tugas ikm ibsi

32
 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Keseha tan dan ke selamata n ke rja (K3) merupaka n suat u suat u il mu  pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja diatur dalam Undang-undang Nomor I Tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja. (1) Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. (1) Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu : (1) Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja Sasaran dari K3 adalah : (1) Menjamin keselamatan operator dan orang lain Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan menjamin proses produksi aman dan lancer 1. KESEHATAN KERJA Dalam UU No. 23 Ta hun 1992 tent ang kesehatan pasa l 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan  pada seti ap tempat ke rja , khus us nya tempat yang memi lik i resi ko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membah aya kan dir i sendir i dan mas yar aka t sek eli lingny a unt uk memper ole h  produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja. (1,2) 1

Upload: iwink-neutral

Post on 15-Jul-2015

356 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 1/32

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan suatu suatu ilmu

 pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan

dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan

dan keselamatan kerja diatur dalam Undang-undang Nomor I Tahun 1970 tentang

kesehatan dan keselamatan kerja. (1)

Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan

sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaanyang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. (1)

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu : (1)

• Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja

• Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

• Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah :(1)

• Menjamin keselamatan operator dan orang lain

• Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

• menjamin proses produksi aman dan lancer 

1. KESEHATAN KERJA

Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23 mengenai

kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan

  pada setiap tempat kerja, khususnya tempat yang memiliki resiko bahaya

kesehatan yang besar bagi pekerja agar pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya untuk memperoleh

 produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga

kerja. (1,2)

1

Page 2: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 2/32

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat

 pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap

  penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor 

 pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. (1,3)

Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari occupational health yang

cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-

masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh

dalam arti usaha- usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, higiene,

 penyesuaian faktor manusia dan pekerjaannya. (2)

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,

 beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat

tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya.

Penyerasian tersebut baik secara fisik maupun psikis dalam hal cara/ metode

kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk: (4,5)

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja

di semua lapangan kerja setinggi- tingginya baik fisik, mental maupun

kesejahteraan sosialnya.

 b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang

diakibatkan oleh keadaan/ kondisi lingkungan kerjanya.

c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam

  pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-

faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yangsesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan

  pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang

meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang

mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari

2

Page 3: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 3/32

kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari

dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif 

tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu: (5)

1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.

2. Beban kerja: fisik maupun mental.

3.Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,

debu, parasit, dan lain-lain.

Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja

yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan

masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang

 pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja. (5)

2. KEDOKTERAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KER JA

KEDOKTERAN KERJA

Kedokteran kerja adalah cabang kedokteran klinis yang paling aktif di

 bidang kesehatan kerja. Peran utamanya adalah penyediaan saran kesehatan untuk 

organisasi dan individu untuk memastikan bahwa standar tertinggi Kesehatan dan

Keselamatan di Tempat Kerja dapat dicapai dan dipertahankan. Dokter kerja

harus memiliki pengetahuan yang luas dari kedokteran klinis dan kompeten dalam

sejumlah bidang penting. (6)

Kesehatan Kerja harus bertujuan promosi dan pemeliharaan tingkat

tertinggi fisik, mental dan sosial kesejahteraan pekerja di semua pekerjaan;

 pencegahan di antara para pekerja keberangkatan dari kesehatan disebabkan oleh

kondisi kerja mereka, perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari risiko

akibat faktor yang merugikan bagi kesehatan;. menempatkan dan pemeliharaan

 pekerja dalam lingkungan kerja disesuaikan dengan peralatannya fisiologis dan

 psikologis dan, untuk meringkas, adaptasi kerja untuk orang dan setiap orang

untuk pekerjaan mereka

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal

23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib

3

Page 4: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 4/32

diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang

mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya,

untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program

 perlindungan tenaga kerja. (4)

 Ruang Lingkup Kedokteran kerja

Upaya kedokteran kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,

 beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat

tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya.

Penyerasian tersebut baik secara fisik maupun psikis dalam hal cara/ metode

kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk: (3)

a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja

di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun

kesejahteraan sosialnya.

 b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang

diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam

 pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor 

yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

Ruang lingkup kedokteran kerja tidak hanya terbatas pada kesehatan dan

keselamatan pekerja tetapi juga kesejahteraannya baik secara psikologis maupun

sosial dan peningkatan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang produktif 

secara sosial dan ekonomi. (3,4)

Tujuan akhir dari kedokteran kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan suatu

 prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi

4

Page 5: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 5/32

inilah yang disebut sebagai determinan kesehatan kerja yang meliputi beban kerja,

kapasitas kerja dan lingkungan kerja. (3,4)

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerjayang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja

dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Beban kerja meliputi beban fisik,

 beban mental, maupun beban social. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau

kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja

menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Kesehatan kerja berusaha

mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau para pekerja denagn

merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja.

