tugas ikm

27
1. Apa saja reservoir penyakit kusta ? Host Manusia dan binatang armadillo Reservoir Manusia, monyet dan simpanse Tipe reservoir pada manusia Pada penyakit kusta tipe reservoir pada manusia yakni carriers dan chronic carriers, karena jika orang tersebut melakukan kontak langsung dan dalam waktu yang lama dengan orang yang membawa bakteri kusta dan belum minum obat, maka orang tersebut akan mengalami sakit kusta dan Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Lingkungan fisik Mycobacterium leprae hidup dalam lingkungan kondisi lembab dan dingin, tidak tahan pada cuaca yang panas Lingkungan biologik Hewan armadillo yang terkena kusta juga dapat menyebarkan penularan kusta pada manusia. Lingkungan sosio-ekonomik Sebagian besar penderita kusta adalah dari negara yang sedang berkembang dan masyarakat golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakatnya. Rata-rata orang yang memiliki pendapatan rendah sering terkena

Upload: innomad

Post on 02-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas tugas ikm yang sudah dirangkum

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas IKM

1. Apa saja reservoir penyakit kusta ?

Host

Manusia dan binatang armadillo

Reservoir

Manusia, monyet dan simpanse

Tipe reservoir pada manusia

Pada penyakit kusta tipe reservoir pada manusia yakni carriers dan chronic carriers, karena

jika orang tersebut melakukan kontak langsung dan dalam waktu yang lama dengan orang

yang membawa bakteri kusta dan belum minum obat, maka orang tersebut akan mengalami

sakit kusta dan Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat

memakan waktu lebih dari 5 tahun.

Lingkungan fisik

Mycobacterium leprae hidup dalam lingkungan kondisi lembab dan dingin, tidak tahan pada

cuaca yang panas

Lingkungan biologik

Hewan armadillo yang terkena kusta juga dapat menyebarkan penularan kusta pada manusia.

Lingkungan sosio-ekonomik

Sebagian besar penderita kusta adalah dari negara yang sedang berkembang dan masyarakat

golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut

dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan

sosial ekonomi pada masyarakatnya.

Rata-rata orang yang memiliki pendapatan rendah sering terkena penyakit kusta, karena

kondisi lingkungan rumah yang tidak sesuai dan buruk, asupan gizi yang kurang sehingga

dapat menurunkan imunitas yang dimilikinya.

Portal of exit

Kulit dan mukosa hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adanya

sejumlah organisme di dermis kulit.

Mode of transmission

Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang

diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir

hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah:

Page 2: Tugas IKM

a. Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah

mengering, diluar masih dapat hidup 2–7 x 24 jam.

b. Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun,

keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang

lama dan berulang-ulang.

Portal of entry

Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat ini

diperkirakan bahwa kulit yang terluka dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari

masuknya bakteri.

Susceptible host

Individu yang memiliki sistem imun rendah dan berada dalam lingkungan yang buruk dan

Lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun

tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki

kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang

lama yang memiliki resiko tertular.

Moda transmisi penularan

Transmisi tidak langsung melalui udara dan kulit yang terluka. Meskipun cara penularannya

yang pasti belum diketahui dengan jelas penularan di dalam rumah tangga dan

konta/hubungan dekat dalam waktu yang lama tampaknya sangat berperan dalam penularan.

Berjuta-juta basil dikeluarkan melalui lendir hidung pada penderita kusta tipe lepromatosa

yang tidak diobati, dan basil terbukti dapat hidup selama 7 hari pada lendir hidung yang

kering. Ulkus kulit pada penderita kusta lepromatusa dapat menjadi sumber penyebar basil.

Organisme kemungkinann masuk melalui saluran pernafasan atas dan juga melalui kulit yang

terluka. Pada kasus anak-anak dibawah umur satu tahun, penularannya diduga melalui

plasenta.

