori Ekologis

Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka

sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang

disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil

menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat

tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman

yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-

segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang

paling mendekati kebenaran.

Teori kepemimpinan menurut Ohio State Model (Bass,2008 ; Bass & Stogdill,1990;

Fleischman,1998), Situasional Leadership Chersey ( Blanchard dan Johnson, 2008),

The Leadership Grid (Blake & McConse,1991) dan Gaya Umum Perilaku Pemimpin :7

D.  Kriteria Pemimpin

Dalam mencari sifat/kriteria kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti

mengambil dua pendekatan yaitu :[15]

1. Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak

menjadi pemimpin.

2.  Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.

Page 14: TUGAS IKM LANJUT

Dari daftar kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, paling sedikit ia

harus mampu untuk memimpin para pegawai/bawahan untuk mencapai tujuan institusi

dan harus mampu untuk menangani hubungan antarkaryawan (interpersonal relations).

Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.   Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab

2.   Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif.

3.   Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas

4.   Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi.

RL Khan mengemukakan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaanya

dengan baik jika :

1.   Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya.

2.   Menyusun jalur pencapaian tujuan.

3.   Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.

4.   Mengubah tujuan karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara

organisatoris.

 

E.   Peranan Pemimpin

Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M.

Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 

1. Sebagai pelaksana (executive).

2. Sebagai perencana (planner).

3. Sebagai seorangahli (expert).

4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group

representative).

5. Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal

relationship).

6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and

punishments)

7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator).

8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar).

9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group).

Page 15: TUGAS IKM LANJUT

10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual

responsibility).

11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist).

12. Bertindak sebagai seorang ayah (father figure).

13. Sebagai kambing hitam (scape goat).

F.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan

1. Karateristik pribadi

Karakter pimpinan keperawatan sangat berpengaruh terhadap proses kepemimpinan

yang dijalankannya. Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan keperawatan

yang efektif sebagai berikut :

a. Jujur

b. Terbuka

c. Terus Belajar

d. Enterpreuner (Wira Usaha)

e. Disiplin

f. Intelegen

2. Kelompok yang dipimpin

Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya dipengaruhi oleh

kelompok yang dipimpinnya. Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit

menjalankan kepemimpinan. Oleh karena itu, agar memudahkan proeses

kepemimpinan maka perlu dilakukan pembagian tugas kepemimpinan kepada unit-unit

atau tim.

3. Situasi yang dihadapi

Beberapa situasi ruang perawatn berikut ini akan mempengaruhi proses

kepemimpinan dalam pelayanan asuhan keperawatn yaitu :

a. Kemampuan dan pengalaman aggota

b. Peraturan dan kebijakan rumah sakit.

Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz

(1981), yaitu : [18]

Page 16: TUGAS IKM LANJUT

1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini

mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan

akan gaya kepemimpinan.

2. Harapan dan perilaku atasan.

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya

kepemimpinan.

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan.

G. Gaya Dan Tipe Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam

menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan

yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

karyawan.

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk

tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat

yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola

tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh

bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin

dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan

tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono

(2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang

pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).

Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat

diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu :

1. Aspek Prilaku :

Page 17: TUGAS IKM LANJUT

a. Kepemimpinan positif

b. Kepemimpinan negaip

2. Aspek Kekuasan dan Wewenang :

a. Otoriter (otokratik)

b. Demokratis

c. Partisipatif

d. Bebas tindak (Laissez Faire).

Gaya kepemimpinan adalah pendekatan dan ragam seorang leader dalam

memberikan arahan, implementasi rencana dan bagaimana memotivasi anak buahnya.

Kurt Lewin (1939) yang memimpin sekelompok peneliti mengidentifikasi gaya

kepemimpinan yang berbeda-beda.

Studi awal ini sangat berpengaruh dan telah merumuskan tiga gaya kepemimpinan

utama. Menurut U. S Army Handbook, ada tiga gaya kepemimpinan utama yaitu :

1. Otoriter atau otokratis.

2. Partisipasi atau demokrat.

3. Delegatif atau pemerintahan bebas.

Di lain pihak, Gilles mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan yaitu otokratis,

demokratis, partisipatif, dan laissez faire.