Misalnya alat untuk membajak sawah diciptakan mesin pembajak, untuk 

mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan komputer, dan sebagainya. (3,4)

Upaya dalam Kedokteran Kerja

Peran dokter, salah satunya adalah melayani pemeriksaan kesehatan

( Medical Check Up) terhadap masyarakat umum maupun perusahaan / instansi

atau institusi dengan pendekatan dari berbagai aspek kesehatan yang ada. Untuk 

menangani problematika kesehatan secara menyeluruh maka dokter harus

menggunakan pendekatan Occupational Health (kesehatan kerja) yang meliputi

tindakan promotif maupun preventif, penyesuaian faktor manusia terhadap

 pekerjaannya, lingkungan kerja dan penyakit umum yang melibatkan berbagai

multi disiplin ilmu yang terintegrasi. (4)

Salah satu fungsi dan upaya WHO yang diabadikan dalam Konstitusi

adalah untuk mendorong perbaikan kondisi kerja.. Pada tahun 2007, MajelisKesehatan Dunia WHO Global mengesahkan Rencana Aksi Buruh Kesehatan

(IPK) (2008-2017) yang merupakan tindak lanjut dari Strategi Global WHO

tentang Kesehatan untuk Semua disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada

tahun 1996. (4)

Tujuan utama dari IPK adalah untuk:(6)

5

Page 6: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 6/32

• Memperkuat fungsi pemerintahan dan kepemimpinan sistem kesehatan

nasional untuk merespon kebutuhan khusus kesehatan kerja populasi

• Menetapkan tingkat dasar perlindungan kesehatan di semua tempat kerja

untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan pekerja antara dan di

dalam negara dan memperkuat promosi kesehatan di tempat kerja.

• Memastikan akses semua pekerja untuk pelayanan kesehatan preventif dan

kesehatan kerja link ke perawatan kesehatan primer.

• Meningkatkan pengetahuan dasar untuk bertindak untuk melindungi dan

mempromosikan kesehatan pekerja dan membangun hubungan antara

kesehatan dan bekerja.

• Merangsang penggabungan tindakan pada kesehatan pekerja dalam

kebijakan lain, seperti pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan,

liberalisasi perdagangan, perlindungan lingkungan dan kerja.

Pemerintah telah menerbitkan undang-undang no 1 tahun 1970 tentang

keselamatan kerja, yaitu : (4)

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian- kejadian lain yang berbahaya.

5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau

radiasi, suara dan getaran.

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik 

maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

10. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.

11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

6

Page 7: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 7/32

12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

 proses kerjanya.

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang.

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

 penyimpanan barang.

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

 berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Dari undang-undang yang dibuat tersebut, maka para pekerja dapat bekerja

dengan tenang dan dapat menaikkan pendapatan perusahaan tempatnya bekerja

tanpa harus memikirkan bagaimana membayar biaya pengobatan apabila pekerja

tersebut sakit karena kesehatan mereka sudah dijamin oleh undang-undang.

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,

alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit

Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. (9,10)

WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.

2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma

Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada

sebelumnya, misalnya asma.

Faktor Penyebab

7

Page 8: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 8/32

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada

 bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja,

sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab

dapat dikelompokkan dalam 5 golongan: (8)

1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang

sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,

maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap,

gas, larutan, awan atau kabut.

3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur 

4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan

cara kerja

5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu

dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat. (8,9,10)

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat

digunakan sebagai pedoman: (8)

1. Tentukan Diagnosis klinisnya

2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit

tersebut

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapatmengakibatkan penyakit tersebut.

5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat

mempengaruhi

6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

8

Page 9: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 9/32

3. HIGIENE INDUSTRI DAN WALK TROUGH THE SURVEY

Pengertian

Higiene Industri atau kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang

ditunjukkan untuk mengenal mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-

faktor dan stress lingkungan ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan, kesejahteran, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan

masyarakat. (9)

Faktor lingkungan kerja meliputi factor fisik, kimia, biologi, ergonomic dan

 psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya. (9)

 

Tujuan Higiene Industri

1. Mencegah timbulannya kecerdasan dan penyakit akibat kerja melalui

usaha-kungan usaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluasi), dan

 pengendalian (contol) bahaya lingkungan kerja atau accupational health hazards.

2. Menciptakan kondisi tempat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan

nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahan maupun kepada

karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja

karyawan.

Kesehatan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi

faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi

 pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk 

mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres

9

Page 10: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 10/32

lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan,

kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat.

Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah: (9)

• Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-

usaha pengenalan (recognizion), penilaian (evaluation), dan pengendalian

(control) bahaya lingkungan kerja atau occupational health hazard

• Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan

nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada

karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas

kerja karyawan.

Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan

masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang mungkin

timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya

lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja,

utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan,

 penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja. (9)

Program kesehatan lingkungan kerja

Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang menyangkut

faktor-faktor yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan

hazard kesehatan yaitu: faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi.

a. Faktor Fisik 

Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa

kebisingan, getaran, radiasi, dan temperatir ekstrim. Faktor-faktor ini penting

diperhatikan dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap kesehatan

 pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara kumulatif.

•  Noise (kebisingan) dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki

yaitu dalam bentuk gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair 

dan gas. Bunyi dapat didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada

10

Page 11: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 11/32

telinga oleh getaran. Kualitas suara dapat ditentukan oleh 2 faktor yaitu

frekuensi dan intensitas suara.

Jenis-jenis kebisingan yang dapat ditemukan di tempat kerja adalah:

1. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang ditimbulkan

oleh mesin-mesin yang beroperasi terus menerus misalnya suara

generator.

2. Kebisingan intermitten, yaitu jenis kebisingan yang ditimbulkan

oleh mesin-mesin yang tidak beroperasi secara terus menerus

melainkan terputus-putus, misalnya mesin gerenda.

3. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin

atau peralatan yang oleh karena penggunaannya terjadi hentakan-

hentakan, misalnya mesin pres dan mesin tumbuk.

