tugas crs dr. heru, residen tht-kl

9
Case Report Session TUGAS CASE REPORT SESSION Anggota Dilla Anindita (06120173) Isnaniyah Usman (0910312055) Hasra Mukhlisan (0910312117) PRESEPTOR: dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL

Upload: hasramukhlisan

Post on 19-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Tugas Case

TRANSCRIPT

Case Report Session

TUGAS CASE REPORT SESSION

AnggotaDilla Anindita (06120173)Isnaniyah Usman (0910312055)Hasra Mukhlisan (0910312117)

PRESEPTOR:dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALASRSUP DR M. DJAMILPADANG2014

PERBEDAAN OMSK KARENA INFEKSI KUMAN TB DAN KUMAN BIASA

Otitis media tuberkulosis sering disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, meskipun mycobacterium atypic juga ada dilaporkan. Patogenesis otitis media tuberkulosis berhubungan dengan tiga mekanisme yaitu penyebaran secara hematogen dan limfogen dari infeksi paru, penyebaran dari infeksi nasofaring melalui tuba eustasius, dan implantasi langsung melalui kanalis auditorius eksterna serta perforasi membran timpani.

Otitis media tuberkulosis mempunyai gejala klinik dengan spektrum yang luas, tetapi beberapa kasus sering dengan gejala yang umum. Gejala klinik yang khas dari otitis media tuberkulosis ini terdiri dari keluar cairan yang banyak dari telinga tanpa disertai nyeri dan tuli berat. Tuli berat merupakan tanda klasik dari otitis media tuberkulosis dapat berupa tuli konduktif, tuli sensorineural atau campur.

Pada gejala klasik, dari pemeriksaan otoskopi didapatkan perforasi multipel dan jaringan granulasi dari telinga tengah yang merupakan patognomonis untuk otitis media tuberkulosis. Limfadenopati servikal dapat terjadi 5- 10% kasus otitis media tuberkulosis. Limfadenopati terjadi lebih awal, tidak nyeri dan persisten yang tidak respon dengan pengobatan. Gejala lain seperti penurunan berat badan, keringat malam dan batuk darah sering ditemukan pada pasien dengan tuberkulosis paru aktif.9 Pada pasien ini terdapat gejala klasik otitis media tuberkulosis seperti gejala: otore yang banyak dan tidak nyeri, tuli berat yang progresif, serta jaringan granulasi yang banyak pada telinga tengah dan rongga mastoid.

ABSES BEZOLDAbses bezold adalah abses leher dalam yang berkembang mirip dengan abses subperiosteal secara patologi. Dengan adanya mastoiditis coalescen, jika korteks mastoid terkena pada ujungnya sebagai lawan dari korteks lateral, abses akan berkembang di leher dalam sampai mastoid. Abses ini didefinisikan sebagai massa yang dalam dan lembut di leher.

Gambar 1. Abses Bezold

ALGORITMA TATALAKSANA OMSKOtore kronis

Otoskopi

MT perforasiMT utuh

OMSK

Onset, progresifitas, predisposisi, penyakit sistemik, fokus infeksi, riwayat pengobatan

Komplikasi (-)Komplikasi (+)

Kolesteatom (+)OMSK bahayaKolesteatom (-)OMSK benigna

OE difusOtomikosisDermatitis eksimOE malignaMiringitis granulomatosa

Lihat algoritma 3Lihat algoritma 2Lihat algoritma 1

Algoritma 1Kolesteatom (-)OMSK benigna

OMSK aktifOMSK tenang

Cuci telinga, Antib. Topikal,Antibiotik sist.Stimulasiepitelialisasitepi perforasi

Otore menetap> 1 minggu

Antib.BerdasarkanPemeriksaanMOPerforasi menutupPerforasi menetap

Ro. Mastoid(Schuller x-ray)Audiogram

Tuli konduktif +Tuli konduktif -Menetap > 3 bulan

Ideal: mastoidektomi+ timpanoplastiIdeal: timpanoplasti dengan atau tanpa mastoidektomi

Algoritma 2Kolesteatom (+)OMSK bahaya

OMSK tipe bahaya bersifat progresif, kolesteatom yang semakin luas akanmendestruksi tulang yang dilewatinya.Infeksi sekunder akan menyebabkankeadaan septik lokal dannekrosis septik di jaringan lunak yangdilalui kolesteatom dan di jaringansekitarnya juga menyebabkan destruksijaringan lunak yang mengancam akanterjadinya komplikasi-komplikasi.Satu-satunya cara pengobatan adalahbedah

PilihanAtikotomi anteriorTimpanoplasti dinding utuh (Canal wall uptympanoplasty)Timpanoplasti dinding runtuh (canal walldown tympanoplasty)AtticoantroplastiDan sebagainya

Algoritma 3OMSK + komplikasi

Intra temporalIntra kranial

Abses ekstra duraAbses subduraTromboflebitis sinus lateralMeningitisAbses otakMeningitis otikus

Abses subperiostealParesis fasialLabirinitisPetrositis

Lihat algoritma 5Lihat algoritma 4

Algoritma 4PROTOKOL PENATALAKSANAAN PASIEN OMSK DENGANKECURIGAAN KOMPLIKASI INTRA KRANIALRawat inapPeriksa sekret telingaAntibiotik dosis tinggi intravena 7-15 hari, obat ajuvanKonsul spesialis saraf/saraf anak

CT scan+kontras

+Abses intrakranialHidrosefalus otitikCT scan tidak dapat dilakukan-Abses intrakranialHidrosefalus otitik

KonsulBedah SarafPengobatan medikamentosa bersamaspesialis Bedah Saraf

Keadaan umum baikKeadaan umum buruk

Mastoidektomidalambius lokalKU burukMastoidektomidalambius umumKU baikPertimbangkanmastoidektomidalam biuslokalMastoidektomidalambius umum

Bedah Saraf: tidak operasiBedah Saraf: operasi

Medikamentosa 1-2 bln, monitorperkembangan komplikasidengan CT scan tiap 1 2 mingguMastoidektomikemudianMastoidektomibersama bedahsaraf

Pertimbangkanmastoidektomidalam biuslokalKU burukMastoidektomidalambius umumKU baik

MASTOIDEKTOMI RADIKALRongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologi. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.

