tugas filsafat

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini menarik untuk dikaji tentang perkembangan sejarah filsafat hukum, sehingga banyak menimbulkan pertentangan antara pemikir hukum termasuk pertentangan antara ide-ide kaum kolektivis dan kaum individualis. Terkait dengan pertentangan mendasar ide-ide kaum kolektivis dan kaum individualis masing-masing memiliki argumentasi yang berbeda-beda, Teori individualisme itu memendang Negara hanya sebagai pengawal keamanan belaka , dan setiap orang harus selalau awas dan waspada supaya Negara itu tidak mencampurinya, biarkan manusia itu mencari dan mengurus kepentingan hidupnya sendiri- sendiri. Teori kolektivisme memandang bahwa Negara merupakan kolektivitas yang mencakup segalanya. Kepentingan Negara adalah kepentingan setiap individu karena itu tidak pernah terjadi benturan antara kepentingan, dengan mengabdi kepada negaralah individu

Upload: ida-bagus-wiratama

Post on 25-Jun-2015

268 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas filsafat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini menarik untuk dikaji tentang perkembangan sejarah filsafat

hukum, sehingga banyak menimbulkan pertentangan antara pemikir hukum

termasuk pertentangan antara ide-ide kaum kolektivis dan kaum individualis.

Terkait dengan pertentangan mendasar ide-ide kaum kolektivis dan kaum

individualis masing-masing memiliki argumentasi yang berbeda-beda, Teori

individualisme itu memendang Negara hanya sebagai pengawal keamanan

belaka , dan setiap orang harus selalau awas dan waspada supaya Negara itu tidak

mencampurinya, biarkan manusia itu mencari dan mengurus kepentingan

hidupnya sendiri-sendiri.

Teori kolektivisme memandang bahwa Negara merupakan kolektivitas

yang mencakup segalanya. Kepentingan Negara adalah kepentingan setiap

individu karena itu tidak pernah terjadi benturan antara kepentingan, dengan

mengabdi kepada negaralah individu itu akan mencapai kemerdekaan yang

sempurna . setiap individu itu hidup untuk Negara dan sebalikya .

Al-qur’an mengatakan ajaran yang berlainan dengan teori individu dan

kolektivitas. Al-qur’an mengatakan bahwa tuhan menciptakan manusia sebagai

leleki dan perempuan, dan diciptakan juga manusia sebagai lelaki dan perempuan,

dan diciptakan juga manusia itu bergolong-golongan, perkataan al-qur’an itu

menyebutkan bahwa individu itu tetapa ada, walaupun individu-individu itu hidup

dalam golongan, jadi individu itu tidak hilang dengan adanya golongan dan begitu

Page 2: tugas filsafat

2

pula sebaliknya, antara individu dan golongan harus terjadi satu perseimbangan

ini dengan cara melalui rohani manusia.

Teori-teori hukum mengambil salah satu dari tiga sikap. Apakah ia

menempatkan individu di bawah masyarakat, atau menempatkan masyarakat

dibawah individu ataukah berusaha untuk menggabungkan kedua-duanya yang

berlawanan tersebut, hal ini menyebabkan terjadinya pertentangan diantara para

filsuf sehingga penerapan ide-ide kaum kolektifis dan individualis masing-masing

berbeda dinegara-negara eropa pada saat itu.

Konsepsi yunani tentang hidup tidak dapat dipisahkan dari perkembangan

keperibadian,sedangkan sisitem totaliter modern mengukuhkan supremasi

masyarakat dengan penghacuran semua hak-hak individu. Hal ini dicapai dengan

meniadakan pemisahan kekuasaan dan kebebasan pengadilan,menolak polisi

rahasia, pengawasan negara terhadap semua aktivitas baik yang bersifat publik

maupun privat dan suatu mekanisme pengawasan yang ketat dibidang politik.