• Fibrasi (Getaran Mekanik)

Identifikasi Fibrasi

Terdapat beberapa peralatan yang waktu digunakan menimbulkan

getaran, dimana getaran tersebut berakibat timbulnya resonansi pada

alat-alat tubuh sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya

disalurkan melalui lantai, tempat duduk atau melalui alat tangan yang

digunakan. Misalnya pada saat mengendarai mobil, traktor dan forklif.

Pengaruh fibrasi

Pengaruh getaran terhadap tubuh karyawan adalah

1. Menimbulkan gangguan kenyamanan sehingga saat bekerja merasa

tidak nyaman karena penggunaan alat yang menghasilkan getaran

2. Menimbulkan kelelahan

3. Menimbulkan bahaya kesehatan,

• Radiasi

Identifikasi radiasi di tempat kerja

Radiasi adalah hazard kesehatan di lingkungan tempat kerja dan dibagi

menjadi 2 golongan yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion

Radiasi mengion

11

Page 12: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 12/32

Umumnya dapat ditemui di tempat kerja karena penggunaan alat yang

menggunakan bahan radiasi. Atau mempunyai inti yang tersusun dari

 proton dan neutron. Proton mempunyai muatan positif dan neutron

 bermuatan negatif.

Radiasi mengion dibagi menjadi 5 jenis yaitu: radiasi sinar alfa, beta,

gamma, sinar X dan neutron

Radiasi tidak mengion

Sinar adalah murni energi disebut sebagai energi elektromagnetik dan

keran karakternya barbagai jenis sinar mengacu pada karasteristik 

gelombang. Energi sinar berkaitan dengan panjang gelombang. Panjang

gelombang yang lebih pendek energinya lebih tinggi. Yang termasuk 

radiasi tidak mengion adalah gelombang mikro (microwave), sinar 

laser, sinar inframerah dan sinar ultraviolet.

Pengaruh radiasi terhadap kesehatan tergantung dari jenis radiasi yang

terdapat di lingkungan tempat kerja. Efek radiasi umumnya akan

menimbulkan luka bakar pada jaringan tubuh yang terkena.

Pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh terutama adalah

gangguan terhadap faali tubuh

Sinar inframerah dapat menyebabkan katarak pada mata

Sinar ultraviolet dapat meyebabkan konjungtivitis, bagi orang

yang kulitnya kurang pigmen yang terpapar dapat menyebabkan

kanker kulit.

Sinar X dan gamma dapat mnenyebabkan luka bakar, impotensi,

kerusakan pada hipoitik dan leukimia.

Sinar alfa dan beta dapat menyebabkan kelainan pada daerah

yang terkena /terpapar dan menimbulkan kelainan kronis yang

akhirnya dapat terjadi pada jaringn-jaringan yang lebih peka.

• Temperatur Ekstrim

Suhu ekstrim merupakan hazard kesehatan di tempat kerja yang

disebabkan karena suhu sangat rendah atau suhu sangat tinggi. Keadaan

12

Page 13: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 13/32

ini biasa disebabkan karena iklim yang ada, juga dapat ditimbulkan karena

dalam proses produksi memerlukan temperatur ekstrim.

Temperatur rendah

Untuk mengidentifikasi adanya hazard temperatur dingin (rendah) dapat

ditemui pada karyawan yang bekerja pada pabrik freezer, pengepala

daging, fasilitas cold storage, dan pertanian di daerah kutub (northterm

areas). Terdapat kumpulan sinyal dari kulit dan core (kumpulan organ-

organ dalam tubuh) yang terintegrasi dengan porsi otak yaitu hipotalamus.

Hipotalamus berfungsi sebagai pengatur fungsi organ-organ tubuh

termasuk temperatur tubuh dan bekerja seperti termostat yang mengatur 

dan memelihara temperatur normal. Tetapi karena terdapat pengaruh

temperatur luar tubuh sangat dingin maka kerja hipotalamus menjadi

terganggu dan hal ini akan mempengaruhi tubuh, diantaranya:

- Hipotermia yaitu perasaan yang sangat dingin sampai menggigil dan

menyebabkan denyut jantung pelan dan kadang-kadang tidak teratur,

tekanan darah lemah, kulit dingin, pernapasan tidak teratur, dan bisa

terjadi kolaps. Hal ini terjadi pada temperatur 2-100C, pengruh tersebut

 juga tergantung dari keadaan individu yaitu: tergantung dari daya tahan

tubuh, keadaan fitness, umur dan budaya.

- Raynound’s phenomenon adalah keadaan pucat pada daerah jari.

Raynound’s phenomenon ini dikaitkan dengan jumlah penyakit

termasuk sistemik skleroderma, pulmonary hipertension, multiple

sklerosis yang juga disebut penyekit Raynound’s.

- Chilblains adalah kelainan pada bagian-bagian tubuh menjadi bengkak,

merah, panas, dan sakit yang diselingi dengan gatal-gatal.- Trench foot adalah kerusakan anggota tubuh terutama pada kaki oleh

kelembaban yang dingin.

- Frostbite adalah akibat terpaapr temperatur yang sangat dingin dan

dapat menimbulkan gangren.

Temperatur tinggi (Heat Stres)

13

Page 14: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 14/32

Hazards temperatur tinggi (heat stres) dapat ditemukan pada operasi

 perusahaan yang menggunakan peralatan yang memerlukan panas tinggi,

misalnya pengecoran biji besi atau baja, ruang pembakaran, ruang boiler,

atau peralatan-peralatan lainnya yang dalam operasinya memerlukan suhu

tinggi.