Selain beberapa gaya kepemimpinan di atas, ada pula beberapa gaya kepemipinan

yang lain yaitu :

1. Gaya / tipe militeristik.

2. Gaya / tipe paternalistik.

3. Gaya / tipe karismatik.

Selain itu, dalam buku Creative Edge, William C Miller menguraikan lima gaya

kepemimpinan, yaitu :

1. Memerintah (tell)

2. Membujuk (sell)

3. Berkonsultasi (consult)

4. Meminta partisipasi (participative)

5. Mendelegasikan (delegate).

Page 18: TUGAS IKM LANJUT

Blake dan Moutin (1964,1978) mengembangkan managerial grid dan sering

menggunakannya dalam kepemimpinan keperawatan. Managerial grid memiliki lima

gaya dasar kepemimpinan dalam sebuah kombinasi untuk kepentingan produksi dan

kepentingan orang. Skala untuk setiap komponen berubah dari 1 (rendah) ke 9 (tinggi).

Lima gaya kepemimpinan di gambarkan sebagai berikut : [20]

1. Authority-Obedience / kepatuhan

Pemimpin berasumsi bahwa sebuah kekuatan posisi didapatkan dengan mengatur

kondisi pekerjaan secara efektif dan mengurangi mengintervensi bagian manusia

secara minimal.

2. Tim

Orang di komisi untuk menyelesaikan sebuah tugas, anggota kelompok saling

berhubungan dan stiap orang mengambil andil umum. Hubungan kepercayaan,

menghormati dan persamaan adalah keadaan dalam bekerja.

3. Kelompok Rekreasi

Pemimpin membayar dengan penuh perhatian untuk mendapatkan anggota

kelompok dan menjaga kenyamanan, suasana persahabatan dan tempo pekerjaan.

4. Miskin dan Lemah

Pemimpin memberikan usaha minimal dalam menyelesaikan kewajiban bekerja.

5. Organisasi Manusia (jalan Tengah)

Pemimpin menyeimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas dengan

cara mengatur moral dari anggota kelompok pada sebuah level yang menyenangkan /

kepuasan. [21]

Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri. Menurut

para ahli terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu

organisasi antara lain :

a. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau Dan Warrant H. Schmitdt

Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui titik ekstrim

yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan.

b.Gaya Kepemimpinan Menurut Likert

Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :

Sistem 1, otoritatif dan eksploitif :

Page 19: TUGAS IKM LANJUT

Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan

memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan

juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.

Sistem 2, otoritatif dan benevolent:

Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan

untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi

berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

Sistem 3, konsultatif:

Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-

hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-

keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih

digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.

Sistem 4, partisipatif :

Adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi

seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat

oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka

melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota

kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan

penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada

bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.

c. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X Dan Teori Y

Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat yaitu:[22]

1. Gaya kepemimpinan dictator

2. Gaya kepemimpinan autokratis

3. Gaya kepemimpinan Demokratis

4. Gaya kepemimpinan santai.

d. Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House

Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat gaya

kepemimpinan yaitu :

1. Directive

Page 20: TUGAS IKM LANJUT

2. Supportive

3. Participative

4. Achievement oriented

e.  Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey Dan Blanchard

Ciri –ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard meliputi :

1. Instruksi

2. Konsultasi

3. Partisipasi

4. Delegasi.

W.J. Redding dalam atikelnya “What Kind of Manager” menentukan watak dan tipe

pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu :

berorientasi tugas (task orientation)

berorientasi hubungan kerja (relationship orientation)

berorientasi hasil yang efektif (effective orientation)

Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe

kepemimpinan, yaitu : [23]

1.Tipe deserter (pembelot)

2.Tipe borokrat

3.Tipe misionaris

4.Tipe developer (pembangun)

5. Tipe oktokrat

6. Tipe Benevolent autocrat (otokrat yang bijak)

7. Tipe copromis

8.Tipe eksekutif.

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Kepemimpinan Otokratik

Page 21: TUGAS IKM LANJUT

Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang

memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara

penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang

otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah

diberikan.

Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang

oleh satu orang. Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari

dua kata yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah

kekuasaan atau kekuatan. Jadi otokratis berarti berkuasa sendiri secara mutlak (centre

of authority). Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh

seorang pemimpin dengan prilaku otoriter. [24]

Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya

menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin

bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap

mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan

sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya

serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan

masukan.