Dengan cara lain, teori katolik tentang masyarakat, membuat masyarakat

berada diatas individu,ia harus menerima tempat dan fungsinya. hal ini berbeda

dengan pemikiran kaum stoa yang mengembangkan suatu filsafat hukum yang

saling berkaitan dan didasarkan atas individu sebagai mahluk yang berakal, yang

terpisah dari masyarakat dimana ia berada. Lepas dari penerapan parsial filsafat

ini pada zaman kaisar Antonius, filsafat hukum individualistik muncul lagi hanya

dengan ajaran tentang hak-hak yang tidak dapat dicabut.

Sama halnya dengan pendapat Hobbes dengan ajarannya mengacu kepada

absolutisme poltik invidualisme merupakan dasar teori politik dan teori hukum

Page 3: tugas filsafat

3

Locke,hal ini merupakan wadah filsafat individualistis dan penyataan yang paling

tegas dan sangat mendukung filsafat individualistik ialah dari konstitusi Amerika

Dari uraian diatas pertentangan antara ide-ide kaum kolektifisme dan

individualisme mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan

hukum dinegara-negara didunia termasuk diindonesia, apakah negara-negara

tersebut menganut ajaran kaum kolektifisme ataukah ajaran kaum individualisme.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa pokok

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah perkembangan kolektivisme dan individualisme?

2. Apakah kolektivisme dan individualisme mempengaruhi hukum positif

diIndonesia

3. Apakah tujuan kolektivisme dan individualisme sesuai dengan

perkembangan hukum diIndonesia.

Page 4: tugas filsafat

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kolektivisme Dan Individualisme

1. Kolektivisme

Kolektivisme timbul merupakan reaksi terhadap liberalisme dan

sistem kapitalisme, revolusi industri dan akibat-akibatnya pada akhir abad

18 dan awal abad 19. Paham yang dapat dikategorikan dalam kolektivisme

adalah sosialisme dan komunisme. Awal sosialisme yang muncul pada

paruh pertama abad 19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih

didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian), dan meyakini

kesempurnaan watak manusia.

Sosialisme awal ini bertujuan meningkatkan, memperbaiki

kesejahteraan rakyat, atau memperbaiki nasib rakyat (atau berharap dapat

menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan) dengan kejernihan dan

kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi, namun

paham sosialis awal ini juga tidak mengungkapkan bagaimana caranya dan

sarananya untuk itu. Tokoh sosialis utopis ini, antara lain: Saint Simon,

Lassalle.

Pada perkembangan berikutnya, analisis sosial paham kolektif atau

sosialis tampak lebih jelas. Paham ini berkeyakinan kemajuan manusia dan

keadilan terhalang dengan lembaga hak milik atas sarana produksi.

Pemecahannya, menurut paham ini ialah dengan membatasi atau

menghapuskan hak milik pribadi (private proverty) dan menggantinya

Page 5: tugas filsafat

5

dengan pemilikan bersama atas sarana produksi. Dengan cara ini,

ketimpangan distribusi kekayaan yang tak terelakkan dari lembaga

pemilikan pribadi di bawah kapitalisme dapat ditiadakan. Perbedaan utama

antara sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang digunakanuntuk

mengubah kapitalisme menjadi sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan

perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan

demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan

perbaikan nasib buruh secara bertahap, dan dalam hal kesediaan berperan

serta dalam pemerintahan yang belum seluruhnya menganut sistem sosialis.

Paham sosialis ini banyak diterapkan di negara-negara Eropa Barat.

Sedangkan, paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem

kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi, dan pemerintahan oleh

diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa

transisi dengan bantuan negara di bawah diktator proletariat, seluruh hak

milik pribadi dihapuskan dan diambilalih untuk selanjutnya berada dalam

kontrol negara. Pada gilirannya, negara dan hukum akan lenyap karena tidak

lagi diperlukan. Paham komunis ini pernah diterapkan di bekas negara Uni

Soviet dan negara-negara Eropa Timur. Kini paham komunis masih

diterapkan di Republik Rakyat Cina (RRC) dan Vietnam. Akan tetapi

paham komunis di bekas negara Uni Soviet berrbeda dengan paham

komunis di RRC dalam penafsiran mereka atas ajaran Marxisme.

