tugas dr gita

Upload: syarfina-rosyadah

Post on 04-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nonoo

TRANSCRIPT

TUGASRENCANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN

DISUSUN OLEH:Syarfina RosyadahNIM: 030 10 262

PEMBIMBING:dr Gita Tarigan, MPSKEPANITERAAN KLINIK ILMUKESEHATAN MASYARAKATPERIODE 16 MARET 2015 - 23 MEI 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN HUTANTAMAN NASIONAL BERBAKPROVINSI JAMBIRekayasa kasusKebakaran hutan gambut di Taman Nasional Berbak, Jambi, terus meluas hingga lebih dari 100 hektar. Api merambat cepat karena angin yang kencang, ditambah udara yang kering belakangan ini. Dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa. Total daerah yang terbakar sekitar 10.800 ha. Kurang lebih 90 % kawasan ini merupakan daerah konservasi, sedangkan 10 % merupakan lahan pertanian (Sibeua 1998) dan (IBSAP 2003-2020).Dari beberapa penelitian diketahui di kawasan ini terdapat sekurang-kurangnya 261 spesies tumbuhan dari 73 famili, 28 spesies mamalia, 224 jenis burung dari 49 famili, 39 jenis reptil dari 12 famili, berbagai jenis amfibi serta tidak kurang 35 jenis ikan yang dapat dikonsumsi telah teridentifikasi di kawasan ini.Taman nasional berbak merupakan salah satu lahan basah terpenting di Asia Tenggara yang memiliki luas sekitar 162.700 ha yang merupakan hutan rawa gambut. Terletak di antara 108 - 143 Lintang Selatan, 10405 - 10426 Bujur Timur. Kawasan ini memiliki temperatur udara harian 25 28 C dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm/tahun. Sebagai kawasan pesisir, wilayah Taman Nasional Berbak memiliki ketinggian tempat 0 20 meter dpl. Taman nasional berbak terletak di 2 (dua) Wilayah Kabupaten yakni: Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, berada dipesisir timur Provinsi Jambi disekitar bagian kanan Sungai Batanghari yang dapat diakses melalui jalan darat maupun melalui Sungai Batanghari. Batas-batas kawasan Taman Nasional Berbak, yaitu : Sebelah Utara = Selat Berhala, Sebelah Selatan = Taman Nasional sembilang, Sebelah timur = Kecamatn Sadu dan Laut Cina Selatan, sebelah Barat = Sunagi Berbak, TAHURA dan Hutan Lindung Gambut. Berdasarkan batas administrative, 28 desa yang ada di daerah penyangga Taman Nasional Berbak (TNB) dikelompokkan menjadi empat wilayah. Dari 28 desa tersebut, 17 desa berada di batas TNB. Total daerah yang diperkirakan terbaka di lokasi ini adalah 18000 ha (sekitar 11% luas TNB). Daerah yang mengalami kebakaran terparah 10800 ha terletak di zona inti Taman Nasional Berbak.Gambar 1. Peta Taman Nasional BerbakTaman Nasional Berbaksebagai penyimpan cadangan karbon. Dari hasil penelitian CIFOR sementara ini kandungan biomasaTaman Nasional Berbakrata-rata 370 ton/ha di atas permukaan tanah (above ground) dan 80 ton/ha di bawah permukaan tanah (below ground) dan apabila dihubungkan dengan REDD project maka kandungan carbon rata-rataTamanNasionalBerbakyang seluas 162.700 ha sebesar 58,57 juta ton. Hal ini semakin memudahkan penyebaran api pada Taman Nasional Berbak.PENDUDUK Terdapat 4 dusun yang terdiri dari 4 Rukun warga (RW) dan 19 Rukun tetangga (RT) dan terdapat 685 Rumah tangga. Jumlah penduduk 2.459 jiwa terdiri dari 1.203 jiwa Laki-laki dan 1.256 jiwa Perempuan.Penduduk usia 10 tahun keatas bermatapencaharian petani, penebang pohon, pekerja bangunan, pengangkutan & komunikasi, dan lainnya.Untuk sumber air minum berasal dari Leding/PAM, sungai dan Mata Air. Dan untuk penerangan 659 menggunakan PLN dan 86 rumah tangga menggunakan penerangan lain non PLN.Dalam bidang pendidikan banyaknya penduduk di atas 5 tahun yang Tamat PT/Universitas 58 orang, Tamat Akademi 25 orang, Tamat SLTA/sederajat 421 orang, tamat SLTP/ sederajat 380 orang, Tamat SD/sederajat 842 orang, Tidak tamat SD - orang, Belum tamat SD 468 orang dan Belum/ tidak sekolah 71 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 2 unit TK, 2 unit SD, - unit MI, 1 unit SMP/Mts dan - unit SMU. SARANA KESEHATANBidang Kesehatan terdapat Prasarana kesehatan 1 unit Puskesmas, - Puskesmas pembantu, 4 unit Posyandu, 1 unit Polides, Dokter Umum, Bidan/Perawat/Mantri, Dukun Bayi, Dukun Pijat dan Tukang Gigi. Terdapat beberapa rumah sakit terdekat diantaranya adalah RSUD Muaro Jambi dan RSUD Nurdin Hamzah Tanjung Jabung Timur