Pengaruh heat stres terhadap tubuh adalah:

Heat Train adalah serangkaian respon fisiologis terhadap heat stres

yang direfleksikan pada derajat heat stres yang dapat menimbulkan

gangguan perasaan tidak nyaman sampai terjadi heat disorder.

Heat Cramps adalah gangguan yang disebabkan oleh karena

terpapar suhu yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan

meningkatnya temperatur tubuh, kekurangan cairan dalam tubuh yang

menyebabkan kekurangan garam natrium dalam tubuh.

Heat Exhaution adalah terjadi oleh karena pengaruh cuaca yang

sangat panas, terutama bagi mereka yang tidak teraklimatisasi.

Penderita keluar keringat banyak, tetapi suhu badan dalam keadaan

normal atau subnormal, tekanan darak menurun, dan nadi lebih cepat,

terasa lemah, dan bisa terjadi pingsan.

Heat Stroke adalah terjadi karena terpapar panas yang sangat tinggi

dan dengan pekerjaan yang sangat berat dan belum teraklimatisasi.

Gejalanya adalah suhu badan naik, kulit kering dan panas, vertigo,

tremor, dan konvulsi

b. Faktor kimia

Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia

mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian

khusus. Hal ini karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor 

industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat

 bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai

menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang

masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.

14

Page 15: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 15/32

- Identifikasi hazards kimia dan identifikasi bahwa di dalam udara tempat kerja

terdapat hazards kimia, kita harus mengetahui bahan kimia yang digunakan

sebagai raw materials, hasil produksi, dan hasil sampingannya (by-product).

Informasi penting lainnya yng diperlukan dapat diperoleh dari Material Safety

Data Sheet (MSDS), yaitu yang harus disuplai oleh pabrik atau importir bahan

kimia tersebut.

- Jenis kontaminan udara

Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara

dapat digolongkan menjadi:

1. Dust (Debu)

Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan,

  penghancuran, pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap

material organik dan anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batu

 bara, kayu, dan biji-bijian.

Debu yang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahan pada

saluran pernapasan bagian atas.

Partikel atau debu berukuran 3-5 mikrometer akan tertahan pada

saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan debu yang berukuran 1-

3 mikrometer akan tertinggal pada permukaan alveoli paru-paru. Debu

yang berukuran kurang dari 0.1 mikrometer akan bergerak keluar 

masuk alveoli.

2. Fumes (upa cair)

Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas,

umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan

diameter kurang dari 1.0 mikrometer. Pengelasan (welbing),  penyolderan yang tidak cukup panas dan pekerjaan lainnya akan

menghasilkan fumes.

3. Smoke (asap)

Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya

kurang dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak 

sempurna dari benda yang mengandung karbon seperti batu bara dan

15

Page 16: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 16/32

minyak. Asap umumnya mengandung titik-titik (droplets) partikel

kering.

4. Mists (Kabut)

Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk 

dari kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari

  bentuk cair menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air 

(spashing, forming, pemecahan atom cairan/atomizing).

5. Gas

Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri,

melainkan mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan

normal. Bentuknya dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan

tekana yang tinggi

6. Vaspors (uap)

Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam

keadaan normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah

 proses dari sautu bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara

sekitarnya. Dengan mengetahui mengetahui bentuk dan ukuran-

ukuran bahan pencemaran udara adalah penting dalam program

kesehatan lingkungan kerja (pengenalan, evaluasi, pengendalian

hazards) dan juga dalam menentukan pemilihan alat pelindung diri

yang tepat.

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh

Terdapat 3 cara dimana bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh manusia,

yaitu melalui:Saluran Pernapasan

Bahan kimia yang merupakan kontaminan udara dapat langsung terhirup

melalui alat pernapasan. Bahan kimia yg masuk melalui paru- paru dapat

langsung masuk ke dalam aliran darah, dan oleh darah tersebut terbawa ke

seluruh tubuh.

16

Page 17: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 17/32

Kulit juga merupakan pintu masuk bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui

car absorpsi. Beberapa bahan kimia dapat terserap oleh lubang rambut,

terserap pada lemak dan minyak kulit seperti senyawa organik, pestisida

organopirospate. Bahan kimia yg tereabsorpsi melalui kulit tersebut dapat

menimbulkan kercunan secara sistemik.

Saluran pencernaan

Di tempat kerja orang tidak sadar dan sengaja terminum atau termakan bahan

kimia beracun. Oleh karena itu pekerja tidak diperkenankan makan, minum,

atau merokok ditempat kerja. Sebelum makan dan minum diharuskan mencuci

tangan dengan bersih. Bahan kimia beracun yang terserap melalui cairan alat

 pencernaan dapat masuk ke dalam darah melalui sistem saluran pencernaan

tersebut.

Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan

Setelah kita mengetahui jalan masuknya bahan kimia beracun dalam tubuh,

 penting untuk mengetahui pengaruh yang berbeda- beda antar`jenisnya. Selain

itu, perlu diketahui bahwa masing- masing jenis bahan kimia beracun

mempunyai target organ yang berbeda pula.