Tipe kepemimpinan otokratis ini dapat kita jumpai dalam pemerintahan feodal oleh

kerajaan-kerajaan pada zaman abad pertengahan. Kepemimpinan yang otokratis

biasanya dikendalikan oleh seorang pemimpin yang mempunyai perasaan harga diri

yang sangat tinggi. Bawahannya dianggap bodoh, tidak berpengalaman, dan

selayaknya diperintah sesuka mereka. Dengan egoisme yang sangat tinggi, seorang

pemimpin yang otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam

kehidupan organisasional seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang lain

dalam organisasi, ketergantungan total para anggota organisasi mengenai nasib

masing-masing dan sebagainya.

Gaya kepemimpinan ini cenderung dapat menurunkan kinerja seseorang karena

pemimpin yang mengambil keputusan dan kebijakan berdasarkan wewenang dia

sendiri dan “bawahannya” harus menuruti atau mengerjakan sesuai dengan

perintahnya. Hal ini sering terjadi di berbagai tempat kerja. Kebanyakan karyawan yang

Page 22: TUGAS IKM LANJUT

memiliki pimpinan yang seperti ini tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk

meningkatkan mutu kinerjanya, karena segala apa yang mereka lakukan tidak jarang

tidak memperoleh penghargaan, karena pemimpin mereka cenderung egois yang

hanya mengutamakan kepentingannya tanpa memperhatikan kondisi karyawannya.

Bagi seorang pemimpin yang seperti ini lebih menganggap karyawan-karyawannya

sebagai “bawahan” yang harus menuruti perintah dengan keputusan sepihak. Tetapi

tidak berarti gaya otoriter sepenuhnya dapat menurunkan kinerja, ada juga seorang

karyawan yang dapat termotivasi karena adanya otorisasi. Contohnya karyawan yang

cenderung menunda-nunda pekerjaan dan terlalu menyepelekan tugas, seorang yang

seperti ini tidak jarang perlu pemimpin yang otoriter agar tugas mereka cepat selesai.

Tipe Otoriter disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,

pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya

memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari

pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai

pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak

boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada

pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau

musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi

yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin

yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan

ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi,

mencari kesalahan dan meneliti orang–orang yang dianggap tidak taat kepada

pemimpin, kemudian orang–orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.

 Sebaliknya, orang–orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan

anak emas dan bahkan diberi penghargaan. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan

sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas

jika tidak ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah

menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.[26]

Page 23: TUGAS IKM LANJUT

Gaya ini digunakan ketika pemimpin meminta karyawan melakukan apa yang

diinginkan dan memerintahkan bagaimana caranya tanpa meminta petunjuk dari para

pengikutnya.

Gaya ini sebaiknya diterapkan ketika seorang pemimpin memilki semua informasi

untuk memecahkan masalah, mengejar waktu, dan karyawan juga termotivasi.

Beberapa kalangan menerapkan gaya ini sebagai “kendaraan” untuk berteriak,

menggunakan bahasa merendahkan, dan memimpin dengan ancaman dan

menyalahgunakan kekuasaan. Ini adalah gaya profesional kasar. Pemimpin

memerintah orang-orang di sekitarnya dan pantang mengulang apa yang telah

diperintahkan. Sekali pemimpin berkata, yang lain wajib melaksanakannya tanpa

banyak bertanya.

 

B.   Gaya Kepemimpinan Otokratik Menurut Para Ahli

1. Menurut Harris :

Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratik menganggap

bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan,

mengarahkan, memberikan motivasi, dan mengawasi bawahannya berpusat di

tangannya. Pemimpin seperti ini merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk

memutuskan dan menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan

diri mereka sendiri. Di lain pihak, ia mungkin mempunyai alasan-alasan untuk

mengambil posisi yang kuat untuk mengarahkan dan berinisiatif. Seorang otokrat juga

mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimalkan

penyimpangan dari arahan yang ia berikan.

2. Menurut Teori X dan Teori Y

Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang

ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih

suka dipimpin dari pada memimpin.

a. Diktator yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan

serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori

X.

Page 24: TUGAS IKM LANJUT

b. Autokratis pada dasarnya hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun

bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari

bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari teori X.

3. Menurut Ronald Lippits Dan Rapiph K. White

Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K white ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter

adalah sebagai berikut :

a). Wewenang mutlak berada pada pimpinan.

b). Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin.

c). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin.

d). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.

e). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan

dilakukan secara ketat.

f). Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin.

g).Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau

pendapat.

h). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif.

i). Lebih banyak kritik daripada pujian.

j). Pemimpin menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat.

k). Pemimpin menuntut kesetiaan tanpa syarat.

l). Cenderung adanyan paksaan, ancaman dan hukuman.

m). Kasar dalam bersikap

n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pemimpin.