Contohnya Revolusi Oktober di Uni Soviet dimotori oleh kelompok pelopor

Page 6: tugas filsafat

6

(vanguard group), sedangkan revolusi di RRC dilakukan dengan cara

gerilya bersama petani.1

2. Individualisme

Timbulnya individualisme (liberalisme) dimulai di Inggris pada akhir

abad 18 (awal abad 19). Yang mendorong orientasi baru dan perubahan dalam

masyarakat yang disebut liberalisme adalah timbulnya revolusi industri. Ada 4

unsur yang terlihat dalam revolusi industri, yakni: Ilmu pengetahuan dan

teknologi; hubunganhubungan ekonomi; hubungan-hubungan sosial; kesadaran

dan cara hidup Unsur pertama. Perkembangan ilmu pengetahuan empiris pada

abad 18 mampu mendorong penemuan baru, misalnya: penemuan alat-alat

teknologi dalam bidang listrik. Dahulu orang memakai kayu-bakar, kemudian

batubara, dan akhirnya listrik. Di samping itu juga ditemukan mesin-uap.

Mesin-uap ini pun merupakan penemuan baru yang mempunyai akibat besar

dalam kehidupan masyarakat, sehingga mengubah kehidupan masyarakat,

karena penemuan baru ini dipakai di dalam proses kerja manusia. Cara kerja

pada akhir abad 18 atau awal abad 19 mulai dilengkapi dengan alat-alat

teknologi. Kerja yang semula dilakukan secara primitif, sekarang dengan alat-

alat baru ini, kerja bisa memberikan hasil yang lebih besar. Jadi, unsur pertama

adalah penemuan alatalat teknologis yang dimanfaatkan dalam kehidupan, dan

dalam cara kerja manusia. Dengan berubahnya cara kerja manusia akan

berubahlah unsur yang kedua, ketiga dan keempat.

Unsur kedua. Dengan dimanfaatkannya alat-alat teknologi dalam cara

kerja manusia, maka berubahlah hubungan-hubungan ekonomi dalam

1 Dwi Siswanto, Konvergensi Antara Liberalisme Dan Kolektivisme Sebagai Dasar Etika Politik Di Indonesia,(makalah) hal 272

Page 7: tugas filsafat

7

masyarakat. Hubungan-hubungan ekonomi inilah yang akhirnya nanti mampu

mengubah struktur ekonomi masyarakat. Pada abad 18 struktur ekonomi dalam

masyarakat disusun sesuai dengan kelas-kelas sosial, yang terdiri dari kaum

bangsawan, kaum rohaniwan, dan rakyat jelata. Para bangsawan dan rohaniwan

mempunyai tanah-tanah; mereka adalah penguasa tanah. Karena mereka sendiri

tidak bisa mengerjakan tanahnya, mereka menggantungkan kerja pada rakyat.

Hubungan ekonomi dalam masyarakat masih feodal yaitu rakyat yang tidak

memiliki tanah bekerja pada bangsawan yang memiliki tanah. Tetapi dengan

timbulnya alat-alat teknologi, berubahlah hubungan ekonomi. Sebab mulai

timbul kelompok baru, yaitu kelompok pedagang. Dengan penemuan-

penemuan baru seperti misalnya kompas, alat cetak-mencetak, dan alat peledak

mendorong orang untuk berani berlayar jauh dari negeranya dan dalam

pelayaran ini mereka bisa berkomunikasi dengan dunia lain. Berkomunikasi

dengan bangsa lain berarti bisa menjalin suatu hubungan ekonomi dan

perdagangan dengan mereka. Dengan adanya hubungan perdagangan dengan

bangsa-bangsa di luar Eropa ini, mulai timbul kelas baru, kelas ekonomi

pedagang. Kelompok dagang merupakan unsur baru kalau dibandingkan

dengan sistem feodal sebelumnya. Menjadi jelas bahwa pemanfaatan alat

teknologi mengubah hubungan ekonomi. Kelompok pedagang ini akan

hidup berdasarkan prinsip-prinsip ekonominya. Kelompok pedagang inilah

yang sebetulnya mempunyai peranan dalam kehidupan ekonomi masyarakat

yang dahulu dipegang oleh bangsawan.