Bahan kimia beracun berdasarkan efeknya terhadap kesehtan secara umum,

digolongkan menjadi:

 Iritan

Bahan kimia bersifat iritan adalah yang menyebabkan iritasi pada jaringan

tubuh yang terkena. Efek utama adalah menimbulkan peradangan oleh karena

kontak langsung. Iritan sekunder bisa mengakibatkan reaksi yang merugikan,

tetapi efek ini kecil dibandingkan efek sistemik pada keseluruhan. Systemic poisons

Dalam membedakan bahan yang bersifat iritasi yang bisa menyebabkan

reaksi lokal pada daerah yang terkena, maka keracunan sistemik adalah

terserapnya bahan kimia oleh tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan pada

sistem fisiologis internal tubuh oleh karena aksi langsung/ tak langsung.

 Asphyxiants

17

Page 18: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 18/32

Bahan kimi ayang mempunyai sifat asfiksian adalah bahan kima yang dapat

menyebabkan kesulitan bernapas, sehinggga menimbulkan mati lemas,

misalnya nitrogen. Asfiksian dapat mencegah oksigen dalam darah,

menghalangi transportasi oksigen oleh darah ke jaringan tubuh atau mencegah

oksigenasi jaringan.

 Sensitizers

Merupakan bahan kimia yang mempunyai aksi sensitif terhadap jaringan

tubuh yang dapat menyebabkan individu menjadi laergi. Akibat lain jika

kontak dengan kulit dapat menyebabkan keracunan.

 Narcotics dan anasthetics

Bahan kimia yang bersifat narkotik dan anastetik dalam dosis rendah dapar 

  berinteraksi dengan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perasaan

mengantuk. atau perasaan tidak sensitif (kebal). Dalam dosis tinggi akan

menyebabkan reaksi bawah sadar, lemas,koma, bahkan sampai meningggal.

Fibrogenic dosis

Debu jenis ini bila terdeposit dalam jaringan dapat menyebabkan pengerasaN

 pada jaringan tersebut.

 Nuisance material 

Merupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat

rendah dan itu menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak 

dipedulikan sebagai bahan yang menggangu.

c. Faktor Biologi

Hazards biologis dapat berupa binatang, bakteri, jamur dan virus. Hazards

 biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanyakehidupan binatang yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang

 penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus). Akan tetapi untuk jenis-jenis

 bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi

kesehatan. Hal ini dapat dilakukan denga melakukan observasi terhadap

karyawan2 yang sedang menderita penyakit. Pengaruhnya terhadap karyawan

adalah :

18

Page 19: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 19/32

Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat

mengggangu keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah

hutan mempunyai resiko terhadap ancaman binatnag buas. Sedangkan

  binatang seperti nyamuk, lalat, dantikus dapat menyebabkan penyakit

menular.

Bakteri, jamur, dan virus dapat menyebabakan penyakit menular, seperti

influenza, tbc, kolera, disentri,dsb.

d. Faktor Psikososial

Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat

menyebabkan stress:

1. Pelayanan kesehatan seringkali bersifat emergensi dan menyangkut hidup

mati seseorang. Untuk itu pekerja di lab. Kesehatan dituntut untuk 

memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan

dan keramahtamahan

2. Pekerjaan pada unit2 tertentu yg sangat monoton.

3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau

sesama teman kerja

4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di nsektor formal

ataupun informal.

e. Faktor Ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat,

cara, proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan

manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,nyaman, dan tercapai efisiensi yg setinggi- tingginya. Pendekatan ergonomi

 bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua pendekatan tersebut dikenal

sebagai “To fit the Job to the Man to the Job”. Sebagian besar pekerja

diperkantoran atau pelayanan kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang

kurang ergonomis, misalnya tnaga operator peralatan, hal ini disebakna peralatan

yan g digunakan pada umumnya barang impor yang desainnya tidak sesuai

19

Page 20: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 20/32

dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat

menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam

 jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis (stres) dengan

keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). Work 

station design adalah bagaimana kita mendesain atau membuat suatu tempat kerja

menjadi nyaman dan tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah

 bagaimana mengatur atau meletakkan peralatan kerja yang digunakan.

Penilaian Lingkungan Kerja

Nilai Ambang Batas (NAB)

Ahli kesehatan lingkungan kerja harus menentukan apakah paparan dapat

menyebabkan kerusakan pada mereka yang terekspose. Perlu dilakukan

 perbandingan dengan standar yang telah ditentukan oleh para pakar. Standar 

yang digunakan adalah TLV (threshold limit value) atau nilai ambang batas

(NAB). Standar ini diperbaharui setiap tahun oleh komitte TLV dan telah

dipublikasikan sejak pertengahan tahun 1940. Pada panduan TLV, terdapat

 NAB untuk bahan kimia, agen fisik (panas, radiasi, laser, bising dan getar,

frekuensi radio, radiasi infrared dan cahaya).(10)

Terdapat 3 kategori NAB yang spesifik, yaitu sebagai berikut: (10)

1. NAB rata-rata selama jam kerja, yaitu kadar bahan-bahan kimia di udara

lingkungan kerja selama 8 jam per hari atau 40jam per mingu dimana

hampir semua tenaga kerja dapat terpajan berulang-ulang, sehari-hari

dalam melakukan pekerjaannya, tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan

maupun penyakit akibat kerja.