2. Hubungan penularan kusta dengan tanah :

Penularan penyakit kusta manusia menurut paham sebagian besar para ahli menerima hipotesa

akibat droplet infection. Ada juga sebagian kecil para ahli berpendapat bahwa kusta dapat

ditularkan dari tanah. Mereka telah membuktikan bahwa dari contoh tanah yang diambil dari

daerah endemic dapat diisoler kuman batang tahan asam. Begitu juga banyak penduduk di Afrika

Page 3: Tugas IKM

dan India yang kebanyakan adalah bertelanjang kaki dan biasanya lesi pertama yang tampak

adalah di bagian bawah kaki. Kaki yang telanjang selalu bergesekan dengan tanah dan

mengakibatkan luka trauma sehingga dapat sebagai port d’entri dari kuman yang ada di tanah.

Penyuluhan Kesehatan tentang Kusta :

Materi penyuluhan meliputi :

1. Pengertian yang tepat dan benar mengenai penyakit kusta

a. Penyakit kusta tidaklah sangat menular

b. Penyakit kusta dapat disembuhkan dengan berobat teratur

c. Penderita kusta adalah anggota masyarakat yang kebetulan menderita sakit

d. Penyakit kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman kusta dan

bukan karena kutukan Tuhan dan bukan penyakit keturunan atau karena ilmu gaib

2. Kepada penderita kusta diberikan penjelasan tentang penyakit kusta, sehingga penderita

mau berobat secara teratur, mencegah komplikasi – komplikasinya (kecacatan) dan

menghilangkan rasa rendah diri di dalama jiwa penderita itu.

3. Kepada keluarga penderita diberikan penjelasan tentang penyakit kusta sehingga

penderita kusta dapat diterima secara baik di dalam keluarganya dan membantu untuk

pengawasan pengobatan, memeriksakan dirinya dan mampu untuk memelihara kesehatan

di dalam keluarga tersebut.

4. Kepada masyarakat diberikan penjelasan tentang penyakit kusta sehingga dapat

membantu pengawasan pengobatan, melaporkan kasus – kasus yang dicurigai, menerima

penderita kusta di lingkungannya dan membantu petugas Puskesmas.

5. Kepada petugas kesehatan diberikan pengetahuan tentang penyakit kusta sehingga dapat

melaksanakan program pemberantasan penyakit kusta dengan baik.

3. Syarat dilaksanakan fogging focus :

1. Bila ditemukan kasus penderita DBD (1 atau lebih ) atau pada saat penyeledikan

epediemiologi dalam radius 100 meter dari rumah penderita ditemukan lebih dari 3

tersangka dengan kasus panas tanpa sebab yang jelas ( Tidak Batuk, Tidak Pilek ) dan

Page 4: Tugas IKM

ditemukan Jentik > 5 % dari rumah bangunan yang diperiksa, maka dilakukan tindakan

fogging focus ( Pengasapan DBD dan Penyuluhan ) di lokasi Fokus dengan radius 200

meter ( luas area 16 Ha ) dari rumah penderita.

Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersebut di atas tetapi ditemukan jentik

maka dilakukan : ( Larvasidasi, Penggerakan Peranserta masyarakat dalam PSN-

DBD, dan Penyuluhan ).

Bila tidak ditemukan penderita lainnya dan juga tidak ditemukan jentik maka

dilakukan cukup Penyuluhan saja.

4. Apakah definisi dari penanggulangan focus DBD

A. Pengertian

Penanggulangan fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang

dilaksanakan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN-DBD ), Larvasidasi,

Penyuluhan dan Penyemprotan ( Fogging ) menggunakan insektisida yang sesuai.

B. Tujuan

Penanggulangan Fokus dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya

KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD ( Fokus-DBD ) dan rumah / bangunan

sekitarnya serta tempat – tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD

lebih lanjut.

C. Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan setelah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) yaitu kegiatan

pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya ( kasus Panas tanpa sebab ) dan

pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan

sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius 200 meter atau minimal 100 meter

oleh tenaga Puskesmas

5. Perbedaan fogging fokus dengan fogging massal

Fogging fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk DBD dengan cara pengasapan

terfokus pada daerah tempat ditemukanya tersangka/penderita DBD sekitar radius 100

meter.

Page 5: Tugas IKM

Fogging massal adalah kegiatan pengasapan secara serentak dan menyeluruh pada saat

terjadi KLB DBD.

SwingFog.

Swingfog adalah pengasapan insektisida dengan mesin swingfog dilaksanakan dengan cara

menyemprotkan insektisida ke dalam bangunan rumah atau lingkungan sekitar rumah diharapkan

nyamuk yang berada dihalaman maupun didalam rumah terpapar dengan isektisida dan dapat

dibasmi. Upaya untuk menekan laju penularan penyakit DBD salah satunya ditunjukkan untuk

mengurangi kepadatan vektor DBD secara kimiawi yang dikenal dengan istilah pengasapan

(fogging) yaitu menggunakan alat yang diberi nama swingfog. Fogging adalah untuk membunuh

sebagian besar vektor infektife dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan.

Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang

cukup  sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri. Alat yang digunakan untuk fogging terdiri

dari portable thermal fog machine  dan ultra low volume ground sprayer mounted.

Fogging yang efektif dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai dengan 10.00 dan sore

hari pukul 15.00 sampai 17.00, bila dilakukan pada siang hari nyamuk sudah tidak beraktiftas

dan asap fogging mudah menguap karena udara terlalu panas. Fogging sebaiknya jangan

dilakukan pada keadaan hujan karena sia-sia saja melakukan pengasapan.

Fogging dapat memutuskan rantai penularan DBD dengan membunuh nyamuk dewasa yang

mengandung virus . namun, fogging hanya efektif selama dua hari. Selain itu, jenis insektisida

yang digunakan untuk fogging ini juga harus ganti-ganti untuk menghindari resistensi dari

nyamuk.

Selama 40 tahun terakhir, bahan kimia telah digunakan untuk membasmi nyamuk bagi kesehatan

masyarakat saat ini banyak bermunculan fenomena resistensi terhadap bahan insektisida yang

umum digunakan, antara lain: malathion, temephos, tenthion, permethrin, profoxur, dan

fenithrothion. Cara itu sangat lazim digunakan pada saat outbreak terutama pada bulam-bulan

kritis seranga DBD. Walaupun bahan aktif yang digunakan itu tidak selalu efektif

mengendalikan vektor karena dibeberapa tempat, Aedes sudah menunjukkan resistensi terhadap

Page 6: Tugas IKM

beberapa insektisida yang digunakan. Hampir semua populasi aedes aegypti menunjukkan

ketahanan terhadap insektisida pyrethroid, permethrin, dan deltamethrin. Kalaupun pengasapan

masih digunakan hasilnya hanya dapat menghalau atau membunuh naymuk dewasa tetapi tidak

termasuk larvanya. Pengasapan dengan malathion 4 persen dengan pearut solar, yang dinilai

masih efektif hanya mampu membunuh nyamuk dewasa pada radius 100-200 meter dari jarak

terbang nyamuk yang hanya efektifitas satu sampai dua. Dalam kondisi seperti itu, penggunaan

insektisida selain kurang efektif dan mahal juga berbahaya mterhadap kesehatan dan lingkungan.

Bahaya Fogging:

a.    Dapat mengganggu saluran pernapasan

b.   Bila dilakukan fogging terus menurun nyamuk dapat kebal terhadap bahan kimia.

c.    Dapat mengakibatkan keracunan terhadap makanan yang  terkena asap fogging.