Teknik Radiografi Mastoid BoneBasic : Axiolateral oblique (Modified Law) Axiolateral oblique (Stenvers) AP Axial (Town)Special : Axiolateral (Schuller) Axiolateral oblique (Arcelin - reverse Stenvers) Axiolateral Oblique (Mayer method and Owen modification)1. Axiolateral oblique projection (Modified Law Method) Kelainan yang ditampakkan : proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada processus mastoideus. kedua sisi diperiksa sebagai perbandingan. Posisi pasien : Erect atau prone . Tekuk daun telinga pada mastoid yang diperiksa untuk mengurangi superimposisi dengan mastoid. Posisi obyek : letakkan sisi lateral kepala menempel meja/permukaan bucky dengan bagian yang akan dperiksa berada dekat dengan IR. Tubuh dioblique kan untuk membuat pasien bisa senyaman mungkin. atur MSP pararel dengan bidang permukaan meja/bucky. Dari posisi lateral, obliqkan wajah 15 derajat terhadap IR. Hindaritiltingdengan mengatur Interpupilary line tegak lurus permukaan meja/bucky. atur dagu agar IOML tegak lurus pada tepi depan IR CR : 15 derajat ke caudad CP : 1 inchi posterior dan 1 inchi superior MAE yang jauh dari IR. FFD : 100 cm Struktur yang ditampakkan : tampak gambaran mastoidair celldan struktur tulang yang dekat dengan IR2. Axiolateral Oblique (Stenver's Method) Kelainan yang ditampakkan : Proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada tulang temporal (sptacoustic neuroma), yang menyebabkan IACs (Internal acoustic canals) tampak asimetris. Dibuatfotoperbandingan kanan dan kiri. Posisi Pasien : Prone atau erect Posisi Obyek : Atur dagu sehingga IOML tegak lurus terhadap IR Rotasikan kepala 45 derajat dan bagian yag diperiksa berada dekat dengan IR. Atur mastoid bagian bawah berada pada pertengahan IR. Central Ray (CR) : 12 derajat ke cephalad CP : 3 hingga 4 inchi (7 hingga 10 cm) posterior, dan inchi (1,25 cm) inferior permukaan MAE, menuju ke mastoid process yang dekat dengan IR. FFD : 100 cm (40 inchi) Struktur yang ditampakkan : Petrous pyramid, labirynth tulang,cavitytympany, internalauditorycanal, dan mastoid air cells ( dengan mastoid tips) tidak superposisi dengan tulang temporal. Posisi yang benar akan menampakkan condylus mandibular mengalami superimposisi dengan tulang cervical, internal acousticus canal, cochlea, dan semicircularncanals (bony labyrithm) tampak dibawah petrous ridge, processus mastoideus tampak berada di bawah cranialmargin, posterior margin dari ramus mandibula superimposisi dengan bagian posterior tulang cervical.3. Axiolateral oblique-Anterior profile /Arcelin method (reverse stevers method) Kelainan yang ditampakkan :patologi yang ditampakkan pada daerah temporal seperti acoustic neuroma. Proyeksi ini diperuntukkan bagi pasien yang tidak dapat diposisikan prone seperti pada proyeksi PA oblique (Stenvers). Selalu dilakukan foto perbandingan. Posisi Pasien : erect atau supine Posisi Obyek : Rotasikan kepala 45 derajat dengan bagian yang diperiksa jauh dari kaset (sisi yang dielevasi adalah sisi yang akan ditampakkan). Atur dagu, sehingga IOML tegak lurus permukaan meja/bucky. Atur daerah mastoid agar berada pada pertengahan IR CR : 10 derajat ke caudad CP : 1 inchi (2,5 cm) anterior dan inchi (2cm) superior dari permukaan MAE yang dielevasi. FFD : 100 cm (40 inchi) Struktur yang ditampakkan : Sisi petrous ridge yang dielevasi tampak karena posisi ini pararel terhadap IR. TMJ yang dielevasi akan tampak di sisi anterior mastoid air cell yang ditampakkan.4. Axiolateral oblique (Mayers method dan Owen modification) Patologi yang ditampakkan : Kelainan daerah mastoid (OMSK). Posisi Pasien : erect atau supine Posisi Obyek : Atur dagu, sehingga IOML tegak lurus terhadap IR Rotasikan kepala 45 derajat dengan daerah yang duperiksa dekat dengan IR. Atur mastoid yang dekat dengan film berada pada pertengahan permukaan meja/bucky. CR : 45 derajat ke caudad CP : 3 inchi (7,5 cm) diatas superciliary arch, menuju setinggi 1 inci (2,5cm) anterior tepi bawah MAE. FFD : 40 inchi (100cm) Alternatif Owen modification : pada proyeksi ini rotasi kepala berkisar antara 30-40 derajat dari sisi lateral dan CR berkisar 30-40 derajat ke caudad. Struktur yang ditampakkan : Tampak bagian tepi bawah petrous ridge, yang mencakup tepi bawah mastoid air cell dan struktur tulang labyrinth.