tugas filsafat

13
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri. Ilmu pengetahuan juga bersifat independen (bebas dari nilai),tetapi disisi lain sebagai instrumen (alat dan proses) keberadaannya koheren,tergantung,dan diarahkan. Siapa yang mengarahkan? jawabannya tidak lain adalah manusia sendiri sebagai subyek ilmu pengetahuan itu sendiri. Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat kontrol bagi pengembangan iptek agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem,bertanggung jawan kepada kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang dan bersifat universal. . Adanya tanggung jawab etis tidak dimksudkan untuk menghambat kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi dengan adanya tanggung jawab etis diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan

Upload: ramadhan-sukma-p

Post on 16-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Filsafat Ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Filsafat

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-

usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk

menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan

hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi

sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang memiliki strukturnya

sendiri. Ilmu pengetahuan juga bersifat independen (bebas dari nilai),tetapi disisi lain sebagai

instrumen (alat dan proses) keberadaannya koheren,tergantung,dan diarahkan. Siapa yang

mengarahkan? jawabannya tidak lain adalah manusia sendiri sebagai subyek ilmu

pengetahuan itu sendiri. Etika memang bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, tetapi penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat

memerlukan adanya dimensi etis sebagai alat kontrol bagi pengembangan iptek agar tidak

bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini

terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga

keseimbangan ekosistem,bertanggung jawan kepada kepentingan umum, kepentingan

generasi mendatang dan bersifat universal.. Adanya tanggung jawab etis tidak dimksudkan

untuk menghambat kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi dengan adanya tanggung jawab etis

diharapkan mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk mengembangkan

teknologi yang nantinya akan mengangkat kodrat dan martabat manusia .

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas ada beberapa masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Penngertian etika, moral

2. Pengertian ilmu pengetahuan

3. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan etika

4. Apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas nilai

5. Persoalan etika ilmu pengetahuan

Page 2: Tugas Filsafat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Moral

Secara etimologis etika berasal dari kata ethos yang berarti adat, kebiasaan atau susila.

Dalam filsafat etika membicarakan tentang tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kaitan

antara baik dan buruk. Baik dan buruk adalah suatu penilaian atas apa yang bisa dilihat dan

dirasakan seperti perbuatan dan tingkah laku. Sedangkan untuk hal-hal yang menyangkut

aspek motif atau watak, sulit dinilai. Secara garis besar ada dua macam etika yaitu etika

deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif hanya bersifat menggambarkan, melukiskan

dan menceritakan sesuatu seperti apa adanya tanpa memberikan penilaian atau pedoman

tentang bagaimana seharusnya bertindak. Sedangkan etika selain memberikan penilaian baik

dan buruk juga memberikan pedoman mana yang harus diperbuat dan yang tidak.

Dalam bahasa Yunani, ethika berati ethikos yang mengandung arti karakter,

kebiasaan, kecenderungan dan sikap yang menagandung analisis konsep-konsep seperti

harus, benar salah, mengandung pencarian watak ke dalam watak moralitas atau tindakan-

tindakan moral atau mengandung pencarian kehidupan yang baik secara moral. Etika secara

lebih detail merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh

berkaitan dengan moral.

Moral berasal dari bahasa Latin moralis (kata dasar mos, moris) yang berarti adat

istiadat, kebiasaan, cara, dan tingkah laku. Moral berarti sesuatu yang menyangkut prinsip

benar salah, dan salah satu  dari suatu perilaku yang menjadi standar perilaku manusia. Bila

dijabarkan lebih lanjut moral mengandung empat pengertian: i)baik-buruk, benar-salah dalam

aktifitas manusia, ii) tindakan yang adil dan wajar, iii) kapasitas untuk diarahkan pada

kesadaran benar-salah, dan kepastian untuk mengarahkan orang lain agar sesuai dengan

kaidah tingkah laku yang dinilai benar-salah dan iv) Sikap seseorang dalam hubungannya

dengan orang lain.

Page 3: Tugas Filsafat

B. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa latin

scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari,mengetahui. Sedangkan

menurut The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas

penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara

rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan

sistematis yang menjelaskan berbagi gejala yang ingin dimengerti manusia.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah

dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru

dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan

tersebut.