KEHIDUPAN EKONOMIKehidupan ekonomi masyarakat di sekitar Taman ini, sebagian besar disokong oleh pertanian. Tanaman pangan yang dikembangkan di desa ini adalah Padi, Jagung. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa Cabe dan Kacang. Sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa Tembakau. Ternak yang dikembangkan di desa tersebut berupa sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan itik.ANALISIS KOMPONEN BENCANA TAMAN NASIONAL BERBAKHazard Mapping90 % Taman ini terdiri dari lahan gambut, sehingga lebih sulit untuk menghentikan kebakaran karena kebakaran terjadi di bawah tanah. Sebagian besar penduduk yang social ekonominya rendah dan pendidikan rendah menyebabkan seringnya terjadi kebakaran hutan dengan tujuan membuka lahan, hal ini ditambah dengan cuaca yang panas saat musim kemarau. Taman Nasional Berbaksebagai penyimpan cadangan karbon. Dari hasil penelitian CIFOR sementara ini kandungan biomasaTaman Nasional Berbakrata-rata 370 ton/ha di atas permukaan tanah (above ground) dan 80 ton/ha di bawah permukaan tanah (below ground) dan apabila dihubungkan dengan REDD project maka kandungan carbon rata-rataTamanNasionalBerbakyang seluas 162.700 ha sebesar 58,57 juta ton. Hal ini semakin memudahkan penyebaran api pada Taman Nasional Berbak.