Cara-cara Pelaksanaan Fogging:

Selama ini masyarakat begitu mengandalkan fogging untuk menekan laju penularan penyakit

DBD. Karena itu ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui mengenai fogging  antara ain

sebagai berikut:

a.    Bahwa fogging efektif untuk membasmi vektor  atau nyamuk Aedes agyepti  dewasa saja

karena itu upaya fogging saja tidaklah terlal efekif untuk menekan laju penularan DBD 

dimasyarakat meski tidak berarti upaya melakuka fogging sia-sia.

b.   Efek fogging hanya efektif bertahan selama dua hari.

c.    Selain itu, jenis insektisida yang dipergunnakan mesti diganti secara periodik untuk

menghindari kekebalan (resistensi nyamuk Aedes)

 

Hal-hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan fogging dengan swingfog untuk mendapatkan hasil

yang optimal adalah sebagai berikut:

Page 7: Tugas IKM

a.    Konsentrasi larutan dan cara pembuatannya. Untuk malathion, konsentrasi larutan adalah 4-

5%.

b.   Nozzle yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit keluaraan

yang diinginkan.

c.    Jarak moncong mesin dengan target maksimal 100 meter.

d.   Kecepatan berjalan ketika memfogging, untuk swingfog kurang lebih 500 m2 atau 2/3 menit

untuk satu rumah dan halamnnya.

e.    Waktu fogging disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari nyamuk, yaitu 06.00

sampai 10.00.

 

Dalam pelaksanaan foging ini pun telah diperhatikan hal-hal diatas shingga diharapkan hasilnya

juga optimimum.

        Mesin pengabut Swing Fog dengan bahan bakar bensin yang dikembangkan oleh Motan,

bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara

berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa

per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran.

Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan

partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur diujung resonator,

tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai

komposisi bahan aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai 5

mili detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai.

        Pada sistem kerja mesin pengabut ini, tidak ada bagian bagian suku cadang yang bergerak.

Tenaga listrik yang berasal dari 4 buah batu batere biasa, hanya digunakan untuk menghidupkan

mesin

FOGGING masal merupakan salah satu langkah yang diambil Dinkes Kobar dalam rangka

penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Berbeda dengan

Page 8: Tugas IKM

biasanya, fogging kali ini tidak menggunakan swing fog yang mengeluarkan banyak asap.

Petugas menggunakan Ultra Low Volume (ULV). 

 

ULV--Seorang petugas bersiap menyalakan Ultra Light Volume (ULV). Alat ini jauh lebih

efektif  untuk fogging daripada alat swing fog. 

Ia melanjutkan ULV menyemprotkan zat kimia murni yang didominasimalathion yang dicampur

dengan minyak tanah. Zat ini dikeluarkan dalam bentuk kabut yang akan teruari dan menyebar di

udara. Setelah mengalami kondensasi dengan embun dan partikel udara, zat ini akan efektif

membunuh nyamuk dewasa selama 3 x 24 jam. 

Fogging menggunakan ULV, lanjut dia, dijamin lebih efektif dan aman bagi masyarakat. Jika

fogging menggunakan swig fog pintu dan jendela harus ditutup, tapi sebaliknya ULV harus

dibuka. Meski begitu, lanjut dia, bagi petugas harus menggunakan masker pelindung.

Masyarakat juga tidak diperbolehkan menghirup secara langsun

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda – beda tergantung dari jenisnya.

6. Apa saja yang dapat dinilai dari SKDN Gizi Balita?

SKDN  adalah data untuk memantau pertumbuhan balita.

SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu sebagai berikut:

S= adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,

K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,

D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,

N= jumlah balita yang naik berat badanya.

Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan

(K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi

Page 9: Tugas IKM

masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan

(N/S). (Suhardjo. 1996).

Cakupan Program (K/S)

Cakupan program (K/S) adalah Jumlah Balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat

(KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu kemudian

dikali 100%. Persentase K/S disini, menggambarkan berapa jumlah balita

diwilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program

di daerah tersebut telah tercapai.

Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) adalah Jumlah Balita yang ditimbang di

Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu

kemudian dikali 100 %. Persentase D/S disini, menggambarkan berapa besar

jumlah partisipasi masyarakat di dareah tersebut yang telah tercapai.

Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)

Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K) adalah Jumlah Balita yang ditimbang

di Posyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS

kemudian dikali 100%. Persentase D/K disini, menggambarkan berapa besar

kelangsungan penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.

Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)

Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata – rata jumlah Balita yang naik

berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di Posyandu

kemudian dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan berapa besar hasil

penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai.

7. Perbedaan jentik nyamuk DBD dan Culex

Page 10: Tugas IKM

- Nyamuk culex bisa berkembangbiak di sembarang tempat air, sedangkan nyamuk

Aedes hanya berkembangbiak di tempat air bersih.

- Ciri-ciri jentik Culex :

Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen terakhir.

Jentik nyamuk culex membentuk sudut di tumbuhan air(menggantung).

- Ciri-ciri jentik Aedes :

Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir.

Ukuran 0,5-1cm

Selalu bergerak aktif di air bersih

Gerakan berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas

Kemudian turun kembali kebawah dan seterusnya.

Pada waktu istirahat posisi tegak lurus pada permukaan air.

2.1.1 Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya

2.1.2 Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung.

2.1.3 Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung, sedangkan jentiknya menggantung di air (Nurmaini, 2001)

8. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :      Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana

Page 11: Tugas IKM

pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).

      Faktor Geografis dan Non GeografisMenurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak

geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).

      Faktor Bahan Pangan GoiterogenikKekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).

Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

      Faktor Zat Gizi LainDefisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari

kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun

Kretin endemic adalah keadaan penderita yang lain di daerah gondok endemic dan menunjukan

dua atau lebih kelainan sebagai berikut :

Page 12: Tugas IKM

- Retardasi mental

- Gangguan pendengaran tipe perspektif (dapat sampai tuli)

- Kelainan syaraf (bila berjalan langkahnya khas, spastic diplegia, mata juling, gangguan

bicara sampai bisu, reflex fisiologis yang meninggi, late walker)

Sebab – sebab terjadinya gondok endemic adalah :

- Terutama kekurangan zat iodium dalam makanan dan minuman sehari – hari

- Terdapatnya zat goitrogen dalam bahan makanan penduduk setempat

- Kebutuhan tubuh akan zat iodium melebihi kebutuhan normal

  Dosis Pemberian Kapsul Yodium1.    Anak SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun2.    Daerah endemik sedang dan berat :-       Wanita Usia Subur Wus    : 2 Kapsul/tahun @ 200 mg-       Ibu hamil                         : 1 Kapsul /tahun-       Ibu Menuyusui                 : 1 Kapsul selama menyusui

Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnyaStroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat  menyebabkan kematian.  

J.        Kebutuhan YodiumMenurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa berkisar

100 – 150 mg perhari.  Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam mg I/g kreatinin.  Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah menjadi indikator kekurangan intake.  Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA).  Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain : 

1.    Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari2.    Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari3.    Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari4.    Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari5.    Ibu hamil 175 mikrogram/hari6.    Ibu menyusui 200 mikrogram/hari

Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak.  Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi iodium tidak

Page 13: Tugas IKM

mencukupi  kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid.  Pada kondisi ini tubuh akan mengalami penyesuaian yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal dengan sebutan gondok (Djokomoeldjanto, 1993 dan WHO, 1994)

9. Terapi GAKI Masal adalah :

a) Registrasi penduduk desa :

Tahapan kerja yang harus dilaksanakan :

Pencatatan dan pendaftaran penduduk di lokasi proyek yang telah dipilih.