Menurut Prof. Dr. Idzam Fautanu, MA dalam bukunya “Filsafat Ilmu Teori & Aplikasi”

menyatakan bahwa ilmu pengetahuan berkaitan dengan metode ilmiah yaitu Logis dimana

sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan

yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll merupakan

bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan

adalah definitif. Kemudian, Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang

diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.

Obyektif yang dimaksud dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak

tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Sistematis yaitu

adanya konsistensi dan keteraturan internal. Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka

menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan

bersifat umum, terbuka dan universal.

Selanjutnya yaitu Sistematis yang berarti adanya konsistensi dan keteraturan internal.

Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori,

hukum, prinsip, dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan

– penemuan baru. Sifat dinamis initidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu

pengetahuan. Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang

ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka

dan universal.

Page 4: Tugas Filsafat

Dirancang ilmu pengetahuan tidak berkembang dngan sendirinya. Ilmu pengetahuan

dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini

akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan. Kemudian yang terakhir adalah

Akumulatif bahwa ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum dll yang

terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti

dengan kaedah yang benar. Kebenaral ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak

dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

Setelah mengetahui ilmu pengetahuan berkaitan dengan metode ilmiah, ilmu

pengetahuan jika digunakan akan memberikan manfaat bagi umat manusia. Menurut Prof. Dr.

Idzam Fautanu, MA dalam bukunya “Filsafat Ilmu Teori & Aplikasi” ada beberapa manfaat

ilmu pengetahuan yaitu antara lain:

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai

antologis. Dengan paradigma antologis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan

wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekuralisme ilmu

pengetahuan.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai

epistemologis. Dengan paradigma epistemologis, diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan wawasan intelektual yang mampu membentuk sikap ilmiah.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai

etis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perilaku adil yang mampu

membentuk moral tanggungjawab, sehingga pemberdayaan ilmu pengetahuan,

teknologi dan perindustrian semata-mata untuk kelangsungan kehidupan yang adil

dan berkebudayaan.

d. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran fungsionalnya

terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan perindustrian, mendorong perguruan

tinggi untuk kembali ke basis akademik “tridarmanya”.

C. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Etika

Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran yang mengatakan bagaimana

seharusnya hidup, tetapi itu adalah ajaran moral. Ilmu Pengetahuan dan etika sebagai suatu

pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku

penyimpangan dan kejahatan di kalangan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan etika

diharapkan mampu mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masayarakat sekitar agar

dapat menjadi ilmuwan yang memiliki moral dan akhlak yang baik dan mulia.

Page 5: Tugas Filsafat

Etika memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam

kelompok sosialnya yang kemudian dirupakan ke dalam aturan tertulis yang secara sistematik

sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat diperlukan dapat di

fungsikan sebagai pedoman untuk melakukan tindakan tertentu terhadap segala macam

tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik yang telah ditentukan dan

disepakati bersama. Ilmu sebagai asas moral atau etika mempunyai kegunaan khusus yakni

kegunaan universal bagi umat manusia dalam meningkatkan martabat kemanusiaannya.

 Masalah moral tidak dapat dilepaskan dengan tekad nanusia untuk menemukan

kebenaran. Sebab untuk menemukan dan mempertahankan kebenaran diperlukan keberanian.

Sejarah kemanusiaan telah mencatat semangat para ilmuwan yang rela mengorbankan

nyawanya untuk mempertahankan apa yang mereka anggap benar. Dalam hidup manusia tak

akan pernah lepas untuk menemukan kebenaran. Tanpa landasan moral maka ilmuwan akan

mudah melakukan pemaksaan intelektual yang akan berujung pada proses rasionalisasi yang

mendustakan kebenaran.

Maka inilah pentingnya etika dan moral dalam ilmu pengetahuan yang menyangkut

tanggung jawab manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi

sebesar-besarnya kemaslahatan manusia itu sendiri. Karena dalam penerapannya ilmu

pengetahuan juga mempunyai akibat positif dan negatif bahkan destruktif maka diperlukan

nilai atau norma untuk mengendalikannya. Di sinilah etika menjadi ketentuan mutlak yang

akan menjadi pengendali bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk

meningkatkan derajat hidup serta kesejahteraan dan  kebahagiaan manusia.