4. Menurut Gillies (1996)

Gaya kepemimpinan otokratis berdasarkan wewenang dan kekuasaan merupakan

kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan

posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan

dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan

tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.

5. Menurut Likert :

a. sistem 1 : otoriter-eksploitatif, manajer tipe ini sangat otoriter, mempunyai

kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahannya melalui

Page 25: TUGAS IKM LANJUT

ancaman atau hukuman, namun kadang-kadang melalui balsan (reward), komunikasi

yang dilakukan satu arah (kebawah atau to-down), dan membatasi pengambilan

keputusan hanya untuk manajer.

b. sistem 2 : benevolent-autoritative, manajer ini mempercayai bawahan sampai

tingkat tertentu, memotivasi bawahan melalui ancaman dan hukuman meskipun tidak

selalu, membolehkan komunikasi ke atas, memperhatikan ide atau pendapat dari

bawahan, dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan meskipun masih

melakukan pengawasan dengan ketat. [28]

C.   Ciri-Ciri Kepemimpinan Otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri

sebagai berikut:

a.   Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi.

b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap    bawahan

sebagai alat semata-mata.

c.  Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.

d.  Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.

e.  Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang

mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

   Ciri-ciri kepemimpinan otokratis yang lain:

1. Memegang kewenangan mutlak (bersikap adigang, adigung, dan adiguna).

2. Kuasa dipusatkan pada diri pemimpin ( aji mumpung).

3. Merumuskan ide sendiri, rencana dan tujuan.

4. Memilih kebijakan sendiri.

5. Menetapkan keputusan sendiri.

       Ciri-ciri  lain dari kepemimpinan otokratis antara lain : [29]

1. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi.

2. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal.

3. Berambisi untuk merajai situasi.

4. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.

5. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan

yang akan dilakukan.

Page 26: TUGAS IKM LANJUT

6. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan

pribadi.

7. Adanya sikap eksklusivisme.

8. Selalu ingin berkuasa secara absolut.

9. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.

10. Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

 

D.  Perilaku Pemimpin Otokratis

Seorang pemimpin otokratis tampak dari kegiatannya memimpin anak buah.

Perilaku itu akan menunjukkan tipe kepemimpinannya antara lain yaitu:

1.    Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication).

2.    Pengawasan kepada anak buah ketat.

3.    Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali.

Sikap tipe perilaku otokratis jika menghadapi bawahan:

1.    Mementingkan tugas dibandingkan pendekatan kemanusiaan.

2.    Memaksa bawahan untuk patuh dan menuntut kesetiaan mutlak.

3.    Memaksa, mengancam, menghukum atau mengintimidasi kepada anak buah.

4.    Serba intruksi dan perintah.

5.    Kasar dalam fikiran, perasaan dan perbuatan.

6.    Kaku dalam pergaulan terutama kepada anak buah.

7.    Mencari perhatian keatasan kalau ia memimpin tingkat Lini dan Menengah.

8.    Lebih banyak kritik dari pada memuji bawah.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain :

a.    Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.

Sebagaimana hadist yang berbunyi :

“ Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat ( kepada pemimpinmu ) dalam masa

kesenangan ( kemudahan dan kelapangan ), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam

kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun

keadaan itu merugikan kepentinganmu.” (HR Imam Muslim dan An-Nasa’i).

b.    Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.

c.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.

Page 27: TUGAS IKM LANJUT

d.    Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh

bawahan.

 

E.  Kelebihan Dan Kekurangan Kepemimpinan Otokratis

Adapun kelebihan dan kekurangan dari kepemimpinan otokratis yaitu sebagai

berikut:

Kelebihan : [30]

a. Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.

b. Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam

organisasi.

c. Pengambilan keputusan mudah dilakukan.

Kekurangan :

a. Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi.

b. Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi

tawar dalam pengambilan keputusan.

c. Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power. [31]

Untung rugi gaya otoriter adalah :

1. Kecepatan dan ketegasan dalam membuat keputusan dan bertindak.

2. Produktivitas dapat meningkat.

3. Suasana kerja yang kaku, tegang, dan mencekam yang dapat berakibat

ketidakpuasan karyawan, permusuhan, pindah, dan mutu kerja berkurang.