Unsur ketiga. Unsur ketiga dari revolusi industri adalah perubahan

sosial. Perubahan-perubahan sosial ini terjadi karena kekuasaan ekonomi

sekarang beralih atau mulai berangsur kepada kelompok-kelompok

Page 8: tugas filsafat

8

pedagang yang mempunyai pengaruh dan kedudukan sosial penting.

Feodalisme mulai berubah dengan struktur merkantilisme. Perdagangan itu

berkembang, tetapi memang masih dalam merkantilisme, yaitu bahwa

masing-masing negara berusaha untuk melindungi perdagangannya. Dengan

demikian timbullah suatu sistem baru, sistem kapitalisme dalam bentuknya

yang pertama.

Unsur keempat. Unsur keempat dalam revolusi industri adalah

perubahan kesadaran dan cara hidup. Perubahan, baik dalam kehidupan

ekonomi maupun kehidupan sosial, mempengaruhi perubahan pemikiran.

Kesadaran-kesadaran baru ini terungkap dalam filsafat, sastra, dan lain-

lainnya. Dengan perubahan unsur-unsur masyarakat ini (perubahan unsur-

unsur infrastruktur), berubahlah juga cara berpikir orang. Dengan demikian,

dalam uraian ini, pemikiran itu.2

B. Pengaruh Kolektivisme Dan Individualisme Terhadap Hukum Positif Di indonesia

Ide-ide kaum kolektivisme dan individualisme mempunyai

pengaruh yang besar terhadap negara dinegara-negara didunia, apakah aliran

ini berpengaruh atau tidak terhadap perkembangan hukum di indonesia.

Indonesia sebagai negara hukum menjadikan Pancasila sebagai

dasar negara yang merupakan sumber dari segala sumber hukum,dimana

pada sila II (Kemanusia yang adil dan beradab)menggambarkan bahwa

manusia (Indonesia) saling mengakui sebagai pribadi, maka ia tidak dapat

diperlakukan sebagai objek, tidak boleh disamakan dengan barang,

melainkan harus diakui sebagai subjek otonom. Sebagai subjek otonom ia

adalah pribadi yang mandiri, sanggup mengembangkan dorongan kodratnya

untuk menuju kesempunaan. Sebagai pribadi dengan segala kemandiriannya

2 Ibid, hal 268-270

Page 9: tugas filsafat

9

dan kebebasannya, ia menjadi subjek pendukung dan pengamal nilai

relegius,rasional, etis dan estetis. Sejalan dengan itu pula manusia harus

mampumewujudkan panggilannya atau miisinya selaras dengan tujuan,

yaitu menciptakan kesempatan yang memungkinkan manusia semakin

menjadi manusia dan memerdekakan manusia dengan mentransformasikan

tatananmasyarakat sehingga memungkinkan setiap warga masyarakat

berkembangmenjadi pribadi yang utuh.