2. NAB batas pemaparan singkat, yaitu kadar tertentu bahan-bahan kimia di

udara lingkungan kerja dimana hampir semua tenaga kerja dapat terpajan

secara terus-menerus dalam waktu yang singkat, yaitu tidak lebih dari 15

menit dan tidak lebih dari 4 kali pemajanan per hari kerja, perubahan

20

Page 21: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 21/32

 jaringan yang kronis serta efek narkosis. Dalam daftar disingkat dengan

PSD atau Pemajanan Singkat yang Diperkenankan

3. NAB tertinggi, yaitu kadar tertinggi bahan kimua di udara lingkungan kerja

setiap saat yang tidak boleh dilewati selama melakukkan pekerjaan. Dalam

daftar disingkat dengan KTD atau Kadar Tertinggi yang Diperkenankan(2)

 Kegunaan Nilai Ambang Batas

  Nilai ambang batas ini akan digunakan sebagai rekomemdasi pada

  prakterk kesehatan lingkungan kerja perusakaan dalam melakukan

 penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya

terhadap kesehatan. Dengan demikian NAB antara lain dapat pula digunakan

sebagai: (10)

1. Kadar standar untuk perbandingan

2. Pedoman untuk perencaan proses produksi dan perencanaan

teknologi pengendalian bahaya-bahaya di lingkungan kerja.

3. Menentukan substitusi bahan proses produksi terhadap bahan yang

lebih beracun dengan bahan yang kurang beracun

4. Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya

 penyakit-penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja akibat faktor 

kimiawi dengan bantuan pemeriksaan biologik.

 Nilai Ambang Batas Campuran

 Nilai ambang batas campuran adalah apabila terdapat lebih dari satu bahan

kimia berbahaya yang bereaksi terhadap sistem atau organ yang sama, di

suatu udara lingkungan kerja, maka kombinasi pengaruhnya perlu

diperhatikan. Jika tidak dijelaskan lebih lanjut, efeknya dianggap saling

menambah. (10)

Dilampaui atau tidaknya Nilai Ambang Batas (NAB) campuran dari

 bahan-bahan kimia tersebut, dapat diketahui dengan menghitung dari jumlah

21

Page 22: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 22/32

 perbandingan diantara kadar dan NAB masing-masin, dengan rumus sebagai

 berikut: (10)

C1 + C2 + Cn =.....................

NAB (1) NAB (2) NAB (n)

Jika jumlahnya lebih dari 1 (satu) berarti Nilai Ambang Batas campuran

dilampaui.

Unit Nilai Ambang Batas

 Nilai Ambang Batas diekspresikan dengan ppm atau mg/m³. NAB untuk 

suspensi bahan padat atau droplet cairan dalam media gas (aerosol)

menggunakan unit mg/m³. NAB untuk gas dan vapor (uap) digunakan unit

 ppm, dan juga dapat digunakan unit mg/m³. Semua unit ini hanya dapat

digunakan jika bahan kimia berada dalam temperatur yang normal (25ºC) dan

tekanan yang normal (760 torr). Untuk mengkonversi ppm mg/m³ atau

mg/m³ ppm rumusnya adalah: (10)

(NAB dalam mg/m³) (24,45)

 NAB dalam ppm =

(berat bahan dalam gram molekuler)

Atau

(NAB dalam ppm)( berat bahan dalam gram

molekuler)

 NAB dalam mg/m³=

24,45

22

Page 23: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 23/32

WALK TROUGH THE SURVEY

Merupakan sebuah survey awal, kadang disebut sebuah survey pengamatan,

melibatkan perjalanan ditempat kerja ( maka sering disebut “walk through”).

Beberapa manfaat dari survey awal termasuk (6,7)

• Memperoleh gambaran dari seluruh operasi,

• Mengidentifikasi tombol bahaya disetiap daerah, dan

• Menilai efektivitas, metode pengendalian apapun di tempat.

Selama berjalan melalui, occupational hygienes yang akan ditanya: (6,7)

• Apakah pengukuran dibutuhkan di daerah ini?

• Jika demikian, bahaya apa yang harus diukur?

• Dimana bahan berbahaya tersebut harus diambil?

• Pekerja mana yang harus menilai paparan tersebut?

• Kapan pengukuran harus dilakukan?

• Kesimpulan apa yang dapat diambil dari hasil?

Mungkin saja higienis yang kemudian merekomendasikan pemantauansurvey untuk mendapatkan kuantitatif tingkat eksposur atau bahkan penilaian

resiko kesehatan kerja yg formal. (6,7)

Walk Through Survey bertujuan : (6,7)

1. Memahami proses produksi, denah tempat kerja dan lingkungannya secara

umum

2. Mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang K3.

3. Memahami pekerjaan dan tugas-tugas pekerja

4. Mengantisipasi dan mengenal potensi bahaya yang ada dan mungkin akan

timbul

5. Menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah dilakukan mencakup

kebijakan K3, upaya pengendalian, pemenuhan peraturan perundangan

dan sebagainya.

23

Page 24: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 24/32

Walk Through Survey merupakan teknik utama yang penting untuk 

mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat

memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan. Walk 

through survey adalah survey untuk mendapatkan informasi yang relatif 

sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat sehingga

diperlukan upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian umum dan

analisa sederhana.

Tujuan dari survey ini adalah agar sebagai seorang pakar kesehatan

lingkungan kerja kita dapat memahami proses produksi, denah tempat kerja.