Pencatatan ini dilakukan pada setiap keluarga menurut umur dan jenis kelamin

anggota keluarga dengan menggunakan formulir khusus

Perkiraan kecukupan dan kebutuhan obat (lipiodol) berdasarkan data umur

Pemberian keterangan kepada penduduk tentang maksud dan tujuan program

pencegahan gondok endemic.

b) Penyuntikan larutan yodium dalam minyak (Lipiodol)

Pertama – tam perlu dibuat rencan kerja dan jadwal, berdasarkan hasil registrasi

penduduk desa

Dosis penyuntikan sebagai berikut :

0 -6 bulan : 0,2 ml

6 – 12 bulan : 0,3 ml

1 – 6 tahun : 0,5 ml

6 – 35 tahun : 1,0 ml

Membuat pemberitahuan ke desa – desa proyek berdasarkan rencana kerja dan

jadwal yang telah disusun

Pelaksanaan penyuntukan lipiodol secara “intramuscular”

Page 14: Tugas IKM

c) Pencatatan dan pelaporan

Penduduk yang telah disuntik dicatat dalam kartu registrasi

Rekapitulasi hasil penyuntikan

Pengiriman laporan lewat jalur yang telah ditetapkan yaitu :

o Melalui kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu

o Melalui jalur proyek

d) Evaluasi Dampak

Kegiatan yang perlu dilakukan meliputi :

Kegiatan ulang survey data dasar di desa – desaa yang telah dilakukan

penyuntikan lipiodol

Kegiatan monitoring medic dengan penambahan sampel urin

10. Pemberian imunisasi untuk bayi gizi buruk apakah boleh ?

Yaitu jenis vaksin yang sudah inaktif.

Jenis vaksin lainnya yakni berasal dari bakteri atau virus yang        telah dimatikan (di-

inaktifasi). Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin jenis ini pada umumnya lebih

aman dari vaksin hidup karena organisme penyebab penyakit tersebut tidak dapat

bermutasi kembali menjadi penyebab penyakit, seperti statusnya sebelum dimatikan.

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia

pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

Sifat vaksin:

11. SCREENING / DETEKSI DINI

Skrining adalah usaha untuk mengindentifikasi suatu penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat membedakan orang-orang yang kelihatan sehat, benar – benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.

Test skrining dapat dilakukan dengan cara :

Page 15: Tugas IKM

1. Pertanyaan/kuesioner2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan Laboratorium4. X-ray, termasuk diagnostic imaging

Jenis penyakit yang tepat untuk skrining :

1. Merupakan penyakit yang serius2. Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan setelah gejala

muncul3. Prevalensi penyakit pre klinik harus tinggi pada populasi yang diskrining

Contoh Penyakit:

Mammografi untuk mendeteksi ca mammae Pap smear untuk mendeteksi ca cervix Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner

Syarat – syarat skrining :

1. Penyakit harus merupakan masalah kesehatan yang penting2. Harus ada cara pengobatan yang efektif3. Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnosis4. Diketahui stadium prepatogenesis dan pathogenesis5. Test harus cocok, hanya mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dapat diterima oleh

masyarakat6. Telah dimengerti riwayat alamiah penyakit7. Harus ada Policy yang jelas8. Biaya harus seimbang, biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya konsekuaensi

kesehatan

Jenis skrining :

1. Mass Skrining2. Selective skrining3. Single Disease Skrining4. Case finding skrining5. Multiphasic skrining

Page 16: Tugas IKM

Kombinasi test Skrining :

1. Skrining ParalelPositif, bila individu member hasil positif untuk test yang manapun ( Salah satu atau

kedua tes skrining). Misalnya pada skrining ca mammae dengan pemeriksaan fisik dan mammografi, sudah disebut positif jika pemeriksaan fisik saja + atau mammografi saja yang +.