Selain itu dalam sila ke III (Persatuan Indonesia). merupakan

penjelmaan sifat monodualis diri pribadi dan makhluk sosial Diri pribadi

menyempurnakan penegakan kelangsungan diri, sebagai makhluk sosial

menegakkan kelangsunganjenis serta keadaban kebudayaannya. Kesatuan

hubungan terhadap sesama warga kebangsaannya yang dicakup dalam

kesatuan hubungan terhadap sesama manusia. Dengan kesadaran akan

adanya perbedaan, menghidup-hidupkan perbedaan yang mempunyai daya

penarik ke arah kerjasama dan kesatuan organis tak terpisahkan, yang

harmonis dinamis serta mengusahakan peniadaan serta

pengurangan/menghindari perbedaan yang mungkin mengakibatkan suasana

ke arah perselisihan, pertikaian dan perpecahan

dari uraian tersebut maka jelaslah pancasila sebagai sumber dari

segala sumber hukum tidak menganut salah satu dari ide-ide kaum

kolektivisme dan individualisme melainkan mengamalkan antara

kepentingan individu dan kolektif secara bersamaan dalam kehidupan

bernegara sehingga produk hukum yang di buat oleh pemerintah tidak boleh

bertentangan dengan pancasila harus menganut asa keseimbangan antara

kepentingan pribadi dan masyarakat

C. Kolektivisme dan Individualisme dalam Perkembangan Hukum di

Indonesia.

Indonesia terdiri dari Negara, masyarakat dan individu ketika the

founding fathers memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan berdirinya

Page 10: tugas filsafat

10

Negara Indonesia, mereka memilih republic demokrasi ketuhanan sebagai

format, bentuk dan eticut Negara baru ini republic mengalahkan pilihan

kerajaan, demokrasi(kedaulatan rakyat dan ketuhanan sebagai dasar Negara

memupuskan ateisme dan skularisme. Republic dan demokrasi tampaknya

menempati kedudukan yang lebih baik dalam persepsi dan pemikiran yang

berkembang ditingkat nasional dan internasional dalam kehidupan formal

dinegara tidak ada keberatan dikemukaan orang, walaupun demokrasi

terpimpin dalam orde baru memperlihatkan praktik bernegara yang tidak

demokratis.

Dasar filosofis pembentukan Negara Republik Indonesia adalah

semangat kekeluargaan yang merupakan kontekstualisasi dari faham

kolektivisme, mazhab pemikiran yang bertentangan dengan semangat

perseorangan atau individualisme.

System pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dirumuskan

oleh the founding fathers adalah hasil penghayatan yang mendalam

tentang corak budaya bangsa dan buah dari pencarian panjang atas

mazhab-mazhab pemikiran tentang pembentukan Negara ,terutama

mazhab atau faham individualism dan mazhab atau faham kolektivisme.

Bangsa Indonesia secara social budaya adalah bangsa yang bersifat

kolektivistik karena sikap, pemikiran perilaku dan tanggung jawab seorang

warga bangsa kepada kolektivitasnya berada diatas kepentingan

individu ,karena itu Negara republik Indonesia didirikan dengan

berlandaskan semangat kekeluargaan yang merupakan kontekstualisasi

fahan kolektivisme sesuai corak budaya bangsa Indonesia.

Page 11: tugas filsafat

11

Pembentukan Negara-negara modern biasanya dipengaruhi oleh

dua faham atau mazhab pemikiran tentang hubungan Negara dengan

warga Negara . penindasan para raja yang seringkali mempersonofikasikan

diri sebagai Negara selama berabad-abad di eropa telah mendorong

kelahiran gerakan renaissance, yang mengakui hak individu dari setiap

warganegara.

Format masyarakat yang dicita-citakan , berbeda dari format

Negara , belum dapat dikatakan telah ada ketika Negara Indonesia ini

diproklamasikan, kaum pergerakan kemerdekaan memang sejak semula

menolak model masyarakat feudal. karena itu negara yang mereka dirikan

adalah “Negara Indonesia” yang merdeka bersatu, berdaulat, adil dan

makmur masyarakat feodal tentu tidak berkeadilan karena adanya

diskriminasi di bidang sosial, budaya,ekonomi dan politik.