VULNERABILITYKerentanan adalah keadaan atau suatu sifat atau perilaku manusia yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menghadapi bahaya atau ancaman. Kerentanan di daerah sekitar Taman Nasional Berbak Provinsi Jambi, diantaranya adalah :Kerentanan Fisik : ditinjau dari struktur fisik desa-desa di kecamatan Kumpeh, bangunan sudah terbentuk dari kayu, Sumber Daya Air minum banyak didapat dari Sungai setempat, sehingga penduduk di musim kemarau banyak yang mengalami kekeringan. Hal tersebut meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap kebakaran hutanKerentanan Ekonomi : Secara ekonomi, masyarakat di kecamatan Bulu Temanggung banyak yang masih berprofesi sebagai petani dengan tingkat kesejahteraan yang kurang. Salah satu potret tingkat ekonomi adalah masih adanya sekitar 86 rumah warga yang tidak menggunakan sumber listrik PLN.Kerentanan Sosial : Kerentanan sosial cukup tinggi. Tingkat pendidikan yang cukup buruk, data menyebutkan bahwa dalam bidang pendidikan banyaknya penduduk di atas 5 tahun yang Tamat PT/Universitas 58 orang, Tamat Akademi 25 orang, Tamat SLTA/sederajat 421 orang, tamat SLTP/ sederajat 380 orang, Tamat SD/sederajat 842 orang, Tidak tamat SD - orang, Belum tamat SD 468 orang dan Belum/ tidak sekolah 71 orang.Kerentanan Lingkungan : 90 % tanahnya merupakan tanah gambut, sehingga api sulit dipadamkan, hal ini disebabkan karena kebakaran terjadi di bawah tanahKerentanan Teknologi : Teknologi masih terbatas untuk pemantauan bahaya dini.Kerentanan Transportasi :Transportasi ke sana menggunakan speedboat, dari 43 speedboat, 23 Spead boat di antaranya sedang mengalami kerusakan. Sedangkan, jarak tempuh yang jauh dari Jambi menyelusuri sungai Batanghari dengan menggunakan speed boat berbelok ke kanan menyelusuri sungai Air Hitam Dalam selama 2,5 3 jam, atau langsung ke Nipah Panjang selama 4-5 jam. Dari Nipah Panjang dilanjutkan ke Desa Air Hitam Laut selama 5-8 jam melalui Laut Cina Selatan (perjalanan ke Air Hitam Laut harus melihat cuaca ombak Laut Cina Selatan yang terkenal ganas)CAPACITYSecara umum kapasitas atau kemampuan masyarakat untuk tanggap dan dapat mengatasi bencana dapat dikategorikan kurang. Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, desa di sekitar Taman merupakan wilayah yang relatif jarang mendapatkan penyuluhan atau pelatihan siaga bencana khususnya kebakaran hutanKarena pekerjaan masyarakat umumnya adalah petani, dan banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya hutan untuk menjaga stabilitas tanah, masyarakat cenderung sering membabat hutan untuk membuka lahan pertanian. Meskipun musim kemaraunberlangsung setiap tahun, masyarakat cenderung tidak menunjukkan adanya perkembangan mengenai siaga bencana kebakaran hutan.ANALISIS RESIKODari ketiga hal tersebut diatas, bencana kebakaran hutan di Taman Nasional Berbak provinsi Jambi merupakan bencana yang relatif jarang terjadi, kemungkinan terjadinya adalah satu kali per tahun yaitu saat musim kemarau, dan bencana ini bukan merupakan bencana rutin terjadi. Dampak yang biasanya terjadi pada bencana kebakaran hutan di Taman Nasional Berbak dalah:1. Dampak Sosial : masyarakat yang terkena bencana kebakaran hutan di Taman Nasional Berbak biasanya berjumlah cukup sedikit, pada bencana yang terakir tercatat, tidak ada korban jiwa, namun kerusakan yang terjadi cukup banyak, yaitu beberapa hektar lahan hutan dan hilangnya beberapa jenis flora fauna2. Dampak Lingkungan : dampak yang terjadi diantaranya adalah rusaknya lahan hutan, matinya flora dan fauna yang berada di hutan tersebut serta rusaknya rumah rumah warga sekitar jika kebakaran hutan meluas hingga ke desa sekitarnya. Selain itu, kebakaran yang terjadi di hutan tersebut diatas menyebabkan akses jalan menuju desa tersebut terputus, serta polusi udara yang luas, selain itu kebakaran hutan yang luas menyebabkan berkurangnya sumber air bersih di sekitar. 3.Dampak Ekonomi : karena akses jalan menuju desa tersebut putus, pohon pohon mati, flora fauna mati, tingginya polusi udara maka aktivitas mata pencarian masyarakat terganggu dan akibat rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, kerusakan rumah karena tidak segera diperbaiki karena tidak mampu.4.Dampak Kesehatan : dampak kebakaran dapat menyebabkan putusnya akses kesehatan masyarakat. Mengingat lokasi Puskesmas cukup jauh dan karena akses terputus, masyarakat tidak bisa mendatangi puskesmas dan begitu juga petugas kesehatan kesulitan mencapai daerah bencana.Secara spesifik, penyakit yang mungkin timbul saat bencana kebakarann hutan adalah penyakit yang berkaitan dengan polusi udara dan sanitasi. Karena warga kehilangan sumber air bersih, udara bersih dan juga tempat tinggal. Secara teori mungkin muncul penyakit seperti ISPA, bronchitis akut, luka bakar, namun pada kejadian terakhir, penyakit tersebut tidak tercatat adanya peningkatan jumlah penderita.PROGRAM PERSIAPAN PRA-BENCANAPersiapan sebelum terjadinya bencana merupakan sebuah tahapan yang sangat penting karena disinilah program program edukasi dapat dijalankan agar kapasitas masyarakat di daerah tersebut meningkat. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk persiapan menghadapi bencana kebakaran hutan Taman Nasional Berbak .1. Identifikasi jumlah KK dan jiwa di desa sekitar Taman Nasional Berbak.2.Pelatihan rutin tenaga kesehatan dan sukarelawan tentang kesiapsiagaan manajemen bencana kebakaran hutan.3.Penyuluhan kepada warga mengenai kewaspadaan terhadap datangnya bencana kebakaran hutan, serta mengenali tanda-tanda kebakaran hutan serta apa yang harus dilakukan ketika bencana tersebut datang4.Mempermudah warga untuk mengetahui pusat informasi bencana dan membuat media komunikasi efektif, cepat, tanggap antara warga dan seluruh tenaga kesehatan serta pusat bantuan bencana5.Memberi tahu warga agar segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang kebakaran hutan.6.Menjaring sukarelawan bencana7.Perencanaan jumlah tenaga kesehatan yang dikerahkan saat bencana tanah longsor terjadi dan pembagian kerjanya8.Sweeping kondisi bangunan masyarakat yang berada di kawasan sekitar Taman Nasional Berbak.9.Memasang papan peringatan terjadi potensi bencana yang bertuliskan AWAS KEBAKARAN HUTAN!!! 10.Penyiapan logistik medis dan non medis untuk bencana11. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.12. Membantu penataan kembali kawasan Hutan yang telah terbakar.13. Membuat jalur evakuasi untuk penyelamatan dari bahaya kebakaran hutan14. Memasang rambu-rambu papan peringatan dan tanda bahaya letusan gunungapi di tempat-tempat rawan terkena bahaya langsung.15. Persediaan obat-obatan atau logistic medik untuk penyakit- penyakit yang sering terjadi di wilayah kebakaran hutan 16. Simulasi kebakaran hutan di desa- desa sekitarnya17. Penyuluhan mengenai cara membuka lahan tanpa membakar hutan, bahaya membakar hutan, dampaknya pada kehidupan masyarakat, flora dan fauna18. Membentuk dana keadaan darurat untuk mendukung kesiapsiagaan, respon, dan pemulihan di tingkat kampung.19. Berpartisipasi aktif dalam pemantauan dan evaluasi penanggulangan bencana20. Menyiapkan strategi pengelolaan dikawasan berbak meliputi : a. Penutupan kanal yang digunakan penebang liar untuk mentransportasi kayu hasil tambangannya, dengan ditutupnya kanal- kanal ini, diharapkan muka air tanah akan meningkat dan kekeringan atau kebakaran di lahan gambut saat musim kemaray dapat terhindarib. Kajian kebijakan yang berkenaan dengan pemanfaatan hutan rawa gambut oleh pemerintah, misalnya pengurangan hutan tanaman industry (HTI)c. Patroli intensif yang lebih ditingkatkan frekuensinya dan difokuskan pada daerah rawan kebakaran seperti pada daerah rawan penebangan liarc. Pembentukan petugas hutan gabungan regional d. Penanaman kembali berbagai jenis tanaman tertentu pada daerah HTI di lahan gambut 21. Deteksi dini daerah yang rawan kebakaran, bisa dengan menggunakan : a. Pengecekan titik api dan pemanfaatan data hotspot dari satelit untuk disebarluaskan b. Pengaktifan posko siaga kebakaran hutan c. Melaksanakan Pusat Pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi (Pusdalkahurtia)