D. Apakah Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai?

Untuk membedakan apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas nilai kita perlu

membedakan antara penyelenggaraan ilmu itu sendiri dan penerapan Ilmu, antara

mengusahakan ilmu dan menggunakan ilmu. Ilmu memang mewakili nilai tertentu, ilmu

bernilai karena menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya, yang obyektif dan dikaji

secara kritis. Bebas nilai adalah tuntutan bagi ilmu pengetahuan agar ilmu pengetahuan

dikembangkan dengan tidak memperhatikan niali-nilai lain di luar ilmu, agar ilmu

pengetahuan dikembangkan demi ilmu pengetahuan dan tidak didasarkan pada pertimbangan

lain di luar ilmu pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan tunduk pada berbagai pertimbangan

di luar ilmu pengetahuan seperti politik, religius dan moral, ilmu tidak akan berkembang

secara otonom, karena ilmu menjadi tidak murni. Di sini ada bahaya kebenaran yang harus

Page 6: Tugas Filsafat

dikorbankan demi nilai-nilai lain. Dengan demikian kita tidak akan pernah mencapai

kebenaran ilmiah dan rasional-obyektif.

Menurut Konrad Kebung (2011) ilmu harus bebas nilai  dan lepas dari nilai-nilai di luar

ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan memberi pemahaman tentang pelbagai

masalah dalam hidup. Ada dua kecenderungan dasar dalam melihat tujuan  ilmu

pengetahuan. Pertama, kecenderungan puritan-elitis (ilmu adalah sesuatu yang mewah, elit),

bahwa tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah demi ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu

bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang sagala sesuatu demi kebenaran yang

memuaskan rasa ingin tau manusia. Kepuasan seorang ilmuwan adalah menemukan teori-

teori besar yang dapat menjelaskan pelbagai persoalan terlepas dari kegunaan ilmu

pengetahuan itu sendiri. Dengan begitu ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang elit, mewah

dan hanya untuk segelintir orang saja. Kedua, Kecenderungan pragmatis, ilmu pengetahuan

tidak hanya untuk mencari penjelasan tentang berbagai persoalan tetapi juga untuk

memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan, karena berguna ilmu menjadi menarik,

membuat hidup menjadi lebih baik dan menyenangkan.

Josep Situmorang (1996) seperti dikutip oleh Mohammad Adib, MA, menyatakan bahwa

bebas nilai artinya tuntutan terhadap setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada hakikat ilmu

pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal yang

tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ada  tiga faktor sebagai

indikator bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, yaitu: 1) Ilmu harus bebas dari pengeruh

eksternal seperti faktor politis, idiologis, agama, budaya dan unsur kemasyarakatan lainnya,

2)Perlunya kebebasan ilmiah yang mendorong terjadinya otonomi ilmu pengetahuan.

Kebebasan itu menyangkut kemungkinan untuk menentukan diri sendiri, 3) Penelitian ilmiah

tidak luput dari pertimbangan etis (yang sering dituding menghambat kemajuan ilmu), karena

nilai etis itu sendiri bersifat universal.

Seorang sosiolog, Weber menyatakan bahwa ilmu sosial harus bebas nilai, tetapi ia juga

mengatakan bahwa ilmu-ilmu sosial harus menjadi nilai yang relevan. Weber tidak yakin

ketika para ilmuwan sosial melakukan aktifitasnya seperti mengajar atau menulis mengenai

bidang sosial itu, mereka tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu. Nilai-nilai itu harus

diimplikasikan ke dalam bagian praktis ilmu sosial jika praktik itu mengandung tujuan

rasional. Tanpa keinginan melayani kepentingan orang, budaya, maka ilmu sosial tidak

beralasan untuk diajarkan. Jadi meskipun obyektifitas merupakan ciri mutlak ilmu

Page 7: Tugas Filsafat

pengetahuan, tetapi dalam pengembangan atau penerapannya ilmu dihadapkan pada nilai-

nilai yang ikut menentukan pilihan atas masalah dan kesimpulan yang dibuatnya.