Page 12: tugas filsafat

12

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kolektivisme timbul merupakan reaksi terhadap liberalisme dan

sistem kapitalisme, revolusi industri dan akibat-akibatnya pada akhir abad

18 dan awal abad 19. Paham yang dapat dikategorikan dalam kolektivisme

adalah sosialisme dan komunisme. Awal sosialisme yang muncul pada

paruh pertama abad 19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih

didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian), dan meyakini

kesempurnaan watak manusia.

Paham ini berkeyakinan kemajuan manusia dan keadilan terhalang

dengan lembaga hak milik atas sarana produksi. Pemecahannya, menurut

paham ini ialah dengan membatasi atau menghapuskan hak milik pribadi

(private proverty) dan menggantinya dengan pemilikan bersama atas

sarana produksi. Dengan cara ini, ketimpangan distribusi kekayaan yang

tak terelakkan dari lembaga pemilikan pribadi di bawah kapitalisme dapat

ditiadakan. Perbedaan utama antara sosialisme dan komunisme terletak

pada sarana yang digunakanuntuk mengubah kapitalisme menjadi

sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya

dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga

lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap,

dan dalam hal kesediaan berperan serta dalam pemerintahan yang belum

seluruhnya menganut sistem sosialis. Paham sosialis ini banyak diterapkan

di negara-negara Eropa Barat.

Page 13: tugas filsafat

13

Timbulnya individualisme (liberalisme) dimulai di Inggris pada akhir

abad 18 (awal abad 19). Yang mendorong orientasi baru dan perubahan dalam

masyarakat yang disebut liberalisme adalah timbulnya revolusi industri. Ada

4 unsur yang terlihat dalam revolusi industri, yakni: Ilmu pengetahuan dan

teknologi; hubunganhubungan ekonomi; hubungan-hubungan sosial;

kesadaran dan cara hidup Unsur pertama. Perkembangan ilmu pengetahuan

empiris pada abad 18 mampu mendorong penemuan baru, misalnya:

penemuan alat-alat teknologi dalam bidang listrik. Dahulu orang memakai

kayu-bakar, kemudian batubara, dan akhirnya listrik. Di samping itu juga

ditemukan mesin-uap. Mesin-uap ini pun merupakan penemuan baru yang

mempunyai akibat besar dalam kehidupan masyarakat, sehingga mengubah

kehidupan masyarakat, karena penemuan baru ini dipakai di dalam proses

kerja manusia. Cara kerja pada akhir abad 18 atau awal abad 19 mulai

dilengkapi dengan alat-alat teknologi. Kerja yang semula dilakukan secara

primitif, sekarang dengan alat-alat baru ini, kerja bisa memberikan hasil yang

lebih besar. Jadi, unsur pertama adalah penemuan alatalat teknologis yang

dimanfaatkan dalam kehidupan, dan dalam cara kerja manusia. Dengan

berubahnya cara kerja manusia akan berubahlah unsur yang kedua, ketiga dan

keempat.

Unsur kedua. Dengan dimanfaatkannya alat-alat teknologi dalam cara

kerja manusia, maka berubahlah hubungan-hubungan ekonomi dalam

masyarakat. Hubungan-hubungan ekonomi inilah yang akhirnya nanti mampu

mengubah struktur ekonomi masyarakat. Pada abad 18 struktur ekonomi

dalam masyarakat disusun sesuai dengan kelas-kelas sosial, yang terdiri dari

kaum bangsawan, kaum rohaniwan, dan rakyat jelata. Para bangsawan dan

Page 14: tugas filsafat

14

rohaniwan mempunyai tanah-tanah; mereka adalah penguasa tanah. Karena

mereka sendiri tidak bisa mengerjakan tanahnya, mereka menggantungkan

kerja pada rakyat. Hubungan ekonomi dalam masyarakat masih feodal yaitu

rakyat yang tidak memiliki tanah bekerja pada bangsawan yang memiliki

tanah. Tetapi dengan timbulnya alat-alat teknologi, berubahlah hubungan

ekonomi. Sebab mulai timbul kelompok baru, yaitu kelompok pedagang.