2. Skrining series / bertahapa. Skrining tahap ILebih murah, tidak terlalu invasive atau tidak terlalu mengganggub. Skrining tahap IISkrining tahap II dilakukan pada mereka yang positif pada pemeriksaan tahap I,

diharapkan dapat mengurangi positif palsu.Kriteria penyakit yang sesuai untuk dilakukan skrining :

1. Penyakit harus ada dipopulasi2. Penyakit merupakan masalah morbiditas dan atau mortalitasnya tinggi di masyarakat3. Deteksi dini dan intervensi harus dapat memperbaiki outcome (Anonymus,2009

12. Kanker Payudara

Adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini menyebabkan kematian enam juta penderitanya setiap tahun, atau mencapai 12% dari seluruh kasus kanker payudara di dunia.

Faktor Resiko

Faktor genetik

1. Usia di atas 50 tahun2. Pernah menderita kanker payudara3. Riwayat keluarga dengan kanker payudara4. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker5. Haid pertama sebelum usia 12 tahun6. Menopause setelah usia 55 tahun7. Kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil8. Pemakaian terapi hormone9. Obesitas pasca menopause10. Merokok dan konsumsi alcohol11. Paparan bahan kimia12. Riwayat radiasi / penyinaran

Page 17: Tugas IKM

13. FAKTOR RESIKO CA CERVIX

1. Human Papiloma Virus2. Tidak adanya Pap Smear yang teratur3. Sistem imun yang lemah4. Usia > 40 tahun paling sering5. Sejarah seksual, memiliki banyak pasangan seksual beresiko tinggi 6. Merokok7. Terlalu lama menggunakan pil pengontrol kehamilan8. Mempunyai banyak anak

14. Kriteria KLB/Diare :  

      Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena Diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu).

      Jumlah penderita dan atau kematian oleh karena diare di suatu kecamatan menunjukan kenaikan dua kali lipat atau lebih dalam suatu periode (harian, mingguan, bulanan) dibandingkan dengan angka rata – rata tersebut diperoleh dari perhitungan incidence rate atau death rate diare dalam setahun yang lalu

      CFR karena Diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan periode sebelumnya.

Kenaikan jumlah penderita dan atau kematian oleh karena diare dalam periode waktu (minggu, bulan) dibandingkan dengan periode yang sama tahun yang lalu.

 Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.

 A.     Masa pra KLB

 Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukan langkah-langkah lainnya :

1. Meningkatkan kewaspadaan dini di Puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.

2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat Puskesmas.

3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat

Page 18: Tugas IKM

4. Memperbaiki kerja laboratorium

5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

 B.     Tim Gerak Cepat (TGC) :

 Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita Puskesmas atau data penyelidikan epidemologis. Tugas /kegiatan :  

      Pengamatan :

      Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.

      Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga

      Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.

      Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya

      Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.

      Penyuluhan baik perorangan maupun keluarga

      Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap  

C.     Pembentukan Pusat Rehidrasi  

Untuk menampung penderita Diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.

Tugas pusat rehidrasi :  

      Merawat dan memberikan pengobatan penderita Diare yang berkunjung.

      Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.

      Memberikan data penderita ke Petugas TGC

Page 19: Tugas IKM

      Mengatur logistik

      Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.

      Penyuluhan bagi penderita dan keluarga

      Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).

      Membuat laporan harian, mingguan penderita Diare yang dirawat.(yang diinfus, tidak diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb

15. Syarat sumur yang baik

a. Jamban/Septic tank berjarak 10m atau lebih dari sumur

b. Tidak terdapat sumber pencemar lain (kotoran hewan, sampah,genanganair)

dalam jarak 10 m dari sumur.

c. Tidak terdapat air yang sewaktu-waktu menggenang dalam jarak 2 m darisumur.

d. Terdapat saluran pembuangan air limbah yang baik.

e. Lantai semen/lantai sumur kedap air mempunyai jarak minimal 1 m daribibir

sumur.

f. Tidak terdapat keretakan pada lantai sumur yang memungkinkan airmerembes

kedalam sumur.

g. Cincin sumur rapat sempurna dan kedap air dengan jarak minimal 3 m dari

permukaan tanah.