Kemudian dapat mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) mengenai lingkungan kerjanya, memahami pekerja dan

tugas pekerja, memahami dan mengenal bahaya lingkungan kerja serta

menginventarisir upaya K3 tehadap kebijakan, pengendalian dan pemenuhan

 perundang- undangan.(6,7)

Secara umum, survey ini bermula pada pengenalan akan fasilitas

manajemen pada lingkungan kerja itu dan diskusi tentang tujuan survey tersebut

sebab pemahaman yang jelas ttg manajemen pekerja2 serta hubungannya denga

fasilitas di lingkungan pekerja tsb sangat penting. Sebelum survey, terlebih dahulu

ada lobi dengan menejemen perusahaan ttg rencana survey guna menerangkan

maksud dan tujuan survey sehingga koita dapat memperoleh dukungan atas

survey tersebut. Setelah itu, dapat dilakukan diskusi untuk mendapatkan informasi

riwayat singkat ttg industri atau RS tersebut dan proses yg terlibat didalamnya

seperti denah perusahaan, bagaimana pengaturan dan populasi pekerja, kebijakan

 perusahaan atau RS ttg K3, tanyakan pula pandangan atau pemahaman pimpinandan pekerja ttg K3, gambaran penerapan K3 yg dilakukan di lingkungan pekerja

tsb serta diskusi menyeluruh ttg masalah2 yg pernah timbul di lingkungan kerja

tersebut. (6,7)

Kunjungan ke lapangan sebaiknya ditemani petugas setempat, survey

tersebut dimulai dari awal proses atau tempat penyimpanan bahan baku atau

 bahan mentah yang akan digunakan dalam kegiatan industri. Buatkan dalam

24

Page 25: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 25/32

daftar periksa mengenai bahan baku selama proses dengan melihat potens

misalnya label peringatan ttg komposisi bahan bakunya, debu yg beterbangan, uap

atau gas yg tercium, sumber panas radisi. (6,7)

Dari sisi pekerja sendiri, pada setiap survey akan proses pembuatan bahan,

  pakar kesehatan lingkungan kerja harus mengobservasi juga prosedur 

 penangangan bahan yg digunakan pekerja dan segala sesuatu tindakan proteksi

diri yang harus digunakan oleh pekerja. Kemudian meninjau fasilitas yg

menunjang kesejahteraan pekerja sendiri spt kelengkapan obat2n, kondisi sanitasi

lingkngan, penyediaan air minum, tempat sampah dan penerangan, letak sumber 

 bahaya, pola paparannya, serta alat pengendali sumber bahaya, dan letak alat

keselamatannya. Jumlah pekerja pada setiap tingkat proses pembuatan bahan

harus diperhatikan pula dengan data2 yg relevan mengenai jenis kelamin, etnik,

ataupun umur yang mungkin memberi efek sensitvitas terhadap bahan kimia di

lingkungan kerja tersebut. Jika ada kesempatan pakar kaunseling harus berdiskusi

dengan para pekerja scr langsung. (6,7)

Survey diakhiri dgn klarifikasi semua informasi yg tlh diperoleh dgn

menjelaskan potensi bahaya yg ditemukan, laporkan hail pengamatan, evaluasi,

dan berikan saran / rekomendasi utk perbaikan. (6,7)

4. KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

KERJA KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin ,

 pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja serta merupakan sarana utamauntuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja,

kebakaran dan ledakan.

Sasaran (11)

• Tempat kerja; darat; udara; dalam tanah, permukaan air, dalam air.

• Mencakup: proses produksi dan distribusi (barang dan jasa)

25

Page 26: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 26/32

Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi TK dan orang lain

yang berada di tempat kerja. Terjadinya kecelakaan kerja, peledakan,

 penyakit akibat kerja, kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif 

terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban,

 pemerintah dan masyarakat.

Tujuan keselamatan kerja :

1. Melindungi TK atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk 

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Peranan keselamatan kerja:

1. Aspek teknis : upaya preventif untuk mencegah timbulnya resiko kerja

2. Aspek hukum : sebagai perlindungan bagi tenaga kerja dan orang lain di

tempat kerja

3. Aspek ekonomi : untuk efisiensi

4. Aspek sosial : menjamin kelangsungan kerja dan penghasilan yang lebih layak 

5. Aspek kultural : mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang disiplin,

tertib, cermat, kreatif dan bertanggung jawab.

Hampir celaka (near meess):

Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dalam kondisi yang

sedikit berbeda dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Contoh : orang yang

hampir terpeleset tapi segera berpegangan pada pagar pengaman. Kecelakaan

adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Kecelakaan tidak terjadi

secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya. Kecelakaan dapat dicegah ataudikurangi dengan menghilangkan atau mengurangi penyebabnya. Kecelekaan

kerja (5K) kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan dan

cacat, kematian. (11,12,13)

Penyebab kecelakaan manusia, mesin, ligkungan:

26

Page 27: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 27/32

• kondisi yang tidak aman (15%)

• tindakan yang tidak aman (85%)

Sebab-sebab kecelakaan :

Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja:

•  penyebab langsung : kecelakaan yang dapat dilihat dan dirasakan langsung

•  penyebab dasar (basic cause):

Penyebab langsung

• Unsafe condition and substandard condition

• Unsafe acts and substandard practice

Unsafe condition dan substandard condition :

Keadaan yang tidak aman pada hakekatnya dapat diamankan/diperbaiki misalnya

- Pengaman yang tidak sempurna

- Peralatan atau bahan yang tidak seharusnya

- Penerangan kurang/lebih

- Ventilasi kurang

- Iklim kerja tidak sesuai

- Getaran

- Kebisingan cukup tinggi

- Pakaian tidak sesuai

- Rumah tangga yang buruk 

Unsafe acts and substandard practice :