Dengan penemuan-penemuan baru seperti misalnya kompas, alat cetak-

mencetak, dan alat peledak mendorong orang untuk berani berlayar jauh dari

negeranya dan dalam pelayaran ini mereka bisa berkomunikasi dengan dunia

lain. Berkomunikasi dengan bangsa lain berarti bisa menjalin suatu hubungan

ekonomi dan perdagangan dengan mereka. Dengan adanya hubungan

perdagangan dengan bangsa-bangsa di luar Eropa ini, mulai timbul kelas

baru, kelas ekonomi pedagang. Kelompok dagang merupakan unsur baru

kalau dibandingkan dengan sistem feodal sebelumnya. Menjadi jelas

bahwa pemanfaatan alat teknologi mengubah hubungan ekonomi.

Kelompok pedagang ini akan hidup berdasarkan prinsip-prinsip

ekonominya. Kelompok pedagang inilah yang sebetulnya mempunyai

peranan dalam kehidupan ekonomi masyarakat yang dahulu dipegang oleh

bangsawan.

Ide-ide kaum kolektivisme dan individualisme mempunyai

pengaruh yang besar terhadap negara dinegara-negara didunia, apakah

aliran ini berpengaruh atau tidak terhadap perkembangan hukum di

indonesia.

Page 15: tugas filsafat

15

Indonesia sebagai negara hukum menjadikan Pancasila sebagai

dasar negara yang merupakan sumber dari segala sumber hukum,dimana

pada sila II (Kemanusia yang adil dan beradab)menggambarkan bahwa

manusia (Indonesia) saling mengakui sebagai pribadi, maka ia tidak dapat

diperlakukan sebagai objek, tidak boleh disamakan dengan barang,

melainkan harus diakui sebagai subjek otonom. Sebagai subjek otonom ia

adalah pribadi yang mandiri, sanggup mengembangkan dorongan

kodratnya untuk menuju kesempunaan. Sebagai pribadi dengan segala

kemandiriannya dan kebebasannya, ia menjadi subjek pendukung dan

pengamal nilai relegius,rasional, etis dan estetis. Sejalan dengan itu pula

manusia harus mampumewujudkan panggilannya atau miisinya selaras

dengan tujuan, yaitu menciptakan kesempatan yang memungkinkan

manusia semakin menjadi manusia dan memerdekakan manusia dengan

mentransformasikan tatananmasyarakat sehingga memungkinkan setiap

warga masyarakat berkembangmenjadi pribadi yang utuh.

Indonesia terdiri dari Negara, masyarakat dan individu ketika the

founding fathers memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan berdirinya

Negara Indonesia, mereka memilih republic demokrasi ketuhanan sebagai

format, bentuk dan eticut Negara baru ini republic mengalahkan pilihan

kerajaan, demokrasi(kedaulatan rakyat dan ketuhanan sebagai dasar Negara

memupuskan ateisme dan skularisme. Republic dan demokrasi tampaknya

menempati kedudukan yang lebih baik dalam persepsi dan pemikiran yang

berkembang ditingkat nasional dan internasional dalam kehidupan formal

dinegara tidak ada keberatan dikemukaan orang, walaupun demokrasi

Page 16: tugas filsafat

16

terpimpin dalam orde baru memperlihatkan praktik bernegara yang tidak

demokratis.

Dasar filosofis pembentukan Negara Republik Indonesia adalah

semangat kekeluargaan yang merupakan kontekstualisasi dari faham

kolektivisme, mazhab pemikiran yang bertentangan dengan semangat

perseorangan atau individualisme.

B. SARAN

Tujuan hidup manusia tidak hanya untuk mencapai kebaikan melainkan

untuk kebahagiaan yang hakiki (haq)’Hidup manusia bukan hanya untuk

mengejar materi, melainkan untuk berbuat dan mengetahui apa itu budi

yang sesungguhnya. Dilain pihak, manusia tidak selamanya menjadi

tempat