4. Lebih cocok pada organisasi dalam keadaan darurat.

F. Contoh Sejarah Pemimpin Otokratis

Pemimpin Otoriter menganut paham bahwa dirinya adalah segalanya. Pemimpin

yang membuat aturan dan orang-orang didalam organisasinya harus mematuhi apapun

yang dikehendaki dan menjadi keputusannya.

Moammar Khadafi dari Libya dan Louis XIV dari Perancis adalah sedikit contoh

pemimpin yang memiliki tipe otoriter dalam memegang wewenang dan kekuasaannya.

Ucapan Louis XIV, “L’etat ces moi” yang sangat terkenal itu menunjukkan betapa

arogannya penguasa yang satu ini. Yang menganggap bahwa negara adalah dirinya.

Bahwa apa yang menjadi keinginannya itulah yang berlaku sebagai hukum yang harus

Page 28: TUGAS IKM LANJUT

dipatuhi dan dilaksanakan di negara Perancis saat itu. Demikian halnya dengan

Moammar Khadaffi yang menganggap Libya adalah keluarga miliknya, dan dia adalah

pemimpin keluarga tesebut.[32]

G. Tips Bagi Seorang Pemimpin Dalam Pelayanan Kesehatan

Batalden dan Vorlicky (1990) mengemukakan bahwa terdapat 14 tips yang harus

menjadi perhatian bagi seorang pemimpin yang mempunyai wawasan mutu dalam

pelayanan kesehatan, yaitu: [33]

1.Bangun secara tetap tujuan pelayanan dalam organisasi.

2.Terima atau adopsi filosofi baru.

3.  Gunakan metode saintifik untuk menentukan mutu sarana yang ada, lakukan

tindakan perbaikan yang dibutuhkan seluruh tugas dan cari bukti-bukti dari akibat yang

ditimbulkan sebagai hasil dari pembiayaan yang tidak benar atau registrasi yang tidak

lengkap.

4. Biaya yang dikeluarkan tidak akan ada artinya tanpa mutu pelayanan yang baik.

5. Tingkatkan sistem produksi dan pelayanan secara terus-menerus untuk jangka waktu

lama.

6. Jadwal ulang pelatihan.

7. Tingkatkan supervisi.

8. Hilangkan perbedaan (kastanisasi) yang ada dalam organisasi, hentikan gosip, dan

tidak menyalahkan staf/karyawan membabi buta.

9. Hilangkan hambatan di antara bagian yang ada dan tingkatkan kerja sama lintas

program.

10. Hilangkan slogan-slogan yang ada dan sejak staf/karyawan untuk bekerja lebih

baik.

11. Eliminasi standar kerja berdasarkan kuota.

12. program pelatihan (in-service-training) dalam menggunakan piranti statistik.

13. Rancang kembali program khusus pelatihan dalam hal keterampilan baru.

14. Timbulkan minat pada level manajemen puncak yang setiap harinya akan peduli 13

poin yang sudah dikemukakan di atas.

 

 

Page 29: TUGAS IKM LANJUT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

A.   Kesimpulan

Page 30: TUGAS IKM LANJUT

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti

bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin

(rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin”

(leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan

kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang

mengepalai. Apabila dilrengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan”

(leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta

membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga

dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok

(Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku

orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).

Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya

menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin

bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap

mereka itu sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan

sebagaimana manusia. Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya

serta tidak boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan

masukan. Tipe kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe

otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan

saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap

dirinya adalah segala-galanya yang memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak

buah sesuai dengan kehendaknya.

Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang

berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu

permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-

undang saja.

B.   Saran

Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan tipe

kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu orang sehingga

komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar. Sehingga dalam

Page 31: TUGAS IKM LANJUT

kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk memajukan suatu organisasi atau

perusahaan, karena pemimpin dalam tipe ini hanya memperhatikan keputusannya

sendiri, tanpa mendengarkan saran dan kritik dari bawah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Skripsi : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap  Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Semarang : UNDIP

Page 32: TUGAS IKM LANJUT

M. Fais Satrianegara & Sitti Saleha.. Buku Ajar:Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. (Jakarta : Salemba Medika, 2009), hal.33Junita, Rita. 29 Mei 2012. http://www.kabarpendidikan.blogspot.com. Dasar-Dasar Manajemen.  Pekanbaru. Mamduh M. Hanafi.  Cetakan Pertama. Manajemen.. (Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan, 1999), hal.362S. Suarli dan Yayan Bahtiar. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. (Jakarta : Penerbit Erlangga.2012