Tindakan/perbuatan yang menyimpang dari tata cara yang aman:

- Melakukan pekerjaan tanpa wewenang

- Menghilangkan fungsi alat pengaman (melepas/mengubah)

- Memindahkan alat-alat keselamatan

- Menggunakan alat yang rusak 

- Menggunakan alat dengan cara yang salah

- Bekerja dengan posisi tubuh yang tidak aman

27

Page 28: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 28/32

- Mengangkat secara salah

- Mengalihkan perhatian (mengganggu, bergurau)

- Mabuk karena minuman beralkohol

Penyebab dasar kecelakaan kerja :

Faktor manusia

Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi

Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan

Motivasi yang salah

Faktor lingkungan

Kepemimpinan/pengawasan kurang

Peralatan dan bahan kurang

Perawatan peralatan yang kurang

Standar kerja kurang

Faktor penyebab kejadian kecelakaan di industri, antara lain :

Kegagalan komponen, misalnya desain alat yang tidak memadai dan tidak 

mampu menahan tekanan, suhu atau bahan korosif 

Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan dalam

 pemantauan proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping

Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia tanpa

mengetahui jenis dan sifatnya, kurang terampil dan salah komunikasi)

Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam,

sabotase, kerusuhan massa.

Manfaat klasifikasi:

- Mencegah kecelakaan kerja yang berulang

- Sebagai sumber informasi: faktor penyebab, keadaan pekerja, kompensasi

- Meningkatkan kesadaran dalam bekerja.

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

28

Page 29: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 29/32

Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai berikut.

1.   Peraturan perundangan, yaitu ketentuan- ketentuan yang diwajibkan

mengenai kondisi- kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,

 perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, cara kerja peralatan

industry, tugas- tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K 

dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar- standar resmi, setengah resmi atau

tak resmi misalnya mengenai kontruksi yang memenuhi syarat- syarat

keselamatan, jenis- jenis peralatan indistri tertentu, praktek- praktek 

keselamatan dan hygiene umum, atau alat- alat perlindungan diri.

3.  Pengawasan, yaitu pengawasan tentang kepatuhan terhadap ketentuan

 perundang-undangan yang diwajibkan.

4.  Penelitian teknik , yang meliputi sifat dan ciri- ciri bahan- bahan yang

 berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat- alat

 perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu,

atau penelaahan tentang bahan- bahan dan desain paling tepat untuk 

 peralatan pengangkat, dsb.

5.  Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek- efek fisiologis

dan patologis factor- factor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-

keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.

6.  Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola- pola kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7.  Penelitian secara statistik 

8.  Pendidikan

9.  Latihan- latihan10. Asuransi

Berdasarkan UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pada Bab III pasal 3

diuraikan tentang syarat- syarat keselamatan kerja, yaitu:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

29

Page 30: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 30/32

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian- kejadian lain yang berbahaya

5. Member pertolongan pada kecelakaan

6. Member alat- alat perlindungan diri pada para pekerja

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,

kelembaban, debu,kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar 

radiasi, suara dan getaran

8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik 

maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 

11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara

dan proses kerjanya

14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang

15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

 penyimpanan barang

17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

30

Page 31: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 31/32

DAFTAR PUSTAKA

1. Suma’mur. Sejarah dan Hari Depan Higene Perusahaan dan Kesehatan

Kerja in : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung

Agung. Jakarta. 1996. p:22-25.

2. Thalib, D. Higene Perusahaan-Industrial Hygiene in: Kebijakan

Keseamatan dan Kesehatan Kerja Pertamina. Jakarta. p:1-21.

3. Buraena, S. Program Kesehatan Lingkungan in: Pedoman Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3). RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar.

2004. p:1-5.

4. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja in: Pedoman Teknis Upaya KesehatanKerja di Rumah sakit. Depkes RI. Jakarta. 1996. p:4-19.

5. Uhud, A. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Kerja untuk praktek dan

 praktikum. Universitas Airlangga. Surabaya : 2008. P.

6. Fowler, D. Industrial Hygiene in: Occupational Health and Safety. 2nd

edition. National Safty Council. Illinois, USA. 1994. p:69-83.

7. Buraena, S. Walk Through Survey (Survei Jalan Sepintas). RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo. Makassar. p:1-4.

8. Thalib, D. Walk Through Survey-Survei Jalan Sepintas.

9. Anonym. Dasar-dasar Higene Industri (Untuk Operator).

31

Page 32: TUGAS IKM IBSI

5/13/2018 TUGAS IKM IBSI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ikm-ibsi 32/32

10. Menaker RI. Surat Edaran Menaker RI Nomor: SE-01/MEN/1997 Tentang

 Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingungan Kerja. Depnaker 

RI Jakarta. 1997. p: 6-9

11.Menakertrans RI, Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran in: Sambutan Menakertrans RI pada

Upacara Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional dan Pernyataan

Dimulainya Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun

2005. Depnakertrans RI. Jakarta. 2005. p:13-35.

12. Kamal, K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Pekerja in:

Penerapan Kesehatan Kerja Praktis Bagi Dokter dan Manajemen

Perusahaan. Program Studi Kedokteran Kerja, FKUI. Jakarta. 2007. p:62-

67.

13.Tresnaningsih, E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium

Masyarakat in: Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di

Laboratorium Analis Kesehatan. Depkes RI. Jakarta. 2007. p:1-11.

32