E. Persoalan Etika Ilmu Pengetahuan

Saat ini, perkembangan Ilmu pengetahuan khususnya teknologi komunikasi sudah

banyak sekali menghasilkan alat yang ditujukan untuk memperlancar komunikasi dan

memperpendek jarak yang tadinya menjadi penghalang bagi sampainya informasi kepada

komunikan. Adanya televisi, komputer, handphone, serta teknologi 3G dan 4G yang

mengusung Super Highway Communication dengan electronic mail telah memungkinkan

manusia untuk mendapatkan dan mengakses informasi dengan cepat dalam waktu yang

sangat singkat.Meminjam istilah yang digunakan oleh Yasraf Pillian (2004), dunia ini telah

dilipat ,jarak beribu-ribu kilometer tidak lagi menjadi penghalang bagi sampainya informasi

kepada orang lain meskipun berbeda negara. Dengan teknologi satelit, berita tentang

terjadinya kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 beberapa waktu yang lalu dapat diketauhui

dalam waktu yang sangat singkat oleh semua orang di penjuru dunia tanpa perlu menunggu

satu dua hari.

Namun dalam penerapannya,ilmu pengetahuan selalu mempunyai bias negatif dan

destruktif. Sekarang ini manusia justru terjebak ke dalam budaya konsumerisme sebagai

akibat dari ketergantungan manusia akan teknologi. Contoh yang paling nyata adalah

kehadiran handphone dalam masyarakat. Sebagai teknologi baru, handphone telah merambah

ke berbagai kalangan mulai dari kalangan ekonomi atas,menengah,sampai kalangan ekonomi

bawah. Handphone bukanlah barang mewah lagi seperti dulu ,saat ini seorang tukang becak,

pedagang asongan,supir angkot dan keneknya tidak jarang yang telah memiliki benda kecil

ini. Handphone telah menjadi semacam gaya hidup bagi para pemiliknya. Kepemilikan atas

barang-barang yang bersifat material telah menjadi salah satu tolak ukur bagi masyarakat

yang ingin dikatakan modern. Mereka yang tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman akan

rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli handphone dan segala aksesorisnya.

Orang berlomba-lomba untuk memiliki hanphone dengan fitur-fitur terbaru yang telah

muncul di pasaran. Hal konsumtif tersebut tentu saja tidak baik dan hanya mengikuti gengsi

saja, akan lebih baik jika uang tersebut digunkan untuk kebutuhan yang lebih penting

daripada mengikuti gengsi atau prestige dengan berganti ganti model handphone ketika

terdapat model HP terbaru.

Page 8: Tugas Filsafat

Selain masalah tersebut terdapat contoh masalah yang lain yang berkaitan dengan

ilmu pengetahuan dan etika, seperti dicontohkan oleh Amsal Bakhtiar (2010) pada

perkembangan  ilmu bioteknologi, perkembangan yang dicapai sangat maju seperti rekayasa

genetika yang menghkhawatirkan banyak kalangan. Tidak saja para agamawan dan pemerhati

hak-hak asasi manusia tetapi para ahli bioteknologipun juga semakin khawatir karena jika

akibatnya tidak bisa dikendalikan  maka akan terjadi bencana  besar bagi kehidupan manusia.

Sebagai contoh adalah rekayasa genetika yang dahulunya bertujuan untuk mengobati

penyakit keturunan seperti diabetes, sekarang rekayasa tidak hanya bertujuan untuk

pengobatan tetapi untuk menciptakan manusia-manusia baru yang sama sekali berbeda baik

secara fisik maupun sifat-sifatnya. Dengan rekayasa tersebut manusia tidak memiliki hak

yang bebas lagi. Meskipun teori ini belum tentu terwujud dalam waktu singkat tetapi telah

menimbulkan persoalan dan kekhawatiran di kalangan ahli etika dan para agamawan, apalagi

jika jatuh pada penguasa yang lalim pasti dampaknya akan sangat membahayakan karena bisa

menghancurkan eksistensi manusia.

Dari penjelasan di atas disinilah kita lihat betapa pentingnya peran etika untuk ikut

mengontrol perkembangan iptek dan penerapannya dalam kehidupan agar tidak bertentangan

dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat sehingga tidak merugikan

dirinya sendiri dan juga orang lain. Selain itu tugas ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

menyediakan bantuan agar manusia dapat sungguh-sungguh mencapai pengertian tentang

martabat dirinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja sarana untuk mengembangkan

diri manusia, tetapi juga merupakan hasil perkembangan dan kreatifitas manusia untuk

memperkokoh kedudukan serta martabat manusia baik dalam hubungan sebagai pribadi

dengan lingkungannya, maupun sebagai makhluk yang bertanggung jawab terhadap Tuhan

YME.