PROGRAM SAAT TERJADI BENCANA1. Menyebarkan informasi melalu media efektif yang sudah ditentukan antara warga dan tim yang terkait sesegera mungkin2. Bersama warga menuju tempat evakuasi yaitu tempat yang jauh lebih stabil dan tidak rawan longsor.3. Mensortir korban bersama tim yang telah ditentukan beserta sukarelawan lain dibidang kesehatan untuk membagi korban berdasarkan prioritas yang membutuhkan pertolongan serta mengevakuasi korban4. Membangun posko pengobatan darurat, sebaiknya dilakukan di rumah ketua RW atau RT atau mushalla/masjid karena lokasi Puskesmas Kecamatan Bulu cukup jauh dari lokasi.5. Mencatat dan melaporkan data korban dan logistik yang kurang, dengan membuat papan pengumuman berisi identitas korban yang ditemukan di setiap papan posko bencana

PROGRAM REHABILITIASI PASCA-BENCANAa. Pasca-Bencana: Memastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi kebakaran hutan susulan Tetap melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan Mengidentifikasi dampak dari bencana kebakaran seperti: 1. Kerusakan pada berbagai bentuk infrastruktur termasuk akses jalan.2. Pencemaran air bersih.3. Korban jiwa dan ancaman kemanusiaan.4. Mewabahnya penyakit-penyakit. Menyediakan air bersih, terutama air minum ataupun air untuk membuat makanan. Penyediaan makanan yang cukup, serta membagi rata seluruh bantuan sandang dan pangan dari donatur. Persiapan masker untuk mengurangi terpaparnya masyarakat sekitar dari polusi udara ataupun asap pasca kebakaran Pemberian konseling pada warga korban kebakaran hutan Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular Rehabilitasi1. Program pemulihan lingkungan pasca kebakaran, bila membutuhkan alat berat segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum.2. Program bersama masyarakat untuk membersihkan serta membangun kembali wilayah dan lahan yang rusak terkena kebakaran hutan.3. Berkoordinasi dengan Dinas Perhutanan dan Dinas Pertanian setempat untuk mengisolir lahan bekas kebakaran akan direhabilitasi dan dikembalikan kembali kepada fungsi hutan semula.4. Berkordinasi dengan penegak hokum untuk membentuk Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk menyelidiki masalah kebakaran hutan dan lahanLogistik yang feasible untuk dipersiapkan di lapangan ketika terjadi kebakaran hutanb. Ambulance 1 buahc. Mobil truk5 buahd. Ekskavator2 buahe. Kartu triase50 unitf. Long Spine board5 buahg. Tandu10 buahh. Collar Neck20 buahi. Tabung Oksigen20 buahj. APD penolong50 buahk. Obat-obatan100 paket l. Walkie Talkie20 buahm. Sound system3 unitn. Alat pembersihMilik wargaII. PembiayaanPembiayaan untuk penanggulangan bencana ini dapat bersumber dari dana pemerintah serta donatur yang mungkin berasal dari warga sekitar, atau dari perusahaan swasta yang berniat memberikan dana.